• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Great Show Ep 16 Part 1 (Episode Terakhir)

Sebelumnya...


Dae Han terkejut saat Joon Ho memintanya mundur dari pencalonan.

Joon Ho : Aku tidak ingin mengalahkanmu dan masuk Dewan seperti ini. Tapi sebagai warga, aku tidak bisa memaafkanmu karena memanfaatkan anak-anak yatim piatu untuk agenda politikmu.

Joon Ho lalu beranjak pergi. Dae Han tertegun.


Da Jung dan Soo Hyun hampir tiba di rumah. Da Jung tanya, siapa menurut Soo Hyun yg akan memenangi pemilu?

Soo Hyun : Aku tidak tahu. Dae Han dan Joon Ho sangat ketat, jadi, aku tidak tahu.

Da Jung : Ini pengandaian, tapi... jika Pak Wi kalah, aku akan sangat sedih.

Soo Hyun : Jangan khawatir. Aku yakin dia akan sukses.


Dae Han memikirkan kata2 Joon Ho tadi.

Dae Han : Hidup adalah tentang pilihan. Dan pilihan itu datang dengan tanggung jawab.


Dae Han lalu melihat fotonya bersama anak2 dan Dan Bi di RS.

Lalu dia mendengarkan suara detak jantung calon bayi Da Jung.

Dae Han : Inilah saatnya untukku memikul tanggung jawab itu.


-Episode Terakhir, The Great Choice-


Besoknya,, Bong Joo kampanye sendirian.

Bong Joo : Dimana pria ini?  Ponselnya juga mati.


Da Jung sarapan sama Jung Woo dan Soo Hyun. Soo Hyun heran dan bertanya2, sesibuk apa Dae Han sampai Dae Han menginap di kantor kampanye.

Jung Woo : Benar, bukan? Pemilu itu buruk.

Da Jung : Aku khawatir dia akan pingsan sebelum pemilu berakhir.

Jung Woo : Pemilunya tiga hari lagi, bukan? Kenapa aku sangat gugup?


Da Jung : Kau tahu berapa hari lagi kita bisa bertemu Dreamy?

Jung Woo : Tentu saja. Kelahirannya tanggal 13.

Da Jung tersenyum, ayah yang hebat.

Soo Hyun : Kau sebentar lagi akan melahirkan, jadi, jangan cemaskan pemilu, dan bersantailah memikirkan hal-hal bahagia.


Tak dan si kembar sarapan bersama Dong Nam.

Dong Nam : Bagaimana ramen tuna ayah? Enak, bukan?

Song Yi : Ya.

Tae Poong : Ini sangat lezat.

Dong Nam menatap Tak.


Dong Nam : Bagaimana sekolah barumu? Anak-anak baik? ^Jd Tak pindah sekolah?

Tak : Anak-anak sama saja di mana-mana. Anda sungguh berhenti berjudi?

Tae Poong dan Song Yi pun langsung menatap Dong Nam mendengar pertanyaan Tak.

Dong Nam kikuk, kapan aku berjudi?

Tak : Bagaimana dengan pekerjaan? Anda sudah dapat pekerjaan?

Dong Nam : Aku mencari toko untuk membuka restoran ayam. Kita harus menyebutnya restoran apa?


Song Yi : Ayam Song Yi.

Tae Poong : Ayam Tae Poong!


Ponsel Dong Nam kemudian berdering, telepon dari Dae Han.

Dong Nam : Ada apa pagi-pagi sekali?

Dae Han : Aku di dekat rumahmu.

Dong Nam, apa?


Dong Nam pun bergegas,, menemui Dae Han yg menunggunya diluar.

Dong Nam : Kenapa kau ke Chuncheon pagi-pagi sekali?

Dae Han : Hari ini, aku mengadakan konferensi pers untuk membatalkan pencalonan.

Dong Nam : Kenapa? Pemilu tinggal beberapa hari lagi.

Dae Han : Aku memutuskan untuk mundur karena ingin melindungi Da Jung dan jadi ayah yang bisa dibanggakan.

Dong Nam : Kau datang jauh-jauh kemari untuk mengatakan itu?

Dae Han : Aku mengerti.

Dong Nam : Apa maksudmu?


Dae Han : Kau butuh uang jika ingin tinggal dengan anak-anak dan mungkin itu alasanmu memberi Kang Kyung Hoon informasi.

Dong Nam : Jika kau terus beromong kosong, aku akan pergi.

Dae Han : Pak,, aku yakin anak-anak menginginkan ayah yang bisa dibanggakan walau miskin. Kembalikan uang yang diberikan Kang Kyung Hoon kepadamu.

