• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Lies of Lies Ep 1 Part 1

Kembali lagi guys dengan sinop terbaru... Sebenarnya udah dari kemaren pengen nulis ini drama, cuma ketunda lagi karena sy megang banyak sinopsis....

Karena diajak duet kembali, hayuk lah..

Project sinop kali ini sy kembali kerja sama dengan Anysti Ringkas Drama.

Tapi ya guys, siapin mental kalau nonton drama ini karena drama ini bikin emosi..

Sy mulai. Selamat membaca, semoga suka dengan tulisan sy ya...

Episode pertama.. dibuka dengan Ji Eun Soo yang mendatangi sebuah sekolah dasar.

Ji Eun Soo yang menyembunyikan rambutnya dibalik topi hitamnya. Memakai jaket. Dan membawa tas besar.

Eun Soo menatap sebuah foto. Foto seorang gadis kecil. Eun Soo berdiri di depan sekolah, menunggu gadis itu keluar.


Tak lama, gadis di dalam foto keluar. Eun Soo langsung mencegatnya.

Ternyata gadis itu adalah putri Eun Soo. Tapi gadis itu sama sekali tidak tahu siapa Eun Soo.


Adegan berpindah pada 10 tahun yang lalu, dimana Eun Soo tergeletak pingsan di lantai.

"Ji Eun Soo-ssi!" seseorang berteriak membangunkan Eun Soo.

Eun Soo membuka matanya dan melihat tangannya berlumuran darah memegang pisau.


Ternyata polisi lah yang membangunkan Eun Soo.

Disamping Eun Soo, tergeletak pria yang sudah tewas dengan luka tusukan di perut.

Begitu membuka mata dan melihat ada pisau di tangannya, Eun Soo langsung membuangnya.


Eun Soo lantas bangun dan terkejut melihat pria yang sudah tewas ditikamnya.

Eun Soo kemudian duduk dan syok melihat tangannya yang berlumur darah.


Pria yang ditikam Eun Soo adalah Jeon Ki Bum, Wakil Presdir D.O Cosmetics. Ki Bum tewas setelah beberapa kali ditikam dengan brutal.

Media melaporkan, bahwa yang menikam Ki Bum adalah Eun Soo, istrinya sendiri. Media juga mengatakan, bahwa polisi menemukan catatan di ponsel Eun Soo, kalau Eun Soo mengatakan bahwa dia ingin membunuh suaminya. Riwayat pencarian di internet juga menunjukkan Eun Soo mencari cara untuk membunuh seseorang.

Presdir perusahaan, Kim Ho Ran pingsan karena terkejut dan dirawat di rumah sakit.


Eun Soo dibawa keluar dari kantor polisi, oleh dua orang polisi.

Tangannya diikat oleh kain putih.

Setibanya diluar, para wartawan langsung mengerubunginya. Mereka ingin tahu kenapa Eun Soo membunuh Ki Bum dan kapan Eun Soo merencanakan pembunuhan itu.

Eun Soo langsung menutupi wajahnya.

Mereka juga ingin tahu apa anak yang dikandung Eun Soo adalah Ki Bum.


Presdir Kim datang. Presdir Kim yang berseragam pasien, langsung menyerang Eun Soo.

Dia mendorong, juga mencekik Eun Soo.

Orang2 langsung berusaha memisahkannya.


Presdir Kim lalu jatuh pingsan dan langsung dibawa pergi oleh orang-orangnya.

Sementara Eun Soo yang sedang hamil, kesakitan. Darah menyembul keluar, dari bagian perutnya.


Eun Soo yang kini berseragam tahanan, berjuang melahirkan putrinya.

Tepat setelah bayi Eun Soo lahir, Eun Soo dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Tapi benarkah Eun Soo yang membunuh Ki Bum? Atau dia hanya dijebak?


Kang Ji Min sedang menyetir sambil mendengarkan berita di radio tentang Tim Sepak Bola Nasional Korea.

Ponsel Ji Min berbunyi. Ji Min menghela nafas menjawab ponselnya.


Ji Min : Ada apa?

Yang menelpon, Kepala Tim Seo Hyeong Kook.

Kepala Tim Seo sewot, berandal, kau dimana!

Ji Min : Kenapa kau memaki dengan mulut indah itu?

Kepala Tim Seo : Menurutmu kenapa! Kenapa kau menyelidiki hal yang sudah usai? Kau tidak akan menemuinya, bukan?

Ji Min : Kau pikir aku punya dua kehidupan? Aku akan menghadiri konferensi pers sesuai perintahmu. Sudah puas?

