Ha Na dan Joon duduk di bawah air mancur. Joon tanya apa Ha Na punya tebakan lucu. Ha Na memberi Joon sebuah tebakan lucu. Keduanya lalu sama2 tertawa. Ha Na memikirkan tebakan lucu lainnya. Saat mau memberitahukannya pada Joon, Joon mencium Ha Na!! Hal itu membuat Ha Na kaget.
."Jangan lupakan yang ini. Aku serius. Kau bisa pergi kalau kau mau." ucap Joon.
Ha Na diam saja. Joon menghitung satu detik... dua detik... tiga detik... Ha Na tetap tak bergerak. Joon mendekatkan wajahnya ke Ha Na. Ha Na menutup matanya. Joon mencium Ha Na. Tiba2, air mancur di belakang mereka menyala. Ha Na kaget dan bangkit dari duduknya. Joon menyusul Ha Na. Dia kembali mencium Ha Na. Cukup lama mereka berciuman. Ha Na lalu mendorong Joon. Dia mengambil nafas dan Joon mengusap bibirnya.
"Kupikir kau akan menghitung sampai sepuluh." ucap Ha Na.
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Joon.
Joon melihat Ha Na yang masih gugup. Ia tersenyum, lalu menggenggam jemari Ha Na.
Mereka sampai di rumah. Joon tersenyum saat melihat Ha Na yang masih terbengong2 dengan kejadian tadi. Ia lalu masuk ke rumah. Ha Na menyusul Joon. Ia tanya apa yang akan mereka lakukan. Joon balik tanya apa yang dipikirkan Ha Na. Dia lalu menyuruh Ha Na memikirkan hal itu sampai akhir minggu depan. Ha Na protes karena akhir minggu hampir tiba. Joon tanya apa lagi yang harus Ha Na pikirkan tentang pria sepertinya. Ha Na pun setuju memikirkannya sampai batas waktu yang ditentukan Joon. Ia mengaku akan memikirkan seberapa besar dia menyukai Joon. Kenapa dia menyukai Joon. Joon tampak puas dengan pernyataan Ha Na. Dia bertanya lagi apakah Ha Na benar2 menyukainya. Ha Na mau membantah, tapi Sun Ho dan Mi Ho keburu datang. Mi Ho menyeret2 koper Joon.
“Apa yang kau
lakukan dengan koperku?” tanya Joon.
“Tempatku.” Jawab
Mi Ho.
“Apa!” kaget Joon
“Kau akan pindah
ke tempatku.” jawab Sun Ho sambil menunjuk2 Mi Ho.
“Apa!” kaget
Joon.
“Ibuku sudah
memberi izin. Kalau kau bertengkar dengan ibumu, kau boleh tinggal di tempatku.”
Jawab Mi Ho.
Mi Ho lalu
melirik Ha Na. “Apa yang dia lakukan di sini? Jangan bilang kau mau tinggal
dengannya di kamar tanpa kunci?”
“Apa itu salah?”
tanya Joon.
“Pasti kau sudah
merayunya kan?” tuduh Mi Ho pada Ha Na.
“Dia tidak tahu
apa2.” Ucap Joon membela Ha Na.
“Sebenarnya aku
juga tidak mau tinggal di sini.” ucap Ha Na.
Joon menatap
tajam Ha Na. “Betulkah?”
Ha Na mengangkat
bahunya. Ia bingung harus melakukan apa. Joon memelototi Ha Na dengan
harapan
Ha Na akan mendukungnya. Mi Ho pun sadar kalau Joon dan Ha Na pulang
sama2. Ia
tanya kenapa Joon bisa pulang sama Ha Na. Sun Ho langsung menjawab
pertanyaan
Mi Ho. Ia bilang kalau Joon dan Ha Na sangat dekat. Ha Na membantah
ucapan Sun Ho dengan bilang kalau dia dan Joon tak punya hubungan
spesial. Mi Ho semakin menekan Ha Na dgn memastikan kalau Ha Na gak
nyaman tinggal berdua dgn Joon. Ha Na mengiyakan. Joon memelototi Ha Na.
Ha Na menatap Joon dengan tatapan tak berdaya.
"Oppa, bila kau tidak mempedulikan mereka, mereka akan semakin mengejarmu. Kau terlahir dengan wajah tampan. Itu bukan salahmu. Semua gadis jatuh cinta padamu." ucap Mi Ho.
"Itu tidak benar." jawab Ha Na.
Joon memelototi Ha Na. Ia lalu tanya apa Ha Na benar2 merasa tak nyaman tinggal dengannya. Ha Na diam saja. Joon yang kesal mengambil kopernya. Sun Ho tanya apa Joon setuju tinggal di rumahnya. Joon beranjak pergi. Mi Ho berteriak pada Joon, "Kau mau kemana! Apa kau mau tinggal denganku?"
"Joon!" panggil Sun Ho.
Mi Ho beranjak pergi. Tapi sebelum pergi dia memeloti Ha Na dulu.
Ha Na masuk ke rumah sambil ngomel2. Dia lalu mengintip ke kamar Joon. Perasaannya masih kesal melihat foto Mi Ho masih terpampang di kamar Joon. Joon sedang merayu Mi Ho! Ha Na berteriak bangun dari tidurnya. Rupanya itu hanyalah mimpi. Ha Na meyakinkan dirinya kalau Joon playboy. Ia lalu teringat saat Joon menciumnya. Gak lama, dia tersadar dan malu sendiri. Dia mengusap2 bibirnya.
Yoon Hee mengantarkan In Ha ke depan.
"Apa anakmu mirip denganmu?" tanya Yoon Hee.
"Aku tidak tahu. Aku pikir kami sedikit berbeda. Aku dan Hye Jung bercerai saat dia masuk universitas. Tapi aku keluar dari rumah saat dia berusia 10 tahun. Ini membuat ada jarak diantara kami. Dia merasa canggung saat bertemu denganku. Aku pun begitu. Oya, bagaimana kalo putrimu, putraku, dan kita berdua bertemu. Hanya kita berempat?"
Yoon Hee tidak menjawab. Mereka sudah sampai di depan pagar. Yoon Hee melepaskan jaket In Ha dan melarang In Ha menemuinya. In Ha menggelengkan kepalanya. Yoon Hee mengembalikan jaket In Ha dan sekali lagi melarang In Ha menemuinya. In Ha tetap menolak. In Ha bilang kalau dia akan datang lagi besok dan akan melakukan apapun yang dia suka. Ia pun pamit pulang. Yoon Hee menatap kepergian In Ha dgn perasaan campur aduk.
Joon lagi check in di hotel. Ia lalu melihat Tae Sung berjalan dengan seorang gadis. Ia bertanya2 sendiri apa gadis itu penyebab Tae Sung menolak Ha Na. Tae Sung dan gadis itu bertemu dengan Mi Ho dan Sun Ho. Rupanya mereka saling mengenal. Mi Ho melihat Joon. Dia langsung teriak memanggil Joon sambil berjalan menghampirinya. Tae Sung kaget melihat ada Joon di sana. Joon menatap tajam Tae Sung.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Joon.
Sun Ho melihat Joon terus memandangi Tae Sung. Ia tanya apa Joon kenal dgn Tae Sung.
"Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Bagaimana kalian bisa mengenalnya." jawab Joon.
"Dia kakak temanku. Dia adalah putra kedua dari Grup Joo Am. Dia yang punya hotel ini. Han Tae Sung. Kudengar dia akan segera bertunangan. Kurasa gadis itu adalah tunangannya." jawab Mi Ho.
"Apa?" kaget Joon.
"Apa kau mengenalnya?" tanya Mi Ho.
Joon tidak menjawab. Dia beranjak pergi. Mi Ho menggandeng Joon. Dia membujuk Joon agar mau pindah ke rumahnya. Joon yang sudah lelah dikejar2 Mi Ho, akhirnya mengaku sudah ada seseorang yang mengisi hatinya. Joon lalu beranjak pergi. Mi Ho melihat kepergian Joon sambil bertanya2 siapa seseorang yang dimaksud Joon. Sun Ho menggoda Mi Ho dgn bilang kalau Mi Ho gak perlu tahu.
Joon akan mencuci mukanya. Tangannya gak sengaja menyenggol tas berisi perlengkapan mandinya. Ia pun memunguti barang2nya. Saat itulah ia melihat ada sebuah cincin. Joon memungut cincin itu dan ingat kalau cincin itu milik Ha Na. Cincin yang ditemukan pemilik laundry saat ada di Jepang. Joon pun menebak2 untuk siapa cincin itu. Seketika dia teringat pada Tae Sung.
Ha Na mengunci pintu, menyalakan alarm dan mematikan lampu. Ia lalu menuangkan susu untuk dipanaskan. Tiba2, ia teringat Joon. Ia bertanya2 apa Joon pulang ke rumahnya? Atau tidur di hotel? Atau malah pergi dengan Mi Ho? Tanpa sadar dia menghabiskan satu kotak susu! Dia lalu menyalakan kompor.
Ha Na masuk ke kamarnya. Dia masih memikirkan Joon. Dia meyakinkan dirinya kalau Joon tidur di hotel karena Joon gak punya tempat untuk dituju selain hotel. Ia lalu melirik ponselnya tapi gak ada satu pun telpon atau SMS dari Joon. Itu membuat Ha Na kesal. Dia pun berniat tidak akan menghubungi Joon.
Joon lagi minum anggur. Tiba2, ponselnya berdering. Ada SMS masuk. Dari Ha Na! Ha Na bertanya ada dimana Joon. Joon tersenyum senang Ha Na mencarinya. Dia pun langsung menelpon Ha Na. Ha Na lagi menunggu balasan SMS dari Joon. Ia kaget saat ponselnya berdering. Telepon dari Joon. Ha Na panik. Dia pikir Joon akan membalas SMSnya, bukan menelponnya. Ia lalu menenangkan dirinya dan menjawab telepon Joon.
"Hallo?" sapa Ha Na.
"Kau ingin tahu dimana aku?" tanya Joon.
"Bukannya aku ingin tahu kau dimana." jawab Ha Na.
"Apa? Bukannya kau khawatir kalau aku bersama gadis lain di sini?" tanya Joon.
"Apa kau tidak punya minyak wijen di sini?" ucap Ha Na.
