• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 4 Part 4

Sebelumnya...


Dan mengajak Yeon Seo ke Kuil Dopyeong, dimana sedang ada festival lentera mengapung disana.

Yeon Seo : Kupikir kau percaya pada dewa lain. Kau bilang soal dewa di langit dan kita tampak bodoh di matanya.

Dan : Kita adalah dunia. Dewa menyayangi semua orang.

Yeon Seo : Membuat permohonan sungguh tidak berguna.

Dan : Hidupmu adalah lambang tidak adanya kebajikan. Kau harus memohon berkat.

Yeon Seo : Kenapa aku menjadi buta jika cara itu berhasil?

Dan : Kau tidak punya iman.

Dan mengajak Yeon Seo masuk.


Sampai di dalam, mereka ketemu Kang Woo.

Tidak seperti biasanya, Kang Woo bersikap ramah ke Dan.

Sikap Dan juga sedikit aneh. Seperti pertemuan mereka sudah direncanakan.

Kang Woo tanya, alasan Dan dan Yeon Seo datang ke kuil.

Dan bilang mereka akan membuat permohonan di lentera mengapung.

Dan menanyakan hal yang sama

Kang Woo : Aku kemari untuk menyapa temanku. Abu temanku disimpan di sini 15 tahun silam. Ini hari peringatan kematian temanku.

Penjaga kuil teriak,

"Pangggilan terakhir untuk lentera mengapung. Masih tersisa dua lentera."

Yeon Seo : Sampai jumpa.

Dan : Mau bergabung bersama kami?

Dan memesan dua kertas.

Yeon Seo protes, kau bahkan tidak menanyai Pak Ji.

Kang Woo : Aku mau.


Yeon Seo duduk di kuil.

Sementara Kang Woo sedang menulis permohonannya di kertas.

Dan menunggu mereka diluar.

Selesai menulis permohonannya, Kang Woo pun duduk di sebelah Yeon Seo dan memasukkan permohonannya ke dalam lampion.

Kang Woo : Kau tidak akan menulis permohonan?

Yeon Seo : Aku tidak tahu harus menulis apa. Aku tidak punya permintaan.

Kang Woo : Kalau begitu, tulis permintaan yang paling umum. Buatlah permohonan agar bahagia.

Yeon Seo : Kau menulis permohonan yang sama?

Kang Woo tidak menjawab dan hanya tersenyum.


Kang Woo lalu menoleh ke Dan. Dan Dan pun menatap Kang Woo.

Mereka lantas teringat rencana mereka sebelumnya.

Flashback...


Rupanya Dan sempat bicara dengan Kang Woo kemarin di Fantasia setelah ia melihat Yeon Seo dan Kang Woo debat di jalanan.

Kang Woo terkejut Dan mau membantunya.

Dan : Ya. Jika kau butuh bantuan, katakan saja kepadaku. Aku akan berusaha keras.

Kang Woo : Kalau begitu, terima kasih. Aku berjanji untuk membalas kebaikanmu.

Dan : Kau tidak perlu membalas bantuanku. Pastikan saja Yeon Seo mendapatkan posisinya kembali.

Dan lalu bicara dalam hatinya.

Dan : Saat itu terjadi, wajar jika kalian menghabiskan waktu bersama.


Lalu malamnya, Kang Woo ke rumah Yeon Seo hanya untuk menemui Dan. Mereka bicara di mobil Kang Woo tanpa sepengetahuan Yeon Seo.

Dan : Kuil? Aku lebih memilih tidak ke sana.

Kang Woo : Ada festival lentera mengapung pada hari itu. Buatlah permohonan sebelum hari penting.

Dan mendengus, astaga.

Kang Woo : Kau bilang akan membantuku. Yeon Seo tidak menjawab teleponku dan mengabaikan pesanku. Kita harus merekayasa suatu kebetulan.

Flashback end...


Proses mengapungkan lentera akan segera dimulai. Semua orang langsung keluar dari kuil dan menuju ke lokasi pengapungan.

Namun Yeon Seo kehilangan sepatunya.

Dan dan Kang Woo sibuk mencarikan sepatu Yeon Seo tapi tidak ketemu.

