• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 76 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na menghubungi In Soo.

"Ada apa? Kita tidak boleh bicara seperti ini di telepon." ucap In Soo yang sudah berada di apartemennya.

"Kau benar, tapi siapa mabuk dan tidak bisa menjaga mulutnya? Kau bilang mencintai Jeong Roo Bi. Kau bilang ingin melindunginya. Jadi kendalikan dirimu. Ini antara Jeong Roo Bi dan aku. Kau harus tahu dimana tempatmu dan jangan ikut campur. Jangan libatkan Gyeong Min dalam hal ini!"

"Kau benar. Ini antara kau dan Jeong Roo Bi. Aku harus tahu diri dan tidak berhak ikut campur."

"Bagus kalau kau tahu, jadi jangan ganggu kami!"

Roo Na pun memutuskan panggilannya.


Gyeong Min mengguyur dirinya dengan air.

Pikirannya terus tertuju pada Roo Bi.


Ia ingat saat terkurung di gudang dengan Roo Bi. Roo Bi yang kala itu ingatannya belum pulih, ketakutan dan menjatuhkan dirinya ke dalam dekapan Gyeong Min.


Lalu ia ingat ketika Roo Bi melanjutkan syair yang dibacanya, syair favorit mereka.


Kemudian ia ingat saat mereka terjebak di gunung dan Roo Bi mengaku membenci dirinya.


Dan ia ingat saat Roo Bi memeluknya di pantai Jeju.


"Bae Gyeong Min, kau bilang kau tidak akan seperti ini lagi. Tapi kenapa kau tidak bisa berhenti? Sadarkan dirimu. Jeong Roo Na adik iparmu. Roo Bi dongsaeng!" ucapnya.


Roo Na yang sudah terlelap, terbangun karena mendengar tawa Roo Bi dan Gyeong Min di ruangan sebelah.

Roo Na lantas bangkit dari tempat tidurnya dan mengecek ke ruangan sebelah.

Ia pun terkejut melihat Gyeong Min yang berpelukan dengan Roo Bi.


"Gyeong Min-ssi, aku disini." ucapnya.

Tapi Gyeong Min dan Roo Bi malah tersenyum dan terus berpelukan.


"Aaaaa...!" Roo Na menjerit. Ia terbangun dari tidurnya.

Ya, semua itu hanya mimpi. Gyeong Min yang mendengar jeritan Roo Na ikut terbangun.

Roo Na pun langsung memeluk Gyeong Min. Tangisnya pecah.

"Jangan tinggalkan aku. Tetaplah di sisiku dan mencintaiku." pintanya.


Besoknya, Roo Na berlari ke meja makan dan minta maaf karena bangun kesiangan.

Roo Na mengaku, bahwa dirinya sulit tidur.

"Wae? Jika kau bersenang-senang di Jeju, kau seharusnya bisa tidur dengan baik." ucap Se Ra.

"Noona, bukankah sudah kubilang untuk mengurus urusanmu sendiri?" jawab Gyeong Min.

Se Ra langsung mendengus kesal.


Gyeong Min pun menjelaskan, kalau mereka bersenang-senang di Jeju.

Tuan Bae pun senang mendengarnya.


Geum Hee lalu melihat cincin ruby dan mengatakan cincin itu sangat cantik.

"Jadi itu cincin yang digunakan Gyeong Min saat melamarmu?" tanya Nyonya Park.

"Entah kenapa aku ingin memakainya hari ini. Aku juga ingin berjaga-jaga kalau-kalau Gyeong Min ingin melihat cincin ini." jawab Roo Na.

"Tapi bukanlah lebih baik memakai cincin pernikahanmu?" tanya Nyonya Park.

"Cincin pernikahan dari ayah dan ibu tapi yang ini dari Gyeong Min." jawab Roo Na.


"Roo Na mengatakan, dia akan menjadi lebih baik sekarang. Dia sudah membuat masalah belakangan ini. Penggelapan dana, kehamilan palsu." ucap Geum Hee.

