• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Love Rain Ep 9

Sebelumnya...

Ha Na pergi keluar rumah. Dia bertanya2 ada urusan apa Joon mau menemuinya. Joon datang. Dia terus memandangi Ha Na. Ha Na bingung dengan sikap Joon. Perlahan2, Joon beranjak mendekati Ha Na. "Jangan takut. Aku tidak akan pindah." ucap Ha Na sambil berjalan mundur. "Apa kau pikir aku membencimu?" tanya Joon sambil terus mendekati Ha Na. Ha Na terus saja berjalan mundur, sampai2 dia terjatuh. Tapi sebelum dia jatuh, Joon menariknya. Joon menyuruh Ha Na mendengarkan baik2 apa yang akan dia katakan. Joon pun menembak Ha Na!"Aku.." ucap mereka bersamaan."Kau dulu." jawab Joon.


"Ini pertama kalinya aku mendengar sesuatu seperti itu." ucap Ha Na.

"Apa? Apa kau segitu tidak populernya?" jawab Joon.

Ha Na kesal mendengar kata2 Joon. "Oke! Kau memang lebih populer!"

"Itu benar. Fans2ku banyak."

"Aku lihat. Aku sudah lihat bukti kepopuleranmu."

"Apa itu?"

"Masih ingat saat pertama kali kita bertemu? Di hotel? Kau sedang bersama seorang wanita. Di kamar. Di atas ranjang."

"Hey! Apa kau harus mengatakannya!"

"Lalu apa yang mau kau katakan?"

"Aku sudah mengatakannya!"

"Jdi kau benar2 menyukaiku"?

Joon bingung harus menjawab apa. Akhirnya dia berkata, "Kau harus menyiapkan dirimu jika mau bekerja di tempat kosku."

"Jadi kau tidak akan melarangku pindah ke sana?"

"Aku tidak akan melarangmu pindah."

"Tapi kau menyuruhku bersiap2?"

"Tepat sekali."

"Siap2 untuk apa. Apa yang harus kukatakan. Aku..."


Tiba2 terdengar suara Yoon Hee, "Ha Na. Apa itu kau?"

"Oh, Ma." jawab Ha Na sambil melambaikan tangannya.

"Siapa itu?" tanya Yoon Hee.

"Oh, bukan siapa2." jawab Ha Na.

"Apa? Bukan siapa?" tanya Joon tersinggung.

"Aku harus pergi." jawab Ha Na.


Joon menatap kepergian Ha Na dengan pandangan tidak percaya. Dia pun mengomel2 sendiri. Yoon Hee menanyakan siapa Joon pada Ha Na. Ha Na bilang kalau Joon adalah tamu resort. Joon makin kesal. "Baiklah! Lakukan sesukamu! Aku juga tidak merasa rugi!"


Ha Na dan Yoon Hee masuk ke rumah. Yoon Hee bertanya apa Ha Na mau makan mie pedas untuk makan malam. Ha Na setuju dan menawarkan membeli minyak wijen, tapi Yoon Hee sudah membelinya. Ha Na lalu bilang kalau mie sudah habis. Yoon Hee bilang masih ada sisa dari masakan hari minggu. Ha Na bilang kalau dia sudah menghabiskan mie itu. Ha Na akhirnya menyerah mencari2 alasan untuk keluar, dan beranjak keluar.


Diluar, Ha Na kecewa karena Joon sudah pergi. Ia pun akhirnya kembali ke rumah. Langkahnya terhenti saat terdengar suara In Ha. In Ha mendatangi Ha Na dan bertanya, tapi dia tertegun melihat wajah Ha Na yang mirip dengan Yoon Hee. Ha Na juga tertegun memandangi In Ha. "Apa kau Prof. Seo In Ha?" tanya Ha Na. In Ha mau bertanya tapi tak jadi. Ha Na senang bertemu dengan In Ha.


Joon masuk ke mobil. Di mobil dia berpikir kalau sebaiknya menunggu jawaban Ha Na. Akhirnya, Joon keluar dari mobilnya dan pergi untuk menemui Ha Na.


Yoon Hee berlari2 mencari In Ha. Dia menemukan In Ha di taman.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Yoon Hee.

"Kenapa kau bohong padaku? Kenapa kau menyembunyikan fakta kalau suamimu sudah meninggal?" jawab In Ha kecewa.

Yoon Hee kaget In Ha tahu kalau suaminya sudah meninggal. "Maaf."

"Bukankah kita sudah berjanji untuk tidak mengucapkan kata maaf satu sama lain?"

"Maaf."

"Aku tidak menyalahkanmu. Hanya saja hatiku hancur."

Yoon Hee mengangkat kepalanya dan memandang In Ha.

"Bahwa aku tidak bisa menemukanmu. Bahwa aku tidak bisa lagi bersamamu. Sulit bagimu hidup sendirian tanpa seseorang disampingmu. Meski aku tidak bisa melihatmu, aku lega kau baik2 saja. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Joon mencari2 Ha Na. Dia pun melihat ayahnya sedang bicara dengan Yoon Hee. Namun karena gelap, Joon tak sadar kalau itu adalah ayahnya. Sebelum Joon menyadarinya, Ha Na menarik Joon dan membawanya pergi menjauh. Ha Na menutup mulut Joon yang meronta2.

"Hey! Hey!" protes Joon yang masih diseret2 Ha Na.

Ha Na akhirnya berhenti menyeret Joon.

"Laki2 itu siapa?"

"Dia..."

Ha Na gak menjawab karena sadar kalau tangannya masih menggandeng Joon. Dia pun segera melepaskan gandengannya.

In Ha memegang tangan Yoon Hee. Dia tanya apa yang harus ia lakukan. Yoon Hee diam saja dan menarik tangannya dari genggaman In Ha. Ia pun berbohong dengan mengatakan kalau ia tak ingat2 apa. Alasan dirinya berbohong karena dia menyesal tak bisa mengingat apa2 sedangkan In Ha mengingat semuanya. Dia juga bilang meski sulit membesarkan Ha Na sendirian, tapi dia bahagia hidup dengan Ha Na. Dia bisa melupakan semuanya karena hidupnya sibuk dan ramai. Dia juga meminta In Ha membiarkannya menyimpan kenangan mereka. Yoon Hee pun berjalan meninggalkan In Ha dengan mata berkaca2. In Ha menatap kepergian Yoon Hee dgn mata berkaca2.

"Cinta pertama?" tanya Joon.

Ha menganggukkan kepalanya.

"Orang yang kau cari di Jepang?" tanya Joon lagi.

"Aku tidak menyangka mereka akan bertemu lagi. Itu sangat romantis." jawab Ha Na senang.

"Aku tidak suka dengan cinta pertama orang tuaku? Bagaimana dengan anak2 mereka?" tanya Joon.

Ha Na diam saja.

"Bagaimana dengan kita?" tanya Joon lagi.

Ha Na masih diam.

"Hey! Jawabanmu!" ucap Joon kesal.

"Oh, tentang aku yang akan pindah?"

"Bukan! Tentang perasaanku padamu."


Saat Ha Na akan menjawab, dia melihat Yoon Hee kembali ke rumah. Dia pun bilang akan menemui Joon nanti. Saat mau pergi, Joon menahannya. Joon meminta jawabannya sekarang. Ha Na bilang kalau dia tidak merasakan apapun. Mereka terus2an bertengkar dan dia tidak tahu apapun soal Joon. Joon kaget ditolak Ha Na. Dia bilang dia juga tidak tahu apa2 soal Ha Na, lalu menyuruh Ha Na melupakan semuanya dan beranjak pergi.

