• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Happiness Ep 4 Part 1

All content milik tvN

Penulis : Iza Rahmi

Sebelumnya : Happiness Ep 3 Part 2

Selanjutnya : Happiness Ep 4 Part 2 

Sinopsis Lengkap Happiness bisa klik disini



Yi Hyun dan Jung Kook menangkap Ju Hyung atas pembunuhan Min Ji.

Ju Hyung menatap kesal selingkuhannya yang memberikan kesaksian yang memberatkannya.

Ju Hyung : Sang Hee-ya!


Ju Hyung dibawa pergi oleh Jung Kook.

Jung Kook : Teganya kau membunuh istrimu.

Sang Hee diam saja saat Ju Hyung berjalan melewatinya.


Setelah Ju Hyung dibawa pergi oleh Jung Kook, Yi Hyun bicara dengan Sang Hee.

Yi Hyun : Membaca ekspresi wajah adalah sains. Terima kasih karena kau mau bekerja sama.

Sang Hee : Aku percaya saat dia bilang akan bercerai. Tapi lihat apa yang terjadi.

Yi Hyun : Ikutlah ke kantor polisi dan beri pernyataan saksi. Kau hanya perlu memberi tahu kami apa yang kau lihat.

Sang Hee : Nanti saja. Saat ini, rasanya agak berlebihan. Aku akan mengambil barang-barangku, lalu pergi.

Yi Hyun : Lakukanlah.


Lalu Yi Hyun pergi.

Setelah Yi Hyun pergi, Sang Hee buru-buru masuk ke kamar Ju Hyung.


Yi Hyun di lift bersama Ju Hyung saat ponselnya berbunyi. Telepon dari Sae Bom.

Yi Hyun tanya Sae Bom dimana. Sae Bom bilang dia terkunci di dalam.

Sae Bom : Jangan coba-coba masuk. Jika ibuku meneleponmu, katakan aku baik-baik saja.

Yi Hyun : Apa maksudmu? Di mana kau?

Sae Bom : Aku akan melindungi apartemen ini.


Pintu lift terbuka. Yi Hyun pun keluar membawa Ju Hyung sambil terus bicara dengan Sae Bom. Dia minta Sae Bom menjelaskan apa yang terjadi. Tapi begitu keluar lift, dia bertemu Sae Bom.

Sae Bom langsung lari memeluk Yi Hyun.

Sae Bom : Kupikir aku sendirian.

Kesempatan itu digunakan Ju Hyung untuk kabur. Yi Hyun yang melihat itu berkata, kalau dia harus menangkap Ju Hyung.

Sae Bom minta Yi Hyun tidak khawatir soal Ju Hyung yang kabur. Dia bilang tidak ada yang bisa meninggalkan apartemen itu sekarang.


Jung Kook pergi mengantar tteok ke apartemen Seo Yeon.

Seo Yeon melihat pistol Jung Kook.

Seo Yeon : Paman seorang polisi?

Jung Kook : Bagaimana kau bisa tahu?


Jung Kook melihat ke arah pistolnya.

Jung Kook : Rupanya kau melihat ini? Aku bukan orang aneh. Aku teman tetanggamu.

Seo Yeon : Kau punya dua pekerjaan? Lalu kenapa kau membawa pistolmu?

Jung Kook : Agar aku bisa menangkap penjahat dan meringkus mereka. Semua harus melihat ini untuk tahu bahwa aku polisi.

Seo Yeon : Boleh kulihat dari dekat?

Jung Kook : Tidak boleh. Berbahaya. Sejujurnya, aku belum pernah memakainya. Aku hanya membawanya. Terlihat keren, bukan?


Sekarang kita ke unit 302.

Hak Je kembali ke apartemennya, membawa makanan. Tapi dia melihat Sung Sil masih rebahan di sofa.

Hak Je sewot, kau sudah mati? Aku kembali dan kau bahkan tidak mau melihatku? Ini hamburgermu.

Sung Sil langsung bangun dan antusias mengambil burgernya tapi... yang dibawa Hak Je bukanlah burger, melainkan sandwich.

Sung Sil kecewa.

Hak Je membela diri, itu sama dengan roti. Apa masalahnya? Jika kau tidak mau, jangan dimakan.

Hak Je mengambil kembali sandwichnya.

Sung Sil merebutnya lagi.

Sung Sil : Sayang, aku tidak bilang tidak mau memakannya.


Hak Je melihat tangan Sung Sil yang diperban.

Hak Je : Kulitmu mengelupas lagi?

Sung Sil : Tidak.

Hak Je : Astaga. Kau sudah tua. Gunakan krim tangan dan lotion.

Sung Sil : Tidak, bukan karena itu. Kemarin aku jatuh dan pergelangan tanganku terkilir.

Hak Je : Kalau begitu, bukan apa-apa.

Sung Sil : Sayang, jika ada yang bilang mereka terluka, apa kau tidak ingin tahu alasannya?