Ha Na merasa tolol bertanya seperti itu. Joon kecewa. Dia pikir Ha Na tak peduli kalau dia bersama gadis lain. Joon akan menutup teleponnya, tapi gak jadi karena Ha Na tanya soal Joon yg akan pergi ke Paris bersama seorang gadis. Ha Na pun sadar kalau dia salah bicara lagi. Joon bilang kalau dia ke Paris untuk urusan pekerjaan dan dia pergi dgn staf2nya. Joon sambil senyum2 tanya apa Ha Na mau dia kesana. Ha Na tidak menjawab. Joon tanya lagi apa Ha Na mau dia kesana. Saat Ha Na mau menjawab, dia teringat kalau memanaskan susu. Ha Na melemparkan ponselnya dan lari keluar. Ponsel Ha Na jatuh ke balik ranjang.
Ha Na berlari ke dapur. Susu yang dipanaskannya tumpah dan mengotori kompor. Joon menelpon Ha Na. Tapi ponsel Ha Na mati. Joon yang mulai cemas akhirnya beranjak meninggalkan hotel. Sampai di rumah, Joon masuk dengan melompati pagar. Dia mau membuka pintu depan tapi pintu dikunci dari dalam. "Buka pintunya! Jung Ha Na!" teriak Joon. Tapi gak ada jawaban.
Joon akhirnya lari ke kafe. Dia mengetuk2 jendela kafe. Tapi tetap gak ada jawaban. "Jung Ha Na, kau bisa mendengarku!" teriak Joon. Tapi masih gak ada jawaban. Joon beranjak ke halaman. Dia menatap ke atas dan berteriak2 memanggil Ha Na. Tapi masih gak ada jawaban. Ia lalu melihat tangga dan memutuskan masuk melalui balkon.
Ha Na ternyata lagi mandi. Begitu kaki Joon sampai di balkon, alarm yg dipasang Ha Na berbunyi. Joon kaget. Ia gak menyangka Ha Na menghidupkan alarm. Ha Na buru2 keluar dari kamar mandi. Dia membuka jendela dan kaget melihat Joon. Joon kaget melihat Ha Na hanya memakai baju handuk. Joon pun akhirnya terjatuh.
Ha Na meminta maaf berkali2 pada polisi yang datang. "Kau tidak perlu minta maaf. Itu sudah menjadi tugas mereka." ucap Joon setelah polisi itu pergi. "Kau membuat mereka datang ke sini malam2. Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun? Kenapa kau naik ke balkon?" tanya Ha Na. "Kenapa kau tidak menjawab telponku? Kau membuatku cemas." jawab Joon. Joon mau berdiri, tapi kakinya terkilir.
Joon melihat Ha Na, lalu kembali berdiri. Dia melepaskan jaketnya dan memasangkannya ke kepala Ha Na. "Rambutmu. Bagaimana kalau kau terserang flu." ucap Joon cemas. Ha Na sedikit kaget dengan sikap Joon yang lembut. "Jangan lakukan itu lagi. Aku pikir sesuatu yang buruk terjadi. Aku berlari kesana kemari seperti orang idiot." ucap Joon lagi. Joon beranjak pergi. Ha Na merasa bersalah karena sudah membuat Joon cemas, tapi akhirnya dia senyum2 senang karena Joon mencemaskannya.
Joon masuk ke kamarnya. Dia melepas foto besar Mi Ho yang ditempel di dinding. Ha Na dari kamarnya tanya dimana kotak P3K. Joon bilang kalau dia tidak apa2. Ha Na tanya lagi apa Joon yakin baik2 saja. Joon bilang kalau dia baik2 saja, sambil mengusap2 kakinya. Ha Na diam, lalu tanya dimana Joon tidur. Joon bilang kalau dia tidur di hotel. Ha Na lega karena Joon gak tidur di rumah Mi Ho. Ha Na tanya lagi apa Joon tidak mau balik ke hotel. Joon bilang dia memutuskan tidur di rumah. Ha Na senyum2 mendengar itu.
Joon merasa Ha Na senang. Dia mengintip Ha Na dari rak buku.
"Apa kau senang?" tanya Joon.
"Tidak." jawab Joon.
"Tapi kau tersenyum." goda Joon.
"Aku tidak senyum." bantah Ha Na.
Ha Na merasa bingung darimana Joon tahu kalau dia senyum2. Ha Na menoleh ke rak buku. Joon kaget Ha Na melihatnya. Dia langsung menjatuhkan wajahnya ke atas bantal. "Apa2an ini? Sejak kapan kau mengintipku dari sini?" tanya Ha Na. "Aku tidak melihat apapun." jawab Joon. Ha Na menutupi lubang di rak dgn segala macam buku. Joon tanya apa yang sedang Ha Na lakukan. Dia berjanji tidak akan mengintip Ha Na lagi karena tidak ada yg bisa dilihat dari Ha Na. Tapi Ha Na terus saja menambah buku2 itu. Joon minta Ha Na berhenti bersikap seperti anak2. Ha Na gak peduli sama omongan Joon. Dia terus saja menutupi lubang di rak. Tangan Joon menahan Ha Na. Dia meminta agar Ha Na membiarkan satu lubang sbg jendela. Ha Na tanya kenapa mereka butuh jendela. Joon bilang untuk menukar barang2. Ha Na bilang gak ada barang2 yang harus mereka tukar.
Joon mengembalikan cincin Ha Na. Ia bilang kalau Ha Na meninggalkan cincin itu di Jepang. "Itu cincin pria. Untuk siapa? Apa untuk dia?" tanya Joon. Ha Na mengalihkan pandangannya. Joon makin yakin cincin itu untuk Tae Sung. "Apa untuk dia?" tanya Joon lagi. Ha Na membantah. Dia bilang kalau dia tak punya seseorang untuk dibelikan cincin dan cincin itu dibelinya di pasar loak. Ha Na juga bilang kalau dia akan memberikan cincin itu jika sudah menemukan orang yang tepat. Joon menyuruh Ha Na memberikan cincin itu padanya.
Yoon Hee keluar dari rumah. Diluar In Ha sudah menunggu dengan membawa keranjang makanan. In Ha mengajak Yoon Hee sarapan bersama. In Ha dan Yoon Hee sarapan bersama. In Ha membawa banyak makanan. Yoon Hee tanya bagaimana caranya dia menghabiskan makanan sebanyak itu. In Ha bilang kalau mereka akan menghabiskan makanan itu bersama. In Ha juga membawa berbagai macam jenis kopi. Dia menyuruh Yoon Hee memilihnya karena gak tahu Yoon Hee suka jenis kopi yang mana. Yoon Hee menundukkan kepalanya. In Ha bilang meski Yoon Hee memasang muka cemberut padanya, dia akan tetap datang setiap hari.
Yoon Hee memandang In Ha. "Kau sangat dekat denganku tapi aku tak pernah tahu. Bukankah itu aneh?" tanya In Ha. Yoon Hee terus memandangi In Ha. "Jangan memandangiku seperti itu. Di dalam memorimu, aku adalah pria berusia 20 tahunan. Aku tidak bisa bersaing. Apakah aku berubah? Seberapa banyak aku berubah? Bagaimana bila kau tidak menyukaiku perubahanku? Aku mengubah penampilanku beberapa kali. Aku bahkan bercukur." ucap In Ha. In Ha lalu melepas kacamatanya. Yoon Hee bilang kalau In Ha masih sama seperti dulu. In Ha lalu menyuruh Yoon Hee memegang tangannya. Yoon Hee menolak. In Ha bilang akan membuat Yoon Hee melakukannya.
Sun Ho sedang memeriksa kesehatan Ha Na. Hasilnya kesehatan Ha Na bagus. Sun Ho sedikit bercanda. Dia bilang jika kesehatan semua org seperti Ha Na, maka tidak akan ada dokter. Ha Na lalu menyadari kalau kacamata Sun Ho gak ada lensanya. Sun Ho bilang kalau dia memakai kacamata agar terlihat pintar. Ha Na tertawa. Sun Ho menyuruh Ha Na datang padanya jika merasakan sakit, bahkan jika Ha Na patah hati sekali pun, dia akan mengobati Ha Na. Mereka tertawa bersama.
Joon lewat dan tanya apa yang membuat mereka tertawa2. "Tertawa?" tanya Ha Na gak terima. Sun Ho membisikkan sesuatu di telinga Ha Na. Dia berbisik kalau Joon cemburu. Joon tanya apa yang Sun Ho bisikkan pada Ha Na. Sun Ho semakin menggoda Joon. Dia dengan sengaja meletakkan tangannya di pundak Ha Na. Joon kesal melihatnya. Sun Ho sambil tertawa puas beranjak pergi meninggalkan mereka.
Joon melihat Ha Na yang sedang memelototinya. Ia lalu beranjak pergi bersama staf2nya. Ha Na menatap kepergiam Joon dengan kesal. "Apa berkata 'bye' bisa membunuhmu!" ucapnya kesal. Sun Ho balik lagi untuk mengambil barang2nya yang ketinggalan. Dia tersenyum pada Ha Na, lalu pergi lagi.
Ponsel Ha Na berdering. Ada SMS dari Joon. Aku ada pemotretan. Berhentilah bermain2 dgn Sun Ho dan berangkatlah ke sekolah. Ha Na senang karena Joon akhirnya berpamitan padanya, meski lewat SMS.
Di kelas, Ha Na berSMS ria dgn Joon. Kau sedang apa? Ha Na senyum2 membaca SMS Joon. Ia kemudian membalas. Aku sedang di kelas. Bukankah 10 menit yg lalu kau sudah menanyakan pertanyaan yang sama? Gak lama, SMS Joon kembali masuk. Kau harus selalu memikirkanku. Ha Na tanya, Kenapa? SMS Joon kembali masuk. Karena dengan cara itu, kau tidak akan tertidur. Maaf aku sudah menganggu konsentrasimu.
Di mobil Joon tertawa2 membaca SMS dari Ha Na. Bagaimana pemotretanmu? Apa temanya? Joon sejenak memikirkan balasan apa yang akan ia kirimkan, lalu mulai mengetik. Perjalanan. Apa kau mau melakukan perjalanan denganku? SMS Ha Na kembali masuk. Joon tertawa membaca SMS Ha Na. Jo Soo yang melihat Joon tertawa, memanggil pengarah gaya.
