• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 21 Part 1

Sebelumnya...

Di episode kali ini, Do Kyung bakal nyerahin diri ni guys....


Tae Pyeong memeluk Joon Young di tepi pantai.


Adegan kemudian beralih pada Joon Young yang ada di bar bersama Tae Pyeong. Joon Young menangis, menatap Tae Pyeong.

Joon Young : Pasti menakutkan karena kau tidak bisa melihat kematianku. Pasti sangat menakutkan karena kau tahu jika aku akan mati karenamu.

Tae Pyeong : Aku berpikir bagaimana kau akan mati karena aku.

Tae Pyeong mencium Joon Young.


Tae Pyeong melihat Do Kyung pergi diam-diam.

Tae Pyeong : Sepertinya dia menyukaimu. Aku ingin tahu kenapa dia mencoba untuk membunuhmu....


Do Kyung melihat Joon Young di stasiun kereta.

Do Kyung : Melihatmu sudah cukup untuk membuatku bahagia.


Do Kyung dan Joon Young bertemu lagi di sebuah kedai. Joon Young sedang bersama teman-temannya saat itu. Dia tidak melihat Do Kyung.

Do Kyung : Rasanya seolah-olah kau menghiburku. Rasanya seperti...


Do Kyung menatap kartu pegawainya.


Do Kyung kembali melihat Joon Young di depan ruang autopsi.

Do Kyung : ... kau menyuruhku untuk tetap hidup, bukannya mati. Jika aku menghapus diriku sepenuhnya dan berdiri dihadapanmu sebagai Goo Do Kyung, bukankah aku bisa melihatmu lebih dekat?


Do Kyung :  Aku mulai mendambakan mimpi itu.


Tae Pyeong keluar dari rumah Joon Young namun diluar, dia bertemu Do Kyung.

Do Kyung : Jangan berhalusinasi dan berpikir bahwa kau memiliki semuanya. Jika aku tidak bisa memiliknya, kau juga tidak bisa. Tidak akan pernah.

Tae Pyeong : Kau orang yang harus berhenti berpikir bahwa kau  mengetahui semuanya. Aku pernah bertanya padamu mengenai apa yang kau inginkan, kan? Aku harus pastikan alasan untuk membunuhmu dan alasan kenapa aku harus mati.

Tae Pyeong lalu berkata dalam hatinya.

Tae Pyeong : Akhirnya aku mengerti. Kau akan mati karena aku mencintaimu.


Tae Pyeong mau pergi tapi ditahan Do Kyung.

Do Kyung : Apa yang kau bicarakan?

Tae Pyeong :  Kau bilang kau membunuhnya untuk bisa tetap hidup, kan? Tapi aku membunuh untuk melindungi. Kau hanyalah pembunuh yang tidak bisa berhenti membunuh orang lain. Itulah sebabnya kau mati.

Do Kyung yang mencintai Joon Young terhenyak.

Do Kyung : Apakah Seo Joon Young orang yang ingin kau lindungi? Apakah aku akan membunuhnya?


Tae Pyeong marah dan memukuli Do Kyung.

Dia juga mencekik Do Kyung dan berharap Do Kyung mati.

Joon Young keluar dan berusaha menghentikan Do Kyung.


Joon Young sedang mengurus administrasi. Sementara Do Kyung duduk di ranjang dengan lengannya yang diperban.

Selesai membayar biaya tagihan, Joon Young beranjak ke arah Do Kyung.

Do Kyung bertanya-tanya, benarkah ia akan membunuh Joon Young?


Joon Young : Apa yang ingin kau lakukan? Jika kau ingin melaporkannya, aku akan pergi ke kantor polisi bersamamu.

Do Kyung : Kau punya etika kerja yang baik.

Joon Young : Tentu saja, aku kan detektif. Jika kau mengintai rumahku sekali lagi, aku akan melaporkanmu sebagai penguntit, ingat itu. Aku tidak tahu jika begini caramu menunjukkan belas kasihanmu, tapi kau bukan siapa-siapa selain penguntit dimataku.

