• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 17 Part 2

Sebelumnya...


Kedua detektif itu pun pamit. Kyung Sook mengantarnya kebawah. Tepat saat itu, In Seok pulang dan bingung melihat kedua pria

asing di rumahnya.  Soo Ae menyapa In Seok dan memanggilnya ayah.

In Seok menatap Yeon Hwa. "Kau di rumah?"

Yeon Hwa : Selamat datang.

Kedua detektif itu pergi.


In Seok tanya siapa mereka ke Kyung Sook.

Kyung Sook : Mereka sedang menyelidiki kecelakaan mobil. Mereka datang untuk menanyai Yeon Hwa. Apakah rapatmu berjalan dengan baik?

In Seok : Ya, pengeditan selesai dan aku menandatangani kontrak.

Kyung Sook : Ini bagus untukmu selesai menulis.  Kau akan makan siang di rumah?

In Seok : Oke, aku akan makan siang lalu pergi ke persidangan sore.

In Seok lalu bicara pada Yeon Hwa.

In Seok : Yeon Hwa-ya, ini pasti sulit. Kau saksi pertama dan bisa membantu menangkap pelakunya. Jadi bersabar lah.

Yeon Hwa : Aku akan bersabar.

Tiba2 terdengar teriakan Nyonya Jo dari kamar, memanggil In Seok. In Seok pun bergegas ke kamar sang ibu.


Sang ibu marah karena kedatangan dua detektif tadi ke rumahnya. In Seok menjelaskan, itu karena Yeon Hwa satu2nya saksi mata.

Nyonya Jo : Dia itu mata2. Kita tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia terlihat baik diluar tapi dia bersalah atau tidak, siapa yang tahu?

In Seok : Ibu, tugasku adalah menghakimi orang-orang yang bersalah. Yeon Hwa tidak seperti itu. Jangan khawatir.

Nyonya Jo : Entah dia menabraknya atau tidak, usir dia!

In Seok marah, ibu!

Nyonya Jo : Apa yang akan kau lakukan tentang Yoo Ra? Kau akan diam saja melihat Yeon Hwa menyakiti Yoo Ra? Yeon Hwa merebut Yoon Jae yang disukai Yoo Ra. Kau akan membiarkannya tinggal disini? Jika kau tidak bisa melakukannya, aku yang akan melakukannya!


Kyung Sook lantas masuk dan tanya, haruskah ia membuat mie tepung untuk makan malam.

Nyonya Jo hanya menghela napa kesal, membuat Kyung Sook heran.


Kyung Sook menyusul In Seok ke kamar.

Kyung Sook : Yeon Hwa adalah saksi, tapi kenapa dia diperlakukan seperti dia pelakunya? Aku mulai kesal. Bisakah mereka benar- benar menyelamatkan seseorang dalam bahaya?

In Seok diam saja, memikirkan kata-kata ibunya soal hubungan Yoon Jae dan Yeon Hwa.

Kyung Sook : Yeobo?

In Seok : Aku akan mendalami masalah Yeon Hwa. Jadi jangan khawatir.


Sementara itu, Yoo Ra kembali ke mejanya. Ia meraih ponselnya, lalu menatap cemas ke arah ruangan Yoon Jae. Setelah itu, ia menghubungi neneknya, minta nomor telepon toko obat tempat sang nenek biasa membeli obat herbal untuknya. Nyonya Jo langsung cemas, ia fikir Yoo Ra sakit.

Yoo Ra : Yoon Jae Oppa tidak terlihat baik. Aku ingin memberikannya obat herbal. Dia tidak makan dengan baik. Aku tidak bisa melihatnya seperti itu.


Setelah bicara dengan Yoo Ra, Nyonya Jo merasa kasihan pada Yoo Ra yang benar2 menyukai Yoon Jae. Ia lantas berniat menemui

Nyonya Jang untuk membatalkan pernikahan Yoon Jae dan Yeon Hwa. Tapi kemudian dia berpikir lagi, soal kemungkinan keluarga Yoon Jae mengenal Yeon Hwa.

Nyonya Jo : Pimpinan Ha bahkan meminta Yoo Ra menjadi menantunya.


Tak lama, Yeon Hwa masuk dan pamit pergi.

