Happiness Ep 2 Part 4

All content milik tvN

Penulis : Rahmi Iza

Sebelumnya : Happiness Ep 2 Part 3

Selanjutnya : Happiness Ep 3 Part 1

Sinopsis lengkap Happiness bisa diklik disini



Sae Bom dan Seo Yoon akhirnya memakai alat-alat olahraga yang disediakan diluar apartemen.

Sae Bom : Apa yang mereka ajarkan di kelas olahraga?

Seo Yoon : Kami berlari.

Sae Bom : Kau bisa berlari kencang?

Seo Yoon : Tidak.

Sae Bom : Aku pelari yang sangat hebat.


Sementara itu, Seung Young terus menatap bekas cakaran di lehernya.

Lalu dia melihat ada 21 panggilan tak terjawab dari istrinya.

Seung Young nekad, dia menyayat pergelangan tangannya dengan pecahan cermin.


Sae Bom dan Seo Yoon kembali ke apartemen.

Sae Bom menyuruh Seo Yoon istirahat. Dia bilang, Seo Yoon harus istirahat setiap habis berolahraga.


Ponsel Sae Bom berbunyi.

Telepon dari Seung Young.

Seung Young : Aku butuh bantuanmu, Sae Bom-ah. Aku tercakar oleh anggota itu. Aku tidak bisa memberi tahu siapa pun karena aku takut. Tapi lukanya tidak mau sembuh.

Sae Bom terkejut, di mana kau sekarang? Aku akan ke sana sekarang.


Sae Bom langsung membawa Seung Young ke pusat karantina.

Seung Young pucat. Sae Bom meyakinkan Seung Young kalau semua akan baik-baik saja.

Sae Bom : Jalani saja tes hari ini. Kau akan baik-baik saja setelah beristirahat. Aku akan memberi tahu istrimu kau tidak berselingkuh.

Seung Young : Aku takut sekarang karena kurasa aku akan mati.

Sae Bom : Kau tidak akan mati. Kau tidak digigit. Lihat aku. Ini bukan apa-apa. Hei, jalani saja tesnya hari ini. Dan dapatkan hasilnya. Itu saja. Aku juga akan bertanya padanya apa kau bisa dapat poin ekstra. Kau tidak haus, bukan?


Ji Soo langsung memeriksa luka di pergelangan tangan Seung Young.

Tangan Seung Young diborgol dan mulutnya dipasangi alat pengaman.

Ji Soo : Apa kau yakin kalau kau tercakar? Itu seperti sayatan pisau. Luka ini juga masih baru.

Seung Young : Kuharap begitu.

Sae Bom : Bahkan lukaku pulih cukup lama.

Ji Soo : Kelihatannya, ini mungkin bukan luka serius. Aku akan melakukan tes.

Sae Bom : Apa lukanya terlihat berbeda jika ada masalah?

Ji Soo : Warnanya. Area di sekitar luka berubah menjadi hitam kemerahan. Tetap di sini sampai tes selesai.

Ji Soo selesai mengobati luka Seung Young.

Seung Young tanya, Ji Soo takkan melepas borgolnya.

Ji Soo melepas borgolnya, tapi mengaitkannya dengan kursi.

Ji Soo : Apa cukup bagimu untuk bergerak? Beri tahu aku jika kau haus.

Sae Bom minta Ji Soo melepas borgolnya juga.

Ji Soo malah pergi setelah meminta Sae Bom ikut dengannya.


Setelah mereka pergi, Seung Young meyakinkan dirinya kalau tidak akan terjadi apa-apa.

Seung Young : Tidak apa-apa. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku hanya akan mendapat uang lalu pulang. Semua akan baik-baik saja.


Ji Soo mengambil darah Sae Bom.

Ji Soo : Jika hal seperti ini terjadi lagi, beri tahu aku sebelumnya. Aku tidak mau terkejut.

Sae Bom : Baiklah. Bisa buka tasku?

Ji Soo membukanya dan menemukan sekotak kecil di dalamnya.

