• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Happiness Ep 10 Part 3

 All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 10 Part 2
Selanjutnya : Happiness Episode 10 Part 4

-- HAPPINESS EP 10 PART 3 --

Hyun Kyung menyusul Andrew. Mereka sama-sama keluar dari ruang golf, menenteng tas makanan masing-masing.

Hyun Kyung : Apa tidak apa-apa kau memberiku semua ini?

Andrew : Tentu saja. Ini semua milikku.


Lalu mereka bertemu Jung Kook.

Jung Kook : Ternyata kalian di sini. Kalian harus ikut aku ke lantai 11.

Hyun Kyung : Kenapa? Ada apa?

Jung Kook : Begini... Seseorang tewas.

Hyun Kyung kaget, apa? Siapa?


Ju Hyung keluar dari kamar sambil ngomel-ngomel, diikuti oleh Yi Hyun dan Sae Bom.

Ju Hyung : Apa yang kalian lakukan pagi-pagi sekali? Aku sangat terkejut. Menyebalkan sekali.

Sae Bom : Hanya kau dokter di apartemen ini.

Ju Hyung : Kalau begitu, seharusnya kalian memberitahuku apa masalahnya. Tunggu. Apa ini? Kalian mencurigaiku? Kalian pikir aku membunuhnya, jadi, kalian mendorongku masuk ke sana?

Sae Bom : Kurasa kamu tidak membunuhnya.

Yi Hyun : Kau pandai berbohong.

Ju Hyung : Kalian pikir aku pembunuh?

Sae Bom : Terserah. Sebagai dokter, apa pendapatmu?

Ju Hyung : Dia mati karena gigitan. Lehernya digorok. Aku bau.

Sae Bom : Kau tidak punya pendapat sebagai seorang ahli?

Ju Hyung : Pendapat ahli? Berdasarkan darah yang membeku dan lebam pada jasad, dia sudah tewas lebih dari dua hari. Bubuk jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan baunya. Itu bubuk yang sama yang kita lihat di Unit 1501, bukan? Lalat buah sialan. Lalat buah yang pertama tiba jika ada mayat. Untuk bertelur di mata dan lubang hidung. Itu sebabnya orang bilang meski harus bergulingan di kotoran, lebih baik hidup daripada mati.

Sae Bom : Keluarlah dan beri tahu yang lain. Jangan membahas tentang lalat buah.


Ju Hyung melihat Hae Sung dan Sang Hee.

Ju Hyung : Jadi, apa mereka berdua yang pertama menemukan jasadnya? Secara bersamaan?

Sang Hee : Kau salah. Begini, aku punya firasat aneh, jadi, kusarankan kami memeriksanya. Aku bermimpi petugas kebersihan menangis tersedu-sedu.

Ju Hyung mau mendekati mereka tapi ditahan Yi Hyun.

Ju Hyung : Aku tidak keberatan, tapi aku mencemaskanmu, Pak Kook. Istrimu akan sangat terguncang. Bukankah begitu?


Se Kyu, Moon Hee, So Yoon dan Yeon Ok di depan unit 1102.

Se Kyu : Berandal itu mengkhianati kami.

Lalu Sae Bom, Yi Hyun keluar bersama Hae Sung, Sang Hee dan Ju Hyung.

So Yoon kaget melihat suaminya bersama Sang Hee.

Se Kyu mengadu, kalau Andrew kabur bersama makanannya.

Se Kyu : Bisakah kau buktikan kalau dia pelakunya?

Moon Hee : Bukankah kalian harus segera menangkapnya?

Sae Bom minta semua tenang. Dia bilang, seorang penghuni tewas.

Se Kyu : Itu tidak penting sekarang. Makanan kami hilang.

Sae Bom marah, petugas kebersihan yang pernah bersama kalian tewas. Lee Deok Soon.

Se Kyu dan Moon Hee kaget.


Ju Hyung : Aku melihat jasadnya. Kurasa orang yang terinfeksi membunuhnya. Lehernya digigit dan terkoyak.

Yeon Ok : Pasti pria dari lantai 15 itu. Dia menulis di pesan itu bahwa dia membuat kesalahan yang tidak bisa dia perbaiki.