In Ha sedang berdiri diam. Joon lewat di belakangnya. Ia tak sadar ada ayahnya di sana. Ha Na masuk ke rumah. Ia tanya mengenai pertemuan Yoon Hee dan In Ha. Yoon Hee hanya menjawab sekenanya, "Baik". Ha Na lalu tanya siapa In Ha. Yoon Hee bilang kalau In Ha hanyalah seorang tamu dan mengalihkan pembicaraan dengan bilang bahwa ada sisa mie. Ha Na bilang kalau Profesor Seo In Ha terlihat keren bila dilihat secara langsung. Yoon Hee kaget mendengar ucapan Ha Na. Ha Na pun mengakui kalau dia sudah memgetahui hubungan Yoon Hee dan In Ha lewat buku diary Yoon Hee. Ia minta maaf karena sudah lancang membaca buku diary ibunya. Sang ibu berkata tidak apa2 dan akan memasak lebih cepat. Ha Na tanya apa mereka akan bertemu dengan In Ha lagi. Jawaban Yoon Hee mengecewakan Ha Na. Yoon Hee bilang kalau mereka tidak akan bertemu lagi dengan In Ha. Ha Na tanya apa alasannya karena dia pikir Yoon Hee merindukan In Ha selama ini. Yoon Hee tidak menjawab dan terus membuat makan malam. Ha Na mengaku kalau saat di Jepang, ia mau menemui In Ha, tapi sayangnya ia tak bertemu In Ha. Yoon Hee kaget mendengar ucapan Ha Na. Ha Na membujuk ibunya untuk menemui In Ha lagi. Yoon Hee memberi penjelasan kalau dia tidak menyesal meninggalkan In Ha. Dia yakin hubungan mereka tidak akan berhasil. Ha Na tidak bertanya lagi soal In Ha, raut wajahnya menunjukkan kalau dia kecewa.

Yoon Hee duduk di ranjang dan menutup salah satu matanya, lalu menghembuskan nafas.

In Ha baru saja selesai memberikan kuliah. Ha Na menunggu In Ha. Dia menyapa In Ha begitu bertemu In Ha. Mereka lalu duduk di taman kampus.

Yoon Hee masuk ke rumah, mencari Ha Na. Ia menemukan Ha Na lagi membereskan barang2nya di kamar.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yoon Hee.

"Aku akan pergi ke Seoul." jawab Ha Na.

"Kupikir kau belum mendapat tempat tinggal. Kau tidak cerita apapun padaku?" tanya Yoon Hee.

"Aku mendapat pekerjaan merawat taman di Seoul. Jadi aku pindah lebih awal." jawab Ha Na.

Ha Na sampai di rumah Sun Ho. Dia disambut oleh In Sung, Jo Soo dan pengarah gaya. Jo Soo senang melihat Ha Na membawa bunga2. In Sung menyuruh Ha Na memindahkan bunga2 itu karena mengganggu jalannya masuk. Dengan ceria, Ha Na memberitahu mereka kalau mulai sekarang dia akan pindah ke sana. Tentu saja ketiga org itu kaget. Sun Ho keluar dari rumah dan menyapa Ha Na. In Sung, Jo Soo dan pengarah gaya heran melihat Sun Ho menyambut hangat Ha Na.

Sun Ho membantu Ha Na membawakan barang2nya ke kamar. Ha Na senang melihat kamarnya. Sun Ho bilang kalau dulunya dia memakai kamar itu saat mendapat tugas jaga malam. Ha Na sedikit sungkan memakai kamar sebagus itu. Sun Ho bilang kalau Ha Na tidak perlu merasa seperti itu. Dia memperbolehkan Ha Na tinggal di sana selama yang Ha Na mau. Ha Na bilang kalau 3 minggu lagi dia akan mendapat kamar kos. Jadi sampai saat itu tiba, dia tinggal sementara di rumah Sun Ho.

Sun Ho memperkenalkan Ha Na pada yang lain.

"Kenalkan, ini Jung Ha Na. Dia akan bekerja sebagai tukang kebun mulai hari ini."

"Tukang kebun?" tanya tiga cowok itu heran.

"Perkenalkan. Ini Jo Soo. Marganya Jo, namanya Soo." ucap Sun Ho.

"Jadi namamu Jo Soo, aku sudah menebak2 kenapa Joon terus memanggilmu Jo Soo." jawab Ha Na. (Jo Soo juga berarti asisten).

"Ah, itu karena Joon orang yang..." kata2 Jo Soo terputus. Ia mau sedikit mengatai Joon, namun sadar karena 3 temannya tertawa, akhirnya dia menyebut kalau Joon orang yang agak spesial.

"Nama saudara2nya adalah Hwa, Soo, Geum."

"Jadi Jo Hwa (harmoni), Jo Soo (asisten) dan Jo Geum (kecil)? Aku paling suka nama Jo Soo." jawab Ha Na.

"Ah, kalau aku tidak suka. Oya apa kau akan tinggal di sini?" tanya Jo Soo.

"Sampai aku mendapatkan kamar kos." jawab Ha Na.

"Akan sedikit ramai di sini." keluh In Sung.

"Kalau yang ini namanya In Sung. Pekerjaannya macam2 di kafe. Dia yang paling bawel di sini." ucap Sun Ho.

"Kau harus membantuku jika pekerjaan di kafe banyak." jawab In Sung.

"Baiklah." jawab Ha Na ceria.

"Dan ini..."

Sun Ho mau mengenalkan pengarah gaya, tapi si pengarah gaya mengeluarkan botol dari saku belakangnya dan menyemprot wajah Ha Na. "Aku tidak suka melihat wajahmu. Jangan hanya mengurus bunga2, tapi uruslah wajahmu sedikit." ucapnya lagi, lalu kembali menyemprot muka Ha Na.

Pengarah gaya sedang bernyanyi dan menjadikan botol semprotnya sebagai Mike. Sedang In Sung memainkan piano di sampingnya. Diluar, Jo Soo membantu Ha Na menanam bunga. Jo Soo lalu melihat apa yang dilakukan pengarah gaya dan In Sung. "Mereka selalu melakukan hal2 yang menyenangkan." ucap Jo Soo. Ha Na berdiri dan melihat In Sung dan pengarah gaya. "Oya dimana Joon?" tanya Ha Na. "Oh, dia ada pekerjaan di Paris." jawab Jo Soo. "Kapan dia kembali?" tanya Ha Na. "Aku tidak tahu. Apa kau cemas kalau dia akan menyulitkanmu?" tanya Jo Soo. Ha Na hanya senyum. "Apa arti Joon bagimu? Kuperingatkan ya, jangan sampai kau jatuh cinta padanya karena dia hanya akan membuatmu terluka." peringat Jo Soo. Ha Na senyum dan berterima kasih. Sun Ho keluar dari rumah dan tanya apa Ha Na akan menandatangani kontrak sebelum mulai bekerja.

"Apa kau mau tamannya selalu diperindah?" tanya Ha Na begitu selesai menandatangani kontrak.

"Ini hanya semacam investasi. Mungkin dia yang menanamkan ide itu di kepalaku." jawab Sun Ho.

"Siapa?" tanya Ha Na.

"Joon, dia yang punya tempat ini sedang aku hanya penyewa. Apa kau tidak tahu?"

"Seharusnya kau bilang padaku dari awal!" ucap Ha Na kesal, lalu mau mengambil kontrak itu, tapi Sun Ho buru2 mengambilnya.

"Apa yang salah kalau Joon pemilik tempat ini? Apa dia membuatmu dalam masalah lagi?"

"Dia hanya bicara hal yang konyol."