Dan : Sepatumu dicuri atau tidak, orang itu pasti belum jauh. Aku akan menangkap mereka. Tunggu di sini.

Dan bergegas pergi.


Terdengar pengumuman kalau proses mengapungkan lentera akan dimulai 10 menit lagi.

Kang Woo pun menyuruh Yeon Seo naik ke punggungnya tapi Yeon Seo memilih menunggu Dan.

Kang Woo : Jika kita melewatkan waktu, ini akan sia-sia. Bagaimanapun, kau harus melakukannya di waktu yang tepat.

Yeon Seo pun tak punya pilihan lain selain menurut.


Sementara Dan, dia memang sengaja meninggalkan Yeon Seo bersama Kang Woo.

Sudah bisa ditebak, sepatu Yeon Seo disembunyikan oleh Dan agar Yeon Seo bisa bersama Kang Woo.


Kang Woo menggendong Yeon Seo ke lokasi pengapungan.

Kang Woo : Jangan tegang. Aku lebih kesulitan jika tubuhmu sangat tegang.

Yeon Seo : Aku ingin turun. Turunkan aku.

Kang Woo : Bertahanlah. Kita hampir tiba.

Lalu tiba2 lampion yang digantung di sekitar mereka menyala.

Kang Woo dan Yeon Seo terpana melihatnya.


Dan kemudian datang membawa sepatu Yeon Seo. Ia terdiam saat melihat Yeon Seo dan Kang Woo.

Kang Woo menurunkan Yeon Seo.

Lalu ia menggelar saputangannya di atas pasir, agar diinjak Yeon Seo supaya kaki Yeon Seo tidak kotor.

Kang Woo : Konferensi pers itu. Katakan jika kau belum siap melakukannya. Kau tidak perlu melakukannya. Serta soal pertunjukan itu, aku akan menundanya hingga kau siap. Maaf soal tempo hari. Tapi aku ingin kau memahami ini. Hidup yang kau sia-siakan bisa saja adalah hal yang sangat diinginkan oleh seseorang.

Yeon Seo : Apa orang itu adalah teman yang kau kunjungi?

Kang Woo diam saja.

Kang Woo lalu mengambil lampion di tangan Yeon Seo.


Yeon Seo meraih ponselnya dan menghubungi Dan.

Yeon Seo : Kau dimana? Kenapa tidak datang? Aku ada di dekat sungai.

Dan : Aku menemukan sepatumu. Aku akan menuju ke sana.

Kang Woo pun menyuruh Yeon Seo mengapungkan lenteranya.


Dan pun teringat permintaannya pada Kang Woo untuk membuat Yeon Seo bahagia.

Dan : Bantulah dia menemukan cinta sejatinya. Aku memohon agar cinta sejatinya adalah orang yang lebih mulia daripada malaikat sesungguhnya.

Dan tersenyum.


Paginya, Fantasia menggelar konferensi pers Yeon Seo.

Roo Na sibuk menyiapkannya.

Kang Woo datang dan memarahi Roo Na.

Roo Na : Aku diberi tahu bahwa dia berjanji akan hadir. Dewan direksi juga diberi tahu soal itu. Aku diminta melanjutkan rencana.

Kang Woo : Tidak, aku yakin hanya Pimpinan. Atau Direktur Umum.

Bu Choi datang.

Bu Choi : Benar. Aku melarang dia membatalkannya. Seingatku, kau sangat ingin bekerja bersama Yeon Seo. Sepertinya tidak ada masalah.

Kang Woo kesal dan langsung meninggalkan mereka.


Kang Woo menghubungi Yeon Seo.


Konferensi pers dimulai. Bu Choi senang karena Yeon Seo tidak datang.

Bu Choi : Maaf, sayangnya Nona Lee Yeon Seo mengalami kondisi mental yang sangat parah.

Tapi Yeon Seo tiba2 datang.

Ia berjalan sendiri, menuju meja konferensi pers dengan anggunnya.

Bu Choi dan Pak Geum ternganga.

Kang Woo tersenyum menang. Bu Choi menatap kesal Kang Woo.


Yeon Seo lalu duduk di mejanya.

