• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Ji Won mengajak Yeo Ri pulang ke rumahnya. Ji Won berkata, mulai hari itu Yeo Ri adalah putrinya. Sontak Yeo Ri terkejut.

3 tahun berlalu sudah. Ji Won dan Hae Joo berdiri di depan terminal kedatangan, menunggu Yeo Ri. Hae Joo nampak kesal disuruh memegang tulisan 'Selamat Datang Son Yeo Ri'. Hae Joo berkata, tidak seharusnya mereka menyambut Yeo Ri seperti itu karena Yeo Ri bukan pahlawan perang.


Tak lama kemudian, Moo Yeol datang. Hae Joo awalnya senang melihat Moo Yeol tapi wajahnya langsung berubah jutek saat melihat buket bunga yang dibawa Moo Yeol.

Ya, ia sadar Moo Yeol datang untuk Yeo Ri.

"Sungguh pacar yang hebat. Mereka seharusnya memberimu penghargaan." ucap Hae Joo.

Hae Joo lalu memanasi Moo Yeol dengan mengatakan, bahwa Yeo Ri kemungkinan akan datang bersama pacar baru.

Tapi Moo Yeol tidak terpengaruh sedikit pun dan terus tersenyum menatap ke arah pintu kedatangan.


Ji Won lantas merasa heran karena Yeo Ri tak jua kelihatan. Moo Yeol pun langsung menghubungi Yeo Ri.

Yeo Ri sendiri ada di depan SD Wonhwa. Ponselnya kemudian berdering. Ia tersenyum membaca nama Moo Yeol di layarnya.

"Oppa, tebak aku ada dimana? Aku mungkin sedang bersama pacar baruku. Kau harusnya cemas." ucap Yeo Ri.

Moo Yeol kaget, apa?


"Aku bercanda. Aku di Korea. Ada kursi kosong pada penerbangan lebih awal, jadi aku naik penerbangan itu. Aku di depan sekolah Hae Sung." jawab Yeo Ri.

"Aku di bandara. Bu Hong dan Hae Joo juga disini. Mereka menunggumu." ucap Moo Yeol.

"Omo. Jeongmal? Aku seharusnya menelpon. Oppa, bisakah kau menyampaikan permintaan maafku pada mereka?"

Hae Sung lalu datang dan Yeo Ri langsung menyudahi pembicaraannya dengan Moo Yeol.

"Yeo Ri noona!"

"Uri Haesung-i." Yeo Ri lantas memeluk Hae Sung.


Kemudian, Yeo Ri melihat Hae Sung yang sudah semakin tinggi.

"Kapan kau menjadi setinggi ini? Kakak tidak pernah mengizinkanmu tumbuh tinggi."

"Kenapa kakak amat cantik tanpa seizinku?" balas Hae Sung.

Yeo Ri pun tertawa mendengarnya.


Yeo Ri lantas membawa Hae Sung ke rumah abu ayahnya.

"Apa kabar ayah? Aku kembali ke Korea hari ini. Berkat dukungan Nyonya Hong, aku belajar seni di sekolah asrama di Amerika dan Hae Sung sudah pulih seperti keinginan ayah." ucap Yeo Ri.


Yeo Ri lalu mengingat saat ia menemukan surat perjanjian transplantasi sumsum tulang belakang yang sudah ditandatangani sang ayah, diantara tumpukan barang-barang ayahnya saat kecelakaan terjadi. Karena itulah, Yeo Ri mengira sang ayah menginginkannya menjadi pendonor Hae Sung.

Flashback end...


"Aku akan selalu bahagia seperti keinginan ayah. Aku akan hidup dengan lebih bersemangat untuk ayah. Jangan mencemaskanku. Aku merindukan ayah."

Hae Sung memanggil Yeo Ri. Ia mengaku, kepalanya pusing.

Yeo Ri lantas mengajak Hae Sung pulang. Tapi saat hendak berjalan meninggalkan rumah abu, Hae Sung nyaris pingsan.

Sontak, Yeo Ri terkejut dan cemas.


Di mobil, Hae Joo sewot gara-gara Yeo Ri pergi ke rumah abu dengan membawa Hae Sung tanpa memberitahu mereka.