"Menarik. Bagaimana pun, kupikir Joon mau membuat taman. Tempat ini diselamatkannya saat dia masih kecil. Aku tidak tahu dia umur berapa saat itu, sampai ortunya memutuskan berpisah. Saat itu taman ini dipenuhi bunga2 berwarna putih karena itulah tempat ini disebut Putih. Mr. Seo yang memberi nama itu. Ayah Joon. Ortuku dan ortu Joon berteman akrab, itulah kenapa aku bisa berteman dengannya."

"Aku paham."

Sun Ho mengajak Ha Na berkeliling. Pertama2 dia mengajak Ha Na ke dapur. Dia memberitahu kalau saluran air di sana bermasalah. Jika air keran dinyalakan maka air di kamar mandi akan menjadi dingin. Mereka lalu berkeliling kembali. Sun Ho merasa ada sesuatu yang lupa ia sampaikan pada Ha Na, namun dia tak ingat apa itu. Dia lalu memberikan kunci rumah pada Ha Na agar Ha Na bebas bekerja.

Ha Na masuk ke kamarnya. Dia malas merapikan barang2nya dan langsung berbaring di kasur. Tiba2, dia ingat perkataan Joon. Joon bilang kalau dia menyukai Ha Na tapi bukan itu hal yang penting buatnya. "Dia bilang itu bukan hal yang penting, jadi kenapa aku harus merasa rugi?" ucapnya sambil bangun dari tidurnya. Dia lalu melihat ada sebuah pintu di kamarnya, lalu beranjak mendekati pintu itu. Sun Ho masuk ke kamarnya dan ingat kalau dia lupa bilang jika Joon akan pindah ke kamar di samping kamar Ha Na.

Ha Na masuk ke kamar Joon. Dia melihat2 isi kamar dan melihat ada tumpukan kain di sofa. "Warnanya aneh." ucapnya lalu membuka lipatan kain itu. Ternyata itu celana dalam. Ha Na kaget dan langsung membuang celana dalam Joon. Joon yang baru masuk kamar menangkap celana dalamnya. Ha Na kaget melihat Joon. Joon juga kaget melihat Ha Na. Mi Ho masuk ke kamar dan tanya siapa Ha Na. Ha Na kaget melihat Mi Ho. Ia melihat foto Mi Ho berukuran besar di dinding. Joon menyuruh Ha Na keluar. Ha Na pun beranjak keluar. Sepertinya dia kesal. Joon menyuruh Mi Ho jangan mengikutinya lagi.

Ha Na buru2 masuk ke ruang praktek Sun Ho. Saat membuka pintu dia hampir saja menabrak Jo Soo dan pengarah gaya. Keduanya tentu saja bertanya2 ada apa dgn Ha Na. Ha Na masuk ke ruang praktek Sun Ho. "Ha Na, ada yang lupa aku..." ucap Sun Ho namun kata2nya terputus saat Joon masuk ke ruangannya dari pintu lain. "Apa yang dia lakukan di sini?" tanya Joon dan Ha Na bersamaan pada Sun Ho. "Jadi kalian sudah tahu." jawab Joon gembira. Joon langsung menyeret Ha Na keluar. Dia membawanya ke gudang. Sun Ho menatap kepergian mereka dengan penuh senyuman.

"Jadi sekarang kau pindah ke sini? Apa kau bisa bekerja di sini?" tanya Joon.

"Aku tidak akan pindah ke sini kalau aku tahu kau juga tinggal di sini!" jawab Joon.

"Kalau begitu pergilah!" ucap Joon ketus.

"Kenapa aku harus pergi? Aku bekerja di sini!" jawab Ha Na.

"Kau ini lamban atau kurang hati2? Kau mau tinggal dengan pria yang sudah kau tolak?" tanya Joon.

"Siapa yang menolak siapa?" tanya Ha Na gak mengerti.

"Kau yang menolakku atau sekarang kau berubah pikiran?" ucap Joon begitu pedenya.

Ha Na memelototi Joon. "Pergilah." suruh Joon, lalu beranjak pergi.

"Kau bilang itu bukan apa2? Itu benar2 bukan apa? Kau bahkan punya foto wanita lain di kamarmu. Kenapa kau mempermainkanku? Dan kenapa kau marah2 padaku? Kau juga berlibur ke Paris dengan seorang wanita."

"Apa kau cemburu?"

"Tidak! Bagaimana pun aku tidak mau keluar. Aku juga sudah menandatangani kontrak."

"Baiklah, aku akan membayarmu."

Joon mengeluarkan dompetnya, tapi Ha Na menahan tangannya. Ha Na tanya kenapa Joon begitu jahat padanya. Joon membalas dengan mengatai Ha Na lebih buruk. Ia mengangkat tangan Ha Na tinggi dan meminta Ha Na berhenti bersikap polos. Joon pun beranjak keluar. Ha Na menyusul Joon. Sun Ho juga menyusul. "Joon.." panggil Sun Ho, membuat langkah Joon terhenti.

"Tidak apa2, Ha Na. Joon akan segera pergi."

"Apa?"

"Bukannya kau bilang akan pergi kalau Ha Na pindah kemari. Kau bilang juga akan pindah ke hotel kalau perlu."

"Aku tidak pernah mengatakannya! Aku akan tinggal di sini, kau suruh dia keluar!"

"Aku tidak akan keluar!"

"Kalau begitu kalian harus bekerja sama dan hidup bersama." ucap Sun Ho.

"Apa?"tanya Ha Na gak setuju.

Mi Ho datang dan langsung bertanya siapa yang akan tinggal di sana. Mi Ho menggandeng Joon. Ha Na melirik Joon sebal. Joon kesal dan menyuruh Sun Ho keluar. Dia lalu beranjak pergi. Mi Ho mengikuti Joon. Sun Ho memberitahu Ha Na kalau Mi Ho adalah adiknya jadi Ha Na tidak perlu takut. Sun Ho lalu bilang kalau mereka akan mengadakan pesta selamat datang dan meminta Ha Na bersemangat. Ha Na pura2 bersemangat dengan menepuk2 tangannya.

Tae Sung masuk kantor dan mengenakan jasnya. Dia lalu duduk di meja kerjanya. Di meja kerjanya ada plang bertuliskan "Direktur Resort Han Tae Sung". Tae Sung lantas membuka laptopnya.

In Ha mendatangi Yoon Hee di kebun dengan membawa bunga favorit Yoon Hee. Mereka lalu pergi ke jembatan. Yoon Hee yang jalan di depan In Ha menghentikan langkahnya. In Ha pun berjalan ke depan Yoon Hee. Yoon Hee tanya apa yang diinginkan In Ha. In Ha bilang kalau dia menyesal melepaskan Yoon Hee dan sekarang dia tidak akan melepas Yoon Hee. Tidak masalah baginya bila Yoon Hee melupakannya. Ia juga tak meminta Yoon Hee menerimanya langsung. In Ha meminta satu kesempatan pada Yoon Hee, untuk mencintai Yoon Hee. Yoon Hee diam saja. Dia memandangi In Ha dengan sedih. In Ha maju selangkah dan memberikan bunga favorit Yoon Hee.

Ha Na, Jo Soo, Sun Ho dan In Sung sedang menyiapkan pesta selamat datang. Mereka lalu membagi2kan makanan itu pada pengunjung kafe. Sementara itu Joon dan Mi Ho ada di klub. Mi Ho sedang menari sambil melihat ke arah Joon. Sedangkan Joon hanya duduk saja. Mi Ho lalu menghampiri Joon dan mengajaknya menari. Tapi Joon menolak. Mi Ho lalu menari2 di depan Joon. Joon menjepret Mi Ho dengan kamera ponselnya. Mi Ho mengambil ponsel Joon dan senang melihat hasil jepretannya.

