• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 88 Part 2

Sebelumnya...


Part kedua ini diawali dengan adegan Gyeong Min yang menonton berita Roo Na yang gagal menjadi caleg dari Partai Yeomin karena video itu.

Gyeong Min terkejut. Ia mematikan TV nya, lalu menghubungi Roo Na, tapi tidak dijawab.


In Soo menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Se Ra. Se Ra sontak kaget dan bertanya alasan In Soo mengundurkan diri. In Soo hanya bilang, bahwa dia ingin menenangkan diri dan akan tetap bekerja seperti biasa sampai Se Ra menemukan penggantinya.

"Lalu apa rencanamu?" tanya Se Ra.

"Aku mungkin akan pindah keluar negeri. Aku akan memberitahumu setelah aku sampai di sana." jawab In Soo.

Se Ra pun tak bisa apa-apa lagi untuk menahan In Soo.


Hyeryeon dan Seokho terkejut membaca berita Roo Na melalui ponsel mereka.

Tak lama kemudian, In Soo datang. Seokho pun memberitahu soal Roo Na yang batal jadi caleg pada In Soo. In Soo terkejut.

Jin Hee dan Roo Bi datang. Seokho memberitahu Jin Hee apa yang terjadi pada Roo Na.

Roo Bi dan In Soo pun saling berpandangan.


In Soo dan Roo Bi berjalan di lorong kantor. In Soo mengaku, sudah mulai merindukan tempat kerja mereka.

Roo Bi pun berkata bahwa ia butuh waktu, tapi In Soo sudah menyerahkan surat pengunduran diri.

"Aku hanya takut kalau aku berubah pikiran nanti." ucap In Soo.


Mereka lalu berhenti berjalan dan saling bertatapan.

"Kau akan ikut denganku, kan?" tanya In Soo, tapi Roo Bi diam saja.

"Aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggu. Katakan padaku jika kau sudah siap." jawab In Soo.

Tak lama kemudian, Roo Na datang dan memuji mereka sebagai pasangan yang sempurna.

Malas meladeni Roo Na, Roo Bi mengajak In Soo pergi tapi Roo Na mengajak Roo Bi bicara.


Mereka bicara di atap. Roo Na menyalahkan Roo Bi sebagai penyebab gagalnya ia menjadi caleg.

Tapi Roo Bi? Ya, dia memberikan ucapan selamat pada Roo Na.

"Chukkae?" tanya Roo Na kaget.

"Aku sudah melakukan apapun yang kau minta. Apalagi yang kau permasalahkan? Berbohong mungkin mudah bagimu, tapi tidak bagiku. Rasanya seperti aku ingin bunuh diri. Tapi aku tetap berbohong demi dirimu. Lalu kenapa kau histeris?"

"Kau menghancurkan semuanya. Apa kau sedang mempermainkanku? Pemilihanku gagal! Jika kau tidak mengunggah video itu, hal ini tidak akan terjadi!"

"Benar, aku mempermainkanmu. Aku berbohong dan mengatakan video itu palsu. Jadi haruskah kuluruskan sekarang? Mungkin aku harus mengatakan video itu asli. Haruskah aku menggelar konferensi pers lagi?"


Kesal, Roo Na pun mencengkram Roo Bi dan Roo Bi juga balas mencengkram Roo Na.

"Berhati-hatilah. Mungkin seseorang sedang merekammu sekarang. Dipaksa mundur? Harusnya kau bersyukur. Kau mungkin akan sengsara jika suaramu kalah."

"Diamlah. Jaga mulutmu."

"Kau tidak punya kualifikasi sejak awal. Karena kau bukan Jeong Roo Bi. Kau palsu."

"Apa kau tidak lelah terus merengek seperti anak kecil yang es krimnya jatuh? Dengarkan baik-baik. Ibu sudah tahu semuanya tapi dia memilih membelaku. Kau pikir Gyeong Min akan membelamu?"

"Tentu saja ibu memperhatikanmu. Aku sudah cukup diperhatikan."

"Apa maksudmu? Kau akan pergi?"

Roo Bi diam saja.


"Benar, kan? Kau akan pergi? Itu bagus. Kau mau sekolah lagi? Pekerjaan? Aku akan bicara pada Gyeong Min dan kami akan membiayaimu."