Moo Yeol membela Yeo Ri. Ia berkata, ia membawa Hae Sung karena ingin menunjukkan pada Joo Ho bahwa Hae Sung baik-baik saja sekarang seperti keinginan Joo Ho.


Mendengar itu, Ji Won pun langsung menatap ke arah Moo Yeol dari spionnya.

Ji Won lalu teringat saat ia memalsukan tandatangan Joo Ho di surat perjanjian itu.


Teringat semua itu, Ji Won pun langsung mengerem mendadak, membuat Hae Joo makin sewot. Ji Won pun beralasan, bahwa dirinya sedang memikirkan pesta penyambutan untuk Yeo Ri. Hae Joo kian sewot mendengar ibunya mau membuat pesta penyambutan untuk Yeo Ri.

"Dia keluarga! Dia juga menyelamatkan nyawa Hae Sung!" jawab Ji Won tegas.

"Keluarga apanya? Dia tidak sedarah dengan kita. Dia sudah dikompensasi penuh karena menyelamatkan nyawa Hae Sung. Jika ayahnya masih hidup, dia tidak akan bisa sekolah di Amerika. Kuharap dia tidak berkeliaran dan mengaku sebagai putri Keluarga Wid." ucap Hae Joo.

"Jaga ucapanmu!" sentak Ji Won.


Ji Won lantas mengundang Moo Yeol juga ke pesta penyambutan Yeo Ri.

Moo Yeol menolak dan berkata akan menemuinya sendiri karena tidak enak mengganggu waktu Yeo Ri bersama keluarga Wid.

Sontak, si Hae Joo makin kesal. Ia lalu membuka jendela dan mencampakkan bunga untuk Yeo Ri keluar.

"Goo Hae Joo!" tegur Moo Yeol.

"Berhenti atau aku akan melompat keluar!" ancam Hae Joo.

"Apa yang kau lakukan? Itu berbahaya." ucap Moo Yeol.

"Aku benci mendengarmu menyebut nama Yeo Ri!" jawab Hae Joo, membuat Moo Yeol terdiam kesal.

Ji Won lalu menepikan mobilnya dan Hae Joo langsung turun dan pergi.


Hae Joo yang kesal melampiaskan kekesalannya di klub. Ia menari bersama seorang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Ia diam saja dan terus menari ketika pria itu memeluk tubuhnya.

Moo Yeol kemudian datang dan menyuruh Hae Joo pulang tapi tidak mau. Pria yang menari dengan Hae Joo tadi pun kesal dan memukuli Moo Yeol.

Hae Joo pun berteriak menyuruh mereka berhenti memukuli Moo Yeol.


Moo Yeol terduduk di luar bar. Tak lama kemudian, Hae Joo datang membawa obat dan mengobati lukanya.

"Jangan hancurkan hidupmu karena aku. Kau tidak perlu melakukan itu." ucap Moo Yeol.

"Saranghae." jawab Hae Joo, lalu berusaha mencium Moo Yeol. Moo Yeol pun langsung mengalihkan wajahnya.

Hae Joo kesal. Ia lalu bertanya kenapa Moo Yeol menyusulnya jika tak tertarik kepadanya.


"Sudah kubilang aku tidak mau hidupmu hancur karena aku!" jawab Moo Yeol.

"Kenapa selalu Yeo Ri yang ada di pikiranmu! Yeo Ri yang kau sukai langsung bersekolah diluar negeri saat ditawari ibuku tapi aku menolaknya dan belajar keras agar bisa sekampus denganmu. Saat Yeo Ri pergi bermain, ke museum, aku mengunjungimu membawakan makanan ke tempat militermu! Bahkan saat kau di Amerika untuk mengunjunginya, aku pergi ke rumahmu... perasaanku padamu itu tulus tapi kau tidak mau melihatku! Apapun perbuatanku mulai sekarang, jangan ikut campur." ucap Hae Joo.


Hae Joo lalu beranjak pergi. Ia menaiki motor dan pergi dengan seorang pria.


Ji Won langsung memeluk Yeo Ri begitu Yeo Ri datang.

Sementara si kecil Hae Sung langsung mencari ayahnya.

"Ayahmu akan segera pulang." jawab Ji Won.

