• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Flower of Evil Ep 16 Part 3

 Sebelumnya..


Ji Won menemui Hae Soo. Hae Soo berterima kasih pada Ji Won. Ia mendengar, Ji Won sangat bekejra keras.

Ji Won : Aku tidak berhak mendengarmu berterima kasih atau meminta maaf kepadaku. Kau berkorban besar karena aku.

Hae Soo : Malam itu, aku sungguh ingin melindungimu dan Eun Ha bagaimanapun caranya. Berkat itu, akhirnya aku bisa agak menyukai diriku. Apa yang menimpa Hyun Soo pasti membuatmu tertekan.

Ji Won : Aku akan membiarkannya pergi. Ini tindakan yang benar bagi kami berdua, tapi aku cukup bodoh tidak menyadarinya lebih cepat.

Hae Soo : Bertemu denganmu menumbuhkan keyakinan dalam diriku. Semua penderitaan yang kita alami tampaknya membawa kita menuju kehidupan yang lebih besar. Itu sebabnya aku ingin kau  tidak terlalu menderita.

Ji Won sedikit tersenyum mendengarnya.

Sidang hasil putusan Hae Soo kembali digelar. Hakim membacakan putusan.

"Juri telah mencapai keputusan bulat.Mempertimbangkan keadaan khusus yang dihadapi terdakwa, kami mendapati bahwa tindakan terdakwa berada dalam kelaziman sosial. Karena itu, kami telah mencapai keputusan bulat. Tindakan terdakwa Do Hae Soo dengan ini dianggap sebagai pembelaan diri."

Hae Soo lega mendengarnya. Begitu pula dengan Moo Jin yang saking senangnya, langsung menggoyang-goyangkan lengan Hyun Soo.

Hakim : Jangan lupa walaupun putusan akan dibuat terpisah oleh hakim. Ini adalah putusan kami.

Jae Sub, Woo Cheol dan Ho Joon menonton berita sidang terakhir Hae Soo di kantor dengan wajah tegang.

Reporter yang hobi menguntit Hae Soo melaporkan bahwa para hakim tidak menyetujui putusan juri.

"Hakim tidak setuju tindakan Nona Do dianggap sebagai pembelaan diri. Namun, fakta bahwa dia masih di bawah umur pada saat kejadian dan insiden itu terjadi saat larut malam membuat mereka menyimpulkan bahwa tindakan itu tidak bisa dihukum."

Mereka langsung bersorak. Terutama Jae Sub yang teriakannya paling kencang.

Woo Cheol : Astaga, berisik sekali!

Jae Sub : Maaf soal itu. Tapi sudah kuduga. Apa kubilang?

Hyun Soo menemui Nyonya Gong yang dipenjara.

Nyonya Gong tanya, kenapa Hyun Soo datang menemuinya. Hyun Soo diam saja.

Nyonya Gong : Pasti benar kau tidak ingat apa pun. Jika ingat, kau tidak akan pernah datang ke sini.

Hyun Soo : Kukira anda sudah tahu diriku yang sebenarnya.

Nyonya Gong : Apa kau juga sempat bertemu dengannya?

'Kau' yang dimaksud Nyonya Gong adalah Direktur Baek. Direktur Baek ada di rumah sakit jiwa. Hyun Soo datang menemuinya. Direktur Baek duduk di ranjangnya, menatap ke arah jendela.

Hyun Soo : Baek Man Woo-ssi?

Direktur Baek menoleh. Wajahnya sumringah melihat Hyun Soo tapi dia memanggil Hyun Soo dengan nama Hee Sung.

Direktur Baek mendekati Hyun Soo. Di matanya, Hyun Soo adalah Hee Sung.

Direktur Baek : Kenapa lama sekali? Ayah sudah lama menunggumu.

Hee Sung tersenyum, ayah menungguku?

Direktur Baek : Tentu saja. Ayah menunggu setiap hari.

Hee Sung : Aku juga merindukan ayah.

