Kedua detektif itu pun pamit. Kyung Sook mengantarnya kebawah. Tepat saat itu, In Seok pulang dan bingung melihat kedua pria
asing di rumahnya. Soo Ae menyapa In Seok dan memanggilnya ayah.
In Seok menatap Yeon Hwa. "Kau di rumah?"
Yeon Hwa : Selamat datang.
Kedua detektif itu pergi.
In Seok tanya siapa mereka ke Kyung Sook.
Kyung Sook : Mereka sedang menyelidiki kecelakaan mobil. Mereka datang untuk menanyai Yeon Hwa. Apakah rapatmu berjalan dengan baik?
In Seok : Ya, pengeditan selesai dan aku menandatangani kontrak.
Kyung Sook : Ini bagus untukmu selesai menulis. Kau akan makan siang di rumah?
In Seok : Oke, aku akan makan siang lalu pergi ke persidangan sore.
In Seok lalu bicara pada Yeon Hwa.
In Seok : Yeon Hwa-ya, ini pasti sulit. Kau saksi pertama dan bisa membantu menangkap pelakunya. Jadi bersabar lah.
Yeon Hwa : Aku akan bersabar.
Tiba2 terdengar teriakan Nyonya Jo dari kamar, memanggil In Seok. In Seok pun bergegas ke kamar sang ibu.
Sang ibu marah karena kedatangan dua detektif tadi ke rumahnya. In Seok menjelaskan, itu karena Yeon Hwa satu2nya saksi mata.
Nyonya Jo : Dia itu mata2. Kita tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia terlihat baik diluar tapi dia bersalah atau tidak, siapa yang tahu?
In Seok : Ibu, tugasku adalah menghakimi orang-orang yang bersalah. Yeon Hwa tidak seperti itu. Jangan khawatir.
Nyonya Jo : Entah dia menabraknya atau tidak, usir dia!
In Seok marah, ibu!
Nyonya Jo : Apa yang akan kau lakukan tentang Yoo Ra? Kau akan diam saja melihat Yeon Hwa menyakiti Yoo Ra? Yeon Hwa merebut Yoon Jae yang disukai Yoo Ra. Kau akan membiarkannya tinggal disini? Jika kau tidak bisa melakukannya, aku yang akan melakukannya!
Kyung Sook lantas masuk dan tanya, haruskah ia membuat mie tepung untuk makan malam.
Nyonya Jo hanya menghela napa kesal, membuat Kyung Sook heran.
Kyung Sook menyusul In Seok ke kamar.
Kyung Sook : Yeon Hwa adalah saksi, tapi kenapa dia diperlakukan seperti dia pelakunya? Aku mulai kesal. Bisakah mereka benar- benar menyelamatkan seseorang dalam bahaya?
In Seok diam saja, memikirkan kata-kata ibunya soal hubungan Yoon Jae dan Yeon Hwa.
Kyung Sook : Yeobo?
In Seok : Aku akan mendalami masalah Yeon Hwa. Jadi jangan khawatir.
Sementara itu, Yoo Ra kembali ke mejanya. Ia meraih ponselnya, lalu menatap cemas ke arah ruangan Yoon Jae. Setelah itu, ia menghubungi neneknya, minta nomor telepon toko obat tempat sang nenek biasa membeli obat herbal untuknya. Nyonya Jo langsung cemas, ia fikir Yoo Ra sakit.
Yoo Ra : Yoon Jae Oppa tidak terlihat baik. Aku ingin memberikannya obat herbal. Dia tidak makan dengan baik. Aku tidak bisa melihatnya seperti itu.
Setelah bicara dengan Yoo Ra, Nyonya Jo merasa kasihan pada Yoo Ra yang benar2 menyukai Yoon Jae. Ia lantas berniat menemui
Nyonya Jang untuk membatalkan pernikahan Yoon Jae dan Yeon Hwa. Tapi kemudian dia berpikir lagi, soal kemungkinan keluarga Yoon Jae mengenal Yeon Hwa.
Nyonya Jo : Pimpinan Ha bahkan meminta Yoo Ra menjadi menantunya.
Tak lama, Yeon Hwa masuk dan pamit pergi.
Nyonya Jo marah dan minta Yeon Hwa tidak usah melaporkan apapun padanya. Yeon Hwa mengerti dan bergegas pergi.
Nyonya Jo : Aku benci melihatnya.
Diluar, Yeon Hwa mengambil sebuah termos dan pamit pada ibu serta adiknya. Soo Ae mengaku ingin bertemu Yoon Jae juga.
Yeon Hwa mengelus rambut Soo Ae dan mengajak Soo Ae menemui Yoon Jae lain kali.
Soo Ae lantas memberikan hadiah untuk Yoon Jae. Soo Ae menggambarnya sendiri dan yakin Yeon Hwa akan semangat setelah melihat gambarnya. Yeon Hwa pun pergi.
