In Soo ingin memberitahu Gyeong Min, bahwa perempuan yang terbaring di kasur itu adalah Roo Na. Untuk mencegah In Soo bicara, Roo Na pun dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai.
Gyeong Min pun langsung keluar memanggil dokter. In
Soo memaksa Roo Na mengaku.
“Kau Roo Na! Kau Roo Na, kan! Katakan padaku, Jeong
Roo Na! Kenapa! Kenapa!”
Sekarang, kita melihat In Soo yang duduk di warung
tenda. Ia meminta satu botol soju lagi pada ahjumma pemilik tenda. Ahjumma
pemilik tenda pun menolak karena melihat In Soo yang sudah mulai mabuk, tapi In
Soo memaksa. In Soo sudah menghabiskan 6 botol soju.
Kata-kata dokter tentang Roo Na yang keguguran pun
terngiang di telinganya. Ia juga ingat saat pertama kali melihat tahi lalat di
telapak kaki Roo Na.
In Soo yang sudah mabuk berat, tak sengaja
menyenggol meja pengunjung lain. Pengunjung itu marah dan memukuli In Soo.
In Soo lalu duduk di sebuah taman. Sambil menenggak
sebotol soju, ia berusaha menghubungi ponsel Roo Na. Tapi operator mengalihkan
In Soo ke pesan suara.
“Jeong Roo Na, kenapa? Apa alasanmu! Aku tidak mau
kehilanganmu! Aku tidak akan pernah kehilanganmu!”
Roo Na sendiri juga menangis teringat In Soo. Gyeong
Min yang sudah tertidur disamping Roo Na pun terbangun karena mendengar
tangisan Roo Na. Gyeong Min lalu memeluk Roo Na.
“Jangan cemaskan hal lain. Aku disini. Aku akan
tetap berada disisimu sampai akhir. Jangan cemas, Roo Bi-ya.” Ucap Gyeong Min.
In Soo sudah berada di apartemennya dan ia sedang
menatap tajam foto Roo Na di ponselnya.
Sebagian perban di wajah Roo Na sudah dibuka. Gilja
sedang mengupas buah untuk Roo Na. Chorim lalu datang bersama Dong Pal dan
Soyeong. Chorim membawakan Roo Na buku harian Roo Bi.
“Untuk apa kau membawa itu?” tanya Gilja.
“Dia yang memintanya. Ada sesuatu yang penting yang
ingin dia ketahui.” Jawab Chorim.
Soyeong lalu menyapa Roo Na, “Eonni, kau baik-baik
saja.”
“Gomawoyo Soyeong-ah.” Jawab Roo Na.
Soyeong ternyata ngeh
ada yang berbeda dari ‘Roo Bi’. Ia bilang, suara Roo Bi terdengar berbeda. Dong
Pal menjelaskan, itu karena pita suara Roo Bi yang terganggu akibat kecelakaan
itu.
Chorim lalu ingin menjenguk Roo Bi. Dong Pal
mengajak Soyeong menjenguk Roo Bi juga.
Gilja ikutan pergi untuk mengambil air dan kopi.
Gilja bilang, ia akan segera kembali.
Begitu Gilja pergi, In Soo masuk ke kamar Roo Na.
Roo Na yang sangat itu tengah membaca buku harian Roo Bi langsung gugup melihat
In Soo.
“Roo Na-ya, aku tahu kau bisa bicara sekarang jadi
jawab aku, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo.
“Aku... bukan Roo Na.” Jawab Roo Na.
“Kau bukan Roo Na? Benarkah? Jangan bohong padaku.”
Ucap In Soo.
“Kau salah orang.” Jawab Roo Na.
“Jeeong Roo Na! Kau pikir aku bodoh! Tahi lalat di
kakimu....”
In Soo lalu menyibak selimut yang menutupi kaki Roo
Na, dan memegang kaki Roo Na.
“Tahi lalat tersembunyi yang tidak diketahui
siapapun. Kau lah yang hamil dan kau juga orangnya yang memiliki tahi lalat di
kakimu. Jika kau masih tidak mau mengaku, akan kuberitahu semua orang, jadi
kita semua bisa memastikan kau Roo Na, bukan Roo Bi.”
In Soo kemudian melirik diary Roo Bi.
“Diary Jeong Roo Bi?” sinis In Soo, lalu mengambil
dan membacanya.
“Desember 2006, mereka pergi liburan bersama. Jadi
kemana mereka pergi? Katakan padaku! Katakan!”
Roo Na yang sudah tidak bisa berkelit lagi itu pun
memohon pada In Soo, untuk tidak memberitahu siapapun bahwa dia bukan Roo Bi.
“Jadi semuanya benar.” Jawab In Soo kecewa.
