• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Business Proposal Epi 1 Part 1

 All content from SBS, Netflix
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap Business Proposal
Selanjutnya : Business Proposal Epi 1 Part 2

Berhubung drama ini cuma 12 episode, gk pa pa ya guys sy nulis ini dulu....

Foto SBS

Hiruk pikuk suasana di bandara. Seseorang bersepatu pantofel, tampak berjalan di bandara. Semua orang menatap ke arahnya. Dia adalah Kang Tae Mu, yang berjalan seperti tokoh webtoon. Sorot mata Tae Mu terlihat tajam.

Seorang wanita juga berjalan di bandara. Telinganya memakai earphone. Dia sedang bicara dengan seseorang. Tangannya memegang kopi.  Wanita itu bilang dia akan tiba dalam satu jam. Tapi tiba-tiba saja, dia ditabrak oleh Tae Mu. Kopinya jatuh. Wanita itu mau marah tapi setelah melihat wajah tampan Tae Mu, dia gak jadi marah dan meminta maaf pada Tae Mu. Dia bilang dia lah yang tak melihat jalan karena sedang menelpon. Tapi Tae Mu mengabaikannya.

Tae Mu : Ini tak masuk akal.

Tae Mu pergi. Wanita itu kesal, apa! Apa yang kau kata…

Foto SBS
Foto SBS

Cha Sung Hun datang dan menjelaskan bahwa perkataan Tae Mu tadi bukan untuk wanita itu. Dia minta si wanita tidak salah paham. Melihat Sung Hun yang tampan, wanita itu kembali terdiam. Sung Hun lalu pergi.

Foto SBS
Foto SBS

Sung Hun menghampiri Tae Mu.

Sung Hun : Sebaiknya jaga bicara anda, Pak. Dia salah pa....

Tae Mu gak peduli dan malah membahas iklan di layar tv bandara. Menurutnya, iklan itu tak masuk akal. Produk yang dipromosikan juga tak jelas dan hanya ada nama seleb yang tak terkenal. Dia lalu menyuruh Sung Hun mencari tahu siapa penanggung jawab iklan tersebut.

Foto SBS

Iklan yang dilihat Tae Mu bandara, ada di layar tv besar di restorannya Shin Ha Ri.

Ha Ri sedang membuat ikan makarel. Sepertinya dia tengah mencoba membuat menu baru. Dia menambahkan ekstrak apel ke dalam ikannya. Kamera menyorot jas putih Ha Ri. Ada tulisan 'Perusahaan Go Food'.

Foto SBS
Foto SBS

Ponsel Ha Ri berbunyi. Ha Ri bergegas menjawab teleponnya. Di atas meja, ada tanda pengenalnya.

Ha Ri : Ya, Bu Yeo. Sudah sampai? Baik, aku akan ke sana. Ya.

Ha Ri bergegas pergi.

Foto SBS

Karena habis berkutat sama ikan, orang2 yang berpapasan sama Ha Ri, menutup hidung mereka. Ha Ri menemui Bu Yeo dan ketiga temannya.

Ha Ri menyapa Bu Yeo, Daepyonim...

Bu Yeo : Bau apa ini?

Kim Hye Ji bertanya, kenapa Ha Ri baru datang?

Kevin : Kau bau ikan.

Ha Ri : Apa bau sekali? Aku tak menciumnya.

Kevin : Bagaimana bisa? Kemari.

Kevin menyemprotkan parfum ke tubuh Ha Ri. Bu Yeo sampai gak mau deket2 Ha Ri yang bau ikan.

Terdengar pengumuman, bahwa acara pelantikan akan segera dimulai dan meminta hadirin untuk duduk di tempat.

Di depan gedung, ada banner bertuliskan, "Pelantikan Presdir Kang Tae Mu".

Foto SBS
Foto SBS

Bu Yeo gak mau duduk deket Ha Ri yang bau ikan.

Mereka lalu membicarakan Tae Mu.

Kevin : Omong-omong, sepertinya Presdir Kang memang gila kerja seperti kata gosip. Dia langsung bekerja di hari dia kembali ke Korea.

Hye Ji : Aku dengar dia tampan sekali.

Ha Ri : Entahlah. Aku tak pernah melihatnya karena dia tidak ada saat aku bergabung. Namun, lihat wajah ketua pimpinan. Memang akan setampan apa cucunya?

Kamera menyorot Presdir Kang.

Ha Ri : Pasti gosipnya salah.

Bu Yeo membela Tae Mu, dia tampan sekali. Dia seperti selebritas.

Ha Ri : Ayolah. Apel jatuh tak jauh dari pohonnya.

Foto SBS

Nama Tae Mu dipanggil, tapi yang naik malah Sung Hun. Hye Ji yang gak tahu itu bukan Tae Mu, memuji ketampanan Sung Hun. Dia bilang presdir mereka yang baru tampan sekali.

Presdir Kang marah, kenapa dia....

Foto SBS
Foto SBS

Sung Hun : Aku Cha Sung Hun, Kepala Sekretaris, hadir untuk mewakili Presdir Kang.

Ha Ri : Kepala sekretarisnya?

Sung Hun : Aku akan menyampaikan kata sambutannya.

Sung Hun membacakan kata sambutan dari Tae Mu yang sudah dia tulis di kertas.

Sung Hun : "Terima kasih kepada semua orang yang mengatur upacara hari ini, meski sudah jelas kukatakan tak menginginkannya. Karena itu, kuharap kita akan bertemu untuk hal bisnis, bukan untuk acara tak berguna dan seremonial. Aku akan menyapa kalian sebentar lagi."

