• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 40 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi memakai gaun pengantinnya, lalu berdiri di depan cermin.

"Untuk semua yang kau rebut dariku, aku tidak akan pernah memaafkanmu. Untuk hidupku yang sudah kau curi, aku akan membuatmu membayarnya. Tunggulah, Jeong Roo Na." ucap Roo Bi.


Di kamarnya, In Soo kepikiran saat ia menemukan Roo Bi di dekat pintu apartemennya.


Ia juga ingat ketika Roo Bi siuman, Roo Bi menyebut nama Gyeong Min.

*Jadi itu beneran Roo Bi manggilin Gyeong Min? Sy kira, itu hanya mimpi Roo Bi.


In Soo juga ingat ketika Roo Bi menghindar saat ia hendak menyentuh wajah Roo Bi.


Tak lama kemudian, terdengar bunyi bel.

"Nuguseyo?" tanya In Soo.

"Ini aku." jawab Roo Bi. In Soo pun bergegas membukakan pintu.

"Apa yang membuatmu datang di jam segini?" tanya In Soo.

"In Soo-ssi, kita perlu bicara." jawab Roo Bi.

"Apakah itu penting?" tanya In Soo.

"Tunda pernikahan kita." jawab Roo Bi.

In Soo pun meminta penjelasan kenapa Roo Bi ingin pernikahan mereka ditunda. Roo Bi beralasan, bahwa dirinya masih belum yakin.

"Tidak yakin tentang apa? Tentang cintaku padamu? Atau cintamu padaku?" tanya In Soo.

"Keduanya. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku tidak ingat apa-apa. Kita memang telah bersumpah menghabiskan sisa hidup kita bersama, tapi aku masih... masih..."

"Berjuanglah untukku. Aku mencintaimu. Dan bahkan meskipun kau tidak yakin tentang cintamu padaku, nantinya kau akan jatuh cinta padaku. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku."

"Aku tidak bisa. Kalau kau memang mencintaiku, tunggulah aku. Tidak bisakah kau menunggu? Maafkan aku. Aku harap kau mengerti. Aku akan membatalkan semua persiapan pernikahan kita."


Roo Bi lalu hendak pergi, tapi In Soo mencegahnya. In Soo memeluk Roo Bi dari belakang dan meminta Roo Bi untuk tetap disisinya. Roo Bi pun berbalik, menatap In Soo.

"Kenapa aku yang meninggalkanmu? Kau lah yang seharusnya meninggalkanku." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu beranjak pergi.


Setibanya diluar, Roo Bi bertanya-tanya, apa In Soo mencintainya karena menganggap dirinya Roo Na atau In Soo pura-pura tidak tahu dirinya Roo Bi.

Roo Bi kemudian berkata, sampai ia mengetahui semuanya, ia tidak akan mempercayai siapapun.


Setibanya di rumah, Roo Bi memberitahu ibunya bahwa ia dan In Soo memutuskan menunda pernikahan. Gilja pun kaget.

Ia bertanya, apa Roo Bi dan In Soo tidak jadi menikah. Roo Bi pun berkata, pernikahannya hanya ditunda, bukan dibatalkan.

Gilja lalu menyuruh Roo Bi duduk. Ia bertanya, apa Roo Bi dan In Soo bertengkar. Apa Roo Bi hanya kesal.

"Roo Na-ya, banyak pasangan yang bertengkar saat menyiapkan pernikahan. Itu normal. Jika karena itu, pasangan putus, tidak akan ada pernikahan. Jadi, cobalah untuk mengerti dan..."

"Eomma, bukan itu alasannya." jawab Roo Bi.

"Lalu apa? Katakan padaku!" ucap Gilja.

Roo Bi pun terdiam. Ia bingung harus mengatakan apa.


Chorim lalu keluar dari kamar. Gilja pun menyuruh Chorim bicara pada Roo Bi. Gilja memberitahu Chorim keputusan

Roo Bi menunda pernikahan. Chorim terkejut, ia lalu mendesak Roo Bi untuk bercerita. Roo Bi pun hanya bisa meminta maaf. Gilja pun tambah marah. Ia bahkan sampai memukuli Roo Bi.