Ju Hyung : Kalau begitu, sisa makanan di apartemennya bisa dibagi, bukan?

Sae Bom : Belum ada bukti bahwa itu perbuatan Pak Kim.

Yeon Ok : Siapa lagi? Tidak ada orang lain yang terinfeksi di gedung ini.


Hae Sung angkat bicara, dari yang kulihat, ada korban dan seseorang melarikan diri. Wajar saja itu menimbulkan kecurigaan. Pak Jung seorang detektif dan dia pasti tahu itu.

So Yoon terus menatap Hae Sung.

Yi Hyun : Semua masih perlu diselidiki. Terutama cara korban meninggalkan lantai dua dan berakhir di sini. Aku akan meminta pernyataan saksi dari kalian nanti.

Yi Hyun menatap Hae Sung dan Sang Hee.

So Yoon makin melotot. Hae Sung mendekati So Yoon.

Hae Sung : Yeobo, itu sangat menakutkan.

So Yoon tertawa kesal.


Sae Bom dan Yi Hyun turun bersama penghuni lain.

Yi Hyun : Unit 1102 adalah TKP. Jangan masuk ke unit itu untuk sementara. Kami mengubah kode sandi pintunya.

Se Kyu masih aja membahas makanan.

Se Kyu : Kapan kalian akan membagikan persediaan lantai 15? Andrew mengambil makanan kami dan kabur!

Lalu Andrew, Hyun Kyung dan Jung Kook lewat.

Melihat Andrew, Se Kyu langsung marah dan berniat menghajar Andrew. Tapi dihalangi Jung Kook.

Sae Bom dan Yi Hyun cuma bisa menghela nafas melihat keributan itu.


Young In mengamuk. Tae Seok datang dan meminta Ji Soo memberi Young In obat penenang.

Ji Soo : Kami sudah memberinya dosis maksimal. Tubuhnya tidak bisa menerima obat penenang lagi.

Tae Seok : Kita punya sampel sisa obat plasma Sae Bom.

Ji Soo : Hanya satu dan atasan kita menginginkannya. Mereka ingin sampel semua yang kita uji coba.

Tapi Tae Seok tak peduli dan bergegas pergi untuk mengambil plasma Sae Bom.


Beberapa orang mengambil plasma Sae Bom.

Tepat saat itu, Tae Seok datang memergoki mereka. Tae Seok langsung mengancam mereka pakai senjata dan mengambil tas koper yang berisi plasma Sae Bom.


Setelah itu dia bergegas ke Young In.

Dia memeluk erat Young In dan menyuntikkan plasma Sae Bom.

Young In seketika tenang.


Ji Soo datang.

Tae Seok : Periksa kondisinya dan segera hubungi jika ada masalah.

Ji Soo : Apa yang terjadi? Atasan kita akan tahu. Dan kau tidak memberi tahu Yoon Sae Bom.

Tae Seok : Tidak jika kita melaporkannya dulu. Beri tahu atasan kita bahwa Yoon Sae Bom mengembangkan antibodi. Lalu kita mengujinya pada istriku dan memastikan itu efektif. Katakan kita akan menjemput Yoon Sae Bom besok.

Ji Soo : Kau hanya mengulur waktu. Mereka akan mulai mencurigaimu.

Tae Seok : Itu yang kubutuhkan. Waktu.

Bersambung ke part 4.......

Happiness Ep 10 Part 2

 All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happines Episode 10 Part 1
Selanjutnya : Happiness Episode 10 Part 3

-- HAPPINESS EPISODE 10 PART 2 --


Sae Bom memeriksa luka di telapak tangan Yi Hyun. Yi Hyun tegang menatap Sae Bom.

Sae Bom : Sepertinya sudah jauh lebih baik.

Yi Hyun : Sudah kubilang. Aku vitamin dan antibiotik manusia.

Sae Bom : Kau terluka di tempat lain? Kau bisa memberitahuku sekarang.

Yi Hyun : Tidak, aku baik-baik saja.


Sae Bom : Baiklah. Apa yang dikatakan Han Tae Seok?

