• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Selection : The War Between Women Ep 8 Part 4

Sebelumnya...


Man Chan dan antek2nya langsung berkumpul membahas Eun Bo.

Hyung Chan : Kalau begitu, maksudmu gadis itu adalah Ratu yang sudah mati?

Hong Sik : Apakah itu benar? Apakah Ratu benar-benar hidup kembali?

Man Chan : Dari mana kau mendengarnya? Apakah kau yakin itu sudah akurat?

Tuan Kim : Iya. Tuan Jo Heung Gyeon yang memberi tahu padaku informasi itu Dia menyarankan untuk menyingkirkan gadis itu, karena dia adalah musuh kita berdua.

Man Chan : Jo Heung Gyeon?

Hyung Chan : Dia benar-benar berbagi dengan kita dengan begitu mudah? Bisakah kau percaya padanya?

Tuan Kim : Sepertinya dia juga punya bukti.


Man Chan : Ratu yang sudah mati? Sepertinya ada solusi. Apa yang kau pikirkan?

Tuan Kim : Bagaimana jika kita membunuh nyonya pengadilan itu dan menuduh Nona Hong melakukan hal itu? Ibu Suri tidak akan bisa hanya duduk diam begitu dia mengetahui bahwa Nona Hong adalah ratu yang sudah mati. Jika gadis itu terpilih lagi secara kebetulan, itu akan menjadi bencana besar. Jadi, aku beri tahu pada kalian hal ini. Pelayan pengadilan itu adalah pelayan tangan kanannya, tetapi kita harus menyingkirkannya untuk mencegah hal yang lebih buruk. Tolong komunikasikan itu dengannya. Juga, jika anda mengatakan kepadanya bahwa kita bisa mengusirnya dengan menuduh dia karena membunuh pelayan pengadilan itu, Ibu Suri juga harus ikut. Aku akan mengurus sisanya. Jadi, anda hanya akan perlu membujuk Ibu Ratu, aku akan mulai beraksi malam ini.

Man Chan dan lainnya setuju.


Eun Bo dan Yeo Wool berdiri di halaman rumah Ki Ho. Yeo Wool terus menatap Eun Bo.

Yeon Wool penasaran, lalu bertanya, apa sesuatu terjadi saat Eun Bo pergi keluar tadi.

Yeo Wool : Anda bertingkah aneh hari ini.

Eun Bo : Yeo Wool, apakah kau mengerti perasaan menunggu kekasihmu?

Yeo Wool : Kekasih? Mungkin aku masih terlalu muda. Aku tidak begitu tahu tentang hal-hal semacam itu.

Eun Bo : Ketika aku jauh lebih muda darimu, aku menunggu pemuda ini. Aku ingin tahu tentang dia dan aku merindukannya. Dan aku marah menunggunya muncul ketika segalanya tidak berhasil. Aku tidak menyadarinya saat itu kalau itu cinta. Apa aku tidak pantas merasakan hal seperti itu lagi?

Yeo Wool : Nona, bagaimana anda bisa mengatakan sesuatu seperti itu saat menghadapi seleksi? Aku takut seseorang mungkin mendengarmu.


Paginya,, keempat kandidat yang lolos seleksi ada di kamar Wangdaebi.

Mereka adalah Eun Bo, Young Ji, Song Yi dan Nona Ha.

Wangdaebi : Kalian sudah bekerja keras sejauh ini karena seleksi itu. Salah satu dari kalian akan dipilih sebagai Ratu. Kuharap kalian mencoba yang terbaik untuk mengerjakan misi terakhir.


Wangdaebi lalu menatap Eun Bo.

Wangdaebi : Nyonya Pelayan Jung, umumkan misinya.

Bu Jung : Baik, Yang Mulia.


Bu Jung pun membentangkan gulungan kertas besar yang bertuliskan misi seleksi putaran terakhir.

