• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 18 Part 1

Sebelumnya...


Presdir Min dan Nyonya Park menuntut penjelasan Chae Rin soal kata-kata Yeon Joo.

Chae Rin pun kebingungan. Ia tidak tahu harus menjawab apa.


Nyonya Park lantas melihat hasil tes DNA itu dan terkejut.

"Kau tidak takut pada karma? Apa kau tidak tahu betapa putus asanya aku selama 20 tahun?"


Nyonya Park lalu mencengkram lengan Chae Rin.

"Bisa-bisanya kau mengatakan akan membantuku mencari Soo A! Jelaskan padaku!" teriak Nyonya Park.


Jantung Nyonya Park pun kumat.

"Yeobo." ucap Presdir Min.

"Eomma." Chae Rin berusaha memegangi Nyonya Park.

Tapi Yeon Joo langsung menjauhkan Chae Rin dari ibunya dan membawa sang ibu ke dalam.


Bu Kim mendekati Chae Rin.

"Jangan bilang kau melakukan itu tanpa memikirkan akibatnya. Bisa-bisanya kau berpikir menyembunyikan Soo A." ucap Bu Kim.

Bu Kim lalu masuk ke dalam.


Sampai di dalam, Nyonya Na terkejut melihat putrinya dipapah.

Chae Rin menyusul mereka ke dalam.

Yeon Joo menyuruh Bu Kim membawa ibunya ke kamar.

Setelah sang ibu dibawa ke kamar, Yeon Joo memberitahu Nyonya Na bahwa Chae Rin sudah tahu dia Soo A selama ini, tapi berusaha menyembunyikannya.

Nyonya Na sontak kaget.


Bu Kim berusaha keras menenangkan Nyonya Park di kamar.

"Jebal, Hae Ran-ah! Aku mengatakan ini bukan sebagai pengurus rumah tangga tapi sebagai temanmu Kim Young Sook. Kumohon tenanglah." pinta Bu Kim.

Nyonya Park menurut. Bu Kim lantas membantu Nyonya Park duduk di kasur.


Setelah itu, ia membuka laci dan mengeluarkan obat. Tapi... ia lantas memasukkan kembali obat itu ke dalam laci dan mengambil obat lain dari dalam sakunya dan memberikannya pada Nyonya Park.

Bu Kim menukar obat Nyonya Park!

Setelah meminum obat yang diberikan Bu Kim, Nyonya Park pun berusaha memejamkan matanya.


Diluar, Nyonya Na marah-marah. Ia mengaku, sudah tahu hal seperti itu akan terjadi sejak melihat Chae Rin memakan ginseng 100 tahunnya Soo A.

Presdir Min menenangkan Nyonya Na. Ia lalu menyuruh Yeon Joo membawa Nyonya Na ke kamar.


Yeon Joo pun merangkul lengan sang nenek. Lalu ia menatap Chae Rin dengan tajam.

"Kau pemberani! Bisa-bisanya kau melakukan hal macam itu pada keluarga ini!" ucapnya.

"Cenayang Choi benar. Itu sebabnya Soo A tidak bisa kembali padahal ia sudah dekat dengan kita. Semua itu karena makhluk mengerikan ini sudah merencanakannya! Aigoo...."

Chae Rin diam saja. Ia tidak bisa membela dirinya.


Bu Kim keluar dari kamar Nyonya Park. Presdir Min menyuruh Bu Kim menenangkan Nyonya Na.

Setelah itu, Presdir Min mengajak Chae Rin bicara di kamar. Chae Rin menyusul sang ayah ke atas.

Bu Kim tampak memikirkan sesuatu.


Di kamar, Presdir Min menatap tajam Chae Rin. Ia mengaku, tidak bisa memaafkan Chae Rin jika apa yang dikatakan Yeon Joo itu benar.

Chae Rin menangis, Appa...

