• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 21 Part 2

Sebelumnya...


Di ruangannya, Se Ra bersama Gyeong Min dan staff lainnya sedang menonton acara home shopping JM. Ketika layar televisi menyorot karpet merah, Se Ra pun protes. Ia bertanya, apa perusahaan mereka menjual red carpet sekarang.


Di red carpet, Roo Na berjalan dengan anggunnya memunggungi kamera. Lalu, ia membalikkan badannya dan tersenyum ke arah kamera.

“Semua wanita bermimpi berjalan di red carpet, dengan gaun yang indah, gaya rambut memikat dan berkencan dengan seorang pria tampan. Tapi apakah itu cukup? Kami telah memesan sebuah tempat untuk anda, untuk red carpet di Hollywood dan di Cannes, tempat yang diimpikan para selebriti. Saat ini, kami memiliki sesuatu yang sempurna, untuk anda yang cantik.” Ucap Roo Na.


Di rumah, nenek yang menonton acara JM Home Shopping dengan Nyonya Park, terkejut melihat Roo Na.


Roo Na lantas mengambil salah satu produknya.

“Dengan kulit cantik, anda juga bisa merasakan sensasi red carpet.” Ucap Roo Na.


Penjualan pun meningkat tajam. Semua orang di kantor, memberikan applause untuk Roo Na.


Tak hanya di kantor. Di rumah pun, semua memuji Roo Na.


Selesai makan malam, Roo Na yang hendak menuju kamarnya, melihat Tuan Bae sedang menonton televisi sendirian. Roo Na pun mendekati Tuan Bae. Ia bertanya, apa Tuan Bae sudah membaca proposal yang dikirimnya via email. Roo Na juga mengajak Tuan Bae makan siang besok, ia mengaku ingin mendiskusikan sesuatu.


Di kamar, Gyeong Min berusaha menyentuh Roo Na. Tapi Roo Na yang tak ingin punya bayi, menghindari Gyeong Min. Roo Na mengaku, tidak ingin punya anak sekarang. Roo Na bilang, pekerjaan lebih penting untuknya sekarang.

“Tapi apa yang lebih penting dari keluarga?” ucap Gyeong Min.

“Tapi saat ini, pekerjaan lebih penting untukku daripada punya anak.” Jawab Roo Na.

Gyeong Min hanya bisa menghela nafas. Kecewa, ia menyuruh Roo Na tidur duluan dan beranjak dari kamarnya.


Keesokan harinya, saat makan siang dengan Tuan Bae, Roo Na meminta Tuan Bae memberinya acara homeshopping. Roo Na beralasan, home shopping bisa menjadi sarana untuk menjual produknya.

“Ini adalah era media massa, bahkan bisa dikatakan era peperangan media massa. Tapi kekuatan media massa tidak memiliki saingan. Dengan home shopping sebagai titik awal, kita bisa lebih banyak mendapatkan saluran TV dan saya yakin JM Group bisa menjadi salah satu konglomerat di Korea.” Ucap Roo Na.

Tuan Bae awalnya terkejut, tapi kemudian ia tertawa dan menasehati Roo Na agar tidak serakah. Tuan Bae juga bilang, JM Homeshopping milik Se Ra. Roo Na terus membujuk Tuan Bae. Ia berkata, ia bukan ingin merebut milik Se Ra.

“Mari kita lihat bagaimana kemajuanmu dan membicarakan ini nanti.” Ucap Tuan Bae.


Roo Na pun kesal, tapi di depan Tuan Bae ia pura-pura tersenyum.


Di kantor, para karyawan sedang membaca pengumuman promosi.

“Kupikir Miss Jeong akan dipindahkan ke JM Homeshopping.” Ucap Hyeryeon.

“Tidak, tapi sekarang dia dipromosikan menjadi manajer di departemen pemasaran.” Jawab Jin Hee.

Sementara senior mereka, Miss Yoon, dipindahkan ke Departemen Perencanaan Produk.


Roo Na menemui Se Ra. Ia minta produsernya diganti. Ia mengaku, tidak bisa bekerja sama dengan In Soo. Tapi Se Ra tidak setuju dan malah memuji In Soo, membuat Roo Na stress.


Gagal membujuk Se Ra, Roo Na pun menemui In Soo.

“Temui Direktur Bae dan katakan kau tidak bisa.” Suruh Roo Na. Tapi In Soo menolak.


