• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Again My Life Eps 2 Part 2

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 3

Paginya, ayah ibu Hee Woo kaget pas Hee Woo bilang mau kuliah. Pak Kim bahkan sampai mengira Hee Woo lagi amnesia, makanya dia nanyain siapa namanya.

Hee Woo : Kim Chan Sung.

Pak Kim : Putra tersayang ayah akan kuliah?

Hee Woo : Ya. Aku belajar dengan giat di akademi.

Nyonya Lee seketika gagap.

Nyonya Lee : Lan... lan.... lan... lantas bagaimana dengan pekerjaan paruh waktumu?

Hee Woo : Aku akan tetap bekerja.

Pak Kim : Lalu kapan kau tidur?

Hee Woo : Aku menjaga diriku dengan baik, jadi, kalian tidak perlu khawatir.

Pak Kim : Lalu? Kau ingin masuk kampus mana?

Hee Woo : Sekolah hukum Universitas Hankuk.

Pak Kim : Kau mulai membuat ayah takut. Apa salah kami kali ini?

Nyonya Lee : Hee Woo-ya, bisakah kita membicarakan hal ini dengan serius?

Pak Kim : Tentu. Tentu saja, aku tahu kalian tidak akan memercayaiku. Ini, lihatlah.

Foto SBS

Hee Woo menunjukkan nilai-nilai akademinya.

Hee Woo : Aku dapat nilai tertinggi di akademi.

Ayah ibunya tak percaya.

Ayahnya bahkan marah, mengira kalau Hee Woo lagi berbohong karena mereka tak tahu cara membaca rapor.

Pak Kim : Kau menyontek saat ujian? Ini kejahatan!

Hee Woo : Tidak. Aku belajar sangat keras. Percayalah kepadaku, ayah.

Foto SBS

Pak Kim ngajak istrinya melakukan rapat keluarga. Hanya mereka berdua, tanpa Hee Woo.

Hee Woo tertawa melihat kelakuan orang tuanya.

Foto SBS


Tiba-tiba, perhatian Hee Woo teralihkan ke layar televisi yang menampilkan berita Tae Sub.

"Anggota Dewan Cho Tae Sub mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri untuk Kursi Partai di konvensi partai mendatang. Tadi, dia mengadakan konferensi pers di kantor pusat Partai Minguk, tempat dia mengumumkan pencalonannya sebagai Ketua Partai dan menyatakan akan membangun Korea lebih baru dan lebih baik. Tingkat ketidaksetaraan dan polarisasi yang melonjak..."

Narasi Hee Woo :  Hidup berjalan seperti yang kuingat. Semua kejadian di masa lalu terjadi lagi, dan aku makin dekat dengan insiden yang ditakdirkan untuk kuhentikan apa pun yang terjadi.

-Tiga bulan kemudian-

Foto SBS
Foto SBS

Hujan turun dengan deras. Hee Woo berjalan, menuju kelasnya di Univ. Hankuk, dengan payungnya.

Hee Woo membuka pintu kelas. Bersamaan dengan itu, Kyu Ri keluar. Mereka saling menatap sebentar, lalu Kyu Ri pergi.

Hee Woo masuk. Pengajar datang. Saat kelas akan dimulai, lampu tiba-tiba padam.

Sontak lah Hee Woo kaget dan teringat sesuatu, apa hari ini?

Hee Woo : Hari itu bergemuruh dan ada pemadaman listrik.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pun berlari ke jalanan di dekat apotek.

Di ingatannya, ada seorang gadis yang tergeletak di jalanan.

Hee Woo mencari gadis itu. Tak lama, dia melihat sebuah payung yang jatuh di dekat mobil.

Hee Woo : Ada di sekitar sini. Gang dekat apotek di sudut jalan dari akademi.

Lalu Hee Woo melihat gadis itu, tergeletak di dekat mobil.

Hee Woo : Kim Kyu Ri!

Hee Woo bergegas menolong Kyu Ri.

Foto SBS
Foto SBS

Kyu Ri akhirnya siuman. Hee Woo membawanya ke rumah sakit.

Hee Woo : Kau sudah bangun? Kau baik-baik saja?

Kyu Ri : Apa kau membawaku ke sini?