Nyonya Park langsung menghentikan Geum Hee bicara.


"Bibi benar. Aku tidak akan membuat masalah lagi." ucap Roo Na.

"Kuharap itu bukan hanya sekedar omonganmu." jawab Tuan Bae.

"Tidak akan ayah." ucap Roo Na.


Roo Bi yang baru bangun, merasa ada yang aneh dengan matanya.

Ia pun langsung melihat matanya di cermin.

Tak lama berselang, sang ibu datang untuk membangunkannya.

Roo Bi pun memberitahu matanya terluka.

Gilja langsung memeriksa mata Roo Bi.

"Kau bintitan. Kau pasti terlalu memaksakan dirimu." ucap Gilja.

"Ibu mau menggunakan obat aneh itu lagi? Menulis di kakiku?" tanya Roo Bi.

"Itu bukan obat aneh, aku mempelajarinya dari nenekmu. Kau ingat, saat kalian masih kecil dan mata kalian bintitan, aku selalu menulis di kaki kalian." jawan Gilja.


Gilja pun mengambil pulpen dan mulai menulis di kaki Roo Bi.

Saat itulah, ia melihat tidak ada tahi lalat di kaki Roo Bi.

Begitu sang ibu selesai menulis, Roo Na pun langsung turun dari tempat tidurnya dan pergi mandi.


"Kapan dia menghapusnya? Aku tidak ingat dia menghapusnya." ucap Gilja.

Gilja lantas ingat saat Roo Na mengatakan, dirinya punya tahi lalat yang cantik.

"Aku ingat dia punya tahi lalat di kaki kirinya tapi kenapa?" Gilja bertanya-tanya.


Saat sarapan, Gilja terus memperhatikan Roo Bi.


Setelah Roo Bi pergi, Gilja bertanya pada Soyoung apakah Soyoung tahu Roo Na menghapus tahi lalatnya.

Soyoung pun berkata, kalau ia melihat Roo Bi di klinik kecantikan dan itu terjadi sebelum pergi.

Gilja syok. Ia mulai menyadari apa yang terjadi sebenarnya.

Bersambung ke part 3......

Ruby Ring Ep 76 Part 1

Sebelumnya...


Di kamar, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan kata-kata In Soo. Ia penasaran apa yang berusaha dikatakan In Soo padanya.

Roo Na lalu melihat Gyeong Min.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Roo Na gugup.

"Aniya." jawab Gyeong Min.

Gyeong Min lantas bertanya, apa Roo Bi dan In Soo bertengkar.

Roo Na pun mengaku tidak tahu.

Roo Na kemudian menyuruh Gyeong Min mematikan lampu karena ia mau tidur.


Gyeong Min teringat saat Roo Bi memeluknya di pantai tadi.


Besok paginya, mereka sarapan bersama.

Gilja merasa sedih karena mereka harus mengucapkan selamat tinggal pada Jeju.

"Kita bisa kembali kapan saja ibu mau." jawab Gyeong Min.

"Terima kasih atas kebaikanmu menantuku." ucap Gilja.


Gilja lalu menanyakan In Soo pada Roo Bi.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia lelah dan istirahat di kamarnya." jawab Roo Bi.

"Tentu saja dia lelah setelah menyebabkan keributan semalam." gumam Roo Na.

"Apa sesuatu terjadi?" tanya Gilja.


"Na In Soo PD datang ke kamar kami tadi malam dalam keadaan mabuk." jawab Gyeong Min.

Gilja dan Roo Bi terkejut.


"Roo Na-ya, perhatikan tunanganmu. Dia datang ke kamar kami dan mengoceh yang aneh-aneh. Itu membuatku jengkel." ucap Roo Na.

"Mungkin saja dia punya bisnis di sana." jawab Roo Bi.

"Bisnis?" tanya Roo Na.


"Kau tahu dengan jelas apa maksudku." jawab Roo Bi, membuat Roo Na kaget.

Gyeong Min tambah curiga mendengar jawaban Roo Bi soal In Soo.


Soyoung lantas menanyakan Dongpal dan Chorim.