Yi Hyun : Dia menyuruhku membawa Seo Yoon keluar. Dia bilang mereka menerimanya atas dasar kemanusiaan.

Sae Bom : Benarkah?

Yi Hyun : Ya.

Sae Bom : Lalu?

Yi Hyun : Kubilang aku akan membahasnya denganmu.

Sae Bom : Bukankah itu berbahaya?

Yi Hyun : Jadi, aku berpikir... Bagaimana jika kau keluar bersamanya? Jika dia bersamamu, Seo Yoon juga akan merasa aman.

Sae Bom : Jika mau pergi, kita semua harus pergi bersama. Kau juga harus keluar dan disuntik antibiotik. Kurasa tidak akan bagus jika Seo Yoon pergi sekarang. Kita perlu tahu persis apa yang terjadi di luar.

Yi Hyun : Benar juga.

Sae Bom : Kim Se Hoon. Apa dia di luar?

Yi Hyun : Tidak secara resmi, tapi mungkin seseorang membantunya keluar. Dia bilang akan menyelidikinya.

Sae Bom : Aku sudah memikirkannya, dan dia mungkin masih di sini.

Yi Hyun : Kita sudah mencari ke seluruh bagian dalam apartemen.

Sae Bom : Ada satu tempat yang tidak kita cari.


Sae Bom dan Yi Hyun bergegas ke unit 1102. Sae Bom mengatakan dugaannya ke Yi Hyun, kalau Se Hun berencana pergi tapi para tentara dan orang yang terinfeksi membuatnya takut jadi dia kembali masuk dan dia bersembunyi di sana.

Tapi Yi Hyun ragu Se Hun tahu kode sandinya.

Sae Bom : Kita tetap harus memeriksanya.


Sae Bom membuka pintu. Tapi begitu masuk, Yi Hyun menemukan botol minum milik Se Hun di atas meja wastafel.

Yi Hyun : Sae Bom-ah.

Sae Bom dan Yi Hyun bergegas ke depan kamar, tapi mereka mendengar suara pria dan wanita dari dalam kamar.

Sae Bom mulai kesal. Dia mengetuk pintu dan menyuruh orang di dalam keluar.


Tak lama, Hae Sung keluar bersama Sang Hee. Mereka keluar sambil merapikan pakaian mereka. Tapi Hae Sung bilangnya, lagi memberikan nasihat hukum ke Sang Hee.

Sae Bom : Jangan lakukan di tempat tanpa ada orang. Nasihat hukum itu.

Yi Hyun : Jika terus menyelinap, kalian bisa bertemu orang terinfeksi.

Hae Sung : Kalian akan menjaga rahasia kami?

Sae Bom : Kau harus memberi tahu istrimu dahulu, Pak Kook. Begitu kepercayaan suami istri rusak, itu tidak akan bertahan lama.

Sang Hee : Bisa kami pergi sekarang?

Yi Hyun melarang mereka datang ke unit itu lagi.

Yi Hyun : Tunggu. Bawa ini bersamamu.

Yi Hyun memberikan botol minum Se Hun. Dia pikir, mereka mendapatkan itu dari Se Hun.

Sang Hee : Ini bukan milik kami.


Mendengar itu, Sae Bom dan Yi Hyun curiga. Mereka pun langsung memeriksa kamar utama. Begitu masuk, mereka melihat seseorang di pojokan duduk dengan seluruh tubuh tertutup selimut. Mereka pikir, itu Se Hun.

Mereka mendekat secara perlahan.

Sae Bom : Kim Se Hun-ssi? Kau dengar aku? Apa kau melakukan ini karena haus?

Tapi Se Hun tak menjawab, bahkan bergerak.

Sae Bom membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Se Hun. Tapi itu bukan Se Hun!! Itu mayat ajumma cleaning service yang sudah membusuk.

Mereka semua kaget.


Yi Hyun memeriksa bubuk putih di sekujur tubuh ajumma cleaning service.

Yi Hyun : Bubuk ini...

Sae Bom : Ini jeruk nipis. Yang ada di rumah Kim Se Hun.


Sae Bom lantas pergi ke apartemennya Ju Hyun.