Bu Jung : Kalian semua mungkin telah mendengar ceritanya dari Dinasti Song tentang Sima Guang muda yang memecahkan kendi air dengan melemparkan batu ke sana untuk menyelamatkan temannya yang jatuh di dalamnya. Tidak peduli betapa berharganya kendi air itu, ia dapat dengan mudah menghancurkannya untuk menyelamatkan hidup orang yang dicintainya. Dengan kata lain, itu berarti kalian harus tahu cara menyerah pada sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.

Wangdaebi : Jadi izinkan aku bertanya kepada kalian hal ini. Sebagai ratu yang mendukung raja yang juga suaminya, sangat penting untuk berkorban dan melakukan segala hal dalam jumlah sedang. Apa yang bisa kalian korbankan untuk menjadi Ratu? Jawaban kalian untuk pertanyaan ini akan dinilai olehku sendiri, Ibu Suri, dan seluruh keluarga kerajaan.


Wangdaebi melirik Bu Jung.

Wangdaebi : Nyonya Pelayan Jung.

Bu Jung paham dan langsung menyuruh pelayannya masuk.

Kedua pelayannya masuk, membawa empat kotak dan meletakkan masing2 kotak di depan keempat kandidat.

Wangdaebi : Pukul 1 malam  besok, tolong bawa barang yang kalian bersedia korbankan di dalam kotak itu.

Keempat kandidat : Baik, Yang Mulia.


Kyung berdiri di balkon, menunggu Eun Bo lewat.

Eunuch : Kenapa anda sudah berdiri di sini selama hampir satu jam?

Kyung : Kau selalu mengomel karena selalu pergi ke suatu tempat. Sekarang kau juga mengomel karena hanya berdiri diam?

Eunuch : Aku tidak mengomel. Kupikir anda sedang menunggu di sini untuk menunggunya lewat.

Kyung : Aku hanya di sini karena cuacanya bagus. Itu karena cuaca yang bagus.

Eunuch : Kupikir sudah waktunya mereka selesai mengumumkan misi. Dan para Nona muda akan tinggal di Yeonghwadang, jadi dia tidak akan berjalan di jalan ini.


Mendengar itu, Kyung langsung pergi tapi kemudian dia mengomeli Eunuch yang baru mengatakan hal itu sekarang.


Tapi begitu tiba di jalan yang dilalui para kandidat, Kyung yang tadinya menggebu2, langsung bersikap biasa dan pura2 melewati jalan itu.

Kyung tersenyum menatap Eun Bo.

Eun Bo juga tersenyum menatap Kyung.


Young Ji yang melihat itu langsung cemburu.

Kyung kemudian pergi.


Eun Bo memegangi pipinya yang memerah.


Asisten Bu Jung membawa keempat kandidat ke sebuah kamar.

"Hari ini, kalian akan tinggal di kamar yang ditunjuk."

Eun Bo : Permisi, bolehkah aku mampir ke perpustakaan? Kupikir aku mungkin bisa menemukan hal yang berguna untuk misi.

"Aku akan meminta ijin pada Nyonya Jung."

Asisten Bu Jung pergi.


Song Yi menyindir Eun Bo.

Song Yi : Dia mungkin akan segera diusir. Jadi dia mungkin harus melakukan tur keliling istana.

Song Yi pergi.


Young Ji melirik Eun Bo.


Di perpustakaan, Eun Bo sedang membaca buku. Lalu ia menutup bukunya dan membaca buku yang lain tapi tak menemukan apapun.


Young Ji datang.

Eun Bo : Apakah kau di sini untuk mencari jawabannya juga? Lagi pula, aku tidak menemukan banyak.

Young Ji : Ketika aku berusia sembilan tahun, aku bertemu dengan Yang Mulia untuk pertama kalinya. Ketika aku memasuki istana sebagai putri Yedong, aku diganggu. Dan saat itu, Yang Mulia membantuku. Jadi aku bisa bergaul dengan anak-anak lain. Dia tidak ramah, tapi itu sudah cukup bagiku untuk jatuh cinta padanya.

Eun Bo : Kenapa kau mengakui ini padaku?

