Dan, Only Love Ep 5 Part 1

Sebelumnya...

Huaa,, ada dua drama bagus bulan ini... Designated Survivor : 60 Days (sudah tayang) dan Watcher yang akan tayang besok...

Tapi belum bisa nulis sinopsisnya skrng.... Kayaknya baru bisa nulis sinopsisnya setelah Different Dreams dan drama ini (Dan, Only Love) selesai... kedua drama ini sama2 akan berakhir minggu depan... Dan setelah Different Dreams berakhir, sy fokus nyelesein drama ini dulu ya gaes sama The Promise yang juga lagi seru2nya... Utk drama yg lain sy cancel dulu....

So, bulan ini cuma dua drama yang akan sy posting di blog sy (setelah Different Dream berakhir) yaitu, Dan, Only Love dan The Promise...


Di episode sebelumnya, Kang Woo marah melihat Dan dan Yeon Seo ciuman.

Kamera lalu menyorot bayangan Kang Woo yang mengeluarkan sayap.

Namun anehnya, sayap itu hanya terlihat di bayangannya saja.

Kemudian, sayap di bayangan Kang Woo menghilang setelah petir menggelegar dan Kang Woo pun beranjak pergi.


Petir menggelegar sekali lagi, membuat Dan berhenti mencium Yeon Seo. Dan terkejut dengan apa yang ia lakukan tadi.

Dan berusaha menjelaskan kelakuannya barusan, tapi Yeon Seo juga berusaha menjelaskannya.

Yeon Seo kemudian tertawa.

Dan hujan turun.

Dan yang tak mau sayapnya keluar tiba2, langsung berdiri.

Yeon Seo pun bingung melihat sikap Dan.

Dan : Lee Yeon Seo, mian.

Dan pun pergi.


Ia mencari tempat berteduh tapi tidak menemukannya.

Dan semakin panic saat ia dikepung sejumlah anak2 yang keluar dari Fantasia.

Tiba2 saja, seseorang menariknya ke atas gedung di tengah kepanikannya.

Dan meringis sakit saat seseorang melemparnya ke atas gedung.

Dan mendongak dan melihat Hoo di depannya. Ya, Hoo lah yang menarik Dan ke atap itu.

Dan pun menarik napas lega.

Hoo : Ya ampun, saudaraku. Tolong sadarlah.


Sementara itu, Yeon Seo marah-marah karena Dan meninggalkannya begitu saja di tengah hujan deras.

Kang Woo datang memayungi Yeon Seo.

Kang Woo ingin mengusap bibir Yeon Seo tapi Yeon Seo langsung mengalihkan wajahnya.

Kang Woo : Sekretaris Kim di mana?

Yeon Seo tidak menjawab dan mengajak Kang Woo pergi.


Yeon Seo naik ke mobil Kang Woo.

Kang Woo menyelimuti Yeon Seo dengan selimut.

Yeon Seo : Aku tak apa.

Kang Woo : Hujan musim panas juga dapat menyebabkan flu. Kalau flu kau akan demam.

Yeo Seo : Aku? Tidak.

Kang Woo pun tersadar setelah mendengar jawaban Yeon Seo.


Ia lantas teringat pada Seol Hee, kekasihnya.

Mereka duduk di tepi laut dan Kang Woo melilitkan syal ke leher Seol Hee karena takut Seol Hee sakit.

Tapi Seol Hee tak suka memakai syal.

Kang Woo tidak peduli. Ia hanya tak mau Seol Hee sakit.

Flashback end...


Ke Yeon Seo, Kang Woo beralasan kalau ia hanya tak mau Yeon Seo sakit.

Kang Woo : Mulai sekarang, jangan pernah sakit atau terluka. Jangan sendirian juga.

Kang Woo menutup pintu mobilnya.


Mobil Kang Woo pun mulai melaju.

Kang Woo : Instruktur pilates akan datang besok pagi. Periksa kondisimu. Pagi latihan kardio dan beban setelah itu peregangan. Kau akan bugar kembali. Tarik nafas.

Yeon Seo : Kenapa terburu-buru?

Kang Woo : Kau harus bersiap untuk perang. Mulai besok... Tidak, mulai sekarang, sudah perang.

Yeon Seo : Aku bisa urus diriku.

Kang Woo : Lalu kenapa basah kuyup?

Yeon Seo terdiam.

Kang Woo : Kau yang menjatuhkan bom. Kau mengumumkan akan muncul kembali.


Yeon Seo pun teringat pidatonya tadi di depan seluruh reporter.

Yeon Seo : Penari berkomunikasi dengan tubuhnya. Aku mendapatkan penglihatanku kembali dan tak ada masalah dengan tubuh dan pikiranku. Aku akan bicara lebih detail dengan tarianku dalam pertunjukanku.