"Selama Soo A menghilang, ayah tahu nenek dan ibumu bersikap tidak normal. Ayah tahu betapa kejamnya mereka padamu karena rasa dendam dan rasa kehilangan mereka atas seorang anak. Tapi ini masalah yang amat berbeda. Kau bermain-main dengan takdir. Kurasa ayah tidak bisa memaafkanmu."

"Saat datang ke keluarga ini, aku sangat kesepian. Bahkan saat tinggal dengan kalian, aku merasa kesepian. Bahkan saat disamping kalian, aku merasa tidak terlihat. Jadi aku...." Chae Rin pun berlutut.


"... berusaha tertawa seperti Soo A untuk menarik perhatian kalian. Aku berusaha bicara seperti Soo A untuk mendapatkan perhatian ayah. Aku mencoba bersikap seperti Soo A untuk mendapatkan kasih sayang ayah. Aku berusaha sangat keras tapi aku menyadari itu tidak akan pernah terjadi. Karena bagi ibu, Soo A adalah segalanya. Jadi aku mau mencarinya tapi saat benar-benar menemukannya, aku takut jika dia kembali, aku akan menjadi orang yang tidak berguna. Itu sebabnya aku berusaha mengirimnya keluar negeri untuk mengulur waktu. Lagipula kalian juga akan tahu tapi aku juga butuh waktu."

"Pikirkan perlahan bagaimana kita harus menyelesaikan ini." jawab Presdir Min dingin, lalu keluar dari kamar Chae Rin.

Tangis Chae Rin pun kian pecah.


Keesokan harinya, Chae Rin merias dirinya. Ia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Tapi kemudian, ia teringat kata-kata ayahnya semalam. Tangisnya pun pecah lagi.


Chae Rin lantas turun ke bawah. Bersamaan dengan itu, Yeon Joo keluar dari kamar ibunya dan 'menghakimi' Chae Rin.

Ia berkata, jika dirinya ada di posisi Chae Rin, ia akan berkemas dan segera pergi dari rumah itu.

"Tapi kau... bisa-bisanya kau berniat pergi ke kantor setelah membuat kekacauan di keluarga kami."

"Aku sudah terlambat. Nanti saja bicaranya."


Tapi Yeon Joo menahan Chae Rin pergi.

"Bukan itu masalahnya. Jika kau punya kesadaran sedikit saja, tinggalkan perusahaan dan rumah ini." ucap Yeon Joo.

"Aku pergi." jawab Chae Rin, lalu beranjak pergi.

Yeon Joo semakin kesal. Bu Kim lantas keluar dan menatap Yeon Joo dengan tatapan waspada.


Di ruangannya, Presdir Min menanyakan tentang alasan Nyonya Na ingin memecat Chae Rin.

Presdir Min berkata, jika alasannya cukup kuat maka mereka tidak bisa mempertahankan Chae Rin sebagai CFO lagi.


Tak lama kemudian, Chae Rin masuk dan memberitahu ayahnya bahwa ia sudah menemukan beberapa lokasi yang pas untuk pabrik dan berniat membuat kontrak dengan salah satu dari mereka."

"Tinggalkan saja disini." ketus Presdir Min.

Presdir Min lalu meminta Do Hoon melatih Soo A agar Soo A benar-benar siap masuk ke perusahaan.

Tapi menurut Do Hoon, lebih pas Chae Rin yang melatih Soo A.

"Aku hanya mempercayaimu. Aku tidak bisa mempercayai sembarang orang. Kelak dia akan memimpin perusahaan." ucap Presdir Min.


"Kenapa kau masih disini? Bukankah sudah kusuruh kau pergi? Dan lain kali, berikan saja dokumennya pada seketaris. Kau tidak perlu menemuiku." ucap Presdir Min pada Chae Rin.

Chae Rin mengerti dan meninggalkan dokumennya di sana.


Setelah Chae Rin pergi, Do Hoon pun bertanya ada masalah apa diantara Presdir Min dan Chae Rin.

Tapi Presdir Min diam saja dan melihat dokumen yang diberikan Chae Rin.