Sae Bom : Oh Ju Hyung-ssi, apa kau benar-benar dokter? Bisa kau keluar? Ada orang yang harus kau periksa.

Ju Hyung nya ngeselin, izinku ditangguhkan. Siapa orangnya? Siapa yang sakit?

Sae Bom : Kau akan tahu jika mengikutiku.


Yi Hyun sendiri lagi menginterogasi Hae Sung dan Sang Hee.

Sang Hee : Kami sungguh tidak tahu. Kami hanya...

Hae Sung : Aku hanya memberinya nasihat hukum.

Yi Hyun : Kau tidak perlu memberitahuku soal itu lagi. Katakan saja situasi saat kalian masuk ke sini Kalian merasakan ada yang aneh saat masuk?

Hae Sung : Soal itu... Aku tidak begitu ingat.


Hae Sung coba mengingat. Saat dia dan Sang Hee masuk sambil berciuman, mereka sempat masuk kamar utama. Tapi tak lama, mereka keluar lagi dan masuk kamar lain.

Yi Hyun : Kalian tidak masuk ke kamar utama?

Hae Sung : Tidak. Kami masuk. Ya, tapi... Bagaimana mengatakannya, ya? Baunya seperti semen, dan ada lalat beterbangan. Jadi, kami langsung pergi.

Sang Hee : Jika tahu ada mayat di sini, kami tidak akan datang.

Hae Sung : Kau pikir kami pembunuh? Aku pengacara. Ketahuilah bahwa aku tidak sebodoh itu.


Sae Bom datang sama Ju Hyung.

Yi Hyun : Bagaimana dengan Jung Guk?

Sae Bom : Aku memberi tahu dia situasinya. Dia akan memanggil yang lain.

Ju Hyung kaget lihat Sang Hee, sedang apa kau disini?

Sae Bom dan Yi Hyun ngajak Ju Hyung ke kamar utama.

Tak lama, terdengar teriakan Ju Hyung yang kaget lihat mayat si ajumma.


Hyun Kyung menemani kakaknya di ruang golf.

Hyun Kyung : Kakak sedang melihat apa?

Soo Min menunjukkan foto keluarganya di ponselnya.

Soo Min : Aku merasa sedikit lebih baik saat melihat ini. Aku tidak boleh menjadi ayah yang membuat mereka malu. Astaga. Aku hanya melihat sekilas, tapi baterainya cepat sekali habis.

Hyun Kyung meminjamkan powerbank nya.

Soo Min merasa tak enak, tapi jika ingin menulis, bukankah kau membutuhkannya?

Hyun Kyung : Aku bisa menggunakan pena dan kertas. Itulah indahnya menjadi penulis. Tidak menghabiskan uang.

Soo Min : Terima kasih. Aku selalu mendapatkan sesuatu darimu. Sebagai kakakmu, aku tidak tahu harus berkata apa. Hyun Kyung, tetap saja... Jika sesuatu terjadi padaku, bisakah kau mengurus keluargaku untukku?

Hyun Kyung : Aku tidak bisa melakukan itu. Fokus saja menjaga kesehatan dan keluar dari sini.

Soo Min : Hei. Aku sakit. Aku meminta bantuanmu. Tidak bisakah kau...

Hyun Kyung : Kau pasti merasa jauh lebih baik sekarang.


Lalu Andrew datang membawa dua tas penuh makanan.

Andrew beralasan, dulu Hyun Kyung memberinya makanan jadi dia mau membalas budi dengan memberikan makanan juga.

Setelah memberikan makanan, Andrew beranjak pergi.

Bersambung ke part 3......

Happiness Ep 10 Part 1

 All content milik TVING dan tvN
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 9 Part 3
Selanjutnya : Happiness Episode 10 Part 2

Happiness bercerita tentang teror wabah penyakit dan orang-orang yang berusaha bertahan menghadapi teror wabah tersebut.

-- HAPPINESS EPISODE 10 PART 1 --

Sae Bom ke apartemennya Se Hun. Dia mau mengetuk pintunya, tapi malah mendapati pintu sudah dalam keadaan terbuka.