Foto SBS
Foto SBS

Presdir Kang marah, astaga, dasar semua berandal ini! Sialan!

Presdir Kang pergi begitu saja.

Ha Ri tertawa, presdir baru itu punya karakter menarik.

Foto SBS
Foto SBS

Pak Park sedang main golf dengan beberapa orang. Dia kesal karena bolanya gak masuk-masuk.

Temannya yang wanita bilang Pak Park hanya stress karena kedatangan cucu Presdir Kang.

Temannya yang berkacamata berkata, mereka masih percaya pada Pak Park.

Teman yang satu lagi bilang, semuanya berpikir Pak Park akan menjadi presdir baru. Tapi Tae Mu merampasnya.

Teman yang berkacamata lalu memberikan Pak Park sesuatu.

Pak Park membuka kotak yang diberikan temannya. Isinya emas.

Foto SBS

Tae Mu datang dan menunjukkan pukulannya. Dan bolanya masuk! Pak Park dan teman2nya memuji pukulan Tae Mu tanpa tahu siapa yang memukul. Tae Mu lantas menghampiri mereka.

Tae Mu : Lama tak jumpa, Pak Park.

Pak Park : Lihat siapa ini? Tae Mu! Maksudku, Presdir Kang. Kenapa di sini? Bagaimana pelantikannya?

Pak Park langsung nyembunyiin emas2 itu.

Tae Mu : Kudengar kau sudah bekerja keras. Kau menerima sogokan dari teman, kenalan, bahkan gundikmu untuk menjual kontrak agar menjadi rekan kami.

Pak Park : Tunggu sebentar. Sepertinya kau mendengar rumor tidak benar.

Tae Mu : Kau bahkan menyewa artis tingkat D untuk iklan perusahaan hanya karena dia keponakanmu. Aku melihatnya di bandara.

Pak Park : Tidak, itu…

Foto SBS


Tae Mu : Tampaknya kau mengeksploitasi perusahaan kami karena ketua pimpinan menutup mata atas perbuatanmu.

Pak Park : Presdir Kang, dengar. Bukan begitu.

Tae Mu : Aku terlalu mengabaikan perusahaan karena berada di luar negeri selama ini. Aku akan lebih perhatian lagi mulai sekarang. Sampai jumpa besok, Pak Park.

Tae Mu beranjak pergi. Pak Park mau mengejar Tae Mu tapi dia kesandung penyiram rumput. Teman2nya bergegas membantunya. Air seketika menyala.

Foto SBS
Foto SBS

Hari ini hari ulang tahun Ha Ri. Bu Yeo bilang, karena hari itu hari ultah Ha Ri, jadi dia sudah membuat reservasi di Kedai Bibi, resto favorit Ha Ri, untuk makan malam mereka.

Yang lain senang.

Kevin : Baiklah. Sudah lama kita tak makan bersama.

Ha Ri : Kalian tak perlu melakukan itu untuk ulang tahunku.

Kevin : Apa yang kau bicarakan? Tim harus kompak. Kau mentraktir, 'kan?

Ha Ri mengangguk.

Tapi mendadak Ha Ri di SMS seseorang.

"Selamat ulang tahun. Bisa mampir? Ada yang mau kuberikan."

Foto SBS

Ha Ri pun langsung bilang ke Bu Seo kalau dia tak bisa ikut makan malam. Bu Seo tanya alasannya Ha Ri gak bisa ikut. Ha Ri bingung menjelaskannya. Bu Seo tanya apa karena seorang pria.

Ha Ri : Bagaimana kau tahu?

Bu Seo : Aku tahu karena matamu yang redup tiba-tiba bersinar. Pergilah.

Foto SBS
Foto SBS

Bu Seo lalu memberitahu Hye Ji dan Kevin kalau mereka akan merayakan ulang tahun Ha Ri tanpa Ha Ri.

Hye Ji dan Kevin mengeluh.

Hye Ji : Pelantikan tanpa presdir, dan pesta ulang tahun tanpa yang berulang tahun? Ada apa ini?

Kevin : Benar juga. Ini seperti merayakan Thanksgiving tanpa kalkun.

Foto SBS

Ha Ri : Maaf. Aku janji akan mentraktir makan malam lain kali!

Ha Ri beranjak pergi.

Foto SBS
Foto SBS

Ha Ri di dalam kereta. Dia sudah tak sabar ingin bertemu pria itu. Ha Ri lantas menelpon Jin Young Seo, sohibnya.

Young Seo : Ha Ri, Ha Ri. Aku sibuk sekali, jadi, tak bisa menemuimu di hari ulang tahunmu. Jadi, apa rencana kesayanganku?

Ha Ri memberitahu Young Seo bahwa Min Woo ingin bertemu dengannya jadi dia sedang dalam perjalanan.

Young Seo : Sebentar. Min Woo? Kenapa dia memanggilmu di hari ulang tahunmu? Setelah membuatmu bekerja keras untuk menu barunya?

Ha Ri : Hal itu tak sulit. Aku menikmatinya dan banyak belajar.

Young Seo : Astaga, kau sungguh tergila-gila kepada Min Woo. Namun, dia bukan tipe yang mengingat ulang tahun. Kenapa dia…

Young Seo teringat sesuatu.

Young Seo : Astaga, tidak mungkin!

Ha Ri : Tidak mungkin apa?

Young Seo : Apa kalung saat itu adalah hadiah ulang tahunmu?

Flashback...
Foto SBS
Foto SBS

Ha Ri makan dengan lahap. Dia makan di sebuah restoran. Young Seo muncul sambil memegang sebuah kotak. Dia bertanya kenapa ada kalung di sana. Ha Ri bilang mungkin itu milik tamu yang ketinggalan. Sepertinya mereka makan di resto nya Min Woo.