Dong Nam : Uang apa yang kau bicarakan? Kau sangat menyebalkan.


Dong Nam hendak pergi. Dae Han langsung menahannya dan memohon agar ia merahasiakan identitas ayah kandung Da Jung.


Joon Ho berkampanye ditemani ibunya dan Hye Jin,, tapi wajah Joon Ho terlihat murung.

Hye Jin : Kenapa kau tampak murung sekali? Kau mengkhawatirkan sesuatu?

Joon Ho : Tidak, aku hanya lelah.

Ibu Joon Ho : Tersenyumlah bahkan jika kau lelah. Sepertiku. Kau akan kehilangan semua suara jika cemberut seperti itu. Senyum. Kau ingin memenangi pemilu ini atau tidak?


Bong Joo menghubungi Dae Han.

Bong Joo : Dimana kau?

Dae Han : Aku menemui ayah anak-anak di Chuncheon.

Bong Joo : Chuncheon? Konferensi pers itu tentang apa?

Dae Han : Aku tidak bisa bicara di telepon. Kemarilah. Mari bicara di rumah.


Soo Hyun sedang membaca komik Da Jung.

Soo Hyun : Ini lucu sekali. Ini akan amat terkenal.

Da Jung : Ini tentang kita. Banyak yang terjadi setelah aku bertemu dengan Paman Wi.

Soo Hyun : Tentu. Amat banyak yang terjadi.

Da Jung : Kegembiraan dan kesedihan yang kurasakan, keharuan... aku ingin membaginya dengan para pembaca.


Soo Hyun : Apa karakter utamanya terpilih masuk ke Dewan Nasional?

Tiba2 ponsel Soo Hyun berbunyi.

Soo Hyun : Ini karakter utama.

Soo Hyun menjawabnya.

Soo Hyun : Ya, Sunbae?


Bong Joo bergegas ke rumah Dae Han. Di depan rumah, ia bertemu Soo Hyun yang baru datang.

Bong Joo : Dia juga meneleponmu?

Soo Hyun : Ya. Apa terjadi sesuatu kepadanya?

Bong Joo : Aku yakin ada sesuatu, tapi aku bisa gila karena tidak tahu.

Mereka bergegas masuk.


Soo Hyun kaget Dae Han memakai setelan rapi.

Bong Joo : Kenapa kau tiba-tiba mengadakan konferensi pers?

Soo Hyun : Apa? Konferensi pers?

Bong Joo : Aku ada konferensi pers pukul 15.00.

Soo Hyun : Tapi kenapa?

Bong Joo : Sesuatu terjadi dengan Kang Joon Ho semalam, bukan? Beri tahu kami.

Dae Han pun minta maaf pada Bong Joo. Dae Han lalu berkata, ia akan mundur dari pencalonan.


Kyung Hoon diberitahu asistennya soal konferensi pers Dae Han.

Kyung Hoon : Dia pasti memutuskan untuk mundur dari pemilihan.

Asistennya : Menimbang Joon Ho bertemu dengannya semalam, kurasa anda benar.

Kyung Hoon : Terlalu cepat untuk bersantai.

Asistennya : Aku sudah bersiap untuk berjaga-jaga.


Bong Joo kesal.

Bong Joo : Kang Joon Ho si berengsek bersikap seperti pria sejati, tapi dia memerasmu. Apa bedanya dia dengan Kang Kyung Hoon?

Dae Han : Jangan mengkritik Joon Ho. Dia percaya orang sepertiku tidak pantas berada di Dewan Nasional. Aku setuju.

Bong Joo : Meski begitu, kau tidak boleh menyerah sekarang. Mari kita beri tahu Da Jung yang sebenarnya. Akui bahwa kau bukan ayah kandungnya dan memohon maaf.

Dae Han : Ada pemilu lagi empat tahun kemudian, tapi rasa sakit yang akan dialami Da Jung tidak akan pernah hilang.


Soo Hyun : Dae Han, aku mengerti kau mengkhawatirkan Da Jung, tapi dia tangguh. Dia akan trauma jika kau mundur dari pemilu karena kau bukan ayah kandungnya.

Dae Han : Karena itu aku memintamu datang. Bicaralah dengannya agar dia bisa menerima bahwa aku akan mundur dari pemilu.

Bong Joo : Kau menyembunyikan sesuatu dari kami, bukan?

Dae Han : Tidak.

Bong Joo : Lantas, kenapa kau pergi ke Chuncheon pagi ini?

Soo Hyun : Kau pergi ke Chuncheon? Kenapa?


Bong Joo : Ada apa? Beri tahu kami agar kami bisa membantumu. Apa? Apa ayah kandung Da Jung muncul?

