• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

King Maker : The Change Of Destiny Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


Tinggal 9 episode lagi... Sy penasaran gimana ceritanya ingatan Bong Ryeon bisa hilang.....

Ibu Suri mengenalkan Song Jin sebagai peramal. Chun Joong terkejut. Apalagi saat Ibu Suri bilang Song Jin melihat kehadiran seorang raja  pada diri Yeongun-gun.

Ibu Suri bilang, dia akan menjadikan Yeongun-gun raja berikutnya.

Song Jin menatap tajam Chun Joong

Song Jin : Dojeonggung ditakdirkan untuk mati muda. Jika ada peramal yang berbakat, dia bisa memperingatkan dan mencegah kematiannya. Yeongun- gun punya takdir yang amat mirip dengan Dojeonggung, dengan satu perbedaan! Tanggal lahir yang berbeda. Karena itu, dia tidak akan mati muda.


Ibu Suri senang mendengarnya, kita diberkati.

Ibu Suri lalu menunjukkan tanda lahir di pergelangan tangan Yeongun-gun.

Ibu Suri : Lihatlah ini. Bahkan ini sama dengan mendiang Dojeonggung. Saat aku masih muda, putraku meninggal. Hanya ada kesedihan untukku di istana besar ini. Ha Jeon yang amat muda telah datang menyapaku. Dia menyembunyikan permen untukku. Di pergelangan tangannya, dia punya tanda lahir yang sama. Aku mengingatnya dengan jelas.

Yeongun-gun balas memegang tangan Ibu Suri, kemudian dia menatap Ibu Suri.


Hakim Lee dan Chun Joon saling bertatapan.


Setelah itu, Chun Joong menatap Song Jin.

Song Jin tersenyum tipis menatap Chun Joong.


Hakim Lee, Jae Hwang dan Chun Joong beranjak keluar dari kediaman Ibu Suri.

Hakim Lee tidak percaya pria tadi Yeongun-gun, putranya Hoepyeong-gun yang berarti dia keponakan Raja Cheljong.

Hakim Lee : Dia dibunuh bahkan sebelum menikah. Tiba-tiba dia punya seorang putra?

Chun Joong yang juga merasa aneh, minta Hakim Lee menyelidiki Yeongun-gun secara menyeluruh sedang ia akan menyelidiki Song Jin.


Ibu Suri tanya pendapat Bong Ryon soal Yeongun-gun.

Bong Ryeon : Anda bertanya apa aku melihat...

Ibu Suri : Ya, apa kau melihat takdir seorang raja di dalam dirinya?

Bong Ryeon : Anda ingat saat kubilang Tuan Dojeonggung akan mati di usia muda?

Ibu Suri : Ya, aku ingat.

Bong Ryeon : Anda tidak suka ucapanku saat itu. Tapi maukah anda mendengarkan kali ini?

Raut wajah Ibu Suri langsung berubah kesal.

Ibu Suri : Apa yang ingin kau katakan?

Bong Ryeon : Yeongun-gun hanyalah seorang bumjae. Dia juga tidak memiliki kehadiran seorang Raja.

Ibu Suri yang egois lagi-lagi membantah perkataan Bong Ryeon. Ia minta Bong Ryeon jangan cepat menyimpulkan.

Ibu Suri : Jika mendukungnya, aku bisa menciptakan kehadiran apa pun. Nenek Suri telah membentuk dua Raja Daehaeng semasa hidupnya. Kenapa kau berpikir aku tidak bisa melakukan itu?

Bong Ryeon terdiam.


Bong Ryeon yang baru tiba di kediaman Byeong Woon, dihampiri In Gyu yang hendak pergi meninggalkan kediaman Byeong Woon.

In Gyu : Tuan Putri, kau tampak tertekan. Kau dari mana?


Bong Ryeon diam saja dan melengos masuk.

In Gyu : Kau dari istana?

Bong Ryeon pun menghentikan langkahnya dan menatap muak In Gyu.