Nyonya Jo marah dan minta Yeon Hwa tidak usah melaporkan apapun padanya. Yeon Hwa mengerti dan bergegas pergi.

Nyonya Jo : Aku benci melihatnya.


Diluar, Yeon Hwa mengambil sebuah termos dan pamit pada ibu serta adiknya. Soo Ae mengaku ingin bertemu Yoon Jae juga.

Yeon Hwa mengelus rambut Soo Ae dan mengajak Soo Ae menemui Yoon Jae lain kali.

Soo Ae lantas memberikan hadiah untuk Yoon Jae. Soo Ae menggambarnya sendiri dan yakin Yeon Hwa akan semangat setelah melihat gambarnya. Yeon Hwa pun pergi.


Di ruangannya, Yoon Jae memandang keluar jendela, sambil memikirkan kata2 Yoo Ra tadi saat para reporter menanyai soal kematian Yoon Hee.

Tak lama, sms dari Yeon Hwa masuk yang mengajaknya bertemu.


Bersamaan dengan itu, Kang Wook datang dan mengenalkan dirinya sebagai team leader divisi pengembangan pada Yoo Ra. Kang Wook bilang, harus membahas sesuatu dengan Yoon Jae.

Yoo Ra melarang. Yoo Ra bilang, Yoon Jae sedang istirahat. Kang Woo kekeh mau bertemu Yoon Jae, ia bilang ingin memperlihatkan proposal produk terbaru.

Yoo Ra : Tinggalkan saja padaku.

Kang Wook menyindir Yoo Ra.

Kang Wook : Kau berusaha profesional atau punya motif lain?

Yoo Ra : Apa?

Kang Wook : Aku tahu kau hanya berusaha menolong presdir, tapi kenapa kau juga mengganggu kekasihnya?

Yoo Ra : A... apa maksudmu?

Kang Wook : Kekasihnya. Kenapa kau selalu menekannya?


Yoon Jae keluar. Yoo Ra tanya, apa Yoon Jae mau keluar makan siang.

Yoon Jae tidak menjawab dan menatap tajam Kang Wook.

Kang Wook : Produk baru akan segera dirilis. Aku ingin menunjukkannya padamu. Ini adalah proyek terakhir yang dikerjakan Ha

Yoon Hee. Walaupun aku yang menyelesaikannya, tapi ini pekerjaan Yoon Hee. Aku ingin memberi dia ini sebagai hadiah.

Yoon Jae : Siapa yang ingin kau beri hadiah? Kau tidak punya malu duduk di kursi Yoon Hee? Apa menurutmu ini yang dilakukan pria normal?

Kang Wook : Ha Yoon Jae Sajangnim...

Yoon Jae : Kau akan segera dipecat dari sini!

Yoon Jae beranjak pergi.


Yeon Hwa menunggu Yoon Jae di sebuah restoran. Tak lama, Yoon Jae datang dan langsung duduk di depan Yeon Hwa tanpa

mengatakan apapun. Yeon Hwa menghela napas melihat Yoon Jae. Lalu ia bangkit dan duduk di sebelah Yoon Jae.

Yeon Hwa lantas mengeluarkan seuntai tali merah dari sakunya dan mengikatkannya ke tangan Yoon Jae.

Yeon Hwa : Kudengar ada banyak orang mengenakan gelang merah ini di India. Ketika kau memakai gelang ini, harapanmu akan terkabul. Sampai harapanmu terkabul, gelang ini akan melindungi pemakainya. Aku tidak akan bilang, aku mengerti perasaanmu. Lukamu sangat parah, lebih dari yang kubayangkan.


Yeon Hwa lalu menunjukkan kalungnya yang diberikan Yoon Jae.

Yeon Hwa : Belakangan ini, kalung ini memberiku energi. Memang tidak besar, tapi aku berharap gelang ini akan sedikit menyemangatimu.


Yeon Hwa lalu menunjukkan gambar Soo Ae.

Yoon Jae sedikit tersenyum melihatnya.


Kang Wook tiba2 datang ke restoran itu. Ia terdiam melihat Yeon Hwa menyuapi Yoon Jae.

Pelayan menghampiri Kang Wook dan mengantarnya masuk ke ruangan lain.