Dae Han : Aku memikirkan ini semalaman sebelum memutuskan, jadi, tolong Bong Joo. Percayalah kepadaku dan lakukan apa yang kukatakan.

Bong Joo : Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu. Menarik pencalonanmu bukan hanya urusanmu. Hidupku juga bergantung pada itu.

Dae Han masih tidak mau bicara.

Bong Joo : Jika kau tidak memberi tahu kami, aku harus bertanya sendiri kepada Han Dong Nam.

Soo Hyun : Dae Han, jangan menderita sendirian. Beri tahu kami. Mari kita selesaikan bersama. Ya?


Da Jung sendiri masih menggambar komiknya. Ia menggambar Dae Han yg sedang berkampanye.


Soo Hyun menangis mendengar cerita Dae Han.


Begitu pula Bong Joo yg selalu terdiam.


Dae Han : Aku tidak bisa membiarkan Da Jung tahu monster seperti itu adalah ayah kandungnya. Kita harus melindungi Da Jung dan bayinya.

Soo Hyun : Aku mengerti perasaanmu. Mari kita lakukan itu. Mari lindungi Da Jung dan bayinya.

Dae Han : Baik. Di konferensi pers, aku akan bilang aku menampung anak-anak untuk menyingkirkan citraku sebagai putra durhaka. Tidak lebih. Itu satu-satunya cara mereka tidak mengungkit ayah kandungnya. Baik. Hanya itu yang akan kukatakan kepada Da Jung.


Da Jung video call-an dgn si kembar dan Tak.

Tak : Kak Da Jung, kenapa Paman Wi tidak siaran di Widaehan TV lagi?

Da Jung : Dia tampak sangat sibuk belakangan ini. Mungkin itu sebabnya.

Tak : Bagaimana posisinya di survei? Dia memimpin?

Da Jung : Kakak tidak begitu tahu, tapi kakak rasa itu terus naik turun.


Song Yi : Kak Da Jung, Dreamy bagaimana? Kapan Dreamy lahir?

Da Jung : Tidak lama lagi, Dreamy menyuruh kita menunggu.


Soo Hyun tiba2 datang. Soo Hyun menatap Da Jung dgn serius dan mengajak Da Jung bicara.


Dae Han ke rumah abu, mengunjungi Sun Mi.

Dae Han : Kau membesarkan Da Jung sangat baik sendirian. Aku akan melindunginya mulai sekarang.


Reporter Nam memberitahu Joon Ho ttg Dae Han yg mengadakan konferensi pers hari itu.

Reporter Nam : Entah apa yang ingin dia lakukan kali ini.


Ponsel Joon Ho berdering, telepon dari Soo Hyun.


Di kantor kampanye Dae Han,, Wakil Ketua tanya ke Pak Jung alasan Dae Han mengadakan konferensi pers.

"Apa terjadi sesuatu kepada Dae Han?"

"Aku tidak tahu. Aku bertanya, tapi dia tidak mau bilang. Ada banyak wartawan di sini. Astaga."


Soo Hyun menemui Joon Ho.

Soo Hyun : Kau pasti sibuk berkampanye. Maaf sudah menyita waktumu.

Joon Ho : Tidak apa-apa. Apa yang ingin kau bicarakan?

Soo Hyun : Kau tahu Dae Han mengadakan konferensi pers, bukan?

Joon Ho : Ya, aku sudah dengar.

Soo Hyun : Da Jung pergi mencegahnya keluar dari pemilu.


Da Jung, Jung Woo dan Bong Joo masih di jalan. Mereka pergi dgn taksi.

Da Jung cemas karena Dae Han tak mau menjawab panggilannya.

Jung Woo : 10 menit menuju pukul 15.00.

Bong Joo lantas menunjukkan supir taksi jalan pintas tapi si supir bilang ia tak bisa masuk jalan pintas skrng sampai lampu berubah.

Da Jung tampak memikirkan sesuatu.


Soo Hyun : Fakta bahwa Dae Han menyerah pada pemilu berarti dia menyerahkan segalanya demi Da Jung. Apa pun pilihannya, tolong jangan sampai orang tahu soal ayah kandung Da Jung.

Joon Ho : Kau pernah bilang jika Dae Han dan aku berhadapan dalam pemilu, kau harus memilih antara yang terbaik dan kedua terbaik. Apa kau  sudah memilih mana yang terbaik?

Soo Hyun : Sudah. Bukankah kau mengikuti pemilu bukan untuk menang, tapi karena kau ingin melakukan politik yang baik? Dae Han memilih yang terbaik yang bisa dia lakukan. Aku harap kau juga akan membuat keputusan yang tepat.