Direktur Baek : Lihat wajah tampan itu. Apa kau selalu setampan ini?

Direktur Baek lalu memberi Hee Sung nya permen.

Hyun Soo terdiam menatapnya.

Direktur Baek : Ayah menyimpan ini untukmu saat kau berkunjung. Pastikan kau memakannya sendiri.

Kembali ke Hyun Soo dan Nyonya Gong. Hyun Soo menceritakan pertemuannya dengan Direktur Baek. Dia minta Nyonya Gong tidak mengkhawatirkan Direktur Baek.

Hyun Soo : Hari demi hari, pikirannya membawanya ke masa lalu.

Nyonya Gong sedikit lega mendengarnya.

Nyonya Gong tanya, apa yang mau Hyun Soo tanyakan padanya.

Hyun Soo : Detektif Cha. Siapa dia bagiku?

Nyonya Gong : Kau benci membawanya untuk menemui kami. Awalnya, kami pikir kau berhati-hati agar rahasiamu tetap terjaga. Itu pemikiran awal kami. Namun, kemudian aku mendapati bahwa kau  sungguh menyayanginya.

Hyun Soo terkejut mendengarnya.

Nyonya Gong lalu menyuruh Hyun Soo pergi. Dia bilang dia lelah.

Moo Jin ke rumah Hae Soo. Dia masuk karena pintunya tidak terkunci. Rumah Hae Soo sudah kosong.

Moo Jin lalu ingat saat dia, Hae Soo dan Hyun Soo ketemuan di cafe. Moo Jin kaget saat Hae Soo bilang mau belajar di luar negeri.

Hae Soo bilang dia tidak pernah menikmati hidupnya sebelumnya.

Moo Jin : Haruskah kau menikmati hidupmu sejauh itu? Seoul, Daejeon, Daegu, dan Busan. Negara kita sudah cukup luas.

Hae Soo : Saat kelas tiga SMA, aku melihat karya Gaudi di TV. Jantungku mulai berdebar saat melihatnya. Aku baru-baru ini teringat perasaan itu. Aku ingin tempat itu menjadi tempatku memulai kembali.

Hyun Soo : Aku senang. Kakak akhirnya mencari hal yang Kakak inginkan dalam hidup. Aku mendukungmu.

Moo Jin : Aku mungkin tidak tahu sebesar apa kau membutuhkan orang bernama Gaudi ini dalam hidupmu, tapi aku mendukungmu sepenuhnya.

Hae Soo : Terima kasih.

Moo Jin : Tapi jangan terlalu berharap. Aku tidak akan menunggumu.

Moo Jin mau nangis tapi dia tahan. Dia lalu meneguk minumnya dan pura-pura ingat kalau ada janji wawancara.

Moo Jin lalu pergi tapi sebelum pergi dia bilang dia dan Hae Soo harus bersama sebelum Hae Soo pergi ke LN.

Hae Soo : Hyun Soo-ya.

Hyun Soo melirik Hae Soo dan mengerti kalau Hae Soo mau dia menyusul Moo Jin.

Hyun Soo menyusul Moo Jin keluar. Dia mendapati Moo Jin lagi nangis sambil memandangi Hae Soo dari luar jendela.

Hyun Soo mau menepuk bahu Moo Jin, tapi tidak jadi. Dia bingung harus gimana menghadapi Moo Jin. Hyun Soo akhirnya mutusin pergi tapi Moo Jin minta Hyun Soo menghiburnya.

Hyun Soo menepuk-nepuk bahu Moo Jin.

Moo Jin sebal dan menepis tangan Hyun Soo. Dia duduk dan nangis. LOL

Moo Jin lalu menghapus tangisnya dan tanya haruskah ia menunggu Hae Soo.

Hyun Soo : Kau yang mengerti.

Moo Jin : Lupakan saja. Aku akan melupakan dia. Aku akan menghapusnya dari ingatanku. Bagaimana kau bisa hilang ingatan? Kau tidak punya kiat?