Roo Na kembali siaran. Selesai siaran, semua memberikan applause untuknya. Termasuk Roo Bi. Roo Na lantas menyuruh Roo Bi pulang duluan.


Seorang reporter mewawancarai Roo Na. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, reporter itu menanyakan kisah cinta Roo Na dan Gyeong Min. Roo Na pun menjawab, ia dan Gyeong Min bertemu di tahun pertama mereka di universitas.

“Kudengar kalian sempat putus. Apakah kau sempat berkencan dengan pria lain setelah itu?” tanya reporter.

Roo Na pun berkata, ia sempat berkencan dengan seorang pecundang. Seorang pria yang tidak memiliki uang, bakat, ambisi dan penglihatan. Pria yang percaya kalau hanya cinta satu-satunya yang bisa membuat seseorang bahagia.


Di ruang siaran, In Soo melihat Roo Na yang sedang diwawancarai. Penasaran, In Soo pun berusaha mendengarkan pembicaraan mereka.

“Tapi berkat dia, aku menyadari satu hal.” Ucap Roo Na.

“Dan anda menemukannya dalam diri Wakil Presdir Bae Gyeong Min?” tanya reporter.

“Dia idaman semua wanita, tidak seperti pecundang yang dulu kukencani.” Jawab Roo Na.


In Soo pun kesal mendengarnya.

Ruby Ring Ep 21 Part 1

Sebelumnya...


Chorim sibuk membuat kimbap untuk dibawa piknik. Soyeong bukannya membantu, malah mencomoti satu2 kimbap yang telah selesai dibuat Chorim. Soyeong bilang, piknik tidak akan lengkap tanpa kimbap. Chorim pun memarahi Soyeong yang sibuk memakani kimbap yang sudah dibuatnya.

“Kau tidak membuatnya untukku. Kau membuatnya untuk Dongpal, pria yang kau cintai.” Jawab Soyeong.

Gilja diam saja. Ia masih kepikiran soal Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min. Melihat Gilja diam saja, Chorim pun mengira Gilja marah karena mereka terpaksa menutup restoran untuk pergi piknik.


“Bersikap baik lah padaku, karena aku akan membuatkan makanan yang enak untuk Tuan No Dongpal, paman Roo Bi dan Roo Na yang bisa diandalkan.” Jawab Gilja.

“Berapa kali harus kubilang padamu. Tidak ada apa-apa antara aku dan Dongpal.” Ucap Chorim.


Sekarang, Chorim dan Dongpal sedang di perjalanan menuju lokasi piknik. Chorim menggerakkan badannya, mengikuti irama lagu yang diputar Dongpal. Tapi tiba-tiba, Dongpal mematikan lagunya.

“Kenapa dimatikan? Itu menyenangkan.” Ucap Chorim.

“Chorim, malam ini akan menjadi malam yang bersejarah bagi kita berdua.” Jawab Dongpal.

“Apa maksud perkataanmu?” tanya Chorim.

“Bukalah tas itu, ada hadiah untukmu.” Jawab Dongpal.


“Hadiah? Tas ini? Apa ini?” tanya Chorim sambil menunjuk tas di belakangnya. Chorim pun bergegas membuka tas itu dan isinya, beberapa pakaian dalam wanita. Chorim terkejut.

“Apa sebenarnya ini?” tanya Chorim.

“Hari ini adalah hari besar.” Jawab Dongpal.

“Apa maksudmu hari besar?” tanya Chorim dengan ekspresi malu.

“Jangan pura-pura. Kau tahu apa maksudku. Setelah piknik, datang lah ke kafe yang sering kita kunjungi. Aku tunggu kau disana. Aku akan mengejarmu. Mengerti, Chorim?” Jawab Dongpal.


Soyeong, Gilja dan Roo Bi semobil dengan In Soo. Sepanjang perjalanan, Gilja terus memikirkan Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min.

“Bagaimana bisa gadis pintar sepertinya membuat kekacauan seperti itu.” Ucap Gilja dalam hati.

Sementara Soyeong sibuk mengagumi mobil In Soo yang sangat luas. Soyeong penasaran, harga mobil In Soo. Apakah mahal, Soyeong bertanya. In Soo berkata, mobilnya tidak terlalu mahal. Soyeong lalu menyuruh In Soo memutar Radio. Begitu radio menyala, terdengarlah laporan lalu lintas. Mendengar laporan itu, Soyeong mengaku jadi teringat Roo Na saat masih menjadi reporter.  Soyeong pun memuji Roo Na. Roo Bi hanya tersenyum mendengar pujian itu. Sementara In Soo, dia hanya menghela napas mendengar Soyeong memuji Roo Na.