Hee Woo : Ya.

Kyu Ro : Terima kasih.

Hee Woo : Kau harus menjaga dirimu.

Kyu Ri : Aku menghargai perhatianmu, tapi jangan ikut campur.

Foto SBS

Hee Woo membuang obat yang dikonsumsi Kyu Ri selama ini. Sontak Kyu Ri kaget.

Hee Woo : Jika kau lelah, tidur saja. Jangan minum obat seperti ini.

Kyu Ri : Bukannya aku belum tidur sama sekali. Aku hanya meminum itu untuk mengurangi tidur.

Hee Woo : Kenapa memaksakan diri untuk kurang tidur?

Kyu Ri : Untuk belajar.

Hee Woo : Untuk apa?

Kyu Ri : Untuk masuk ke kampus bagus.

Hee Woo : Lalu apa?

Kyu Ri : Akan kupikirkan saat tiba di sana. Penting bagiku untuk tidak mengecewakan orang tuaku.

Hee Woo : Memenuhi harapan orang tuamu di setiap kesempatan. Itukah tujuan hidupmu?

Kyu Ri : Aku tidak pernah bilang melakukan ini untuk orang tuaku.

Hee Woo : Memangnya bukan?

Kyu Ri : Aku hanya berterima kasih kepada mereka.

Hee Woo : Benar. Kebanyakan orang berterima kasih kepada orang tua mereka. Jadi, bersyukurlah. Hanya itu yang perlu kau lakukan.

Kyu Ri : Apa maksudmu?

Hee Woo : Bagi mereka, kau anak mereka. Bukan anak angkat.

Foto SBS

Foto SBS

Kyu Ri kaget Hee Woo tahu. Hee Woo duduk dan menasihati Kyu Ri.

Hee Woo : Kau bersyukur mereka mengadopsimu, jadi, kau memaksakan diri untuk menjadi lebih baik, yang merusak kesehatanmu. Menurutmu ini yang mereka inginkan? Aku tahu kau ingin membalas mereka, tapi ini salah. Demi kebaikanmu, jangan lakukan ini.

Kyu Ri : Kau benar. Ini salah.

Foto SBS

Hee Woo beranjak keluar.

Narasi Hee Woo : Di kehidupanku sebelumnya, Kyu Ri selalu menjadi murid terbaik.

Flashback...

Foto SBS

Hee Woo tak sengaja menguping pembicaraan kedua temannya Kyu Ri. Mereka bilang Kyu Ri pingsan dan melewatkan tes CSAT. Kyu Ri pingsan di dekat apotek di gang.

Kyu Ri komplikasi karena terlambat ditemukan. Kyu Ri pingsan karena dia meminum pil yang membuat seseorang terjaga. Kyu Ri tidak mau makan dan terus meminum pil agar tetap terjaga meski dia butuh tidur.

Foto SBS
Foto SBS

Kyu Ri ternyata sangat ingin masuk Univ. Hankuk. Tapi dia terpaksa mengubur impiannya karena sakit.

Orang tua Kyu Ri membesarkan hati Kyu Ri.

Tanpa mereka sadari, Hee Woo melihat mereka.

Narasi Hee Woo : Aku dengar Kyu Ri masuk ke sekolah hukum Hankuk tahun berikutnya, tapi aku tidak pernah mendengar namanya di Universitas Hankuk atau di bidang hukum. Kenapa begitu? Hari ini, takdirnya berubah karena aku. Akan seperti apa masa depan Kyu Ri?

Bersambung ke part 3....

Again My Life Eps 2 Part 1

 All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 4
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 2

Foto SBS

Hee Woo syok ayah ibunya tertabrak mobil, padahal dia sudah berusaha menyelamatkan mereka.

Narasi Hee Woo : Ada banyak cara untuk menyelamatkan orang tuaku. Namun, keyakinan aroganku bahwa aku bisa mengubah nasibku membuat orang tuaku terbunuh.

Hee Woo ingat pas tadi dia meminta ayah ibunya bolos kerja.

Dia juga bilang dia mengambil cuti sehari dan berniat mengajak ayah ibunya piknik untuk menghindari musibah. Tapi ayah ibunya bersikeras pergi bekerja.

Hee Woo menyesal.