Hyun Soo : Jika ingin hilang ingatan, kau harus meretakkan tengkorakmu dahulu.

Mendengar itu, Moo Jin kembali mewek.

Bagaimana menurutmu?

Flashback end...

Moo Jin berdiri di teras Hae Soo dan memandang ke langit. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Hae Soo.

Moo Jin : Ya, Hae Soo? Kenapa menelponku selarut ini? Apa? Benar juga. Aku lupa kita berjanji akan bicara di telepon hari ini. Aku sangat sibuk belakangan ini. Aku hampir lupa. Omong-omong, apa kau kesal? Di sana masih pagi, bukan? Kau makan apa? Astaga, bukankah itu terlalu norak? Mau kukirimkan kimchi? Mereka juga punya kimchi di sana? Aku akan mengirimkannya jika kau tidak bisa menemukannya di sana.

Hyun Soo berjalan menyusuri tempat kenangannya dengan Ji Won, saat jaman mereka masih pacaran.

Lalu dia ingat kata-kata kakaknya.

Hae Soo : Hyun Soo-ya, kau dan kakak entah bagaimana tersesat selama perjalanan hidup kita. Pada akhirnya, kita banyak berkelana.  Karena itulah kita harus memiliki titik awal agar tidak tersesat lagi.

Hyun Soo : Kakak tidak akan ada di sini lagi. Siapa yang akan membantuku menemukan jawabannya?

Hae Soo : satu-satunya orang yang tahu jawabannya.

Hyun Soo berdiri di depan sebuah rumah. Perlahan, ingatannya mulai memutar kenangan dirinya dan Ji Won saat ia berteduh disana di hari kencan pertama mereka.

Ji Won : Pernahkah terpikir olehmu bahwa hanya kau yang tidak tahu kau menyukaiku?

Mata Hyun Soo mulai berkaca-kaca. Dia tersenyum menyadari dirinya mulai menemukan jawaban yang dicarinya.

Ponselnya berbunyi. Telepon dari kantor real estate.

"Aku menemukan tempat dengan semua syarat yang anda sebutkan."

Ternyata tempat itu adalah rumah Hyun Soo sendiri.

Agen yang menghubungi Hyun Soo tadi datang.

"Hei, anda berhasil tiba di sini. Ini tempatnya. Mari masuk."

Mereka masuk, agen menanyakan pendapat Hyun Soo soal rumahnya.

"Bagaimana menurut anda? Aku sendiri sangat terkejut. Lingkungan dan denah keseluruhan bengkel ini persis sama seperti yang anda cari."

Hyun Soo ingin melihat-lihat. Agen mempersilahkan Hyun Soo melihat-lihat.

"Kau bisa menghubungiku setelah melihat-lihat. Aku akan mengabari pemiliknya."

Si agen pergi.

Hyun Soo mulai melihat-lihat.

Dia mendekati meja dan menemukan kartu namanya disana.

Lalu dia melihat ada beberapa buku di atas meja dan membaca salah satunya. Buku itu berisi catatan Hyun Soo tentang Ji Won.

"Dia benci ngengat. Kenapa dia benci ngengat padahal menyukai kupu-kupu? Mereka spesies yang sama."

"Boneka Tinker Bell bergantung di tasnya"

"Poster film di laman media sosialnya"

Saat membuka halaman selanjutnya, Hyun Soo tertegun membacanya.

Dia suka hujan. Dia bersemangat saat hujan. Dan dia tersenyum tanpa alasan. Apa dia suka rasanya saat hujan membasahinya? Atau dia suka bagaimana hujan meredam suara di sekelilingnya?

Ji Won datang, membawa dus.

Ji Won tidak tahu itu Hyun Soo.

Ji Won : Harusnya anda tidak membuka itu.

Hyun Soo meletakkan bukunya dan berbalik. Ji Won dan Hyun Soo sama-sama terdiam menatap satu sama lain.