Yeon Joo menemui Jae Sang. Ia memberitahu Jae Sang situasi di rumahnya.

Jae Sang pun penasaran apa yang akan terjadi pada Chae Rin selanjutnya.

"Karena dia sudah menyembunyikan siapa aku, dia harus dihukum." jawab Yeon Joo.

"Bagaimana situasi Cha Eun Hyuk?" tanya Jae Sang.

"Aku belum mendengar lagi kabar dari dia. Dia juga mengabaikan panggilanku." jawab Yeon Joo.

"Sayang sekali kalian tidak bisa saling menghubungi. Padahal ada banyak hal yang harus kalian selesaikan. Dia sudah berhenti, jadi kau tidak bisa melihatnya disini."

"Benarkah?"

"Jadi itulah sebabnya kau datang ke sini? Kau mau kuberitahu dimana dia tinggal?" tanya Jae Sang.


Seseorang mengetuk pintu rumahnya. Saat membuka pintu, Eun Hyuk pun terkejut melihat sosok Yeon Joo. Ia penasaran, darimana Yeon Joo tahu rumahnya tapi Yeon Joo tidak menjawab dan masuk begitu saja ke rumah Eun Hyuk.

"Bagaimana kau dapatkan tempat ini? Jangan bilang saat kita masih bersama. Aku benar-benar tidak tahu kau orang macam apa. Aku selalu merasa mengenalmu cukup baik tapi kurasa aku tidak tahu banyak hal belakangan ini." ucap Yeon Joo.

"Apa yang terjadi?" tanya Eun Hyuk.


"Kenapa kau tidak bisa menerima fakta bahwa aku Min Soo A? Kau menyesal bahwa wanita yang kau campakkan ternyata seorang pewaris? Kau marah wanita yang kau pilih ternyata palsu? Jika itu masalahnya, aku akan memberimu kesempatan." jawab Yeon Joo.

"Mianata, aku menyesal akan banyak hal tapi aku tidak ingin melakukan apapun denganmu." ucap Eun Hyuk.

"Wae? Min Chae Rin ttaemunae? Kau tahu dia orang macam apa? Dia tahu aku Min Soo A, tapi dia merahasiakan hal itu dari keluarga kami." jawab Yeon Joo.

Eun Hyuk terkejut mendengarnya.


Chae Rin di ruangan Jae Sang. Ia meminta Jae Sang membuat janji lebih dulu jika ingin bertemu dengannya.

"Kurasa Min Soo A belum tahu bahwa Cha Eun Hyuk adalah putra Jo Pil Doo. Kenapa kau tidak memberitahunya?"

"Aku hanya menunggunya memberitahu Soo A. Itu bukan urusanku atau urusanmu. Jangan berusaha memulai sesuatu. Dia sudah cukup menderita. Jangan buat dia kesulitan."

"Bukan saatnya kau mengkhawatirkan dia. Khawatirkan dirimu lebih dulu."

"Jangan khawatirkan aku. Biarkan saja dia. Bukan salahnya kalau ayahnya seorang penculik."


Chae Rin lalu beranjak pergi. Jae Sang yang kesal pun memberitahu Chae Rin bahwa Eun Hyuk memang melakukan suatu kejahatan.

Chae Rin pun menatap kesal Jae Sang.

Bersambung ke part 2........

Oke... ini keterlaluan. Sy gak membela Chae Rin. Tapi jika sy ada di posisi Chae Rin, sy juga akan melakukan hal yang sama.

Chae Rin ini haus kasih sayang. Jadi wajar dia takut jika Soo A kembali.

Bagaimana mungkin Chae Rin bisa langsung memberitahu orang tuanya tentang siapa Soo A.

Tapi yang sy heran, Presdir Min langsung berniat mecat Chae Rin aja dan pengen Soo A yang mimpin perusahaan. Padahal sebelumnya, dia mau Chae Rin yang mimpin perusahaan. Dia seolah lupa dengan kerja keras Chae Rin selama ini untuk perusahaan.