Young Ji : Itu bukan pengakuan. Itu janji. Aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk menjadi Yang Mulia Ratu dua kali.

Eun Bo terdiam mendengarnya.


Nona Ha dan Song Yi berkeliling istana.

Nona Ha : Kita perlu mengerjakan misinya. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?

Song Yi : Aku hanya ingin mendapatkan udara segar dan mengobrol. Ngomong-ngomong, apakah kau mendengar rumor itu? Gadis yang bernama Hong Yeon.

Nona Ha : Ada.... Ada apa dengan Nona Hong Yeon?

Song Yi : Sebenarnya dia... Dia ternyata memang Ratu yang dibangkitkan. Aku mendengarnya dari sumber yang dapat dipercaya.


Nona Ha terkejut, begitu juga dua pelayan mereka.


Wal mengajak partnernya ke gibang langganannya.

Para gisaeng yang sedang mengantarkan tamu keluar, langsung mengeburungi Wal seperti lalat.

Wal lalu memperkenalkan partnernya.

Wal : Ini adalah Yong Ho Hyungnim.

Para gisaeng mengajak Wal masuk.


Wal menyuruh salah satu gisaeng menemani Yong Ho.

Para gisaeng kagum melihat penampilan Wal sekarang.

"Kau menjadi pejabat pemerintah. Sungguh berkah." ucapnya.

"Para tentara datang ke sini untuk mencarimu beberapa hari yang lalu. Jadi kupikir kau melakukan kejahatan besar."

"Mereka mengatakan hidup ini penuh dengan ironi. Kehidupanku penuh dengan naik turun akhir-akhir ini." jawab Wal.


Yong Ho tampak tak nyaman disuapin gisaeng satunya.

Wal : Ngomong-ngomong, benarkah Cho Hyang menghilang?

"Iya! Dia menghilang tanpa jejak. Mungkin dia benar-benar melarikan diri dengan pria mencurigakan itu."

"Pria yang mencurigakan?" tanya Wal.


Wal ditemani gisaeng itu menggeledah kamar Cho Hyang.

Mereka terkejut menemukan beberapa perhiasan.

Wal : Apa ini?

Wal lalu menanyakan pria mencurigakan itu.

"Aku tidak tahu siapa dia. Semua jenis orang datang ke lubang berair sepanjang waktu."

"Kau tidak bisa melihat wajahnya?"

"Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan baik karena topinya, tapi... Ah, Benar! Dia memiliki semacam bekas luka di bagian belakang lehernya. Dia memiliki tanda terbakar yang terlihat seperti itu dari besi solder."

"Tanda terbakar di bagian belakang leher?" tanya Wal.


Ja Yong menemui si Kepala Cenayang.

"Ratu Janda tampaknya cukup bertekad. Aku mengunjunginya dan mencoba menyuarakannya. Sepertinya dia cukup terkesan dengan kenyataan itu, dia berhasil mencapai babak final sendiri."

"Jadi, apakah aman untuk berasumsi bahwa dia terpilih?" tanya Ja Yong.

"Mungkin." jawab Kepala Cenayang.


Daebi menuju istana Raja. Ia menghela nafas sebelum akhirnya masuk kesana.

Kyung terkejut saat ibunya bilang akan melakukan apa yang dimintanya.

Daebi : Aku akan membersihkan nama pelayan pengadilan yang membuat pengakuan palsu dan mengakui dosaku sendiri.

Kyung :  Apakah ibu bersungguh-sungguh?

Daebi : Apa kau masih menganggap aku ibumu?

Kyung terdiam.


Daebi kemudian menangis.

Daebi : Aku membuat keputusan ini, aku takut hal itu akan membuat keluargaku bisa terluka setelah kau menarik pedangmu. Jika kau masih menganggapku sebagai ibumu, tolong jangan menghukum keluarga Kim. Apakah kau tidak berpikir bahwa menghukum ibumu sudah cukup? Apakah itu cukup untuk membuatmu percaya padaku?