Saat lagi makan, Nyonya Jang menghubunginya.

Kang Wook : Haruskah aku menikah? Aku tidak suka makan sendirian. Setelah 20 tahun, aku masih harus makan sendirian.

Nyonya Jang : Sabar lah. Aku sudah menyiapkannya untukmu.

Kang Woo : Menyiapkan apa?


Di ruangannya, Yoo Ra mondar mandir memikirkan sindiran Kang Wook tadi. Ia merasa, Kang Wook mengetahui sesuatu.

Tak lama, Yoon Jae kembali dan menyuruh Yoo Ra menyiapkan jadwalnya mulai besok.

Yoo Ra : Baik. Aku akan membawakanmu teh herbal.

Yoo Ra pergi mengambilkan teh herbal.


Yoon Jae masuk ke ruangannya. Bersamaan dengan itu, ia dihubungi pembantunya yang memberitahunya kalau Nyonya Jang sedang menata ulang kamar ayahnya. Sontak Yoon Jae kaget dan langsung keluar dari ruangannya.


Yoo Ra datang membawa teh herbal, ia heran melihat Yoon Jae pergi dengan terburu-buru.


Yoon Jae pulang saat Nyonya Jang sedang merombak kamar ayahnya. Ia berteriak, menyuruh semua petugas itu pergi.

Yoon Jae kemudian mendekati Nyonya Jang. Nyonya Jang menatap kesal Bibi Suwon.

Yoon Jae marah, siapa yang menyuruhmu merombak kamar ayah! Apa kau tahu artinya kamar itu! Ayah bekerja! Duduk di sana selama 40 tahun! Kembalikan lagi barang-barangnya!

Nyonya Jang : Seseorang yang bisa memimpin seperti ayahmu akan tinggal disini.

Yoon Jae : Aku pemilik rumah ini! Kau tidak berhak membawa orang lain ke rumahku!


Tak lama, Kang Wook datang, sambil menggendong sebuah pot.

Nyonya Jang : Dia akan tinggal bersama kita mulai hari ini dan seterusnya.

Yoon Jae : Kata siapa! Kau pikir kau siapa! Kau bahkan memberi dia kunci?

Kang Wook : Gerbangnya terbuka jadi aku masuk.

Kang Wook lalu meletakkan potnya dibawah.

Kang Wook : Tempatkan ini di tempat yang cerah. Yang ini suka sinar matahari.

Yoon Jae : Setelah Ayah dan Yoon Hee meninggal, kau  tidak punya alasan lagi untuk merahasiakannya. Apakah kau ingin kamar aku juga? Oh, kau akan tidur di kamar tidur utama.

Yoon Jae lalu menatap Kang Wook.

Yoon Jae : Apa yang dia tawarkan padamu sampai kau mau hidup dengannya! Direktur? Presiden? Ketua?

Nyonya Jang : Dia adalah kakak laki-lakimu. Sambut dia. Dia adalah bisnis profesional konsultan, jadi belajarlah darinya.


Yoon Jae : Kakak laki-laki? Kau tidak bisa membuat alasan lain? Kau malu membawa kekasihmu yang lebih muda darimu masuk ke rumah?

Kang Wook marah, Ha Yoon Jae.

Nyonya Jang : Sementara aku membesarkanmu dan Yoon Hee, putraku tinggal di luar negeri sendirian selama 20 tahun.

Yoon Jae kaget. Tak lama, dia marah dan menuding Nyonya Jang sudah membohongi ayahnya.

Nyonya Jang : Dia bilang kau adalah putra satu-satunya dan tidak akan menerima anakku. Jika dia menerimanya, kalian  bisa hidup sebagai saudara.

Yoon Jae : Itu sebabnya kau menunggu ayah mati? Apa rencanamu selanjutnya? Membunuhku?

Kang Wook : Kenapa kau begini Ha Yoon Jae!

Yoon Jae : Apapun yang kalian rencanakan, tidak akan berhasil!


Yoon Jae beranjak pergi. Nyonya Jang menghela nafas dan mengajak Kang Wook makan malam. Dia mengaku ingin memasak untuk Kang Wook.


Yeon Hwa yang hampir sampai di rumah, menghubungi Soo Ae dan bilang kalau ia hampir sampai.

