Chorim sibuk membuat kimbap untuk dibawa piknik. Soyeong bukannya membantu, malah mencomoti satu2 kimbap yang telah selesai dibuat Chorim. Soyeong bilang, piknik tidak akan lengkap tanpa kimbap. Chorim pun memarahi Soyeong yang sibuk memakani kimbap yang sudah dibuatnya.
“Kau tidak membuatnya untukku. Kau membuatnya untuk
Dongpal, pria yang kau cintai.” Jawab Soyeong.
Gilja diam saja. Ia masih kepikiran soal Roo Na yang
sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min. Melihat Gilja diam saja,
Chorim pun mengira Gilja marah karena mereka terpaksa menutup restoran untuk
pergi piknik.
“Bersikap baik lah padaku, karena aku akan membuatkan makanan yang enak untuk Tuan No Dongpal, paman Roo Bi dan Roo Na yang bisa diandalkan.” Jawab Gilja.
“Berapa kali harus kubilang padamu. Tidak ada
apa-apa antara aku dan Dongpal.” Ucap Chorim.
Sekarang, Chorim dan Dongpal sedang di perjalanan
menuju lokasi piknik. Chorim menggerakkan badannya, mengikuti irama lagu yang
diputar Dongpal. Tapi tiba-tiba, Dongpal mematikan lagunya.
“Kenapa dimatikan? Itu menyenangkan.” Ucap Chorim.
“Chorim, malam ini akan menjadi malam yang
bersejarah bagi kita berdua.” Jawab Dongpal.
“Apa maksud perkataanmu?” tanya Chorim.
“Bukalah tas itu, ada hadiah untukmu.” Jawab
Dongpal.
“Hadiah? Tas ini? Apa ini?” tanya Chorim sambil menunjuk tas di belakangnya. Chorim pun bergegas membuka tas itu dan isinya, beberapa pakaian dalam wanita. Chorim terkejut.
“Apa sebenarnya ini?” tanya Chorim.
“Hari ini adalah hari besar.” Jawab Dongpal.
“Apa maksudmu hari besar?” tanya Chorim dengan
ekspresi malu.
“Jangan pura-pura. Kau tahu apa maksudku. Setelah
piknik, datang lah ke kafe yang sering kita kunjungi. Aku tunggu kau disana.
Aku akan mengejarmu. Mengerti, Chorim?” Jawab Dongpal.
Soyeong, Gilja dan Roo Bi semobil dengan In Soo.
Sepanjang perjalanan, Gilja terus memikirkan Roo Na yang sudah membuat
kekacauan di perusahaan Gyeong Min.
“Bagaimana bisa gadis pintar sepertinya membuat
kekacauan seperti itu.” Ucap Gilja dalam hati.
Sementara Soyeong sibuk mengagumi mobil In Soo yang
sangat luas. Soyeong penasaran, harga mobil In Soo. Apakah mahal, Soyeong
bertanya. In Soo berkata, mobilnya tidak terlalu mahal. Soyeong lalu menyuruh
In Soo memutar Radio. Begitu radio menyala, terdengarlah laporan lalu lintas.
Mendengar laporan itu, Soyeong mengaku jadi teringat Roo Na saat masih menjadi
reporter. Soyeong pun memuji Roo Na. Roo
Bi hanya tersenyum mendengar pujian itu. Sementara In Soo, dia hanya menghela
napas mendengar Soyeong memuji Roo Na.
Di kantor, Roo Na dan tim Roo Bi bekerja keras
menyelesaikan kekacauan yang dibuat Roo Na.
Mereka akhirnya sampai di tempat piknik. Roo Bi,
Gilja, Soyeong dan Chorim duduk di bawah pohon.
“Bukankah ini menyenangkan, eomma?” tanya Roo Bi.
“Nyonya Yoo, ayo kita pergi piknik sekali-kali. Aku
sudah lama tinggal di Seoul, tapi ini kali pertamaku pergi kesini.” Ucap
Soyeong.