Hee Woo : Seharusnya aku memegang tangan orang tuaku dan mengomeli mereka. Tidak, seharusnya aku membuat masalah, jadi, mereka tidak masuk kerja. Seharusnya aku tahu pengemudi akan membelokkan setir pada saat itu. Tidak, aku seharusnya mendorong orang tuaku ke arah dalam jalan.

Perlahan, Hee Woo mendekati mobil yang menabrak ayah ibunya.

Dia bertanya-tanya, apa dia akan menjadi yatim piatu lagi.

Tangis Hee Woo pecah.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi tak lama, Hee Woo mendengar suara ayah ibunya.

Sontak lah Hee Woo langsung mencari ayah ibunya dan dia melihat ayah ibunya ada di depan mobil.

Pak Kim : Hee Woo-ya, kau baik-baik saja? Kau terluka?

Hee Woo dan ayahnya mendekati ibunya. Pak Kim menyuruh Hee Woo menggerakkan kaki.

Hee Woo : Kenapa mengkhawatirkanku padahal kalian yang terluka?

Lalu Hee Woo menyuruh ibunya naik ke punggungnya. Dia bilang akan membawa ibunya ke RS.

Nyonya Lee : Tidak apa-apa. Ibu hanya sedikit terkejut.

Pak Kim : Dasar bodoh. Apa ada pecahan kaca di kulitmu?

Hee Woo : Ayah yang terluka.

Pak Kim memegangi dahinya. Dahinya luka.

Foto SBS

Dua ambulance sudah datang.

Petugas medis tengah mengobati Pak Kim dan Nyonya Lee.

Hee Woo mencemaskan ibunya.

Hee Woo : Ibu, pastikan ibu ke rumah sakit untuk berjaga-jaga.

Nyonya Lee : Ibu baik-baik saja. Omong-omong, bagaimana pengemudinya?

Pak Kim : Benar. Pengemudinya pasti terluka parah.

Hee Woo : Tunggu di sini. Aku akan memeriksanya.

Foto SBS

Hee Woo mulai beranjak, mencari tahu kondisi si pengemudi.

Narasi Hee Woo : Akhirnya, aku bisa bertemu dengan pengemudi tabrak lari yang membunuh orang tuaku dahulu.

Tapi Hee Woo kemudian mendengar percakapan dua polisi patroli bahwa si pengemudi tewas dan mabuk.

Foto SBS

Tak lama, Hee Woo melihat seketaris Tae Seob datang.

Seketaris Tae Seob menanyakan kondisi si pengemudi. Dia terkejut mendengar penjelasan polisi.

Hee Woo : Kim Jin Woo? Sedang apa dia di sini?

Foto SBS
Foto SBS


Petugas medis membawa mayat si pengemudi. Hee Woo menutup hidungnya petugas melewatinya.

Hee Woo : Aku mencium bau alkohol.

Hee Woo terkejut melihat si pengemudi.

Hee Woo : Apa itu Cho Hyun Seok? Aku akhirnya memecahkan potongan terakhir teka-tekinya. Putra Cho Tae Sub, Cho Hyun Seok.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo ingat saat dia baru menjadi jaksa, dia dipanggil oleh Hyun Seok.

Hyun Seok : Kim Hee Woo-ssi? Aku sudah memeriksa latar belakangmu. Kau kehilangan kedua orang tuamu dalam kecelakaan tabrak lari. Nilaimu buruk di sekolah, tapi kau berhasil masuk sekolah hukum Universitas Hankuk dalam percobaan ketiga. Lalu kau punya karier MMA kecil, dan kau bahkan lulus ujian advokat. Selain itu, kau tampan. Kau menawan. Kau tidak perlu setampan ini. Kau hampir terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Omong-omong, kau punya semua untuk menjadi bintang politik berikutnya. Ayahku, Anggota Dewan Cho Tae Sub, akan memberimu dukungan. Ambil saja langkah pertama. Sisanya akan diurus untukmu.

Hee Woo kesal, bedebah tidak tahu malu itu. Dia sudah tahu segalanya tentangku. Memanipulasi laporan kasus dan menutupi kebenaran. Kekuasaan Cho Tae Sub yang memungkinkannya.