Ji Won lalu memberitahu Yeo Ri kalau Hae Joo pergi ke perpustakaan untuk belajar demi ujian.


Tak lama, Hae Joo pulang dengan kondisi mabuk. Sontak lah, Ji Won sewot melihat putrinya itu mabuk.

Hae Joo pun berkata, akan pindah rumah dan mengaku tidak tahan hidup seatap dengan Yeo Ri.


Ji Won lantas menyuruh Hae Joo naik ke atas.

Yeo Ri ke kamar Hae Joo. Ia membawakan obat dan minuman untuk Hae Joo.

Hae Joo pun langsung melempari Yeo Ri dengan bantalnya.

Ia kemudian bangkit dan menatap tajam Yeo Ri.

"Kau bukan putri sungguhan Wid Group. Kau palsu! Orang tuaku baik padamu karena kau sudah menyelamatkan nyawa Hae Sung! Bukan hanya gelas kertas yang bisa dibuang, tapi permen karet juga bisa dibuang saat rasa manisnya sudah habis! Ingatlah itu, mereka akan mencampakkanmu pada akhirnya. Pamanku pun dicampakkan padahal kami sedarah dengannya." ucap Hae Joo.

Yeo Ri pun kesal dan terluka dengan omongan Hae Joo tapi dia menahan perasaannya dan menyuruh Hae Joo turun.

Sontak, Hae Joo makin geram pada Yeo Ri.


Do Chi sedang melakoni pekerjaannya sebagai seorang aktor.

Saat ia tengah berakting, Do Young datang. Seorang kru pun diam-diam masuk ke mobil Do Young dan menemui Do Young. Mereka membahas sesuatu. Lalu setelah itu, kru itu turun dari mobil Do Young dan Do Young pun langsung pergi.


Yeo Ri makan malam dengan keluarga Wid. Karena tak melihat Hae Sung, Yeo Ri pun menanyakan Hae Sung pada Ji Won. Ji Won berkata, bahwa Hae Sung sudah tidur karena merasa pusing.

Ji Won lantas membuka sampanye nya. Mereka bersulang dan Do Young mengucapkan selamat datang pada Yeo Ri.

"Kau sudah putuskan mau kuliah dimana?" tanya Ji Won.

"Aku mau kuliah disini. Aku juga akan belajar untuk ujian masuk kuliah." jawab Yeo Ri.

"Beritahu ayah jika kau ingin sesuatu." ucap Do Young.


"Lebih baik mendukung pengemis." sinis Hae Joo.

"Bersikap kekanakan mungkin manis tapi ayah tidak tahan dengan kelancangan." ucap Do Young.

Yeo Ri tiba-tiba mual, membuat yang lain kaget.

"Aku minta maaf. Pasti ada udang di makanannya. Aku alergi makanan laut." ucap Yeo Ri lalu beranjak pergi.

Hae Joo pun tambah sebal dengan Yeo Ri.


Bersamaan dengan itu, Do Chi tiba di rumah dan tidak sengaja bertabrakan dengan Yeo Ri.

Yeo Ri kemudian meminta maaf dan lari ke atas.


Ji Won yang hendak menyusul Yeo Ri pun kaget melihat Do Chi.

Dengan wajah kesal, Do Chi menanyakan kakaknya.

Tak lama kemudian, sang kakak muncul dan Do Chi langsung mengajaknya bicara.


Bersambung ke part 2........

Unknown Woman Ep 3 Part 2

Sebelumnya...


Di part ini, Yeo Ri diadopsi Keluarga Wid Group gaes agar bisa dijadiin pendonor buat Hae Sung.....

Do Young menatap Hae Sung dari balik kaca.

Tak lama kemudian, dokter datang menanyakan kabar soal pendonor Hae Sung. Dokter bilang, operasi bisa segera dimulai setelah ada persetujuan dari wali pendonor.

Do Young pun meraih ponselnya, menghubungi Ji Won.


Sementara itu, Ji Won masuk ke rumah dengan wajah syok.

Bersamaan dengan itu, Hae Joo turun ke bawah dan terkejut melihat penampilan ibunya yang berantakan.

Ji Won beralasan, dirinya baru habis dari rumah sakit tapi hujannya terlalu deras.

