Skip to main content

Happiness Ep 10 Part 3

 All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 10 Part 2
Selanjutnya : Happiness Episode 10 Part 4

-- HAPPINESS EP 10 PART 3 --

Hyun Kyung menyusul Andrew. Mereka sama-sama keluar dari ruang golf, menenteng tas makanan masing-masing.

Hyun Kyung : Apa tidak apa-apa kau memberiku semua ini?

Andrew : Tentu saja. Ini semua milikku.


Lalu mereka bertemu Jung Kook.

Jung Kook : Ternyata kalian di sini. Kalian harus ikut aku ke lantai 11.

Hyun Kyung : Kenapa? Ada apa?

Jung Kook : Begini... Seseorang tewas.

Hyun Kyung kaget, apa? Siapa?


Ju Hyung keluar dari kamar sambil ngomel-ngomel, diikuti oleh Yi Hyun dan Sae Bom.

Ju Hyung : Apa yang kalian lakukan pagi-pagi sekali? Aku sangat terkejut. Menyebalkan sekali.

Sae Bom : Hanya kau dokter di apartemen ini.

Ju Hyung : Kalau begitu, seharusnya kalian memberitahuku apa masalahnya. Tunggu. Apa ini? Kalian mencurigaiku? Kalian pikir aku membunuhnya, jadi, kalian mendorongku masuk ke sana?

Sae Bom : Kurasa kamu tidak membunuhnya.

Yi Hyun : Kau pandai berbohong.

Ju Hyung : Kalian pikir aku pembunuh?

Sae Bom : Terserah. Sebagai dokter, apa pendapatmu?

Ju Hyung : Dia mati karena gigitan. Lehernya digorok. Aku bau.

Sae Bom : Kau tidak punya pendapat sebagai seorang ahli?

Ju Hyung : Pendapat ahli? Berdasarkan darah yang membeku dan lebam pada jasad, dia sudah tewas lebih dari dua hari. Bubuk jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan baunya. Itu bubuk yang sama yang kita lihat di Unit 1501, bukan? Lalat buah sialan. Lalat buah yang pertama tiba jika ada mayat. Untuk bertelur di mata dan lubang hidung. Itu sebabnya orang bilang meski harus bergulingan di kotoran, lebih baik hidup daripada mati.

Sae Bom : Keluarlah dan beri tahu yang lain. Jangan membahas tentang lalat buah.


Ju Hyung melihat Hae Sung dan Sang Hee.

Ju Hyung : Jadi, apa mereka berdua yang pertama menemukan jasadnya? Secara bersamaan?

Sang Hee : Kau salah. Begini, aku punya firasat aneh, jadi, kusarankan kami memeriksanya. Aku bermimpi petugas kebersihan menangis tersedu-sedu.

Ju Hyung mau mendekati mereka tapi ditahan Yi Hyun.

Ju Hyung : Aku tidak keberatan, tapi aku mencemaskanmu, Pak Kook. Istrimu akan sangat terguncang. Bukankah begitu?


Se Kyu, Moon Hee, So Yoon dan Yeon Ok di depan unit 1102.

Se Kyu : Berandal itu mengkhianati kami.

Lalu Sae Bom, Yi Hyun keluar bersama Hae Sung, Sang Hee dan Ju Hyung.

So Yoon kaget melihat suaminya bersama Sang Hee.

Se Kyu mengadu, kalau Andrew kabur bersama makanannya.

Se Kyu : Bisakah kau buktikan kalau dia pelakunya?

Moon Hee : Bukankah kalian harus segera menangkapnya?

Sae Bom minta semua tenang. Dia bilang, seorang penghuni tewas.

Se Kyu : Itu tidak penting sekarang. Makanan kami hilang.

Sae Bom marah, petugas kebersihan yang pernah bersama kalian tewas. Lee Deok Soon.

Se Kyu dan Moon Hee kaget.


Ju Hyung : Aku melihat jasadnya. Kurasa orang yang terinfeksi membunuhnya. Lehernya digigit dan terkoyak.

Yeon Ok : Pasti pria dari lantai 15 itu. Dia menulis di pesan itu bahwa dia membuat kesalahan yang tidak bisa dia perbaiki.

Ju Hyung : Kalau begitu, sisa makanan di apartemennya bisa dibagi, bukan?

Sae Bom : Belum ada bukti bahwa itu perbuatan Pak Kim.

Yeon Ok : Siapa lagi? Tidak ada orang lain yang terinfeksi di gedung ini.


Hae Sung angkat bicara, dari yang kulihat, ada korban dan seseorang melarikan diri. Wajar saja itu menimbulkan kecurigaan. Pak Jung seorang detektif dan dia pasti tahu itu.

So Yoon terus menatap Hae Sung.

Yi Hyun : Semua masih perlu diselidiki. Terutama cara korban meninggalkan lantai dua dan berakhir di sini. Aku akan meminta pernyataan saksi dari kalian nanti.

Yi Hyun menatap Hae Sung dan Sang Hee.

So Yoon makin melotot. Hae Sung mendekati So Yoon.

Hae Sung : Yeobo, itu sangat menakutkan.

So Yoon tertawa kesal.


Sae Bom dan Yi Hyun turun bersama penghuni lain.

Yi Hyun : Unit 1102 adalah TKP. Jangan masuk ke unit itu untuk sementara. Kami mengubah kode sandi pintunya.

Se Kyu masih aja membahas makanan.

Se Kyu : Kapan kalian akan membagikan persediaan lantai 15? Andrew mengambil makanan kami dan kabur!

Lalu Andrew, Hyun Kyung dan Jung Kook lewat.

Melihat Andrew, Se Kyu langsung marah dan berniat menghajar Andrew. Tapi dihalangi Jung Kook.

Sae Bom dan Yi Hyun cuma bisa menghela nafas melihat keributan itu.


Young In mengamuk. Tae Seok datang dan meminta Ji Soo memberi Young In obat penenang.

Ji Soo : Kami sudah memberinya dosis maksimal. Tubuhnya tidak bisa menerima obat penenang lagi.

Tae Seok : Kita punya sampel sisa obat plasma Sae Bom.

Ji Soo : Hanya satu dan atasan kita menginginkannya. Mereka ingin sampel semua yang kita uji coba.

Tapi Tae Seok tak peduli dan bergegas pergi untuk mengambil plasma Sae Bom.


Beberapa orang mengambil plasma Sae Bom.

Tepat saat itu, Tae Seok datang memergoki mereka. Tae Seok langsung mengancam mereka pakai senjata dan mengambil tas koper yang berisi plasma Sae Bom.


Setelah itu dia bergegas ke Young In.

Dia memeluk erat Young In dan menyuntikkan plasma Sae Bom.

Young In seketika tenang.


Ji Soo datang.

Tae Seok : Periksa kondisinya dan segera hubungi jika ada masalah.

Ji Soo : Apa yang terjadi? Atasan kita akan tahu. Dan kau tidak memberi tahu Yoon Sae Bom.

Tae Seok : Tidak jika kita melaporkannya dulu. Beri tahu atasan kita bahwa Yoon Sae Bom mengembangkan antibodi. Lalu kita mengujinya pada istriku dan memastikan itu efektif. Katakan kita akan menjemput Yoon Sae Bom besok.

Ji Soo : Kau hanya mengulur waktu. Mereka akan mulai mencurigaimu.

Tae Seok : Itu yang kubutuhkan. Waktu.

Bersambung ke part 4.......

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...