"Eonni, berhentilah memukulnya." ucap Chorim.

"Bagaimana dengan undanganmu yang sudah kita sebar! Bagaimana dengan gedung pernikahannya! Bagaimana dengan hadiah pernikahan yang kita dapat! Kenapa kau melakukan ini!" tanya Gilja.


"Eonni, tenanglah. Kita harus mendengar penjelasannya. Roo Na-ya, apa alasannya? Apa ini idenya In Soo?" Chorim bertanya.

"Katakan padaku. Kau membuatku gila!" teriak Gilja.

"Ini keputusan yang kami buat. Aku akan memberitahu alasannya nanti. Mianhaeyo, Eomma. Aku lelah. Kita akan bicara lagi besok." jawab Roo Bi, lalu masuk ke kamarnya.


Ketika sarapan, Tuan Bae dan Nyonya Park memuji nenek yang terlihat lebih segar. Geum Hee pun muncul dan berkata, itu karena dia memberi nenek masker mentimun semalam. Nenek berkata, yang membuatnya sehat bukan masker mentimun, tapi karena dia makan dan tidur dengan baik.


Gyeong Min memuji masakan Geum Hee. Geum Hee pun senang dipuji dan berkata, Gyeong Min lah yang terbaik.


"Roo Bi-ya, tidakkah kau berpikir kau terlalu sering muncul di TV belakangan ini? Kau bukan di industri hiburan." ucap nenek.

"Tapi ini bagus untuk perusahaan. Ini bisa meningkatkan citra perusahaan dan mengenalkan merek kami." jawab Roo Bi.


"Media adalah segalanya belakangan ini. Kualitas produk memang penting tapi citra perusahaan juga berdampak pada peningkatan penjualan." ucap Gyeong Min.


"Aku paham apa yang kalian berdua bicarakan, tapi perusahaan kita cukup besar dan kuat tanpa bantuan Roo Bi." jawab Tuan Bae.

"Aku mendengar beberapa komentar yang kurang menarik tentangmu dari kelompok relawanku. Jangan terlalu sering muncul di TV." ucap Nyonya Park.

"Kejutan yang menarik, eomma. Aku pikir, kau tidak tertarik dengan hal-hal semacam ini." jawab Se Ra.


"Jangan meremehkan ibumu. Menjadi istri seorang pengusaha sukses selama 30 tahun, membutuhkan kebijaksanaan." ucap nenek.

"Aku pikir ibu hanya mengandalkan kecantikan saja." jawab Se Ra.

"Betul, aku hanya mengandalkan kecantikan saja." ucap Nyonya Park.

"Aku setuju, ibumu sangat cantik." jawab Tuan Bae.


Mereka lalu tertawa dan terus membahas kecantikan Nyonya Park.

Roo Na diam saja dan tampak sedikit kesal.


Di kamarnya, Roo Na terdiam melihat cincin Roo Bi. Begitu Gyeong Min datang, ia langsung memakainya dan menunjukkannya pada Gyeong Min.

"Apa yang kau pikirkan? Cantik, kan? Aku bisa melihat kenapa kau sangat menyukai cincin ini. Kau memberiku cincin berlian juga sebagai cincin pernikahan, tapi ini cincin pertunangan kita." ucap Roo Bi, membuat Gyeong Min terkejut.


Gyeong Min lalu teringat saat melihat Roo Na membuang cincin pertunangan Roo Bi dan In Soo. Ia ingin membahas itu pada awalnya tapi karena tak mau Roo Na malu, akhirnya ia berkata, tidak sengaja menemukan cincin itu di lorong kantor dan sudah mengembalikannya pada Roo Bi.

Roo Na yang mulai gugup pun berkata, kalau ia mungkin tidak sengaja menjatuhkanya.


Gyeong Min pun menatap Roo Na. Tak mau dicurigai Gyeong Min, Roo Na pun mengubah topic pembicaraan. Ia mengambil syal Roo Bi di dalam laci dan bertanya, apa Gyeong Min membelikan syal itu untuknya.