Dae Han menghubungi Joon Ho.

Dae Han : Aku akan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pengunduranku. Tepati janjimu.

Joon Ho : Entah kau mengundurkan atau tidak, aku tidak akan membiarkan orang lain tahu soal ayah kandung Da Jung.

Dae Han : Kenapa kau berubah pikiran?

Joon Ho : Nona Jung bilang fakta dan kebenaran adalah hal yang berbeda. Faktanya kau bukan ayah kandung Da Jung, tapi aku merasa kebenaran mungkin berbeda.

Dae Han : Sebenarnya, aku menipu negara ini dengan kebohonganku. Aku tidak pantas berada di Dewan Nasional. Sampai jumpa. Hanya ini yang bisa kulakukan.


Dae Han tiba di kantor kampanyenya.

Pak Jung tanya ada apa?

Dae Han : Aku akan menjelaskan semuanya setelah konferensi pers. Dan ayah... terima kasih untuk semuanya.

Sontak Pak Jung tambah bingung dgn sikap Dae Han.


Dae Han lantas memulai konferensi pers nya.

Dae Han : Halo, semuanya. Aku berdiri di hadapan kalian untuk meminta maaf kepada rakyat yang memberiku julukan Ayah Nasional dan telah menunjukkan dukungan besar yang tidak pantas kudapatkan.

Sontak semua bingung dgn kata2 Dae Han.

Dae Han : Alasan aku menerima putriku dan ketiga saudaranya bukan karena aku mengkhawatirkan mereka. Untuk menciptakan citra diri sendiri sebagai ayah penyayang dari empat anak dan sampai akhir aku membuat kontrak ayah dan anak dan meminta putriku menandatanganinya  untuk mempertahankan posisi sebagai ayah dan putri demi keuntungan masing-masing. Aku, yang menyakiti putriku, dan menipu negara, tidak pantas menjadi anggota dewan. Karena itu, mulai sekarang...


Da Jung tiba2 datang, Appa!

Da Jung datang bersama Jung Woo dan Bong Joo. Da Jung tampak ngos2an!


Da Jung lantas mendekati Dae Han.

Da Jung : Bukan hanya ayah yang memanfaatkanku. Kami semua, termasuk aku, tidak membuka hati kami dan memanfaatkan ayah sebagai wali kami.

Dae Han : Kau boleh melakukan itu. Kalian hanya anak-anak. Kalian layak mendapatkan perlindungan. Tapi aku orang dewasa. Seharusnya aku tidak melakukannya.

Da Jung : Tidak. Ayah boleh. Bahkan orang dewasa pun tidak sempurna. Itu yang ayah katakan. Keluarga bahagia tidak terbentuk oleh orang-orang sempurna, tapi dibentuk saat orang yang tidak sempurna berusaha saling mengisi ketidaksempurnaan masing-masing.

Dae Han : Kau benar. Terima kasih sudah memikirkannya seperti itu. Tapi aku tidak melakukan ini sebagai seorang ayah. Aku melakukan ini sebagai seorang politikus.


Seorang reporter berdiri dan tanya, apa Da Jung putri kandung Dae Han?

"Anda berbohong soal ini agar diri anda terlihat baik?"

Dae Han : Tidak. Dia benar-benar...

Dae Han ingin mengatakan bahwa Da Jung putrinya tapi keburu dipotong Da Jung.

Da Jung : Aku bukan putri kandungnya. Ayahku dan aku tidak berhubungan darah. Tapi apakah itu sangat penting?


Flashback.... Saat Da Jung membuka buku ttg politik yg ditulis Dae Han. Ia terkejut menemukan hasil tes DNA itu.


Da Jung : Kandidat Wi Dae Han dan adik-adikku tidak berhubungan darah. Tapi selagi kami tinggal bersama, dia menjadi ayah terbaik yang pernah kami miliki Bagiku, dia sekarang dan akan selalu menjadi ayah terbaik dan satu-satunya ayahku. Tentu saja, ayahku tidak sempurna. Tapi dia juga bukan anak durhaka, atau pun penipu. Yang kutahu soal Wi Dae Han sebagai seseorang yang kulihat saat tinggal bersama adalah dia mungkin kurang dalam beberapa hal, tapi dia pria berhati baik, melebihi siapa pun. Dan sekarang dia akan merelakan impiannya karena takut bahwa semua orang akan menyakitiku jika mereka tahu bahwa aku bukan putri kandungnya.


Da Jung lalu beranjak mendekati Dae Han.