"Hey! Apa arti dari senyumannya?" tanya Jo Soo.
"Dia sedang jatuh cinta." jawab si pengarah gaya.
"Apa?" tanya Joon.
"Ah bukan apa2. Si penata gaya sedang jatuh cinta. Dia baru saja dapat pacar baru. Jangan dipikirkan. Teruslah senyum2 pada ponselmu. Ponsel sekarang lucu ya. Bisa membuat kita tertawa2 terus." jawab Jo Soo.
"Apa kau gila? Kenapa kau harus tertawa2 pada ponselmu?" ucap Joon.
SMS Ha Na kembali masuk. Dan Joon lagi2 tertawa membaca SMS Ha Na.
Ha Na sudah selesai kuliah. Dia mengabari Joon lewat SMS kalau akan pulang lebih awal dan merencanakan pekerjaan membereskan taman. Joon mendukung rencana Ha Na.
Joon memarahi stafnya yang tidak becus mencari tempat pemotretan. "Hey! Tema pemotretan kita kali ini adalah traveling! Apa kalian pikir tempat ini cocok!" teriaknya. Tiba2, SMS dari Ha Na masuk. Siapa yang akan menjadi modelmu? Joon tersenyum jahil membaca SMS Ha Na. Tiba2, Mi Ho datang dan memanggil Joon, Oppa! Joon pun membalas SMS Ha Na, Mi Ho. Ha Na sebal membaca SMS Joon.
"Kalau begitu aku juga tidak akan langsung pulang." ucap Ha Na.
Hye Jung pergi ke resort tempat Yoon Hee bekerja. Pegawai resort memberitahu Yoon Hee kalau Yoon Hee sedang ditunggu oleh atasan mereka. Yoon Hee heran atasan mencari dirinya. Hye Jung dan petinggi resort masuk ke sebuah ruangan. Mereka berbincang2. Hye Jung bilang kalau dia akan sering2 datang ke sana karena punya urusan pribadi dengan salah satu pegawai resort. Yoon Hee masuk ke ruangan itu. Tae Sung juga ada di sana. Dia heran melihat Yoon Hee akan masuk ke ruangan itu.Yoon Hee masuk ke ruangan itu. Dia kaget melihat Hye Jung. Hye Jung juga kaget melihat Yoon Hee. Hye Jung berjalan mendekati Yoon Hee. "Apa ini benar2 kau?" tanya Hye Jung. Hye Jung lalu memeluk Yoon Hee.
Tae Sung dapat informasi dari asistennya kalau yang mengunjungi Yoon Hee adalah Hye Jung, pemimpin Grup Kazar. "Kazar, partner resort ini?" tanya Tae Sung memastikan. "Iya. Sejak dimulainya proyek ini, kita akan mengadakan seluruh fashion show di sini." jawab asistennya. Tae Sung tak bisa berkata apa2 lagi.
Yoon Hee dan Hye Jung jalan berkeliling.
"Aku tidak menyangka kita bisa berjalan bersama2 seperti ini." ucap Hye Jung.
"Aku senang bisa melihatmu lagi." jawab Yoon Hee.
Hye Jung lalu berhenti berjalan. Dia melihat ke arah Yoon Hee.
"Kau tahu kan alasanku datang kemari?" tanya Hye Jung.
Yoon Hee dan Hye Jung bicara di kantin resort. Yoon Hee tampak kaget.
"Sepertinya kau tidak mengira sama sekali." ucap Hye Jung.
"Tidak." jawab Yoon Hee.
"Dia mungkin tidak mengatakannya tapi ini benar. Sebelum kau datang, kami membicarakan kemungkinan bersama lagi. Bagi In Ha, masa lalu lebih penting. Itu adalah halangan terbesar bagi pernikahan kami." ucap Hye Jung.
"Maaf." jawab Yoon Hee.
"Aku benci kata itu." ucap Hye Jung.
Yoon Hee menatap Hye Jung.
"Itu bukan kesalahanmu. Dialah yang tidak bisa melupakanmu. Cinta bukan seperti ini. Memiliki anak bersama, membesarkannya bersama, melalui segala hal sulit bersama2. Itu lebih penting dari cinta pertama. Dia hanya mengejar bayangannya. Semua itu masa lalu. Jadi kumohon lepaskan dia. Aku tidak bisa mengatakan ini padamu lagi. Tolong menghilanglah dari hidup kami. Kalau kau tidak mau mundur, aku yang akan membuatmu mundur. Maaf. Aku hanya tidak bisa bahagia melihatmu kembali." ancam Hye Jung.
Joon sedang memotret. Modelnya adalah Mi Ho. Baru beberapa kali memotret, Joon minta pindah lokasi. Terus saja begitu. Jo Soo pun kesal melihat tingkah Joon, tapi dia tidak berani mengungkapnya.
Joon, Mi Ho, Jo Soo dan pengarah gaya pulang dengan mood buruk. Jo Soo memperhatikan Joon dari kaca spion. Mi Ho mencoba menyemangati Joon. Joon tidak menggubris Mi Ho. Mi Ho pun mendekati Joon dan berkata, "Si tukang kebun seumuran denganku. Bukankah kau bilang aku masih muda? Dia juga masih muda."
Mi Ho lalu menyuruh Joon melihatnya. Dia mulai berpose. Tapi Joon melihat keluar jendela. Jo Soo senyum melihat usaha Mi Ho. Tiba2, Joon menyuruh Jo Soo menghentikan mobil di jalan tol. Jo Soo kaget. Mereka pun berhenti di jalan tol. Joon mulai memotret Mi Ho. Mi Ho mengubah2 posisinya sesuai arahan Joon. Joon dan Jo Soo melihat hasil jepretan Joon. Jo Soo mengacungkan dua jempolnya pada Joon.
"Itulah kenapa kau harus lahir dengan talenta." ucap Joon bangga, lalu pergi mencari angle yang pas. Joon gregetan dengan sikap Joon.
Pemotretan selesai. Joon yang mau masuk ke mobil dipanggil Mi Ho. Mi Ho mengajak Joon makan di hotel tempat Joon menginap. Joon menolak dengan alasan sibuk. Ia pun masuk ke dalam mobilnya. "Oppa! Oppa!" panggil Mi Ho.
Ha Na sedang memberesi taman saat Joon datang. Joon langsung bersandar di punggung Ha Na. "Apa2an ini?" tanya Ha Na. "Sebentar saja. Biarkan aku seperti ini. Hari ini adalah hari yang melelahkan bagiku." jawab Joon. Ha Na pun membiarkan Joon bersender di punggungnya. Ha Na senyum2 sendiri.
Sun Ho yang baru selesai menangani pasien mengintip Joon-Ha Na di taman. Ia lalu memanggil Jo Soo dan penata gaya yang baru saja datang. Jo Soo dan penata gaya kaget melihat Joon-Ha Na. "Jadi Ha Na?" tanya Jo Soo. Joon lalu mengeluarkan seuntai kalung dari kantongnya. Ia memberikan kalung itu pada Ha Na.
"Apa itu?" tanya Ha Na.
"Salju berlian. Ambillah." jawab Joon.
Ha Na menerima kalung dari Joon.
"Besok adalah batas waktu. Kau harus memberitahuku seberapa besar kau menyukaiku dan kenapa kau menyukaiku. Aku akan menunggu jawabanmu."
Joon lalu berdiri dan masuk ke dalam. Ha Na tampak berpikir. Ia lalu memandangi kalungnya sambil senyum2.
Yoon Hee duduk sendirian. Ia tampak berpikir. Rekan kerja Yoon Hee datang menghampiri.
"Siapa yang datang menemuimu?" tanya rekan kerja Yoon Hee.
"Teman lama." jawab Yoon Hee.
"Kau pasti senang. Baguslah. Kau tampak kesepian akhir2 ini."
"Ya, karena itu aku akan memberi hadiah kecil padanya.
Hye Jung, Chang Mo dan Dong Wook ada di kafe. Awalnya mereka bercanda, namun situasi berubah tegang saat Hye Jung tanya apa yang mau mereka bicarakan padanya. "Kami akan menemui Yoon Hee." jawab Dong Wook. "Kami pikir akan lebih baik jika memberitahumu dulu." ucap Chang Mo. "Apa In Ha yang menyuruh kalian menemuinya?" tanya Hye Jung. "Itu tak benar. Bagaimana pun dia adalah teman kita. Dong Wook juga pernah punya hubungan spesial dengannya." jawab Chang Mo. "Kami hargai keputusanmu. Jadi cepat putuskan." ucap Dong Wook. Dong Wook lalu pamit untuk bernyanyi.
Setelah Dong Wook pergi, Hye Jung mengomel.
"Dasar wanita bermuka dua. Sekarang dia meminta bantuan kalian, padahal aku sudah bicara dengan jelas!"
"Kau sudah menemuinya?"
"Beri aku minum!"
"Kau menemuinya?"
"Berikan aku minum."
Chang Mo mengantar Hye Jung yang mabuk ke mobil.
"Lepaskan dia." pinta Chang Mo.
"Apa?" tanya Hye Jung.
"Berhenti bersikap seakan2 kau adalah korban."
"Apa?"
"Kalau kau tidak bilang Yoon Hee sudah meninggal, In Ha pasti mencari Yoon Hee."
"Aku pikir dia sudah meninggal."
"Benarkah?"
Hye Jung tidak menjawab. Dia menghela napas.
"Juga... Kau yang sebenarnya membuat hidup In Ha menyedihkan."
Chang Mo lalu menutup pintu mobil. Hye Jung tampak berpikir.
Dong Wook pulang dalam kondisi mabuk. Sun Ho membopong Dong Wook. Ia tanya apa ada berita bahagia. Dong Wook pun cerita kalau teman yang dia kira sudah meninggal ternyata masih hidup. Ia lalu bertanya apa Sun Ho sudah menemukan cinta pertamanya. Sun Ho hanya tersenyum. Dong Wook bilang kalau generasi zaman sekarang tidak ada romantisnya, berbeda dgn zaman dulu. Sun Ho sudah bisa menebak kalau ayahnya sedang menceritakan cinta pertamanya. Dong Wook bercerita soal Yoon Hee lagi dan meminta Sun Ho merahasiakan dari ibunya.