Hak Je : Baiklah. Apa terjadi sesuatu padamu?


Saat Sung Sil ingin memberitahu soal Min Ji, Dong Hyun keluar dari kamar sambil marah-marah.

Dong Hyun marah karena sang ibu tak membangunkannya padahal dia ada rapat.

Hak Je membela Sung Sil, hei. Bagaimana kami tahu kau punya rencana? Apa kita bisa telepati?

Sung Sil menawari Dong Hyun sandwich yang dibawa Hak Je.

Tapi Dong Hyun nya malah nyolot.

Dong Hyun : Makanlah semua yang ibu mau dan semoga panjang umur.

Hak Je kesal, dia anak yang menjengkelkan.


Hak Je pun tambah kesal saat melihat isi kamar Dong Hyun.

Ternyata Dong Hyun adalah seorang youtuber dan di kamarnya penuh dengan komputer dan buku-buku tentang cara menghasilkan uang lewat YouTube.


Dong Hyun menuju mobilnya sambil bicara dengan seseorang di telepon.

Dong Hyun : Astaga. Pelangganku lebih dari 1.000 orang. Kalau begini, aku akan menghasilkan keuntungan. Bayarkan saja biaya awalnya. Kau tidak percaya padaku? Baiklah. Aku akan segera ke sana.


Dong Hyun membuang brosur yang terselip di wiper mobilnya, tanpa membaca itu brosur apa. Lalu dia pergi.

Jung Kook yang sedang menaruh brosur di kaca mobil orang lain, melihatnya. Dia kesal melihat brosurnya dibuang begitu saja, bahkan brosurnya juga dilindas oleh Dong Hyun.


Tapi, kekacauan terjadi di dekat pintu keluar. Banyak mobil tak bisa keluar.

Dong Hyun keluar dan marah-marah, siapa yang memarkir seperti ini!


Petugas kebersihan dari SY Cleaning Home tengah membersihkan satu unit apartemen Seyang.

Mereka adalah pasangan suami istri Ko Se Kyu dan Ji Moon Hee yang juga penyewa unit 201.

"Kamar yang kecil ini juga cukup luas." ucap Se Kyu. Se Kyu lalu beranjak ke jendela.

Andrew tengah membersihkan kaca jendela sebelah kanan.

Se Kyu membuka jendela sebelah kiri, dia mau merokok.

Andrew langsung menegurnya. Dia bilang tak boleh merokok di dalam ruangan. Se Kyu bilang, itu vape (rokok elektrik). Andrew terus menatapnya.

Se Kyu mengalah, dia memasukkan rokok elektriknya ke ke dalam kantong celemeknya.

"Sudah puas?" tanyanya kesal, lalu beranjak pergi menghampiri istrinya yang tengah membersihkan wastafel.


"Yeobo, bisakah kita mempekerjakan orang lain? Dia aneh sekali."

"Bersabarlah dengannya, ya? Dia hebat. Dia bahkan tidak meminta upah minimum."

"Bahkan namanya aneh. Andrew? Sungguh? Dia pikir dia Andrew dari "My Secret Identity"?


Andrew melihat ada lalat yang hinggap di railing balkon.

Dia mengambilnya, lalu menerbangkannya.

Setelah itu, dia mendengar suara sirine.


So Yoon dan Hae Sung membahas tentang sirine yang berbunyi sepanjang pagi.

So Yoon tanya, apa ada kebakaran.

Hae Sung bilang, mereka akan tahu jika ada kebakaran.

So Yoon : Kita tidak tahu ada api tanpa baunya.

Hae Sung : Pernah ada kebakaran di rumahmu?

So Yoon : Ya. Aku terus mendengar sirene dari luar. Ada barisan truk damkar di jalan utama. Aku ingin tahu di mana kebakarannya. Jadi, aku membuka jendela dan melihat sekeliling. Seorang pria di apartemen seberangku meneriakiku.

Hae Sung : Dia bilang apa?

So Yoon : "Hei, Nona! Keluar!" "Ada kebakaran di apartemenmu!" Ada kebakaran di unit teratas gedung apartemenku. Mungkin sangat mudah melihatnya dari luar. Tapi kau tidak akan tahu jika di dalam.

Hae Sung : Tidak mungkin.

Hae Sung mau memeriksa keluar, tapi ponselnya tiba-tiba berbunyi.



Dia pun bergegas menjawab ponselnya. So Yoon yang mau makan, sampai gak jadi makan dan beranjak mendekati suaminya yang mendapat telepon.

Ternyata yang nelpon Ju Hyung. Ju Hyung bilang dia tinggal di unit 601 dan perlu bantuan.

Hae Sung : Kau pasti mengkhawatirkan istrimu. Aku di rumah sekarang. Kau sudah pulang? Haruskah aku berkunjung ke rumahmu?

Ju Hyung : Tidak. Aku sedang di luar.

Hae Sung : Begitu rupanya. Baiklah. Kalau begitu, silakan saja. Ada masalah apa?