"Kau senang?" tanya Roo Bi.

Roo Na terdiam mendengarnya.

"Benar, aku akan pergi. Aku pergi bukan karenamu tapi karena ibu, ibu yang mencintaimu." jawab Roo Bi, lalu beranjak pergi.


"Ibu yang mencintaiku? Dia mencintaimu. Putri adopsi tidak bisa dibandingkan dengan putri kandung. Tapi apa maksudnya dia bilang pergi demi ibu?"


Tuan Bae makan siang dengan Dokter Jung dan seorang temannya yang lain.

Dokter Jung menanyakan kabar Roo Na.

"Siapa yang menyangka dia bisa selamat dari kecelakaan itu dan akan menduduki kursi pemerintahan sekarang."

Teman mereka pun beranjak pergi untuk menjawab telepon.


"Apakah dia sudah memberimu cucu?"

"Dia mengalami keguguran." jawab Tuan Bae.

"Keguguran sekali membuatnya sulit untuk pulih. Seandainya saja dia bisa memiliki bayinya."

"Apa maksudmu?" tanya Tuan Bae kaget.

"Aku pikir kau tahu. Dia hamil sebelum kecelakaan dan kecelakaan itu merenggut bayinya." jawab Dokter Kim.

Sontak Tuan Bae kaget mendengarnya.


Setelah itu, Tuan Bae langsung ke ruangan Gyeong Min.

"Ayah, kau sudah dengar Roo Bi tidak jadi ikut pemilihan?"

"Dia memang seharusnya tidak ikut. Ayah tadi makan siang dengan Dokter Jung, dokter yang menangani Roo Bi di Chuncheon. Dia bilang, Roo Bi akan sulit memiliki anak setelah keguguran."

"Aku tahu ayah cemas tapi kami masih muda dan dia hanya sekali keguguran."

"Apa kau tahu dia pernah hamil sebelum kalian menikah?"

"Tidak ayah."

"Mungkin kau tidak tahu."

"Kenapa ayah menanyakan itu?"


Tuan Bae langsung meninggalkan kantor. Ia mengajak supirnya ke Chuncheon.


Chorim, Dongpal dan Gilja pulang ke rumah. Mereka terkejut melihat Roo Bi yang sudah berada di rumah.

Roo Bi lantas mengaku, ada yang mau ia bicarakan.

Mereka terkejut saat Roo Bi bilang ingin pindah keluar negeri. Roo Bi mengaku, itu keputusannya sendiri.

Chorim tidak setuju dengan keputusan Roo Bi.

"Kenapa kau tidak pergi sejak dulu saat Roo Bi mengatakan akan membiayaimu? Kalau kau pergi sekarang, ibumu bisa depresi. Kau mau meninggalkan ibumu sendirian?" omel Chorim.

Roo Bi pun menatap sang ibu.


Di kamarnya, Gilja memikirkan keputusan Roo Bi.

"Mungkin inilah yang terbaik. Jika Roo Bi pindah keluar negeri, rahasia itu akan terkubur dan Roo Na akan hidup bahagia." ucap Gilja.

Tak lama kemudian, Gilja kembali menangis. Ia menyalahkan dirinya dan merasa dirinya tidak pantas disebut ibu.


Bersambung.........

Epi selanjutnya, Tuan Bae meninggal. Jantungnya kumat setelah mengetahui wanita yang dinikahi anaknya bukanlah Roo Bi, tapi Roo Na.

Ruby Ring Ep 88 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi dihubungi Tuan Bae. Sepertinya Tuan Bae mengajaknya bertemu.


Dan memang benar, mereka bertemu di restoran yang memiliki ruangan private.

Roo Bi minta maaf karena sudah mengecewakan Tuan Bae.

Tuan Bae berkata, bahwa dirinya seorang pengusaha jadi ia tidak akan terpengaruh oleh berita di media atau wawancara di TV.

"Kami selalu mempertimbangkan banyak hal dengan cara berbeda. Kami melakukan pengecekan berulang-ulang untuk semua hal. Itulah sebabnya aku mengajakmu bertemu daripada membicarakannya di telepon."

"Aku mengerti."

"Jeong Roo Na-ssi, apa kau pelaku yang mengunggah video itu?"