"Jangan pernah memotret gadis lain selain aku dan model." ucap Mi Ho.

"Apa kau model juga?" tanya Joon.

"Aku bukan model!" jawab Mi Ho sebal.

"Oya, gadis itu dia kan? Gadis yang diminta oleh klien konyol itu? Itukah alasanmu membencinya?" tanya Mi Ho.

Joon diam saja.

"Aku ternyata benar. Kau tidak pernah mengambil foto seorang gadis kecuali kalau kau menyukainya. Terutama untuk orang yang amatiran seperti itu. Apa yang dipikirkan oleh kakakku. Dia tidak benar2 menyukai gadis SMA itu kan? Seandainya saja seleranya tinggi..."

Joon memotong kata2 Mi Ho dengan menyuruh Mi Ho mengambil fotonya yang ada di kamar Joon. Mi Ho menolak. Joon pun berniat membuangnya. Mi Ho mulai merayu Joon dengan bilang kalau dia adalah belahan jiwa Joon sejak dulu. Joon tanya apa Mi Ho seekor bebek. Mi Ho tanya ada apa dengan bebek. Joon meminta Mi Ho melupakan soal bebek dan bilang tidak ada yg namanya belahan jiwa. Ia tanya apa Mi Ho sudah tahu nama panggilannya. "Apa? Orang yang menyebalkan? Seo yang kejam?" tanya Mi Ho membuat Joon memelototinya. "3 detik." jawab Joon. "Ah, kau bisa mendapatkan gadis dalam waktu 3 detik." jawab Mi Ho mengerti. "Apa ini takdir?" tanya Joon. Mi Ho mau mencium Joon, tapi Joon yang sudah tahu apa isi kepala Mi Ho menghalangi Mi Ho dengan tangannya sehingga yg dicium Mi Ho adalah tangan Joon.

Joon kembali ke rumah. Dia geleng2 kepala melihat Ha Na, Jo Soo, Sun Ho dan In Sung. Ha Na, Jo Soo, Sun Ho dan In Sung sedang bermain tebak kata. Jo Soo dan In Sung tidak pernah mengucapkan kata yang sama sehingga mereka dihukum minum bir. In Sung yang tak lagi kuat minum digantikan oleh Ha Na. Joon tak setuju Ha Na minum2, tapi dia diam saja.

Joon mau masuk ke dalam tapi gak jadi begitu Jo Soo dan In Sung menyebut nama Ha Na dan Sun Hoo. Giliran Sun Ho dan Ha Na yang bermain tebak kata. Joon ikut bermain diam2. Ha Na dan Sun Ho akhirnya dihukum minum bir. Joon pun langsung menggantikan Ha Na minum. Ia menyuruh Ha Na berhenti minum dan beranjak ke atas. Semua menatap Joon heran. "Ada apa dengannya?" tanya Ha Na.

Yoon Hee duduk di rumah kaca. Di depannya ada bunga favoritnya. Wajahnya murung. Ponselnya berdering. Ada SMS dari In Ha.



Yoon Hee duduk di rumah kaca. Di depannya ada bunga favoritnya. Wajahnya tampak murung. Tiba2, ponselnya berdering. Ada SMS masuk, dari In Ha.

Aku sudah sampai di rumah. Aku tahu kau sendirian. Jangan makan makanan cepat saji. Makanlah sesuatu yang baik. Aku sudah menyiapkan semua ini sejak lama. Aku ingin kau mendengarkannya. Aku harap kenangan itu bisa kembali.

Ada sebuah video. In Ha mengirimkan videonya yang sedang bernyanyi lagu ciptaannya, Love Rain. Yoon Hee menangis mendengarkan lagu itu.

Joon tiduran di sofa sambil membaca buku. Ia lalu menutup buku yang sedang dibacanya dan mengambil satu buku di rak. Di belakang rak itu ada jendela. Saat mengambil buku, ia melihat ke kamar Ha Na yang kosong. Joon pun keluar dari kamarnya. Langkahnya terhenti saat mendengar suara dengkuran. Ia menoleh ke belakang dan melihat Ha Na tertidur di kursi. Ia tersenyum, lalu masuk ke kamarnya dan keluar membawa selimut. Ia lantas menyelimuti Ha Na. Tiba2, Ha Na terbangun. Ha Na menarik kaos Joon yang hendak pergi. Joon pun terjatuh menimpa Ha Na. Joon mau pergi tapi Ha Na lagi2 menariknya.

"Kau pikir kau bisa pergi kemana? Aku menunggumu karena mau membicarakan sesuatu." ucap Ha Na sambil menahan ngantuk.

"Bicaranya besok saja." jawab Joon.

"Aku mau bicara sekarang. Ini sungguh tidak adil." ucap Ha Na.

"Apa?" tanya Joon.

Joon mau berdiri, tapi Ha Na memeluk Joon. Ha Na lalu menepuk2 bahu Joon. "Cepat minta maaf! Kau sudah menyakitiku."

"Untuk apa?"

"Kau mengataiku sok polos." jawab Ha Na, lalu merebahkan kepalanya di bahu Joon. "Aku bukannya sok polos tapi aku benar2 polos." ucap Ha Na lagi sambil menatap Joon.

"Apa?"

Ha Na kembali merebahkan kepalanya di bahu Joon. "Aku tidak punya pacar. Aku hanya menyukai seorang pria. Aku tidak pernah ciuman." ucapnya sambil tertawa, lalu kembali merebahkan kepalanya di bahu Joon. Ternyata Ha Na mabuk gara2 kebanyakan minum bersama Sun Ho, In Sung, dan Jo Soo.

"Apa?"

"Siapa yang peduli? Aku sedang mabuk."

Ha Na terus mengoceh gak jelas. Ia bahkan memukul2 kepala Joon. Joon hanya bisa menghela napas melihat kelakuan Ha Na. Ha Na lalu mencoba berdiri tapi ia terjatuh di pelukan Joon. Ha Na sudah tidur. Saat itulah Joon mencium Ha Na. Ha Na terbangun dan menatap tajam Joon. Saat Joon mau menciumnya lagi, Ha Na terjatuh. Joon menghela napas.

Esoknya Joon terbangun di kamarnya. Ia senyum2 sendiri teringat kejadian semalam. Ia lalu mengintip ke kamar Ha Na dari jendela. Tapi Ha Na tak ada di kamarnya. Tiba2, ia mendengar sesuatu dari taman. Joon beranjak ke balkon. Tampak Ha Na lagi memotong kayu. Joon menegur Ha Na, tapi Ha Na diam saja. Dia hanya melirik Joon sekilas, lalu kembali bekerja. Joon lalu mengingatkan Ha Na soal ciuman semalam. Ha Na pura2 gak ingat. Ia merasa malu. Joon tertawa kecil melihat ekspresi Ha Na.

Joon sarapan di depan Ha Na. Ha Na kesal melihat Joon. Joon melirik Ha Na, lalu mendekatinya. Dia memotret Ha Na, lalu duduk disamping Ha Na. Joon terus menggoda Ha Na dgn bilang kalau ia yang pertama kali memotret Ha Na dan juga mencium Ha Na. Ha Na masih pura2 gak ingat soal ciuman semalam. Joon lalu mengajak Ha Na makan malam. Saat Ha Na mau menjawab, Sun Ho datang. Sun Ho tanya perasaan Ha Na bekerja sbg tukang kebun di hari pertamanya. Joon bilang kalau Ha Na tak ingat apapun. Sun Ho bingung dengan ucapan Joon. Ha Na pun bilang dia tidak ingat apa2 gara2 kebanyakan minum.