Di kantor, Roo Na dan tim Roo Bi bekerja keras menyelesaikan kekacauan yang dibuat Roo Na.


Mereka akhirnya sampai di tempat piknik. Roo Bi, Gilja, Soyeong dan Chorim duduk di bawah pohon.

“Bukankah ini menyenangkan, eomma?” tanya Roo Bi.

“Nyonya Yoo, ayo kita pergi piknik sekali-kali. Aku sudah lama tinggal di Seoul, tapi ini kali pertamaku pergi kesini.” Ucap Soyeong.


In Soo dan Dongpal sedang memasang tenda. Dongpal menyuruh In Soo menarik lebih kuat tali tendanya. In Soo pun berkata, bahwa ia sudah sering memasang tenda. Mereka pun berdebat. Dongpal tak terima dianggap lemah karena tak bisa memasang tenda. Ia berkata, ia pernah menjuarai gulat di Chuncheon.

Mendengar itu, In Soo pun mengajak Dongpal adu panco. Yang kalah, harus memasang tenda sendirian.


Dongpal hampir menang, tapi In Soo berhasil membalikkan keadaan. Tapi di detik2 terakhir, In Soo mengalah. Chorim pun senang melihat Dongpal juara. Roo Bi tersenyum pada In Soo, ia tahu In Soo sengaja mengalah.


Lalu, In Soo dan Roo Bi jalan-jalan berdua. Roo Bi bertanya, kenapa In Soo tidak pergi meninggalkannya. In Soo berkata, karena Roo Bi membutuhkannya. In Soo lantas menggenggam tangan Roo Bi dan berjanji akan melindungi Roo Bi.


Gyeong Min tiba-tiba datang. In Soo langsung diam melihat Gyeong Min. Gyeong Min berkata, kalau ia tidak mau melewatkan momen bersama keluarga Roo Bi.


Saat makan malam, Chorim pun mengaku kalau ia yang mengundang Gyeong Min. Chorim berkata, sebenarnya ia menelpon Roo Na, tapi karena Roo Na tak bisa dihubungi, jadi ia menelpon Gyeong Min.

Gilja pun  memarahi Chorim yang sudah mengganggu Gyeong Min yang super sibuk. Tapi Gyeong Min membela Chorim. Ia berkata, kapan lagi punya waktu berkumpul bersama keluarga Roo Bi.

“Eomma, bisakah aku meminta air?” tanya Roo Bi.

“Omo, kita kehabisan air dan ibu lupa mengambilnya.” Jawab Gilja.

“Biar aku yang mengambilnya.” Ucap Gyeong Min.

“Aku akan ikut denganmu.” Jawab Roo Bi.


Dalam perjalanan kembali ke tenda, mereka pun membahas Roo Na yang sudah membuat masalah di kantor. Roo Bi meminta Gyeong Min membantu Roo Na. Gyeong Min pun merasa istrinya beruntung memiliki adik yang begitu mencemaskannya.

“Aku mencemaskannya, tapi tidak ada yang bisa kulakukan untuknya.” Ucap Roo Bi.

“Roo Na, maafkan aku. Aku selalu merasa berhutang padamu. Aku merasa kecelakaan itu kesalahanku dan aku harus disalahkan atas penderitaanmu.” Jawab Gyeong Min.


Roo Bi pun terdiam. Bayangan masa lalunya kembali muncul di benaknya. Saat ia berjalan dengan Gyeong Min di tepi Sungai Han. Saat itu Gyeong Min mengajak Roo Bi menikah. Ia meminta Roo Bi memaafkannya dan mengajak Roo Bi memulai hubungan mereka lagi. Roo Bi menolak Gyeong Min. Gyeong Min yang tak mau kehilangan Roo Bi lagi pun terus membujuk Roo Bi. Ia bahkan memeluk Roo Bi saat itu.


“Roo Na, ada apa? Kepalamu sakit lagi?” tanya Gyeong Min.

“Aku tidak tahu. Kakak ipar, aku tidak ingat apapun. Aku hampir ingat, tapi ingatanku...”

Dan Roo Bi pun menyenderkan kepalanya di lengan Gyeong Min.

Seseorang memotret mereka.