In Soo dan Dongpal sedang memasang tenda. Dongpal menyuruh In Soo menarik lebih kuat tali tendanya. In Soo pun berkata, bahwa ia sudah sering memasang tenda. Mereka pun berdebat. Dongpal tak terima dianggap lemah karena tak bisa memasang tenda. Ia berkata, ia pernah menjuarai gulat di Chuncheon.
Mendengar itu, In Soo pun mengajak Dongpal adu
panco. Yang kalah, harus memasang tenda sendirian.
Dongpal hampir menang, tapi In Soo berhasil
membalikkan keadaan. Tapi di detik2 terakhir, In Soo mengalah. Chorim pun
senang melihat Dongpal juara. Roo Bi tersenyum pada In Soo, ia tahu In Soo
sengaja mengalah.
Lalu, In Soo dan Roo Bi jalan-jalan berdua. Roo Bi
bertanya, kenapa In Soo tidak pergi meninggalkannya. In Soo berkata, karena Roo
Bi membutuhkannya. In Soo lantas menggenggam tangan Roo Bi dan berjanji akan
melindungi Roo Bi.
Gyeong Min tiba-tiba datang. In Soo langsung diam
melihat Gyeong Min. Gyeong Min berkata, kalau ia tidak mau melewatkan momen
bersama keluarga Roo Bi.
Saat makan malam, Chorim pun mengaku kalau ia yang
mengundang Gyeong Min. Chorim berkata, sebenarnya ia menelpon Roo Na, tapi
karena Roo Na tak bisa dihubungi, jadi ia menelpon Gyeong Min.
Gilja pun
memarahi Chorim yang sudah mengganggu Gyeong Min yang super sibuk. Tapi
Gyeong Min membela Chorim. Ia berkata, kapan lagi punya waktu berkumpul bersama
keluarga Roo Bi.
“Eomma, bisakah aku meminta air?” tanya Roo Bi.
“Omo, kita kehabisan air dan ibu lupa mengambilnya.”
Jawab Gilja.
“Biar aku yang mengambilnya.” Ucap Gyeong Min.
“Aku akan ikut denganmu.” Jawab Roo Bi.
Dalam perjalanan kembali ke tenda, mereka pun
membahas Roo Na yang sudah membuat masalah di kantor. Roo Bi meminta Gyeong Min
membantu Roo Na. Gyeong Min pun merasa istrinya beruntung memiliki adik yang
begitu mencemaskannya.
“Aku mencemaskannya, tapi tidak ada yang bisa
kulakukan untuknya.” Ucap Roo Bi.
“Roo Na, maafkan aku. Aku selalu merasa berhutang
padamu. Aku merasa kecelakaan itu kesalahanku dan aku harus disalahkan atas
penderitaanmu.” Jawab Gyeong Min.
Roo Bi pun terdiam. Bayangan masa lalunya kembali muncul di benaknya. Saat ia berjalan dengan Gyeong Min di tepi Sungai Han. Saat itu Gyeong Min mengajak Roo Bi menikah. Ia meminta Roo Bi memaafkannya dan mengajak Roo Bi memulai hubungan mereka lagi. Roo Bi menolak Gyeong Min. Gyeong Min yang tak mau kehilangan Roo Bi lagi pun terus membujuk Roo Bi. Ia bahkan memeluk Roo Bi saat itu.
“Roo Na, ada apa? Kepalamu sakit lagi?” tanya Gyeong
Min.
“Aku tidak tahu. Kakak ipar, aku tidak ingat apapun.
Aku hampir ingat, tapi ingatanku...”
Dan Roo Bi pun menyenderkan kepalanya di lengan
Gyeong Min.
Seseorang memotret mereka.
Dongpal dan Chorim berduaan di taman. Chorim
penasaran dengan isi kepala Dongpal. Dongpal balik bertanya, apa yang
dipikirkan Chorim.
“Aku hanya....” Chorim bingung menjawabnya.
“Kau ingat yang kukatakan? Siapkan dirimu. Aku sudah
bersabar sebisaku. Aku tidak bisa menahannya lagi.” Ucap Dongpal.