Sae Bom : Aku bersikap baik kepada orang yang tidak kusukai.


Ji Soo mencicipinya, lalu duduk di dekat Sae Bom.

Sae Bom : Anggota kami, orang yang digigit Lee Jong Tae. Kudengar keadaannya tidak baik. Bahkan permintaan keluarganya untuk berkunjung ditolak.

Ji Soo : Jika digigit, kau akan terinfeksi apa pun yang terjadi. Kondisimu memburuk, dan waktumu akan berkurang dalam keadaan sadar. Kita tidak pernah tahu kapan mereka haus dan mengincar manusia, jadi, tidak boleh ada pengunjung.

Sae Bom : Bagaimana dengan pengobatan?

Ji Soo : Tidak ada untuk saat ini. Saat keadaan memburuk, mereka selalu haus. Mereka menggila dan menyerang setiap kali melihat manusia. Satu-satunya yang bisa kami lakukan sekarang adalah memperlambat prosesnya sebelum mereka mencapai titik itu.

Sae Bom : Jadi, benar bahwa tidak ada yang keluar dari sini hidup-hidup.

Ji Soo : Kau sangat beruntung. Jika tidak terjadi apa-apa, Pak Lee juga akan berakhir begitu.


Sae Bom dan Ji Soo kembali ke tempat mereka ninggalin Seung Young tadi. Tapi pas sampe sana, mereka kaget melihat Seung Young sudah pergi.

Ji Soo langsung keluar mencari Seung Young.


Sae Bom menghubungi Seung Young.

Seung Young sendiri mencoba kabur sambil menenteng kursi yang didudukinya tadi.

Sae Bom : Dimana kau?

Seung Young : Aku punya keluarga. Jika aku mati di sini, mereka akan merahasiakannya. Sae Bom-ah,  ada cara untuk tetap aman dan menghasilkan uang.

Seung Young memutuskan panggilan Sae Bom.

Sae Bom teringat kata-kata Seung Young terakhir.

Seung Young : Menurutmu mereka akan baik-baik saja? Bagaimana jika semua orang mati di sana? Seorang reporter meneleponku. Dia menawarkan bayaran jika aku memberitahunya apa yang terjadi di sini.

Mengertilah Sae Bom tujuan Seung Young sebenarnya.


Para petugas mulai berlarian mencari Seung Young.

Ji Soo ngasih tahu Sae Bom kalau Seung Young kabur memakai pakaian karantina.

Ji Soo : Mereka pikir dia memindahkan kursi.

Sae Bom : Di mana para pasien kritisnya? Di mana mereka?

Ji Soo : Mereka dikarantina di gudang berpendingin tempat kami menyimpan makanan, tapi jumlahnya terus naik, jadi, kami harus memindahkan mereka.

Sae Bom : Jadi, mereka dipindahkan ke mana?

Ji Soo : Truk berpendingin.


*Omo, feeling Sae Bom benar!

Seung Young masuk truk berpendingin!

Lalu Seung Young mendengar suara pintu truk dikunci.

Dia lari ke pintu, tapi pintunya memang sudah dikunci dari luar.

Ponsel Seung Young berdering. Telepon dari si reporter.

Seung Young pun berkata, akan mengirimkan video serta rekaman pembicaraan yang sempat dia rekam setelah si reporter mengiriminya uang.


Lalu Seung Young melihat tanda-tanda salah satu pasien bangun.

Seung Young malah nekad, merekam para pasien.

Tapi kemudian, semua pasien bangun dan berlari ke arahnya.


Yi Hyun dan Jung Kook di dalam mobil, tepatnya di depan pencucian mobil Seyang.

Mereka mengintai seseorang.

Jung Kook : Kenapa tidak masuk jika dia di dalam?

Yi Hyun : Aku menunggu seseorang.

Tak lama, Tae Seok masuk ke mobil mereka.

Jung Kook : Letnan Kolonel Han Tae Seok? Kenapa kau ada di sini?