Sae Bom terkejut. Dia lalu membuka pintu.

Sae Bom : Kim Se Hun-ssi?

Tapi Se Hun tak menjawab. Sae Bom akhirnya masuk.


Yi Hyun di kamar mandi. Dia berdiri di depan cermin dan melihat bekas luka cakar di dadanya yang sudah mulai membiru. Yi Hyun tercakar saat berusaha menolong Sae Bom yang diserang Woo Chang.

Tak lama kemudian, terdengar panggilan Tae Seok di protofon. Yi Hyun langsung menjawab.

Yi Hyun : Apa Sae Bom punya antibodinya?

Tae Seok berbohong, sayangnya, tidak.

Yi Hyun : Lalu kenapa kau tiba-tiba menghubungi kami?

Tae Seok : Kirim Seo Yoon kepada kami. Sebagai tindakan kemanusiaan, kami memutuskan membebaskan semua anak di bawah umur dari karantina.

Yi Hyun : Pasti di luar juga berbahaya.

Tae Seok : Bawa mereka ke tempat dengan risiko minimum. Tapi masalahnya adalah membantunya meninggalkan apartemen dengan aman.

Yi Hyun : Bolehkah aku mengirim Sae Bom keluar bersamanya?

Tae Seok : Jika mereka berdua bersedia, aku akan menerima mereka. Tapi dia harus menuruti permintaanku.

Yi Hyun : Aku akan bicara dengan Sae Bom dan mengabarimu.


Pembicaraan selesai. Tae Seok merasa aneh. Ji Soo tanya, haruskah Tae Seok merahasiakan hal itu dari Yi Hyun. Tae Seok pun tanya, apa Ji Soo tidak merasa aneh.

Tae Seok : Dia bilang, "Pasti berbahaya di luar," lalu bertanya apa dia bisa mengirim Yoon Sae Bom juga. Jika berbahaya, dia seharusnya akan menawarkan diri.


Jung Kook main jenga sama Seo Yoon. Lalu Yi Hyun keluar dari kamar mandi dan menghampiri mereka.

Yi Hyun : Apa itu?

Jung Kook : Kami menemukan ini di apartemen Seo Yoon. Aku ahli Jenga di sekolah. Aku Level Sembilan.

Seo Yoon mengajak Yi Hyun main. Yi Hyun bilang, dia harus ke lantai 15.

Jung Kook : Sae Bom? Kau baru saja melihatnya.

Yi Hyun : Makin sering melihatnya, aku makin ingin melihatnya.


Yi Hyun beranjak pergi.

Tiba-tiba, Sae Bom datang. Sae Bom bilang ada yang salah. Yi Hyun yang sudah terinfeksi, sontak melangkah mundur. Dia mulai menjaga jarak dari Sae Bom.

Yi Hyun : Ada apa?


Sae Bom membawa Yi Hyun ke apartemen Se Hun. Dia nunjukin surat yang ada di meja.

Yi Hyun membacanya.

Di surat itu, Se Hun mengaku dia membuat kesalahan yang tidak bisa dia perbaiki. Dia berusaha tetap di rumah dan bertahan selama mungkin, tapi dia tak sanggup melakukannya lagi. Dia akan keluar rumah dan mencari bantuan. Untuk sisa makanan dan airnya, Sae Bom dan Yi Hyun bisa berbagi dengan penghuni lain.


Sae Bom lalu mengambil jerigen air yang sudah ditulisi Se Hun. Mereka membandingkan tulisan Se Hun di surat dan di jerigen.

Sae Bom : Berbeda, bukan?

Yi Hyun : Begini, saat merasa cemas, tulisan tanganmu berubah.

Sae Bom : Kita butuh detektif.


Yi Hyun mengedarkan pandangannya. Dia melihat ada dompet dan ponsel di atas meja.

Yi Hyun memeriksa dompet Se Hun. Setelah itu, dia memeriksa ponsel Se Hun.

Sae Bom : Tapi apa kau memercayainya? "Aku akan keluar dari apartemen dan mencari bantuan." "Bagikan makanannya." Aneh sekali.  Kesalahan apa yang tidak bisa kau perbaiki? Jika tidak meninggalkan rumahmu, bisakah kau melakukan kesalahan?