"Mereka itu pengantin baru, ini mungkin masih malam bagi mereka." jawab Daepung.

"Tapi mereka harus makan." ucap Gilja.


Dongpal dan Chorim sedang menghitung uang pernikahan mereka.

Mereka terkejut In Soo memberi mereka 500 dollar.

Saat membuka amplop dari Roo Na, Chorim kecewa Roo Na hanya memberinya 1000 dollar.

"1000 dollar itu sudah banyak." jawab Dongpal.

Mereka lalu membuka amplop dari Daepung yang memberi mereka 10 dollar.

Ketika membuka amplop dari Gilja mereka terkejut Gilja memberi mereka 20 ribu dollar.

Chorim lalu membaca surat dari Gilja.

Selamat atas pernikahanmu. Akhirnya kau menikah. Aku bahagia sekaligus sedih.... tulis Gilja.

Flashback...


Chorim yang baru pulang sekolah langsung membantu Gilja di restoran. Ketika itu, restoran ayam Gilja belum sebesar sekarang.

Kau adik iparku tapi aku bergantung padamu. Aku berpikir, aku tidak akan bisa melewati waktu yang sulit tanpamu. Aku berterima kasih, tapi juga merasa menyesal....


Di kamarnya, kita melihat Chorim berlenggak lenggok di depan cermin layaknya Miss Korea.

"Hallo, aku Miss Chuncheon, Jeong Chorim."

Tak lama kemudian, Gilja masuk dan menyuruh Chorim berhenti bermain-main seperti itu.

Kau ingin mengikuti Kontes Kecantikan, tapi aku melarangmu.


Gilja masuk ke kamar Chorim dan melihat Chorim yang ketiduran di meja belajar. Gilja lantas membangunkan Chorim dan menyuruh Chorim tidur di kasur. Tapi Chorim merengek dan mengaku ingin terus belajar. Tapi Gilja memaksa Chorim tidur. Chorim lalu tidur sambil memeluk bukunya.

Saat melihatmu belajar dengan keras, itu menyakitiku dan membuatku patah hati. Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya uang untuk membiayai kuliahmu lalu kau marah dan menyuruhku menjual rumah kita. Komo, mianhaeyo. Saat itu aku tidak bisa mengirimmu ke perguruan tinggi.


"Eomma!" teriak Roo Bi yang baru pulang sekolah bersama Roo Na.

Roo Bi lalu menunjukkan hasil belajarnya pada Gilja dan Chorim.

Sontak, Gilja dan Chorim senang melihatnya sementara Roo Na terlihat kesal.


"Kau memberikan semua uang tabunganmu untuk membayar biaya les Roo Bi dan Roo Na. Aku sangat berterima kasih untuk itu, meskipun kau baru saja ditipu tapi kau tetap memberiku 500 dollar. Kau seperti suami, sahabat, putri dan putra bagiku. Tapi sekarang kau akan pergi meninggalkanku karena itulah aku memanfaatkan situasi keuangan No Bujang yang sulit sebagai alasan agar kau tidak pergi meninggalkanku. Aku memintamu tidak pindah karena aku berpikir aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau sudah menikah sekarang, jadi hiduplah bahagia dan miliki anak yang banyak. Aku akan membantumu membesarkan mereka. Aku akan menjadi nenek yang baik."

Chorim menangis.


Tak lama kemudian, terdengar bunyi bel. Dongpal langsung meloncat turun dari tempat tidur dan membukakan pintu. 

Gilja yang datang. Ia mengajak mereka makan.

Begitu melihat Gilja, Chorim langsung menghambur ke dalam pelukan Gilja.

Gilja awalnya bingung dengan sikap Chorim itu tapi saat melihat suratnya di atas kasur, ia pun mengerti kenapa Chorim menangis.

"Eonni, terima kasih. Aku akan mengabdikan hidupku untukmu." ucap Chorim.

Gilja ikut menangis.

"Kau sudah menikah jadi hidup lah dengan bahagia." jawab Gilja.