Yeon Seo : Annyeong haseyo, Balerina Lee Yeon Seo imnida.  Penari adalah orang yang bicara melalui tubuhnya. Sepertinya aku tidak perlu bicara banyak. Penglihatanku telah kembali dan tidak

ada masalah dengan tubuh dan pikiranku. Aku akan membahas lebih detail dengan tarianku dalam penampilan kembaliku.

Ni Na menatap ibunya dengan wajah tegang.


Usai konferensi pers, Yeon Seo langsung meninggalkan ruangan. Bu Choi mengejar Yeon Seo. Pak Geum dan Roo Na mengejar Bu Choi.

Bu Choi marah.

Bu Choi : Selama ini kau baik-baik saja, bukan? Kau melakukan ini untuk membodohiku, bukan?

Yeon Seo : Sekarang kau perwakilan hukumku, bukan?

Bu Choi : Kenapa kau bertanya?

Yeon Seo menatap Roo Na.

Yeon Seo : Aku akan membatalkan itu dahulu. Batalkan posisi itu. Bisakah kau menyiapkan susunan manajemen yayasan, lalu memberikannya kepadaku, Roo Na?

Bu Choi : Sekalipun melihatnya, kau tidak akan paham.

Yeon Seo : Kalau begitu, buatlah tampak mudah dan akurat.

Bu Choi : Maksudmu, kau ingin mengeklaim kembali Fantasia?

Yeon Seo : Bukan "kembali". Kembalikan kepadaku. Fantasia memang milikku. Segeralah mengurusnya.


Yeon Seo beranjak pergi.

Dia ingat kata2 Dan padanya sebelum datang ke konferensi pers itu.

Flashback...


Dan : Aku menerima telepon dari Pak Ji Kang Woo. Mereka akan melaksanakan konferensi pers itu. Haruskah aku memasang stiker jejak kaki di sana? Atau kita bisa datang bersama...

Yeon Seo : Aku harus datang sendirian. Jika tidak, mereka akan melakukan apa pun untuk mengecamku.

Dan : Meski begitu, cara berjalanmu belum sempurna.

Yeon Seo : Aku pasti bisa. Tapi berikan itu kepadaku. Saputangan. Saputangan yang kau ikatkan di pergelangan tanganku. Saputangan yang kau beri mantra. Aku akan menganggapnya sebagai dirimu.

Flashback end...


Kamera menyorot saputangan Dan di pergelangan Yeon Seo.


Bu Choi menatap kesal Yeon Seo.


Sekarang Yeon Seo dan Dan duduk di sebuah tangga.

Dan menuangkan wine ke gelasnya dan gelas Yeon Seo dan mengajak Yeon Seo merayakannya.

Yeon Seo mengambil gelasnya, lalu memejamkan matanya.

Melihat itu, Dan cemas. Ia fikir, Yeon Seo merasa sakit lagi.

Yeon Seo : Gomapta, Kim Dan.

Dan terkejut Yeon Seo berterima kasih padanya.

Yeon Seo membuka matanya dan menatap Dan.

Yeon Seo : Semua ini berkatmu.  Terima kasih. Aku serius.

Dan mengelus kepala Yeon Seo.

Dan : Kau yang melakukan ini. Bagus. Kau sangat hebat.

Dan mengajak Yeon Seo bersulang.


Kang Woo keluar dengan terburu2 dari dalam gedung Fantasia.

Kemudian, ia menerima SMS dari Dan.

"Kami ada di panggung terbuka. Cepat kemari."


Yeon Seo latihan jalan lagi.

Ia senang sudah bisa berjalan normal kembali.


Yeon Seo lalu kembali duduk di sebelah Dan. Dan pun tepuk tangan untuk Yeon Seo.

Dan : Kau benar-benar tidak membutuhkanku lagi. Selesai sudah. Tidak ada yang harus kulakukan karena kondisimu membaik dan menjadi lebih bahagia. Dasar Berisik. Sekarang berjalanlah dengan bebas. Menarilah dan luapkan rasa marahmu.

Yeon Seo : Itu permintaanmu?

Dan : Tentu saja bukan. Masih tersisa dua permintaan. Aku harus menyimpannya.

Yeon Seo : Aku tahu permintaanmu.

Dan : Bagaimana kau bisa tahu?