Yoon Hee ada di RS. Ia sedang memeriksakan matanya. Dokter bilang ini kasus yang pertama kali terjadi. Yoon Hee pun meninggalkan RS dgn wajah sedih. Ia mau menelpon In Ha tapi gak jadi. Tanpa disadari Yoon Hee, In Ha berjalan di belakangnya. Ia sedih melihat Yoon Hee. Akhirnya In Ha menemui Yoon Hee. Yoon Hee kaget melihat In Ha. In Ha mengajak Yoon Hee ke studio lukusnya.

Hye Jung dan koleganya mendatangi Joon di tempat pemotretan. Ia memperkenalkan Joon pada koleganya sbg anaknya sekaligus fotografer terhebat.

In Ha sedang memasakkan sesuatu untuk Yoon Hee. In Ha tanya apa yang sedang Yoon Hee pikirkan. Yoon Hee bilang kalau dia tidak memikirkan apapun. In Ha tanya apa Yoon Hee masih suka mendengarkan musik. Yoon Hee bilang kalau ia selalu mendengarkan lagu ciptaan In Ha, Love Rain. Dia juga mengaku sangat merindukan Chang Mo, Dong Wook, In Sook dan Hye Jung. In Ha mengajak Yoon Hee menemui mereka. Yoon Hee tanya apa semuanya masih sama. In Ha bilang waktu sudah lama berlalu, ada yang masih sama seperti dulu dan ada yg sudah berubah. Yoon Hee mau membantu In Ha memasak, tapi In Ha melarang. In Ha bilang kalau Yoon Hee adalah tamunya. Yoon Hee berterima kasih pada In Ha, karena In Ha sudah memperhatikannya.Ha Na sedang mengurus tanaman di kebun. Ponselnya berdering. Telepon dari Joon. Joon mengingatkan Ha Na soal dinner mereka. Sebelum Ha Na menjawab, Joon keburu menutup teleponnya. Joon tersenyum puas, lalu mau kembali bekerja. Tapi langkah Joon terhenti saat mendengar ibunya berbicara di telepon dengan seseorang."Jangan menggangguku lagi. Bersikap baiklah pada istrimu. Apa yang akan kau lakukan setelah meninggalkanku? Semua telah selesai." ucap Hye Jung, lalu menutup teleponnya. Hye Jung berbalik dan kaget melihat Joon berdiri di belakangnya. Joon menatap tajam Hye Jung, lalu beranjak pergi.

Ha Na buru2 kembali ke rumah Sun Ho. Sesampainya di sana, ia langsung masuk ke kamarnya dan mencoba beberapa pakaian. Ha Na lelah karena tidak menemukan pakaian yg cocok. Ia duduk di ranjangnya dan melihat foto2nya saat pemotretan yg digantung di atas cermin. Ha Na memperhatikan foto2 itu. Joon sedang melakukan pemotretan. Selesai melakukan pemotretan, semua org bertepuk tangan. Kolega Hye Jung menyalami Joon. Hye Jung menegur Joon, tapi Joon bersikap cuek pada Hye Jung. Dia pergi begitu saja meninggalkan Hye Jung. Hye Jung mengejar Joon. Joon terus melangkah dan berhenti menunggu lift. Hye Jung mengajak Joon makan malam dengannya."Kau tidak perlu menjelaskan apapun padaku. Itu hidupmu. Lakukan apapun yang kau suka." ucap Joon, lalu masuk ke lift. Hye Jung hanya bisa menghela nafas melihat sikap putranya. Di lift, Joon tampak kesal.Ha Na sedang menunggu Joon. Rambutnya yang keriting digerai. Ha Na tampak berbeda malam itu. Dia bertanya2, apakah penampilannya terlihat aneh. Joon menemui Hye Jung. "Jelaskan padaku. Aku ada janji dengan seseorang. Aku tidak mau terlambat." ucap Joon. "Aku tidak tahu kalau laki2 itu sudah menikah." ucap Hye Jung."Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan itu? Kau punya segalanya." jawab Joon."Aku tidak punya apa2. Pulanglah.""Aku terluka.""Kenapa kau lakukan ini padaku? Kau sudah tahu kan apa yang ayahmu lakukan padaku? Ayahmu tidak bisa melupakan cinta pertamanya. Kau dan ayahmu sama saja!"Joon beranjak meninggalkan Hye Jung.

Ha Na masih menunggu Joon di taman. Ia bertanya2 kenapa Joon lama sekali. Saat mau menelpon Joon, Joon datang. Ia pun segera menghampiri Joon. Wajah Joon murung. Ha Na tanya apa yang terjadi. Bukan menjawab, Joon malah tanya berapa yang dihabiskan Ha Na untuk merubah gaya rambutnya. Ha Na dengan ceria bilang hanya mencoba2 saja. Joon memuji penampilan Ha Na. Ia lalu tanya soal ibu Ha Na yang gak bisa melupakan cinta pertamanya. Joon cerita kalau dia mau ayahnya kembali pada cinta pertamanya.

Joon tanya apa Ha Na punya cerita lucu. Ha Na lalu menceritakan sebuah kisah lucu. Mereka tertawa bersama. Tiba2, Joon mencium Ha Na. Ha Na kaget. Joon menatap Ha Na dan bilang serius mau melakukannya. Dia menyuruh Ha Na pergi jika Ha Na mau. Ia lalu kembali mencium Ha Na. Tiba2, hujan turun sangat deras. Ha Na kaget. Joon kembali mencium Ha Na. Ha Na kaget hingga tasnya terjatuh.

BERSAMBUNG

Love Rain Ep 8

Sebelumnya...

Hujan mulai turun. Yoon Hee membuka payungnya dan In Ha merapatkan jaketnya. Mereka sama2 menyebrangi jalan dengaan arah yang berlawanan. Tapi In Ha tak sadar kalau wanita yang berpapasan dengannya adalah Yoon Hee. Saat sudah sampai di trotoar, In Ha menoleh pada wanita itu. Ia baru sadar kalau wanita itu adalah Yoon Hee. Sambil terus memandangi Yoon Hee, In Ha berlari mengikuti langkah Yoon Hee. Setelah kondisinya memungkinkan, In Ha menyebrangi jalan. Kini, In Ha sudah berdiri di hadapan Yoon Hee. Langkah Yoon Hee terhenti karena ada seseorang di hadapannya
."Apa itu kau? Kau masih hidup?" tanya In Ha tak percaya.


Yoon Hee kaget melihat In Ha. Perlahan2, ia pun mendekati In Ha dan memayungi In Ha.


Ha Na dan Joon berteduh sambil mengobrol.

"Apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Ha Na.

"Aku ingin kita mengakhiri semuanya." jawab Joon.

"Apa maksudmu?" tanya Ha Na.

"Aku mau kita mengakhiri semuanya sekarang dan memulainya dari awal." jawab Joon.


"Mulai dari awal?" tanya Ha Na.

"Itu... Kenapa kau kau terus menelponku? Aku tidak menjawab telponmu, tapi kau terus menelponku. Dan kenapa kau datang ke studio? Apa kau sangat membutuhkan pekerjaan itu?"

"Aku tidak suka saat terakhir kau pergi. Kau bilang mau mengakhiri semuanya."

Joon senyum2 mendengar jawaban Ha Na.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Jadi maksudmu kau tidak ingin semua ini berakhir kan?"

"Apa?"

"Aku tahu. Dimana lagi kau bisa menemukan orang sepertiku."