Dongpal pun berusaha mencium Chorim, tapi Chorim
menghindar hingga akhirnya mereka jatuh dari bangku. Dongpal kesal Chorim
menghindari ciumannya.
Lalu tiba-tiba, mereka mendengar suara Gilja yang
mencari mereka. Chorim panic. Dongpal pun langsung menarik Chorim ke tenda. Di
tenda, Dongpal kembali mencoba mencium Chorim. Kali ini Chorim tidak
menghindar, tapi mereka lagi-lagi gagal berciuman. Kali ini karena Gilja.
“Apa yang kau lakukan di tenda kita?” tanya Gilja
dari luar tenda.
Chorim pun kesal.
In Soo membawakan Gyeong Min minuman. Sementara itu,
tak jauh dari tempat mereka duduk, Roo Bi duduk bersama ibunya di tenda. Roo Bi
sedang memijat bahu ibunya. Sesekali mereka tertawa. Gyeong Min pun terpana
melihat tawa Roo Na.
“Bukankah dia menawan?” ucap In Soo.
“Iya?” tanya Gyeong Min.
“Roo Na.” Jawab In Soo. Gyeong Min pun mengiyakan.
Roo Na masih terus bekerja, padahal tim nya sudah pada pulang. Saat tengah serius bekerja, ponselnya berdering dan ia terkejut menerima kiriman foto-foto Gyeong Min dan Roo Bi.
Di sebuah kafe, Chorim duduk sendirian dan
memperhatikan sepasang kasih yang lagi pacaran. Chorim pun ingat kata-kata
Dongpal di mobil tadi. Seketika, ia jadi malu sendiri. Chorim lalu mempercantik
dirinya dengan memakai lipstick.
Mobil Roo Na melaju kencang di jalanan. Roo Na
tampak kesal, ia memukuli setir mobilnya berkali-kali. Roo Na lantas
menghubungi Gyeong Min.
“Gyeong Min-ssi, kau dimana? Dengan siapa?”
Gyeong Min sendiri ada di restoran Gilja bersama
Dongpal dan In Soo. Roo Na kemudian datang dan mengajak Gyeong Min pulang. Roo
Na juga melarang ibunya menghubungi Gyeong Min tanpa sepengetahuannya. Tapi
Gyeong Min menolak karena belum menghabiskan minumannya.
“Aku lelah.” Bujuk Roo Na.
“Sepertinya istrimu, akan menakutkan jika kau
membuatnya gusar.” Ucap In Soo.
“Pergilah, Gyeong Min. Kau tidak mau keluargamu
cemas, kan.” Ucap Gilja.
Gyeong Min pun menurut. Tapi karena mabuk, ia tidak
bisa berdiri dengan benar. Gilja pun mau membantu Gyeong Min berdiri, tapi Roo
Na langsung melarangnya dan bergegas membawa Gyeong Min pergi.
Begitu Gyeong Min dan Roo Na pergi, barulah Dongpal
teringat sama Chorim yang sedang menunggunya di kafe.
Di kafe, Chorim mulai kesal menunggu Dongpal. Ia menghubungi Dongpal, tapi tak dijawab. Saat sudah mau pergi, Dongpal tiba-tiba datang. Dongpal beralasan, kalau In Soo dan Gyeong Min yang menahannya pergi. Dongpal lalu mengajak Chorim pergi.
Dongpal mengajak Chorim ke hotel. Chorim menolak
dengan wajah malu, tapi saat menyadari Dongpal mengajaknya ke sauna, ia pun
jadi kesal.
Di sauna, Dongpal malah ketiduran dan membiarkan
Chorim makan sendirian. Chorim pun menatap Dongpal dengan kesal.
Di kantor, Roo Na dan timnya dapat masalah. Model mereka yang akan tampil, mengalami cedera tangan. Produser pun menyuruh asistennya menghubungi Roo Bi, tapi Roo Bi tidak ada di Seoul. Sontak mereka panic sementara acara akan dimulai setengah jam lagi tapi mereka tidak bisa menemukan model pengganti.
Tiba-tiba saja, Roo Na memikirkan sesuatu.
0 Comments:
Post a Comment