Yeon Hwa : Yoon Jae mengatakan terima kasih banyak.

Soo Ae senang dan langsung memberitahu ibunya kalau Yeon Hwa sudah hampir tiba.


Tiba2, Tae Il datang dan langsung menyerang Yeon Hwa. Dia mencekik Yeon Hwa!

Tae Il : Kau tertawa setelah membunuh istri dan anakku? Kau berjalan-jalan seolah-olah tidak terjadi apapun setelah semua itu? Cobalah tersenyum. Aku akan merobek mulutmu, jadi tunjukkan senyummu!


Yoo Ra mencuci tangannya di toilet. Lalu ia menatap cermin dan bertanya2 apa maksud omongan Kang Wook tadi. Tak lama, Yoo Ra meyakinkan dirinya kalau itu hanya omong kosong.


Yoo Ra kembali ke mejanya. Sontak ia kaget melihat Chang Doo duduk di mejanya.

Bersambung....


Next ep.... Chang Doo menunjukkan kancing Yoon Hee, Yoo Ra terkejut.

Chang Doo : Meskipun kalian saudara tiri, tetap saja Seol Yeon Hwa saudaramu. Bukankah terlalu berlebihan menjebaknya?


Soo Ae menggigit lengan Tae Il yang mencekik kakaknya tapi Tae Il malah mendorongnya.


Kyung Sook dan Soo Ae memasang spanduk bertuliskan, mencari saksi mata kasus tabrak lari, di jalanan.


Yoo Ra masuk ke kamarnya.

Yoo Ra : Kau yang menabrak Yoon Hee, Seol Yeon Hwa. Tuhan melindungiku, kau tidak beruntung.

Yoo Ra mengatakannya dengan wajah dingin.

Watcher Ep 12 Part 4

Sebelumnya...


Setelah semua kejadian itu, Tae Joo duduk sendirian di ruangannya dengan wajah kalut, sambil menatap ibu jarinya.

Tak lama kemudian, Chi Gwang datang. Chi Gwang memberitahu Tae Joo bahwa mereka menemukan darah para anggota geng yang dikubur, serta darah Pak Kim dan Jae Myung di senjata

Chan Hee, tapi tidak ditemukan darah Tae Joo dan mantan suami Tae Joo.

Tae Joo : Aku tahu. Pelakunya orang lain.

Chi Gwang : Haruskah aku menghentikanmu saat itu?

Tae Joo : Tidak. Terima kasih atas kesempatan itu.


Chi Gwang : Kau sendiri yang membuka kesempatan dengan alat kejut listrik itu.

Tae Joo : Maaf soal itu. Kau tetap tidak menghalangiku walau melihatnya. Itu sudah cukup bagiku.

Chi Gwang : Aku sekadar menunggu untuk memastikan pelaku tertangkap. Tidak perlu berterima kasih.

Tae Joo : Artinya, kita saling timbal balik, seperti biasa. Tapi kini aku kehilangan arah.

Chi Gwang : Pikirkanlah selagi beristirahat. Kini kau bisa undur diri dari kasus.

Chi Gwang beranjak pergi, tapi sebelum pergi dia bilang dia melihat Tae Joo melepas cincin itu.

Tae Joo tampak ingin menangis.


Chi Gwang kembali ke kantornya dan menemukan Hae Ryong sudah berada disana. Hae Ryong mengaku, ia hanya mau memeriksa saja dan tanya kondisi Tae Joo.

Chi Gwang bilang, Tae Joo akan baik-baik saja. Lalu dia tanya kondisi Chan Hee.

Hae Ryong : Operasi Park Chan Hee sudah selesai, tapi prognosisnya kurang bagus karena dia teler. Aku ingin meminta keterangan darinya, tapi aku ragu ada kesempatan.

Chi Gwang : Kau sungguh tidak tahu?

Hae Ryong : Tidak. Chan Hee polisi yang bersih. Muda dan cerdas. Juga baik.

Chi Gwang : Kau pernah bilang, alih-alih mengubah dunia, akulah yang berubah. Jadi, bagaimana rasanya berhasil tanpa mengubah dunia? Kini semua anggota timmu akan tersandung masalah. Semua yang hormat kepadamu, kini tersandung masalah. Seperti halnya keadaan kita setelah dipimpin Jae Myung.