Foto SBS
Foto SBS

Ambulance membawa pergi jasad Hyun Seok.

Polisi ingin pernyataan dari Hee Woo selaku saksi. Hee Woo bersedia, tapi Pak Kim datang. Pak Kim bilang biar dia saja.

Pak Kim : Aku ayahnya. Aku ada di TKP saat kecelakaan itu terjadi. Seperti yang kalian lihat, aku salah satu korbannya.

Hee Woo : Ayah akan baik-baik saja?

Pak Kim : Ya, ayah baik-baik saja. Pulanglah dengan Ibu dan istirahat.

Pak Kim pergi dengan polisi.

Hee Woo mulai berjalan menuju ibunya.

Foto SBS

Narasi Hee Woo : Takdir telah berubah. Aku berhasil melindungi orang tuaku, sementara Cho Tae Sub kehilangan putranya. Ini akan mengubahnya menjadi orang gila yang bahkan lebih kejam. Aku tahu karena itu yang terjadi kepadaku saat aku kehilangan orang tuaku.

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob tengah minum di rumahnya. Seok Hoon duduk di depannya. Tae Seob berterima kasih. Dia bilang, berkat Seok Hoon, dia bisa melindungi kehormatan Hyun Seok.

Seok Hoon : Aku sudah menyuruh semua orang merahasiakan kecelakaan itu, jadi, jangan khawatir, Pak.

Tae Seob : Terima kasih.

Seok Hoon : Anda pasti sangat sedih. Aku turut berduka cita, Pak.

Tae Seob : Seperti kata orang, waktu menyembuhkan semua luka. Apa yang bisa kulakukan? Itu tidak bisa dibatalkan. Akan kupastikan untuk membalas semua bantuanmu. Kau akan segera mendengar kabar baik.

Seok Hoon : Terima kasih, Pak.

Tae Seob : Hanya sampai hari ini... Ya. Aku akan mengingat dan berduka sampai hari ini saja, lalu merelakan dia. Besok adalah hari yang baru. Aku harus menenangkan diri dan fokus bekerja untuk rakyat.

Foto SBS

Kim Han Mi bersama teman-temannya yang kesemuanya pria. Mereka mampir dan duduk di depan toserba.

Im Jong Il menanyakan pemantiknya. Lalu dia masuk ke toserba dan teman-temannya minta jajan.

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il melemparkan uang ke meja kasir.

Jong Il : Aku butuh sebungkus.

Hee Woo menghela nafas dan mengambil rokok.

Jong Il : Kudengar kau belajar. Untuk apa? Kau mau kuliah?

Foto SBS

Hee Woo ingat pas Jong Il merundungnya di sekolah.

Jong Il : Dasar kecoak kecil. Beraninya kau mengadukanku kepada guru? Apa yang akan kau lakukan? Ayahmu pekerja pabrik, dan ayahku Kepala Polisi. Hidup ini tidak adil, ya? Kasihan sekali dirimu.

Foto SBS

Hee Woo berusaha menahan emosinya. Dia berbalik dan menatap kesal Jong Il.

Jong Il : Dasar bodoh. Apa kau tuli? Kenapa tatapanmu seperti itu? Apa? Kau mau memukulku?

Han Mi masuk, astaga, kau tukang mengeluh. Biarkan. Ayo.

Han Mi lalu menyemangati Hee Woo.

Han Mi : Belajarlah dengan giat, Hee Woo. Kuharap kau masuk kuliah dan menjadi orang penting.

Jong Il remeh, orang penting apanya?

Han Mi : Keluar. Semua orang menunggu.

Jong Il : Hei, kau... Jangan berani menatapku seperti itu. Sekali pesuruh, tetaplah pesuruh. Kau tidak bisa memelototiku hanya karena sudah lulus. Pecundang.

Jong Il keluar.

Foto SBS

Han Mi menyemangati Hee Woo lagi, semangat.

Lalu Han Mi keluar.

Foto SBS

Besoknya, Hee Woo diminta datang ke kantor pengajar.

Pengajar mengenalkan Hee Woo pada direktur akademi.