Ji Won lalu buru-buru masuk ke kamarnya, tapi Hae Joo memanggilnya lagi membuat ia kaget.

"Ada darah di baju ibu." ucap Hae Joo.

"Pasti dari rumah sakit. Ibu berbenturan dengan pasien saat mau pulang. Jangan bilang ayahmu. Dia akan cemas." jawab Ji Won.

Ji Won lantas masuk ke kamarnya. Hae Joo menatap bingung sang ibu.


Ji Won masuk ke kamar mandi dan mengguyur dirinya dengan air.

Ia duduk di bathup sambil memeluk lututnya dan menangis.

Lalu kemudian ia teringat pada Hae Sung.


Ji Won lantas membakar bajunya yang terkena noda darah Joo Ho dan meyakinkan dirinya, kalau ia tidak terlibat kecelakaan Joo Ho.


Moo Yeol menghampiri Yeo Ri yang berdiri diluar. Yeo Ri berkata, bahwa tidak ada kabar dari ayahnya.

"Firasatku buruk soal ini. Aku akan ke rumah Pimpinan Wid. Istrinya mungkin tahu soal ini. Hubungi aku jika ayah pulang."


Ji Won terkejut melihat Do Young di kamar. Do Young minta penjelasan kenapa Ji Won tidak datang ke rumah sakit membawa Yeo Ri. Ji Won pun berkata, bahwa Joo Ho tidak datang, jadi ia batal menemui Joo Ho.

"Aku kesal dan minum-minum, lalu aku tertidur." ucap Ji Won.

"Kita harus menangani ini segera dengan Pak Son. Setiap jamnya Hae Sung makin kritis." jawab Do Young.


Mereka lalu mendengar suara Hae Joo dan Yeo Ri dibawah.

Do Young dan Ji Won pun keluar. Begitu bertemu mereka, Yeo Ri langsung menanyakan ayahnya. Yeo Ri memberitahu mereka bahwa ayahnya belum pulang. Do Young pun mengaku tidak tahu. Yeo Ri lantas bertanya pada Ji Won.

"Bukankah kemarin anda bilang akan mengantarkanku padanya? Anda menemuinya, kan?"

Ji Won yang gugup langsung mendekati Yeo Ri dan mengaku dirinya tak jadi menemui Joo Ho karena harus ke tempat lain.

Yeo Ri menangis.


Bukannya berempati, Hae Joo malah menyuruh Yeo Ri mencari Joo Ho di kandang kuda karena Joo Ho hanyalah sopir mereka.

Ji Won pun memeluk Yeo Ri dan menyuruh ajumma membawakan segelas susu hangat untuk Yeo Ri.


Do Chi sudah duduk di bandara. Sambil menunggu, ia membaca pesan yang ditinggalkan Joo Ho.

'Katanya lukisan besar digantung di kantor Raja Baja Carnegie seumur hidupnya. Katanya Carnegie amat menyukai lukisan itu karena kata-kata dibagian bawah lukisan. Ombak tinggi akan datang. Do Chi-ya, aku tahu kini hidupmu berat. Tapi jangan menyerah dan tunggu lah. Suatu hari harapan akan datang. Selalu ingat itu'.

Do Chi menangis membaca pesan itu. Ia lalu bertekad menjadi pria hebat seperti yang diharapkan Joo Ho.


Do Chi pun mulai masuk ke ruang tunggu. Tanpa ia sadari, ada berita kecelakaan Joo Ho di bandara.

Setelah melihat Do Chi masuk, kedua anak buah Do Young langsung memberi kabar pada Do Young.


Namun Do Young keluar lagi dan bergegas pergi setelah memastikan anak buah kakaknya pergi.

Ji Won memberanikan dirinya untuk menyalakan TV. Ia ingin melihat apakah ada berita kecelakaan Joo Ho. Tapi belum sempat menyalakan TV, ia mendengar suara Hae Joo yang menanyakan sepatunya.

Sontak, Ji Won langsung menghampiri Hae Joo dan terkejut melihat hak nya yang patah. Ia pun yakin, hak nya patah saat pergi meninggalkan Joo Ho yang berlumuran darah.