So Yoon lari ke kamar, tak lama, dia keluar lagi bawa baju ganti buat Hae Sung.

Ju Hyung menjelaskan kalau polisi menangkapnya tanpa surat perintah.

Ju Hyung : Bukankah menangkap seseorang adalah ilegal tanpa surat perintah?


Tepat saat itu, Yi Hyun datang bersama Sae Bom. Yi Hyun merebut ponsel Ju Hyung.

Hae Sung : Apa tuntutan mereka untukmu?

Yi Hyun yang menjawab, pembunuhan.

Lalu Yi Hyun memutus panggilan Ju Hyung, kemudian duduk di depan Ju Hyung.

Yi Hyun : Jadi, kau kabur setelah kutangkap. Benar?


Ju Hyung langsung teriak meminta bantuan sama orang yang lewat.

Ju Hyung : Aku butuh bantuan! Tolong aku! Aku tinggal di Gedung 101. Aku dokter! Kumohon!

Yi Hyun ikut teriak, dan aku polisi!


Ju Hyung minta bantuan Sae Bom.

Ju Hyung : Nona, tunggu. Kau terlalu tua untuk dipanggil nona. Lagi pula, dia suamimu. Benar? Aku akan melaporkan kalian ke Komisi Hak Asasi Manusia. Jangan hanya berdiri di sana.

Sae Bom yang kesal, menyuruh Yi Hyun menghajar Ju Hyung tapi jangan sampai orang tahu.

Yi Hyun membawa Ju Hyung pergi.


Setelah itu, Sae Bom beranjak menuju gerbang apartemen Seyang.

Dia dan orang lain melihat seluruh akses keluar-masuk apartemen Seyang ditutup.


Kita ke unit 401, yang penghuninya adalah Na Hyun Kyung dan Na Soo Min.

Soo Min sambil berdiri marah-marah. Dia bilang, dia kecewa sama Hyun Kyung. Dia kakaknya Hyun Kyung satu-satunya, tapi Hyun Kyung tak bisa meminjaminya 150 ribu dolar.

Hyun Kyung yang sibuk dengan laptopnya, mengatakan dia tak punya uang.

Soo Min : Lihat? Aku tahu itu bohong. Kau tahu berapa harga apartemen ini. Hei, kau memenangkan hadiah utama.

Hyun Kyung mendengar suara berisik diluar.

Hyun Kyung : Ada pembangunan di luar?

Soo Min nya nanya, haruskah mereka pindah ke tempat Hyun Kyung. Hyun Kyung bilang akan bagus jika anak-anaknya bisa belajar di rumah seperti itu.

Soo Min : Hei, ada banyak kamar di sini. Anak-anakku bisa dapat satu kamar. Jujur saja. Hidup sendiri akan membuatmu kesepian. Kau pernah dengar berita tentang orang yang mati sendirian, bukan?

Hyun Kyung : Ya. Itu sebabnya aku berlangganan koran. Agar semua orang tahu jika aku mati!

Soo Min : Jujurlah kepadaku. Kau tinggal di sini dengan deposit dari ayah. Berkat itu, kau mendapatkan unit ini.

Hyun Kyung : Kau juga mendapatkan warisanmu! Kau dapat uang dan tanah!

Soo Min : Kudapatkan itu sepuluh tahun lalu. Kau tidak tahu soal inflasi?

Hyun Kyung : Diamlah.


Lalu mereka mendengar pengumuman dari pengelola gedung.

"Halo, penghuni Gedung 101. Ini perwakilan penghuni dari Unit 1202. Aku yakin kalian bingung akan kebisingan di sekitar apartemen ini. Apartemen kita sepenuhnya disegel dari luar. Pihak berwenang ingin memberi tahu kita sesuatu tentang penyakit orang gila. Ada pertemuan penghuni di pusat kebugaran basemen pukul 5 sore."


Mendengar pengumuman itu, Hyun Kyung pun menyalakan televisi dan melihat berita tentang apartemen Seyang yang disegel.

"Pihak berwenang telah mengakui keberadaan penyakit orang gila. Bersama dengan tiga panti jompo dan dua penampungan tunawisma, sebuah kompleks apartemen di Seyang juga dikarantina karena infeksi penyakit orang gila."

Hyun Kyung lalu tanya ke Soo Min, apa sudah disegel pas Soo Min datang tadi.

Soo Min bilang iya.

Hyun Kyung kesal. Apalagi di berita disebutkan, kalau pemerintah berencana mengadakan tes kesehatan untuk menghentikan penyebaran wabah penyakit gila itu.

Lah Soo Min nya malah cuek dan berkata tempat tinggal Hyun Kyung bagus.

Hyun Kyung makin kesal.


Banyak orang berusaha masuk ke apartemen Seyang. Mereka khawatir sama keluarga mereka yang ada di dalam. Tapi petugas tidak mengizinkan.