Direktur akademi : Halo. Senang bertemu denganmu, Hee Woo. Kudengar kau mendapat nilai tertinggi dalam ujian percobaan. Astaga, ini belum pernah terjadi dalam sejarah akademi. Salah satu murid tingkat terendah mengalahkan kelas Universitas Hankuk dan meraih nilai tertinggi! Kami memindahkanmu ke kelas Universitas Hankuk.

Foto SBS
Foto SBS

Di toserba, seorang wanita menghampiri Hee Woo.

"Kudengar kau orangnya."

Hee Woo dalam hati, Kim Kyu Ri? Orang dengan nilai tertinggi.

Kyu Ri membeli beberapa makanan dan minuman.

Kyu Ri : Apa rahasiamu? Bagaimana kau melakukannya?

Hee Woo hanya tersenyum.

Kyu Ri : Kenapa kau tersenyum?

Hee Woo : Bukan apa-apa.

Kyu Ri : Bagaimanapun, selamat. Meskipun itu tidak akan terjadi lagi. Lain kali, aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku.

Hee Woo melihat makanan Kyu Ri.

Hee Woo : Kau baik-baik saja?

Kyu Ri : Tiba-tiba sekali.

Hee Woo : Cobalah makan dengan baik. Jangan hidup dengan makan hal seperti itu.

Foto SBS

Kyu Ri pergi, temannya Jong Il datang.

"Aku butuh sebungkus rokok." dia melemparkan satu dolar ke meja kasir.

"Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar."

Hee Woo tersenyum.

Temen Jong Il kesal, kenapa tersenyum? Astaga. Kudengar kau sudah berubah. Itu benar.

Jong Il minta Hee Woo bergegas mengambilkannya rokok.

Hee Woo : Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar.

Kesal, temen Jong Il berniat memukul Hee Woo tapi Hee Woo mengindar.

"Kau menghindar?"

"Kenapa tidak?"

"Karena aku akan menghajarmu.

"Coba saja semaumu, bodoh."

Foto SBS

Temen Jong Il yang lain masuk. Mereka menyuruh Hee Woo keluar.

Temen2 Jong Il mengerubungi Hee Woo.

Yang mau beli rokok tadi, sesumbar kalau dia bisa menjadi pembunuh karena Hee Woo.

Hee Woo : Aku tidak akan mati. Jangan khawatir. Lagi pula, meskipun ditangkap, kalian akan dipenjara paling lama enam bulan atas kejahatan kecil.

Dia mulai memukul Hee Woo, tapi Hee Woo berhasil menghindar. Hee Woo bahkan menggelitiki keteknya.

Teman-temannya ikut membantu menyerang Hee Woo. Tapi Hee Woo berhasil menjatuhkan mereka.

Bersambung ke part 2...

Again My Life Eps 1 Part 4

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 3
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 1

Foto SBS

Hee Woo tak berani masuk ke rumah. Dia teringat sikapnya dulu kepada kedua orang tuanya.

Narasi Hee Woo terdengar, aku putra yang kekanak-kanakan.

Flashback...

Foto SBS

Hee Woo baru saja pulang. Sang ibu bertanya dia sudah makan apa belum. Hee Woo tak menjawab dan terus berjalan melewati ayah ibunya, menuju kamarnya.

Pak Kim : Astaga, temperamennya itu.

Nyonya Lee : Kami akan pergi bekerja. Ibu sudah membuat sarapan, jadi, pastikan kau memakannya, ya?

Pak Kim dan Nyonya Lee pergi.

Terdengar narasi Hee Woo.

"Itu pertemuan terakhirku dengan orang tuaku."

Foto SBS

Hee Woo keluar dari kamarnya dan tak sengaja menyenggol jemuran kain.

Dia pun kesal.

Lalu dia melihat sarapan yang sudah dibuat ibunya.

Narasi Hee Woo : Orang tuaku tidak bisa merawatku dengan baik karena mereka berusaha mencari nafkah. Aku meremehkan dan membenci mereka. Itulah yang kurasakan dahulu. Jadi, aku berharap menyakiti mereka dengan membuat mereka pulang dan melihat makanan yang mereka siapkan tidak tersentuh.

Foto SBS

Hee Woo sarapan gimbap di pintu belakang toserba.

Ponselnya berbunyi. Dia terkejut menerima kabar ayah ibunya.

Foto SBS

Hee Woo langsung berlari.