Bong Ryeon : Itu bukan urusanmu.

In Gyu : Maaf, tapi semua yang berkaitan denganmu berada di bawah wewenangku.

Bong Ryeon kaget, apa?

In Gyu : Mulai sekarang, ke mana pun kau pergi, kau harus mendapatkan izinku dan juga pengawasanku.

Bong Ryeon : Apa Kim Byeong Woon yang menyuruhmu?

In Gyu : Bahkan Raja tidak bisa menyangkal perintah ini. Kau harus patuh.


Bong Ryeon terdiam kesal, lalu beranjak masuk tanpa menjawab In Gyu lagi.

Bong Ryeon dalam hati, ini ada hubungannya dengan Yeongun-gun.


Para menteri datang ke kediaman Keluarga Kim dan ingin bertemu Jwa Keun. Byung Hak yang menyambut mereka, bilang kalau ayahnya sakit dan sedang istirahat.

Byung Hak : Raja telah mengumumkan bahwa dia akan segera turun takhta. Jangan khawatir. Secara pribadi aku mengambil alih masalah keluarga penting. Karena Byeong Woon dalam kondisi kritis, semua tanggung jawabnya termasuk mengelola aset keluarga kita, kini berada di bawah wewenangku!

Byung Hak lalu mengajak mereka semua masuk.


Jwa Keun terbaring lemah di tempat tidurnya. Nahab yang menjaga Jwa Keun tanya ke tabib soal kondisi Jwa Keun. Tabib diam saja. Nahab sewot pertanyaannya tidak dijawab. Barulah tabib bilang kalau Jwa Keun akan tetap hidup.

Jwa Keun : Ini bukan masalah besar. Seorang pria tua yang sakit adalah hal yang alami.


Nahab nangis, bagaimana denganku? Saat kau terbaring sakit, apa yang harus kulakukan? Tolong sembuh.

Jwa Keun : Seorang wanita yang menangisi hal-hal kecil membawa kesialan bagi keluarga.

Nahab, Tuan...

Jwa Keun : Tenanglah.


Para menteri yakin Byeong Woon tidak akan diam saja.

Byung Hak : Jika tidak, apa yang bisa dia lakukan? Kim Byeong Woon diadopsi, bukan? Kenapa kita harus takut kepada anggota keluarga yang diadopsi? Untuk mengambil alih pengelolaan aset keluarga, aku butuh persetujuan semua orang.

Byung Hak berdiri.

Byung Hak : Jika kalian mendukungku, aku tidak akan pernah melupakannya dan membalas budi kalian. Sekarang... Semua orang yang setuju aku harus mengambil alih, silakan berdiri.


Satu per satu orang2 berdiri, tapi dengan wajah ragu2.

Byung Hak senang, sungguh pemandangan yang indah!


Byeong Woon tiba-tiba datang. Dia sehat-sehat saja.

Byeong Woon : Ternyata aku membawa keluarga ini menuju persatuan utuh. Ini membuatku bahagia.

Byung Hak kaget.

Byung Hak : Kukira anda dalam kondisi kritis


Byeong Woon duduk.

Byeong Woon : Siapa yang memberitahumu? Pelayan Jang? Atau dokterku? Siapa pun yang kau suruh memata-mataiku, tampaknya mereka tidak memberimu informasi bagus.

Byeong Woon lalu menyuruh semuanya duduk.


Byeong Woon : Untungnya bagiku, pembunuh itu mengumumkan akan datang untukku. Sejak itu aku memakai pelindung ke mana pun aku pergi.

Byeong Woon menunjukkan pelindungnya. Sebuah rompi.

Para menteri kaget melihat bekas sayatan pedang di sana.

Byeong Woon : Melalui insiden ini, kini aku tahu, siapa yang setia kepadaku, dan siapa musuhku. Aku baru saja bertemu dengan ayahku. Dia melakukan jeonseo yang menyatakan bahwa aku memimpin keluarga ini.