Yi Hyun : Bisa. Pusat kebugaran.

Sae Bom : Kau masih membahas itu? Sepertinya tidak mungkin dia minum pil itu.

Yi Hyun lalu menemukan tanaman jeruk nipis putih.

Yi Hyun : Dia menanam sesuatu?

Sae Bom : Bau akan hilang jika kau menaruhnya di kloset. Aku dari SOU. Kami melakukan itu untuk latihan lapangan.


Yi Hyun kemudian memeriksa laci meja. Isinya ada banyak sekali obat-obatan.

Sae Bom : Semua ini aman untuk digunakan di rumah.

Yi Hyun yang curiga Se Hun memiliki pil Next, terus mencari. Dan tak lama, dia menemukannya.

Yi Hyun : Next.


Sae Bom dan Yi Hyun keluar dari apartemen Se Hun. Bersamaan dengan itu, Se Kyu dan Moon Hee datang.

Se Kyu dan Moon Hee kaget melihat mereka.

Se Kyu : Apa yang terjadi? Kalian berdua dari dalam. Di mana pria itu?

Yi Hyun : Kenapa kalian di sini?

Se Kyu : Kami di sini untuk melanjutkan persoalan kemarin. Kita semua menderita.

Se Kyu dan Moon Hee lalu melihat tas yang dijinjing Sae Bom.

Moon Hee : Mereka memberi kalian sesuatu?

Se Kyu dan Moon Hee mau masuk. Mereka juga mau minta sesuatu tapi Sae Bom dan Yi Hyun kompak menghalangi mereka masuk.

Yi Hyun : Aku masih bernegosiasi dengannya. Beri dia waktu.


Sae Bom dan Yi Hyun ke pintu keluar.

Mereka melihat tak ada tanda-tanda kerusakan di pintu.

Yi Hyun bingung, tidak ada tanda-tanda kerusakan dan kita menemukan Next. Kesalahan yang tidak bisa diperbaiki mungkin berarti dia terinfeksi.

Sae Bom : Aku tidak yakin. Dia berswafoto dan tampak sangat senang. Sekalipun terinfeksi, dia akan tetap di dalam ruangan. Tidak mungkin anak rumahan akan keluar.


Sae Bom mengeluarkan kaus FBI dari tas yang dibawanya.

Yi Hyun : Lalu di mana dia?

Sae Bom : Seseorang mengurungnya.

Yi Hyun : Lalu pesan kita harus berbagi itu?

Sae Bom : Dia dipaksa menulis pesan itu. Bukan begitu?


Sae Bom membuka pintu.

Yi Hyun melongok keluar, tapi tak ada yang mencurigakan.


Sae Bom dan Yi Hyun menaiki tangga sambil membahas perginya Se Hun. Yi Hyun bilang bisa saja Se Hun keluar. Se Hun tak ada dimana pun di dalam gedung dan pintu gedung terbuka. Tapi Sae Bom tak yakin. Dia bilang ada banyak tentara yang berjaga diluar.

Yi Hyun bilang Se Hun kaya, seseorang bisa saja mengizinkannya pergi dari apartemen.


Sementara itu, para penghuni apartemen berkumpul di depan apartemennya Se Hun. Se Kyu menggedor pintu, meminta Se Hun membuka pintu.

Sae Bom dan Yi Hyun yang mendengar keributan, bergegas lari ke sana.

Yi Hyun : Apa yang kalian lakukan?

Yeon Ok mendekati Sae Bom dan Yi Hyun dengan wajah arogannya.

Sae Bom : Kau juga disini, Bu Oh?

Yeon Ok : Semua orang mendatangiku untuk meminta bantuan. Kudengar ada banyak air di sini. Bukankah menyenangkan jika kita bisa berbagi?

Lalu Yeon Ok bilang, seseorang melihatnya meninggalkan gedung.

Yeon Ok : Kita juga harus memeriksa apakah dia terinfeksi.

Sae Bom pun tanya siapa yang melihat Se Hun pergi.

Andrew mengangkat tangan, aku.