Da Jung : Jika ayah merelakan impian ayah, ttu akan meninggalkan luka yang tidak tertahankan bagiku. Sama seperti ayah menjadi ayah yang baik untukku dan adik-adikku, aku yakin ayah akan menjadi anggota dewan yang baik, yang tahu cara berempati dan meneteskan air mata dengan orang-orang. Kumohon, jangan menyerah. Kumohon, Ayah.


Pak Jung pun ikut membela Dae Han. Ia berkata, Da Jung benar.

Pak Jung : Darah tidak penting. Yang lebih penting bukanlah darahmu tapi hatimu. Kenapa kau putra Pasar Inju? Itu karena kau memperlakukan pedagang seperti keluarga. Itu yang menjadikanmu putra Pasar Inju. Kau mengakui semua kesalahanmu. Jangan berhenti. Kau akan dinilai pemberi suara. Dan aku tidak meminta bantuanmu. Ini perintah. Ini perintah dari warga Kota Inju!


Seluruh pedagang Pasar Inju yg selama ini mendukung Dae Han pun berteriak, meminta Dae Han tidak mundur dari pencalonan.

Mendengar itu,, para reporter juga berteriak, minta Dae Han tetap mencalonkan diri. Mereka juga bilang akan mendukung Dae Han.


Dae Han terharu. Dae Han kemudian menatap Da Jung dan berkata, bahwa Da Jung juga putri terbaiknya.

Dae Han : Terlepas dari hasilnya, aku akan melakukan yang terbaik sampai akhir.

Da Jung tersenyum.


Dae Han : Aku akan melakukan yang terbaik sampai akhir dan aku akan menunggu putusan dari para pemilih.

Para pendukung Dae Han dan juga para reporter lalu mengelu2kan Dae Han.

Kyung Hoon yg menonton di ruangannya terlihat kesal.

Kyung Hoon : Keputusan?


Joon Ho kemudian datang.


Dong Nam dan anak2 sedang menonton konferensi pers Dae Han.

Tae Poong : Tidak, apa itu berarti Paman Wi bukan ayah kandung Kak Da Jung?

Song Yi :  Kau tidak dengar? Itu tidak penting.


Air mata Dae Han jatuh.

Dae Han : Aku ingin mengatakan sesuatu, bukan hanya kepada putriku, tapi tiga anak yang telah menjadi keluargaku.

Tae Poong : Paman Wi ingin mengatakan sesuatu.

Song Yi : Diamlah. Aku tidak bisa mendengarnya.

Dae Han : Tak, Tae Poong, dan Song Yi. Waktu yang kuhabiskan bersama kalian adalah momen terbaik dalam hidupku. Aku sangat bersyukur dan aku menyayangi kalian.


Tae Poong menangis.


Song Yi juga.


Tak pun begitu.


Dong Nam :  Kalian sangat menyukai Paman Wi?


Tae Poong dan Song Yi : Ya!

Bersambung ke part 2....

The Great Show Ep 15 Part 4

Sebelumnya...


Joon Ho menemui ayahnya.

Kyung Hoon : Jika kau terus mengganti orang hanya karena mereka tidak setuju denganmu, itu akan menjadi minus.

Joon Ho : Merger itu nilai tambah?

Kyung Hoon : Tentu! Jika terus menambahkannya seperti itu, kau bisa menjadi politikus hebat.

Joon Ho : Kurasa ayah memperlakukanku seperti tentara yang dikalahkan karena aku memegang tangan ayah hari ini, tapi menurutku cara politik ayah salah. Setelah masuk Dewan Nasional, aku akan menentang apa pun yang kuyakini salah.

Kyung Hoon senang, akhirnya ayah bisa melihatnya di matamu. Keinginan untuk menang, apa pun yang terjadi. Andai kita bisa memperbaiki cara bicaramu.

Joon Ho : Apa salahnya dengan caraku bicara?

Kyung Hoon : Ayah melihat betapa lemahnya nada bicaramu selama kampanye. Para pemilih menginginkan pemimpin, bukan teman. Kontrol! Kau harus membuat pidato karismatik untuk meraih hati rakyat.


Joon Ho kembali berkampanye, kali ini bersama Hye Jin dan ortunya.

Joon Ho teringat kata2 ayahnya tadi soal kontrol suaranya.

Joon Ho : Hanya ada satu alasan aku memutuskan untuk memulai politik. Itu karena aku bisa melihat ada terlalu banya politikus tidak tahu malu di negara kita, di kedua ujung spektrum politik. Malu. Itu adalah mengetahui cara bersikap jujur dan malu. Sudah kurang dari enam bulan sejak aku memutuskan untuk menjadi politikus. Aku sudah tidak yakin apakah aku bisa menjadi politikus yang memiliki rasa malu. Jika kalian ingin politikus yang bisa dengan berani mengatakan akan menjadi politikus seperti itu, kalian tidak perlu memilihku. Namun jika kalian ingin seorang politikus yang terus berusaha dan mendorong dirinya untuk menjadi politikus seperti itu, kalian boleh memilihku,


Sontak, mendengar itu, Kyung Hoon langsung merasa kesindir.