Seo Yoon terus menatap ponselnya, sambil memegang garpu. Dia lagi makan rice cake dengan Sae Bom.

Sae Bom melihat Seo Yoon, lalu dia berkata kalau ibunya Sae Bom pasti juga khawatir.

Sae Bom : Aku yakin dia akan segera meneleponmu.


Tepat setelah mengatakan itu, ponsel Seo Yoon langsung bunyi.

Seo Yoon bergegas menjawabnya, eomma.

Ternyata salah satu wanita yang berusaha masuk ke apartemen tadi adalah ibunya Seo Yoon.

"Kau baik-baik saja, Seo Yoon-ah? Semua baik-baik saja di dalam?"

"Ya. Aku di Unit 501."

"Ibu di depan apartemen. Ibu akan melakukan apa pun untuk masuk. Bertahanlah. Mengerti? Mereka tidak akan membiarkan penghuni keluar. Tapi mereka tidak akan bisa mencegah ibu masuk."

"Baiklah."

"Bisakah sambungkan kepadanya jika dia ada di sampingmu?"

Ibu Seo Yoon ingin bicara dengan Sae Bom.

Seo Yoon pun memberikan ponselnya ke Sae Bom.


Sae Bom pergi keluar untuk menjawab telepon.

Ibu Seo Yoon bilang, dia senang Sae Bom bersamanya. Dia berterima kasih pada Sae Bom karena sudah menjaga Seo Yoon. Dia juga bilang akan segera datang dan meminta Sae Bom menjaga Seo Yoon sebentar lagi.

Sae Bom bilang, jangan khawatir. Dia suka bersama Seo Yoon. Itu menyenangkan.

Ibu Seo Yoon cerita penyakit Seo Yoon. Seo Yoon mengidap penyakit jantung.

"Dia mengalami kebocoran katup mitral. Darah terkadang menggenang di jantungnya. Dia tidak bisa melakukan olahraga berat. Dia tidak boleh berdarah. Tempo hari, kukunya terluka. Dia harus dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik."

"Aku akan mengawasinya."


"Kutinggal dia sendirian. Untuk apa? Demi uang? Seharusnya aku di sana. Aku tidak bisa menjawab saat dia menghubungi tadi."

"Aku akan mencari cara untuk mengeluarkannya dari sini."

"Terima kasih banyak."

Tanpa Sae Bom sadari, Seo Yoon melihatnya dari layar intercom dengan mata berkaca-kaca.


Dan saat melihat Sae Bom mengakhiri telepon dengan ibunya, dia langsung mematikan intercom dan duduk lagi, pura-pura menikmati rice cake.

Sae Bom masuk dan mengembalikan ponsel Seo Yoon.

Seo Yoon :  Ibu, boleh aku makan tteok ini?


Sae Bom masuk ke kamarnya. Ponselnya berbunyi. Telepon dari ibunya.

Sae Bom : Ya, Bu?

Nyonya Kim masih di rumah sakit.

Nyonya Kim : Kau bilang kau baik-baik saja. Apa yang terjadi? Kompleks apartemenmu ditutup. Benar, bukan?

Sae Bom : Mereka bertindak untuk mencegah penyebaran. Jadi, jangan khawatir.

Nyonya Kim : Ibu dengar banyak orang terinfeksi. Jadi, tetaplah di rumah. Jangan lakukan apa pun.

Sae Bom : Aku juga ingin begitu, tapi... Tapi kami tidak bisa diam saja.

Nyonya Kim :  Apa?

Sae Bom : Aku sibuk. Kuhubungi nanti.


Setelah itu, Sae Bom menghubungi Tae Seok.

Sae Bom : Pak Han? Mari bertemu. Menurutmu kapan? Secepat mungkin.


Ju Hyung didorong masuk ke kamarnya oleh Yi Hyun. Yi Hyun tanya, apa Ju Hyung tahu Min Ji meminum obat itu.

Yi Hyun :  Kau juga meminum obat yang sama?

Ju Hyung : Apa itu karena obat tersebut?

Yi Hyun : Kau tidak bisa lari sekarang. Tetaplah di sini.

Yi Hyun lantas mengembalikan ponsel Ju Hyung. Dia melemparkannya ke kasur.

Yi Hyun : Jika kau ingin berkonsultasi dengan pengacara, lakukanlah.


Yi Hyun keluar. Sang Hee yang menunggu diluar, langsung tanya, apa dia juga harus tetap disana.

Sang Hee : Tapi aku tidak tinggal di sini.

Yi Hyun : Tidak ada yang bisa masuk atau keluar.

Sang Hee : Tapi kau polisi. Bisakah kau mencari cara untukku?

Yi Hyun : Aku pun tidak bisa keluar dari sini.

Yi Hyun melihat jamnya.

Yi Hyun : Ada pertemuan penghuni. Ikutlah denganku ke sana.

Sang Hee : Tidak. Semua pasti sudah mendengar apa yang terjadi. Apa yang akan mereka pikirkan tentang aku?