Kyung mulai kebingungan.

Saat Kyung lengah, Daebi menyunggingkan senyumnya. Senyum licik!


Eun Bo yang melintas di depan para pelayan, langsung menjadi bahan gosipan tentang wajahnya yang sama persis dengan mendiang Ratu.

Nyonya Jung datang dan mendengar para pelayan bergosip.

Nyonya Jung : Ada apa ini?

Pelayan Daebi bingung menjelaskannya.

Nyonya Jung bertanya sekali lagi ada apa.


Wangdaebi terkejut saat Nyonya Jung melaporkan rumor itu padanya.

Nyonya Jung : Aku memperingatkan mereka, tetapi para pelayan muda pengadilan bisa cerewet.

Wangdaebi : Bagaimana mungkin fakta bahwa dia terlihat mirip dengan ratu yang sudah mati menjadi skandal seperti itu?

Nyonya Jung : Mereka tidak mengatakan dia mirip dengannya. Mereka berkata dia adalah orang yang sama.


Daebi senang saat pelayannya melaporkan tentang desas desus itu.

Daebi kemudian menatap Man Chan dan memuji Song Yi.

Daebi : Kedengarannya seperti Song Yi melakukan pekerjaan dengan baik menyebarkan rumor.

Man Chan : Aku sudah tahu itu.

Daebi lalu menyuruh pelayannya mengirimkan surat ke Eun Bo.


Setelah pelayannya pergi, Man Chan dan Daebi saling menatap dengan tatapan licik.


Pelayan Daebi bergegas ke paviliun para gadis.

Young Ji yang kebetulan lewat, melihat pelayan Daebi memberikan surat ke Eun Bo.

Young Ji langsung sembunyi.


Eun Bo langsung membaca surat itu. Dalam surat itu tertulis, bahwa pelayan pengadilan yang membunuh ayahnya, berdiri di depan matanya sekarang.

Eun Bo kaget dan langsung menatap pelayan Daebi.

Eun Bo : Apa kau tahu apa isi surat ini?

Pelayan Daebi : Bagaimana aku berani membaca surat Ibu suri?

Eun Bo : Mengapa dia ingin surat ini dikirimkan kepadaku?

Pelayan Daebi : Aku tidak tahu hal itu. Ibu Suri akan mulai mencariku. Aku harus pergi sekarang.

Pelayan Daebi pergi.


Eun Bo bertanya-tanya apa maksud surat itu.

Eun Bo : Pelayan pengadilan itu membunuh ayahku?


Kyung terbangun karena bermimpi lagi.

Dalam mimpinya, ia melihat salah satu gadis meletakkan sebuah botol kecil ke rak Eun Bo, disaat Eun Bo tengah tidur.


Esok paginya, dua pelayan menemukan jasad pelayan Daebi. Pelayan Daebi tewas dengan darah di mulut.


Eunuch langsung melaporkan hal itu pada Kyung.


Para petugas memeriksa jasad pelayan Daebi.

Han Mo kemudian datang dan petugas polisi yang pangkatnya lebih tinggi memberitahu Han Mo, pelayan itu tewas diracun.

Han Mo : Pertama-tama, cari tahu di mana dia tadi malam. Raja memerintahkan untuk mencari dimana pun di dalam istana dan menangkap pelakunya tanpa penundaan.


Wal, Yong Ho dan atasan mereka langsung menginterogasi salah satu pelayan yg tadi menemukan jasad pelayan Daebi.

"Gadis itu pergi ke Yeonghwadang di malam hari. Ini lampiran di mana kandidat untuk seleksi tinggal. Dia bilang dia perlu mengirimkan sesuatu ke salah satu kandidat.

Dan dia tidak pernah kembali ke rumah pelayan pengadilan."


Para gadis mulai diinterogasi.

Atasan Wal bertanya siapa yang tadi malam bertemu pelayan Daebi.

Eun Bo : Kenapa anda bertanya hal itu?