"Benar, aku pelakunya dan video itu palsu. Maafkan aku."

"Lalu apakah pria di dalam video itu seseorang yang kau kenal? Pria itu menyebut-nyebut JM Group."

"Itu adalah video sampah. Maafkan aku."

"Maaf tidak akan menyelesaikan masalah. Tidakkah kau melihat seberapa seriusnya ini? Kau tidak bisa melihat betapa berbahayanya video ini bagi perusahaan kami?"

Roo Bi diam saja. Ia bingung harus mengatakan apa.


"Katakan siapa pria itu. Katakan!"

"Maaf, tapi ini semua salahku. Pria itu adalah kenalanku. Tolong maafkan aku."

"Menutup mulutmu tidak akan menolong siapa pun. Aku tidak tahu apa yang kau harapkan dari ini tapi rahasia tidak akan bisa tersimpan selamanya."


Setelah itu, Roo Bi mengajak In Soo ketemuan di kafe. Roo Bi memberitahu In Soo, bahwa ia baru saja bertemu Tuan Bae.

"Kenapa kau tidak memberitahunya apa yang tidak bisa kau ceritakan pada Gyeong Min?" tanya In Soo.

"Aku ingin tapi aku tidak bisa. In Soo-ssi, aku dan Gyeong Min tidak ada harapan lagi kan? Meski dia tahu siapa aku, itu sudah terlambat kan? Aku dan dia tidak bisa bersama lagi kan?"

"Itu tergantung pada seberapa besar dia mencintaimu."

"Dia mencintaiku tapi dia lupa. Kupikir kecelakaan itu membuat ingatanku hilang tapi kenyataannya, ingatannya lah yang hilang."


Tak lama kemudian, tim sukses Roo Na yang juga ada di sana, sedang membagikan brosur Roo Na, menyindir Roo Bi.

"Kakaknya melakukan pekerjaan bagus tapi dia malah menusuknya dari belakang!"

Mendengar itu, In Soo marah.

"Kalau kalian tidak tahu apa-apa diam saja!"

"Tidak tahu! Hey, ahjussi, jangan bergaul dengan wanita itu! Dia akan merusak hidupmu!"

Mendengar itu, In Soo semakin marah.

"Kau ini siapanya? Apa kau suaminya?"

"Tolong jangan seperti ini. Kalian tidak tahu ceritanya." ucap Roo Bi.

"Tidak tahu apanya? Kau menggelar konferensi pers dan mengakui semuanya!"


Mereka bahkan menyiram Roo Bi dengan segelas air.

"Ajumonni!" marah In Soo.

"Kalau aku jadi kakakmu, aku akan memasukkanmu ke dalam penjara!" ucap tim sukses Roo Na, lalu beranjak pergi.

Roo Bi pun syok.


In Soo membawa Roo Bi ke apartemennya.

"In Soo-ssi, kau masih mencintaiku?"

"Jika kau menyuruhku untuk berhenti mencintaimu, jangan lakukan itu."

"Mereka bilang, ada danau bernama Innisfree di Irlandia. Di sana, kau akan menemukan jalanan berjejer dengan batu tua seperti di Jeju dan sisa-sia katredal tua. Haruskah kita pergi ke sana?"

Sontak, In Soo kaget mendengarnya.

"Kau masih mencintaiku?"

"Aku masih mencintaimu dan lebih mencintaimu dari sebelumnya."

"Kalau begitu, ayo pergi ke sana dan hidup tenang di sana."


In Soo terdiam. Lalu tak lama kemudian, ia bangkit dari duduknya dan memeluk Roo Bi.

"Aku tidak bisa karena aku tahu kau mencintai Bae Gyeong Min." jawab In Soo, dalam hati.

Tangis Roo Bi pun mulai berjatuhan.


Sekarang, Roo Bi berada di kamar mandi. Ia mematikan kran dan menatap cermin.