Hee Woo hanya bisa terdiam menatap foto kedua orang tuanya. Dia menyesal.

Narasi Hee Woo : Orang tuaku meninggal, meninggalkan putra penuh kebencian yang selalu mereka cemaskan.

Foto SBS

Hee Woo pun pulang. Dia terdiam menahan tangisnya menatap foto ayah ibunya.

Hee Woo : Aku lapar.

Hee Woo akhirnya duduk di kursi makan dan membaca pesan yang ditaruh ibunya di atas tudung makanan.

Nyonya Lee : Putra ibu tersayang. Maaf ibu tidak bisa memasakkanmu makanan lezat karena ibu amat sibuk. Ada bulgogi di kulkas. Pastikan untuk memanaskan itu juga.

Narasi Hee Woo : Ini makanan terakhir yang disiapkan ibuku untukku. Aku putus asa karena sekarang, aku tidak akan pernah punya kesempatan untuk menebus diriku karena menjadi anak yang tidak tahu terima kasih.

Hee Woo makan, sambil menahan tangis.

Hingga akhirnya ia tak bisa lagi menahan tangisnya.

Narasi Hee Woo : Namun, ini mungkin sebelum kematian orang tuaku. Aku sangat berharap alam semesta memberikanku kesempatan sekali seumur hidup.

Foto SBS

Hee Woo pun masuk. Berharap menemukan ayah ibunya. Dia memanggil ayah ibunya tapi tak ada siapapun.

Hee Woo langsung lemas. Dia menangis.

Tapi kemudian, ibunya keluar dari kamar.

Sontak lah dia terpengarah melihat ibunya.

Hee Woo lalu memeluk ibunya.

Sang ibu heran, kenapa kau tiba-tiba begini? Terjadi sesuatu?

Disusul kemudian dengan ayahnya yang keluar kamar.

Pak Kim : Kenapa berpelukan? Apa terjadi sesuatu?

Hee Woo pun memeluk kedua orang tuanya.

Dia bahagia bisa bertemu orang tuanya lagi.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menuliskan tentang yang terjadi padanya di buku hariannya.

"Kematian... Sulit dipercaya, tapi aku kembali hidup. Kukira aku hanya butuh hukum dan keadilan di pihakku. Namun, antusiasmeku membuatku arogan."

Hee Woo lalu teringat kata-kata wanita bergaun merah.

"Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna."

"Lantas, dia ingin aku mulai bersiap sekarang."

Hee Woo menandai tanggal di kalendernya.

Setelah itu, dia melihat buku matematikanya.

Hee Woo : Astaga. Dasar bodoh.

Sang ibu membuka pintu, kami akan pergi bekerja sekarang.

Foto SBS

Hee Woo mengantar ayah ibunya keluar. Dia bahkan membukakan pagar untuk ayah ibunya.

Ayah ibunya heran. Ayahnya merasa Hee Woo orang asing.

Hee Woo : Hati-hati. Hati-hati dengan mobil di malam hari.

Ayah ibunya makin heran.

Nyonya Lee : Hee Woo. Apa yang terjadi?

Pak Kim : Kau marah kepada kami? Ayah tidak tahu ada apa, tapi ayah akan minta maaf.

Hee Woo : Astaga, aku tidak marah. Aku hanya mengantar kalian.

Pak Kim : Kau terasa lebih seperti tentara dalam perlawanan setiap kali kau bicara dengan kami. Namun, ini pasti melampaui pemberontakanmu. Apa kau berencana menjadi biksu?

Hee Woo : Astaga, tidak.

Nyonya Lee : Ibu tidak percaya kau keluar mengantar kami bekerja.

Foto SBS

Hee Woo memeluk kedua orang tuanya lagi.

Pak Kim : Apa salah kami sampai membuatmu marah seperti ini?

Nyonya Lee : Jika kau tidak marah, apa kau sakit?

Hee Woo : Ya. Aku sakit. Aku sakit karena sangat gembira.

Hee Woo terus memeluk ayah ibunya.

Foto SBS

Hee Woo makan dengan lahap sarapan yang dibikin ibunya.

Selesai makan, dia menuliskan pesan dan menaruh kertasnya di atas meja.