Kalau gini, sy jadi pengen Chae Rin benar-benar keluar dari rumah dan perusahaan... Sy pengen Chae Rin memutuskan hubungan dengan keluarga itu.

Bisa apa sih mereka tanpa Chae Rin? Waktu bahan baku utama Makepacific dicuri Tae San, siapa yang menyelesaikan masalah itu? Ya Chae Rin. Siapa juga yang rela menikah dengan Jae Sang demi perusahaan? Ya Chae Rin. Waktu Makepacific diserang rumor ganas yang diciptakan Taesan, yang nyelesein ya Chae Rin.

Presdir Min? Dia cuma bonekanya Nyonya Na.

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya...


Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim.

Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari.

Chorim pun jadi sewot.

"Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!"

Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya.


Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian.

Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung.


Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim.

"Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee.

Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi.


"Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim.

"Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok.

Mendengar Geum Hee calon istri Daepung, Chorim pun sewot.

Dongpal pun meminta Chorim berhenti menyewoti Geum Hee karena Chorim sedang hamil.


Dongpal lantas menyuruh Chorim mencium bunga dari Geum Hee. Chorim menciumnya dan tersenyum.


Di kamarnya, Gilja sedang bicara dengan Roo Na di telepon.

"Roo Na-ya, kau makan dengan baik? Bagaimana kabarmu? Tidurmu baik?"

"Satu-satu, Eomma. Aku tidak bisa menjawabnya kalau begitu. Aku makan dan tidur dengan baik."

"Tapi kenapa kau menelpon jam segini?"

Tak lama kemudian, Chorim pun datang dan melihat Gilja sedang bicara dengan Roo Na.

"Kapan pembukaan restoran bibi? Aku ingin datang. Rumah sakit mengizinkanku melakukan perjalanan bulan ini. Aku rasa, aku ingin datang ke restoran bibi. Aku ingin melihat restoran itu tapi aku tidak bisa pergi karena tidak punya pendamping."

"Kalau begitu biar kupikirkan siapa pendampingmu."

"Bisakah Kak Roo Bi yang datang?"

"Roo Bi?"

"Tidak bisa, ya? Aku pasti akan membuat dia tidak nyaman."

"Nanti ibu akan bicarakan dengannya."


Saat sarapan, mereka membahas Roo Na yang akan datang ke pembukaan restoran Chorim.

Gilja pun berkata, kalau Roo Na ingin Roo Bi datang menjemputnya.

"Baiklah, aku akan menjemputnya." jawab Roo Bi, meskipun sempat agak terkejut pada awalnya.

"Gomapta." ucap Gilja.

"Kenapa berterima kasih, dia adikku." jawab Roo Bi.

Sekarang, Roo Bi menunggu Roo Na di depan rumah sakit.


Dalam hatinya, Roo Bi mengaku, tidak ada gunanya tidak memberi maaf pada Roo Na. Meski ia tidak memaafkan Roo Na, hal itu tidak akan merubah apa yang sudah dilakukan Roo Na padanya.


Tak lama kemudian, Roo Na datang dan langsung memeluknya.

"Terima kasih sudah datang. Pasti sulit kan untuk datang kesini menemuiku."

"Semua baik-baik saja." jawab Roo Bi.


"Eonni, mianhae. Ini salahku. Apakah menurutmu, kau bisa memaafkanku? Kita masih tetap adik kakak setelah semua yang terjadi, kan? Aku tahu, aku sudah banyak membuatmu menderita. Aku ingin minta maaf tapi tidak tahu caranya. Apa yang harus kulakukan untuk menyembuhkan lukamu?"

"Roo Na-ya."

"Dokter bilang, aku hampir sembuh. Bagaimana penampilanku?"

"Kau terlihat lebih baik."

"Gyeong Min baik-baik saja? Aku harap dia melupakanku dan hidup bahagia."

Roo Bi tersenyum mendengarnya.

Mereka lalu kembali berpelukan.


Setelah itu, Roo Na berlari ke dalam untuk menemui dokternya.