"Sekarang, kau bukan lagi Jeong Roo Bi. Kau juga tidak bisa hidup sebagai Jeong Roo Na karena itu lebih buruk dari kematian. Kau juga bukan putri kandung ibumu. Kau hanyalah duri bagi ibumu. Kau tahu! Kau tidak mencintai In Soo. Tapi In Soo menghargaimu lebih dari dia menghargai dirinya sendiri. Pergilah dengan In Soo. Itu yang terbaik bagi semua orang. Bagi ibumu dan bagi Bae Gyeong Min. Setelah Bae Gyeong Min mengetahui semuanya, apakah dia masih akan mencintaimu? Kau bilang cinta bisa kadaluarsa. Semuanya sudah selesai. In Soo lah satu-satunya orang yang mencintaimu."

Kesal, Roo Bi pun melempar kaca In Soo dan jatuh terduduk. Tangisnya pecah lagi.


Di restoran, Gilja tak bisa berhenti memikirkan Roo Bi yang kini mulai dibenci orang-orang karena konferensi pers itu.

Sementara Chorim dan Dongpal sibuk membahas rencana franchise mereka.

"Aku berharap video skandal itu tidak merusak rencana kita." ucap Chorim.

Sontak, Gilja langsung menatap tajam Chorim.

Chorim pun berhenti bicara dan Dongpal langsung pergi ke dapur.

"Eonni, kau tidak marah pada Roo Na?"

"Bukankah sudah kubilang, jangan mengatakan apapun tentang Roo Na. Itu bukan salah Roo Na!" sewot Gilja.


Tak lama kemudian, Chorim pun sadar ada yang tidak beres. Ia mendekati Gilja dan meminta Gilja menceritakan apa yang terjadi.

"Dia mengakui hal itu untuk melindungi kakaknya, kan? Benar?" tanya Chorim.


Soyoung di tempat Jihyeok. Mereka sedang memasak. Tiba-tiba, tangan Soyoung luka keiris pisau.

Jihyeok pun langsung mengambil obat dan mengobati luka di jari Soyoung.

Sayangnya, suasana mereka dirusak dengan Daepung yang datang tiba-tiba. Daepung pun minta maaf karena sudah merusak suasana mereka. Ia mengaku tidak punya pilihan lain karena harus ke toilet.


Gyeong Min sudah tidur. Sementara Roo Na asyik bicara di telepon, membahas pemilihannya.

Usai menelpon, Roo Na pun langsung merebahkan dirinya di dekat Gyeong Min.

Tapi Gyeong Min malah membelakangi Roo Na. LOL LOL

Melihat itu, Roo Na sedikit kesal dan berniat membuktikan dirinya ke Gyeong Min. Ia yakin, Gyeong Min akan mengakui kehebatannya setelah ia terpilih nanti.


Chorim, Dongpal dan Soyoung tertawa menonton acara di televisi. Tapi Gilja diam saja dan terus menatap ke arah kamar Roo Bi.


Ponsel Soyoung kemudian berdering. SMS dari Jihyeok yang menanyakan kondisi tangannya.

Jihyeok lalu mengaku tidak bisa tidur karena merindukan Soyoung.

Soyoung pun membaca pesan Jihyeok sambil senyum-senyum.

Melihat itu, Chorim ingin melabrak Soyoung tapi dihentikan Dongpal.


Sekembalinya ke kamar, Chorim mengajak Dongpal mengirimkan Jihyeok ke sekolah asrama.

"Dia akan masuk perguruan tinggi tahun depan, jadi kita harus menjaga dia dari Soyoung..."

"Kenapa kau sangat membenci Soyoung?"

"Aku tidak membencinya. Apakau kau akan baik-baik saja jika Jihyeok menikah dengan Soyoung? Kita harus memikirkan masa depannya."

"Jangan mencemaskan masa depan Jihyeok. Pikirkan saja masa depan kita."

"Masa depan kita?"

"Baby." jawab Dongpal, membuat Chorim tersipu malu.


Keesokan harinya, Roo Na diminta mundur dari pencalonan dirinya. Roo Na pun meminta penjelasan. Pengurus partai mengatakan, akan sulit mengembalikan suara Roo Na sejak video skandal itu meletus.


Sekarang, Roo Na sudah berada di mobilnya. Ia kesal setengah mati dan bersumpah akan membalas orang-orang di Partai Yeomin.

Roo Na lalu menyalakan radionya dan mendengarkan berita tentang namanya yang dicoret dari pencalonan.

"Aku tidak akan pernah keluar. Tidak akan pernah." ucap Roo Na berapi-api.

Bersambung ke part 2.........