Hae Ryong : Bantuan apa yang bisa kuberikan?


Setelah itu, Hae Ryong beranjak keluar. Bersama tim nya, dia menuju sebuah mobil. Seorang anggota tim Hae Ryong membuka bagasi mobil itu dan menemukan karung putih berisi sabu2 disana. Hae Ryong menyuruh anggotanya memastikan itu sabu2 apa bukan lebih dulu. Anggota Hae Ryong memeriksanya, lalu mengangguk pada ae Ryong.

Mobil siapakah itu?? Jawabannya akan terungkap setelah adegan Jin Woo dan Chi Gwang berikut ni gaes... Nah jadi Chi Gwang yang minta bantuan Hae Ryong nyita tu barang haram dari mobil itu.


Chi Gwang masuk ke ruangan Jin Woo tanpa mengetuk pintu seperti biasa dan langsung duduk di sofa.

Chi Gwang : Tidak akan ada yang melindungimu. Begitulah dunia. Kau tidak bisa mundur lagi setelah mencapai titik tertentu. Kita hanya bisa terus melaju. Aku tahu kau informan untuk Jang Society. Entah ini titik penghabisanmu sebelum pensiun atau kau sudah lama menjadi informan, tapi itu berakhir di sini.

Jin Woo : Apa ini direkam? Kau selalu menangkap dengan cara menjebak.

Chi Gwang : Tidak. Untuk apa merekamnya?


Jin Woo lantas beranjak dari mejanya dan duduk di depan Chi Gwang.

Jin Woo : Anggaplah aku mengikuti teorimu. Misalnya ada kelompok rahasia dalam kepolisian. Anggap saja ada satu. Sebuah perkumpulan elite polisi yang geram menyaksikan para kriminal dibebaskan. Jika kelompok itu ada, bukankah petinggi kepolisian akan membiarkannya? Mereka tidak akan mau kehilangan para polisi cerdas.

Chi Gwang : Siapa bosnya?

Jin Woo : Jika kelompok itu ada, tapi tidak ada yang tahu, mana mungkin aku tahu identitas bosnya? Semuanya bergerak secara independen. Mereka hanya tahu kandidat anggota untuk posisi masing-masing. Kau yakin bukan kau bosnya? Kenapa? Kau cocok untuk Jang Society. Kau tahu Han Tae Joo sengaja memancing pembunuhnya. Bahkan kau menunggu pembunuhnya muncul demi menangkapnya. Kau tidak peduli Han Tae Joo terbunuh atau tidak. Benar, bukan?

Chi Gwang : Itu siasat yang sama seperti saat kau  mempertemukanku dengan Jae Myung. Aku tidak punya pilihan lain jika ingin membekukmu.


Ponsel Chi Gwang berbunyi, telepon dari Hae Ryong.

Hae Ryong sendiri baru keluar dari tim forensik. Hae Ryong bilang, yg ditemukan di mobil itu adalah sabu-sabu.

Chi Gwang puas dan langsung memutus panggilannya.


Chi Gwang memberitahu Jin Woo kalau sabu2 ditemukan di mobil istri Jin Woo.

Jin Woo : Kau mempermainkan keluargaku?

Chi Gwang : Tidak. Aku mempermainkanmu. Mustahil kau membawa narkoba di mobilmu, bukan?


Flashback,, ketika Hae Ryong datang menangkap Pak Lee, ternyata Pak Lee sudah menyingkirkan sabu2 yg asli sebelumnya dan mengamankannya. Setelah itu, Pak Lee menaburkan abu hewan di dalam krematorium. Kemudian Hae Ryong datang menangkapnya. Setelah Hae Ryong pergi, Chi Gwang mengambil sabu2 yg asli yang sudah diamankan Pak Lee dan memasukkannya ke mobil istri Jin Woo.


Jin Woo : Dari mana narkoba itu? Bukankah semuanya sudah dibakar?

Chi Gwang : Jika aku mau meneruskan teoriku, pasti sebagian narkoba akan kusisihkan, bukan? Sebab kelak bisa berguna.

Jin Woo : Lagakmu seperti polisi yang bersih, padahal kau memanipulasi barang bukti. Pikirmu kau polisi yang adil?