Foto SBS

Young Seo membawa kalung itu ke Ha Ri. Dia membukanya.

Young seo : Bahkan ada sertifikat keaslian! Lihat, ini batu delima!

Ha Ri : Itu batu kelahiranku.

Young Seo : Apa pacarnya lahir di bulan Januari? Kau ingat model asing itu?

Ha Ri : Dia pulang ke negaranya setelah Min Woo menolaknya.

Young Seo : Kalau begitu, apa reporter yang menulis artikel tentang restorannya?

Ha Ri : Dia menggoda Min Woo, tetapi berhenti karena hanya dianggap teman.

Young Seo : Pembuat konten YouTube!

Ha Ri  : Dia menyatakan cinta di siaran langsung…

Young Seo : Lalu ditolak Min Woo secara langsung. Benar. Mungkin itu hadiah ulang tahunmu.

Ha Ri : Benarkah? Coba lihat.

Foto SBS


Dan Young Seo langsung menutup kotaknya.

Young Seo : Tidak, ini terlalu mahal untuk seorang teman.

Ha Ri lalu melihat Min Woo yang sibuk melayani pengunjung.

Flashback end...

Foto SBS
Foto SBS

Young Seo yakin kalung itu untuk Ha Ri.

Ha Ri : Katamu itu terlalu mahal untuk seorang teman.

Young Seo : Bagaimana jika dia ingin berpindah dari stasiun persahabatan ke kereta pacar?

Tiba-tiba, terdengar pengumuman, bagi yang akan berpindah ke kereta 6 silahkan turun di stasiun berikutnya.

Foto SBS

Tae Mu baru saja tiba di kantornya. Sung Hun sudah menunggunya di depan pintu. Tae Mu turun dari mobilnya dan langsung masuk bersama Sung Hun. Mereka beranjak ke lift. Tae Mu tanya tentang pelantikan.

Sung Hun : Ya, berakhir dengan baik.

Tae Mu : Bagaimana dengan ketua pimpinan?

Foto SBS

Lift terbuka. Tae Mu kaget kakenya tau2 udah nongol di lift.

Ketua Kang : Dasar berandal gila.

Foto SBS

Ketiganya berjalan di koridor. Di sepanjang koridor, Tae Mu harus mendengar omelan sang kakek.

Ketua Kang : Kakek suruh kau datang ke pelantikan. Kau tidak datang. Kakek minta kau menemui kakek di rumah, tetapi malah di kantor. Kau bertekad membangkang, 'kan?

Tae Mu : Tentu saja tidak. Aku hanya terlalu sibuk.

Ketua Kang : Kau baru saja kembali hari ini! Apa kau tak bisa istirahat sehari saja?

Tae Mu : Tidak bisa. Banyak yang harus kubereskan.

Ketua Kang : Apa lagi sekarang?

Ponsel Ketua Kang berbunyi.

Ketua Kang : Kenapa Park terus menelepon?

Ketua Kang menolak panggilan Pak Park. Lalu dia bertanya, apa yang harus Tae Mu bereskan.

Ketua Kang : Perusahaan ini bergerak dengan lancar. Kau cari kesalahan saja. Kau pikir hanya kau yang pintar di dunia ini.

Tae Mu : Apa kakek baru sadar sekarang? Kakek tahu aku tak pernah gagal dalam proyek, bukan? Bahkan proyek kimciku sukses di luar negeri.

Ketua Kang : Ya, kakek sadar. Karena itulah kutugaskan kau menangani proyek yang sangat besar.

Tae Mu : Proyek macam apa?

Foto SBS

Tae Mu penasaran proyek seperti apa yang dimaksud kakeknya.

Sang kakek bilang, pernikahan.

Sung Hun malah nanya, apa Ketua Kang akan menikah.

Ketua Kang sewot, bukan aku!

Mereka bertiga masuk ke ruangan Tae Mu.

Tae Mu tidak mau menikah. Dia bilang dia terlalu muda untuk itu.

Ketua Kang : Namun, kakek tidak. Apa melihat cucu kakek beristri itu permintaan berlebihan?

Foto SBS

Tae Mu melepas jasnya dan bilang itu berlebihan dan dia tak punya pacar, juga tak berniat segera menikah. Banyak juga yang harus dia kerjakan.

Ketua Kang : Karena itu, kakek sudah mengatur banyak kencan buta untukmu.

Tae Mu kaget, apa?

Ketua Kang : Kakek sudah membuat daftar 20 wanita elite dan lajang di dunia bisnis ini untuk kau temui. Kau hanya perlu menemui mereka.

Sung Hun : Bapak membuat daftar itu? Pasti tidak mudah.

Ketua Kang : Memang tidak mudah. Jika orang lain yang membuatnya, seluruh sektor keuangan akan ramai dengan gosip. Jadi…

Tae Mu : Kakek sudah membuang waktu. Aku tak akan pernah pergi ke kencan buta yang Kakek atur.

Ketua Kang : Dasar anak berandal. Apa yang harus aku lakukan denganmu?

Foto SBS

Ponsel Ketua Kang berbunyi lagi. Ketua Kang gemes, apa lagi ini?

Dia melihat ponselnya. Ternyata bunyi alarm pengingat kalau sudah waktunya menonton drama.

Ketua Kang : Rupanya sudah waktunya, ya?

Foto SBS

Ketua Kang langsung menyalakan TV di ruangan Tae Mu.

Sung Hun dan Tae Mu melihat ke layar TV. Mereka penasaran kakek mau menonton apa.