Di ruangannya, Yoon Jae memandang keluar jendela, sambil memikirkan kata2 Yoo Ra tadi saat para reporter menanyai soal kematian Yoon Hee.
Tak lama, sms dari Yeon Hwa masuk yang mengajaknya bertemu.
Bersamaan dengan itu, Kang Wook datang dan mengenalkan dirinya sebagai team leader divisi pengembangan pada Yoo Ra. Kang Wook bilang, harus membahas sesuatu dengan Yoon Jae.
Yoo Ra melarang. Yoo Ra bilang, Yoon Jae sedang istirahat. Kang Woo kekeh mau bertemu Yoon Jae, ia bilang ingin memperlihatkan proposal produk terbaru.
Yoo Ra : Tinggalkan saja padaku.
Kang Wook menyindir Yoo Ra.
Kang Wook : Kau berusaha profesional atau punya motif lain?
Yoo Ra : Apa?
Kang Wook : Aku tahu kau hanya berusaha menolong presdir, tapi kenapa kau juga mengganggu kekasihnya?
Yoo Ra : A... apa maksudmu?
Kang Wook : Kekasihnya. Kenapa kau selalu menekannya?
Yoon Jae keluar. Yoo Ra tanya, apa Yoon Jae mau keluar makan siang.
Yoon Jae tidak menjawab dan menatap tajam Kang Wook.
Kang Wook : Produk baru akan segera dirilis. Aku ingin menunjukkannya padamu. Ini adalah proyek terakhir yang dikerjakan Ha
Yoon Hee. Walaupun aku yang menyelesaikannya, tapi ini pekerjaan Yoon Hee. Aku ingin memberi dia ini sebagai hadiah.
Yoon Jae : Siapa yang ingin kau beri hadiah? Kau tidak punya malu duduk di kursi Yoon Hee? Apa menurutmu ini yang dilakukan pria normal?
Kang Wook : Ha Yoon Jae Sajangnim...
Yoon Jae : Kau akan segera dipecat dari sini!
Yoon Jae beranjak pergi.
Yeon Hwa menunggu Yoon Jae di sebuah restoran. Tak lama, Yoon Jae datang dan langsung duduk di depan Yeon Hwa tanpa
mengatakan apapun. Yeon Hwa menghela napas melihat Yoon Jae. Lalu ia bangkit dan duduk di sebelah Yoon Jae.
Yeon Hwa lantas mengeluarkan seuntai tali merah dari sakunya dan mengikatkannya ke tangan Yoon Jae.
Yeon Hwa : Kudengar ada banyak orang mengenakan gelang merah ini di India. Ketika kau memakai gelang ini, harapanmu akan terkabul. Sampai harapanmu terkabul, gelang ini akan melindungi pemakainya. Aku tidak akan bilang, aku mengerti perasaanmu. Lukamu sangat parah, lebih dari yang kubayangkan.
Yeon Hwa lalu menunjukkan kalungnya yang diberikan Yoon Jae.
Yeon Hwa : Belakangan ini, kalung ini memberiku energi. Memang tidak besar, tapi aku berharap gelang ini akan sedikit menyemangatimu.
Yeon Hwa lalu menunjukkan gambar Soo Ae.
Yoon Jae sedikit tersenyum melihatnya.
Kang Wook tiba2 datang ke restoran itu. Ia terdiam melihat Yeon Hwa menyuapi Yoon Jae.
Pelayan menghampiri Kang Wook dan mengantarnya masuk ke ruangan lain.
Saat lagi makan, Nyonya Jang menghubunginya.
Kang Wook : Haruskah aku menikah? Aku tidak suka makan sendirian. Setelah 20 tahun, aku masih harus makan sendirian.
Nyonya Jang : Sabar lah. Aku sudah menyiapkannya untukmu.
Kang Woo : Menyiapkan apa?
Di ruangannya, Yoo Ra mondar mandir memikirkan sindiran Kang Wook tadi. Ia merasa, Kang Wook mengetahui sesuatu.
Tak lama, Yoon Jae kembali dan menyuruh Yoo Ra menyiapkan jadwalnya mulai besok.
Yoo Ra : Baik. Aku akan membawakanmu teh herbal.
Yoo Ra pergi mengambilkan teh herbal.
Yoon Jae masuk ke ruangannya. Bersamaan dengan itu, ia dihubungi pembantunya yang memberitahunya kalau Nyonya Jang sedang menata ulang kamar ayahnya. Sontak Yoon Jae kaget dan langsung keluar dari ruangannya.
Yoo Ra datang membawa teh herbal, ia heran melihat Yoon Jae pergi dengan terburu-buru.