Ji Won langsung kembali ke lokasi kecelakaan dan mencari hak sepatunya.

Setelah berhasil menemukan patahan hak nya, ia mendengar sara dering ponsel.

Tak lama kemudian, ia menemukan ponsel Joo Ho yang terus dihubungi oleh Yeo Ri.


Di sekolah, Yeo Ri stress karena tidak bisa menghubungi ayahnya. Tak lama, ia mendapatkan telepon dari seseorang yang mengabari soal ayahnya.


Yeo Ri pun langsung ke kantor polisi mencari ayahnya. Saat melihat sepatu sang ayah yang terbakar di atas meja polisi, pecah lah tangis Yeo Ri.


Moo Yeol dan Yeol Mae membujuk Yeo Ri makan. Sudah dua hari Yeo Ri tidak makan. Moo Yeol takut Yeo Ri sakit. Tapi Yeo Ri yang berduka, menolak untuk makan.


Do Young dan Ji Won datang melayat Joo Ho.

Sementara tangis Yeo Ri kian pecah dan Moo Yeol terus memegangi Yeo Ri.

Ji Won lantas menghibur Yeo Ri dan Do Young berkata, biaya pemakaman akan ditanggung oleh perusahaannya.

Yeo Ri kemudian jatuh pingsan saat Ji Won dan Do Young hendak pergi.


Di rumah duka, Yeol Mae bertemu ibunya yang menyusup masuk.

Sang ibu langsung membekap mulutnya ketika ia berteriak memanggilnya.

Sang ibu mengaku takut jika Moo Yeol tahu ia ada di sana.

"Kak Moo Yeol menemani Yeo Ri di UGD!"


Ji Won duduk menatap foto Joo Ho.

"Aku tidak akan merasa bersalah. Itu kecelakaan. Itu pertanda bahwa langit berpihak padaku. Walaupun bisa kembali, aku akan membuat keputusan yang sama, karena hanya itu cara menyelamatkan Hae Sung."


Ji Won lalu dikejutkan dengan kehadiran ibu Moo Yeol yang meratapi kematian Joo Ho.

Ibu Moo Yeol berhenti meratap saat melihat Ji Won.

"Semua yang dikenakannya barang bagus." gumam ibu Moo Yeol.


Tak lama, Yeo Ri datang bersama Moo Yeol dan ibu Moo Yeol langsung merengek pada Yeo Ri.

Tangis Yeo Ri makin pecah.


Paginya, Ji Won memberi tahu suaminya kalau ia berencana membawa Yeo Ri ke rumah mereka. Ji Won berkata, hanya itulah satu-satunya cara menyelamatkan Hae Sung.

Do Youn merestuinya membuat Ji Won senang.


Moo Yeol panic. Ia terus menggedor pintu kamar Yeo Ri tapi Yeo Ri tidak mau keluar.

"Yeo Ri-ya, ini sudah seminggu. Kau boleh mogok makan tapi biarkan aku melihat wajahmu."

Tak lama, Ji Won datang dan mendengar desahan Yeo Ri.

"Dia pingsan, cepat dobrak pintunya." suruh Ji Won pada Moo Yeol.


Moo Yeol pun langsung mendobraknya dan mereka menemukan Yeo Ri pingsan sambil memeluk sepatu ayahnya.


Do Young yang hendak keluar kamar, melihat laci meja rias yang sedikit terbuka. Saat ia hendak menutupnya, ia menemukan sebuah kotak kayu di sana. Penasaran, Do Young membukanya dan terkejut menemukan ponsel Joo Ho di sana.


Ji Won sendiri ada di rumah sakit. Ia menemui putranya dan berkata, bahwa putranya selamat.


Yeo Ri akhirnya siuman dan mendapati Ji Won di depannya.

Ji Won pun memegang tangan Yeo Ri dan mengajak Yeo Ri pulang ke rumahnya. Ji Won mengatakan, mulai hari itu Yeo Ri adalah putrinya.


Hae Joo kesal saat melihat ibunya pulang bersama Yeo Ri.

Ji Won berkata, mulai hari itu, rumahnya adalah rumah Yeo Ri.

Ji Won lalu tersenyum melihat Yeo Ri.


Bersambung...........