Atasan Wal : Pelayan pengadilan itu ditemukan tewas di pagi hari. Kami mencoba mencari tahu di mana dia tadi malam. Aku mendengar dia pergi ke Yeonghwadang dan tidak pernah kembali. Mungkinkah, ada yang sudah melihatnya?

Para gadis kaget.


Young Ji pun menggunakan kesempatan itu untuk menyudutkan Eun Bo. Ia berkata, melihat pelayan Daebi menemui Eun Bo.

Eun Bo : Ya, itu benar. Aku bertemu dengannya sebentar tadi malam. Dia membawa surat dari Ibu Ratu.


Mendengar itu, Song Yi tidak percaya dan ikut menyudutkan Eun Bo.

Eun Bo pun menatap kesal Song Yi.


Atasan Wal menanyakan isi surat tapi Eun Bo bilang tidak bisa menunjukkannya.

Atasan Wal meminta maaf karena harus menggeledah kamar Eun Bo.

Nona Ha tampak mencurigakan.


Mereka menemukan surat dan botol kecil itu yang ternyata isinya racun.


Kyung bergegas menuju kediaman ibunya. Ia yakin, ibunya ada di belakang semua itu.

Tak lama, Han Mo datang saat Kyung sudah tiba di depan kediaman ibunya.

Han Mo : Biro Investigasi Kerajaan sedang menyelidiki para Nona muda di Yeonghwadang.


Kyung kaget. Bersamaan dengan itu, Daebi keluar. Kyung menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya sang ibu melakukan itu.


Sementara itu, Eun Bo menyangkal racun itu miliknya.

Atasan Wal : Raja memerintahkan untuk menangkap pelakunya sesegera mungkin. Bawa Nona Hong pergi!


Eun Bo pun ditangkap.

Bersambung......

Selection : The War Between Women Ep 8 Part 3

Sebelumnya....


Man Chan terkejut, Yang Mulia benar-benar memperingatkan anda seperti itu?

Daebi : Dia tidak hanya mengatakan itu. Dia benar-benar bertekad untuk menghancurkanku.

Man Chan : Dia berusaha mengorbankan ibunya sendiri karena seorang wanita. Astaga... Bagaimana dia bisa meninggalkan tugas berbakti sebagai seorang putra?

Daebi : Jika sesuatu yang buruk terjadi padaku karena itu, kau pikir keluarga Kim akan baik-baik saja? Entah bagaimana caranya, carilah solusi. Apa pun yang diperlukan!


Man Chan dan saudara-saudaranya, serta putranya langsung rapat membahas ancaman Kyung.

"Mungkin Raja hanya menggertak untuk mengejar kita." ucap Tuan Kim.

"Apakah kau tidak kenal bagaimana sifat dia? Dia tidak tahu bagaimana merencanakan melawan seseorang seperti itu. Dia berusaha untuk menghormati ibunya." jawab Man Chan.


"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Hyung Chan.

"Apa maksudmu, "apa yang harus kita lakukan?" Sepertinya dia sudah memperingatkan kita untuk tidak melakukan apa pun." jawab Hong Sik.


"Sejak kapan itu menghentikan kita? Tapi... kita juga tidak bisa terlalu terburu-buru." ucap Tuan Kim.

"Selama kita bisa membungkam nyonya pengadilan yang memberitahunya, semuanya akan baik-baik saja." jawab Man Chan.

"Bagaimana kita bisa membungkamnya? Semuanya akan berakhir jika dia dikirim ke Biro Investigasi Kerajaan. Tidak peduli seberapa baik dia menanggung kejamnya siksaan, dia tidak akan bisa bertahan selama itu." ucap Tuan Kim.


"Jadi maksudmu kita harus menculiknya sebelum dia ditangkap. Dan bagaimana kita melakukannya? Dan di mana kita akan menyimpannya bahkan jika kita melakukannya?" tanya Hyung Chan.

"Ini untuk tindakan pencegahan. Akan lebih baik untuk memotong akarnya sepenuhnya." jawab Tuan Kim.