Andrew : Aku melihatnya pergi dari lantai satu tadi pagi.

Sae Bom : Kau yakin itu Kim Se Hun?

Andrew : Aku tidak melihat wajahnya. Tapi hanya dia yang mengenakan APD.


Hae Sung mendorong So Yoon ke depan.

So Yoon : Maaf mengatakan ini, tapi kita butuh rencana karena airnya tidak cukup. Pasangan di lantai dua terus menawarkan harga tidak masuk akal.

Yi Hyun pun tak punya pilihan lain selain membukakan pintunya.

Yeon Ok kesal melihat Yi Hyun punya kunci apartemen Se Hun.

Se Kyu ngadu, kalau tadi dia melihat Sae Bom membawa tas belanja.

Sae Bom bilang itu miliknya.


Mereka semua masuk dan memeriksa apartemen Se Hun.

Yi Hyun dan Sae Bom memberikan surat yang dituliskan Se Hun.

Yeon Ok : Tertulis dia ingin kita membagi barang-barangnya di rumah ini. Artinya, pemilik rumahnya memberikan izin.

Moon Hee : Kenapa kalian tidak mengatakan apa pun tadi?

Hyun Kyung : Tapi yang lebih penting... kesalahan apa yang tidak bisa dia perbaiki sekarang?

Hae Sung membaca surat itu.

Hae Sung : Dia punya masalah hukum?


Se Kyu langsung bergerak. Dia mau mengambil semua makanan dan minuman milik Se Hun.

Melihat itu, Sae Bom tak tinggal diam. Dia memelintir tangan Se Kyu.

Sae Bom : Kita hanya perlu mengambil sebagian makanan untuk saat ini. Kita ambil sebagian saja, tidak semuanya. Pak Kim mungkin akan kembali. Kita juga akan membaginya dengan orang-orang yang tidak ada di sini.

Lah Se Kyu marah, siapa yang mengizinkanmu? Kau pikir kau siapa?

Sae Bom makin memelintir tangan Se Kyu.

Se Kyu minta bantuan Yi Hyun.


Ju Hyung membawa beberapa botol air ke apartemennya.

Dia mengeluh, berat sekali.

Dan Sang Hee membawa beberapa lilin.

Sang Hee : Senang bisa minum air sekarang. Mari pasang lilin di kamar mandi juga.

Ju Hyung kesal, hei, hanya ini yang kita dapat. Aku melihat banyak peralatan bertahan hidup di rumahnya.

Sang Hee : Tapi tetap saja. Detektif lantai lima adil dalam membagikan air.

Ju Hyung : Adil? Hei, agar sepenuhnya adil, beberapa dari kami harus dapat lebih banyak air. Kami membayar ratusan ribu dolar lebih untuk membeli unit. Jadi, kami pantas dapat lebih banyak air! Bukankah sudah sewajarnya begitu? Berpikirlah sebelum bicara.

Sang Hee kesal, benar. Benar.

Ju Hyung : Omong-omong, pria dari lantai lima itu tampak agak aneh hari ini, bukan? Dia selalu bersama istrinya.

Sang Hee : Kurasa dia sangat mencintainya.


Sang Hee lalu mendekati Ju Hyung.

Sang Hee : Kau juga. Kau juga mencintaiku, kan?

Sang Hee mau memeluk Ju Hyung tapi Ju Hyung nya gak mau dipeluk.

Ju Hyung : Hei, panas. Jangan mendekat.

Ju Hyung lalu berkata, ada banyak makanan di lantai 15.

Sang Hee : Unitnya luas. Ada banyak barang aneh juga.



Tiba-tiba, terdengar gedoran di pintunya. Ju Hyung membuka pintu. Ternyata yang datang Se Kyu dan Yeon Ok.

Ju Hyung tanya, mereka ngapain datang.

Yeon Ok : Ini tentang Unit 1501. Pemilik rumahnya pergi. Hanya ada barangnya di unitnya. Kita tidak bisa membiarkannya saja. Penghuni di apartemen kita menderita karena kekurangan kebutuhan sehari-hari.


 Ju Hyung lalu menyuruh Sang Hee pergi.