Yi Hyun : Kalau begitu, mau tetap di sini bersama Pak Oh Ju Hyung?

Yi Hyun lalu menatap ke arah kamar.


Dia menyuruh Sang Hee menunggu, setelah itu, dia pergi mengambil botol miras yang sudah kosong di lantai dapur, dan masuk ke kamar Ju Hyung membawa botol itu.

Yi Hyun menaruh botol miras kosong itu di kasur.

Ju Hyung : Ada apa lagi kali ini?

Yi Hyun: Aku mengkhawatirkan Nona Woo. Akan kulepas borgolmu nanti, jadi, tidurlah.

Ju Hyung : Apa yang kau lakukan sekarang? Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana dengan toilet? Bagaimana aku bisa... haruskah kulakukan dikamarku?

Selesai memborgol Ju Hyung, Yi Hyun menaruh botol miras tadi ke tangan Ju Hyung.

Yi Hyun : Jangan meleset.

Yi Hyun beranjak pergi.

Ju Hyung kesal dan melemparkan botol mirasnya ke pintu.


So Yoon mau pergi. Hae Sung mengantarnya ke pintu.

So Yoon : Kau sungguh akan tetap di sini?

Ju Hyung : Tentu saja, aku ingin pergi. Tapi kau tahu betapa sensitifnya aku. Dengan mewabahnya penyakit orang gila, jika pergi ke tempat yang banyak orang, aku tidak bisa maksimal.

So Yoon : Lalu bagaimana denganku? Kau pikir aku tidak takut?

Ju Hyung : Itu sebabnya aku memercayaimu sepenuh hati. Di hari seperti ini, klien akan mengantre untuk bicara denganku. Karantina wilayah ini bisa menyebabkan banyak masalah hukum.

So Yoon : Aku mengerti. Aku akan berusaha membawa klien sebanyak mungkin.

So Yoon pergi.


Di depan lift, dia ketemu Yi Hyun.

So Yoon : Kudengar kau menangkap pria yang tinggal di seberang lorong. Di mana dia sekarang?

Yi Hyun : Dia di apartemennya. Karena karantina wilayah. Dia sudah diborgol, jadi, jika suamimu memberinya konsultasi, katakan dia boleh masuk.

So Yoon : Apa kau punya bukti pembunuhan?

Yi Hyun : Kau harus bertanya sendiri kepada Oh Ju Hyung. Tapi jika menjadi kalian, aku tidak akan mau mewakilinya.

So Yoon terdiam mendengarnya.


Sang Hee duduk di ruang tengah.

Ju Hyung teriak manggilin Sang Hee.

Ju Hyung : Sang Hee-ya, kau di luar? Sang Hee-ya, ayo bicara. Kumohon. Kita dalam situasi yang sama sekarang!

Sang Hee : Tidak.

Ju Hyung : Hei. Kau pikir kau bisa hidup bahagia tanpa aku? Semua orang tahu aku berselingkuh denganmu, dan kau tidak akan bisa pergi karena terjebak di sini. Kau tidak punya uang dan akan dipecat dari klinik. Satu-satunya orang yang bisa memahamimu hanyalah aku, Sang Hee-ya. Kau mengenalku. Benar, bukan? Sang Hee-ya, aku akan memberimu uang. Mengerti?


Sang Hee mulai bimbang. Tak lama kemudian, dia berdiri dan beranjak ke depan pintu kamar Ju Hyung.

Sang Hee : Berapa yang akan kau berikan?


Yi Hyun dan Sang Hee ke pertemuan.

Disana, sudah menunggu beberapa orang termasuk Hak Je dan Sung Sil. Sang Hee mengenalkan dirinya dan memberitahu nomor unitnya.

Lalu dia membagikan kartu nama dan meminta mereka menghubunginya jika punya masalah hukum.


Jung Kook menghampiri Yi Hyun.

Jung Kook : Mereka tidak tahu apa pun tentang narkoba. Dia marah padaku dan bilang tidak mengonsumsi steroid.


Yi Hyun menatap Seung Bom.

Seung Bom nya tak berhenti minum.


Sang Hee duduk di dekat Hyun Kyung.

Sang Hee : Apa hanya penghuni gedung kita yang datang ke sini hari ini?

Hyun Kyung : Hanya Unit 1 dan 2 di tiap lantai. Kurasa semua orang bertemu secara terpisah.


Ji Soo di pangkalannya, melakukan video call dengan mereka.

Ji Soo : Warga Apartemen Le Ciel Hutan Seyang yang terhormat. Karena adanya kemungkinan infeksi penyakit lain, kami memutuskan untuk melakukan isolasi selama sepekan.

Soo Min : Permisi, nona. Aku bahkan tidak tinggal di sini. Apa aku akan terjebak di sini?