Ternyata Ketua Kang menonton drama berjudul, 'Be Strong, Geum Hee'. Pemain drama itu adalah No Eul, Joo Hee Jae dan Kim Jung Hwa.

Ketua Kang : Ayo kita menonton.

Tae Mu : Jika akek mau menonton TV, pulang saja.

Ketua Kang : Apa kau pikir kakek akan menurutimu padahal kau tak menuruti kakek? Aku akan menonton di sini.

Foto SBS

Ha Ri sampai di depan resto nya Min Woo. Dia ingat apa yang dikatakan Young Seo padanya, kalau Min Woo sudah lama putus dari Yoo Ra.

Young Seo : Mungkin dia akhirnya menyadari kau menyukainya dan siap menerimanya.

Ha Ri gak percaya.

Foto SBS
Foto SBS

Ha Ri pun masuk. Dia heran restonya gelap banget. Lalu Min Woo muncul di depannya membawa kue tart. Ha Ri jadi yakin kalau Min Woo memang menyukainya. Di belakang Ha Ri, mendadak muncul bayangan Young Seo. Young Seo mengumumkan kalau perhatian Min Woo akan berpindah dari dari stasiun persahabatan ke kereta pacar. Young Seo lalu menyuruh Ha Ri berlari dan memeluk Min Woo.

Foto SBS
Foto SBS

Ha Ri pun berlari ke arah Min Woo. Sontak Min Woo kaget. Ha Ri sambil berlari memanggil nama Min Woo. Tapi pas udah deket, Ha Ri melihat tulisan di kue tart yang dibawa Min Woo. Ternyata itu kue untuk pelanggan yang merayakan hari jadi yang ke-100. Ha Ri berusaha mengerem, tapi dia gak bisa berhenti. Ha Ri pun menabrak Min Woo dan merusak kue pelanggan. Pelanggan Min Woo jadi marah.

Foto SBS
Foto SBS

Di dapur, Ha Ri minta maaf pada Min Woo. Min Woo bilang tidak apa. Karena melihat Min Woo lagi sibuk, Ha Ri memutuskan pergi tapi Min Woo memberi dia sesuatu sambil mengucapkan selamat ulang tahun.

Foto SBS

Sekarang, Ha Ri duduk di halte dan melihat hadiah dari Min Woo. Ternyata itu adalah tiket konser penyanyi kesukaan Ha Ri. Ha Ri juga ingat pas Min Woo menyuruh Ha Ri ke konser itu dengan pria, bukan Young Seo.

Ha Ri kecewa, kau tak tahu apa yang benar-benar aku suka.

Foto SBS

Tae Mu lagi makan. Ketua Kang masih aja membahas kencan buta. Ketua Kang bilang, Tae Mu memakan makanan instan sebagai makanan pertama begitu kembali ke Korea padahal Tae Mu bisa masak makanan Korea hingga Barat.

Ketua Kang : Bukankah menyenangkan bisa duduk di meja makan bersama istrimu dan menikmati masakan rumah yang enak?

Tae Mu : Menikah hanya untuk itu? Tidak.

Ketua Kang : Kakek dengar wanita di AS cantik. Apa kau tak pernah berkencan? Kakek ini berpikiran terbuka, tahu?

Tae Mu : Aku tak punya waktu untuk itu. Aku sudah sibuk bekerja.

Ketua Kang : Makanya kakek atur kencan butamu. Jadi…

Tae Mu : Aku sudah katakan tak tertarik, 'kan?

Foto SBS
Foto SBS

Ketua Kang jadi curiga Tae Mu dan Sung Hun punya hubungan.

Tentu aja Tae Mu dan Sung Hun kaget mereka dibilang pacaran.

Ketua Kang : Kalian berdua sama-sama menggunakan pekerjaan sebagai dalih.

Sung Hun : Entah kalau dia, tetapi aku bukan gay. Sekalipun menyukai pria, Presdir Kang bukan tipeku.

Ketua Kang : Benarkah? Bukan tipemu?

Tae Mu sewot, hei, apa maksudmu? Apa yang salah denganku?

Ketua Kang : Cukup. Jika memang tak begitu, baiklah. Jadi, kenapa kau sangat menentang kencan buta ini?

Foto SBS

Alarm Ketua Kang bunyi lagi. Sudah waktunya minum obat darting.

Tae Mu pikir itu alarm buat nonton drama jadi dia tanya kali ini drama apalagi yang mau ditonton kakeknya.

Ketua Kang : Ini untuk obat darah tinggi! Tekanan darah kakek tinggi akhir-akhir ini karena kau. Kakek minum obat setiap hari!

Tae Mu : Bagaimana bisa itu salahku? Itu keturunan keluarga. Kalau tekanan darahku tinggi, itu salah kakek.

Ketua Kang : Dasar berandal…

Ketua Kang memegangi kepalanya. Dia pura2 sakit, dartingnya kumat.

Foto SBS

Sekarang, kita ke restoran ayahnya Ha Ri yang lagi ramai. Bahkan ada yang menyanyi sambil main gitar.

Tapi Ha Ri nya lagi bete. Pria yang bernyanyi tadi minta tambahan makanan satu porsi lagi pada Pak Shin.

Ha Ri yang ikut membantu, mengeluarkan ayam dari oven. Sementara ibunya lagi mengaduk ayam dengan adonan.

Ha Ri berteriak, eomma!

Bu Han kaget, astaga, apa? Mengagetkan saja!

Ha Ri : Aku bilang ibu harus membaluri ayam dengan benar agar renyah. Terus aduk meski merepotkan!