Ji Won meletakkan dusnya dan beranjak ke arah Hyun Soo.

Ji Won : Aku sedang bersih-bersih. Kau boleh mengambil apa pun yang kau butuhkan. Lagi pula, semua itu milikmu. Buku catatan itu juga milikmu. Tapi semuanya tentang aku, jadi, aku tidak bisa memberikannya padamu.

Hyun Soo menatap kartu namanya.

Hyun Soo : Omong-omong, apa aku yang membuat nama bengkel ini?

Ji Won : Ya.

Hyun Soo : Kau tahu apa artinya?

Ji Won : Aku bertanya, tapi kau tidak pernah memberitahuku. Kurasa tidak seorang pun akan tahu.

Hyun Soo : Dalam mitologi Yunani dan Romawi, ada dewa bernama Hephaestus. Dia dewa pengolahan logam. Dia dewa terjelek di Gunung Olympus. Dan semua orang membencinya karena kepribadiannya yang buruk. Jadi, dia selalu menghabiskan waktu di bengkelnya. Tapi dia memiliki istri yang sangat dia cintai. Namanya Venus. Planet. Nama lainnya adalah "bintang pagi". Kau selalu ada di benakku...

Hyun Soo menatap Ji Won.

Hyun Soo : ... di ruangan tempatku menghabiskan sebagian besar waktuku.

Ji Won mengalihkan pandangannya ke dus yang tadi diletakkannya di meja.

Ji Won : Aku mendaftar untuk dipindahkan ke Gugus Tugas di Busan. Mereka kekurangan orang, jadi, aku akan segera mendengar kabar dari mereka.

Hyun Soo kaget, kalau begitu... apakah itu berarti kau akan pergi?

Ji Won : Aku berencana pindah ke tempat baru dan memulai awal yang baru. Agar aku tidak bertemu denganmu.

Hyun Soo beranjak. Perlahan tapi pasti. Ke arah Ji Won.

Hyun Soo : Bagaimana... Aku akhirnya mengambil satu langkah mendekatimu. Bagaimana bisa kau kabur?

Ji Won : Aku berharap banyak, lalu dikecewakan. Aku berharap banyak lagi, lalu aku dikecewakan. Aku tidak bisa melakukannya lagi.

Hyun Soo : Tidak bisakah kau berubah pikiran? Aku akan bersikap baik kepadamu. Aku akan benar-benar menyukaimu.

Mendengar itu, sontak Ji Won terkejut. Dia ingat, itu kata-kata yang diucapkannya pada Hyun Soo saat ia dan Hyun Soo masih pacaran.

Ji Won : Aku akan sangat menyukaimu mulai sekarang. Aku akan bersikap baik kepadamu.

Mata Ji Won seketika berkaca-kaca.

Hyun Soo : Mari kita cari orang yang kau cari bersama. Aku penasaran tentangnya. Aku ingin tahu siapa dia.

Ji Won melihat beberapa plester di jari-jari Hyun Soo.

Ji Won : Kenapa tanganmu?

Hyun Soo : Aku terus terluka setiap kali melepas cincinku.  Aku belum terbiasa.

Ji Won lalu mengeluarkan cincin Hyun Soo yang ia gantung di lehernya. Ia lalu menyematkan cincin itu ke jari Hyun Soo.

Hyun Soo : Setiap kali bersamamu, entah kenapa aku merasa gugup. Aku menjadi takut akan membuat kesalahan.

Ji Won : Aku juga.

Keduanya lalu saling berciuman.

Kamera menyorot lantai atas rumah mereka.

Ji Won bilang, dia harus menjemput Eun Ha. Hyun Soo tanya, akankah Eun Ha menyukainya? Ji Won tertawa mendengarnya.

Hyun Soo ikut tertawa.

Hyun Soo lalu tanya kenapa Ji Won tertawa.

Ji Won menanyakan pertanyaan yang sama juga.

Hyun Soo : Karena kau tertawa.

Hyun Soo menunggu di halaman sekolahnya Eun Ha dengan gelisah. Berkali2 ia memutar-mutar cincin di jarinya.

Ji Won dan Eun Ha keluar.

Eun Ha langsung teriak, memanggil sang ayah, sembari menghambur ke dalam pelukan ayahnya.

Eun Ha bilang dia sangat merindukan ayahnya.

Eun Ha lalu melepas pelukanya dan tanya apa sang ayah membawa hadiah untuknya?

Hyun Soo : Maaf. Ayah lupa.

Eun Ha : Tidak apa-apa. Ayah adalah hadiahku. Aku menyukai ayah melebihi apa pun di dunia ini.

Hyun Soo mulai berkaca mendengarnya. Dia terharu.

Eun Ha lalu kembali memeluk Hyun Soo. Hyun Soo tampak menahan keharuannya.

Ji Won mendekati mereka. Dia lalu memeluk Eun Ha dan Hyun Soo.

SELESAI....

Akhirnya selesai juga..... Gimana guys menurut kalian? Sy puas ama endingnya... Hyun Soo akhirnya hidup bahagia, meskipun ingatannya belum sepenuhnya balik. Dan Eun Ha masih tetap bisa ngebucinin ayahnya.

Thank you buat Anysti Ringkas Drama. Project duet kita yg ini akhirnya kelaaaar.... Jgn kapok ya duet sama sy... Haha.....

Flower of Evil Ep 16 Part 2

 Sebelumnya...


Hyun Soo dan Ji Won pergi ke rumah Jin Tae.

Ji Won mengetuk pintu tapi tak ada orang di dalam.

Ji Won menghubungi Jin Tae, tapi ponselnya mati.

Ji Won heran, dia setuju menemui kita di rumah. Ponselnya dimatikan. Mungkinkah terjadi sesuatu?

Hyun Soo : Dia menghindarimu. Dia memikirkannya dan memutuskan untuk tidak bersaksi.

Ji Won : Aku meragukannya. Saat kami bicara di telepon tadi, dia menerima saran itu.

Tak lama kemudian, Ji Won menerima SMS dari Jin Tae. Jin Tae menolak bersaksi. Hyun Soo benar.

Ji Won : Dia tidak akan bersaksi.

Hyun Soo mengajak Ji Won pergi. Tapi Ji Won tidak mau. Ji Won bilang, Jin Tae akan pulang. Saat dia pulang, mereka bisa membujuknya.

Hyun Soo mengalah.

Tiba-tiba, turun hujan.

Ji Won berbalik dan menatap hujan.

Melihat itu, Hyun Soo tanya, apa Ji Won suka hujan?

Ji Won mengangguk. Ji Won lalu menengadahkan tangannya, menyentuh air hujan. Ia kemudian tersenyum. Melihat Ji Won tersenyum, Hyun Soo tanpa sadar ikut tersenyum juga. Tapi tiba-tiba, Hyun Soo ingat sesuatu. Hyun Soo ingat kalau Ji Won hanya percaya dengan apa yang dia lihat. Teringat itu, senyum Hyun Soo menghilang.

Eun Ha melukis, dia melukis neneknya, dirinya dan ibunya.

Sang nenek yang menemaninya, tanya, apa dia benci ayah?

Eun Ha bilang tidak.

"Lalu kenapa kau tidak melukisnya?"

"Karena setiap kali aku menggambar ayah, ibu menangis. Aku merasa kasihan saat ibu menangis."

"Cucuku sayang. Lihat betapa pengertiannya dirimu. Kau sudah besar sekarang, ya?"

"Aku benci ayah. Kenapa dia pergi sendirian? Kenapa dia tidak mengajak kami?"

Hujan akhirnya berhenti. Hyun Soo menyuruh Ji Won pergi.

Hyun Soo : Aku akan menunggunya di sini sendirian agar kamu bisa pulang.

Tapi Ji Won diam saja menatap cincin Hyun Soo.

Hyun Soo : Detektif?

Ji Won : Kenapa kau masih memakai itu?

Hyun Soo : Apa?

Ji Won : Cincin itu.

Hyun Soo : Aku melatih keahlianku di sebuah bengkel dan cincin ini membuat tanganku seimbang. Maaf soal ini. Aku tidak peka sekali. Seharusnya aku mengembalikan ini kepadamu.

Hyun Soo mengembalikan cincinnya ke Ji Won. Ji Won tambah diam.

Hyun Soo : Tidak apa-apa. Aku akan memakai cincin lain. Hanya perlu seberat ini.

Ji Won melihat seorang pria datang.

Melihat Ji Won menatap ke belakangnya, Hyun Soo pun menoleh ke belakang dan melihat pria itu.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi?

Jin Tae langsung lari.

Hyun Soo dan Ji Won mengejar Jin Tae.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, apa kau melakukan kesalahan?

Jin Tae : Maafkan aku, Hyun Soo-ya.

Hyun Soo : Bisakah kau bersaksi, Yang Jin Tae-ssi?

Mereka bertiga bicara di kafe.

Ji Won mengeluarkan ponselnya. Dia bilang akan merekam pembicaraan mereka.

Ji Won menulis di ponselnya. Niat Kwon Seong Bok.

Ji Won tanya pada Jin Tae, apa niat Pak Kwon.

Jin Tae : Itu sebelum Hae Soo dan Hyun Soo memiliki wali legal. Dan pamanku ingin mengambil uang sebanyak mungkin.

Hyun Soo : Apa yang kau lakukan padaku yang membuatmu ingin sekali menghindariku?

Jin Tae : Dia bilang akan membayar biaya kuliahku jika aku membantunya. Jadi, aku menyebarkan rumor palsu tentangmu.

Hyun Soo : Rumor apa?

Jin Tae : Aku membunuh ayam, membedahnya, dan meninggalkannya di jalanan saat larut malam. Lalu orang-orang akan berkumpul keesokan harinya. Saat itu aku memberi tahu mereka Hyun Soo pelakunya. Kukatakan pada mereka bahwa dia dirasuki roh Do Min Seok. Kubuat mereka menganggapnya seperti itu.

Ji Won : Kau menumbuhkan ketakutan dalam diri mereka dan mendorong mereka mengadakan ritual pengusiran setan.

Jin Tae : Ya.

Hyun Soo minta Jin Tae bersaksi di pengadilan besok.

Jin Tae menolak. Dia bilang dia bisa membuat laporan anonim.

Jin Tae : Aku sungguh minta maaf. Aku tahu seharusnya aku bersaksi. Tapi aku guru SD. Jika ini tersebar ke publik, aku akan kehilangan segalanya. Aku... Kurasa aku tidak bisa melakukan ini.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, kau harus bersaksi di pengadilan hanya jika kau menginginkannya. Aku ingin kau  memikirkan apa yang kau inginkan. Lalu kau bisa memutuskan agar tidak membenci dirimu. Dan aku ingin memberitahumu bahwa aku akan memaafkanmu mulai saat ini. Jadi, kau tidak perlu lagi merasa bersalah atas perbuatanmu padaku.

Ji Won melotot melihat Hyun Soo. Dia terkejut, juga bingung mendengar kata-kata Hyun Soo barusan.

Ji Won dan Hyun Soo dalam perjalanan sekarang.

Ji Won : Tadi kau bilang bahwa kau bersedia memaafkannya. Aku yakin tidak mudah bagimu mengatakan itu. Itu sulit, bukan?

Hyun Soo : Tidak, itu mudah.

Ji Won : Apa?

Hyun Soo : Karena aku berbohong. Aku tidak memaafkannya. Jika bisa melakukannya dengan caraku, aku akan membunuhnya di sana.

Ji Won mengernyit heran. Dia masih tidak mengerti.