Byung Hak syok mendengarnya tapi berikutnya ia menjelaskan ke kakaknya kalau mereka hanya khawatir pada masa depan Keluarga Kim.

Byung Hak : Melihatmu sehat seperti ini, kami sangat bahagia!


Byeong Woon berdiri dan menatap Byung Hak.

Byeong Woon : Anak adopsi seperti aku, diperlakukan sebagai keluarga sungguhan. Aku sungguh berterima kasih. Itu membuatku ingin memperlakukanmu seperti saudara kandungku.

Byung Hak terdiam.

Byeong Woon : Aku memberikan perintah pertamaku sebagai kepala keluarga. Semua keputusan keluarga akan dibuat tanpa anggota keluarga yang bodoh itu. Siapa pun yang tidak setuju berdiri.

Tidak ada yang berdiri. Byung Hak sebal melihatnya.


Chun Joong menyendiri di tepi pantai.

Pal Ryeong datang.

Pal Ryeong : Kau pikir aku nona itu? Kau tampak sangat kecewa.

Pal Ryeong menyerahkan minuman yang dibawanya.

Pal Ryeong : Nona itu bukan wanita biasa.

Pal Ryeong mengajak Chun Joong bersulang.

Pal Ryeong : Aku yakin sangat sulit menemuimu, Tuan.

Chun Joong : Kurasa juga begitu. Wanita itu selalu harus melalui banyak hal untukku...


Chun Joong menatap bintang di langit.

Pal Ryeong : Kau juga paham chunmoon dengan baik?

Chun Joong : Aku berusaha memahami takdir negara dan rakyat, apa menurutmu astronomi akan sulit?

Pal Ryeong : Tuan kita tahu cara melakukan segalanya! Semuanya, kecuali kehidupan cintanya.

Chun Joong : Itu cukup mengena. Sakit. Aku ingin bertanya. Jika kita akan naik kapal yang tenggelam, apa yang akan kau lakukan? Kabur? Atau memperbaiki kapal untuk menyelamatkan orang-orang di kapal?


Pal Ryeong : Aku akan... Terus berada di sisimu, Tuan. Sesulit apa pun itu, aku... Ryeong Pal Ryeong akan tetap disini.

Chun Joong : Pal Ryeong, kita di kapal yang sama. Kita harus memperbaiki kapal bernama Joseon ini dan menyelamatkan warga di dalamnya.

Pal Ryeong terdiam dan menatap Chun Joong dengan serius.

Chun Joong : Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.

Pal Ryeong : Apa pun untukmu.


Mereka bersulang lagi.


Bong Ryeon berjalan keluar mengikuti kunang-kunang. Tapi saat melihat dua pengawal Keluarga Kim menjaganya diluar, ia langsung kesal dan bilang ingin jalan-jalan diluar.


Bong Ryeon kembali mengikuti kunang-kunang itu, tapi tiba-tiba dua pengawal Keluarga Kim terjatuh dan tak sadarkan diri.

Bong Ryeon terkejut dan menoleh ke belakang. Si penyerang muncul. Ternyata Chun Joong.

Bong Ryeon : Doryongnim...

Chun Joong : Aku ingin membawamu pergi, akankah kau mengizinkanku?

Bong Ryeon tersenyum dan mengangguk.


Chun Joong mengajak Bong Ryeon ke sebuah pondok.

Mereka masuk ke dalam. Bong Ryeon terkejut melihat kejutan manis yang disiapkan Chun Joong di dalam.

Bong Ryeon menyentuh lampion indah yang tergantung di atasnya.


Lalu dia melihat beberapa bunga di kedua sisinya.

Bong Ryeon : Kau tidak suka hal-hal seperti ini?

Chun Joong cemas, apa ini terlalu kacau? Apa lantainya terlalu dingin untuk diduduki?


Bong Ryeon mengambil beberapa tangkai bunga di meja, lalu beranjak mendekati Chun Joong.