Bu Han membela diri, dia bilang dia mengaduknya.

Ha Ri tetap saja sewot, jika kita tak melakukannya dengan benar, tutup saja restoran ini.

Foto SBS

Pria yang bernyanyi berkata, sepertinya karena itulah ayam yang dimasak Ha Ri terasa lebih lezat.

Pak Shin membenarkan, tentu saja! Dia bekerja di perusahaan besar. Dia berbeda.

Bu Han heran, kenapa Ha Ri sensitif sekali hari ini?

Pak Shin : Maklumi saja. Memangnya menyenangkan bekerja di hari ulang tahun?

Bu Han gak terima, lantas? Aku yang melahirkannya setelah 20 jam persalinan!

Foto SBS
Foto SBS

Ketua Kang di rumah sakit. Dokter bilang, tekanan darah kakek tinggi seperti biasa, tapi tak ada yang serius.

Kakek protes, apa maksudnya, "Tak serius"? Terakhir kali, katamu paru-paru, ginjal, dan usus halusku bermasalah.

Si dokter bingung, aku bilang begitu. Kakek mencubit pinggang si dokter, dokter!

Dokter mengerti. Dia bilang dia baru ingat sekarang kalau dia mengatakan itu.

Dokter : Mengingat umurnya, kondisinya bisa berubah drastis dari hari ke hari.

Ketua Kang : Kau juga bilang aku harus menghindari stres, 'kan?

Dokter : Ya, Pak. Orang di sekitarnya harus jaga sikap.

Ketua Kang : Apa kau dengar?

Tae Mu gak percaya, sepertinya Kakek sehat, jadi, berhenti berakting dan bangunlah.

Ketua Kang : Kau! Apa kau sungguh ingin kakek mati gara-gara kau? Kakek akan…

Tae Mu : Selagi kakek di sini, bagaimana kalau jalani pemeriksaan menyeluruh? Aku pamit.

Tae Mu keluar. Tapi sampai diluar, dia terlihat mengkhawatirkan kakeknya.

Foto SBS

Restoran Ha Ri sudah tutup. Ayah dan ibu Ha Ri lagi beres-beres restoran. Ha Ri melihat catatan keuangan restoran hari itu. Dia mengeluh.

Ha Ri  : Apa gunanya menerima grup besar? Memberi mereka diskon dan mereka mengambil camilan gratis.

Bu Han heran dan bertanya pada suaminya, kenapa Ha Ri terus menggerutu seharian?

Bu Han lalu bertanya pada Ha Ri, apa Ha Ri gak punya pacar yang bisa ngasih Ha Ri kejutan ulang tahun.

Foto SBS
Foto SBS

Kemudian terdengar suara keributan diluar. Pak Shin, Bu Han dan Ha Ri keluar. Ternyata Ha Min lagi bertengkar sama orang yang membuang duri ikan di depan restoran ayamnya.

Pria yang menaruh duri ikan mengklaim, dia hanya menaruhnya sebentar karena pelanggan yang memarkir di depan toko.

Ha Min : Aku tahu kau menaruhnya di sana setiap ada kesempatan.

Pria itu tanya apa Ha Min melihatnya langsung.

Bu Han : Sudah jelas! Kami selalu menemukan duri ikan! Kami tak menjual ikan! Kami menjual ayam.

Pria itu mengklaim dia juga tak menjual ikan.

Bu Han, Ha Ri dan Ha Min kompak menunjuk nama restoran pria itu.

Bu Han : Tertulis di sana. "Ikan, ikan kering, makerel, dan lain-lain."

Pak Shin membujuk istrinya. Dia bilang tak perlu bertengkar sama tetangga.

Ha Min memberikan tong sampah yang berisi duri ikan pada pria itu. Pria itu protes tong sampahnya mengenai baju mahalnya dan mengembalikan lagi tong sampah duri ikannya pada Ha Min.

Ha Ri yang lagi kesal, mengambil kotak duri ikan itu dari Ha Min dan memberikannya pada pria itu dengan cara yang agak kasar, sampai pria itu terdorong dan jatuh.

Ha Ri : Kau yang memulainya lebih dahulu!

Foto SBS

Sampai di rumah, Bu Han menceramahi Ha Ri karena mendorong pria duri ikan tetangga tadi. Akibat Ha Ri mendorong pria itu, pria itu jatuh dan mengenai papan tokonya.

Bu Han : Serasa tak cukup Ha Min memulai pertengkaran, kenapa kau melakukan itu?

Ha Ri : Sifatku yang seperti itu keturunan dari ibu.

Bu Han : Keluarga Shin memang pemarah.

Ha Min : Kenapa ibu menyalahkan keluarga Shin?

Bu Han : Apa? Sejak kapan kalian akur? Kalian harus menyahutiku seperti itu, ya?

Bu Han memukuli mereka dengan bantal.

Ha Ri terus menyahut, itu karena aku mirip dengan Ibu! Hari ini hari ulang tahunku! Kenapa ibu memukuliku?

Ha Ri ngambek dan masuk ke kamarnya.

Bu Han : Kau tak bisa menggunakan itu sebagai alasan! Aku sudah membuatkan sup rumput laut pagi ini! Cukup, 'kan?

Pak Shin : Kau lupa memasakkan sup rumput laut kali ini.

Dan Bu Han langsung terdiam malu.

Foto SBS

Di kamar, Ha Ri melihat lagi hadiah tiket konser dari Min Woo.

Ha Ri jadi makin bad mood.

Akhirnya, Ha Ri mutusin buat tidur saja.

