Again My Life Eps 2 Part 1

 All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 4
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 2

Foto SBS

Hee Woo syok ayah ibunya tertabrak mobil, padahal dia sudah berusaha menyelamatkan mereka.

Narasi Hee Woo : Ada banyak cara untuk menyelamatkan orang tuaku. Namun, keyakinan aroganku bahwa aku bisa mengubah nasibku membuat orang tuaku terbunuh.

Hee Woo ingat pas tadi dia meminta ayah ibunya bolos kerja.

Dia juga bilang dia mengambil cuti sehari dan berniat mengajak ayah ibunya piknik untuk menghindari musibah. Tapi ayah ibunya bersikeras pergi bekerja.

Hee Woo menyesal.

Hee Woo : Seharusnya aku memegang tangan orang tuaku dan mengomeli mereka. Tidak, seharusnya aku membuat masalah, jadi, mereka tidak masuk kerja. Seharusnya aku tahu pengemudi akan membelokkan setir pada saat itu. Tidak, aku seharusnya mendorong orang tuaku ke arah dalam jalan.

Perlahan, Hee Woo mendekati mobil yang menabrak ayah ibunya.

Dia bertanya-tanya, apa dia akan menjadi yatim piatu lagi.

Tangis Hee Woo pecah.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi tak lama, Hee Woo mendengar suara ayah ibunya.

Sontak lah Hee Woo langsung mencari ayah ibunya dan dia melihat ayah ibunya ada di depan mobil.

Pak Kim : Hee Woo-ya, kau baik-baik saja? Kau terluka?

Hee Woo dan ayahnya mendekati ibunya. Pak Kim menyuruh Hee Woo menggerakkan kaki.

Hee Woo : Kenapa mengkhawatirkanku padahal kalian yang terluka?

Lalu Hee Woo menyuruh ibunya naik ke punggungnya. Dia bilang akan membawa ibunya ke RS.

Nyonya Lee : Tidak apa-apa. Ibu hanya sedikit terkejut.

Pak Kim : Dasar bodoh. Apa ada pecahan kaca di kulitmu?

Hee Woo : Ayah yang terluka.

Pak Kim memegangi dahinya. Dahinya luka.

Foto SBS

Dua ambulance sudah datang.

Petugas medis tengah mengobati Pak Kim dan Nyonya Lee.

Hee Woo mencemaskan ibunya.

Hee Woo : Ibu, pastikan ibu ke rumah sakit untuk berjaga-jaga.

Nyonya Lee : Ibu baik-baik saja. Omong-omong, bagaimana pengemudinya?

Pak Kim : Benar. Pengemudinya pasti terluka parah.

Hee Woo : Tunggu di sini. Aku akan memeriksanya.

Foto SBS

Hee Woo mulai beranjak, mencari tahu kondisi si pengemudi.

Narasi Hee Woo : Akhirnya, aku bisa bertemu dengan pengemudi tabrak lari yang membunuh orang tuaku dahulu.

Tapi Hee Woo kemudian mendengar percakapan dua polisi patroli bahwa si pengemudi tewas dan mabuk.

Foto SBS

Tak lama, Hee Woo melihat seketaris Tae Seob datang.

Seketaris Tae Seob menanyakan kondisi si pengemudi. Dia terkejut mendengar penjelasan polisi.

Hee Woo : Kim Jin Woo? Sedang apa dia di sini?

Foto SBS
Foto SBS


Petugas medis membawa mayat si pengemudi. Hee Woo menutup hidungnya petugas melewatinya.

Hee Woo : Aku mencium bau alkohol.

Hee Woo terkejut melihat si pengemudi.

Hee Woo : Apa itu Cho Hyun Seok? Aku akhirnya memecahkan potongan terakhir teka-tekinya. Putra Cho Tae Sub, Cho Hyun Seok.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo ingat saat dia baru menjadi jaksa, dia dipanggil oleh Hyun Seok.

Hyun Seok : Kim Hee Woo-ssi? Aku sudah memeriksa latar belakangmu. Kau kehilangan kedua orang tuamu dalam kecelakaan tabrak lari. Nilaimu buruk di sekolah, tapi kau berhasil masuk sekolah hukum Universitas Hankuk dalam percobaan ketiga. Lalu kau punya karier MMA kecil, dan kau bahkan lulus ujian advokat. Selain itu, kau tampan. Kau menawan. Kau tidak perlu setampan ini. Kau hampir terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Omong-omong, kau punya semua untuk menjadi bintang politik berikutnya. Ayahku, Anggota Dewan Cho Tae Sub, akan memberimu dukungan. Ambil saja langkah pertama. Sisanya akan diurus untukmu.

Hee Woo kesal, bedebah tidak tahu malu itu. Dia sudah tahu segalanya tentangku. Memanipulasi laporan kasus dan menutupi kebenaran. Kekuasaan Cho Tae Sub yang memungkinkannya.

Foto SBS
Foto SBS

Ambulance membawa pergi jasad Hyun Seok.

Polisi ingin pernyataan dari Hee Woo selaku saksi. Hee Woo bersedia, tapi Pak Kim datang. Pak Kim bilang biar dia saja.

Pak Kim : Aku ayahnya. Aku ada di TKP saat kecelakaan itu terjadi. Seperti yang kalian lihat, aku salah satu korbannya.

Hee Woo : Ayah akan baik-baik saja?

Pak Kim : Ya, ayah baik-baik saja. Pulanglah dengan Ibu dan istirahat.