Ji Soo : Kami pasti akan mengganti kerugian yang kalian alami karena tidak bisa pergi selagi kami mengerjakan pendataan lengkap. Kami pasti akan menyediakan semua yang dibutuhkan, termasuk makanan. Dimohon kesabarannya. Jika ada yang dibutuhkan di masa mendatang, silakan saling berdiskusi dan beri tahu kami. Sekian.


Video call selesai. Semua heboh.

Yeon Ok maju.

Yeon Ok : Kalian semua pasti terkejut, tapi aku yakin penghuni Apartemen Le Ciel Hutan Seyang bisa mengatasi masa sulit ini dengan tenang.

Semuanya ribut, dengan tenang?

Yeon Ok : Kumohon. Jika kalian semua bicara, aku tidak bisa mendengar. Aku akan memberi kalian giliran untuk bicara.

Hak Je tanya, apa ini karena seseorang terinfeksi di sini kemarin?

Yeon Ok mengangguk.

Hak Je : Kalau begitu, karantina orang yang melakukan kontak dengannya. Aku bahkan belum pernah melihat wanita itu.

Sang Hee : Istrimu menabrak wanita dari Unit 601 itu dan terjatuh. Dia tidak memberitahumu?

Hak Je kaget, benarkah?


Yi Hyun terkejut mendengarnya.

Yeon Ok : Kurasa kalian jarang mengobrol.

Hyun Kyung : Jika ini penyakit menular, bukankah buruk jika kita berkumpul seperti ini?

Yeon Ok : Kau tidak melihatnya di TV? Penyakitnya tidak menyebar lewat udara, jadi, jangan khawatir.

Soo Min : Tapi bagaimana jika salah satu dari kita terinfeksi dan tiba-tiba menyerang, mencoba menggigit? Karena berada di ruangan sempit ini bersama, kita semua pada akhirnya akan saling menyerang.


Dong Hyun malah sibuk merekam pertemuan mereka, dengan diam-diam tentunya.

Yeon Ok : Sejujurnya, menurutku tidak ada yang terinfeksi di sini. Semua orang di sini pintar. Untungnya, ada juga beberapa detektif di sini.

Yi Hyun menatap Jung Kook.

Jung Kook : Jangan lihat aku. Ini menyesakkan. Kau majulah.


Terpaksalah Yi Hyun yang maju dan menjelaskan gejala penyakit itu.

Yi Hyun : Beberapa perilaku unik muncul sebelum penyakit itu berkembang. Mereka menjadi sangat haus, iris mata mereka mengecil dan mata mereka menjadi putih.  Mereka juga melakukan perilaku kompulsif seperti mengetuk dinding saat sendirian. Jika mau bertemu seseorang, usahakanlah berdua atau lebih. Selalu buka pintumu saat berinteraksi. Jika melihat perilaku mencurigakan, segeralah meminta bantuan.

Hyun Kyung : Aku tinggal sendirian, jadi, bagaimana bisa berdua atau lebih?

Yi Hyun : Tunggu. Hanya sepekan. Kalian hanya perlu bersabar selama satu pekan.

Bersambung ke part 2...

Happiness Ep 2 Part 4

All content milik tvN

Penulis : Rahmi Iza

Sebelumnya : Happiness Ep 2 Part 3

Selanjutnya : Happiness Ep 3 Part 1

Sinopsis lengkap Happiness bisa diklik disini



Sae Bom dan Seo Yoon akhirnya memakai alat-alat olahraga yang disediakan diluar apartemen.

Sae Bom : Apa yang mereka ajarkan di kelas olahraga?

Seo Yoon : Kami berlari.

Sae Bom : Kau bisa berlari kencang?

Seo Yoon : Tidak.

Sae Bom : Aku pelari yang sangat hebat.


Sementara itu, Seung Young terus menatap bekas cakaran di lehernya.

Lalu dia melihat ada 21 panggilan tak terjawab dari istrinya.

Seung Young nekad, dia menyayat pergelangan tangannya dengan pecahan cermin.


Sae Bom dan Seo Yoon kembali ke apartemen.

Sae Bom menyuruh Seo Yoon istirahat. Dia bilang, Seo Yoon harus istirahat setiap habis berolahraga.


Ponsel Sae Bom berbunyi.

Telepon dari Seung Young.

Seung Young : Aku butuh bantuanmu, Sae Bom-ah. Aku tercakar oleh anggota itu. Aku tidak bisa memberi tahu siapa pun karena aku takut. Tapi lukanya tidak mau sembuh.

Sae Bom terkejut, di mana kau sekarang? Aku akan ke sana sekarang.


Sae Bom langsung membawa Seung Young ke pusat karantina.

Seung Young pucat. Sae Bom meyakinkan Seung Young kalau semua akan baik-baik saja.

Sae Bom : Jalani saja tes hari ini. Kau akan baik-baik saja setelah beristirahat. Aku akan memberi tahu istrimu kau tidak berselingkuh.

Seung Young : Aku takut sekarang karena kurasa aku akan mati.