Bersambung ke part 2

The Game : Towards Zero Ep 24 Part 2

 All content from MBC
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : The Game : Towards Zero
Sebelumnya : The Game : Towards Zero Ep 24 Part 1
Selanjutnya : The Game : Towards Zero Ep 25 Part 1

Foto MBC

Nyonya Jo akhirnya muncul. Dia baru saja tiba di bandara Korea.

Nyonya Jo menggeret kopernya, menuju ke taksi.

Nyonya Jo menyuruh supir taksi membawanya ke Cinerarium Sangcheon.

Foto MBC

Pada petugas, Nyonya Jo berkata, ingin mengambil abu Jo Pil Doo.

Petugas bertanya, apa hubungan Nyonya Jo dengan mendiang.

Nyonya Jo berkata, dia istrinya.

Foto MBC

Petugas mengantarkan Nyonya Jo ke rumah abu Jo Pil Doo.

Nyonya Jo langsung terdiam menatap guci abu suaminya.

Si petugas meninggalkan Nyonya Jo.

Nyonya Jo mendekat ke guci abu. Tangisnya kemudian pecah.

Foto MBC
Foto MBC

Woo Hyun, Joon Young, Kang Jae, Bong Soo dan Dong Woo sama-sama keluar dari ruangan Tae Pyung.

Ponsel Woo Hyun berdering.

Woo Hyun : Ya, ini Nam Woo Hyun.

Ternyata petugas yang mengantar Nyonya Jo tadi yang menelpon.

"Aku menelepon dari Balai Pemakaman Cinerarium Sangcheon. Istri Jo Pil Doo datang. Dia ingin mengambil abunya. Aku harus bagaimana?"

"Tolong minta dia menunggu. Aku akan segera ke sana." jawab Woo Hyun.

Foto MBC

Woo Hyun lalu memberitahu yang lain bahwa Nyonya Jo datang.

Joon Young : Kalau begitu, ibu Jo Hyun Woo ada di cinerarium?

Woo Hyun : Ya.
Foto MBC

Sekarang, Nyonya Jo duduk bersama Woo Hyun, Dong Woo dan Joon Young di kafe.

Nyonya Jo : Aku sudah merasa kau mencariku. Aku tidak tahu kita akan bertemu hanya dengan satu panggilan telepon.

Woo Hyun : Bu.

Nyonya Jo : Aku malu mendengarmu memanggilku seperti itu.

Woo Hyun : Maafkan aku. Aku tidak tahu harus memanggilmu apa.

Nyonya Jo : Tidak. Aku seorang ibu. Tapi aku meninggalkan putraku untuk bertahan hidup dan melarikan diri. Aku seharusnya malu.

Joon Young bertanya, Nyonya Jo dimana saja selama ini. Nyonya Jo bilang dia di China.

Nyonya Jo : Aku mendengar kabar. Aku juga dengar putraku mencoba bunuh diri. Kukira dia sudah mati. Tapi saat kudengar dia masih hidup dan membunuh orang, aku merasa itu semua salahku dan aku sangat tertekan. Tapi saat kudengar ada kecelakaan, rasanya aku membunuh putraku dua kali. Aku tidak datang ke sini untuk mengajukan sidang ulang. Kumohon... Bantu aku menemukan putraku meski itu hanya tubuhnya.

Joon Young memberitahu bahwa Do Kyung kemungkinan masih hidup.

Dong Woo : Ada bukti tidak langsung bahwa dia masih hidup. Jika kami benar, mungkin dia bersama sandera.

Joon Young : Bu, tolong kami agar putra anda tidak membunuh orang lagi.

Nyonya Jo : Maksudmu Jo Hyun Woo mungkin masih hidup?

Joon Young : Ya.

Foto MBC

Joon Young dan Dong Woo menghadap Kepala Yang.

Kepala Yang : Jadi, kau ingin memanfaatkan ibu Jo Hyun Woo dengan membuat Jo Hyun Woo datang ke pemakaman Jo Pil Doo?

Joon Young : Ya.

Kepala Ya : Dia meninggalkannya dan muncul setelah 20 tahun. Menurutmu dia akan datang?

Joon Young : Ini pemakaman ayahnya. Dia mungkin akan datang.

Kepala Yang : Bagaimana jika tidak?

Joon Young : Dia mungkin sudah lama membenci ayahnya. Saat dia tahu ayahnya dijebak, luka yang dia rasakan pasti sebesar rasa bencinya kepada ayahnya. Itulah awal pembalasan dendamnya. Dia akan datang ke pemakaman karena kasihan pada ayahnya. Aku akan membujuk ibunya.

Kepala Yang : Baik. Kau bisa langsung memulainya.

Foto MBC
Foto MBC

Kepolisan langsung menggelar konferensi pers. Joon Young yang bicara.

Joon Young : Sebelum memulai pengarahan, aku ingin meminta media untuk berhenti menerbitkan artikel tentang Jo Hyun Woo dan artikel yang belum dikonfirmasi. Aku hanya meminta kalian menerbitkan artikel berdasarkan fakta.

Han Kyu : Kalau begitu, bukankah kau harus memberikan pernyataan pers? Kami tahu kau menangkap mantan petugas medis, Goo, sebagai tersangka pembunuhan Lee Mi Jin tanpa surat perintah. Kenapa kau tidak tahu Jo Hyun Woo adalah Goo? Apa karena kau tidak punya metode ilmiah untuk membuktikan itu?

Joon Young : Tidak, kami punya. Baru-baru ini, kami bisa menghubungi anggota keluarga yang bisa membuktikan hubungan biologisnya. Dia setuju memberikan DNA-nya. Terlebih lagi, jasad Jo Pil Doo akan disemayamkan di tempat bagus berkat bantuannya.