Hyun Soo : Dia tampak sangat bersalah. Jadi, kupikir dia akan berubah pikiran jika aku memanfaatkan itu.

Tak lama, ponsel Hyun Soo berdering. Telepon dari Jin Tae. Jin Tae bersedia bersaksi!

Hyun Soo : Pengacaraku akan meneleponmu besok. Sampai jumpa besok.

Hyun Soo lalu bilang pada Ji Won kalau mereka harus memanfaatkan Jin Tae agar bisa membalik keadaan.

Ji Won diam saja.

Hyun Soo : Detektif Cha. Coba urus raut wajahmu. Kau mudah sekali dibaca sampai aku merasa malu.

Ji Won : Menurutmu apa yang kupikirkan?

Hyun Soo : "Ini bukan pria yang kukenal. Dia bukan pria yang hendak kurebut kembali." Bukankah itu yang kau pikirkan?"

Mendengar itu, Ji Won langsug menghentikan mobilnya.

Ji Won menatap Hyun Soo. Matanya mulai berkaca-kaca.

Ji Won : Kau sengaja melakukan ini, bukan? Kenapa kau jahat sekali?

Hyun Soo : Begini, aku seorang pria yang bisa membohongi orang tanpa merasa bersalah. Tampaknya kau tidak menyadari itu. Kau yakin bisa mengetahui apakah aku berbohong atau tidak?

Moo Jin pulang. Sampai rumah, dia langsung mencari Hyun Soo. Tapi Hyun Soo tak ada. Dia membuka kulkas dan terkejut melihat isi kulkas.

Moo Jin kesal melihat isi kulkasnya.

Hyun Soo bilang pada Ji Won, saat ia bangun di rumah sakit, ia tak ingat apa yang terjadi.

Hyun Soo : Jadi, rasanya aku bangun setelah tidur 15 tahun. Tapi ternyata tidak begitu. Tubuhku sepertinya ingat bagaimana aku menjalani hidupku selama 15 tahun terakhir. Aku mendapati diriku memasak sesuatu yang belum pernah kulihat atau kumakan. Saat melakukan kriya logam, aku tidak percaya bisa menggerakkan tanganku dengan begitu lihai. Selain itu, aku secara naluriah bisa membaca emosi orang-orang dan tahu cara memanfaatkannya demi keuntunganku. Jadi, aku tahu persis apa yang ingin kau dengar dariku.

Ji Won mulai nangis. Dia menyangkal kalau dia berharap sesuatu dari Hyun Soo.

Hyun Soo : Ya, kau mengharapkan sesuatu. Aku tahu kau ingin aku mengatakan apa. Kau ingin aku mengatakan aku masih merasakan hal yang sama padamu meski aku tidak ingat apa pun tentangmu. Kau  ingin aku membohongimu.

Ji Won : Kapan aku... Kapan aku bilang ingin mendengar itu?

Ji Won mengalihkan pandangannya ke jendela. Tak lama kemudian, dia menatap Hyun Soo dan marah.

Ji Won : Bagaimana bisa kau melupakanku? Bagaimana bisa kau melupakanku? Teganya kau melakukan itu. Setelah betapa kita saling mencintai. Setelah kita mencapai sejauh ini. Bagaimana bisa kau melupakanku seperti kau mengguntingku?

Hyun Soo juga mulai nangis.


Hyun Soo : Detektif, aku meragukan diriku. Aku bertanya-tanya apakah ada sedikit saja ketulusan dalam diriku. Aku tidak bisa memercayai diriku sendiri. Tidak pernah sekali pun aku memedulikan seseorang dalam jangka waktu yang lama. Jadi, berapa lama perasaan yang kurasakan untukmu ini akan bertahan?

Ji Won : Kenapa kau tidak bisa memercayai dirimu sendiri?