Kang Woo lantas bertanya, apa Yeon Seo yakin sudah sehat secara fisik dan mental?


Yeon Seo pun teringat Dan, saat Dan mengajarinya jalan di taman.

Dan : Lihat aku saja. Bayangkan di dunia ini hanya ada kau dan aku.

Yeon Seo juga ingat saat Dan menciumnya tadi.


Yeon Seo : Kondisiku baik.

Kang Woo : Orang lebih antusias mendengar kegagalan daripada kesuksesan orang lain. Mereka yang mengelukan kemunculanmu kembali akan jadi yang pertama yang mengkritik jika kau gagal. Saat ini kau berada di tepi jurang.

Yeon Seo : Jurang atau lubang api, yang di sana aku, bukan kau.

Kang Woo : Yang bertanggung jawab atas pertunjukanmu adalah aku. Jika kau gagal, aku juga akan dipermalukan. Dua minggu. Kuberi dua minggu. Persiapkan dirimu... dan dapatkan persetujuanku lebih dulu. Jika kau gagal, Geum Ni Na akan menjadi balerina utama Fantasia.

Yeon Seo : Satu minggu.



Roo Na berteriak mencari Ni Na.

Tak lama, dia menemukan Ni Na duduk gemetaran di tangga dengan tubuh basah kuyub.

Roo Na mendekati Ni Na.

Roo Na : Ni Na-ya, kenapa kau disini?

Ni Na menangis, eonni....

Ni Na lalu mengadu pada kakaknya kalau tadi dia menyatakan cintanya pada Kang Woo.

Flashback....


Kang Woo pergi dengan terburu-buru. Ia mau menyusul Yeon Seo yang ditinggalkan Dan di tengah hujan deras. Tapi Ni Na menghampiri nya. Ni Na mengaku ingin mengatakan sesuatu. Tapi Kang Woo bilang nanti saja karena ia sedang buru-buru.

Ni Na : Kau akan bertemu Yeon Seo?

Kang Woo : Itu bukan urusanmu.

Ni Na memegang lengan Kang Woo dan melarang Kang Woo pergi.

Ni Na : Kau menyuruhku egois. Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu.

Kang Woo : Aku akan pura-pura tak mendengarnya.

Kang Woo beranjak pergi tapi Ni Na menghentikan langkahnya.


Ni Na : Dimulai sejak malam itu, saat kau memegang pergelangan kakiku.....

Ni Na : Batu besar terjatuh dari hatiku.


Kang Woo : Kenapa hari ini? Saingan terberatmu mengumumkan. akan muncul kembali setelah jeda tiga tahun. Tapi kau justru, mendengarkan emosimu yang tak berguna dan menyatakan perasaanmu padaku. Aku kecewa padamu.

Ni Na : Tak berguna?

Kang Woo : Jangan buang waktu lagi. Aku bukan pangeran tampan yang kau bayangkan.

Ni Na : Kalau begitu katakan. Yang paling ingin kuketahui kau orang seperti apa?

Kang Woo : Aku orang jahat. Melampaui bayangan dan kemampuanmu. Sangat jahat.

Flashback end...


Ni Na : Seharusnya tak kukatakan. Aku terlalu gegabah. Setelah Yeon Seo kembali, aku hanya akan kembali menjadi bayangan lagi. Pada saat itu, dia takkan memandangku lebih baik dari saat ini.

Roo Na pun kesal mendengarnya.

Roo Na : Aku setuju dengannya. Sikapmu seperti bayangan, siapa yang akan memperhatikanmu?

Ni Na : Kau kenapa? Membuatku takut.

Roo Na : Di mana harga dirimu? Kau tak marah? Kau diremehkan sebagai balerina... dan juga sebagai wanita. Itu membuatku marah. Tapi kau cuma menangis seperti anak kecil. Jangan seperti anak kecil. Takkan ada yang membantumu menyelesaikan masalah ini.


Hujan sudah berhenti. Tapi Dan terus saja mengikuti Hoo.

Saat Hoo menatapnya dengan galak, Dan pun langsung berbalik membelakanginya.

"Pergilah, tolong pergi.  Tak ada yang darurat. Hujan sudah berhenti. Malam makin larut, cepat pergi. Jangan diusir lagi." ucap Hoo.

Hoo kemudian beranjak pergi.


Dan Dan, dia teringat saat mencium Yeon Seo tadi.

Dan : Rasanya aku telah berbuat salah. Apa malaikat mungkin merasa bersalah?

Lalu Dan menutup mukanya.


Hoo langsung berpindah secepat kilat ke samping Dan.

Dan menurunkan tangannya dan terkejut melihat Hoo sudah menatapnya dengan galak.