Bong Ryeon : Aku menyukainya. Aku suka tempat yang kau buat ini.

Chun Joong : Aku senang ini lumayan.


Bong Ryeon memeluk Chun Joong, sambil terus memegang erat bunganya.

Keduanya lalu saling berciuman.


Tapi tiba-tiba Bong Ryeon terbangun. Bong Ryeon celingukan.

Dan tanya, apa Bong Ryeon baik2 saja.

Bong Ryeon bilang dia mimpi.

Dan : Putri, anda mengigau.


Tanpa mereka sadari, In Gyu menguping.


Dan : Terjebak di sini, tidak bisa bergerak bebas, telah melukai mental anda.

Bong Ryeon : Aku bertemu dengan Tuan Chun Joong  dalam mimpiku.

Dan : Apa? Anda pasti bahagia.

Bong Ryeon : Ya, kami bersama di tempat yang indah.

Dan : Bagaimana denganku? Aku juga ada di mimpi anda?

Bong Ryeon : Tidak.

Dan : Itu mengecewakan. Anda tidak mengajakku ke tempat yang indah. Semoga Anda selalu bermimpi indah, Tuan Putri.


In Gyu yang kecewa, beranjak pergi.

Tapi benarkah itu cuma mimpi??


Chun Joong sendiri ada di ruangannya bersama Man Seok. Dia masih terjaga! *Nah loh penasaran sy, si Bong Ryeon cuma mimpi?

Chun Joong : Kau mengingatkanku pada perkataan ayah dahulu. Dia bilang kau sangat berbakat mengelola aset sehingga kota kita bisa berkembang.

Man Seok merendah, kau terlalu memujiku. Mengelola uang tidak pantas dipuji. Kurasa itu tidak terlalu sulit.

Chun Joong : Ya, itu sebabnya aku membutuhkanmu. Aku butuh seseorang untuk mengelola warisan besar ini. Aku akan mengirim ibumu dan anakmu yang kecil kemari. Aku ingin kau bekerja denganku. Siapa lagi di dunia ini yang bisa kupercaya.


Man Seok tertegun, Doryongnim...

Chun Joong : Tolong jangan menolakku. Kuanggap kau menerimanya.

Man Seok terdiam. *Feeling sy tidak enak ngeliat raut wajah Man Seok pas Chun Joong minta bantuan.


Hakim Lee diberitahu Tuan Jo kalau anak yang dibawa Ibu Suri tadi benar2 anaknya Hoepyeong-gun.

Tuan Jo : Selama bekerja di distrik administratif, dia bertunangan dengan seorang wanita yang melahirkannya seorang putra.

Hakim Lee : Itu artinya... Rajaku adalah saudara iparnya. Kenapa dia belum muncul selama ini?

Tuan Jo : Karena kematian Hoepyeong-gun. Dia dituduh atas konspirasi dan dieksekusi. Mereka juga takut dituduh dan hidup dalam persembunyian dan rahasia. Dia kini sudah meninggal. Sekarang, tanpa Dojeong-gun, Keluarga Jo kita akan mendukung keputusan Ibu Suri. Tuan Heungseon-gun, bukankah kau juga harus menerima kebenarannya?

Namun Hakim Lee masih ragu jika pria itu benar-benar Yeongun-gun.


Firasat Hakim Lee benar. Pria itu bukan Yeongun-gun!

Song Jin menemui Byeong Woon. Byeong Woon tanya apa Ibu Suri puas dengan Yeongun-gun.

Song Jin : Ya, seperti yang kau prediksi, saat aku membaca takdirnya dan menunjukkan tanda lahir di pergelangan tangannya, dia benar- benar memercayainya.

Byeong Woon : Lanjut ke langkah selanjutnya sebelum dia berubah pikiran.

Song Jin : Baik, Tuan! Tuan Kim Si Yeon memintaku datang untuk membaca takdirnya.

Byeong Woon : Tuan Kim tidak akan ada dalam daftar Seonjeom kami. Dia akan dikecualikan.