Han Kyu : Lalu siapa anggota keluarga ini? Jika orang itu bisa membuktikan bahwa dia putra Jo Pil Doo, bukankah dia ibunya?

Foto MBC
Foto MBC

Do Kyung sendiri tengah menonton konferensi pers itu melalui ponselnya.

Dia terkejut ibunya muncul.

Joon Young : Guna mengadakan pemakaman privat untuk Jo Pil Doo, aku ingin meminta kerja sama kalian. Kami, polisi, akan membantu keluarga yang berduka, agar dia bisa mengirim mendiang dengan tenang. Pemakaman akan diadakan besok pukul 10.00. Jika anggota keluarga yang kehilangan lain menyaksikan, aku memintamu menghadiri pemakaman.

Foto MBC

Malamnya, Joon Young menjenguk Tae Pyung.

Joon Young : Aku akan menangkap Jo Hyun Woo dan membuatnya membayar atas kejahatannya, agar semua kekhawatiranmu tidak terwujud. Aku yakin kau akan sadar. Jadi, kumohon buka matamu.

Foto MBC

Besoknya, Bong Soo minta petugas menghalangi pintu masuk.

Para petugas mengerti dan langsung bergerak menjalankan perintah Bong Soo.

Bong Soo lalu masuk ke mobil van nya dan langsung duduk di depan kamera pengawas.

Foto MBC
Foto MBC

Para petugas mulai memasang rambu tanda perbaikan jalan di depan pintu masuk.

Kang Jae berkeliling, berpura-pura sebagai petugas pembersih.

Foto MBC
Foto MBC

Bong Soo mengecek mikrofon para petugas.

Bong Soo : Ini adalah S.A.M dari Divisi Kejahatan Satu. Pemeriksaan mikrofon. Apakah kau mendengarku?

Kang Jae menyahut, iya, keras dan jelas. Waktu saat ini, jam 9:50am. Tidak ada seorangpun di pintu masuk.
Foto MBC
Foto MBC

Joon Young bersama Dong Woo, mereka berdiri di dekat makam.

Seorang polisi lainnya berada di dekat Nyonya Jo.

Joon Young menatap polisi yang berdiri di dekat Nyonya Jo. Lalu dia mengangguk.

Jo Pil Doo mulai dimakamkan dengan layak. Nyonya Jo memasukkan guci berisi abu Jo Pil Doo ke dalam tanah.

Joon Young cemas. Dia takut Hyun Woo tak datang.

Dong Woo bilang mereka masih punya waktu.

Foto MBC

Sebuah mobil hitam tampak di pintu masuk.

Mobil hitam itu melaju melewati Bong Soo yang duduk di dalam mobil van.

Bong Soo langsung menghubungi rekannya.

Bong Soo : Aku melihat mobil hitam. Coba periksa jika itu targetnya.

Foto MBC

Kang Jae dan beberapa polisi langsung mengepung mobil itu.

Kang Jae mengetuk jendela, minta si pengemudi turun.

Beberapa saat kemudian, si pengemudi menurunkan jendela mobilnya tapi itu bukan Hyun Woo. Pria itu bilang dia dibayar Hyun Woo untuk mengemudikan mobil sampai ke sana.

Pria itu juga bilang, Hyun Woo punya hadiah untuk Joon Young di bagasi.

Foto MBC
Foto MBC

Joon Young teringat prediksi Tae Pyeong kalau Woo Hyun, Dong Woo, Bong Soo dan Kang Jae akan tewas di hari yang sama karena ledakan bom.

Kang Jae mulai membuka bagasi, dengan wajah tegang.

Takut itu bom, Joon Young langsung lari ke arah Kang Jae.

Joon Young : Jangan buka, Kang Jae-ssi! Jangan membukanya!

Foto MBC

Tapi terlambat! Kang Jae keburu membukanya. Tapi di dalamnya bukan bom, melainkan jasad Bu Na.

Foto MBC
Foto MBC

Ponsel Joon Young berdering. Telepon dari nomor private. Joon Young menjawabnya. Ternyata dari Hyun Woo.

Hyun Woo : Aku yakin itu sudah sampai sekarang. Kau sudah menerimanya?

Joon Young marah, ada dimana kau, Jo Hyun Woo-ssi? Kau dimana!

Hyun Woo : Aku tidak percaya kau berpikir aku akan datang. Aku kecewa.

Joon Young : Kenapa kau membunuhnya.

Hyun Woo : Jika kau tidak datang ke rumahku, dia tidak akan meninggal. Dan kau membuat kesalahan besar karena sudah mengusik ibuku. Orang di dunia ini yang sangat ingin kubunuh adalah ibuku.

Joon Young mengajak Hyun Woo bertemu. Dia bilang mereka harus bicara.

Foto MBC
Foto MBC

"Apa yang harus dibicarakan?" tanya Hyun Woo sembari berjalan di lorong RS.

"Aku yakin kau terluka parah setelah kecelakaan itu." jawab Joon Young.

"Sekarang kau khawatir padaku?" tanya Hyun Woo.

"Mari kita bertemu." ajak Joon Young.

"Baiklah, tapi biar kujelaskan satu hal. Insiden itu bukanlah kecelakaan. Itu pembunuhan. Kami berdua pembunuh. Tapi salah satu dari kami dikelilingi banyak orang. menerima perhatian dan dukungan dari mereka. Hidup benar-benar tidak adil."

Foto MBC
Foto MBC

Hyun Woo masuk ke kamar Tae Pyeong.

Sadar Hyun Woo ada dimana, Joon Young pun panic.