Gilja lalu meminta Dongpal menjaga Chorim dengan baik.

Dongpal mengerti dan mengucapkan terima kasih.


Dongpal lalu bertanya, apa Chorim benar-benar ingin masuk kontes kecantikan dengan tubuh seperti itu?

Chorim langsung sewot, ada apa dengan tubuhku?

Dongpal pun berbisik kalau Chorim punya tubuh yang 'hot' membuat Chorim langsung membekap mulutnya.

Gilja tertawa melihatnya.



Mereka akhirnya kembali ke Seoul.

Sampai di rumah, Roo Bi langsung menyuruh ibunya istirahat.

Sang ibu ingin menanyakan sesuatu tapi tidak jadi dan menyuruh Roo Bi istirahat.


Gilja lalu masuk ke kamarnya dan termenung memikirkan pertengkaran Roo Bi dan Roo Na. Ia curiga ada yang tidak beres dengan mereka.


Sementara Roo Bi teringat saat dirinya memeluk Gyeong Min di pantai Jeju.

Roo Bi lalu menatap cermin dengan mata berkaca-kaca.

"Ada apa denganmu Jeong Roo Bi? Dia tidak bisa lagi menjadi suami atau kekasihmu. Apa yang kau pikirkan? Gyeong Min-ssi, kau mungkin berpikir aku sudah gila. Kau mungkin berpikir aku berusaha menggodamu. Tapi bukan seperti itu. Aku Jeong Roo Bi yang sebenarnya." ucapnya sedih.


Roo Na dan Gyeong Min juga baru tiba di rumah.

Gyeong Min heran karena tidak melihat ayahnya.

Nyonya Park berkata, Tuan Bae sedang pergi menghadiri acara pertunangan.

Nenek lalu heran melihat wajah Gyeong Min dan Roo Na yang pucat.

Tak mau ditanya-tanya lagi, Gyeong Min pun langsung mengajak Roo Na ke kamar.


Di lantai atas, mereka bertemu Se Ra yang lagi asyik membaca buku. Roo Na langsung masuk ke kamarnya membuat Se Ra curiga mereka bertengkar lagi.

Gyeong Min pun sewot.

"Noona, kau ingin kami bertengkar setiap hari? Urus urusanmu sendiri."

"Inilah kenapa aku tidak mau pacaran atau menikah!" jawab Se Ra.


Di kamar, Gyeong Min terus menatap Roo Na dengan tatapan aneh.

Roo Na yang sedang duduk di depan cermin, terkejut melihat Gyeong Min terus menatapnya.

"Wae?" tanya Roo Na sambil menatap Gyeong Min.

"Kafe yang kita kunjungi 10 tahun yang lalu, kita berjanji akan datang ke sana setelah menikah." ucap Gyeong Min.

"Aku tahu. Aku baru ingat sekarang. Mianhae karena tidak bisa pergi ke sana bersamamu. Aku pergi ke Jeju bukan hanya karena mau menghadiri pernikahan bibimu tapi juga karena ingin pergi ke kafe itu bersamamu. Itu tempat yang penting bagi kita. Aku pikir, jika kau ke sana..."


"Kenapa jika aku ke sana? Aku akan menyesali semua yang kulakukan dan memohon pengampunanmu? Lagipula bagus aku tidak kesana. Takdir membawamu pada adikku dan kalian bernostalgia bersama."

"Roo Bi-ya, kenapa kau selalu membawa-bawa adikmu? Kalian kakak adik!"

Roo Na pun terdiam. Kesal, Gyeong Min pun masuk ke kamar mandi.


Roo Na terduduk di kursi riasnya.

"Apa yang terjadi pada mereka di kafe itu? Apa Gyeong Min jatuh cinta lagi pada Jeong Roo Bi?"

Roo Na lalu menatap cermin.

"Apa kau berencana menggodanya dan merebut dia dariku? Aku tidak bodoh sepertimu. Tidak akan kubiarkan kau merebutnya dariku." ucap Roo Na lagi.

Bersambung ke part 2.........