Song Jin : Akan kubaca masa depannya. Tapi, Tuan... saat ini, karena bekerja untuk kerabat Raja, aku merasa harus memiliki jabatan di pemerintahan.

Byeong Woon : Jabatan di pemerintahan? Peramal palsu sepertimu menginginkan jabatan di pemerintahan?

Song Jin : Ya, jika kau bisa memberiku posisi yang layak, aku akan mendedikasikan hidupku untuk melayanimu.

Byeong Woon : Dedikasi hidup dari seorang penipu... Kesetiaan paling terpercaya. Semuanya akan bergantung pada sebaik apa kau bertarung dan mengganggu Choi Chun Joong.


Song Jin pun berlutut.

Song Jin : Aku akan menginjak-injak Choi Chun Jung!


Besoknya, Jin Sang menemui Chun Joong.

Jin Sang : Aku sudah tahu soal Song Jin!

Chun Joong : Sudah ke rumah lamanya dan lihat tetangganya?

Jin Sang : Rumahnya sudah digusur, tidak ada yang tersisa. Tetangganya juga meninggalkan area itu. Saat menyelidikinya, aku menjadi marah. Dia memakai teknik menyebarkan rumor palsu! Itu teknikku!

Chun Joong : Apa semua ramalannya palsu?

Jin Sang : Sebenarnya, beberapa benar... Setelah kupikir-pikir, dia hanya benar dengan para petinggi dan bangsawan.

Chun Joong : Hanya takdir orang terhormat, katamu?


Jin Sang : Menurutmu apa artinya?

Chun Joong : Orang yang sangat kuat mendukung Song Jin.

Jin Sang setuju, benar sekali! Tuan kita melakukannya lagi!

Bersambung ke part 2....

*Chun Joong memang pintar. Jadi ingat kata-kata Byeong Woon ke In Gyu kalau Chun Joong bukan tandingan In Gyu...

King Maker : The Change Of Destiny Ep 11 Part 3

Sebelumnya...


Paginya, Goo Cheol yang baru bangun dikejutkan dengan Pal Ryeong yang datang menyeret Man Seok. Pal Ryeong mendorong Man Seok, lalu memanggil semua orang. Pal Ryeong memberitahu semua orang bahwa Man Seok memata-matai mereka untuk Keluarga Kim. Man Seok menyangkal, pembohong!

Pal Ryeong : Bukankah kau diam-diam memeriksa barang Tuan?

Pal Ryeong bilang, Nyonya Paeng juga melihat Man Seok memeriksa barang Chun Joong.

Nyonya Paeng :  Aku tidak melihatnya langsung, tapi...


Pal Ryeong mencengkram Man Seok dan minta Man Seok mengaku.

Chun Joong  menatap Pal Ryeong, apa yang kau lakukan?

Pal Ryeong terus memaksa Man Seok mengaku.

Chun Joong : Berhenti!


Pal Ryeong : Apa maksudmu berhenti? Menjadi senaif itu membuat pria ini bisa menyelinap! Sudah kuduga dia mencurigakan.


Pal Ryeong kembali mencengkram Man Seok.

Saat itulah dia menemukan surat warisan itu.

Pal Ryeong mengambilnya, apa ini? Lihat ini!

Man Seok : Kembalikan!

Pal Ryeong membuka amplopnya.

Pal Ryeong : Lihat ini. Ayolah, apa yang kukatakan? Apa kau diberi hadiah?


Tapi saat tahu itu surat warisan untuk Chun Joong, Pal Ryeong kaget.


Man Seok mengambil surat warisan itu dan menjelaskan semuanya ke Chun Joong.

Man Seok : Saat aku tahu Chae In Gyu mengikutiku, aku segera menyembunyikan surat warisan ini. Akhirnya kudapatkan kembali tadi malam. Maaf, Tuan, seharusnya aku memberitahumu lebih awal. Tapi aku tidak mau In Gyu tahu, jadi, aku pindah diam-diam.