Kepala Tim Seo : Jika pergi diam-diam, kau akan menyesalinya.

Ji Min : Baiklah.

Kepala Tim Seo : Lupakan kasus itu. Semua bukti menunjukkan bahwa dia pelakunya.

Ji Min : Memang benar, tapi aku punya firasat.


Kepala Tim Seo : Firasat apa? Kau selalu membahas fakta! Firasat omong kosong.

Ji Min : Apa? Kau baru saja memakiku?

Kepala Tim Seo : Bukan. Firasat. Aku bilang firasat, omong kosong.

Ji Min : Astaga. Bagaimana kau bisa memaki juniormu? Aku tersinggung. Aku akan tutup teleponnya.


Kepala Tim Seo tambah sewot telponnya diputus gitu aja.

Kepala Tim Seo : Hei. Reporter Kang Ji Min! Ji Min... Dasar gila.


Di lampu merah, Ji Min memikirkan sesuatu.

Lalu dia menatap selembar surat yang terbuka di sampingnya.

Ji Min mengambil surat itu dan membacanya lagi.


Ternyata itu surat dari Eun Soo.

Eun Soo menulis surat itu di penjara. Dalam suratnya, Eun Soo menulis bahwa dia tidak membunuh suaminya. Dan ia berharap kebenaran akan terbuka di pengadilan banding. Ia meminta bantuan Ji Min.

Eun Soo berhenti menulis dan tersenyum menatap bayinya.


Ji Min memikirkan sesuatu. Setelah itu, ia memutar balik mobilnya.


Sekarang kita ke selnya Eun Soo.

Eun Soo satu sel dengan tiga orang lainnya.

Teman se-sel Eun Soo yang pertama, sedang mengurus bayinya.


Teman se-sel Eun Soo yang kedua, sedang melakukan senam kecil.


Teman se-sel Eun Soo yang ketiga, sedang membaca buku.


Eun Soo sendiri sedang membaca surat dari Ji Min sambil menggendong bayinya.

Dalam suratnya, Ji Min menyebutkan namanya dan mengenalkan diri sebagai reporter dari Channel A. Ji Min mengaku sudah membaca surat Eun Soo dan ingin bertemu langsung dengan Eun Soo.


Eun Soo terdiam dan membaca alamat yang ada di amplop surat.

179, Sangam-dong, Mapo-gu, Seoul. Channel Departemen Berita Lokal.


Bayi Eun Soo menangis. Teman Eun Soo yang pertama yang memiliki bayi juga, mendekati Eun Soo. Dia bilang bayi Eun Soo lapar dan akan membuatkan susu. Teman Eun Soo bangkit dan bergegas membuat susu untuk bayi Eun Soo. Teman ketiga Eun Soo yang sedari tadi hanya membaca buku, menatap mereka.

"Ini tidak sebanding dengan yang kau lakukan untuk bayiku." ucap teman Eun Soo sambil membuat susu.


Tapi saat hendak memberikan susu pada putrinya, Eun Soo menangkap sesuatu yang aneh di dalam susunya.

Eun Soo pun langsung memberikan bayinya pada temannya dan memeriksa kaleng susu.


Eun Soo kemudian menumpahkan susu itu. Teman kedua Eun Soo yang sedang berolahraga mendekat dan melihat tumpahan susu di lantai. Dia bilang ada pasir di susu itu.

Eun Soo marah. Dia tanya siapa pelakunya.

Teman Eun Soo yang tadi membaca buku, langsung mengaku kalau itu perbuatannya.


Dia kemudian berdiri dan bilang melakukan itu karena kesal bayi Eun Soo terus menangis di malam hari.

Dia kemudian mendorong-dorong tubuh Eun Soo dengan bukunya.

Eun Soo diam saja. Menahan rasa marah.

Dia mengejek Eun Soo. Dia bilang Eun Soo terlihat seperti akan kencing di celana.

Dia lalu meminta Eun Soo mengurus bayinya dengan benar. Dia bilang jika bayi Eun Soo berisik lagi, maka dia akan melakukan sesuatu yang lebih parah.


Eun Soo marah dan menjambaknya.

Mereka berkelahi.


Teman Eun Soo yang mencampur susu dengan pasir, mendorong Eun Soo. Eun Soo jatuh, dia memukuli dan menendang Eun Soo.

Teman Eun Soo yang punya bayi, panic dan teriak memanggil penjaga. Dia takut Eun Soo kenapa-napa.


Para sipir datang memisahkan mereka, tapi Kepala Sipir menyuruh bawahannya membawa Eun Soo juga ke ruang isolasi.