Sun Ho mencari foto2 lama ayahnya di ruang kerja ayahnya. Dia mengambil sebuah buku. Foto2 yang terselip di buku jatuh. Dia memunguti foto2 itu. Ia kaget saat melihat satu foto.
"Dia benar2 mirip dengannya." ucap Sun Ho.
Mi Ho datang memakai masker.
"Kau menakutiku." ucap Sun Ho.
Mi Ho lantas ikut melihat foto2 itu. Ia terkejut saat melihat foto Yoon Hee yang mirip dengan Ha Na.
Ha Na memakai kalung pemberian Joon. Tapi dia merasa kalung itu tidak terlalu bagus untuk dipakai. Ia tersenyum dan mengambil cincin di dalam kotak.
In Ha mendatangi Yoon Hee yang sudah menunggunya. Ia tersenyum senang melihat Yoon Hee.
"Aku merasa tidak enak karena tidak bisa ke rumahmu tadi pagi. Ayo kita pergi minum kopi." ajak In Ha.
Yoon Hee memandangi In Ha dengan sedih. Ia lalu menundukkan kepalanya.
Ha Na masuk ke kamar Joon. Dia meletakkan cincin di meja Joon sambil menutup mata, lalu bergegas keluar. Karena tidak hati2, Ha Na membentur meja. Tiba2 Joon masuk. Ia tanya apa yang lagi dilakukan Ha Na. Ha Na bingung mau menjawab apa akhirnya bertanya kenapa Joon tidak kerja. Joon tidak menjawab. Dia maju, Ha Na mundur. Joon memiringkan kepalanya seolah2 mau mencium Ha Na, tapi rupanya Joon hanya mau mengambil tasnya.
Dengan santainya, Joon melangkah ke dapur dan mengambil minuman. Ha Na merasa malu sudah berpikir yang tidak2. Ia pun menunggu Joon mengatakan sesuatu. Tapi Joon tidak mengatakan apapun. Akhirnya Ha Na pergi keluar dengan hati kesal. Ia turun tangga sambil mengomel. Ia lalu teringat cincinnya yang ditinggalkannya di kamar Joon. Saat mau kembali mengambil cincin itu, Ha Na melihat Joon turun. Ha Na pun buru2 turun ke bawah. Joon mencari Ha Na tapi tidak menemukannya.
Ha Na berpura2 merawat tanaman saat Joon muncul. Joon menghentikan langkahnya dan berkata, "Aku akan menyelesaikan pekerjaan lebih awal, jadi tunggulah aku." ucapnya, lalu pergi. Ha Na tersenyum. Di luar, Joon mengepalkan tangannya, merasa senang. Ia lalu kembali berjalan dengan cool.
Joon bertemu Sun Ho di depan rumah.
"Ceritakan padanya yang baik2 tentangku." suruh Joon.
"Siapa?" tanya Sun Ho.
"Ha Na. Sampaikan kepadanya kebaikan hatiku. Oke." jawab Joon, lalu pergi. Sun Ho lalu berpikir apa saja kebaikan2 Joon. Tapi dia tidak berhasil menemukannya.
Sun Ho masuk ke dalam dan bertemu Ha Na. Ha Na menyapa Sun Ho. Sun Ho membalas senyuman Ha Na. Ia lalu berguman sendiri, "Dia benar2 mirip dengannya."
Yoon Hee bicara dengan In Ha di kafe.
"Karena itulah, jangan datang lagi. Aku akan kembali ke Amerika." ucap Yoon Hee.
"Apa kau mau lari lagi?" tanya In Ha.
"Iya, aku lari lagi. Hidupku sepi. Orang tuaku meninggal saat aku masih kecil. Lalu, aku kehilanganmu. Nenekku meninggal. Dan aku menjadi janda. Kurasa mungkin itu alasan aku masih mengingatmu dalam hatiku. Ingatan tentangmu menjadi perlindungan untukku. Aku tidak ingin merasa kehilangan lagi. Jadi aku tidak mau memulai hubungan apapun denganmu." ucap Yoon Hee.
In Ha memandangi Yoon Hee dengan sedih. Yoon Hee lalu keluar meninggalkan In Ha. In Ha lalu menyusul Yoon Hee.
"Yoon Hee." panggil In Ha.
Yoon Hee tidak menggubris panggilan In Ha dan terus berjalan.
"Kim Yoon Hee." panggil In Ha lagi.
Yoon Hee terus berjalan.
"Yoon Hee ya!" In Ha memanggil Yoon Hee dengan panggilan akrab. Barulah Yoon Hee berhenti. Ia menatap sedih In Ha. In Ha berjalan ke arah Yoon Hee. Yoon Hee buru2 pergi. Ia menyebrangi jalan tanpa lihat kiri kanan. Sebuah mobil box melaju ke arah Yoon Hee. In Ha langsung mendorong tubuh Yoon Hee ke trotoar. Alhasil, In Ha yang tertabrak. Kertas2 yg dibawa In Ha berhamburan di jalanan.
Sun Ho menyambut Ha Na yang baru pulang dari sekolah.
"Akan ada kiriman tanaman yang datang." ucap Ha Na.
"Oya, bagaimana keluargamu?" tanya Sun Ho.
"Aku punya seorang ibu yang bekerja sbg ahli tanaman." jawab Ha Na.
"Oh, aku kira dia seseorang yang aku tahu, tapi pekerjannya berbeda." ucap Sun Ho.
"Oh, ibuku tidak kuliah di jurusan itu. Dulu ibuku kuliah di jurusan Pendidikan Keluarga. Di Universitasku yang sekarang." jawab Ha Na.
"Dimana kau dilahirkan?" tanya Sun Ho.
"Aku lahir di Amerika." jawab Ha Na.
Sun Ho mau bertanya lagi namun Tae Sung memanggil Ha Na. Ha Na kaget melihat Tae Sung yang mengirimkan tanaman. Tae Sung beralasan kalau dia sangat merindukan Ha Na. Ha Na menganggap itu bercanda. Sun Ho penasaran dengan hubungan Tae Sung dan Ha Na. Ia pun ingat kalau pernah bertemu Tae Sung di hotel. Saat bertanya pada Tae Sung, Tae Sung gak langsung menjawab. Sun Ho pun merasa Tae Sung menyembunyikan sesuatu dari Ha Na.
Ha Na masih mau bertanya lagi, tapi dia mendengar suara Joon.
"Kau tidak boleh ketangkap." ucap Ha Na sambil menarik tangan Tae Sung dan mengajaknya pergi. Joon melihat Ha Na yang berlari bersama seorang pria. Joon tanya siapa pria itu pada Sun Ho. Sun Ho bingung harus menjawab apa.
Ha Na dan Tae Sung keluar dari pintu belakang kafe.
"Kau kerja di tamannya?" tanya Tae Sung.
"Ya. Akan menjadi masalah kalau kita sampai tertangkap." jawab Ha Na.
"Apa akan jadi masalah serius kalau kita tertangkap olehnya?" tanya Tae Sung.
Ha Na bingung harus bilang apa. Tae Sung memegang pundak Ha Na.
"Kembalilah ke resort. Aku akan memberikan pekerjaan untukmu. Jika kau tidak nyaman karena aku..."
"Bukan begitu." jawab Ha Na sambil menurunkan tangan Tae Sung.
"Sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Aku benar2 ingin tinggal di sini sekarang. Terima kasih karena kau telah datang."
Pintu belakang terbuka. "Terima kasih?" tanya Joon. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Ha Na dan Tae Sung kaget melihat kehadiran Joon. Joon menarik lengan Ha Na."Kenapa kau menarik tangannya?" tanya Tae Sung. "Karena aku punya hak! Jangan datang kemari lagi. Dia milikku." ucap Joon lagi, lalu membawa Ha Na masuk. Dia membanting pintu. Tae Sung tampak kesaal tapi dia tidak bisa berbuat apa2.
"Lepaskan!" pinta Ha Na.
Joon akhirnya melepaskan tangan Ha Na.
"Kau dicampakkan oleh pria seperti itu tapi kau masih berterima kasih padanya?" tanya Joon heran.
"Dia tidak seperti itu!" bela Ha Na.
"Kau ini bodoh atau apa!
"Jangan menjelek2kan Kak Tae Sung. Dia adalah orang yang sangat penting untukku. Dia seperti malaikat pelindungku. Dia.."
"Jangan bicara apa2 lagi."
Ha Na masih mau membela Tae Sung. Joon pun menghentikan Ha Na dgn menciumnya. Ha Na mendorong Joon.
"Kenapa? Bagaimana perasaanmu? Beritahu aku. Kau akan memberikan jawabanku hari ini!" tantang Joon.
"Aku tidak akan memberikan jawaban padamu selamanya." jawab Ha Na marah, lalu pergi.
"Gadis itu.." Joon mau mengejar Ha Na, tapi gak jadi.
Yoon Hee lagi bicara dengan dokter. Selesai bicara dengan dokter, dia masuk ke kamar In Ha. In Ha sedang berbaring. Begitu Yoon Hee datang, In Ha langsung berdiri. In Ha menenangkan Yoon Hee dengan bilang kalau dirinya baik2 saja. Yoon Hee menangis. Dia pun mendekati In Ha dan memeluknya. In Ha balas memeluk Yoon Hee.
"Apa kau takut?" tanya In Ha.
"Kupikir terjadi sesuatu denganmu. Aku belum memberitahu semuanya padamu. Kalau aku ingin tinggal di sini denganmu. Aku benar2 berpikir kalau aku tidak akan bisa melihatmu lagi. Aku pikir aku sudah kehilanganmu."
Ha Na masuk ke rumah sambil mengomel. Dia lalu teringat cincinnya yg ia tarok di meja Joon. Dia mau mengambilnya. Lagi2 dia menabrak meja. Kemudian dia mendengar langkah Joon. Buru2 dia masuk ke kamarnya. Saat melihat bayangan Joon di depan kamar, dia pun langsung duduk dan pura2 membaca buku. Bayangan Joon kemudian menghilang. Ha Na mengintip keluar. Tampak Joon duduk di depan kamar.
Joon mau masuk ke kamarnya. Saat Joon bangkit, Ha Na menutup pintunya. Joon melirik ke kamar Ha Na. Dia lalu hendak pergi, tapi urung dilakukan. Ha Na membuka pintu kamarnya. Dia mengulurkan kepalanya. Namun saat melihat Joon, dia masuk lagi ke kamar. Joon tampak berpikir, lalu pergi keluar.