Joon Young : Jangan! Kau tidak bisa melakukan itu pada Tae Pyeong!

Joon Young langsung lari. Dia pergi.

Foto MBC

Hyun Woo menatap Tae Pyeong.

Hyun Woo : Sejak awal aku tidak mengerti. tapi sekarang aku mengerti kenapa kau mencoba membunuhku. Kau melihat kematian orang lain. Kematian para detektif itu. Dan kapan pun kau melihat Joon Young, kau mungkin melihat aku akhirnya membunuhnya. Kenapa kau tidak memberitahuku sama seperti yang kau lakukan 20 tahun lalu? Maka aku akan segera tahu. Aku ingin tahu bagaimana kau seharusnya mati sebelumnya.

Hyun Woo mencabut kabel2 medis Tae Pyeong.

Setelah itu dia langsung pergi.

Foto MBC

Nona Lee datang sedetik setelah Hyun Woo keluar dari kamar Tae Pyeong.

Melihat mesin EKG Tae Pyeong menunjukkan garis lurus, Nona Lee langsung teriak memanggil dokter.

Foto MBC

Tae Pyeong sendiri di ruangan Teacher Baek. Terdengar suara Teacher Baek yang menyuruh Tae Pyeong bangun. Teacher Baek bilang, sudah waktunya untuk pergi.

Tae Pyeong : Aku terlalu angkuh. Aku terlalu bodoh. Aku hanya mencoba mengubah kematian seseorang, tapi aku gagal memikirkan bagaimana kematian seseorang berubah. Mungkin itu alasannya kenapa Tuhan mengabaikan pembunuhan.

Teacher Baek menatap Tae Pyeong.

Teacher Baek : Manusia mendapatkan pencerahan, lalu mereka pergi dan membuat keputusan bodoh kembali.

Tae Pyeong : Apakah mustahil untuk mendapatkan kesempatan kedua? Sekali saja. Apakah aku bisa mendapatkan kesempatan sekali lagi? Aku tidak bisa pergi seperti ini. Aku harus kembali.

Teacher Baek perlahan menjauhi Tae Pyeong.

Foto MBC

Joon Young berlari ke kamar Tae Pyeong. Sampai disana, dia terkejut dan heran Tae Pyeong sudah tidak ada.

Joon Young keluar.

Bersamaan dengan itu, Tae Pyeong berjalan dibantu Nona Lee. Mereka kembali menuju kamar.

Mereka langsung berhenti melangkah saat melihat Joon Young.

Joon Young kaget melihat Tae Pyeong berdiri tegak di depannya.

Joon Young kemudian berlari ke arah Tae Pyeong. Dia memeluk Tae Pyeong dan menangis.

Joon Young lega Tae Pyeong selamat.

Nona Lee tersenyum melihat mereka berdua. Dia lalu diam-diam pergi, meninggalkan mereka.

Foto MBC
Foto MBC

Nyonya Jo sudah di bandara. Ia berniat kembali ke China.

Sambil berjalan membawa kopernya, Nyonya Jo berbicara dengan Joon Young.

Joon Young sendiri duduk di depan kamar Tae Pyeong.

Nyonya Jo : Kau mungkin berpikir bahwa aku melarikan diri lagi tapi tolong mengertilah.

Joon Young : Aku tahu bahwa segalanya berat untukmu karena media. Memberikan sampel DNAmu kepada kami sangat membantu.

Nyonya Jo : Bagaimana dengan pria yang belum siuman itu?

Joon Young : Syukurlah dia sudah siuman.

Nyonya Jo : Syukurlah. Aku tutup sekarang.

Joon Young : Sebentar. Aku akan segera menelponmu setelah mendapatkan kabar dari Jo Hyun Woo.

Foto MBC
Foto MBC

Hyun Woo sendiri berdiri di lantai atas, di depan eskalator.

Nyonya Jo menutup ponselnya. Dan ia membeku melihat seorang pria bemasker berdiri di depan eskalator. Ia tahu itu putranya.

Hyun Woo membuka maskernya. *Astogeh, Im Joo Hwan ganteng banget.

Hyun Woo : Kau memang seorang ibu. Kau bisa mengenali putramu. Aku akan membuatmu menderita selama sisa hidupmu. Pastikan kau melihat semua perbuatan putramu yang kau lahirkan. Itu salahmu.

Hyun Woo pergi dan kembali memakai maskernya.

Nyonya Jo tak bisa mengatakan apa-apa. Dia terdiam, menahan tangisnya.

Foto MBC

Sementara itu, Joon Young cs berkumpul di kamar Tae Pyeong. Mereka membawa kue, merayakan kembalinya Tae Pyeong kepada mereka.

Tae Pyeong menatap satu per satu mata mereka. Dia bertanya-tanya apa kekuatannya sudah menghilang?

Tiba-tiba, dua detektif dari Kepolisian Gichang datang.

"Pak Kim, apa kau melakukan kontak dengan pembuat bom Sung Min Jae? Kami punya beberapa pertanyaan mengenai upaya pembunuhanmu terhadap Jo Hyun Woo." ucap salah satu detektif.

Mereka lalu minta Tae Pyeong ikut dengan mereka.

Woo Hyun menghalangi mereka.

Woo Hyun : Detektif Lee, dia belum sehat. Apa ini perlu?

Tapi Detektif Lee tidak peduli dan minta Tae Pyeong bekerja sama dengan mereka.

Foto MBC

Tae Pyeong menatap mata kedua detektif itu. Dia heran dan bertanya-tanya, apakah mereka semua akan mati karena dirinya.

Tae Pyeong : Aku tidak bisa melihat kematian mereka.

Bersambung....