Eun Soo tak terima. Dia bilang, wanita itu sudah mencampurkan pasir ke dalam susu bayinya.

Tapi Kepala Sipir tak peduli. Eun Soo dibawa keluar.


Wanita itu juga dibawa keluar. Tapi saat hendak dibawa keluar, dia dan Kepala Sipir saling bertatapan.


Ji Min menunggu Eun Soo di ruang tunggu. Sipir datang, memberitahu Ji Min kalau Eun Soo menolak bertemu Ji Min. Ji Min kaget.

Ternyata wanita itu memang sengaja mencampurkan pasir ke dalam susu. Dia sengaja memancing kemarahan Eun Soo atas perintah Kepala Sipir agar Eun Soo tidak bertemu dengan Ji Min. Sudah bisa ditebak kan siapa yang menyuruh Kepala Sipir melakukan itu? Siapa lagi kalau bukan Presdir Kim.

Bersambung ke part 2....

Loh loh loh? Soal susu yang dicampur pasir, jelas kerjaan si Kepala Sipir.

Yg benci sama Eun Soo siapa lagi kalau bukan Presdir Kim.

Eun Soo dapat masalah tepat saat Ji Min datang.

Kalau bener ulah Presdir Kim, wae? Eun Soo minta bantuan kan buat ngungkapin kebenaran. Tapi kenapa dihalang-halangi?

Apa Presdir Kim tahu yg bunuh Ki Bum bukan Eun Soo? Atau pembunuh sebenarnya yang berusaha menghalangi Eun Soo mengungkap kebenaran?

The Game : Towards Zero Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Woo Hyun dan Joon Young duduk di taman. Mereka bicara, sambil memegang sebotol kopi.

Joon Young bilang, Tae Pyeong mungkin tidak akan pernah bisa sadar.

Woo Hyun : Iya, aku sudah dengar.

Joon Young : Sepertinya otaknya rusak saat jantungnya berhenti. Dia pasti sangat ketakutan. Dia pasti memikirkannya ratusan kali sebelum membuat keputusan seperti itu. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Woo Hyun lalu memberitahu Joon Young yang dibilang Tae Pyeong padanya sehabis ia mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Dia bilang sangat menyukaimu.

Flashback...


Tae Pyeong menemui Woo Hyun. Saat itu, Woo Hyun baru saja mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo. Tae Pyeong bilang, dia sangat menyukai Joon Young.

Tae Pyeong juga meminta Woo Hyun membantu Joon Young jika dia gagal. Saat itu Woo Hyun tak mengerti maksud kata 'gagal' itu apa. Tae Pyeong bilang, Woo Hyun akan tahu jika waktunya tiba.

Flashback end...


Woo Hyun : Dia meminta bantuanku untuk berjaga-jaga jika dia gagal. Aku tidak tahu apa maksudnya. Aku yakin dia tidak ingin kau  bersedih saat ini.

Woo Hyun juga bilang ke Joon Young, kemungkinan besar Hyun Woo masih hidup.

Woo Hyun : Kami bekerjasama dengan para petugas di wilayah tersebut untuk mencari seluruh daerah itu. Mereka menemukan jejak seseorang yang menerobos masuk kedalam vila. Pak Han bilang bahwa pembantu di vila itu tidak bisa dihubungi sejak hari itu. Sepertinya dia menghilang.


Besoknya, Woo Hyun, Dong Woo, Joon Young, Bong Soo dan Kang Jae sudah berada di depan villa. Mereka sedang mendengar laporan pemilik villa.

Pemilik villa mengatakan, bahwa wanita itu sudah lama bekerja padanya.

"Dia biasanya membersihkan villa ini dan melakukan pekerjaan rumah tangga saat kami menginap disini. Tapi saat kami datang kesini, kaca jendela dan ponselnya mati. Kupikir itu sangat aneh, jadi aku melaporkannya kepada polisi.

Pemilik villa cemas, dia baik-baik saja, kan? Kuharap tidak ada yang terjadi kepadanya.


Soo Hyun datang.

"Timjang-nim." dia memanggil Dong Woo.

Dong Woo lalu berterima kasih atas laporan pemilik villa.


Pemilik villa baru ingat. Dia bilang dia menyimpan informasi tentang pembantunya itu.

Dong Woo lalu menyuruh Kang Jae pergi dengan si pemilik villa.

Kang Jae : Iya, biarkan aku ikut denganmu.


Setelah mereka pergi, Soo Hyun memberitahu yang lain kalau ada sesuatu yang aneh.