Dari kejauhan, In Soo tersenyum melihat pertemuan kakak adik itu.

Ia lalu pergi tanpa menemui Roo Bi.


Roo Na pergi menemui dokternya. Roo Na memberitahu bahwa kakaknya menunggunya diluar.

"Bagaimana perasaanmu bertemu dengannya?"

"Karena kakakku datang kemari, mungkinkah dia sudah memaafkanku?"

"Kau ingat sesi pertama kita? Apa yang kau tanyakan padaku?" tanya dokter.

"Aku tidak yakin." jawab Roo Na.

"Apa kau tidak memiliki hasrat?" ucap dokter mengingatkan.

Flashback...


Roo Na berada di ruangan gelap itu. Ia sedang bicara dengan seseorang.

"Kau tidak memiliki hasrat? Apakah nafsu membuatku menjadi seorang Jezebel? Bagaimana hasrat dan ambisi itu bisa berbeda?"

Ternyata, Roo Na sedang bicara dengan dokternya.

Flashback end...


"Kau masih berpikir orang lain akan bertindak sama sepertimu? Misalnya, mencuri hidup kakaknya hanya karena mereka tidak pernah memiliki kesempatan?" tanya dokter.

"Dokter, aku orang yang berbeda sekarang. Pertanyaanmu membuatku bingung." jawab Roo Na.

"Apa kau berusaha menghindari pertanyaan ini?" tanya dokter.

"Dokter, aku harus pergi sekarang. Kakakku menungguku." jawab Roo Na, lalu beranjak pergi.


"Jeong Roo Na-ssi!" panggil dokter.

Roo Na pun menoleh.

"Ada apa denganmu, dokter? Sudah berapa kali kubilang, aku Jeong Roo Bi. Bukan Jeong Roo Na." jawab Roo Na lalu beranjak pergi.

Dokter tercengang melihatnya.


Tapi di depan ruangan dokter, perawat pun langsung menangkapnya.


Pembukaan restoran Chorim dimulai.

Tak lama kemudian, teman-teman Roo Bi datang.

Hyeryeon lantas menanyakan Roo Bi. Gilja berkata, Roo Bi akan segera datang.


Roo Na melakukan sesi pengobatan dengan dokter.

"Siapa namamu?" tanya dokter.

"Jeong Roo Na."

"Kau Jeong Roo Bi, bukan Jeong Roo Na." ucap dokter.

"Dokter, diam. Ini hanya antara kita. Itu rahasia." jawab Roo Na.

Roo Na lalu duduk di atas meja dan berkata, bahwa orang-orang mungkin memanggilnya Jezebel.

Ia pun mengaku, tidak peduli dengan omongan orang-orang.

"Kata-kata itu tidak akan mengubahku."


Roo Na lantas menatap dokternya.

"Kau tidak memiliki hasrat? Bagaimana bisa hasrat dan ambisi berbeda? Lihat jauh ke dalam dirimu. Kau tidak akan pernah memiliki kesempatan." ucap Roo Na.


Keesokan harinya, Gyeong Min masuk ke kantor.

Di lobby, ia bertemu dengan Roo Bi, Jin Hee, Hyeryeon dan Seokho.

"Kau tidak pergi keluar negeri setelah semua ini? Kau pasti tidak tahan meninggalkan kami, kan?" ucap Jin Hee.

"Jika aku tidak mengawasi tim pemasaran, tidak akan ada yang percaya pada kalian?" balas Gyeong Min, bercanda.


Gyeong Min lalu menatap Roo Bi. Ia mengaku, ia masih punya beberapa urusan yang belum ia selesaikan.

"Apa kau membicarakan ulang tahun bayi kami?" tanya Seokho yang sedang dipeluk Hyeryeon.

"Benar. Aku mencemaskan kalian." jawab Gyeong Min.


Gyeong Min lantas kembali menatap Roo Bi dan tersenyum.

Roo Bi tersenyum menatap Gyeong Min.

TAMAT!!