Setelah memastikan keadaan aman, Ha Na masuk ke kamar Joon. Dia mengambil cincinnya. Joon tiba2 masuk. Ha Na yg kaget menjatuhkan cincinnya. Cincin itu menggelinding ke kaki Joon. Joon mengambil cincin itu. "Apa ini jawabanmu?" tanya Joon. Ha Na maju dan mau mengambil cincinnya. Tapi Joon dengan cepat menghindar dan memakaikan cincin itu ke jarinya.
"Aku tidak akan memakai cincin ini dalam waktu yang lama. Itu bukan gayaku. Tapi bagaimana bisa kau memilih cincin yang seukuran dengan jariku?" tanya Joon.
Joon memamerkan cincin di jarinya. Ha Na tersenyum. Joon balas tersenyum.
Joon menarik Ha Na ke dalam pelukannya. "Aku menerimanya. Jawabanmu." kata Joon. Ha Na yang gengsi mendorong Joon. Dia bilang belum memberikan jawabannya pada Joon. Dia pun melepaskan cincin itu dari jari Joon. Joon tanya apa Ha Na akan mengambil kembali cincinnya. Ha Na diam saja. Dia terus memandangi Joon. Ha Na lalu mengakui perasaannya, kalau dia menyukai Joon. Joon merasa senang. Dia pun mengulurkan tangannya agar Ha Na memasangkan cincin itu ke jarinya. Ha Na memasangkan cincin itu ke jari Joon. Lalu, mereka saling menautkan tangan.
Yoon Hee memegang tangan In Ha.
"Hari festival dulu, kau juga terluka seperti sekarang." ucap Yoon Hee.
Yoon Hee lalu mengusap2 tangan In Ha. In Ha meletakkan tangannya di atas tangan Yoon Hee. Ha Na dan Joon saling berpegangan tangan dan tersenyum.
BERSAMBUNG
"Oppa, bila kau tidak mempedulikan mereka, mereka akan semakin mengejarmu. Kau terlahir dengan wajah tampan. Itu bukan salahmu. Semua gadis jatuh cinta padamu." ucap Mi Ho.
"Itu tidak benar." jawab Ha Na.
Joon memelototi Ha Na. Ia lalu tanya apa Ha Na benar2 merasa tak nyaman tinggal dengannya. Ha Na diam saja. Joon yang kesal mengambil kopernya. Sun Ho tanya apa Joon setuju tinggal di rumahnya. Joon beranjak pergi. Mi Ho berteriak pada Joon, "Kau mau kemana! Apa kau mau tinggal denganku?"
"Joon!" panggil Sun Ho.
Mi Ho beranjak pergi. Tapi sebelum pergi dia memeloti Ha Na dulu.
Ha Na masuk ke rumah sambil ngomel2. Dia lalu mengintip ke kamar Joon. Perasaannya masih kesal melihat foto Mi Ho masih terpampang di kamar Joon. Joon sedang merayu Mi Ho! Ha Na berteriak bangun dari tidurnya. Rupanya itu hanyalah mimpi. Ha Na meyakinkan dirinya kalau Joon playboy. Ia lalu teringat saat Joon menciumnya. Gak lama, dia tersadar dan malu sendiri. Dia mengusap2 bibirnya.
Yoon Hee mengantarkan In Ha ke depan.
"Apa anakmu mirip denganmu?" tanya Yoon Hee.
"Aku tidak tahu. Aku pikir kami sedikit berbeda. Aku dan Hye Jung bercerai saat dia masuk universitas. Tapi aku keluar dari rumah saat dia berusia 10 tahun. Ini membuat ada jarak diantara kami. Dia merasa canggung saat bertemu denganku. Aku pun begitu. Oya, bagaimana kalo putrimu, putraku, dan kita berdua bertemu. Hanya kita berempat?"
Yoon Hee tidak menjawab. Mereka sudah sampai di depan pagar. Yoon Hee melepaskan jaket In Ha dan melarang In Ha menemuinya. In Ha menggelengkan kepalanya. Yoon Hee mengembalikan jaket In Ha dan sekali lagi melarang In Ha menemuinya. In Ha tetap menolak. In Ha bilang kalau dia akan datang lagi besok dan akan melakukan apapun yang dia suka. Ia pun pamit pulang. Yoon Hee menatap kepergian In Ha dgn perasaan campur aduk.
Joon lagi check in di hotel. Ia lalu melihat Tae Sung berjalan dengan seorang gadis. Ia bertanya2 sendiri apa gadis itu penyebab Tae Sung menolak Ha Na. Tae Sung dan gadis itu bertemu dengan Mi Ho dan Sun Ho. Rupanya mereka saling mengenal. Mi Ho melihat Joon. Dia langsung teriak memanggil Joon sambil berjalan menghampirinya. Tae Sung kaget melihat ada Joon di sana. Joon menatap tajam Tae Sung.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Joon.
Sun Ho melihat Joon terus memandangi Tae Sung. Ia tanya apa Joon kenal dgn Tae Sung.
"Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Bagaimana kalian bisa mengenalnya." jawab Joon.
"Dia kakak temanku. Dia adalah putra kedua dari Grup Joo Am. Dia yang punya hotel ini. Han Tae Sung. Kudengar dia akan segera bertunangan. Kurasa gadis itu adalah tunangannya." jawab Mi Ho.
"Apa?" kaget Joon.
"Apa kau mengenalnya?" tanya Mi Ho.
Joon tidak menjawab. Dia beranjak pergi. Mi Ho menggandeng Joon. Dia membujuk Joon agar mau pindah ke rumahnya. Joon yang sudah lelah dikejar2 Mi Ho, akhirnya mengaku sudah ada seseorang yang mengisi hatinya. Joon lalu beranjak pergi. Mi Ho melihat kepergian Joon sambil bertanya2 siapa seseorang yang dimaksud Joon. Sun Ho menggoda Mi Ho dgn bilang kalau Mi Ho gak perlu tahu.
Joon akan mencuci mukanya. Tangannya gak sengaja menyenggol tas berisi perlengkapan mandinya. Ia pun memunguti barang2nya. Saat itulah ia melihat ada sebuah cincin. Joon memungut cincin itu dan ingat kalau cincin itu milik Ha Na. Cincin yang ditemukan pemilik laundry saat ada di Jepang. Joon pun menebak2 untuk siapa cincin itu. Seketika dia teringat pada Tae Sung.
Ha Na mengunci pintu, menyalakan alarm dan mematikan lampu. Ia lalu menuangkan susu untuk dipanaskan. Tiba2, ia teringat Joon. Ia bertanya2 apa Joon pulang ke rumahnya? Atau tidur di hotel? Atau malah pergi dengan Mi Ho? Tanpa sadar dia menghabiskan satu kotak susu! Dia lalu menyalakan kompor.
Ha Na masuk ke kamarnya. Dia masih memikirkan Joon. Dia meyakinkan dirinya kalau Joon tidur di hotel karena Joon gak punya tempat untuk dituju selain hotel. Ia lalu melirik ponselnya tapi gak ada satu pun telpon atau SMS dari Joon. Itu membuat Ha Na kesal. Dia pun berniat tidak akan menghubungi Joon.
Joon lagi minum anggur. Tiba2, ponselnya berdering. Ada SMS masuk. Dari Ha Na! Ha Na bertanya ada dimana Joon. Joon tersenyum senang Ha Na mencarinya. Dia pun langsung menelpon Ha Na. Ha Na lagi menunggu balasan SMS dari Joon. Ia kaget saat ponselnya berdering. Telepon dari Joon. Ha Na panik. Dia pikir Joon akan membalas SMSnya, bukan menelponnya. Ia lalu menenangkan dirinya dan menjawab telepon Joon.
"Hallo?" sapa Ha Na.
"Kau ingin tahu dimana aku?" tanya Joon.
"Bukannya aku ingin tahu kau dimana." jawab Ha Na.
"Apa? Bukannya kau khawatir kalau aku bersama gadis lain di sini?" tanya Joon.
"Apa kau tidak punya minyak wijen di sini?" ucap Ha Na.
Ha Na merasa tolol bertanya seperti itu. Joon kecewa. Dia pikir Ha Na tak peduli kalau dia bersama gadis lain. Joon akan menutup teleponnya, tapi gak jadi karena Ha Na tanya soal Joon yg akan pergi ke Paris bersama seorang gadis. Ha Na pun sadar kalau dia salah bicara lagi. Joon bilang kalau dia ke Paris untuk urusan pekerjaan dan dia pergi dgn staf2nya. Joon sambil senyum2 tanya apa Ha Na mau dia kesana. Ha Na tidak menjawab. Joon tanya lagi apa Ha Na mau dia kesana. Saat Ha Na mau menjawab, dia teringat kalau memanaskan susu. Ha Na melemparkan ponselnya dan lari keluar. Ponsel Ha Na jatuh ke balik ranjang.
Ha Na berlari ke dapur. Susu yang dipanaskannya tumpah dan mengotori kompor. Joon menelpon Ha Na. Tapi ponsel Ha Na mati. Joon yang mulai cemas akhirnya beranjak meninggalkan hotel. Sampai di rumah, Joon masuk dengan melompati pagar. Dia mau membuka pintu depan tapi pintu dikunci dari dalam. "Buka pintunya! Jung Ha Na!" teriak Joon. Tapi gak ada jawaban.
Joon akhirnya lari ke kafe. Dia mengetuk2 jendela kafe. Tapi tetap gak ada jawaban. "Jung Ha Na, kau bisa mendengarku!" teriak Joon. Tapi masih gak ada jawaban. Joon beranjak ke halaman. Dia menatap ke atas dan berteriak2 memanggil Ha Na. Tapi masih gak ada jawaban. Ia lalu melihat tangga dan memutuskan masuk melalui balkon.
Ha Na ternyata lagi mandi. Begitu kaki Joon sampai di balkon, alarm yg dipasang Ha Na berbunyi. Joon kaget. Ia gak menyangka Ha Na menghidupkan alarm. Ha Na buru2 keluar dari kamar mandi. Dia membuka jendela dan kaget melihat Joon. Joon kaget melihat Ha Na hanya memakai baju handuk. Joon pun akhirnya terjatuh.