Soo Hyun : Walaupun dia membersihkan, dia tidak membersihkan kaca yang pecah tapi aku tidak bisa menemukan sidik jari digagang pintu dan dimanapun.

Joon Young : Tidak ada sama sekali?

Soo Hyun : Iya. Sepertinya itu sudah dihapus.


Hyun Woo sendiri berada tak jauh di villa.

Ia duduk kursi kemudi sebuah mobil. Sementara di kursi belakang, ada wanita itu. Dia diikat, dan mulutnya di lakban.

Hyun Woo menatap ke arah villa, melihat para polisi sibuk memeriksa jejaknya.


Joon Hee kembali ke kantor. Dia langsung dari rumah sakit, bersama Han Kyu.

Tentu saja para karyawannya senang melihatnya kembali.


Joon Hee menatap Ye Ji.

Joon Hee : Terima kasih semuanya. Sudah cukup sambutannya. Semuanya, pergi ke ruang rapat.

Ye Ji duduk lagi di mejanya. Tapi Joon Hee menyuruhnya ikut ke ruang rapat. Ye Ji kaget, aku?

Joon Hee : Kau yang menyelidiki di garis depan, tentu saja kau harus masuk.

Ye Ji senang, baik. Capt!


Mereka kembali rapat.

Joon Hee membaca satu per satu artikel tentang Hyun Woo yang mereka tulis.

Judul artikel 1 : Jo Hyun Woo, Pembunuh Berdarah Dingin yang Bahkan Membunuh Temannya.

Joon Hee : Kita tidak bisa merilis artikel yang tidak berdasar.

Artikel 2 : Pembunuh Jo Hyun Woo yang Dipenuhi Dengan Jiwa Pembunuh Sebagai Seorang anak.

Joon Hee : Dia tidak dipenuhi dengan jiwa pembunuh. Dia hanya mencoba untuk bertahan hidup.

Artikel : Nama baik ayahnya dibersihkan, putranya menjadi pembunuh.


Joon Hee marah, apakah hanya ini yang bisa kau  lakukan dengan judulnya!

Joon Hee lalu bilang itu salah.

Artikel terakhir : Jo menjadi pembunuh setelah tinggal bersama dengan pembunuh tengah malam.

Joon Hee : Mereka tidak tinggal bersama. Dengar.  Polisi tidak bisa menemukan pelaku aslinya, Kim Hyung Soo. Jo Hyun Woo menemukannya, menculik dan mengurungnya.

Joon Hee juga bilang, bahwa ia juga dikurung Jo Hyun Woo disana bersama Hyung Soo.


Ye Ji menunjuk tangannya.

Joon Hee : Ya, Go Ye Ji. Kau punya ide?

Ye Ji : Semuanya sedang fokus pada Jo Hyun Woo sekarang, tapi sejujurnya, batas status hukum untuk kasus Kim Hyung Soo sudah berakhir jadi, walaupun dia ditangkap, dia tidak akan dihukum atas apa yang terjadi 20 tahun lalu.


Han Kyu : Itulah sebabnya kantor surat kabar lain juga berusaha mencari tahu kejahatan lain yang dilakukan oleh Kim.  Mereka menyelidiki kejahatan yang dilakukan setelah 1 Agustus 2000, yang mana batas status hukumnya belum digunakan. Tuntutannya bisa berubah jika itu terjadi setelahnya.

Joon Hee lalu menatap kedua tangannya yang diperban.

Joon Hee : Tangan orang-orang seperti senjata. Lebih banyak yang klik artinya lebih banyak uang. Jadi mereka tidak perduli jika orang lain terluka atau mati karena jari mereka. Aku juga seperti itu. Mari kita tidak menulis apapun yang bisa menyebabkan lebih banyak penderitaan... kepada orang tua yang sudah kehilangan putri mereka. Kita akan menyelidiki setiap kasus Kim Hyung Soo mulai dari kasus pertama sampai yang terakhir dan menulis artikelnya. Mengerti?

Semua mengerti.

Joon Hee lalu menyuruh Han Kyu dan Ye Jo menemui para korban dari kasus 20 tahun lalu.

Joon Hee : Mereka mungkin sudah siap mengajukan tuntutan kepada Kepala Nam, yang memalsukan bukti.


Wanita itu disekap di rubanah Hyun Woo.

Tangannya diikat, mulutnya di lakban dan matanya ditutup.


Hyun Woo keluar dari rubanahnya. Berbekal cahaya senter, dia menyinari sekeliling rumahnya.


Bersambung...