Do Kyung hanya bisa terdiam sedih mendengar kata-kata Joon Young.


Joon Young pergi. Do Kyung mengejar Joon Young. Dia mau mengatakan sesuatu, tapi Tae Pyeong tiba datang- datang dan menyuruh Do Kyung menyingkir dari Joon Young.

Tae Pyeong lalu menatap Joon Young dan menyuruh Joon Young keluar duluan.


Setelah Joon Young keluar, Tae Pyeong menyuruh Do Kyung menyerahkan diri.

Tae Pyeong : Ini adalah peringatan terakhirku.


Tae Pyeong membukakan pintu taksi untuk Joon Young. Dia bilang, akan mengantarkan Joon Young tapi Joon Young ingin menginap di rumah Tae Pyeong. Joon Young bilang, rasa cemas Tae Pyeong bisa sedikit berkurang jika ia ada di sisi Tae Pyeong.


Tae Pyeong membawa Joon Young ke rumahnya.

Tae Pyeong : Ada tempat tidur di kamar Pak Baek. Apakah kau mau tidur dikamarku?

Joon Young : Tidak usah. Aku bisa tidur di sofa itu.


Tapi Tae Pyeong melarang. Dia bahkan sampai memegang lengan Joon Young.

Joon Young menatap Tae Pyeong yang memegang lengannya. Tae Pyeong pun langsung menurunkan tangannya dan jadi salah tingkah.


Tae Pyeong : Kau butuh pakaian, kan? Sebentar.

Tae Pyeong menuju kamarnya tapi dia mundur lagi ke Joon Young.

Tae Pyeong : Apa kau mau pakaian yang nyaman?

Joon Young : Iya.

Tae Pyeong : Baiklah.


Tae Pyeong pun sibuk mencarikan baju ganti untuk Joon Young.


Sementara Joon Young ada di kamar mandi dan menatap cermin besar.

Dia lalu memegang kalungnya dan ingat kata-kata Tae Pyeong kalau kalung itu berada di tangan Tae Pyeong saat Tae Pyeong mati.

Tae Pyeong : Setiap kali aku melihat diriku di cermin, kalung itu berada ditanganku.

Joon Young : Apakah dia menyaksikan kematiannya di cermin ini setiap hari?


Tiba-tiba, terdengar suara Tae Pyeong memanggil Joon Young. Tae Pyeong bilang kalau ia meletakkan pakaian ganti di depan pintu dan Joon Young bisa memakainya.


Setelah itu, Tae Pyeong membersihkan kasurnya. Dia bahkan menyemprotkan wewangian.

Lalu Joon Young datang dan Tae Pyeong pun mengambil bantalnya.

Tae Pyeong : Pupikir lebih baik kau tidur disini daripada di sofa.

Joon Young : Aku akan tidur disini setelah kita berbagi tempat tidur yang sama jadi tidur saja disini sebelum aku berubah pikiran.


Joon Young mengambil bantal di tangan Tae Pyeong dan beranjak keluar. Sementara Tae Pyeongnya masih mematung setelah mendengar kata-kata Joon Young tadi soal berbagi ranjang.


Tae Pyeong kemudian melihat Joon Young sudah tertidur di sofa. Ia memandangi Joon Young cukup lama, sebelum akhirnya masuk ke kamarnya.


Paginya, Joon Young terbangun dan mendapati dirinya di kamar Tae Pyeong.

Joon Young lalu melihat secarik pesan dan sarapan yang ditinggalkan Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Kupikir kau pasti tidak nyaman, jadi aku memindahkanmu ke tempat tidur. Pastikan kau makan sebelum pergi.


Joon Young lalu melangkah ke pintu. Bersamaan dengan itu, Nona Lee membuka pintu kamar Tae Pyeong dan kaget melihat Joon Young. Joon Young juga kaget Nona Lee tiba-tiba datang.

Nona Lee : Aku ingin tahu mobil siapa diluar. Oh, benar.Tae Pyeong pasti sudah pergi. Mobilnya tidak ada disini.

Joon Young panic dan mencoba menjelaskan ke Nona Lee kalau yang ada di pikiran Nona Lee sekarang tidak benar.

Nona Lee  : Jangan salah paham. Aku datang untuk menyerahkan dokumen mengenai warisan ini.

Joon Young : Aku harus bergegas ke kantor.


Tae Pyeong ke makam Teacher Baek. Dia meletakkan foto Teacher Baek dan Hye Jin di atas nisan, lalu menuangkan alkohol ke dalam gelas.

Tae Pyeong : Pak Baek, aku memikirkan hal yang berbahaya setiap hari. Tapi aku merasa bimbang apakah harus melakukannya atau tidak. Apakah aku bisa melindungi orang lain? Apakah aku bisa melindungi Joon Young? Aku ingin bertanya padamu didalam mimpiku. Pak Baek, apa yang harus kulakukan?


Sementara Do Kyung di rumahnya, menatap tajam ke arah salib. Dia lalu mengambil salib itu dan mematahkannya.

Bersambung ke part 2...

The Game : Towards Zero Ep 20 Part 2

Sebelumnya...


Sementara itu, Joo Il yang baru tiba heran melihat Joon Young dan Tae Pyeong belum datang.

Kang Jae bilang, karena Tae Pyeong hanyalah konsultan maka Tae Pyeong tidak perlu datang setiap hari.

Sementara Joon Young, Dong Woo bilang dia mengambil cuti karena hari itu hari peringatan kematian sang ayah.


Kamera lalu menyorot tanggal 9 di kalender Joon Young.


Joon Young sedang menunggu kereta.

Tak lama, Do Kyung juga datang. Do Kyung lalu berdiri tak jauh dari Joon Young. Dia juga menunggu kereta.

Do Kyung menatap Joon Young tapi Joon Young tak melihat Do Kyung.


Kereta berhenti. Joon Young masuk duluan ke kereta.

Ketika Joon Young sudah duduk di kereta, Do Kyung berjalan melewati Joon Young dan masuk ke kereta.


Kereta mulai berjalan.

Sepanjang perjalanan, Joon Young menatap foto ayahnya di ponselnya.

Sementara Do Kyung menatap Joon Young dan teringat saat pertama kali dia bertemu Joon Young lagi setelah belasan tahun.

Terdengar narasi Do Kyung.

Do Kyung : Tahun ini adalah tahun terakhir aku bisa melihatmu seperti ini.

Flashback...


Do Kyung bersama rekannya mendatangi sebuah tempat. Do Kyung berjalan sambil menghubungi seseorang

sedang rekannya berjalan di belakangnya.

"Iya. Aku dari tim autopsi di NFS. Aku hampir sampai dirumah sakit." ucap Do Kyung.

Soo Hyun lalu keluar.

"Kau sudah datang?" tanya Soo Hyun.

Soo Hyun menjelaskan, bahwa mereka menerima laporan kebakaran pada jam 4.50 pagi dan korbannya seorang wanita berusia 35 tahun bernama Kim Hee Seong.

Saat tengah berbicara dengan Soo Hyun, Do Kyung melihat Joon Young. Ia pun terkejut.

Soo Hyun terus menjelaskan kronologinya pada rekan Do Kyung.

Soo Hyun : Kebakarannya sangat parah, jadi mayatnya sulit dikenali. Kami tidak bisa menaruh mayatnya terlalu lama di lokasi kejadian. Kami akan membawanya ke kamar mayat dulu.

Narasi Do Kyung kembali terdengar.

Do Kyung : Aku tidak tahu jika kita bertemu lagi.


Soo Hyun lalu pergi bersama Joon Young. Do Kyung terus menatap Joon Young.

Do Kyung : Aku tidak pernah berpikir jika kau akan menjadi polisi.


Setelah itu, Do Kyung dan Joon Young kembali bertemu di sebuah kedai makan.

Saat itu, Joon Young masuk ke kedai dan menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul disana.

Do Kyung yang kebetulan sedang makan disana, tertegun melihat Joon Young.

Do Kyung : Aku lega melihat bahwa kau baik-baik saja.


Do Kyung yang sedang tertidur di kursi goyangnya, terbangun.

Do Kyung : Melihatmu saja sudah cukup membuatku bahagia. Rasanya seolah-olah kau menghiburku. Rasanya kau menyuruhku untuk hidup, bukannya mati. Aku tidak bisa tidur tanpa obat tidur karena perasaan bersalah sudah membunuh temanku sendiri.


Do Kyung lalu berusaha tidur lagi setelah terbangun.

Do Kyung : ... tapi dihari aku melihatmu, aku merasa lega jadi mungkin itu sebabnya aku mulai bermimpi.


Do Kyung lalu siap-siap pergi bekerja. Tapi kemudian dia terdiam menatap ID cardnya.

Do Kyung : Aku penasaran jika aku menjalani hidupku sebagai Goo Do Kyung, aku akan baik-baik saja.


Do Kyung dan Joon Young bertemu lagi di depan ruang autopsi. Saat itu, Joon Young datang bersama Dong Woo dan Soo Hyun. Do Kyung melihat mereka sedang bicara dengan rekannya.

Do Kyung : Jika aku menghapus diriku sepenuhnya dan berdiri didepanmu sebagai Goo Do Kyung, bukankah aku bisa melihatmu lebih dekat?


Ketika Joon Young, Dong Woo dan Soo Hyun mulai berjalan melewatinya, Do Kyung pura2 membaca dokumennya. Saat Joon Young sudah berlalu melewatinya, Do Kyung berbalik menatap Joon Young.

Do Kyung : Aku mulai mendambakan mimpi itu tapi, bahkan mimpi itu berhenti karena masa lalu ayahku.


Do Kyung menemukan kotak merah berisi rambut 8 gadis yang dibunuh Hyung Soo di dalam lemari.


Lalu kemudian Hyung Soo datang dan melihat Do Kyung memegang kotaknya.

Do Kyung menatap Hyung Soo dengan tatapan marah.


Hyung Soo berlari ke arah Do Kyung. Dia menyerang Do

Kyung. Tapi Do Kyung berhasil membuatnya pingsan.

Flashback end...


Do Kyung : Aku seharusnya pura-pura tidak tahu walaupun aku tahu. Aku seharusnya menghindari momen itu. Aku menyesalinya dan aku terus menyesalinya. Jika saja aku merelakannnya saat itu, apa yang akan terjadi? Jika aku melakukannya, apakah aku akan berhenti membunuh orang lain?


Do Kyung berdiri. Dia ada di pemakaman.

Do Kyung : Aku bahagia bisa melihatmu.


Tiba2, dia mendengar suara Tae Pyeong.

Do Kyung menoleh dan melihat Tae Pyeong menghampiri Joon Young.

Joon Young : Bagaimana kau tahu aku ada disini?

Tae Pyeong : Aku mengetahuinya setelah melihat kalender di meja kerjamu. Kupikir nomornya terlihat tidak asing. Itu adalah hari peringatan kematian ayahmu. Apakah aku mengejutkanmu?

Joon Young : Kau harusnya bilang padaku. Kita bisa pergi bersama.

Tae Pyeong : Tidak apa-apa. Kita bisa kembali bersama ke Seoul.


Joon Young lalu melihat ada bunga di makam ayahnya.

Joon Young : Ada bunga lagi tahun ini. Kira-kira siapa dia? Sepertinya orang ini selalu berusaha untuk mengalahkanku.


Joon Young meletakkan bunganya dan mengenalkan Tae Pyeong pada ayahnya.

Tanpa mereka sadari, Do Kyung beranjak pergi.


Usai nyekar ke makam sang ayah, Joon Young dan Tae Pyeong pergi minum.

Joon Young : Aku tidak pernah memperkenalkan siapapun kepada ayahku. Aku selalu kesana sendirian. Jika dipikir-pikir, aku tidak pernah meminta bantuan siapapun. Karena aku melakukan semuanya sendirian, meminta bantuan orang lain terasa canggung tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu, Tae Pyeong-ssi. Aku memohon padamu untuk membantuku menemukan Mi Jin. Aku harusnya membuat dia tetap aman sampai akhir.