"Aku tidak tahu apakah Ibu Suri akan mengizinkannya." ucap Man Chan.

"Aku yakin dia akan melakukannya. Keluarga Kim akan hancur." jawab Tuan Kim.

"Hyungnim, putaran seleksi ketiga akan dimulai besok. Dia perlu melakukan sesuatu dengan cepat, tidak peduli apa itu." ucap Hyung Chan.

Tuan Kim menatap Man Chan. Man Chan diam saja dan mulai berpikir.


Wangdaebi diberitahu, bahwa misi babak ketiga harus diputuskan olehnya.

Wangdaebi menghela nafas dan menatap kertas kosong di depannya.


Eun Bo tiba di kediaman Ki Ho. Begitu turun dari tandu, Yeo Wool memberitahunya bahwa Ja Yong ada disana.

Eun Bo menghela nafas, lalu segera masuk ke dalam.


Ja Yong : Aku mendengar kau memiliki banyak pertanyaan untukku.

Eun Bo : Kenapa kau berbohong padaku? Aku mendengar Raja membuat ayah kabur untuk menyelamatkan ayah.

Ja Yong : Apa pentingnya hal itu?

Eun Bo : Bagaimana ini tidak penting? Raja tidak berusaha membunuh ayah.


Ja Yong : Lalu? Apakah ada yang berubah? Ayahmu menjadi korban Raja dan dia mati mengikuti perintah Raja. Apa kau termakan mulut manisnya?

Eun Bo : Tidak seperti itu. Karena kau membuatku meragukannya dengan berbohong ...

Ja Yong : Bagiku, semua itu benar. Rajalah yang membunuh Kang Yi Soo. Dia adalah teman lamaku dan seseorang yang telah berbagi mimpi denganku! Dia dibunuh oleh Raja.

Eun Bo : Maksud anda mimpi tentang apa itu? Mengapa anda tidak bisa berbicara denganku dengan jelas tentang hal itu? Tolong beritahu padaku semuanya tanpa ada yang disembunyikan. Katakan padaku apa tujuanmu dan mengapa markas bersenjata itu lengkap? Dan apa yang bisa anda capai dengan menjadikanku Ratu? Aku perlu tahu sekarang.


Ja Yong : Besok adalah awal dari seleksi babak ketiga, kan? Kau harus bersiap untuk itu sekarang. Aku akan memberitahumu segalanya saat seleksi berakhir.

Ja Yong pun pergi. Eun Bo menghela nafas kesal menatap kepergian Ja Yong.


Gae Pyong kembali ke kediaman Heung Gyeon.

Young Ji yang melihat Gae Pyong senang dan bergegas mengikuti Gae Pyong.


Gae Pyong sendiri menemui Heung Gyeon. Ia melaporkan dimana Yeon yg asli tinggal.

Heung Gyeon : Awasi dia dengan cermat untuk saat ini. Aku yakin dia akan berguna ketika saatnya tiba.

Gae Pyong : Baik, Tuan.

Heung Gyeon : Ngomong-ngomong, Raja terlalu pendiam sejak dia menangkap pemilik Agensi Buyong. Sudah waktunya baginya untuk mulai menginterogasi pria itu sendiri.


Gae Pyong : Aku akan mencari tahu menggunakan mata-mata yang aku simpan di Biro Investigasi Kerajaan.

Heung Gyeon : Cobalah untuk berhati-hati dalam segala hal yang kau lakukan. Jika sewaktu-waktu kau tertangkap, semua orang akan tahu bahwa akulah yang menodongkan pistol ke Raja. Jika itu terjadi, Young Ji juga akan terancam bahaya.


Tanpa mereka sadari, Young Ji mendengar pembicaraan mereka. Young Ji syok.


Gae Pyong lantas keluar dan terkejut melihat Young Ji di depan pintu.

Young Ji ingin menemui ayahnya tapi dihalangi Gae Pyong.