Man Seok berlutut dan memberikan surat itu pada Chun Joong.

Man Seok : Paman Kakekmu, Choi Hwan, menitipkan surat warisanmu padaku. Agar bisa mati dengan tenang, aku harus memberikannya kepadamu. Kupersembahkan warisan Keluarga Choi, Tuan!


Chun Joong mengambil surat itu dan membacanya.

Pal Ryeong juga membaca surat warisan salinannya.

Pal Ryeong :  Bunjaegi-myeongmun, warisan 1.200 majigi dan rumah. Tanah seluas 1.200 majigi? 1.200 majigi, sekitar 800.000 meter persegi. Yang lain ikut membaca. Semua kaget.


Chun Joong membeku. Ja Young menatap Chun Joong.

Ja Young : Tuan, kini kau kaya.

Pal Ryeong : Benarkah? Miliuner? Kita semua miliuner!

Semua senang.


Man Seok menatap sebal Pal Ryeong. Pal Ryeong minta maaf dan langsung mengembalian surat itu.

Nyonya Paeng menendang, dan menjewer Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Semua tindakanmu salah, Bodoh.


Setelah itu, Chun Joong bersama Man Seok melakukan ritual untuk menghormati leluhurnya.

Chun Joong : Aku akan menerima hadiah leluhurku dengan rasa hormat. Tolong maafkan keturunan yang tidak layak ini.


Hakim Lee kaget saat kakak-kakaknya bilang setuju memberikan posisi kosong Ha Jeon pada Jae Hwang. Mereka bilang itu keputusan semua orang.

Hakim Lee senang dan terus mengucapkan terima kasih.


Kedai Nyonya Paeng ramai lagi.

Goo Cheol minta Chun Joong meramal dua temannya.

Goo Cheol : Dua orang bodoh ini adalah teman-temanku dari kampung. Mereka sama sekali tidak belajar, juga tidak bekerja di kebun. Setiap hari disia-siakan dan orang tua mereka sangat khawatir.

"Tuan! Aku juga mengkhawatirkan masa depanku. Apa kami ditakdirkan dapat cukup uang untuk makan?"

"Tuan Choi, tolong beri tahu takdir kami. Tolong baca nasib kami."

Chun Joong tanya, apa yang mereka berdua lakukan.

"Kami bernyanyi."


Kedua orang itu mulai bernyanyi.

Goo Cheol sewot, diam!  Apa bernyanyi memberimu makan?

Chun Joong : Cukup bagus. Kalian berdua harus menjalani hidup dengan bernyanyi.

Goo Cheol :Tuan! Bagaimana kau bisa mengatakan hal sekejam itu?

Chun Joong : Ini tidak kejam! Mereka berdua berbakat menarik perhatian orang. Takdir seorang penghibur. Hidup sembari lakukan hal yang paling kalian nikmati, dan suatu hari kalian akan dapat imbalannya.


Kedua teman Goo Cheol senang.

"Reputasimu memang pantas untukmu."

Kedua teman Goo Cheol bernyanyi lagi. Semua terhibur dan ikut berjoget. Pal Ryeong datang dan ikut berjoget.

Pal Ryeong : Siapa mereka?

Goo Cheol : Teman-temanku dari kampung.

Pal Ryeong lalu menyerahkan surat dari Ibu Suri pada Chun Joong.

Pal Ryeong : Ibu Suri memerintahkanmu dan Tuan Heungseon-gun datang ke istana. Kenapa dia memanggil kita?


Hakim Lee masuk ke kamar Jae Hwang dan mendapati Jae Hwang sudah tidur.

Hakim Lee melihat selimut di kaki Jae Hwang terbuka.

Hakim Lee : Kakimu pasti kedinginan...

Hakim Lee memasukkan kaki Jae Hwang ke balik selimut.


Jae Hwang terbangun, ayah.