Sae Bom : Kau tidak akan mati. Kau tidak digigit. Lihat aku. Ini bukan apa-apa. Hei, jalani saja tesnya hari ini. Dan dapatkan hasilnya. Itu saja. Aku juga akan bertanya padanya apa kau bisa dapat poin ekstra. Kau tidak haus, bukan?


Ji Soo langsung memeriksa luka di pergelangan tangan Seung Young.

Tangan Seung Young diborgol dan mulutnya dipasangi alat pengaman.

Ji Soo : Apa kau yakin kalau kau tercakar? Itu seperti sayatan pisau. Luka ini juga masih baru.

Seung Young : Kuharap begitu.

Sae Bom : Bahkan lukaku pulih cukup lama.

Ji Soo : Kelihatannya, ini mungkin bukan luka serius. Aku akan melakukan tes.

Sae Bom : Apa lukanya terlihat berbeda jika ada masalah?

Ji Soo : Warnanya. Area di sekitar luka berubah menjadi hitam kemerahan. Tetap di sini sampai tes selesai.

Ji Soo selesai mengobati luka Seung Young.

Seung Young tanya, Ji Soo takkan melepas borgolnya.

Ji Soo melepas borgolnya, tapi mengaitkannya dengan kursi.

Ji Soo : Apa cukup bagimu untuk bergerak? Beri tahu aku jika kau haus.

Sae Bom minta Ji Soo melepas borgolnya juga.

Ji Soo malah pergi setelah meminta Sae Bom ikut dengannya.


Setelah mereka pergi, Seung Young meyakinkan dirinya kalau tidak akan terjadi apa-apa.

Seung Young : Tidak apa-apa. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku hanya akan mendapat uang lalu pulang. Semua akan baik-baik saja.


Ji Soo mengambil darah Sae Bom.

Ji Soo : Jika hal seperti ini terjadi lagi, beri tahu aku sebelumnya. Aku tidak mau terkejut.

Sae Bom : Baiklah. Bisa buka tasku?

Ji Soo membukanya dan menemukan sekotak kecil di dalamnya.

Sae Bom : Aku bersikap baik kepada orang yang tidak kusukai.


Ji Soo mencicipinya, lalu duduk di dekat Sae Bom.

Sae Bom : Anggota kami, orang yang digigit Lee Jong Tae. Kudengar keadaannya tidak baik. Bahkan permintaan keluarganya untuk berkunjung ditolak.

Ji Soo : Jika digigit, kau akan terinfeksi apa pun yang terjadi. Kondisimu memburuk, dan waktumu akan berkurang dalam keadaan sadar. Kita tidak pernah tahu kapan mereka haus dan mengincar manusia, jadi, tidak boleh ada pengunjung.

Sae Bom : Bagaimana dengan pengobatan?

Ji Soo : Tidak ada untuk saat ini. Saat keadaan memburuk, mereka selalu haus. Mereka menggila dan menyerang setiap kali melihat manusia. Satu-satunya yang bisa kami lakukan sekarang adalah memperlambat prosesnya sebelum mereka mencapai titik itu.

Sae Bom : Jadi, benar bahwa tidak ada yang keluar dari sini hidup-hidup.

Ji Soo : Kau sangat beruntung. Jika tidak terjadi apa-apa, Pak Lee juga akan berakhir begitu.


Sae Bom dan Ji Soo kembali ke tempat mereka ninggalin Seung Young tadi. Tapi pas sampe sana, mereka kaget melihat Seung Young sudah pergi.

Ji Soo langsung keluar mencari Seung Young.


Sae Bom menghubungi Seung Young.

Seung Young sendiri mencoba kabur sambil menenteng kursi yang didudukinya tadi.

Sae Bom : Dimana kau?

Seung Young : Aku punya keluarga. Jika aku mati di sini, mereka akan merahasiakannya. Sae Bom-ah,  ada cara untuk tetap aman dan menghasilkan uang.

Seung Young memutuskan panggilan Sae Bom.

Sae Bom teringat kata-kata Seung Young terakhir.

Seung Young : Menurutmu mereka akan baik-baik saja? Bagaimana jika semua orang mati di sana? Seorang reporter meneleponku. Dia menawarkan bayaran jika aku memberitahunya apa yang terjadi di sini.

Mengertilah Sae Bom tujuan Seung Young sebenarnya.


Para petugas mulai berlarian mencari Seung Young.

Ji Soo ngasih tahu Sae Bom kalau Seung Young kabur memakai pakaian karantina.

Ji Soo : Mereka pikir dia memindahkan kursi.

Sae Bom : Di mana para pasien kritisnya? Di mana mereka?

Ji Soo : Mereka dikarantina di gudang berpendingin tempat kami menyimpan makanan, tapi jumlahnya terus naik, jadi, kami harus memindahkan mereka.

Sae Bom : Jadi, mereka dipindahkan ke mana?

Ji Soo : Truk berpendingin.


*Omo, feeling Sae Bom benar!