Dongpal dan Chorim berduaan di taman. Chorim penasaran dengan isi kepala Dongpal. Dongpal balik bertanya, apa yang dipikirkan Chorim.

“Aku hanya....” Chorim bingung menjawabnya.

“Kau ingat yang kukatakan? Siapkan dirimu. Aku sudah bersabar sebisaku. Aku tidak bisa menahannya lagi.” Ucap Dongpal.

Dongpal pun berusaha mencium Chorim, tapi Chorim menghindar hingga akhirnya mereka jatuh dari bangku. Dongpal kesal Chorim menghindari ciumannya.


Lalu tiba-tiba, mereka mendengar suara Gilja yang mencari mereka. Chorim panic. Dongpal pun langsung menarik Chorim ke tenda. Di tenda, Dongpal kembali mencoba mencium Chorim. Kali ini Chorim tidak menghindar, tapi mereka lagi-lagi gagal berciuman. Kali ini karena Gilja.

“Apa yang kau lakukan di tenda kita?” tanya Gilja dari luar tenda.

Chorim pun kesal.


In Soo membawakan Gyeong Min minuman. Sementara itu, tak jauh dari tempat mereka duduk, Roo Bi duduk bersama ibunya di tenda. Roo Bi sedang memijat bahu ibunya. Sesekali mereka tertawa. Gyeong Min pun terpana melihat tawa Roo Na.

“Bukankah dia menawan?” ucap In Soo.

“Iya?” tanya Gyeong Min.

“Roo Na.” Jawab In Soo. Gyeong Min pun mengiyakan.


Roo Na masih terus bekerja, padahal tim nya sudah pada pulang. Saat tengah serius bekerja, ponselnya berdering dan ia terkejut menerima kiriman foto-foto Gyeong Min dan Roo Bi.


Di sebuah kafe, Chorim duduk sendirian dan memperhatikan sepasang kasih yang lagi pacaran. Chorim pun ingat kata-kata Dongpal di mobil tadi. Seketika, ia jadi malu sendiri. Chorim lalu mempercantik dirinya dengan memakai lipstick.


Mobil Roo Na melaju kencang di jalanan. Roo Na tampak kesal, ia memukuli setir mobilnya berkali-kali. Roo Na lantas menghubungi Gyeong Min.

“Gyeong Min-ssi, kau dimana? Dengan siapa?”


Gyeong Min sendiri ada di restoran Gilja bersama Dongpal dan In Soo. Roo Na kemudian datang dan mengajak Gyeong Min pulang. Roo Na juga melarang ibunya menghubungi Gyeong Min tanpa sepengetahuannya. Tapi Gyeong Min menolak karena belum menghabiskan minumannya.

“Aku lelah.” Bujuk Roo Na.

“Sepertinya istrimu, akan menakutkan jika kau membuatnya gusar.” Ucap In Soo.

“Pergilah, Gyeong Min. Kau tidak mau keluargamu cemas, kan.” Ucap Gilja.


Gyeong Min pun menurut. Tapi karena mabuk, ia tidak bisa berdiri dengan benar. Gilja pun mau membantu Gyeong Min berdiri, tapi Roo Na langsung melarangnya dan bergegas membawa Gyeong Min pergi.


Begitu Gyeong Min dan Roo Na pergi, barulah Dongpal teringat sama Chorim yang sedang menunggunya di kafe.


Di kafe, Chorim mulai kesal menunggu Dongpal. Ia menghubungi Dongpal, tapi tak dijawab. Saat sudah mau pergi, Dongpal tiba-tiba datang. Dongpal beralasan, kalau In Soo dan Gyeong Min yang menahannya pergi. Dongpal lalu mengajak Chorim pergi.

Dongpal mengajak Chorim ke hotel. Chorim menolak dengan wajah malu, tapi saat menyadari Dongpal mengajaknya ke sauna, ia pun jadi kesal.


Di sauna, Dongpal malah ketiduran dan membiarkan Chorim makan sendirian. Chorim pun menatap Dongpal dengan kesal.


Di kantor, Roo Na dan timnya dapat masalah. Model mereka yang akan tampil, mengalami cedera tangan. Produser pun menyuruh asistennya menghubungi Roo Bi, tapi Roo Bi tidak ada di Seoul. Sontak mereka panic sementara acara akan dimulai setengah jam lagi tapi mereka tidak bisa menemukan model pengganti.

Tiba-tiba saja, Roo Na memikirkan sesuatu.