Yeon Seo : Pejamkan matamu.

Dan :  Kenapa?

Yeon Seo : Aku akan mengabulkan permintaanmu. Cepat, sebelum aku berubah pikiran.

Dan : Kurasa kau sangat aneh. Kau tidak mungkin mengetahuinya.

*Gara2 Bu Jung niii... si Yeon Seo jd mikir Dan beneran suka sama dia...


Dan memejamkan matanya.

Lalu Yeon Seo mulai mendekatkan badannya ke Dan.

Yeon Seo mendekatkan wajahnya ke Dan, seperti mau mencium Dan.

Dan yang kelamaan menunggu pun membuka matanya dan menoleh tiba2, hingga tak sengaja mencium Yeon Seo.

Mereka pun sama2 kaget.

Yeon Seo : Aku hendak memberimu hadiah di pipimu. Kenapa kau menoleh?


Tak lama kemudian, Dan mencium Yeon Seo.

Gambar di saputangan Dan pun langsung bersinar saat Dan mencium Yeon Seo.

Dari kejauhan, Kang Woo marah melihatnya.

Lalu ia teringat masa lalunya saat kekasihnya dibunuh di depan matanya.

Flashback...


Kang Woo melihat kekasihnya bergelantungan menahan sakit.

Lalu sang kekasih seketika jatuh ke pelukannya dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Kamera menyorot wajah kekasih Kang Woo. Kekasih Kang Woo berwajah sama dengan Yeon Seo.

Setelah menyorot wajah kekasih Kang Woo, kamera menyorot gambar di cincin Kang Woo yang sama dengan gambar di saputangan Dan.

Flashback end...


Kamera kembali menyoroti cincin Kang Woo.

Setelah itu, kamera menyoroti bayangan Kang Woo. Kang Woo tiba2 mengeluarkan sayap! *Omo....


Kang Woo menatap tajam ke arah Dan yang masih mencium Yeon Seo.

Bersambung....

Dan, Only Love Ep 4 Part 3

Sebelumnya...


Dan duduk sendirian di minimarket.

Dan : Mi instan memang lezat.

Dan mulai menyantap mi nya.

Dan : Enak sekali.

Cewek kasir minimarket berbadan bulat, keluar dari minimarket dan menepuk2 punggung Dan yang lagi asyik makan mi.

Dan menoleh dan menatap cewek itu. Lalu cewek itu berubah jadi Hoo.

Ya, cewek itu memang Hoo yang sedang menyamar.

Melihat Hoo, Dan pun tersedak.

Dan : Kau berencana memakai semua jenis rompi?

Hoo : Ini karena tempat-tempat yang kau kunjungi. Kenapa kau tidak pergi ke tempat yang bagus? Mi instan bukan satu-satunya makanan.


Hoo duduk disamping Dan.

Dan : Kalau begitu, berilah aku lebih banyak uang.

Hoo : Bukankah kau tidak punya uang?

Dan : Aku menemukan uang seakan berkat dari surga.

Hoo : Kau menyimpannya sendiri?

Dan : Sunbae, kita adalah malaikat. Tentu aku memberikannya kepada polisi. Aku ingin meminjam 30 dolar dari detektif, tapi dia memberiku karena merasa kasihan. Dia orang baik.

Hoo : Lalu kau kemari dengan uang itu?

Dan : Aku ingin melihat... manusia.


Hoo bingung. Dan menatap lurus ke depan. Hoo pun melihat apa yang dilihat Dan.

Banyak orang sedang bermain dan duduk2 di depan Sungai.

Dan juga melihat pasangan kekasih yang lagi suap2an di sebelahnya.

Dan : Mungkin Yeon Seo tidak pernah melakukan itu, bukan?


Hoo mengambil mi Dan. Kirain dia mau makan mi itu.

Taunya dia mau nyuapin Dan, meniru pasangan kekasih itu.

*Ngakak....


Paginya, Yeon Seo memasak. Ia berniat menggoreng telur tapi tidak tahu cara mecahin telurnya dan menggorengnya.

Tak lama, Bu Jung datang dan berniat membantu Yeon Seo.

Yeon Seo kesal : Kubilang pindahlah kemari!

