Skip to main content

Ruby Ring Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


In Soo ingin memberitahu Gyeong Min, bahwa perempuan yang terbaring di kasur itu adalah Roo Na. Untuk mencegah In Soo bicara, Roo Na pun dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai.
Gyeong Min pun langsung keluar memanggil dokter. In Soo memaksa Roo Na mengaku.

“Kau Roo Na! Kau Roo Na, kan! Katakan padaku, Jeong Roo Na! Kenapa! Kenapa!”



Sekarang, kita melihat In Soo yang duduk di warung tenda. Ia meminta satu botol soju lagi pada ahjumma pemilik tenda. Ahjumma pemilik tenda pun menolak karena melihat In Soo yang sudah mulai mabuk, tapi In Soo memaksa. In Soo sudah menghabiskan 6 botol soju.

Kata-kata dokter tentang Roo Na yang keguguran pun terngiang di telinganya. Ia juga ingat saat pertama kali melihat tahi lalat di telapak kaki Roo Na.



In Soo yang sudah mabuk berat, tak sengaja menyenggol meja pengunjung lain. Pengunjung itu marah dan memukuli In Soo.


In Soo lalu duduk di sebuah taman. Sambil menenggak sebotol soju, ia berusaha menghubungi ponsel Roo Na. Tapi operator mengalihkan In Soo ke pesan suara.

“Jeong Roo Na, kenapa? Apa alasanmu! Aku tidak mau kehilanganmu! Aku tidak akan pernah kehilanganmu!”



Roo Na sendiri juga menangis teringat In Soo. Gyeong Min yang sudah tertidur disamping Roo Na pun terbangun karena mendengar tangisan Roo Na. Gyeong Min lalu memeluk Roo Na.

“Jangan cemaskan hal lain. Aku disini. Aku akan tetap berada disisimu sampai akhir. Jangan cemas, Roo Bi-ya.” Ucap Gyeong Min.


In Soo sudah berada di apartemennya dan ia sedang menatap tajam foto Roo Na di ponselnya.



Sebagian perban di wajah Roo Na sudah dibuka. Gilja sedang mengupas buah untuk Roo Na. Chorim lalu datang bersama Dong Pal dan Soyeong. Chorim membawakan Roo Na buku harian Roo Bi.

“Untuk apa kau membawa itu?” tanya Gilja.

“Dia yang memintanya. Ada sesuatu yang penting yang ingin dia ketahui.” Jawab Chorim.

Soyeong lalu menyapa Roo Na, “Eonni, kau baik-baik saja.”

“Gomawoyo Soyeong-ah.” Jawab Roo Na.



Soyeong ternyata ngeh ada yang berbeda dari ‘Roo Bi’. Ia bilang, suara Roo Bi terdengar berbeda. Dong Pal menjelaskan, itu karena pita suara Roo Bi yang terganggu akibat kecelakaan itu.


Chorim lalu ingin menjenguk Roo Bi. Dong Pal mengajak Soyeong menjenguk Roo Bi juga.



Gilja ikutan pergi untuk mengambil air dan kopi. Gilja bilang, ia akan segera kembali.



Begitu Gilja pergi, In Soo masuk ke kamar Roo Na. Roo Na yang sangat itu tengah membaca buku harian Roo Bi langsung gugup melihat In Soo.

“Roo Na-ya, aku tahu kau bisa bicara sekarang jadi jawab aku, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo.

“Aku... bukan Roo Na.” Jawab Roo Na.

“Kau bukan Roo Na? Benarkah? Jangan bohong padaku.” Ucap In Soo.

“Kau salah orang.” Jawab Roo Na.

“Jeeong Roo Na! Kau pikir aku bodoh! Tahi lalat di kakimu....” 

In Soo lalu menyibak selimut yang menutupi kaki Roo Na, dan memegang kaki Roo Na.

“Tahi lalat tersembunyi yang tidak diketahui siapapun. Kau lah yang hamil dan kau juga orangnya yang memiliki tahi lalat di kakimu. Jika kau masih tidak mau mengaku, akan kuberitahu semua orang, jadi kita semua bisa memastikan kau Roo Na, bukan Roo Bi.”



In Soo kemudian melirik diary Roo Bi.

“Diary Jeong Roo Bi?” sinis In Soo, lalu mengambil dan membacanya.

“Desember 2006, mereka pergi liburan bersama. Jadi kemana mereka pergi? Katakan padaku! Katakan!”



Roo Na yang sudah tidak bisa berkelit lagi itu pun memohon pada In Soo, untuk tidak memberitahu siapapun bahwa dia bukan Roo Bi.

“Jadi semuanya benar.” Jawab In Soo kecewa.