Ha Na meminta maaf berkali2 pada polisi yang datang. "Kau tidak perlu minta maaf. Itu sudah menjadi tugas mereka." ucap Joon setelah polisi itu pergi. "Kau membuat mereka datang ke sini malam2. Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun? Kenapa kau naik ke balkon?" tanya Ha Na. "Kenapa kau tidak menjawab telponku? Kau membuatku cemas." jawab Joon. Joon mau berdiri, tapi kakinya terkilir.
Joon melihat Ha Na, lalu kembali berdiri. Dia melepaskan jaketnya dan memasangkannya ke kepala Ha Na. "Rambutmu. Bagaimana kalau kau terserang flu." ucap Joon cemas. Ha Na sedikit kaget dengan sikap Joon yang lembut. "Jangan lakukan itu lagi. Aku pikir sesuatu yang buruk terjadi. Aku berlari kesana kemari seperti orang idiot." ucap Joon lagi. Joon beranjak pergi. Ha Na merasa bersalah karena sudah membuat Joon cemas, tapi akhirnya dia senyum2 senang karena Joon mencemaskannya.
Joon masuk ke kamarnya. Dia melepas foto besar Mi Ho yang ditempel di dinding. Ha Na dari kamarnya tanya dimana kotak P3K. Joon bilang kalau dia tidak apa2. Ha Na tanya lagi apa Joon yakin baik2 saja. Joon bilang kalau dia baik2 saja, sambil mengusap2 kakinya. Ha Na diam, lalu tanya dimana Joon tidur. Joon bilang kalau dia tidur di hotel. Ha Na lega karena Joon gak tidur di rumah Mi Ho. Ha Na tanya lagi apa Joon tidak mau balik ke hotel. Joon bilang dia memutuskan tidur di rumah. Ha Na senyum2 mendengar itu.
Joon merasa Ha Na senang. Dia mengintip Ha Na dari rak buku.
"Apa kau senang?" tanya Joon.
"Tidak." jawab Joon.
"Tapi kau tersenyum." goda Joon.
"Aku tidak senyum." bantah Ha Na.
Ha Na merasa bingung darimana Joon tahu kalau dia senyum2. Ha Na menoleh ke rak buku. Joon kaget Ha Na melihatnya. Dia langsung menjatuhkan wajahnya ke atas bantal. "Apa2an ini? Sejak kapan kau mengintipku dari sini?" tanya Ha Na. "Aku tidak melihat apapun." jawab Joon. Ha Na menutupi lubang di rak dgn segala macam buku. Joon tanya apa yang sedang Ha Na lakukan. Dia berjanji tidak akan mengintip Ha Na lagi karena tidak ada yg bisa dilihat dari Ha Na. Tapi Ha Na terus saja menambah buku2 itu. Joon minta Ha Na berhenti bersikap seperti anak2. Ha Na gak peduli sama omongan Joon. Dia terus saja menutupi lubang di rak. Tangan Joon menahan Ha Na. Dia meminta agar Ha Na membiarkan satu lubang sbg jendela. Ha Na tanya kenapa mereka butuh jendela. Joon bilang untuk menukar barang2. Ha Na bilang gak ada barang2 yang harus mereka tukar.
Joon mengembalikan cincin Ha Na. Ia bilang kalau Ha Na meninggalkan cincin itu di Jepang. "Itu cincin pria. Untuk siapa? Apa untuk dia?" tanya Joon. Ha Na mengalihkan pandangannya. Joon makin yakin cincin itu untuk Tae Sung. "Apa untuk dia?" tanya Joon lagi. Ha Na membantah. Dia bilang kalau dia tak punya seseorang untuk dibelikan cincin dan cincin itu dibelinya di pasar loak. Ha Na juga bilang kalau dia akan memberikan cincin itu jika sudah menemukan orang yang tepat. Joon menyuruh Ha Na memberikan cincin itu padanya.
Yoon Hee keluar dari rumah. Diluar In Ha sudah menunggu dengan membawa keranjang makanan. In Ha mengajak Yoon Hee sarapan bersama. In Ha dan Yoon Hee sarapan bersama. In Ha membawa banyak makanan. Yoon Hee tanya bagaimana caranya dia menghabiskan makanan sebanyak itu. In Ha bilang kalau mereka akan menghabiskan makanan itu bersama. In Ha juga membawa berbagai macam jenis kopi. Dia menyuruh Yoon Hee memilihnya karena gak tahu Yoon Hee suka jenis kopi yang mana. Yoon Hee menundukkan kepalanya. In Ha bilang meski Yoon Hee memasang muka cemberut padanya, dia akan tetap datang setiap hari.
Yoon Hee memandang In Ha. "Kau sangat dekat denganku tapi aku tak pernah tahu. Bukankah itu aneh?" tanya In Ha. Yoon Hee terus memandangi In Ha. "Jangan memandangiku seperti itu. Di dalam memorimu, aku adalah pria berusia 20 tahunan. Aku tidak bisa bersaing. Apakah aku berubah? Seberapa banyak aku berubah? Bagaimana bila kau tidak menyukaiku perubahanku? Aku mengubah penampilanku beberapa kali. Aku bahkan bercukur." ucap In Ha. In Ha lalu melepas kacamatanya. Yoon Hee bilang kalau In Ha masih sama seperti dulu. In Ha lalu menyuruh Yoon Hee memegang tangannya. Yoon Hee menolak. In Ha bilang akan membuat Yoon Hee melakukannya.
Sun Ho sedang memeriksa kesehatan Ha Na. Hasilnya kesehatan Ha Na bagus. Sun Ho sedikit bercanda. Dia bilang jika kesehatan semua org seperti Ha Na, maka tidak akan ada dokter. Ha Na lalu menyadari kalau kacamata Sun Ho gak ada lensanya. Sun Ho bilang kalau dia memakai kacamata agar terlihat pintar. Ha Na tertawa. Sun Ho menyuruh Ha Na datang padanya jika merasakan sakit, bahkan jika Ha Na patah hati sekali pun, dia akan mengobati Ha Na. Mereka tertawa bersama.
Joon lewat dan tanya apa yang membuat mereka tertawa2. "Tertawa?" tanya Ha Na gak terima. Sun Ho membisikkan sesuatu di telinga Ha Na. Dia berbisik kalau Joon cemburu. Joon tanya apa yang Sun Ho bisikkan pada Ha Na. Sun Ho semakin menggoda Joon. Dia dengan sengaja meletakkan tangannya di pundak Ha Na. Joon kesal melihatnya. Sun Ho sambil tertawa puas beranjak pergi meninggalkan mereka.
Joon melihat Ha Na yang sedang memelototinya. Ia lalu beranjak pergi bersama staf2nya. Ha Na menatap kepergiam Joon dengan kesal. "Apa berkata 'bye' bisa membunuhmu!" ucapnya kesal. Sun Ho balik lagi untuk mengambil barang2nya yang ketinggalan. Dia tersenyum pada Ha Na, lalu pergi lagi.
Ponsel Ha Na berdering. Ada SMS dari Joon. Aku ada pemotretan. Berhentilah bermain2 dgn Sun Ho dan berangkatlah ke sekolah. Ha Na senang karena Joon akhirnya berpamitan padanya, meski lewat SMS.
Di kelas, Ha Na berSMS ria dgn Joon. Kau sedang apa? Ha Na senyum2 membaca SMS Joon. Ia kemudian membalas. Aku sedang di kelas. Bukankah 10 menit yg lalu kau sudah menanyakan pertanyaan yang sama? Gak lama, SMS Joon kembali masuk. Kau harus selalu memikirkanku. Ha Na tanya, Kenapa? SMS Joon kembali masuk. Karena dengan cara itu, kau tidak akan tertidur. Maaf aku sudah menganggu konsentrasimu.
Di mobil Joon tertawa2 membaca SMS dari Ha Na. Bagaimana pemotretanmu? Apa temanya? Joon sejenak memikirkan balasan apa yang akan ia kirimkan, lalu mulai mengetik. Perjalanan. Apa kau mau melakukan perjalanan denganku? SMS Ha Na kembali masuk. Joon tertawa membaca SMS Ha Na. Jo Soo yang melihat Joon tertawa, memanggil pengarah gaya.
"Hey! Apa arti dari senyumannya?" tanya Jo Soo.
"Dia sedang jatuh cinta." jawab si pengarah gaya.
"Apa?" tanya Joon.
"Ah bukan apa2. Si penata gaya sedang jatuh cinta. Dia baru saja dapat pacar baru. Jangan dipikirkan. Teruslah senyum2 pada ponselmu. Ponsel sekarang lucu ya. Bisa membuat kita tertawa2 terus." jawab Jo Soo.
"Apa kau gila? Kenapa kau harus tertawa2 pada ponselmu?" ucap Joon.
SMS Ha Na kembali masuk. Dan Joon lagi2 tertawa membaca SMS Ha Na.
Ha Na sudah selesai kuliah. Dia mengabari Joon lewat SMS kalau akan pulang lebih awal dan merencanakan pekerjaan membereskan taman. Joon mendukung rencana Ha Na.
Joon memarahi stafnya yang tidak becus mencari tempat pemotretan. "Hey! Tema pemotretan kita kali ini adalah traveling! Apa kalian pikir tempat ini cocok!" teriaknya. Tiba2, SMS dari Ha Na masuk. Siapa yang akan menjadi modelmu? Joon tersenyum jahil membaca SMS Ha Na. Tiba2, Mi Ho datang dan memanggil Joon, Oppa! Joon pun membalas SMS Ha Na, Mi Ho. Ha Na sebal membaca SMS Joon.
"Kalau begitu aku juga tidak akan langsung pulang." ucap Ha Na.
Hye Jung pergi ke resort tempat Yoon Hee bekerja. Pegawai resort memberitahu Yoon Hee kalau Yoon Hee sedang ditunggu oleh atasan mereka. Yoon Hee heran atasan mencari dirinya. Hye Jung dan petinggi resort masuk ke sebuah ruangan. Mereka berbincang2. Hye Jung bilang kalau dia akan sering2 datang ke sana karena punya urusan pribadi dengan salah satu pegawai resort. Yoon Hee masuk ke ruangan itu. Tae Sung juga ada di sana. Dia heran melihat Yoon Hee akan masuk ke ruangan itu.Yoon Hee masuk ke ruangan itu. Dia kaget melihat Hye Jung. Hye Jung juga kaget melihat Yoon Hee. Hye Jung berjalan mendekati Yoon Hee. "Apa ini benar2 kau?" tanya Hye Jung. Hye Jung lalu memeluk Yoon Hee.