Para warga lalu mulai meneriakkan nama Joon Ho.


Bong Joo menunjukkan hasil suara sementara pada Dae Han. Hasilnya, Joon Ho mendapat 35% suara dan Dae Han 34%.

Dae Han senang, hei, apa yang kukatakan kepadamu? Sudah kubilang merger bukan berarti jumlah suara mereka bersatu. Jika satu persen, itu sepadan dengan perjuangannya, mengingat perbedaan batas kesalahan.

Bong Joo : Bagus ini persaingan ketat, tapi karena mereka bersatu, Partai Nasionalis akan memberikan dukungan besar.

Dae Han : Benar. Kita tidak boleh bahagia. Kita tidak akan bisa mengalahkan mereka dengan jumlah dukungan. Tidak akan pernah.

Bong Joo : Maka kita harus memakai ketulusan dan perbedaan sebagai strategi kita.

Dae Han : Ketulusan dan perbedaan? Benar. Bagus.


Dae Han lalu mengajak Bong Joo berkampanye jalan kaki saja mulai besok.

Bong Joo : Bagaimana cara kita mengelilingi seluruh distrik dengan jalan kaki? Tidak ada gunanya, tidak peduli sejauh apa kita pergi jika kita tidak tulus! Itu cukup persuasif.

Dae Han : Baiklah. Coba kulihat. Apakah tepat satu persen?


Besoknya,, Dae Han pun mulai turun ke jalan dan mewawancarai satu per satu org2 di jalanan.

Pertama, Dae Han mewawancarai seorang pedagang.

"Ekonomi sangat buruk. Harganya sangat tinggi. Sangat sulit."


Dae Han lalu mewawancarai seorang lansia yg tengah berjalan.

"Kau harus menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk orang tua."

Dae Han : Kami tidak akan bisa datang ke banyak tempat dengan berjalan, tapi cara kami kampanye akan disiarkan langsung di TV Hebat, jadi, jangan khawatir.


Dae Han lalu mewawancarai ibu2 yg duduk di taman bersama anak mereka.

Dae Han : Bagaimana rasanya membesarkan anak?

"Itu tidak mudah."

"Butuh banyak uang untuk mendidik. Kami cemas soal kesehatan anak."


Dae Han : Bagaimana bisnis pengantaranmu?

"Biaya pengantarannya terlalu kecil. Semoga naik."


"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Pekerjaanku dimulai pagi-pagi sekali. Aku sangat mengkhawatirkan mobil yang mengebut."

Dae Han : Demi keselamatan petugas kebersihan jalanan yang bekerja pagi-pagi, tolong mengemudi perlahan.


"Bisnis tumpang membunuh kami. Sangat sulit untuk memenuhi target penghasilan kami sehari-hari."


"Harganya terlalu tinggi. Usai membayar uang sekolah anakku, kami selalu rugi."

"Aku tahu membesarkan anak membutuhkan banyak biaya. Dahulu aku membesarkan empat anak."

"Kudengar kau mengirim tiga anak kembali ke ayah kandung mereka."


Tak dan si kembar menonton acara itu di Kanal Widaehan Sho.

Tae Poong : Dia membicarakan kita!

Song Yi : Diamlah. Aku tidak bisa mendengar mereka.


Dae Han : Kami sangat dekat saat mereka tinggal denganku. Aku ingin tetap bersama mereka, tapi tidak bisa hanya karena ingin.

"Kau benar. Jika ayah kandung mereka muncul dan ingin membesarkan anak-anaknya, kau tidak akan punya pilihan."

"Aku mungkin bukan ayah mereka, tapi aku akan menjadi wali mereka. Jika ada masalah atau tantangan dalam hidup mereka, aku akan selalu membantu mereka."


Tae Poong : Kak Tak, apa itu wali?

Tak : Sesuatu seperti pahlawan super.

Song Yi : Aku sangat merindukan Paman Wi.

Tae Poong : Aku juga.

Tak : Kita menontonnya sekarang.


Tiba2, Dong Nam datang. Tak pun langsung mematikan ponselnya.

Dong Nam : Kenapa kalian tiba-tiba berhenti menontonnya? Jika itu menyenangkan, ayah ingin menonton bersama.

Tak : Ini bukan apa-apa.

Tak beranjak ke kamar.


Dong Nam lalu bertanya ke si kembar apa yg mereka tonton.