Narasi Hee Woo : Aku harus hidup berbeda dari sebelumnya. Aku harus menjadi lebih kuat. Jauh lebih kuat. Amat kuat. Agar aku bisa melindungi diriku, keluargaku, dan semua orang.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo mendaftar di akademi.

Petugas yang melihat transkrip nilai Hee Woo berkata, Hee Woo akan mulai di kelas terendah. Hee Woo bilang dia sudah tahu itu.

Hee Woo sekelas dengan Han Mi.

Han Mi : Tidak mungkin. Lihat siapa yang ada di sini. Apa? Jadi, kau ingin kuliah?

Hee Woo : Apa lagi? Kau pikir aku di sini untuk bekerja di toserba?

Han Mi : Begitu rupanya. Jadi, kau lulusan SMA sekarang?

Hee Woo : Lihat dirimu. Kau sudah dewasa sekarang. Kautidak malu? Kau sudah tamat SMA. Berhentilah berlagak tangguh. Kau harus belajar.

Hee Woo membuka bukunya.

Hee Woo : Astaga. Matematika. Akan butuh waktu untuk kembali belajar.

Foto SBS

 Hee Woo mulai belajar.

Dia fokus, mendengarkan penjelasan gurunya.

Hari demi hari berlalu. Hari sudah malam. Hee Woo yang memakai kemeja putihm berjalan menyusuri jalanan.

Lalu dia melihat ayah ibunya di seberang jalan.

Tepat saat itu, sebuah mobil melintas ugal-ugalan.

Sadar mobil itu akan menabrak ayah ibunya, Hee Woo langsung berlari untuk menyelamatkan ayah ibunya. Namun terlambat, ayah ibunya tertabrak.

Foto SBS


Hee Woo terbangun, eomma!

Hari masih pagi. Dia berada di kelas, di tengah-tengah pelajaran.

Gurunya bertanya ada apa. Hee Woo berkata, dia hanya bisa tidak tidur nyenyak semalam.

Hee Woo melihat tanggal di kalender.

Hee Woo bilang besok, hari kecelakaan tabrak lari kedua orang tuanya.

Foto SBS
Foto SBS


Malamnya, Hee Woo melihat google map.

Dia berpikir, apakah ada cara agar ayah ibunya bisa libur.

Lalu ibunya memanggil, menyuruhnya makan.

Foto SBS

Nyonya Lee menyuruh suaminya mencoba kimchi nya. Dia bilang itu sudah terfermentasi sekarang.

Pak Kim : Baiklah. Tentu. Mungkin ini makanan terakhir sebagai sebuah keluarga.

Nyonya Lee melihat Hee Woo, omo, Hee Woo-ya, berat badanmu turun.

Pak Kim : Apa kau berlebihan?

Hee Woo : Tidak. Aku berolahraga sambil belajar. Kalian tidak perlu khawatir.

Pak Kim : Tentu. Mendapat nilai bagus itu bagus, tapi ayah lebih senang melihatmu bekerja keras untuk sesuatu. Para pria di keluarga kita kebanyakan hidup dari ketampanan. Namun, ayah sangat senang melihatmu belajar dengan giat.

Nyonya Lee : Itu mungkin tidak baik untuk kesehatannya. Hee Woo-ya. Ibu hanya ingin kau sehat. Jadi...

Pak Kim : Dia berbohong. Dia menyombong ke rekan kerjanya tentang betapa pintarnya kau.

Nyonya Lee : Tentu saja. Dia putra kebanggaanku.

Pak Kim : Dia bukan hanya putramu. Dia juga putraku. Lihat betapa kau mirip dengan ayah. Kau lah yang orang sebut salinan karbon ayah.

Hee Woo : Ibu. Bisakah ibu bolos kerja malam ini?

Nyonya Lee : Kenapa? Apa ada masalah?

Hee Woo : Ibu bilang tubuh ibu sakit belakangan ini. Aku hanya berpikir mengambil cuti akan bagus untuk ibu.

Pak Kim : Kami tidak bisa libur karena hal seperti itu. Kami beruntung punya pekerjaan dalam ekonomi sulit ini.

Nyonya Lee : Benar. Kami harus bekerja lebih keras dan lebih rajin saat keadaan sulit seperti ini.