Tae Sung dapat informasi dari asistennya kalau yang mengunjungi Yoon Hee adalah Hye Jung, pemimpin Grup Kazar. "Kazar, partner resort ini?" tanya Tae Sung memastikan. "Iya. Sejak dimulainya proyek ini, kita akan mengadakan seluruh fashion show di sini." jawab asistennya. Tae Sung tak bisa berkata apa2 lagi.
Yoon Hee dan Hye Jung jalan berkeliling.
"Aku tidak menyangka kita bisa berjalan bersama2 seperti ini." ucap Hye Jung.
"Aku senang bisa melihatmu lagi." jawab Yoon Hee.
Hye Jung lalu berhenti berjalan. Dia melihat ke arah Yoon Hee.
"Kau tahu kan alasanku datang kemari?" tanya Hye Jung.
Yoon Hee dan Hye Jung bicara di kantin resort. Yoon Hee tampak kaget.
"Sepertinya kau tidak mengira sama sekali." ucap Hye Jung.
"Tidak." jawab Yoon Hee.
"Dia mungkin tidak mengatakannya tapi ini benar. Sebelum kau datang, kami membicarakan kemungkinan bersama lagi. Bagi In Ha, masa lalu lebih penting. Itu adalah halangan terbesar bagi pernikahan kami." ucap Hye Jung.
"Maaf." jawab Yoon Hee.
"Aku benci kata itu." ucap Hye Jung.
Yoon Hee menatap Hye Jung.
"Itu bukan kesalahanmu. Dialah yang tidak bisa melupakanmu. Cinta bukan seperti ini. Memiliki anak bersama, membesarkannya bersama, melalui segala hal sulit bersama2. Itu lebih penting dari cinta pertama. Dia hanya mengejar bayangannya. Semua itu masa lalu. Jadi kumohon lepaskan dia. Aku tidak bisa mengatakan ini padamu lagi. Tolong menghilanglah dari hidup kami. Kalau kau tidak mau mundur, aku yang akan membuatmu mundur. Maaf. Aku hanya tidak bisa bahagia melihatmu kembali." ancam Hye Jung.
Joon sedang memotret. Modelnya adalah Mi Ho. Baru beberapa kali memotret, Joon minta pindah lokasi. Terus saja begitu. Jo Soo pun kesal melihat tingkah Joon, tapi dia tidak berani mengungkapnya.
Joon, Mi Ho, Jo Soo dan pengarah gaya pulang dengan mood buruk. Jo Soo memperhatikan Joon dari kaca spion. Mi Ho mencoba menyemangati Joon. Joon tidak menggubris Mi Ho. Mi Ho pun mendekati Joon dan berkata, "Si tukang kebun seumuran denganku. Bukankah kau bilang aku masih muda? Dia juga masih muda."
Mi Ho lalu menyuruh Joon melihatnya. Dia mulai berpose. Tapi Joon melihat keluar jendela. Jo Soo senyum melihat usaha Mi Ho. Tiba2, Joon menyuruh Jo Soo menghentikan mobil di jalan tol. Jo Soo kaget. Mereka pun berhenti di jalan tol. Joon mulai memotret Mi Ho. Mi Ho mengubah2 posisinya sesuai arahan Joon. Joon dan Jo Soo melihat hasil jepretan Joon. Jo Soo mengacungkan dua jempolnya pada Joon.
"Itulah kenapa kau harus lahir dengan talenta." ucap Joon bangga, lalu pergi mencari angle yang pas. Joon gregetan dengan sikap Joon.
Pemotretan selesai. Joon yang mau masuk ke mobil dipanggil Mi Ho. Mi Ho mengajak Joon makan di hotel tempat Joon menginap. Joon menolak dengan alasan sibuk. Ia pun masuk ke dalam mobilnya. "Oppa! Oppa!" panggil Mi Ho.
Ha Na sedang memberesi taman saat Joon datang. Joon langsung bersandar di punggung Ha Na. "Apa2an ini?" tanya Ha Na. "Sebentar saja. Biarkan aku seperti ini. Hari ini adalah hari yang melelahkan bagiku." jawab Joon. Ha Na pun membiarkan Joon bersender di punggungnya. Ha Na senyum2 sendiri.
Sun Ho yang baru selesai menangani pasien mengintip Joon-Ha Na di taman. Ia lalu memanggil Jo Soo dan penata gaya yang baru saja datang. Jo Soo dan penata gaya kaget melihat Joon-Ha Na. "Jadi Ha Na?" tanya Jo Soo. Joon lalu mengeluarkan seuntai kalung dari kantongnya. Ia memberikan kalung itu pada Ha Na.
"Apa itu?" tanya Ha Na.
"Salju berlian. Ambillah." jawab Joon.
Ha Na menerima kalung dari Joon.
"Besok adalah batas waktu. Kau harus memberitahuku seberapa besar kau menyukaiku dan kenapa kau menyukaiku. Aku akan menunggu jawabanmu."
Joon lalu berdiri dan masuk ke dalam. Ha Na tampak berpikir. Ia lalu memandangi kalungnya sambil senyum2.
Yoon Hee duduk sendirian. Ia tampak berpikir. Rekan kerja Yoon Hee datang menghampiri.
"Siapa yang datang menemuimu?" tanya rekan kerja Yoon Hee.
"Teman lama." jawab Yoon Hee.
"Kau pasti senang. Baguslah. Kau tampak kesepian akhir2 ini."
"Ya, karena itu aku akan memberi hadiah kecil padanya.
Hye Jung, Chang Mo dan Dong Wook ada di kafe. Awalnya mereka bercanda, namun situasi berubah tegang saat Hye Jung tanya apa yang mau mereka bicarakan padanya. "Kami akan menemui Yoon Hee." jawab Dong Wook. "Kami pikir akan lebih baik jika memberitahumu dulu." ucap Chang Mo. "Apa In Ha yang menyuruh kalian menemuinya?" tanya Hye Jung. "Itu tak benar. Bagaimana pun dia adalah teman kita. Dong Wook juga pernah punya hubungan spesial dengannya." jawab Chang Mo. "Kami hargai keputusanmu. Jadi cepat putuskan." ucap Dong Wook. Dong Wook lalu pamit untuk bernyanyi.
Setelah Dong Wook pergi, Hye Jung mengomel.
"Dasar wanita bermuka dua. Sekarang dia meminta bantuan kalian, padahal aku sudah bicara dengan jelas!"
"Kau sudah menemuinya?"
"Beri aku minum!"
"Kau menemuinya?"
"Berikan aku minum."
Chang Mo mengantar Hye Jung yang mabuk ke mobil.
"Lepaskan dia." pinta Chang Mo.
"Apa?" tanya Hye Jung.
"Berhenti bersikap seakan2 kau adalah korban."
"Apa?"
"Kalau kau tidak bilang Yoon Hee sudah meninggal, In Ha pasti mencari Yoon Hee."
"Aku pikir dia sudah meninggal."
"Benarkah?"
Hye Jung tidak menjawab. Dia menghela napas.
"Juga... Kau yang sebenarnya membuat hidup In Ha menyedihkan."
Chang Mo lalu menutup pintu mobil. Hye Jung tampak berpikir.
Dong Wook pulang dalam kondisi mabuk. Sun Ho membopong Dong Wook. Ia tanya apa ada berita bahagia. Dong Wook pun cerita kalau teman yang dia kira sudah meninggal ternyata masih hidup. Ia lalu bertanya apa Sun Ho sudah menemukan cinta pertamanya. Sun Ho hanya tersenyum. Dong Wook bilang kalau generasi zaman sekarang tidak ada romantisnya, berbeda dgn zaman dulu. Sun Ho sudah bisa menebak kalau ayahnya sedang menceritakan cinta pertamanya. Dong Wook bercerita soal Yoon Hee lagi dan meminta Sun Ho merahasiakan dari ibunya.
Sun Ho mencari foto2 lama ayahnya di ruang kerja ayahnya. Dia mengambil sebuah buku. Foto2 yang terselip di buku jatuh. Dia memunguti foto2 itu. Ia kaget saat melihat satu foto.
"Dia benar2 mirip dengannya." ucap Sun Ho.
Mi Ho datang memakai masker.
"Kau menakutiku." ucap Sun Ho.
Mi Ho lantas ikut melihat foto2 itu. Ia terkejut saat melihat foto Yoon Hee yang mirip dengan Ha Na.
Ha Na memakai kalung pemberian Joon. Tapi dia merasa kalung itu tidak terlalu bagus untuk dipakai. Ia tersenyum dan mengambil cincin di dalam kotak.
In Ha mendatangi Yoon Hee yang sudah menunggunya. Ia tersenyum senang melihat Yoon Hee.
"Aku merasa tidak enak karena tidak bisa ke rumahmu tadi pagi. Ayo kita pergi minum kopi." ajak In Ha.
Yoon Hee memandangi In Ha dengan sedih. Ia lalu menundukkan kepalanya.
Ha Na masuk ke kamar Joon. Dia meletakkan cincin di meja Joon sambil menutup mata, lalu bergegas keluar. Karena tidak hati2, Ha Na membentur meja. Tiba2 Joon masuk. Ia tanya apa yang lagi dilakukan Ha Na. Ha Na bingung mau menjawab apa akhirnya bertanya kenapa Joon tidak kerja. Joon tidak menjawab. Dia maju, Ha Na mundur. Joon memiringkan kepalanya seolah2 mau mencium Ha Na, tapi rupanya Joon hanya mau mengambil tasnya.
Dengan santainya, Joon melangkah ke dapur dan mengambil minuman. Ha Na merasa malu sudah berpikir yang tidak2. Ia pun menunggu Joon mengatakan sesuatu. Tapi Joon tidak mengatakan apapun. Akhirnya Ha Na pergi keluar dengan hati kesal. Ia turun tangga sambil mengomel. Ia lalu teringat cincinnya yang ditinggalkannya di kamar Joon. Saat mau kembali mengambil cincin itu, Ha Na melihat Joon turun. Ha Na pun buru2 turun ke bawah. Joon mencari Ha Na tapi tidak menemukannya.
