Di ruangannya, Se Ra bersama Gyeong Min dan staff lainnya sedang menonton acara home shopping JM. Ketika layar televisi menyorot karpet merah, Se Ra pun protes. Ia bertanya, apa perusahaan mereka menjual red carpet sekarang.
Di red carpet, Roo Na berjalan dengan anggunnya
memunggungi kamera. Lalu, ia membalikkan badannya dan tersenyum ke arah kamera.
“Semua wanita bermimpi berjalan di red carpet,
dengan gaun yang indah, gaya rambut memikat dan berkencan dengan seorang pria
tampan. Tapi apakah itu cukup? Kami telah memesan sebuah tempat untuk anda,
untuk red carpet di Hollywood dan di Cannes, tempat yang diimpikan para
selebriti. Saat ini, kami memiliki sesuatu yang sempurna, untuk anda yang
cantik.” Ucap Roo Na.
Roo Na lantas mengambil salah satu produknya.
“Dengan kulit cantik, anda juga bisa merasakan
sensasi red carpet.” Ucap Roo Na.
Tak hanya di kantor. Di rumah pun, semua memuji Roo
Na.
Selesai makan malam, Roo Na yang hendak menuju kamarnya, melihat Tuan Bae sedang menonton televisi sendirian. Roo Na pun mendekati Tuan Bae. Ia bertanya, apa Tuan Bae sudah membaca proposal yang dikirimnya via email. Roo Na juga mengajak Tuan Bae makan siang besok, ia mengaku ingin mendiskusikan sesuatu.
Di kamar, Gyeong Min berusaha menyentuh Roo Na. Tapi Roo Na yang tak ingin punya bayi, menghindari Gyeong Min. Roo Na mengaku, tidak ingin punya anak sekarang. Roo Na bilang, pekerjaan lebih penting untuknya sekarang.
“Tapi apa yang lebih penting dari keluarga?” ucap
Gyeong Min.
“Tapi saat ini, pekerjaan lebih penting untukku
daripada punya anak.” Jawab Roo Na.
Gyeong Min hanya bisa menghela nafas. Kecewa, ia
menyuruh Roo Na tidur duluan dan beranjak dari kamarnya.
Keesokan harinya, saat makan siang dengan Tuan Bae,
Roo Na meminta Tuan Bae memberinya acara homeshopping. Roo Na beralasan, home
shopping bisa menjadi sarana untuk menjual produknya.
“Ini adalah era media massa, bahkan bisa dikatakan
era peperangan media massa. Tapi kekuatan media massa tidak memiliki saingan. Dengan
home shopping sebagai titik awal, kita bisa lebih banyak mendapatkan saluran TV
dan saya yakin JM Group bisa menjadi salah satu konglomerat di Korea.” Ucap Roo
Na.
Tuan Bae awalnya terkejut, tapi kemudian ia tertawa
dan menasehati Roo Na agar tidak serakah. Tuan Bae juga bilang, JM Homeshopping
milik Se Ra. Roo Na terus membujuk Tuan Bae. Ia berkata, ia bukan ingin merebut
milik Se Ra.
“Mari kita lihat bagaimana kemajuanmu dan
membicarakan ini nanti.” Ucap Tuan Bae.
Roo Na pun kesal, tapi di depan Tuan Bae ia
pura-pura tersenyum.
Di kantor, para karyawan sedang membaca pengumuman
promosi.
“Kupikir Miss Jeong akan dipindahkan ke JM
Homeshopping.” Ucap Hyeryeon.
“Tidak, tapi sekarang dia dipromosikan menjadi
manajer di departemen pemasaran.” Jawab Jin Hee.
Sementara senior mereka, Miss Yoon, dipindahkan ke
Departemen Perencanaan Produk.
Roo Na menemui Se Ra. Ia minta produsernya diganti.
Ia mengaku, tidak bisa bekerja sama dengan In Soo. Tapi Se Ra tidak setuju dan
malah memuji In Soo, membuat Roo Na stress.
“Temui Direktur Bae dan katakan kau tidak bisa.”
Suruh Roo Na. Tapi In Soo menolak.
Roo Na kembali siaran. Selesai siaran, semua
memberikan applause untuknya. Termasuk Roo Bi. Roo Na lantas menyuruh Roo Bi
pulang duluan.
Seorang reporter mewawancarai Roo Na. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, reporter itu menanyakan kisah cinta Roo Na dan Gyeong Min. Roo Na pun menjawab, ia dan Gyeong Min bertemu di tahun pertama mereka di universitas.
“Kudengar kalian sempat putus. Apakah kau sempat
berkencan dengan pria lain setelah itu?” tanya reporter.
Roo Na pun berkata, ia sempat berkencan dengan
seorang pecundang. Seorang pria yang tidak memiliki uang, bakat, ambisi dan
penglihatan. Pria yang percaya kalau hanya cinta satu-satunya yang bisa membuat
seseorang bahagia.
Di ruang siaran, In Soo melihat Roo Na yang sedang diwawancarai. Penasaran, In Soo pun berusaha mendengarkan pembicaraan mereka.
“Tapi berkat dia, aku menyadari satu hal.” Ucap Roo
Na.
“Dan anda menemukannya dalam diri Wakil Presdir Bae
Gyeong Min?” tanya reporter.
“Dia idaman semua wanita, tidak seperti pecundang
yang dulu kukencani.” Jawab Roo Na.
In Soo pun kesal mendengarnya.
0 Comments:
Post a Comment