"Itu punya Roo Na. Dia meninggalkannya di kantorku. Aku lupa mengembalikannya." jawab Gyeong Min.

"Kenapa kau membawanya pulang ke rumah?" protes Roo Na.

"Berikan padaku, akan kukembalikan." jawab Gyeong Min.

"Biar aku saja." ucap Roo Na.

"Berikan padaku." tegas Gyeong Min.

"Aku bilang, aku yang akan mengembalikannya." jawab Roo Na.

"Kau yakin, tidak akan membuangnya lagi ke tempat sampah?" tanya Gyeong Min.


Gyeong Min lalu mengambil syal itu dari tangan Roo Na dan beranjak pergi.

Roo Na pun terkejut Gyeong Min melihat ia membuang cincin Roo Bi.


Gilja dan Chorim terkejut melihat cara berpakaian Roo Bi. Roo Bi beralasan, itulah cara Roo Na berpakaian. Chorim berkata, Roo Bi sudah berhenti berpakaian seperti itu setelah kecelakaan.

Gilja lalu membahas tentang pernikahan In Soo dan Roo Bi.

"Aku akan mencari waktu yang tepat agar kita semua bisa membahasnya." ucap Roo Bi. Roo Bi lalu beranjak pergi.


Soyoung menyusul Chorim ke kamar. Chorim memberitahu Soyoung kalau Roo Bi membatalkan pernikahannya dengan In Soo.

Soyoung pun merasa, itu karena Roo Bi merasa tidak enak melangkahi Chorim. Mendengar jawaban Soyoung, Chorim pun kesal setengah mati.


Gilja memanggil Chorim. Chorim dan Soyoung pun keluar. Gilja menyuruh Chorim dan Soyoung menjaga restoran karena dia akan pergi menemui In Soo.


Semua mata langsung tertuju pada Roo Bi begitu ia tiba di kantor. Roo Na dan Gyeong Min juga syok melihat cara berpakaian Roo Bi.


Begitu keluar dari lift, Roo Na langsung menarik Roo Bi ke tempat lain.

"Kau pikir, apa yang kau lakukan? Kenapa kau berpakaian seperti itu?" tanya Roo Na.

"Kau tidak ingat, eonni? Inilah aku. Aku si gadis pesta dari Chuncheon. Aku menyukai barang bermerek dan aku suka menggoda pria kaya dengan kecantikanku agar bisa hidup mewah." jawab Roo Bi berkaca-kaca.

"Kau... kau..."


"Aku ingin menjadi diriku lagi. Apa itu salah? Bukankah itu yang kau inginkan?" ucap Roo Bi.

"Apa terjadi sesuatu di kepalamu karena kecelakaan itu? Ini perusahaan kakak iparmu. Jika kau berpakaian seperti itu, kau akan menodai reputasinya." jawab Roo Na.

"Tidak akan ada yang tertarik padaku, eonni-ya. Aku yakin, mereka lebih tertarik dengan apa yang kau gunakan. Kau istri pewaris perusahaan. Bukankah seharusnya kau berpakaian lebih baik dari itu?" ucap Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na yang bertanya-tanya sendiri tentangnya.

"Jangan terkejut dulu, Jeong Roo Na. Aku bahkan belum memulainya." ucap Roo Bi dalam hati.

Bersambung ke part 2.....

Live Up To Your Name Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Im berusaha kembali ke dalam, tapi staf keamanan menghalanginya.

Im pun meminta air, ia mengaku haus dan berusaha masuk tapi petugas lagi2 menghalanginya.

Saat ia berusaha masuk, Ha Ra keluar dan memanggil Im.


Im pun mendorong kursi roda Ha Ra. Ia terheran-heran melihat kursi roda Ha Ra.

"Paman tidak tahu kursi roda?" tanya Ha Ra heran.

Lalu, Ha Ra bertanya, siapa Im sebenarnya dan kenapa Im memakai baju seperti itu.

Im pun berbisik, kalau dia dokter dan dia hanya mengatakan itu pada Ha Ra. Sontak, Ha Ra tertawa dibuatnya.

"Aku salah satu dokter terbaik di Joseon." ucap Im.