Tae Seok : Pengedar itu. Kau keberatan jika Kopral Jung dan aku bertemu dengannya?

Jung Kook : Tentu saja tidak. Aku akan menunggu di sini.

Tae Seok keluar duluan.

Jung Kook : Kau....

Yi Hyun : Aku tahu.


Yi Hyun menyusul Tae Seok.

Yi Hyun : Kenapa kau kemari?

Tae Seok : Pabrik menyimpan sisa persediaan Next lainnya. Aku ingin mencari tahu siapa yang mengeluarkannya. Menurut berita, penyakit ini juga menyebar ke luar negeri.

Yi Hyun : Apa Next tersedia di seluruh dunia?

Tae Seok : Aku bilang aku tidak pandai memproduksi, tapi pandai mencuri, bukan? Aku mencurinya dari perusahaan asing. Saat aku bekerja di Daya Saing yang Ditingkatkan.

Yi Hyun : Mengesankan.

Dan mereka masuk ke sebuah ruangan.


Ternyata ruangan yang dimasuki Yi Hyun dan Tae Seok bukan sekedar ruangan, tapi tempat pencucian mobil.

Mereka menemui si pengedar obat Next.

Tae Seok :  Ada tiga orang.

Salah satu dari orang2 itu nanyain Jong Tae.

Yi Hyun pun dengan mudahnya berhasil melumpuhkan mereka.

Tae Seok nanyain dimana pil nya ke salah satu dari mereka.

Dia bilang di bagasi.

Yi Hyun lalu melemparkan borgol ke Tae Seok.

Yi Hyun : Borgol mereka.


Lalu Yi Hyun membuka bagasi. Tapi begitu membuka bagasi, dia diserang pasien yang terjangkit penyakit gila itu.

Tae Seok pun menembak pasien itu. Tapi saat hendak menembak, dia teringat sama salah satu wanita yang dirawat di pusat karantina yang positif penyakit gila itu.

Entah kekasih atau istrinya Tae Seok.


Yi Hyun terkejut Tae Seok menembak orang.

Yi Hyun : Kau menembak manusia di depan polisi?

Tae Seok : Kau pikir ini manusia?

Jung Kook masuk sembari mengarahkan pistolnya.

Yi Hyun bilang semuanya udah selesai.


Mereka lalu melihat Tae Seok menyiram salah satu pengedar dengan selang air bertekanan tinggi.

Pria itu tak bisa kabur karena tangannya diborgol ke tiang.

Tae Seok pun akhirnya berhenti menyiram pria itu.

Tae Seok menginterogasi pria itu, apa dia mengonsumsi Next?

Pria itu, banyak sekali. Dia hilang akal dan tetap seperti itu.

Tae Seok : Kau juga meminum pilnya, bukan? Kau akan segera berakhir seperti dia.


Lalu Tae Seok dapat telepon ada masalah di pusat karantina.

Tae Seok pun memberitahu Yi Hyun hal itu. Dia juga bilang Sae Bom ada di sana.

Sontak Yi Hyun panic.


Sae Bom, Ji Soo bersama para petugas langsung menyebar di beberapa truk pendingin mencari Seung Young.

Lalu Sae Bom dihubungi Yi Hyun. Yi Hyun bilang mereka semua bukan manusia.

Sae Bom panic dan langsung menghubungi Seung Young.


Ji Soo akhirnya mendengar keributan di dalam salah satu truk pendingin.

Dia pun menyuruh petugas memeriksa.


Petugas membuka pintu truk pendingin.

Bersamaaan dengan itu, Sae Bom teriak, melarang petugas membuka pintu.

Para pasien yang kumat, langsung berusaha keluar. Petugas berusaha sekuat tenaga menutup pintu.


Kamera menyorot Seung Young yang sudah menjadi bagian dari mereka.

Bersambung...

Episode 3 ditulis oleh Anis dari ddrama-queen ya.... Sampai jumpa di episode 4.

0 Comments:

Post a Comment