Seung Young masuk truk berpendingin!

Lalu Seung Young mendengar suara pintu truk dikunci.

Dia lari ke pintu, tapi pintunya memang sudah dikunci dari luar.

Ponsel Seung Young berdering. Telepon dari si reporter.

Seung Young pun berkata, akan mengirimkan video serta rekaman pembicaraan yang sempat dia rekam setelah si reporter mengiriminya uang.


Lalu Seung Young melihat tanda-tanda salah satu pasien bangun.

Seung Young malah nekad, merekam para pasien.

Tapi kemudian, semua pasien bangun dan berlari ke arahnya.


Yi Hyun dan Jung Kook di dalam mobil, tepatnya di depan pencucian mobil Seyang.

Mereka mengintai seseorang.

Jung Kook : Kenapa tidak masuk jika dia di dalam?

Yi Hyun : Aku menunggu seseorang.

Tak lama, Tae Seok masuk ke mobil mereka.

Jung Kook : Letnan Kolonel Han Tae Seok? Kenapa kau ada di sini?

Tae Seok : Pengedar itu. Kau keberatan jika Kopral Jung dan aku bertemu dengannya?

Jung Kook : Tentu saja tidak. Aku akan menunggu di sini.

Tae Seok keluar duluan.

Jung Kook : Kau....

Yi Hyun : Aku tahu.


Yi Hyun menyusul Tae Seok.

Yi Hyun : Kenapa kau kemari?

Tae Seok : Pabrik menyimpan sisa persediaan Next lainnya. Aku ingin mencari tahu siapa yang mengeluarkannya. Menurut berita, penyakit ini juga menyebar ke luar negeri.

Yi Hyun : Apa Next tersedia di seluruh dunia?

Tae Seok : Aku bilang aku tidak pandai memproduksi, tapi pandai mencuri, bukan? Aku mencurinya dari perusahaan asing. Saat aku bekerja di Daya Saing yang Ditingkatkan.

Yi Hyun : Mengesankan.

Dan mereka masuk ke sebuah ruangan.


Ternyata ruangan yang dimasuki Yi Hyun dan Tae Seok bukan sekedar ruangan, tapi tempat pencucian mobil.

Mereka menemui si pengedar obat Next.

Tae Seok :  Ada tiga orang.

Salah satu dari orang2 itu nanyain Jong Tae.

Yi Hyun pun dengan mudahnya berhasil melumpuhkan mereka.

Tae Seok nanyain dimana pil nya ke salah satu dari mereka.

Dia bilang di bagasi.

Yi Hyun lalu melemparkan borgol ke Tae Seok.

Yi Hyun : Borgol mereka.


Lalu Yi Hyun membuka bagasi. Tapi begitu membuka bagasi, dia diserang pasien yang terjangkit penyakit gila itu.

Tae Seok pun menembak pasien itu. Tapi saat hendak menembak, dia teringat sama salah satu wanita yang dirawat di pusat karantina yang positif penyakit gila itu.

Entah kekasih atau istrinya Tae Seok.


Yi Hyun terkejut Tae Seok menembak orang.

Yi Hyun : Kau menembak manusia di depan polisi?

Tae Seok : Kau pikir ini manusia?

Jung Kook masuk sembari mengarahkan pistolnya.

Yi Hyun bilang semuanya udah selesai.


Mereka lalu melihat Tae Seok menyiram salah satu pengedar dengan selang air bertekanan tinggi.

Pria itu tak bisa kabur karena tangannya diborgol ke tiang.

Tae Seok pun akhirnya berhenti menyiram pria itu.

Tae Seok menginterogasi pria itu, apa dia mengonsumsi Next?

Pria itu, banyak sekali. Dia hilang akal dan tetap seperti itu.

Tae Seok : Kau juga meminum pilnya, bukan? Kau akan segera berakhir seperti dia.


Lalu Tae Seok dapat telepon ada masalah di pusat karantina.

Tae Seok pun memberitahu Yi Hyun hal itu. Dia juga bilang Sae Bom ada di sana.

Sontak Yi Hyun panic.


Sae Bom, Ji Soo bersama para petugas langsung menyebar di beberapa truk pendingin mencari Seung Young.

Lalu Sae Bom dihubungi Yi Hyun. Yi Hyun bilang mereka semua bukan manusia.

Sae Bom panic dan langsung menghubungi Seung Young.


Ji Soo akhirnya mendengar keributan di dalam salah satu truk pendingin.

Dia pun menyuruh petugas memeriksa.


Petugas membuka pintu truk pendingin.

Bersamaaan dengan itu, Sae Bom teriak, melarang petugas membuka pintu.

Para pasien yang kumat, langsung berusaha keluar. Petugas berusaha sekuat tenaga menutup pintu.


Kamera menyorot Seung Young yang sudah menjadi bagian dari mereka.

Bersambung...

Episode 3 ditulis oleh Anis dari ddrama-queen ya.... Sampai jumpa di episode 4.