Hakim Lee : Kau sudah bangun. Ayah membangunkanmu.

Jae Hwang : Tidak, Ayah. Ayah mau tidur?

Hakim Lee : Ya. Jae Hwang-ya,  ayah punya pertanyaan untukmu. Di negeri yang jauh, pernah ada Raja muda yang seumuran denganmu. Namun ayahnya bukan raja, hanya seorang pria biasa.

Jae Hwang : Ayah sang raja bukan seorang raja?

Hakim Lee : Benar. Jadi, haruskah sang raja memperlakukan ayahnya sebagai bawahan atau tetap memperlakukannya seperti ayahnya sendiri meski dia raja?

Jae Hwang : Tapi dia tetap ayahnya... Bagaimana bisa seseorang memperlakukan ayah mereka sendiri seperti bawahan? Bahkan seorang raja harus menghormati ayahnya.

Hakim Lee :  Benar, Nak. Putra ayah Jae Hwang, kau putra yang baik.


Hakim Lee memegang kedua pipi Jae Hwang.

Hakim Lee : Ibu Suri telah memanggilmu ke istana.


Jae Hwang diam saja. Hakim Lee memeluk Jae Hwang.

Hakim Lee : Besok Jae Hwang-ah. Besok adalah harinya.


Besoknya, Hakim Lee datang ke istana bersama Jae Hwang dan Chun Joong.

Hakim Lee : Mendengar kesehatan anda sudah pulih, membawa kebahagiaan bagi kami, Ibu Suri.

Ibu Suri : Aku menerima kabar baik tidak terduga yang membantuku sembuh.



Bong Ryeon dan Chun Joong saling menatap.


"Apa yang terjadi? Kenapa dia memanggil Tuan Chun Joong dan aku?" batin Bong Ryeon.


Ibu Suri : Karena kita sudah berkumpul, ada yang ingin kutunjukkan. Dia akan menjadi aset besar untuk takhta di masa depan.

Hakim Lee : Siapa yang mau anda tunjukkan?

Ibu Suri menyuruh seseorang masuk.


Dua pria masuk. Ibu Suri langsung berdiri dan mendekati salah seorang pria.

Ibu Suri : Heungseon-gun, lihat anak ini. Bukankah dia tampak menjanjikan? Dia mengingatkanku pada Ha Jeon.

Hakim Lee tak mengerti, Dojeonggung? Apa maksudmu...

Ibu Suri : Dia mirip dengan Ha Jeon saat masih muda. Dia memiliki takdir yang sama dengan Ha Jeon, dan dia juga kerabat Raja. Dia Yeongun-gun Lee-min, putra mendiang Hoepyeong.

Hakim Lee : Hoepyeong dinyatakan mati muda tanpa anak... Siapa yang membawa anak ini dan mengeklaimnya sebagai putra Hoepyeong?

Ibu Suri : Tuan Lee Hang Ro membawa anak ini kepada kami. Seorang peramal terkenal seperti Tuan Choi juga menyatakan dia pantas menjadi raja.


Ibu Suri menyuruh pria satu lagi berbalik.

Dia Song Jin. Chun Joong kaget lihat Song Jin. Song Jin tersenyum tipis.

Ibu Suri : Pria ini adalah Song Jin, dia menemukan keturunan Hoepyeong, dan membaca takdir anak ini.

Song Jin : Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, Tuan Heungseon-gun.


Hakim Lee : Bagaimana anda bisa memercayai pria ini, Ibu Suri?

Ibu Suri : Dia di sini dengan restu Tuan Hang Ro! Tuan Hang Ro bukan Tuan biasa, apa lagi yang kau butuhkan? Anak ini membuatku takjub, seolah-olah Ha Jeon ku bangkit dari kematian. Aku akan menjadikan anak ini raja berikutnya menggantikan Ha Jeon!


Hakim Lee kaget luar biasa.


Bong Ryeon pun begitu.


Song Jin senang.


Chun Joong kaget.

Bersambung...