Song Yi : Film animasi.

Tae Poong : Gim.

Dong Nam : Ayah tahu apa yang kalian tonton. Kalian menonton Widaehan sho lagi?


Asisten Kyung Hoon memberitahu hasil perolehan suara sementara.

"Hasil pemungutan suara hari ini menunjukkan Wi Dae Han mengungguli Pak Kang sebanyak dua persen."

"Berapa hari sebelum pemilihan?"

"Lima hari, Pak."

"Sekarang saatnya menyudutkan Wi Dae Han." ucap Kyung Hoon licik.


"Aku tidak bisa jalan lagi. Bisakah kita memakai mobil besok?" pinta Bong Joo sambil menempelkan koyo ke kakinya.

"Berhentilah mengeluh." jawab Dae Han, sambil membaca naskah.


Dae Han lalu berdiri dan mengecek kaki Bong Joo.

Dae Han : Separah apa?

Bong Joo : Lihat. Kulitnya terkelupas.

Dae Han : Astaga. Berhenti melebih-lebihkan.

Dae Han memukul kaki Bong Joo dan kembali duduk.

Bong Joo : Ini dalam batas kesalahan, tapi aku senang kita mengalahkan Kang Joon Ho. Kurasa kerja keras kita akhirnya terbayar.

Dae Han : Tapi ini bukan apa-apa dibandingkan yang kita lalui selama perjalanan duka.


Soo Hyun dan Da Jung datang membawa camilan ayam.

Dae Han menatap Da Jung : Kondisimu sedang rentan. Kau tidak perlu datang sejauh ini.

Soo Hyun : Itulah yang kukatakan.

Da Jung : Pak Kang meminta semua anggota keluarganya untuk kampanye. Setidaknya, inilah yang bisa aku lakukan. Mengantar ayam.

Bong Joo : Putri yang hebat.

Da Jung : Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.


Reportem Nam melihat hasil suara terkini. Peringkat Dae Han diatas Joon Ho.

Reporter Nam : Yang lebih penting daripada perbedaan dua persen adalah peringkat Wi Dae Han terus meningkat.

Joon Ho : Kenapa kita tidak mengubah kampanye kita juga? Kita tidak menonjol karena kita memakai metode tradisional.

Reporter Nam : Ada tipe orang yang tepat untuk melakukan pertunjukan begini. Anggaplah Wi Dae Han menari dengan pakaian dalam. Orang akan menganggapnya lucu. Apa yang akan dipikirkan orang jika kau melakukannya?

Joon Ho : Aku tidak bilang kita harus berpura-pura. Sesuatu yang bisa mengubah hati para konstituen kita. Kita perlu itu. Aku sangat menyadari itu. Sulit memikirkan cara kita melakukannya.


Tiba2, Kyung Hoon dan asistennya datang.

Kyung Hoon : Reporter Nam, terima kasih atas kerja kerasmu.

Reporter Nam : Aku akan bekerja lebih keras untuk memastikan kemenangannya.

Joon Ho : Aku harus bicara empat mata dengan Joon Ho.

Reporter Nam dan asisten Kyung Hoon bergegas keluar.


Kyung Hoon : Ayah sudah melihat hasil pemungutan suara hari ini. Kau tertinggal dua poin persentase dari Wi Dae Han.

Joon Ho : Itu dalam batas kesalahan dan kita masih punya lima hari.

Kyung Hoon : Menurutmu kenapa kau berada di belakang Wi Dae Han bahkan setelah merger?

Joon Ho : Menyatukan kandidat sebelum pemilu dan dukungan dari partai besar. Pendekatan yang mendominasi terhadap pemilu membuat konstituensi berpaling dariku.

Kyung Hoon : Ayah tidak setuju. Wi Dae Han memiliki kisah menarik. Tapi kau tidak.

Joon Ho : Jika ayah benar, apa gunanya pemilu? Aku tidak bisa buat kisah dramatis lima hari sebelum pemilu.

Kyung Hoon : Tapi kau bisa mengekspos bahwa kisah Wi Dae Han sepenuhnya salah.

Joon Ho : Apa maksud ayah?

Kyung Hoon : Ayah kandung anak-anak Wi Dae Han memberikan informasi ini. Itu pertunjukan dari awal.


Kyung Hoon memutar rekaman pengakuan Dong Nam bahwa Da Jung bukan putri kandung Dae Han dan Dae Han tahu itu.

Dan Joon Ho terkejut saat mendengar Da Jung adalah anak hasil pemerkosaan.

Joon Ho : Apa ini benar?