Ha Na mendengus kesal mendengar ucapan Joon. Dia lalu mengambil payungnya dan beranjak pergi namun Joon menahannya. "Bagaimana denganku?" tanya Joon. "Kau kan bisa menelpon temanmu." jawab Ha Na, lalu beranjak pergi, tapi Joon tetap menahannya. "Mulai hari ini aku akan bersikap baik padamu." ucap Joon. "Kenapa kau melakukannya?" tanya Ha Na. "Menurutmu?" tanya Joon. Saat Ha Na akan menjawab, ponsel Ha Na berdering. Joon sewot mendengar ringtone Ha Na yg menurutnya aneh. Ha Na bilang dia tidak bisa mendengar bunyi ponselnya saat bekerja jika bunyinya tidak seperti itu. Ha Na dapat telepon dari ibunya. Dan Joon dapat telepon dari ayahnya.

"Jangan khawatir." ucap Joon dan Ha Na bersamaan. Joon dan Ha Na sama menoleh2.


Yoon Hee dan In Ha masuk ke sebuah kafe. Yoon Hee masih berbicara dengan Ha Na. Ia meminta Ha Na menunggunya jika ingin ditemani mencari tempat tinggal di Seoul. Tapi sepertinya Ha Na memilih pergi sendiri. In Ha memandangi Yoon Hee yang masih berbincang dengan Ha Na. Selesai menelpon, Yoon Hee memberitahu In Ha kalau ia berbicara dengan putrinya. In Ha dan Yoon Hee berbincang2 sambil menikmati secangkir kopi.

"Sudah lama sekali." ucap Yoon Hee.

"Aku berharap bisa bertemu lagi denganmu di dunia ini." jawab In Ha.

"Aku juga sama."

"Kapan kau kembali dari Amerika?"

"Aku kembali 10 tahun yang lalu."

"Kenapa kau tidak mencariku? Saat aku tahu kau sudah meninggal, itu sangat sulit bagiku. Akan lebih baik jika aku tahu kalau kau masih hidup."

"Aku selalu mengikuti perkembanganmu. Aku membaca berita tentang pameranmu di majalah. Aku juga sudah melihat foto keluargamu. Aku tahu kau sudah menikah dengan Hye Jung. Kau tampak bahagia, itu sudah cukup buatku."

"Bagaimana kabarmu?"


"Aku baik2 saja. Saat hujan, aku selalu teringat padamu. Maafkan aku karena tidak memberitahumu kalau aku masih hidup."

In Ha tersenyum menatap Yoon Hee.


Joon menemani Ha Na mencari tempat tinggal.

"Kenapa jalanannya menanjak seperti ini?" keluh Joon.

"Siapa suruh mengikutiku." jawab Ha Na.

"Apa kau akan terus berjalan seperti ini? Tentu saja, karena kau gendut." ucap Joon.

"Apa!" teriak Ha Na.

"Kau pikir kenapa aku mengikutimu? Karena aku sudah bilang akan bersikap baik padamu." ucap Joon.

"Apa ini yang dinamakan bersikap baik?" tanya Ha Na sambil menunjukkan bahunya yg basah kena hujan.

"Bajumu boleh basah, tapi aku tidak." jawab Joon.

"Tapi ini payungku." jawab Ha Na sambil memegang payungnya.

"Ah, aku benci hujan." ucap Joon.

"Aku menyukainya. Ibuku juga menyukainya. Saat hujan, aku dan ibu selalu bermain hujan. Jadi kami punya kenangan manis tentang hujan." jawab Ha Na.

"Bagaimana dengan cinta pertama ibu yang mau kau temu di Jepang?" tanya Joon.

"Aku sangat ingin mempertemukan mereka. Karena ibuku lagi sakit. Tapi kenapa aku bicarakan ini padamu. Ini adalah rahasia." jawab Ha Na.


In Ha dan Yoon Hee berpamitan. In Ha tanya apa mereka bisa bertemu lagi. Yoon Hee menggeleng, karena mereka sudah punya kehidupan masing2. Yoon Hee beranjak pergi. In Ha melihat kepergian Yoon Hee dengan sedih. Ia pun beranjak pergi. Tapi kemudian balik ke tempat itu. Yoon Hee sudah tidak ada di sana. In Ha mencari2 Yoon Hee. Yoon Hee ada di apotik, membeli obat tetes mata. In Ha berdiri di depan apotik tapi mereka tak menyadari satu sama lain. In Ha dan Yoon Hee berdiri saling membelakangi. In Ha lalu pergi. Yoon Hee keluar dari apotik. Ia berjalan di belakang In Ha. In Ha menoleh ke belakang tapi Yoon Hee sudah menghilang.


Pemilik rumah memperlihatkan kamar yang akan disewa oleh Ha Na. Kamar itu sangat sempit dengan atap yang sangat rendah. Ha Na melirik ke Joon yang menyuruhnya keluar. Pemilik rumah menawarkan Ha Na kamar yang lain, yang ada dapur dan kamar mandi. Joon tanya kenapa kamar itu sempit sekali. Pemilik rumah bilang kalau kamar itu memang sempit jika ditinggali oleh dua org. Ia lalu bertanya apa Ha Na dan Joon pengantin baru. Ha Na langsung membantahnya. Si pemilik rumah tanya lagi apa Ha Na dan Joon pasangan tanpa pernikahan. Joon terbelalak kaget.


Joon dan Ha Na melihat rumah yang lain. Joon tetap tidak suka dengan rumah itu. Ia pergi keluar dan melihat ada seorang pria. Joon pun menarik Ha Na pergi. Di jalan, Ha Na tanya kenapa Joon terus mengikutinya. "Ada seorang pria yang mengintip, bagaimana seorang gadis bisa tinggal di tempat seperti itu." ucap Joon. Ha Na mengeluh belum mendapat pekerjaan dan tempat tinggal. Kalau pun dapat tempat tinggal, hanya tempat seperti tadi yang bisa ia sewa. Joon pun bilang akan mencarikan pekerjaan dan tempat tinggal yang bagus untuk Ha Na. Ha Na heran dengan sikap Joon. Joon bilang akan bersikap baik pada Ha Na. Ha Na benar2 tak percaya dengan perubahan sikap Joon, pertama kau bilang mau mulai semuanya dari awal, lalu kau bersikap baik padaku dan sekarang kau berniat mencarikan aku rumah dan pekerjaan. "Apa kau bodoh? Aku ini orang penting. Masa' kau masih tidak mengerti juga." ucap Joon. Saat Joon mau bicara lagi, ponsel Ha Na berdering.


Yang menelpon Ha Na adalah Tae Sung. Ha Na tak langsung menjawab teleponnya. Joon mengambil ponsel Ha Na. Saat melihat nama Tae Sung, ia tanya apa Ha Na dan Tae Sung berpacaran. Ha Na menjawab tidak. Joon lantas mematikan ponsel Ha Na. Ha Na kesal karena Joon sembarangan mematikan telepon orang. Joon melihat ekspresi Ha Na.  "Apa kau ditolak? Jadi kau benar2 ditolak. Bagaimana mungkin kau ditolak oleh orang seperti itu." tanya Joon. Ha Na diam saja menahan kesal.

"Aku memintamu untuk mulai semuanya dari awal karena aku tertarik padamu. Sudah lama aku tertarik padamu." ucap Joon.

"Kenapa kau menyukaiku?" tanya Ha Na.

"Aku juga tidak tahu kenapa. Maka dari itu aku ingin kau tinggal denganku agar aku tahu alasannya." jawab Joon.

"Apa?" tanya Ha Na.

"Baiklah aku pergi. Sampai ketemu di pemotretan." ucap Joon, lalu pergi.

"Apa? Pemotretan?" tanya Ha Na.

Joon menarik napas dan mengelus dadanya.


Joon sampai di rumah Sun Ho. Barang2nya sudah ada di sana. Melihat Joon, Sun Ho langsung menghampiri.

"Aku akan pindah sementara dari rumah." ucap Joon.