Hoo : Malaikat bisa berbuat dosa? Jawab aku. Kau siapa?

Dan : Aku Kim Dan.

Hoo : Bukan nama manusiamu. Nama aslimu. Siapa kau?

Dan : Aku malaikat, Dan.

Hoo : Benar. Maka kau tahu bagaimana kalau malaikat... menyerah dalam misinya dan berbuat dosa.

Dan : Aku tak berbuat dosa. Hanya rasanya seperti itu.


Hoo sewot, rasanya? Kau tak mau naik, kan? Kau ingin jadi debu di sini?

Lalu Hoo mengarahkan jarinya ke Dan.

Dan : Kau Kau mengancamku? Dasar preman!


Hoo pun mengepalkan tangannya. Seketika, Dan tidak bisa menggerakkan kakinya. Hahaha...

Lantas Hoo menarik Dan ke dekatnya. Setelah itu, ia mendudukkan Dan dengan paksa dan memegang kepala Dan.

Dan ketakutan.

Dan : Aku masih punya waktu!

Hoo : Malaikat harus patuh. Kalau punya niat lain, maka akan celaka. Seperti bisa membedakan kudus dan duniawi, orang baik dan orang jahat, ingat siapa yang di hadapanmu. Kau bisa mengantar kucing dan anjing ke surga. Wanita itu juga sama, paham?

Hoo beranjak pergi.


Dan pun lemas.


Yeon Seo berdiri di depan jendela kamarnya, memandangi bulan.

Lalu ia meraih ponselnya, mau menghubungi Dan, tapi tak jadi.


Dan sendiri sudah berdiri di depan rumah Yeon Seo.

Dan mau masuk tapi tak jadi memencet bel.


Sementara Yeon Seo kini duduk di ranjangnya dan terus menatap ke arah jendela.

Dan pun berbalik, memunggungi pagar. Ia beranjak pergi.


Dan terus menyusuri jalanan, hingga akhirnya langkahnya berhenti di depan sebuah bar.

Dan duduk di belakang Kang Woo yang sedang minum wine.

Dan memesan sebotol soju.

Mendengar suara Dan, Kang Woo pun kesal. Kang Woo pun menuangkan wine ke gelasnya. Lalu ia berbalik dan menatap kesal Dan.

Dan juga berbalik dan terkejut melihat Dan.

Dan : Kenapa tiba-tiba di sini?

Kang Woo : Lalu kau sendiri? Semalam ini kenapa di sini?

Dan : Ada yang bilang ini obat paling mujarab ketika hati terbakar.

Kang Woo : Ya, baiklah.


Kang Woo pun kembali memunggungi Dan.

Kang Woo kesal, hatimu terbakar?

Pesanan Dan datang.

Dan pun kebingungan membuka botol sojunya.

Kang Woo menenggak winenya dan menyuruh Dan berhenti menjadi seketaris Yeon Seo.

Kang Woo : Kucarikan pekerjaan baru. Yang gajinya lebih besar. Yang bisa mengakomodasi kebutuhanmu.

Dan : Kalau aku tak mau?

Kang Woo : Bukan tak bisa, tapi tak mau? Alasannya apa?

Dan : Walau dipecat, aku akan membuat Yeon Seo memecatku. Ini bukan urusan yang bisa kau campuri.

Kang Woo : Kau bilang akan membantuku. Kau sudah lupa tugasmu? Atau... hatimu berubah?

Dan : Aku menepati janjiku. Yeon Seo dan kau... aku akan mencomblangi kalian.


Kang Woo pun berdiri, Nona!

Kang Woo lalu menatap Dan kesal.

Kang Woo : Sejak awal, Yeon Seo, Yeon Seo... Hal itu sangat menggangguku. Melihat kau banmal pada bosmu, aku ragu kau bekerja dengan baik.

Dan : Kenapa marah padaku?

Kang Woo : Dia sendirian di bawah hujan... sudah dua kali kulihat.

Dan : Karena Yeon Seo sendirian kau merasa khawatir. Makanya marah?

Kang Woo : Aku tanya kenapa kerjamu payah.


Dan pun berdiri dan meletakkan tangannya di kening Kang Woo.

Kang Woo kaget, apa  yang kau lakukan?

Dan : Kau demam.

Dan juga memeriksa mata Kang Woo.

Dan : Pupilmu juga bergetar dan kau juga gugup.


Dan : Benar. Kau marah. Aku juga mengkhawatirkan nona tapi pekerjaanku kuurus sendiri.

Dan beranjak pergi.

Kang Woo heran sendiri dengan tingkah Dan tadi padanya. Ia bahkan sampe memeriksa suhu tubuh dan matanya sendiri.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment