Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 21 Part 1

Sebelumnya...

Di episode kali ini, Do Kyung bakal nyerahin diri ni guys....


Tae Pyeong memeluk Joon Young di tepi pantai.


Adegan kemudian beralih pada Joon Young yang ada di bar bersama Tae Pyeong. Joon Young menangis, menatap Tae Pyeong.

Joon Young : Pasti menakutkan karena kau tidak bisa melihat kematianku. Pasti sangat menakutkan karena kau tahu jika aku akan mati karenamu.

Tae Pyeong : Aku berpikir bagaimana kau akan mati karena aku.

Tae Pyeong mencium Joon Young.


Tae Pyeong melihat Do Kyung pergi diam-diam.

Tae Pyeong : Sepertinya dia menyukaimu. Aku ingin tahu kenapa dia mencoba untuk membunuhmu....


Do Kyung melihat Joon Young di stasiun kereta.

Do Kyung : Melihatmu sudah cukup untuk membuatku bahagia.


Do Kyung dan Joon Young bertemu lagi di sebuah kedai. Joon Young sedang bersama teman-temannya saat itu. Dia tidak melihat Do Kyung.

Do Kyung : Rasanya seolah-olah kau menghiburku. Rasanya seperti...


Do Kyung menatap kartu pegawainya.


Do Kyung kembali melihat Joon Young di depan ruang autopsi.

Do Kyung : ... kau menyuruhku untuk tetap hidup, bukannya mati. Jika aku menghapus diriku sepenuhnya dan berdiri dihadapanmu sebagai Goo Do Kyung, bukankah aku bisa melihatmu lebih dekat?


Do Kyung :  Aku mulai mendambakan mimpi itu.


Tae Pyeong keluar dari rumah Joon Young namun diluar, dia bertemu Do Kyung.

Do Kyung : Jangan berhalusinasi dan berpikir bahwa kau memiliki semuanya. Jika aku tidak bisa memiliknya, kau juga tidak bisa. Tidak akan pernah.

Tae Pyeong : Kau orang yang harus berhenti berpikir bahwa kau  mengetahui semuanya. Aku pernah bertanya padamu mengenai apa yang kau inginkan, kan? Aku harus pastikan alasan untuk membunuhmu dan alasan kenapa aku harus mati.

Tae Pyeong lalu berkata dalam hatinya.

Tae Pyeong : Akhirnya aku mengerti. Kau akan mati karena aku mencintaimu.


Tae Pyeong mau pergi tapi ditahan Do Kyung.

Do Kyung : Apa yang kau bicarakan?

Tae Pyeong :  Kau bilang kau membunuhnya untuk bisa tetap hidup, kan? Tapi aku membunuh untuk melindungi. Kau hanyalah pembunuh yang tidak bisa berhenti membunuh orang lain. Itulah sebabnya kau mati.

Do Kyung yang mencintai Joon Young terhenyak.

Do Kyung : Apakah Seo Joon Young orang yang ingin kau lindungi? Apakah aku akan membunuhnya?


Tae Pyeong marah dan memukuli Do Kyung.

Dia juga mencekik Do Kyung dan berharap Do Kyung mati.

Joon Young keluar dan berusaha menghentikan Do Kyung.


Joon Young sedang mengurus administrasi. Sementara Do Kyung duduk di ranjang dengan lengannya yang diperban.

Selesai membayar biaya tagihan, Joon Young beranjak ke arah Do Kyung.

Do Kyung bertanya-tanya, benarkah ia akan membunuh Joon Young?


Joon Young : Apa yang ingin kau lakukan? Jika kau ingin melaporkannya, aku akan pergi ke kantor polisi bersamamu.

Do Kyung : Kau punya etika kerja yang baik.

Joon Young : Tentu saja, aku kan detektif. Jika kau mengintai rumahku sekali lagi, aku akan melaporkanmu sebagai penguntit, ingat itu. Aku tidak tahu jika begini caramu menunjukkan belas kasihanmu, tapi kau bukan siapa-siapa selain penguntit dimataku.

Do Kyung hanya bisa terdiam sedih mendengar kata-kata Joon Young.


Joon Young pergi. Do Kyung mengejar Joon Young. Dia mau mengatakan sesuatu, tapi Tae Pyeong tiba datang- datang dan menyuruh Do Kyung menyingkir dari Joon Young.

Tae Pyeong lalu menatap Joon Young dan menyuruh Joon Young keluar duluan.


Setelah Joon Young keluar, Tae Pyeong menyuruh Do Kyung menyerahkan diri.

Tae Pyeong : Ini adalah peringatan terakhirku.


Tae Pyeong membukakan pintu taksi untuk Joon Young. Dia bilang, akan mengantarkan Joon Young tapi Joon Young ingin menginap di rumah Tae Pyeong. Joon Young bilang, rasa cemas Tae Pyeong bisa sedikit berkurang jika ia ada di sisi Tae Pyeong.


Tae Pyeong membawa Joon Young ke rumahnya.

Tae Pyeong : Ada tempat tidur di kamar Pak Baek. Apakah kau mau tidur dikamarku?

Joon Young : Tidak usah. Aku bisa tidur di sofa itu.


Tapi Tae Pyeong melarang. Dia bahkan sampai memegang lengan Joon Young.

Joon Young menatap Tae Pyeong yang memegang lengannya. Tae Pyeong pun langsung menurunkan tangannya dan jadi salah tingkah.


Tae Pyeong : Kau butuh pakaian, kan? Sebentar.

Tae Pyeong menuju kamarnya tapi dia mundur lagi ke Joon Young.

Tae Pyeong : Apa kau mau pakaian yang nyaman?

Joon Young : Iya.

Tae Pyeong : Baiklah.


Tae Pyeong pun sibuk mencarikan baju ganti untuk Joon Young.


Sementara Joon Young ada di kamar mandi dan menatap cermin besar.

Dia lalu memegang kalungnya dan ingat kata-kata Tae Pyeong kalau kalung itu berada di tangan Tae Pyeong saat Tae Pyeong mati.

Tae Pyeong : Setiap kali aku melihat diriku di cermin, kalung itu berada ditanganku.

Joon Young : Apakah dia menyaksikan kematiannya di cermin ini setiap hari?


Tiba-tiba, terdengar suara Tae Pyeong memanggil Joon Young. Tae Pyeong bilang kalau ia meletakkan pakaian ganti di depan pintu dan Joon Young bisa memakainya.


Setelah itu, Tae Pyeong membersihkan kasurnya. Dia bahkan menyemprotkan wewangian.

Lalu Joon Young datang dan Tae Pyeong pun mengambil bantalnya.

Tae Pyeong : Pupikir lebih baik kau tidur disini daripada di sofa.

Joon Young : Aku akan tidur disini setelah kita berbagi tempat tidur yang sama jadi tidur saja disini sebelum aku berubah pikiran.


Joon Young mengambil bantal di tangan Tae Pyeong dan beranjak keluar. Sementara Tae Pyeongnya masih mematung setelah mendengar kata-kata Joon Young tadi soal berbagi ranjang.


Tae Pyeong kemudian melihat Joon Young sudah tertidur di sofa. Ia memandangi Joon Young cukup lama, sebelum akhirnya masuk ke kamarnya.


Paginya, Joon Young terbangun dan mendapati dirinya di kamar Tae Pyeong.

Joon Young lalu melihat secarik pesan dan sarapan yang ditinggalkan Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Kupikir kau pasti tidak nyaman, jadi aku memindahkanmu ke tempat tidur. Pastikan kau makan sebelum pergi.


Joon Young lalu melangkah ke pintu. Bersamaan dengan itu, Nona Lee membuka pintu kamar Tae Pyeong dan kaget melihat Joon Young. Joon Young juga kaget Nona Lee tiba-tiba datang.

Nona Lee : Aku ingin tahu mobil siapa diluar. Oh, benar.Tae Pyeong pasti sudah pergi. Mobilnya tidak ada disini.

Joon Young panic dan mencoba menjelaskan ke Nona Lee kalau yang ada di pikiran Nona Lee sekarang tidak benar.

Nona Lee  : Jangan salah paham. Aku datang untuk menyerahkan dokumen mengenai warisan ini.

Joon Young : Aku harus bergegas ke kantor.


Tae Pyeong ke makam Teacher Baek. Dia meletakkan foto Teacher Baek dan Hye Jin di atas nisan, lalu menuangkan alkohol ke dalam gelas.

Tae Pyeong : Pak Baek, aku memikirkan hal yang berbahaya setiap hari. Tapi aku merasa bimbang apakah harus melakukannya atau tidak. Apakah aku bisa melindungi orang lain? Apakah aku bisa melindungi Joon Young? Aku ingin bertanya padamu didalam mimpiku. Pak Baek, apa yang harus kulakukan?


Sementara Do Kyung di rumahnya, menatap tajam ke arah salib. Dia lalu mengambil salib itu dan mematahkannya.

Bersambung ke part 2...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...