"Ahjussi, apa hubunganmu dengan Dokter Yeon Kyung?" tanya Ha Ra.

"Aku pacar wanita itu." jawab Im.

"Daebak." ucap Ha Ra.


Im lalu teringat ucapan Yeon Kyung tentang Ha Ra yang batal dioperasi karena dirinya.

"Itu... hari ini kau melakukan operasi?" tanya Im.

"Tidak jadi, karena ahjussi." jawab Ha Ra.

"Dia mengomeliku habis-habisan karena itu." ucap Im.


Awalnya Ha Ra masih tersenyum, tapi senyumannya langsung hilang saat Im mengatakan bahwa Yeon Kyung adalah dokter berbakat.

Ha Ra teringat ucapan Yeon Kyung. Yeon Kyung menyuruhnya tetap berada di rumah sakit jika ingin hidup.


Yeon Kyung yang berjalan2 di lorong rumah sakit, melihat Ha Ra bersama Im dari kaca.

"Si gila itu." desis Yeon Kyung, lalu berlari keluar.


"Oh Ha Ra!" panggil Yeon Kyung saat sudah tiba diluar.

Im pun langsung melambaikan tangannya ke Yeon Kyung. Melihat Yeon Kyung, Ha Ra pun mengerjai Yeon Kyung

sekali lagi. Ia dengan sengaja mendorong sendiri kursi rodanya ke arah tangga.

Im yang melihat itu, langsung mengejar Ha Ra. Ia berjalan mendahului Ha Ra dan berusaha menolong Ha Ra.

Tepat saat itu, Ha Ra jatuh menimpa tubuh Im. Ya, Im berhasil menolong Ha Ra.


Yeon Kyung pun langsung memarahi Ha Ra. Tapi Ha Ra malah berkata, bahwa pacar Yeon Kyung gila karena mengaku dokter jadi Joseon.

Setelah itu, Ha Ra pun pergi. Yeon Kyung mengejar Ha Ra tapi langkahnya langsung berhenti saat Im mengaku tangannya luka.


"Mau bagaimana lagi? Aku mengerti perasaanmu, karena aku juga seorang dokter. Tapi jika berhubungan dengan pasien... dalam kedokteran. Tugas dokter harus bertanggung jawab pada pasien." ucap Im.

Yeon Kyung yang kesal berusaha tidak menanggapi Im. Ia lalu menunjukkan hasil rontgen Im.


"Ini apa?" tanya Im.

"Tulangmu terlihat baik." jawab Yeon Kyung. Yeon Kyung lalu menyuruh Im duduk.

Setelah Im duduk, Yeon Kyung pun mulai mengobati luka Im. Pertama2, ia menyuntik Im dengan suntikan anti tetanus dan antibiotik yang digabung menjadi sesuatu. Lalu, ia menyuntik Im dengan obat bius. Baru kemudian, Yeon Kyung menjahit luka Im.


"Aku tidak merasa sakit, padahal kulitku sedang dijahit. Hebat sekali." ucap Im.

Sontak, Yeon Kyung teringat ucapan Ha Ra tadi tentang Im yang mengaku sebagai dokter jadi Joseon.

Yeon Kyung pun mengetes Im. Ia bertanya, bagaimana cara Im mengobati pasien di jaman Joseon.

"Pertama kami harus hentikan pendarahan. Lalu diberi akar goeringii dan minyak secara bersamaan pada lukanya. Kemudian, kami akan memberikan akupuntur agar obatnya lekas bekerja. Setelah itu, kami memberi makan bubuk notoginseng pada pasien. Jika ia menderita kesakitan, kami memberikan abu mulberry pada lukanya." jawab Im.


"Kau bilang kau bekerja dimana. Hae...?"

"Haeminseo, bukan Hera." jawab Im.

"Aku tahu tempat itu.Itu tempat untuk mengobati orang-orang miskin." ucap Yeon Kyung.

"Benar sekali. Baru kemarin kulihat tapi ternyata sudah lama sekali tidak ada." jawab Im.

Im lalu bertanya, bagaimana Yeon Kyung bisa tahu soal Haeminseo.