Chi Gwang : Tidak. Kenapa aku harus adil. Itu yang mendorong kita saling bunuh. Aku hanya berusaha menegakkan kebenaran untuk diriku.

Jin Woo : Jae Myung dipenjara selama 15 tahun gara-gara "kebenaranmu" itu. Memang apa hakmu? Apa hakmu menghakimiku? Apa kau akan meminta maaf jika nanti terbukti keliru?


Tak lama, tim Hae Ryong datang untuk menangkap Jin Woo.

Jin Woo pun beranjak mengambil jasnya dan kembali ke Chi Gwang.

Jin Woo : Suatu saat, orang-orang akan sadar bahwa tindakanku benar. Aku tidak sepertimu yang memalsukan barang bukti sesuka hati.


Setelah Jin Woo ditangkap, Bu Yeom datang.

Bu Yeom : Kantor ini nyaman sekali. Bagaimana? Berkat dirimu, Kejaksaan dan polisi akhirnya bersepakat. Kami sepakat menganggapnya sebagai pertukaran antara Jaksa Wilayah Min dan Wakil

Komisaris Park. Jangan sampai sistem pengadilan negara ini goyah akibat insiden ini, bukan?

Chi Gwang : Jang Society bagaimana?

Bu Yeom : Jika benar-benar ada, mereka harus ditangkap. Itu tugas Tim Investigasi Korupsi. Temukan juga catatan itu.

Bu Yeom tersenyum dan mengajak Chi Gwang berjabat tangan. Mereka sepakat, kerja sama membasmi Jang Society.


Young Koon dan Soo Yeon menunggui Chan Hee yang masih belum siuman.

Tak lama, Tae Joo datang. Soo Yeon yang mau ke toilet minta Tae Joo mengawasi Young Koon. Tae Joo mengerti dan Soo Yeon langsung pergi.


Young Koon : Katanya kau akan undur diri dari Tim Investigasi Korupsi?

Tae Joo : Sejak awal, aku memang bukan anggota resmi.

Young Koon : Menurutmu kini kau bisa ikhlas?

Tae Joo : Aku juga tidak yakin. Entah itu bagus atau baik, atau benarkah ini yang kuharapkan.

Young Koon : Kukira hidupku akan berubah setelah membalas dendam. Aku menimbang-nimbang untuk membunuh bedebah ini. Cukup dengan menarik kabel itu.

Tae Joo : Jangan. Kau terlalu baik untuk itu.

Young Koon : Pertimbanganku adalah ibuku. Mustahil Kim Kang Wook dan Park Chan Hee pelakunya. Mereka terlalu muda. Saat kejadian, Kim Kang Wook baru saja masuk Akpol dan Park Chan Hee masih SMP. Aku tidak akan menyerah sampai menangkapnya.


Young Koon lalu berkata, kalau dia mau pulang.

Tae Joo berdiri. Sebelum pulang, Young Koon berterima kasih karena Tae Joo sudah mencegahnya membunuh Chan Hee waktu itu.

Young Koon lalu memeluk Tae Joo dan berharap Tae Joo bisa nenangin pikiran.

*Apalagi ini???!!! Pas emaknya Young Koon dibunuh, Kang Wook baru masuk Akpol? Berarti bukan Kang Wook yang melakukannya?? Jgn bilang Chi Gwang....

Setelah Young Koon pergi, Tae Joo juga pergi.


Tae Joo kembali ke kantornya. Jae Sik bilang ada yang menunggu Tae Joo.

Tae Joo : Sudah kubilang aku mau istirahat.

Jae Sik : Katanya dia teman dekat Anda.


Penasaran, Tae Joo langsung masuk ke ruangannya. Betapa kagetnya Tae Joo melihat tamu yang menunggunya adalah mantan suaminya.


Tampak bekas jahitan di kedua ibu jari mantan suami Tae Joo.


Keduanya lalu mengingat saat mereka disiksa si Kura2.


Tae Joo kemudian menyembunyikan ibu jarinya.


"Tae Joo-ya." ucap mantan suaminya.

Tae Joo masih terkejut, tidak menyangka mantan suaminya itu masih hidup.

Bersambung......