Roo Na pun menangis. In Soo lalu memegang bahu Roo Na dan meminta penjelasan kenapa Roo Na melakukan semua itu. Roo Na pun berkata, ia tidak mau lagi hidup menyedihkan. Ia mau hidup kaya. Roo Na juga mengatakan soal Roo Bi yang kemungkinan besar akan meninggal.  

“Aku akan memberikanmu apapun. Semua akan baik-baik saja selama kau tetap diam.” Ucap Roo Na.

“Apa kau gila! Ayo, pergi. Katakan pada semuanya kau Jeong Roo Na!”

“Jangan seperti ini. Jangan melakukan ini padaku, In Soo.”

“Ada apa denganmu! Apa kau manusia? Bagaimana bisa kau menipu keluargamu sendiri!”



In Soo lantas terduduk lemas di depan Roo Na.

“Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku ingin menikah denganmu dan hidup bahagia setelahnya. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!”

Roo Na pun menangis. In Soo kemudian memeluk Roo Na.

“Sandiwara mu sudah berakhir. Kau pikir, berapa lama kau bisa berbohong. Ayo menikah, Roo Na-ya.”



Tapi Roo Na menolak. In Soo pun mulai meragukan cinta Roo Na. Ia tak percaya saat Roo Na mengaku masih mencintainya. Kesal, Roo Na pun membenarkan kata-kata In Soo. Ia berkata, bahwa ia tidak pernah mencintai In Soo walau hanya sedetik. Ia juga bilang, bahwa cinta adalah suatu kebodohan.

Roo Na lalu mengancam In Soo akan bunuh diri jika In Soo membuka rahasianya.

“Lebih kau mati daripada hidup seperti ini!” jawab In Soo.


Roo Na pun menantang In Soo. Ia mengambil pisau buah dan berusaha membunuh dirinya. In Soo langsung menghentikan Roo Na. Tepat saat In Soo sedang berusaha menghentikan Roo Na bunuh diri, Gilja pun datang.


In Soo mencari alasan, ia bilang datang untuk menjenguk ‘Roo Na’.


In Soo lalu beranjak pergi. Gilja pun merasa bersalah pada In Soo yang tetap mau menikahi putrinya ‘Roo Na’ yang sedang terbaring koma.



In Soo terluka. Sambil mengingat kenangannya bersama Roo Na, ia berjalan di bawah derasnya guyuran hujan. 

Lalu, kata-kata Roo Na tentang cinta adalah kebodohan, tentang Roo Na yang tak pernah mencintainya walau hanya sedetik, tentang Roo Na yang menyuruhnya melupakan Roo Na pun terngiang di telinganya.

In Soo pun berteriak...


Di lantai apartemennya, In Soo tertidur setelah menenggak beberapa botol soju.

Sementara itu, ponsel In Soo terus-terusan berbunyi. Telepon dari Nona Park... dari Produser Oh.


Lalu, In Soo menenggak beberapa pil sambil menatap fotonya dengan Roo Na.


In Soo tergeletak lemas di ranjang rumah sakit. Dan Nona Park tampak menemaninya. Nona Park bertanya, apa yang terjadi.

“Inilah penyakitmu, terlalu banyak bertanya.” Jawab In Soo.

In Soo lalu bilang, Nona Park seharusnya tidak membawanya ke rumah sakit.

“Na PD-nim.” Ucap Nona Park kesal.

“Terima kasih, Nona Park. Aku berutang padamu.” Jawab In Soo.


In Soo yang merasa pengap ingin duduk diluar. Nona Park pun membawakan kopi untuk In Soo. In Soo tak peduli meski Nona Park melarangnya minum kopi.

Ponsel Nona Park tiba-tiba berbunyi. Nona Park langsung pergi setelah menerima teleponnya.


Setelah Nona Park pergi, In Soo tanpa sengaja melihat Roo Na nya yang sedang berjalan-jalan dengan Gyeong Min di lantai bawah.



Gyeong Min menunjukkan video kebersamaannya dengan Roo Bi pada Roo Na.

“Aku pastikan kau akan kembali seperti ini. Aku pastikan hidup mu akan bahagia dan sempurna.” Ucap Gyeong Min.


Gyeong Min kemudian merangkul Roo Na.

“Baiklah, Jeong Roo Na. Aku akan mengawasi bagaimana dirimu yang tidak tahu malu mencuri hidup orang lain. Akan akan membuatmu menyadari bagaimana sakitnya. Kau tidak akan bisa lari dariku. Aku akan mengejarmu sampai akhir dan akan kupastikan kau hidup seperti di neraka, pelan-pelan namun pasti.” Ucap In Soo dalam hati sambil menatap tajam Roo Na.



Roo Na pun mulai menjalani operasi plastik. Dan kini, dia sudah memiliki wajah Roo Bi!!

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...