Ha Na berpura2 merawat tanaman saat Joon muncul. Joon menghentikan langkahnya dan berkata, "Aku akan menyelesaikan pekerjaan lebih awal, jadi tunggulah aku." ucapnya, lalu pergi. Ha Na tersenyum. Di luar, Joon mengepalkan tangannya, merasa senang. Ia lalu kembali berjalan dengan cool.
Joon bertemu Sun Ho di depan rumah.
"Ceritakan padanya yang baik2 tentangku." suruh Joon.
"Siapa?" tanya Sun Ho.
"Ha Na. Sampaikan kepadanya kebaikan hatiku. Oke." jawab Joon, lalu pergi. Sun Ho lalu berpikir apa saja kebaikan2 Joon. Tapi dia tidak berhasil menemukannya.
Sun Ho masuk ke dalam dan bertemu Ha Na. Ha Na menyapa Sun Ho. Sun Ho membalas senyuman Ha Na. Ia lalu berguman sendiri, "Dia benar2 mirip dengannya."
Yoon Hee bicara dengan In Ha di kafe.
"Karena itulah, jangan datang lagi. Aku akan kembali ke Amerika." ucap Yoon Hee.
"Apa kau mau lari lagi?" tanya In Ha.
"Iya, aku lari lagi. Hidupku sepi. Orang tuaku meninggal saat aku masih kecil. Lalu, aku kehilanganmu. Nenekku meninggal. Dan aku menjadi janda. Kurasa mungkin itu alasan aku masih mengingatmu dalam hatiku. Ingatan tentangmu menjadi perlindungan untukku. Aku tidak ingin merasa kehilangan lagi. Jadi aku tidak mau memulai hubungan apapun denganmu." ucap Yoon Hee.
In Ha memandangi Yoon Hee dengan sedih. Yoon Hee lalu keluar meninggalkan In Ha. In Ha lalu menyusul Yoon Hee.
"Yoon Hee." panggil In Ha.
Yoon Hee tidak menggubris panggilan In Ha dan terus berjalan.
"Kim Yoon Hee." panggil In Ha lagi.
Yoon Hee terus berjalan.
"Yoon Hee ya!" In Ha memanggil Yoon Hee dengan panggilan akrab. Barulah Yoon Hee berhenti. Ia menatap sedih In Ha. In Ha berjalan ke arah Yoon Hee. Yoon Hee buru2 pergi. Ia menyebrangi jalan tanpa lihat kiri kanan. Sebuah mobil box melaju ke arah Yoon Hee. In Ha langsung mendorong tubuh Yoon Hee ke trotoar. Alhasil, In Ha yang tertabrak. Kertas2 yg dibawa In Ha berhamburan di jalanan.
Sun Ho menyambut Ha Na yang baru pulang dari sekolah.
"Akan ada kiriman tanaman yang datang." ucap Ha Na.
"Oya, bagaimana keluargamu?" tanya Sun Ho.
"Aku punya seorang ibu yang bekerja sbg ahli tanaman." jawab Ha Na.
"Oh, aku kira dia seseorang yang aku tahu, tapi pekerjannya berbeda." ucap Sun Ho.
"Oh, ibuku tidak kuliah di jurusan itu. Dulu ibuku kuliah di jurusan Pendidikan Keluarga. Di Universitasku yang sekarang." jawab Ha Na.
"Dimana kau dilahirkan?" tanya Sun Ho.
"Aku lahir di Amerika." jawab Ha Na.
Sun Ho mau bertanya lagi namun Tae Sung memanggil Ha Na. Ha Na kaget melihat Tae Sung yang mengirimkan tanaman. Tae Sung beralasan kalau dia sangat merindukan Ha Na. Ha Na menganggap itu bercanda. Sun Ho penasaran dengan hubungan Tae Sung dan Ha Na. Ia pun ingat kalau pernah bertemu Tae Sung di hotel. Saat bertanya pada Tae Sung, Tae Sung gak langsung menjawab. Sun Ho pun merasa Tae Sung menyembunyikan sesuatu dari Ha Na.
Ha Na masih mau bertanya lagi, tapi dia mendengar suara Joon.
"Kau tidak boleh ketangkap." ucap Ha Na sambil menarik tangan Tae Sung dan mengajaknya pergi. Joon melihat Ha Na yang berlari bersama seorang pria. Joon tanya siapa pria itu pada Sun Ho. Sun Ho bingung harus menjawab apa.
Ha Na dan Tae Sung keluar dari pintu belakang kafe.
"Kau kerja di tamannya?" tanya Tae Sung.
"Ya. Akan menjadi masalah kalau kita sampai tertangkap." jawab Ha Na.
"Apa akan jadi masalah serius kalau kita tertangkap olehnya?" tanya Tae Sung.
Ha Na bingung harus bilang apa. Tae Sung memegang pundak Ha Na.
"Kembalilah ke resort. Aku akan memberikan pekerjaan untukmu. Jika kau tidak nyaman karena aku..."
"Bukan begitu." jawab Ha Na sambil menurunkan tangan Tae Sung.
"Sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Aku benar2 ingin tinggal di sini sekarang. Terima kasih karena kau telah datang."
Pintu belakang terbuka. "Terima kasih?" tanya Joon. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Ha Na dan Tae Sung kaget melihat kehadiran Joon. Joon menarik lengan Ha Na."Kenapa kau menarik tangannya?" tanya Tae Sung. "Karena aku punya hak! Jangan datang kemari lagi. Dia milikku." ucap Joon lagi, lalu membawa Ha Na masuk. Dia membanting pintu. Tae Sung tampak kesaal tapi dia tidak bisa berbuat apa2.
"Lepaskan!" pinta Ha Na.
Joon akhirnya melepaskan tangan Ha Na.
"Kau dicampakkan oleh pria seperti itu tapi kau masih berterima kasih padanya?" tanya Joon heran.
"Dia tidak seperti itu!" bela Ha Na.
"Kau ini bodoh atau apa!
"Jangan menjelek2kan Kak Tae Sung. Dia adalah orang yang sangat penting untukku. Dia seperti malaikat pelindungku. Dia.."
"Jangan bicara apa2 lagi."
Ha Na masih mau membela Tae Sung. Joon pun menghentikan Ha Na dgn menciumnya. Ha Na mendorong Joon.
"Kenapa? Bagaimana perasaanmu? Beritahu aku. Kau akan memberikan jawabanku hari ini!" tantang Joon.
"Aku tidak akan memberikan jawaban padamu selamanya." jawab Ha Na marah, lalu pergi.
"Gadis itu.." Joon mau mengejar Ha Na, tapi gak jadi.
Yoon Hee lagi bicara dengan dokter. Selesai bicara dengan dokter, dia masuk ke kamar In Ha. In Ha sedang berbaring. Begitu Yoon Hee datang, In Ha langsung berdiri. In Ha menenangkan Yoon Hee dengan bilang kalau dirinya baik2 saja. Yoon Hee menangis. Dia pun mendekati In Ha dan memeluknya. In Ha balas memeluk Yoon Hee.
"Apa kau takut?" tanya In Ha.
"Kupikir terjadi sesuatu denganmu. Aku belum memberitahu semuanya padamu. Kalau aku ingin tinggal di sini denganmu. Aku benar2 berpikir kalau aku tidak akan bisa melihatmu lagi. Aku pikir aku sudah kehilanganmu."
Ha Na masuk ke rumah sambil mengomel. Dia lalu teringat cincinnya yg ia tarok di meja Joon. Dia mau mengambilnya. Lagi2 dia menabrak meja. Kemudian dia mendengar langkah Joon. Buru2 dia masuk ke kamarnya. Saat melihat bayangan Joon di depan kamar, dia pun langsung duduk dan pura2 membaca buku. Bayangan Joon kemudian menghilang. Ha Na mengintip keluar. Tampak Joon duduk di depan kamar.
Joon mau masuk ke kamarnya. Saat Joon bangkit, Ha Na menutup pintunya. Joon melirik ke kamar Ha Na. Dia lalu hendak pergi, tapi urung dilakukan. Ha Na membuka pintu kamarnya. Dia mengulurkan kepalanya. Namun saat melihat Joon, dia masuk lagi ke kamar. Joon tampak berpikir, lalu pergi keluar.
Setelah memastikan keadaan aman, Ha Na masuk ke kamar Joon. Dia mengambil cincinnya. Joon tiba2 masuk. Ha Na yg kaget menjatuhkan cincinnya. Cincin itu menggelinding ke kaki Joon. Joon mengambil cincin itu. "Apa ini jawabanmu?" tanya Joon. Ha Na maju dan mau mengambil cincinnya. Tapi Joon dengan cepat menghindar dan memakaikan cincin itu ke jarinya.
"Aku tidak akan memakai cincin ini dalam waktu yang lama. Itu bukan gayaku. Tapi bagaimana bisa kau memilih cincin yang seukuran dengan jariku?" tanya Joon.
Joon memamerkan cincin di jarinya. Ha Na tersenyum. Joon balas tersenyum.
Joon menarik Ha Na ke dalam pelukannya. "Aku menerimanya. Jawabanmu." kata Joon. Ha Na yang gengsi mendorong Joon. Dia bilang belum memberikan jawabannya pada Joon. Dia pun melepaskan cincin itu dari jari Joon. Joon tanya apa Ha Na akan mengambil kembali cincinnya. Ha Na diam saja. Dia terus memandangi Joon. Ha Na lalu mengakui perasaannya, kalau dia menyukai Joon. Joon merasa senang. Dia pun mengulurkan tangannya agar Ha Na memasangkan cincin itu ke jarinya. Ha Na memasangkan cincin itu ke jari Joon. Lalu, mereka saling menautkan tangan.
Yoon Hee memegang tangan In Ha.
"Hari festival dulu, kau juga terluka seperti sekarang." ucap Yoon Hee.
Yoon Hee lalu mengusap2 tangan In Ha. In Ha meletakkan tangannya di atas tangan Yoon Hee. Ha Na dan Joon saling berpegangan tangan dan tersenyum.
BERSAMBUNG
0 Comments:
Post a Comment