Bu Jung : Kau bisa meminta Kim Dan kemari.

Yeon Seo : Aku tidak mau mendengar namanya.

Bu Jung mematikan kompor dan menyuruh Yeon Seo ikut dengannya.

Bu Jung bilang ada orang yang harus Yeon Seo temui.


Bu Jung membawa Yeon Seo ke ruang tengah.

Bu Jung berkata, karena itulah ia datang terlambat hari ini.

Yeon Seo menatap gadis yang dibawa Bu Jung.

Yeon Seo : Nugu?

Yeon Seo lalu mencium wangi tubuh gadis itu.

Yeon Seo : Si lavender?

"Namaku Gi Bo Ra." jawab gadis itu.

Yeon Seo menatap Bu Jung, minta penjelasan.

Bu Jung : Aku mengutus dia pergi ke teater balet setelah kau mendadak memecatnya.

Yeon Seo : Atas keputusanmu?

Bu Jung : Semacam penugasan kembali. Beberapa hari yang lalu, dia melihat sesuatu.

Flashback...


Si lavender sedang membersihkan meja di dekat ruangan Bu Choi.

Tak lama, ia melihat staff keamanan Yeon Seo keluar dari dalam ruangan Bu Choi dan memegang amplop yang isinya uang.

Flashback end...


Sekarang, Yeon Seo, Bu Jung dan si lavender duduk di ruang tengah.

Bu Jung : Entah apakah mantan manajer keamanan yang dengan sengaja menyebabkan kecelakaan itu, tapi aku yakin dia bekerja sebagai mata-mata mereka. Aku ragu Kim Dan bisa tidur karena ketidakadilan ini.

Yeon Seo : Lantas, kenapa? Kenapa dia...

Bu Jung : Aku pasti benar. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Kau akan menyuruh dia kembali, bukan?

Yeon Seo : Tidak. Untuk apa? Aku tidak butuh dia.

Bu Jung gemes dengan keras kepalanya Yeon Seo.


Yeon Seo ke gereja Dan.

Bu Jung : Alamatnya di gereja Katolik. Tentu, aku tahu kau tidak akan mengunjungi dia.


Gureum mengajak Yeon Seo ke taman.

Yeon Seo kaget Gureum membawanya ke taman itu. Ia ingat taman itu.

Yeon Seo : Tidak mungkin.  Dia kemari setelah diusir? Kenapa dia kemari? Apa karena ini tempat pertemuan pertama kami?

Yeon Seo kemudian melihat seseorang yang tidur di bangku taman, berselimut koran.

Sosok tersebut bangun dan koran yang menutupi tubuhnya seketika jatuh saat ia bangun.

Yeon Seo pun terpana melihat Dan.


Dan melihat Yeon Seo.

Yeon Seo langsung berbalik.

Dan : Lee Yeon Seo!


Dan dan Yeon Seo duduk di bangku taman.

Yeon Seo menaikkan gaji Dan dua kali lipat, ditambah bonus 100 persen supaya Dan mau balik kerja sama dia.

Dan tersenyum dan terus menatap Yeon Seo.

Yeon Seo yang gengsinya gede pun berdalih, kalau ia mau Dan kembali karena tahu Dan tidak punya tujuan.

Yeon Seo : Kau akan mati kedinginan jika tidur di sini. Jika kau mati, aku tahu kau akan menghantui mimpiku.

*Dia kan emang hantu.... Gk tau aja si Yeon Seo...

Yeon Seo pun akhirnya mengaku kalau dia harus sudah bisa berjalan tanpa tongkat sebelum pekan depan.

Yeon Seo : Aku harus berjalan apa pun yang terjadi. Jadi aku membutuhkanmu.

Dan :  Karena konferensi pers itu?

Yeon Seo : Bagaimana kau tahu?


Dan pun menunjukkan artikel Yeon Seo di selimut korannya.

Yeon Seo pun sewot karena Dan sudah tahu tapi dia segera kembali ke rumahnya.

Dan : Aku berniat pergi ke sana. Kau sangat membutuhkan aku.

Yeon Seo : Kau sangat menyebalkan.

Dan : Aku tidak butuh gaji dua kali lipat dan bonus 100 persen, tapi aku punya syarat.