Hyun Soo : Tahukah kau apa yang kau lakukan? Kau melihatku, tapi kau mencari dia di dalam tubuhku. Jika melihat kemiripan, kau berharap. Jika melihat perbedaannya, kau kecewa. Tapi kau tahu, aku membencinya. Aku tidak ingin tahu apa pun tentang dia. Aku merasa seakan-akan satu kaki kita dirantai ke tiang dan kita berlari berputar-putar. Kau mengejarku, hanya melihatku dari belakang, dan aku lari darimu karena tidak mau kau melihatku dari depan. Pada akhirnya, tidak seorang pun dari kita melangkah maju.

Keduanya tak lagi bicara. 

Mereka sama-sama menangis.

Moo Jin sedang membaca komentar para netizen atas video dan artikel yang ditulisnya.

"'Rusa besar itu membuatmu takut?' Do Min Seok menyebutnya rusa besar"
"Lewatkan kesempatan untuk berani, dan kamu akan menyesal atau diam"
"Pengecut. Ini kau katakan setelah Do Hyun Soo menangkap pembunuhnya"
"Gakyeongri adalah desa psikopat"

Hyun Soo datang. Moo Jin langsung memaki Hyun Soo.

Hyun Soo : Apa yang kulakukan?

Moo Jin menarik Hyun Soo ke kulkas.

Moo Jin : Kau membeli semua yang tidak ingin kau makan.

Hyun Soo : Aku ingin kau makan.

Moo Jin : Melihatnya saja membuatku ingin muntah. Kenapa kau terus membeli makanan yang tidak kau makan?

Hyun Soo : Apa yang bisa kulakukan? Aku terus membelinya setiap kali melihatnya.

Moo Jin : Itu penyakit.

Moo Jin lalu melihat mata Hyun Soo agak sembab.

Moo Jin : Kau menangis?

Hyun Soo : Tidak. Untuk apa?

Hyun Soo beranjak ke sofa. Moo Jin mengikutinya.

Moo Jin : Ada apa? Apa Yang Jin Tae menolak bersaksi?

Hyun Soo : Dia akan melakukannya.

Moo Jin : Benarkah? Itu bagus. Jadi, ada masalah apa?

Moo Jin menebak. Dia fikir, Ji Won memukul Hyun Soo.

Hyun Soo : Seandainya dia memukulku. Aku harus bicara dengannya soal anak kami setelah sidang berakhir. Memikirkan akan bertemu dia lagi karena itu membuatku frustrasi.

Moo Jin : Kau berencana menemui Eun Ha?

Hyun Soo : Tidak. Aku tidak mau memaksanya menemuiku. Apa gunanya menemui ayahnya yang tidak mengingatnya?

Moo Jin : Lalu apa? Apa yang akan kau lakukan?

Hyun Soo : Moo Jin-ah, jika aku bilang ingin memberikan apa yang tersisa dari warisanku kepada anak itu... Jika aku mengatakan mari kita akhiri dengan itu, akankah dia terluka?

Ji Won sendiri ada di kamarnya. Dia membuka lemarinya dan menatap semua pakaian Hyun Soo.

Ji Won lalu mengambil salah satu kemeja Hyun Soo. Dia mencium kemeja Hyun Soo dan menangis lagi.

Ji Won duduk di ruang makan. Dia mendengarkan rekaman kesaksian Jin Tae tadi.

Saat tiba pada rekaman suara Hyun Soo, dia terdiam lagi.

Ji Won menemani Eun Ha tidur, tapi Eun Ha tiba-tiba terbangun.

Eun Ha tanya, apa dia dan Hyun Soo bercerai.

Eun Ha lalu nangis. Ji Won bilang itu tidak benar. Eun Ha tanya, kenapa ayahnya tidak pulang.

Ji Won mendudukkan dan memeluk Eun Ha.

Ji Won : Ibu ingin ayah bahagia. Bagaimana denganmu?

Eun Ha : Aku juga.

Ji Won : Ayah tidak pernah hidup sebagai dirinya sendiri. Ibu ingin ayah hidup bebas setidaknya sekali.



Ji Won nangis lagi.

Bersambung ke part 3...