"Ibumu pasti tidak akan memberi izin. Ada apa?" tanya Sun Hoo.

"Ibuku mau kembali pada ayah. Aku ada di Amerika saat mereka bercerai. Kalau mereka kembali, lebih baik aku pindah." jawab Joon.

Joon mengambil majalah dan tanya kapan adik Sun Hoo kembali ke Korea.

"Minggu depan."

"Jangan bilang padanya kalau aku ada di sini."

"Kenapa? Apa kau takut dia akan ikut pindah ke sini denganmu?"

"Iya."

Joon lalu melihat satu kamar lagi. Ia minta izin Sun Ho untuk menyewakan kamar itu.


Ha Na duduk di taman. Ia bertanya2 kenapa Joon menyukainya. Ia lalu berpikir kalau Joon hanya mengerjainya saja. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Tae Sung. Ha Na tetap tak mau mengangkat telepon Tae Sung. Ia pun lalu bertanya2 apakah harus menerima pekerjaan dari Joon. Yoon Hee sudah sampai di rumah. Ia membuka kembali diarynya.


Dong Wook yang sedang bertugas di RS, dengan tergesa2 menemui In Ha. In Ha cerita kalau dia baru saja bertemu Yoon Hee. Dong Wook kaget, Yoon Hee? In Ha cerita kalau Yoon Hee masih hidup. Dong Wook kaget mendengarnya. Mereka lalu duduk di taman. Dong Wook tanya kabar Yoon Hee. In Ha bilang kalau Yoon Hee baik2 saja karena itu dia harus membiarkan Yoon Hee pergi. In Ha mengatakan itu dengan sedih.



Ha Na melihat ibunya yang duduk melamun di rumah kaca. Ia mendekati ibunya. Sang ibu menyelimuti tubuh Ha Na dengan selimutnya. "Apa ibu sakit?" tanya Ha Na. Sang ibu menjawab tidak, lalu tanya apa Ha Na mencari tempat tinggal sendiri. Ha Na bilang dia ditemani seseorang. "Siapa dia? Tae Sung kan ada di Jeju?" tanya Yoon Hee.


 "Dia bukan teman, hanya seseorang." jawab Ha Na. "Apa dia laki2?" tanya Yoon Hee. "Ya dia laki2, tapi... tidak seperti itu. Aku tidak tahu, tapi dia aneh." jawab Ha Na. "Siapa dia? Aku berharap aku bisa bertahan lebih lama. Aku ingin melihatmu menikah. Aku ingin melihat kebun buatanmu." ucap Yoon Hee. "Ibu, jangan bicara itu lagi." pinta Ha Na. "Aku tidak ingin menjadi beban untukmu." kata Yoon Hee lagi. "Bu!" ucap Ha Na. "Baiklah. Aku tidak akan bicara lagi." jawab Yoon Hee yang melihat Ha Na hampir menangis.


In Ha ada di persimpangan jalan. Ia lalu memutuskan menemui Yoon Hee. Yoon Hee sedang membereskan kebunnya saat In Ha datang. Yoon Hee berbalik dan kaget melihat In Ha. Secara perlahan, In Ha berjalan mendekati Yoon Hee. Ia memandang Yoon Hee sejenak, kemudian memeluknya. Yoon Hee kaget, lalu membalas pelukan In Ha. Yoon Hee dan In Ha lalu berbincang di dalam rumah.

"Aku....."

"Aku tidak bisa melakukannya." potong In Ha.

Yoon Hee kaget, tapi ia membiarkan In Ha bicara.


"Mungkin aku terdengar egois, tapi aku harus mengatakannya. Aku tidak bahagia. Aku tak bisa tanpamu. Aku merasa seolah2 waktu berhenti di pantai itu saat kita masih bersama. Aku dan Hye Jung sudah lama berpisah. Aku tidak bisa membuatnya bahagia. Aku selalu membuatnya patah hati. Dia tidak bahagia, aku juga tidak bahagia. Aku tidak bisa tanpamu. Aku tidak mau kehilanganmu lagi. Tolonglah."

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menolongmu. Aku mencintai suami dan anakku. Aku ingin mereka bahagia. Maaf."

"Jangan pernah mengucapkan kata maaf. Aku tidak mau mendengarnya. Aku sungguh tidak mau mendengarnya."


Hye Jung sedang rapat. Selesai rapat, bawahannya menghadap. Bawahan Hye Jung memberitahu soal Yoon Hee. Katanya Yoon Hee bekerja di kebun sebuah resort dan suaminya telah lama meninggal. Hye Jung kaget mendengarnya. Dia langsung menelpon In Ha, tapi tidak ada jawaban. Sementara itu In Ha pergi ke pantai kenangannya. Ia teringat kebersamaannya dengan Yoon Hee di pantai itu.


Hye Jung pergi menemui Chang Mo. Ia stress dengan perginya In Ha. Ia mulai minum2 lagi. Chang Mo mengingatkan Hye Jung untuk tidak minum2 lagi, karena itulah penyebab Joon dan In Ha pergi. Hye Jung memberitahu Chang Mo kalau Yoon Hee sudah menjadi janda. Chang Mo kaget Hye Jung menyelidiki Yoon Hee. Hye Jung berniat tidak memberitahukan soal Yoon Hee pada In Ha. Chang Mo tanya apa Hye Jung serius tidak mau memberitahu In Ha, karena cepat atau lambat In Ha pasti akan tahu soal Yoon Hee. Hye Jung memohon Chang Mo tutup mulut. Ia takut kalau In Ha tahu soal Yoon Hee, maka In Ha akan meninggalkannya.

Ha Na datang ke studio disaat orang sedang bersiap. Ia pun mulai berganti baju dan berdandan. Jo Soo menemani Ha Na. Pengarah gaya meminta Ha Na berpose. Gaya Ha Na masih kaku. Joon masuk ke studio. Ia terkesima melihat Ha Na yang sudah didandani. "Ayo kita mulai pemotretan." ucap Joon, lalu pergi. Ha Na memandangi kepergian Joon.


Pemotretan dimulai. Ha Na benar2 gugup. Joon yang berkali2 mengambil foto Ha Na, akhirnya kesal sendiri. Ia menyuruh Ha Na senyum. Ha Na pun tersenyum tapi senyumnya maksa banget. Akhirnya Joon berhenti, lalu menyalakan musik. Joon lalu menyuruh Ha Na mengikuti musiknya. Pemotretan kembali dimulai. Ha Na menari2 gak jelas. Joon pun kesal. Jo Soo membela Ha Na, tapi Joon membentaknya.


Joon, Ha Na dan Jo Soo membuka2 majalah. Mereka mencari inspirasi gaya di sana. Semua lalu istirahat makan siang. "Maafkan aku karena sudah membuat kalian susah." ucap Ha Na. "Tidak masalah. Ini kan pengalaman pertamamu dan kau juga bukan model profesional." jawab Jo Soo, membesarkan hati Ha Na. "Oya, bukankah dia terlihat tampan hari ini? Dia masih berusaha menunjukkan kehebatannya." ucap Jo Soo lagi sambil melirik Joon. Joon yang sedari tadi mendengar percakapan Ha Na dan Jo Soo, pura2 tidak mendengar dan sedang memikirkan pemotretan.


"Wow!" teriak para kru saat Ha Na sudah berganti baju. Ha Na benar2 cantik dengan baju itu. Pemotretan dimulai. Tapi Ha Na tetap gugup. Joon kesal lalu menyuruh para krunya keluar untuk membuat Ha Na lebih nyaman. Joon memotret Ha Na sambil berbincang2. Pemotretan selesai. Hasilnya, Ha Na terlihat seperti model beneran. Ha Na sendiri tak percaya melihat hasilnya.