Pak Geum heran melihat Bu Choi yang kelewat happy malam itu. Bu Choi pun berkata, dalam beberapa hari, ia tidak akan lagi menjadi Direktur Umum sementara.

Pak Geum : Surat itu untuk perpanjangan surat kuasa. Bukankah jabatan kita tetap sementara?

Bu Choi : Harus berapa kali kukatakan? Manusia harus lebih pintar daripada hewan. Ji Kang Woo sudah menyiapkan situasinya dan aku hanya perlu mengendalikan. Penglihatannya baru saja kembali dan sekarang ingin menari balet lagi? Apa pun yang terjadi, dia tidak akan bisa melakukannya. Kita akan mengadakan konferensi pers itu dan merilis artikel berita yang mengeklaim Yeon Seo akan hadir. Saat semua orang menantikan dia... Kejutan! Dia tidak akan pernah hadir.

Pak Geum : Kau akan memakai kesempatan itu untuk mengambil alih yayasan?

Bu Choi : Benar!


Kang Woo sedang mengawasi penarinya latihan.

Lalu ia teringat Yeon Seo dan meraih ponselnya.

Kang Woo melihat pesan2nya yang tidak dibalas Yeon Seo.

Ia mau menulis pesan lagi tapi tidak jadi.


Salah seorang penari meminta izin untuk menjemput anaknya di tempat penitipan anak.

Kang Woo : Pergilah.

Penari itu berterima kasih tapi ia langsung berhenti melangkah saat Kang Woo berkata, 'selamanya'

Kang Woo lantas menyuruh penarinya yang lain memulai tarian kelompok.

Si penari yang ingin menjemput anaknya pun diam saja.

Kang Woo marah.

"Kau membangkang? Kenapa tidak pergi? Kau bilang harus pergi."

"Tidak perlu." jawab penari itu.

"Napas dan keseimbanganmu tidak stabil dan kau tidak fokus. Kau masih merasa menari?" tanya Kang Woo.


Kang Wo lalu memanggil Seo Ji.

Seo Ji : Ya?

Kang Woo : Kau bisa menggantikan dia menghadiri konferensi pers.

"Kalau begitu, aku akan menjadi penari pengganti." jawab penari itu.

Kang Woo : Atas izin siapa? Aku tidak akan mengizinkanmu!

Kang Woo lalu menatap semua penarinya.

Kang Woo : Mulai dari awal. Jangan sampai bermalas-malasan. Fokuslah pada setiap otot dalam tubuh kalian. Musik!


Selesai latihan, Kang Woo yang hendak pulang, disamperin Ni Na. Ni Na mengajak Kang Woo makan malam.


Saat makan malam, Ni Na membicarakan penari yang mau menjemput anaknya tadi.

Ni Na : Jung Won Eonni baru kembali enam bulan setelah melahirkan. Dia menangis setiap hari karena berusaha mengembalikan bentuk badannya.

Kang Woo : Lantas?

Ni Na : Seharusnya tegur saja aku. Semua ini salahku. Andai tidak mengunggah video itu dan berfoto bersama Yeon Seo, pasti konferensi pers itu tidak perlu diadakan.

Kang Woo : Maksudmu aku merisak orang yang tidak bersalah hanya karena konferensi pers Yeon Seo? Mungkin karena selama ini dia hanya solois, tapi Jung Won tidak kompak dengan penari lain. Saat Lee Yeon Seo kembali, aku ingin menampilkan dia dengan tim yang sempurna. Aku tidak butuh foto dua orang itu.

Ni Na : Yeon Seo akan datang. Sekuat apa pun menyangkal, dia tidak akan merelakan balet.

Kang Woo : Bagaimana kau bisa yakin?

Yeon Seo : Setiap kali memarahi timnya, dia bilang bakat kami adalah pemberian dari surga. Dia menyuruh kami menari secara totalitas agar tidak mempermalukan orang-orang yang tidak bisa berada di sana. Itulah yang selalu dikatakan oleh guru balet kami sejak kami masih kecil. Dia dididik dengan baik sejak awal. Yeon Seo akan kembali dengan percaya diri. Saat waktu itu tiba, aku akan bertarung dengan baik.