Yeon Kyung pun berkata, bahwa ia percaya pada Im. Sontak, Im senang mendengarnya. Selesai menjahit luka Im, Yeon Kyung pun memperbannya. Im terpana melihat Yeon Kyung. Ia senyum2 sendiri menatap Yeon Kyung.


Selesai mengobati Im, Yeon Kyung langsung menemui dokter kenalannya. Ia menceritakan soal Im pada dokter kenalannya itu.

"Awalnya aku kira dia bercanda, tapi dia terlihat serius. Penjelasannya detail dan sangat realistis." ucap Yeon Kyung.

"Aku belum pernah dengar kasus begini." jawab dokter kenalannya.

"Ini pertama kali?" tanya Yeon Kyung.

"Istriku menemui laki2 berbeda setiap malam, Song Joong Ki menguntitku. Aku juga sering mendengar cerita tentang Superman dan Iron Man, tapi Dokter Haeminseo? Kalau ini benar, kita harus laporkan ke universitas sebagai kasus gangguan delusional."

"Gangguan delusional?" tanya Yeon Kyung.

"Bisa juga dianggap megalomania. Bawa dia kemari. Ini mungkin merupakan gejala cerebropathia atau efek samping mengkonsumsi obat."

Lalu Yeon Kyung ingin menanyakan tentang dirinya sendiri yang terus mengingat kilasan masa lalu.


Im sendiri ternyata menunggu di depan ruangan dokter psikiatri kenalan Yeon Kyung. Im berkata, bahwa Yeon Kyung ingin memperkenalkannya pada seseorang. Tiba2, Ha Ra muncul sambil memegang kotak jarum akupunturnya. Im langsung berlari mengejar Ha Ra.


Tepat saat itu, Yeon Kyung keluar dan berjalan kesana kemari mencari Im.

Im terus berlari mengejar Ha Ra. Tiba2, ia teringat bahwa Ha Ra tidak boleh berlari seperti itu.

Yeon Kyung terus mencari Im. Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Telepon dari Min Jae yang memberitahunya bahwa Ha Ra kabur lagi.


Yeon Kyung pun ke ruangan CCTV. Dari kamera CCTV, ia melihat Ha Ra sedang berlari dikejar Im.


Ha Ra mulai sesak, tapi ia terus berlari. Singkat cerita, Ha Ra jatuh pingsan tak lama kemudian.


Im pun berteriak memanggil seseorang tapi karena bantuan tak kunjung datang, akhirnya Im mencoba mengobati Ha Ra.


Yeon Kyung yang sudah tahu lokasi Ha Ra, bergegas menyusul Ha Ra. Staff keamanan mengikuti Yeon Kyung sambil menghubungi polisi.

Pertama2, Im memeriksa nadi Ha Ra. Setelah mengetahui letak masalahnya, ia pun mulai mencoba mengobati Ha Ra.

Ia menusuk jari2 Ha Ra dengan jarum akupunturnya. Ia juga menusuk pergelangan tangan Ha Ra.

Yeon Kyung dan staff keamanan terus berlari menuju ke tempat Ha Ra.


Di tempat lain, Min Jae dan beberapa perawat juga berlari sambil membawa peralatan medis.


Im lalu menusuk kepala Ha Ra. Tak lama setelah ia menarik jarumnya keluar, Ha Ra pun mulai bernafas lagi.


Ha Ra pun mulai sadar. Tapi begitu sadar, Ha Ra menyuruh Im pergi. Ha Ra berkata, seharusnya Immembiarkan dia mati.


Sontak, Im langsung teringat pada Yeon Yi yang juga mengatakan hal yang sama.


Tak lama kemudian, Yeon Kyung datang dan langsung memeriksa kondisi Ha Ra. Ia pun lega, karena Ha Ra sudah bisa bernafas dengan baik.

Sementara staff keamanan langsung menghubungi polisi.

"Jika itu masalah jantungnya, aku sudah menghidupkannya dengan baik." ucap Im.


Yeon Kyung pun marah dan menampar Im dengan keras.

Bersambung.......