Ha Na sudah berganti baju lagi. Dia memakai baju lamanya dan senang sekali mendapat bayaran. Joon yang melihat baju Ha Na langsung mencela dan menyuruh Ha Na memakai baju2 yg tadi. Ha Na bilang kalau dia tidak nyaman memakai baju2 itu. Joon bilang kalau itulah fashion. Sun Ho membela Ha Na dengan bilang kalau Ha Na bekerja sbg gardener jadi harus memakai baju yang nyaman. Joon tanya apa Sun Ho menyukai style Ha Na. Ia pun memotret Ha Na untuk ditunjukkan pada Sun Ho. Joon mulai mendekatkan kameranya pada Ha Na. Ha Na tersenyum begitu melihat kamera. Joon terdiam. Dia lagi2 terpesona pada Ha Na. Dia pun tidak jadi memotret Ha Na. Ha Na berterima kasih karena Joon sudah memberinya kesempatan. Ia pun berpamitan pulang. "Apa kau tidak akan melakukan pemotretan lagi? Kalau iya berarti sangat mengecewakan karena aku tidak bisa melihatmu lagi." ucap Sun Ho. Ha Na mengiyakan sambil melirik Joon.


Joon menyusul Ha Na.

"Apa?" tanya Ha Na.

"Sepertinya aku melupakan sesuatu. Apa kau ingat apa yang terakhir kukatakan?" tanya Joon.

"Oh itu, soal kau ingin aku tinggal bersamamu. Kau jangan khawatir. Aku akan melupakan apa yang telah kudengar." jawab Ha Na.


Joon bengong mendengar jawaban Ha Na. Sebenarnya bukan itu yang mau dia katakan, tapi dia terlanjur kesal dan menyuruh Ha Na melupakan semuanya. Tiba2, seorang gadis memeluk Joon. "Kapan kau datang?" tanya Joon. "Rasanya aku ingin mati karena tidak melihatmu selama 3 bulan." jawab gadis itu. "Kau benar2 berbeda sekarang. Aku hampir saja tidak mengenalimu." jawab Joon. Ha Na beranjak pergi. "Sepertinya aku tidak akan pernah lagi melihatnya." ucap Joon sambil melihat kepergian Ha Na. Gadis itu menatap Joon bingung. Joon lalu mengajak gadis itu masuk.


Ternyata gadis itu Mi Ho, adik Sun Ho. Sun Ho kaget melihat kedatangan adiknya. Mi Ho mengajak Joon makan, tapi Joon menolak karena mau istirahat. Mi Ho heran melihat Joon akan pergi ke lantai atas. Ia tanya kenapa Joon tidak pulang ke rumah. Sun Ho kelepasan ngomong. Dia memberitahu Mi Ho kalau Joon sudah pindah ke sana. Joon dan yang lain menyuruh Sun Ho diam. Tapi Mi Ho terlanjur mendengarnya. Ia juga mau ikut pindah ke sana, tapi Sun Ho melarang. Ia bilang kalau kamarnya sudah disewakan. Mi Ho tidak percaya.


Di kamarnya, Joon melihat foto Ha Na. Dia lalu menutup laptopnya. "Ada apa denganku?"


Ha Na mencari tempat tinggal lagi. Sun Ho mendatangi sebuah rumah. Ia memencet bel, tapi tak ada jawaban. Saat mau pergi, Sun Ho melihat kakek itu berlari menuruni tangga. Sun Ho tersenyum dan mengejar kakek itu. Ha Na yang ada di sana, melihat kakek itu kelelahan berlari. Ia mengajak kakek itu duduk. Sun Ho tersenyum melihat Ha Na. Ia pun langsung mendekati mereka."Kau! Kau!" ucap kakek itu bersiap kabur.


Sun Ho langsung memegang kakek itu dan mendudukkannya. Dia mengeluarkan peralatan medisnya dari dalam tas. Si kakek berontak. Tapi Sun Ho bilang kalau kakek itu tidak punya pilihan lain. Sambil terus memegangi tangan si kakek, Sun Ho bilang kalau kakek tidak akan merasakan sakit. Sun Ho meminta bantuan Ha Na untuk memegangi si kakek.


Sun Ho dan Ha Na mengobrol sambil minum. Sun Ho berterima kasih pada Ha Na yang sudah membantunya. Ia lalu menceritakan soal kakek itu pada Ha Na. Kakek itu adalah pasien Sun Ho. Istrinya meninggal karena tekanan darah tinggi. Kakek itu menolak untuk diperiksa sehingga membuat pekerjaan Sun Ho terasa sulit. Ha Na baru tahu kalau Sun Ho seorang dokter. Ia lalu berkata seandainya taman di tempat Sun Ho dirawat pasti akan terlihat cantik. Sun Ho bilang nama tamannya adalah White Garden. Ha Na bilang di sana ada bunga lili putih. Ia pun mulai menggambarkan Whithe Garden dan bunga2 lain yang bisa mereka tanam. Sun Ho terpesona melihat Ha Na. Ia pun meminta Ha Na bekerja sbg tukang kebunnya jika Ha Na mau. Ia juga bilang akan menyewakan sebuah kamar yg kosong di sana untuk Ha Na.


Di taman, Joon mulai terbayang2 Ha Na. Ia terus saja melihat bayangan Ha Na yang sedang tersenyum padanya.


In Ha masuk ke rumahnya. Ia kaget melihat Hye Jung di sana. Hye Jung sudah menyiapkan makan malam untuk In Ha. In Ha menolak makan dengan alasan mau istirahat. Tapi Hye Jung memaksa. Akhirnya In Ha menurut. Mereka berdua makan malam bersama. Hye Jung cerita soal Mi Ho dan Joon. Sepertinya dia mau menjodohkan Joon dan Mi Ho. In Ha bilang semua keputusan ada di tangan Joon. Hye Jung lalu membujuk In Ha untuk kembali bersamanya. In Ha menolak kembali pada Hye Jung. Ia lalu cerita soal pertemuannya dengan Yoon Hee. Hye Jung kaget. Ia tanya apa In Ha tahu dari Chang Mo. In Ha tak menyangka Chang Mo tahu soal Yoon Hee. Hye Jung marah, "Lalu kenapa? Setelah bertemu Yoon Hee, kau mau mencampakkanku? Kau sudah bercerai, dan Yoon Hee hidup sendirian jadi kurasa pasti tidak ada masalah". In Ha kaget tahu Yoon Hee hidup sendiri.


Joon sedang melihat foto2nya. Ia terkejut melihat foto Ha Na. Joon langsung mematikan komputernya begitu Sun Ho datang. Sun Ho memberikan surat perjanjian yang ditulis dgn pensil warna warni pada Joon. Joon kaget membacanya. Itu adalah surat perjanjian sewa menyewa antara Ha Na dan Sun Ho. Sun Ho juga memberitahu Joon kalau Ha Na akan bekerja sebagai tukang kebunnya.


In Ha pergi ke rumah Yoon Hee.


Joon menemui Ha Na. Ha Na bingung melihat Joon yang terus memandanginya. Joon terus berjalan mendekati Ha Na. Ha Na berjalan mundur. Ia bingung melihat sikap Joon. Ha Na terus melangkah ke belakang sampai2 dia mau jatuh. Joon langsung menarik Ha Na.


"Dengarkan baik2 karena aku hanya akan mengatakannya sekali. Kurasa aku menyukaimu." tembak Joon.


Ha Na kaget mendengarnya. Lalu, Yoon Hee memanggil Ha Na. Ha Na dan Joon menoleh pada Yoon Hee.

BERSAMBUNG