Roo Na pun menangis. In Soo lalu memegang bahu Roo
Na dan meminta penjelasan kenapa Roo Na melakukan semua itu. Roo Na pun
berkata, ia tidak mau lagi hidup menyedihkan. Ia mau hidup kaya. Roo Na juga
mengatakan soal Roo Bi yang kemungkinan besar akan meninggal.
“Aku akan memberikanmu apapun. Semua akan baik-baik
saja selama kau tetap diam.” Ucap Roo Na.
“Apa kau gila! Ayo, pergi. Katakan pada semuanya kau
Jeong Roo Na!”
“Jangan seperti ini. Jangan melakukan ini padaku, In
Soo.”
“Ada apa denganmu! Apa kau manusia? Bagaimana bisa
kau menipu keluargamu sendiri!”
In Soo lantas terduduk lemas di depan Roo Na.
“Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku ingin
menikah denganmu dan hidup bahagia setelahnya. Bagaimana bisa kau melakukan ini
padaku!”
Roo Na pun menangis. In Soo kemudian memeluk Roo Na.
“Sandiwara mu sudah berakhir. Kau pikir, berapa lama
kau bisa berbohong. Ayo menikah, Roo Na-ya.”
Tapi Roo Na menolak. In Soo pun mulai meragukan
cinta Roo Na. Ia tak percaya saat Roo Na mengaku masih mencintainya. Kesal, Roo
Na pun membenarkan kata-kata In Soo. Ia berkata, bahwa ia tidak pernah
mencintai In Soo walau hanya sedetik. Ia juga bilang, bahwa cinta adalah suatu
kebodohan.
Roo Na lalu mengancam In Soo akan bunuh diri jika In
Soo membuka rahasianya.
“Lebih kau mati daripada hidup seperti ini!” jawab
In Soo.
Roo Na pun menantang In Soo. Ia mengambil pisau buah
dan berusaha membunuh dirinya. In Soo langsung menghentikan Roo Na. Tepat saat
In Soo sedang berusaha menghentikan Roo Na bunuh diri, Gilja pun datang.
In Soo mencari alasan, ia bilang datang untuk
menjenguk ‘Roo Na’.
In Soo lalu beranjak pergi. Gilja pun merasa
bersalah pada In Soo yang tetap mau menikahi putrinya ‘Roo Na’ yang sedang
terbaring koma.
In Soo terluka. Sambil mengingat kenangannya bersama
Roo Na, ia berjalan di bawah derasnya guyuran hujan.
Lalu, kata-kata Roo Na tentang cinta adalah
kebodohan, tentang Roo Na yang tak pernah mencintainya walau hanya sedetik,
tentang Roo Na yang menyuruhnya melupakan Roo Na pun terngiang di telinganya.
In Soo pun berteriak...
Di lantai apartemennya, In Soo tertidur setelah
menenggak beberapa botol soju.
Sementara itu, ponsel In Soo terus-terusan berbunyi.
Telepon dari Nona Park... dari Produser Oh.
Lalu, In Soo menenggak beberapa pil sambil menatap
fotonya dengan Roo Na.
In Soo tergeletak lemas di ranjang rumah sakit. Dan
Nona Park tampak menemaninya. Nona Park bertanya, apa yang terjadi.
“Inilah penyakitmu, terlalu banyak bertanya.” Jawab
In Soo.
In Soo lalu bilang, Nona Park seharusnya tidak
membawanya ke rumah sakit.
“Na PD-nim.” Ucap Nona Park kesal.
“Terima kasih, Nona Park. Aku berutang padamu.”
Jawab In Soo.
In Soo yang merasa pengap ingin duduk diluar. Nona
Park pun membawakan kopi untuk In Soo. In Soo tak peduli meski Nona Park
melarangnya minum kopi.
Ponsel Nona Park tiba-tiba berbunyi. Nona Park
langsung pergi setelah menerima teleponnya.
Setelah Nona Park pergi, In Soo tanpa sengaja
melihat Roo Na nya yang sedang berjalan-jalan dengan Gyeong Min di lantai
bawah.
Gyeong Min menunjukkan video kebersamaannya dengan
Roo Bi pada Roo Na.
“Aku pastikan kau akan kembali seperti ini. Aku
pastikan hidup mu akan bahagia dan sempurna.” Ucap Gyeong Min.
Gyeong Min kemudian merangkul Roo Na.
“Baiklah, Jeong Roo Na. Aku akan mengawasi bagaimana
dirimu yang tidak tahu malu mencuri hidup orang lain. Akan akan membuatmu
menyadari bagaimana sakitnya. Kau tidak akan bisa lari dariku. Aku akan
mengejarmu sampai akhir dan akan kupastikan kau hidup seperti di neraka,
pelan-pelan namun pasti.” Ucap In Soo dalam hati sambil menatap tajam Roo Na.
Roo Na pun mulai menjalani operasi plastik. Dan
kini, dia sudah memiliki wajah Roo Bi!!
0 Comments:
Post a Comment