Joon Young nangis.

Tae Pyeong : Itu bukan salahmu, Joon Young.

Joon Young : Tidak. Kupikir ini salahku. Jika ayahku tidak mati saat bertugas, hal ini tidak akan terjadi. Saat itu, waktu aku menunjukkan foto ibuku, aku sebenarnya ingin tahu bagaimana ayahku mati. Aku ingin mengetahuinya. Aku mendengar bagaimana ayahku mati, tapi aku tidak bisa mempercayainya. Aku tidak bisa mengerti walaupun sudah membaca dokumennya. Tapi... aku takut setelah kamu mengatakannya, itu akan membuatku semakin terluka. Itulah sebabnya aku tidak menunjukkannya padamu. Saat itulah aku sadar... bahwa sangat berat... untuk melihat kematian seseorang. Saat kau tiba-tiba terlihat muram, aku mulai penasaran... jika kau melihat sesuatu yang menyeramkan lagi tapi saat kau melihatku, kupikir kau hanya melihatku karena itu bagus tapi itu juga pasti menakutkan karena kau tidak bisa melihat kematianku. Pasti sangat menakutkan untuk tahu bahwa aku akan mati karenamu.


Tae Pyeong lantas mencium bibir Joon Young.

Setelah itu, ia minta Joon Young berhenti memikirkan hal menakutkan.


Sekarang, Tae Pyeong dan Joon Young sudah berada di kereta menuju pulang. Joon Young tertidur di bahu Tae Pyeong. Tae Pyeong menatap Joon Young sambil bertanya-tanya, kenapa ia diberi kemampuan melihat kematian seseorang dan kenapa pula ia tak bisa melihat kematian Joon Young dan kenapa ia harus bertemu lagi dengan Do Kyung.


Tae Pyeong lalu ingat saat Do Kyung bilang menginginkan Joon Young.

Lalu dia ingat nomor password pintu Do Kyung. 1109.

Flashback...


Tae Pyeong melihat Do Kyung pergi lewat pintu ruang bawah tanah.


Tae Pyeong mengikuti Do Kyung dan melihat Do Kyung duduk di kereta yang sama dengan Joon Young.


Tae Pyeong juga melihat Do Kyung meletakkan bunga di makam ayah Joon Young.

Flashback end...

Terdengar narasi Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Sepertinya dia memiliki perasaan padamu. Aku ingin tahu kenapa dia mencoba untuk membunuhmu. Itulah satu-satunya cara aku bisa melindungimu. Aku menyadarinya setelah melihatnya. Walaupun kami sangat menginginkannya, walaupun kami mencoba yang terbaik, tidak ada jalan bagi kami berdua untuk bisa tetap hidup. Setelah melihatnya, aku sadar ini permainan yang hanya bisa kuakhiri setelah salah satu dari kami mati.


Tae Pyeong mengantarkan Joon Young pulang.

Joon Young : Sejauh mana kau akan mengikutiku?

Tae Pyeong : Aku akan berhenti disini.


Tae Pyeong lalu pergi tapi di depan rumah Joon Young, dia bertemu Do Kyung.

Do Kyung menatap Tae Pyeong penuh kebencian.

Do Kyung :  Jangan bermimpi dan berpikir kau bisa memiliki semuanya. Jika aku tidak bisa memilikinya, kau juga tidak bisa. Tidak akan pernah bisa.

Tae Pyeong : Kau orang yang harus berhenti berpikir bahwa kau  tahu semuanya. Aku pernah bertanya tentang apa yang kauinginkan, kan?Aku harus tahu alasan untuk membunuhmu... dan alasan kenapa aku harus mati.

"Akhirnya aku mengerti. Kau akan mati karena aku mencintaimu." batin Tae Pyeong.


Tae Pyeong mau pergi tapi Do Kyung yang penasaran dengan kata-katanya menghalanginya.

Do Kyung : Apa itu?

Tae Pyeong : Kau bilang kau membunuhnya untuk bisa tetap hidup, kan? Tapi aku membunuh untuk melindungi.

Bersambung....