Hee Woo : Aku mengambil cuti dari pekerjaan paruh waktuku. Bagaimana jika kita...

Pak Kim : Kau bisa libur sehari. Namun, kami harus bekerja. Kami tidak pernah libur.

Hee Woo pun akhirnya diam. Dia tahu tabiat orang tuanya. Mereka tidak akan cuti karena tahu etika kerja.

Hee Woo memutuskan menunggu mereka di depan pabrik dan mengawal mereka pulang.

Foto SBS

Hee Woo hampir tiba di lokasi kecelakaan. Dia deg-degan, karena sebentar lagi waktunya.

Hee Woo berdiri disana.

Foto SBS

Hee Woo ingat saat dia yang sudah menjadi jaksa, menyelidiki kematian orang tuanya

Hee Woo : Investigasinya tidak dilakukan secara menyeluruh. Setahuku tidak ada kamera pengawas. Namun, pasti ada bekas selip dan puing dari mobil di TKP. Mereka bisa mendapatkan daftar kendaraan jika mereka melacak perbaikan bumpernya. Bagaimana bisa mereka tidak melakukan hal minimum? Kenapa? Mungkin waktu insiden itu juga dipalsukan. Sekitar waktu kejadian, orang tuaku seharusnya masih di sif malam mereka.

Hee Woo melihat perkiraan waktu kematian orang tuanya.

"Perkiraan waktu kematian, pukul 3.38, 18 Mei 2007"

Lalu dia melihat foto-foto TKP.

Foto SBS

Sekarang Hee Woo berada di TKP.

Hee Woo : Jika aku membuat orang tuaku berjalan di jalanan dan mengikuti mereka dari belakang, Aku bisa bersiap untuk kecelakaan apa pun.

Hee Woo melihat jam tangannya.

Foto SBS

Hee Woo berlari. Dia pun tiba di Pabrik Hanil, tempat ayah ibunya bekerja.

Hee Woo menunggui mereka. Tak lama, mereka keluar. Mereka terkejut Hee Woo datang.

Hee Woo : Aku merindukan ibu.

Ayah ibunya tertawa.

Hee Woo : Aku tidak bisa tidur. Aku keluar untuk jalan-jalan.

Nyonya Lee : Kau bahkan tidak tahu kapan sif kami berakhir. Ini sungguh mengejutkan. Kau beruntung mesinnya berhenti berfungsi. Kau bisa menunggu lama di luar sini di malam yang dingin.

Hee Woo pun paham alasan ayah ibunya pulang lebih cepat karena sebuah mesin yang rusak.

Foto SBS

Mereka sama-sama berjalan, menuju pulang. Hee Woo yang awalnya berjalan di belakang, pindah ke samping ibunya.

Narasi Hee Woo : Mereka pulang lebih awal karena mesinnya rusak. Misteri di balik waktu insiden terpecahkan.

Sepanjang jalan, Pak Kim berkata kalau Hee Woo seharusnya tak menjemputnya.

Pak Kim : Kau ada kelas besok pagi. Kau seharusnya tidur.

Nyonya Lee : Namun, senang melihatnya. Mungkin kita berkomunikasi lewat telepati.

Pak Kim : Jangan berkeliaran di jalan saat malam hanya karena kau pria.

Nyonya Lee : Benar. Dengarkan ayahmu. Kau tahu secepat apa mobil melaju di lingkungan ini?

Foto SBS

Saat tiba di lokasi, sebuah mobil melaju ke arah mereka.

Hee Woo bergegas melindungi ayah ibunya.

Hee Woo lega ayah ibunya baik-baik saja.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi mobil lain datang.

Sontak lah Hee Woo mendorong ayah ibunya ke pinggir.

Mobil itu nyaris menabrak Hee Woo, tapi Hee Woo berhasil menghindar. Namun yang menjadi korban, justru ayah ibunya.

Mobil itu menabrak ayah ibunya.

Hee Woo syok, tidak!

Narasi Hee Woo : Apa aku menjadi yatim piatu lagi?

Bersambung....

Selesai juga.... Gimana menurut kelen guys???

Ini kayaknya ayah ibu Hee Woo dibunuh ya... Gw kok jadi curiga sama Tae Seob.