Di halaman, Young Ji menampar Gae Pyong yang nyaris membunuh Kyung.

Young Ji : Mengapa kau melakukan itu? Beraninya kau melakukan itu pada Yang Mulia? Apakah kau tahu apa yang telah kau lakukan? Apakah kau tahu betapa berartinya dia bagiku? Apakah kau tahu betapa berharganya dia untuk aku?


Young Ji lantas jatuh dan terduduk dan menangis.

Young Ji : Bagaimana kau bisa melakukan itu?

Young Ji lantas mencemaskan dirinya jika hal itu terungkap. Ia takut, kesempatannya menjadi Ratu akan hilang dan ia tak akan pernah bisa mendekati Kyung lagi jika Kyung tahu ayahnya lah dalang dibalik peristiwa tragis itu.

Gae Pyong : Itu tidak akan pernah terjadi. Jika suatu hari aku tertangkap, aku akan menggigit lidahku dan mati secepatnya. Nona tidak akan pernah mendengarku menyebutkan nama nona pada Yang Mulia.

Young Ji : Bisakah kau benar-benar menepati janji itu?

Gae Pyong mengangguk.


Wal mulai dibawa ke Biro Investigasi, sebagai seorang petugas. *Cieee*


Wal dibawa ke sebuah ruangan oleh petugas yang membukakan pintu penjara untuknya waktu itu.

Tak lama, seorang petugas lain datang.

"Kau ingin melihatku?" tanya petugas itu.

Dan petugas yang membukakan pintu penjara untuk Wal, mengenalkan Wal pada petugas itu.

"Dia adalah perwira baru yang akan menjadi mitramu mulai hari ini. Ajari dia dengan baik sehingga dia tidak berada di sisi Ketua yang salah."

Petugas itu kaget, orang ini? Dialah perwira barunya?


Wal pun mengejar partnernya keluar.

Wal : Kuharap kita bisa rukun mulai sekarang. Kita sudah sering bertemu sejak aku adalah pemilik Agensi Buyong." ucap Wal.

Wal lalu mengajaknya berjabat tangan tapi tangannya malah ditepis.

"Mari kita coba untuk tidak terlalu jauh. Lagi pula, siapa yang memberimu pekerjaan ini? Bagaimana dengan agensi-mu?"

"Cobalah untuk tidak terlalu penasaran. Jika aku katakan, kau akan pingsan karena kaget." jawab Wal.


Wal kemudian menunjuk ke sebuah arah.

Wal : Apa kau tahu hal yang di sana itu? Untuk apa tempat itu?

"Itu kantor untuk atasan. Jika kau pergi ke sana, itu area interogasi. Dan jika kau pergi ke sana, ada kantor ketua." jelas partnernya.


Senior mereka datang dan langsung menendang kaki Wal.

"Aku pernah mendengar. Dulu kau berada di balik jeruji besi. Aku tidak tahu bagaimana kau berhasil bergabung dengan Biro Investigasi Kerajaan tapi lebih baik kau persiapkan dirimu. Aku benci orang-orang yang datang ke sini melalui koneksi." ucap senior mereka lalu pergi.


Partner Wal merangkul Wal.

"Jadi dia...."

Wal pun menyingkirkan tangan partnernya dari bahunya.

Wal : Kau tidak perlu memberi tahu padaku. Dia salah satu hama itu, bukan?


Heung Gyeon bertemu dengan Tuan Kim.

Tuan Kim : Kau berjanji untuk berbagi informasi denganku. Kau ingat itu, kan?

Heung Gyeon : Kupikir kita berdua bisa merasakan manfaatnya jika ini tentang Nona Hong. Itu sebabnya aku ingin bertemu denganmu.


Tuan Kim : Apakah kau menemukan sesuatu?

Heung Gyeon : Gadis itu bukan Hong Yeon. Dia adalah Ratu yang sudah mati.... Maksudku, Putri Kang Yi Soo hidup kembali.

Tuan Kim : Apakah ada bukti?

Bersambung ke part 4.....