Kang Woo : Kalau begitu, fokuslah. Kau tidak punya waktu untuk fokus pada orang lain.

Yeon Seo : Benar. Entah kenapa pikiranku terus teralihkan.

Kang Woo : Kau masih jauh dari bersikap egois.


Di rumahnya, Kang Woo menatap foto Yeon Seo yang ada di pohon keluarga Fantasia.

Lalu Kang Woo ingat saat Yeon Seo bilang, bahwa Yeon Seo yang dulu sudah mati.

Setelah itu, Kang Woo melihat video seorang wanita yang tengah menari.

"Kau akan terus mengguruiku? Di dunia ini, aku yang paling tahu betapa kacaunya aku." ucap wanita di video.

"Terkadang, kau harus memaksa dirimu agar bisa melangkah lebih jauh." jawab Kang Woo.

"Saat kau mengalami kesulitan, sebenarnya yang kau butuhkan adalah sepotong cokelat manis, bukan cambukan keras." ucap wanita di video lagi.


Kang Woo lantas menghubungi seseorang.

Kang Woo : Halo, aku Ji Kang Woo.


Paginya, Dan menunjukkan ke Yeon Seo jejak2 kaki yang sudah ia buat.

Yeon Seo tanya, apa itu.

Dan : Aku akan mengajarimu cara melangkah. Kau tahu langkah balita? Mereka melangkah perlahan.

Yeon Seo : Cara ini sudah terbukti efektif?

Dan : Belum.

Yeon Seo : Heol.

Dan : Tetap saja, mari mencobanya. Kau menyombong kepadanya. Aku tidak akan mempermalukanmu.


Yeon Seo pun mulai berjalan, setapak demi setapak, dipegangi Dan.


Lalu setelah itu, Yeon Seo latihan jalan di taman belakang.

Saat lagi jalan, Yeon Seo jatuh. Yeon Seo minta Dan membantunya berdiri tapi Dan ingin Yeon Seo bangun sendiri.


Dan sekarang, Dan mengajak Yeon Seo latihan jalan di taman.

Dan berlari ke depan Yeon Seo dan menyuruh Yeon Seo mendekat padanya.

Yeon Seo tampak cemas.

Dan pun mendekati Yeon Seo. Ia memegang wajah Yeon Seo dan berusaha meyakinkan Yeon Seo.

Dan : Lihat aku saja. Bayangkan hanya ada kita berdua di dunia ini.

Dan pun kembali menjauhi Yeon Seo. Ia menyuruh Yeon Seo mulai berjalan.

Yeon Seo  pun cemas, ia takut Dan jatuh cinta padanya.


Yeon Seo mulai berjalan tapi dia langsung jatuh.

Dan pun langsung membantu Yeon Seo.

Yeon Seo : Tadi kau tidak membantuku.

Dan : Di sini berbahaya.

Dan lalu melihat tahi lalat di lutut Yeon Seo.

Yeon Seo yang gugup, langsung menjauhkan tubuh Dan darinya.

Dan lantas membantu Yeon Seo berdiri tapi dia malah jatuh dan menimpa Yeon Seo.

Dan dan Yeon Seo saling bertatapan.

Seorang bocah perempuan muncul dan mengatakan mereka berciuman.

Yeon Seo pun langsung memarahi bocah itu. Si bocah ngambek. Dia membuang mukanya dan langsung pergi.


Yeon Seo lalu menatap Dan.

Yeon Seo : Menjauhlah dariku. Jangan membuatku malu dengan mengutarakan pikiranmu.

Dan : Aku punya permintaan.

Yeon Seo : Secepat ini?


Yeon Seo ingat saat Dan meminta Yeon Seo mengabulkan 3 permintaannya pas mereka ketemu di taman.

Dan : Kau harus mengabulkannya tanpa membantah.

Yeon Seo : Bagaimana jika kau meminta seluruh harta atau nyawaku?

Dan : Kau menganggapku apa? Permintaanku akan menguntungkan bagimu. Kau mau melakukannya atau tidak?

Flashback end...


Dan pun berkata, permintaan pertamanya adalah berdoa.

Yeon Seo heran, berdoa?

Dan mengangguk.

Bersambung ke part 4....