Kyung Hoon : Ayah tidak bisa memercayainya begitu saja. Jadi, ayah melakukan tes DNA terhadap Wi Dae Han dan putri itu diam-diam. Ternyata benar. Jika kita melaporkan ini kepada media, para media akan bersenang-senang. Wi Dae Han akan langsung hancur.

Joon Ho : Lalu kenapa ayah membawakannya kepadaku alih-alih menyerahkannya kepada media?

Kyung Hoon : Ayah juga seorang ayah. Jika ini diketahui publik, apa yang akan terjadi kepada Da Jung? Dia juga sedang hamil.

Joon Ho : Jadi, apa yang akan ayah lakukan?

Kyung Hoon : Ayah akan menyerahkannya kepadamu.


Sementara Dae Han dan Bong Joo sedang menikmati camilan ayam yg dibawa Soo Hyun dan Da Jung.

Da Jung : Waktu ayah hanya lima hari. Kurasa ayah akan menang. Ayah tahu aku punya indra keenam.

Bong Joo : Aku tidak percaya hal seperti itu. Aku hanya percaya pada data.

Dae Han : Apa pendapat datamu tentang hasil pemilu ini?

Bong Joo : Berdasarkan rating penerimaan dan hasil survei berdasarkan usia, dengan tepat 3,7 persen, aku memprediksi Anggota Dewan Wi akan menang.

Dae Han :  Bagus!


Bong Joo lalu melirik Soo Hyun.

Bong Joo : Kau akan memilihnya, bukan?

Soo Hyun : Aku mengawasinya dengan ketat untuk mencari tahu apakah dia akan jadi politikus hebat jika kupilih. Dia sedikit mendapatkan kepercayaanku.


Mendengar itu, Dae Han berdiri dan memijat2 bahu Soo Hyun. Da Jung tertawa melihatnya.


Ponsel Dae Han kemudian berdering. Telepon dari Joon Ho.

Dae Han : Kenapa dia menelepon selarut ini?


Joon Ho sedang di jalan,, teringat kata-kata ayahnya tadi.

Kyung Hoon : Ayah serahkan kepadamu. Kau bisa mengubur rekaman itu atau menyerahkannya ke media. Atau gunakan cara lain. Kau yang putuskan. Ayah akan menghormati keputusanmu.


Kyung Hoon sudah tiba di rumahnya.

Asisten Kyung Hoon : Menurut anda apa yang akan dilakukan Pak Kang dengan itu?

Kyung Hoon : Dia tidak akan menguburnya karena dia tidak mau melihat Dae Han, yang melakukan hal itu, bergabung dengan Dewan Nasional.


Dae Han dan Joon Ho bertemu di depan gedung putih.

Dae Han : Ada apa kau mengajakku bertemu selarut ini?

Joon Ho : Aku harus mengaku. Sejujurnya, aku iri kepadamu saat SMA.

Dae Han : Kau punya segalanya. Kenapa kau iri kepadaku?

Joon Ho : Kau benar. Aku punya segalanya. Tetap saja, aku merasa kurang, dan aku berusaha sebaik mungkin agar tidak kehilangan posisiku di puncak kelas. Aku bekerja keras di sekolah, tapi kau berbuat semaumu dan meraih peringkat pertama dengan mudah, baik itu nilai atau popularitas. Aku iri kepadamu. Aku juga merasa minder. Namun, semua itu menghilang hari ini.

Dae Han : Aku tidak yakin itu pujian atau sarkasme, tapi hidup tidak mudah bagi siapa pun. Mungkin kau punya rintanganmu sendiri, tapi hidupku seperti ladang ranjau. Kau menyadari itu?

Joon Ho : Sepertinya begitu, karena kau masih berdiri di ranjau.


Dae Han : Kenapa kau memanggilku kemari selarut ini?

Joon Ho : Han Da Jung. Aku tahu dia bukan putrimu. Aku juga tahu siapa ayah kandungnya.

Dae Han : Apa maksudmu?

Joon Ho : Kau pasti lebih tahu. Alasan aku memberitahumu alih-alih media adalah aku tidak mau Da Jung, yang dimanfaatkan olehmu, terluka lagi.


Dae Han : Lalu? Apa yang kau inginkan dariku?

Joon Ho : Orang yang mengikat simpulnya yang harus membukanya. Aku tidak akan mengumumkan ini, jadi, batalkan saja pencalonan dirimu. Hanya itu cara untuk melindungi Da Jung dan dirimu.

Sontak Dae Han kaget mendengar Joon Ho memintanya mengundurkan diri dari pencalonan.


Bersambung.....

*Kok kesel ya ama si Joon Ho ini.... Make segala cara buat ngejegal Dae Han.. lalu apa bedanya dia sama ayahnya?