Yoon Jae pulang saat Nyonya Jang sedang merombak kamar ayahnya. Ia berteriak, menyuruh semua petugas itu pergi.
Yoon Jae kemudian mendekati Nyonya Jang. Nyonya Jang menatap kesal Bibi Suwon.
Yoon Jae marah, siapa yang menyuruhmu merombak kamar ayah! Apa kau tahu artinya kamar itu! Ayah bekerja! Duduk di sana selama 40 tahun! Kembalikan lagi barang-barangnya!
Nyonya Jang : Seseorang yang bisa memimpin seperti ayahmu akan tinggal disini.
Yoon Jae : Aku pemilik rumah ini! Kau tidak berhak membawa orang lain ke rumahku!
Tak lama, Kang Wook datang, sambil menggendong sebuah pot.
Nyonya Jang : Dia akan tinggal bersama kita mulai hari ini dan seterusnya.
Yoon Jae : Kata siapa! Kau pikir kau siapa! Kau bahkan memberi dia kunci?
Kang Wook : Gerbangnya terbuka jadi aku masuk.
Kang Wook lalu meletakkan potnya dibawah.
Kang Wook : Tempatkan ini di tempat yang cerah. Yang ini suka sinar matahari.
Yoon Jae : Setelah Ayah dan Yoon Hee meninggal, kau tidak punya alasan lagi untuk merahasiakannya. Apakah kau ingin kamar aku juga? Oh, kau akan tidur di kamar tidur utama.
Yoon Jae lalu menatap Kang Wook.
Yoon Jae : Apa yang dia tawarkan padamu sampai kau mau hidup dengannya! Direktur? Presiden? Ketua?
Nyonya Jang : Dia adalah kakak laki-lakimu. Sambut dia. Dia adalah bisnis profesional konsultan, jadi belajarlah darinya.
Yoon Jae : Kakak laki-laki? Kau tidak bisa membuat alasan lain? Kau malu membawa kekasihmu yang lebih muda darimu masuk ke rumah?
Kang Wook marah, Ha Yoon Jae.
Nyonya Jang : Sementara aku membesarkanmu dan Yoon Hee, putraku tinggal di luar negeri sendirian selama 20 tahun.
Yoon Jae kaget. Tak lama, dia marah dan menuding Nyonya Jang sudah membohongi ayahnya.
Nyonya Jang : Dia bilang kau adalah putra satu-satunya dan tidak akan menerima anakku. Jika dia menerimanya, kalian bisa hidup sebagai saudara.
Yoon Jae : Itu sebabnya kau menunggu ayah mati? Apa rencanamu selanjutnya? Membunuhku?
Kang Wook : Kenapa kau begini Ha Yoon Jae!
Yoon Jae : Apapun yang kalian rencanakan, tidak akan berhasil!
Yoon Jae beranjak pergi. Nyonya Jang menghela nafas dan mengajak Kang Wook makan malam. Dia mengaku ingin memasak untuk Kang Wook.
Yeon Hwa yang hampir sampai di rumah, menghubungi Soo Ae dan bilang kalau ia hampir sampai.
Yeon Hwa : Yoon Jae mengatakan terima kasih banyak.
Soo Ae senang dan langsung memberitahu ibunya kalau Yeon Hwa sudah hampir tiba.
Tiba2, Tae Il datang dan langsung menyerang Yeon Hwa. Dia mencekik Yeon Hwa!
Tae Il : Kau tertawa setelah membunuh istri dan anakku? Kau berjalan-jalan seolah-olah tidak terjadi apapun setelah semua itu? Cobalah tersenyum. Aku akan merobek mulutmu, jadi tunjukkan senyummu!
Yoo Ra mencuci tangannya di toilet. Lalu ia menatap cermin dan bertanya2 apa maksud omongan Kang Wook tadi. Tak lama, Yoo Ra meyakinkan dirinya kalau itu hanya omong kosong.
Yoo Ra kembali ke mejanya. Sontak ia kaget melihat Chang Doo duduk di mejanya.
Bersambung....
Next ep.... Chang Doo menunjukkan kancing Yoon Hee, Yoo Ra terkejut.
Chang Doo : Meskipun kalian saudara tiri, tetap saja Seol Yeon Hwa saudaramu. Bukankah terlalu berlebihan menjebaknya?
Soo Ae menggigit lengan Tae Il yang mencekik kakaknya tapi Tae Il malah mendorongnya.
Kyung Sook dan Soo Ae memasang spanduk bertuliskan, mencari saksi mata kasus tabrak lari, di jalanan.
Yoo Ra masuk ke kamarnya.
Yoo Ra : Kau yang menabrak Yoon Hee, Seol Yeon Hwa. Tuhan melindungiku, kau tidak beruntung.
Yoo Ra mengatakannya dengan wajah dingin.
lanjutan nya kaka