Sang Hee : Kau ingin aku pergi?

Ju Hyung : Kalau begitu, haruskah aku pergi?

Terpaksalah Sang Hee keluar. Setelah Sang Hee keluar, Yeon Ok dan Se Kyu masuk.

Ju Hyung pun menutup pintu dan meninggalkan Sang Hee seorang diri di luar.


Sekarang, Sae Bom udah di apartemennya sama Seo Yoon dan Jung Kook.

Sae Bom nuangin air buat mereka.

Jung Kook : Jadi, Pak Kim meninggalkan apartemen ini, bukan?

Sae Bom : Mungkin. Dia tidak ada di dalam apartemen. Dia pasti kesepian.

Seo Yoon : Aku lihat di TV bahwa beberapa orang meninggal sendirian di rumah karena mereka tidak punya teman atau keluarga. Pasti karena itu dia pergi. Orang tuaku akan baik-baik saja karena mereka bersama, bukan?

Sae Bom : Tentu saja. Kami akan sangat kesepian tanpamu. Lihat lesung pipimu yang manis itu.


Yi Hyun datang. Sae Bom kasih Yi Hyun air.

Tapi Yi Hyun yang terinfeksi, ragu buat minum.


Malamnya, Yi Hyun duduk sendirian menatap air minumnya tadi.

Dia mulai berusaha menahan dahaganya.

Yi Hyun lalu beranjak pergi.


Sae Bom terbangun. Dia keluar dan tidak melihat Yi Hyun.

Sae Bom membangunkan Jung Kook.

Jung Kook bangun, ada apa?

Sae Bom : Aku tidak melihat Yi Hyun di sini. Kapan dia pergi?

Jung Kook : Entahlah. Hei, kau juga? Kau rindu dia, walau sering bertemu dengannya?

Bantal Jung Kook jatuh ke lantai.

Sae Bom mengambilkan bantal Jung Kook dan menyuruh Jung Kook tidur lagi.


Sae Bom melihat cangkir Yi Hyun yang masih terisi penuh.

Dia minum sedikit, dan mulai heran.


Yi Hyun menyendiri di lorong, tak jauh dari apartemennya.

Dia teringat saat dia dan Sae Bom pertama kali pindah ke apartemen itu.

Sae Bom : Haruskah kita menikah? Aku ingin mengubah lantainya dengan pola herringbone, tapi rasanya tidak tepat membongkar lantai baru. Tapi ini bagus dan rapi juga. Sulit kupercaya. Rumah kita sendiri.

Lalu Yi Hyun ingat saat Sae Bom memeluknya.

Sae Bom : Kupikir aku sendirian.

Yi Hyun lantas melihat bekas luka cakar di dadanya.


Tak lama kemudian, dia mendengar suara pintu dibuka.

Sontak lah Yi Hyun langsung menutupi bekas lukanya dan berdiri.

Ternyata Sae Bom.

Sae Bom : Dari mana saja kau? Kau seharusnya tidur.

Yi Hyun : Begini, soal itu...


Sae Bom melirik protofon yang dipegang Yi Hyun.

Sae Bom : Apa protofonnya berfungsi? Coba kulihat.

Sae Bom mencoba memanggil Tae Seok. Awalnya dia memanggil dengan sopan tapi karena Tae Seok tak menjawab, dia ngegas.

Sae Bom : Hei, Han Tae Seok!

Yi Hyun : Dia mungkin sudah tidur.

Sae Bom : Apa yang kalian bicarakan? Apa aku memiliki antibodi itu?

Yi Hyun : Tidak.

Sae Bom : Sudah kuduga. Aku bahkan tidak pernah menang juara lima untuk tiket lotre. Tapi aku beruntung tidak terinfeksi.


Sae Bom lalu melihat luka di tangan Yi Hyun berdarah lagi.

Sae Bom : Apa lukanya terbuka?

Yi Hyun : Tidak. Sudah jauh lebih baik.

Sae Bom : Aku ragu. Jika terinfeksi, luka ini akan makin parah.

Sae Bom membawa Yi Hyun pulang.

Bersambung ke part 2...