Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim.
Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari.
Chorim pun jadi sewot.
"Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!"
Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya.
Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian.
Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung.
Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim.
"Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee.
Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi.
"Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim.
"Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok.
Mendengar Geum Hee calon istri Daepung, Chorim pun sewot.
Dongpal pun meminta Chorim berhenti menyewoti Geum Hee karena Chorim sedang hamil.
Dongpal lantas menyuruh Chorim mencium bunga dari Geum Hee. Chorim menciumnya dan tersenyum.
Di kamarnya, Gilja sedang bicara dengan Roo Na di telepon.
"Roo Na-ya, kau makan dengan baik? Bagaimana kabarmu? Tidurmu baik?"
"Satu-satu, Eomma. Aku tidak bisa menjawabnya kalau begitu. Aku makan dan tidur dengan baik."
"Tapi kenapa kau menelpon jam segini?"
Tak lama kemudian, Chorim pun datang dan melihat Gilja sedang bicara dengan Roo Na.
"Kapan pembukaan restoran bibi? Aku ingin datang. Rumah sakit mengizinkanku melakukan perjalanan bulan ini. Aku rasa, aku ingin datang ke restoran bibi. Aku ingin melihat restoran itu tapi aku tidak bisa pergi karena tidak punya pendamping."
"Kalau begitu biar kupikirkan siapa pendampingmu."
"Bisakah Kak Roo Bi yang datang?"
"Roo Bi?"
"Tidak bisa, ya? Aku pasti akan membuat dia tidak nyaman."
"Nanti ibu akan bicarakan dengannya."
Saat sarapan, mereka membahas Roo Na yang akan datang ke pembukaan restoran Chorim.
Gilja pun berkata, kalau Roo Na ingin Roo Bi datang menjemputnya.
"Baiklah, aku akan menjemputnya." jawab Roo Bi, meskipun sempat agak terkejut pada awalnya.
"Gomapta." ucap Gilja.
"Kenapa berterima kasih, dia adikku." jawab Roo Bi.
Sekarang, Roo Bi menunggu Roo Na di depan rumah sakit.
Dalam hatinya, Roo Bi mengaku, tidak ada gunanya tidak memberi maaf pada Roo Na. Meski ia tidak memaafkan Roo Na, hal itu tidak akan merubah apa yang sudah dilakukan Roo Na padanya.
Tak lama kemudian, Roo Na datang dan langsung memeluknya.
"Terima kasih sudah datang. Pasti sulit kan untuk datang kesini menemuiku."
"Semua baik-baik saja." jawab Roo Bi.
"Eonni, mianhae. Ini salahku. Apakah menurutmu, kau bisa memaafkanku? Kita masih tetap adik kakak setelah semua yang terjadi, kan? Aku tahu, aku sudah banyak membuatmu menderita. Aku ingin minta maaf tapi tidak tahu caranya. Apa yang harus kulakukan untuk menyembuhkan lukamu?"
"Roo Na-ya."
"Dokter bilang, aku hampir sembuh. Bagaimana penampilanku?"
"Kau terlihat lebih baik."
"Gyeong Min baik-baik saja? Aku harap dia melupakanku dan hidup bahagia."
Roo Bi tersenyum mendengarnya.
Mereka lalu kembali berpelukan.
Setelah itu, Roo Na berlari ke dalam untuk menemui dokternya.
Dari kejauhan, In Soo tersenyum melihat pertemuan kakak adik itu.
Ia lalu pergi tanpa menemui Roo Bi.
Roo Na pergi menemui dokternya. Roo Na memberitahu bahwa kakaknya menunggunya diluar.
"Bagaimana perasaanmu bertemu dengannya?"
"Karena kakakku datang kemari, mungkinkah dia sudah memaafkanku?"
"Kau ingat sesi pertama kita? Apa yang kau tanyakan padaku?" tanya dokter.
"Aku tidak yakin." jawab Roo Na.
"Apa kau tidak memiliki hasrat?" ucap dokter mengingatkan.
Flashback...
Roo Na berada di ruangan gelap itu. Ia sedang bicara dengan seseorang.
"Kau tidak memiliki hasrat? Apakah nafsu membuatku menjadi seorang Jezebel? Bagaimana hasrat dan ambisi itu bisa berbeda?"
Ternyata, Roo Na sedang bicara dengan dokternya.
Flashback end...
"Kau masih berpikir orang lain akan bertindak sama sepertimu? Misalnya, mencuri hidup kakaknya hanya karena mereka tidak pernah memiliki kesempatan?" tanya dokter.
"Dokter, aku orang yang berbeda sekarang. Pertanyaanmu membuatku bingung." jawab Roo Na.
"Apa kau berusaha menghindari pertanyaan ini?" tanya dokter.
"Dokter, aku harus pergi sekarang. Kakakku menungguku." jawab Roo Na, lalu beranjak pergi.
"Jeong Roo Na-ssi!" panggil dokter.
Roo Na pun menoleh.
"Ada apa denganmu, dokter? Sudah berapa kali kubilang, aku Jeong Roo Bi. Bukan Jeong Roo Na." jawab Roo Na lalu beranjak pergi.
Dokter tercengang melihatnya.
Tapi di depan ruangan dokter, perawat pun langsung menangkapnya.
Pembukaan restoran Chorim dimulai.
Tak lama kemudian, teman-teman Roo Bi datang.
Hyeryeon lantas menanyakan Roo Bi. Gilja berkata, Roo Bi akan segera datang.
Roo Na melakukan sesi pengobatan dengan dokter.
"Siapa namamu?" tanya dokter.
"Jeong Roo Na."
"Kau Jeong Roo Bi, bukan Jeong Roo Na." ucap dokter.
"Dokter, diam. Ini hanya antara kita. Itu rahasia." jawab Roo Na.
Roo Na lalu duduk di atas meja dan berkata, bahwa orang-orang mungkin memanggilnya Jezebel.
Ia pun mengaku, tidak peduli dengan omongan orang-orang.
"Kata-kata itu tidak akan mengubahku."
Roo Na lantas menatap dokternya.
"Kau tidak memiliki hasrat? Bagaimana bisa hasrat dan ambisi berbeda? Lihat jauh ke dalam dirimu. Kau tidak akan pernah memiliki kesempatan." ucap Roo Na.
Keesokan harinya, Gyeong Min masuk ke kantor.
Di lobby, ia bertemu dengan Roo Bi, Jin Hee, Hyeryeon dan Seokho.
"Kau tidak pergi keluar negeri setelah semua ini? Kau pasti tidak tahan meninggalkan kami, kan?" ucap Jin Hee.
"Jika aku tidak mengawasi tim pemasaran, tidak akan ada yang percaya pada kalian?" balas Gyeong Min, bercanda.
Gyeong Min lalu menatap Roo Bi. Ia mengaku, ia masih punya beberapa urusan yang belum ia selesaikan.
"Apa kau membicarakan ulang tahun bayi kami?" tanya Seokho yang sedang dipeluk Hyeryeon.
"Benar. Aku mencemaskan kalian." jawab Gyeong Min.
Gyeong Min lantas kembali menatap Roo Bi dan tersenyum.
Roo Bi tersenyum menatap Gyeong Min.
TAMAT!!
gegara sinetron a*tv jadi nyari ni drama hehe. Soalnya tuh sinetron adaptasi dari mau tau aja koreanya gimana.