Pak Kim pergi dengan polisi.

Hee Woo mulai berjalan menuju ibunya.

Foto SBS

Narasi Hee Woo : Takdir telah berubah. Aku berhasil melindungi orang tuaku, sementara Cho Tae Sub kehilangan putranya. Ini akan mengubahnya menjadi orang gila yang bahkan lebih kejam. Aku tahu karena itu yang terjadi kepadaku saat aku kehilangan orang tuaku.

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob tengah minum di rumahnya. Seok Hoon duduk di depannya. Tae Seob berterima kasih. Dia bilang, berkat Seok Hoon, dia bisa melindungi kehormatan Hyun Seok.

Seok Hoon : Aku sudah menyuruh semua orang merahasiakan kecelakaan itu, jadi, jangan khawatir, Pak.

Tae Seob : Terima kasih.

Seok Hoon : Anda pasti sangat sedih. Aku turut berduka cita, Pak.

Tae Seob : Seperti kata orang, waktu menyembuhkan semua luka. Apa yang bisa kulakukan? Itu tidak bisa dibatalkan. Akan kupastikan untuk membalas semua bantuanmu. Kau akan segera mendengar kabar baik.

Seok Hoon : Terima kasih, Pak.

Tae Seob : Hanya sampai hari ini... Ya. Aku akan mengingat dan berduka sampai hari ini saja, lalu merelakan dia. Besok adalah hari yang baru. Aku harus menenangkan diri dan fokus bekerja untuk rakyat.

Foto SBS

Kim Han Mi bersama teman-temannya yang kesemuanya pria. Mereka mampir dan duduk di depan toserba.

Im Jong Il menanyakan pemantiknya. Lalu dia masuk ke toserba dan teman-temannya minta jajan.

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il melemparkan uang ke meja kasir.

Jong Il : Aku butuh sebungkus.

Hee Woo menghela nafas dan mengambil rokok.

Jong Il : Kudengar kau belajar. Untuk apa? Kau mau kuliah?

Foto SBS

Hee Woo ingat pas Jong Il merundungnya di sekolah.

Jong Il : Dasar kecoak kecil. Beraninya kau mengadukanku kepada guru? Apa yang akan kau lakukan? Ayahmu pekerja pabrik, dan ayahku Kepala Polisi. Hidup ini tidak adil, ya? Kasihan sekali dirimu.

Foto SBS

Hee Woo berusaha menahan emosinya. Dia berbalik dan menatap kesal Jong Il.

Jong Il : Dasar bodoh. Apa kau tuli? Kenapa tatapanmu seperti itu? Apa? Kau mau memukulku?

Han Mi masuk, astaga, kau tukang mengeluh. Biarkan. Ayo.

Han Mi lalu menyemangati Hee Woo.

Han Mi : Belajarlah dengan giat, Hee Woo. Kuharap kau masuk kuliah dan menjadi orang penting.

Jong Il remeh, orang penting apanya?

Han Mi : Keluar. Semua orang menunggu.

Jong Il : Hei, kau... Jangan berani menatapku seperti itu. Sekali pesuruh, tetaplah pesuruh. Kau tidak bisa memelototiku hanya karena sudah lulus. Pecundang.

Jong Il keluar.

Foto SBS

Han Mi menyemangati Hee Woo lagi, semangat.

Lalu Han Mi keluar.

Foto SBS

Besoknya, Hee Woo diminta datang ke kantor pengajar.

Pengajar mengenalkan Hee Woo pada direktur akademi.

Direktur akademi : Halo. Senang bertemu denganmu, Hee Woo. Kudengar kau mendapat nilai tertinggi dalam ujian percobaan. Astaga, ini belum pernah terjadi dalam sejarah akademi. Salah satu murid tingkat terendah mengalahkan kelas Universitas Hankuk dan meraih nilai tertinggi! Kami memindahkanmu ke kelas Universitas Hankuk.

Foto SBS
Foto SBS

Di toserba, seorang wanita menghampiri Hee Woo.

"Kudengar kau orangnya."

Hee Woo dalam hati, Kim Kyu Ri? Orang dengan nilai tertinggi.

Kyu Ri membeli beberapa makanan dan minuman.

Kyu Ri : Apa rahasiamu? Bagaimana kau melakukannya?

Hee Woo hanya tersenyum.

Kyu Ri : Kenapa kau tersenyum?

Hee Woo : Bukan apa-apa.

Kyu Ri : Bagaimanapun, selamat. Meskipun itu tidak akan terjadi lagi. Lain kali, aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku.

Hee Woo melihat makanan Kyu Ri.

Hee Woo : Kau baik-baik saja?

Kyu Ri : Tiba-tiba sekali.

Hee Woo : Cobalah makan dengan baik. Jangan hidup dengan makan hal seperti itu.

Foto SBS

Kyu Ri pergi, temannya Jong Il datang.

"Aku butuh sebungkus rokok." dia melemparkan satu dolar ke meja kasir.

"Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar."

Hee Woo tersenyum.

Temen Jong Il kesal, kenapa tersenyum? Astaga. Kudengar kau sudah berubah. Itu benar.

Jong Il minta Hee Woo bergegas mengambilkannya rokok.

Hee Woo : Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar.

Kesal, temen Jong Il berniat memukul Hee Woo tapi Hee Woo mengindar.

"Kau menghindar?"

"Kenapa tidak?"

"Karena aku akan menghajarmu.

"Coba saja semaumu, bodoh."

Foto SBS

Temen Jong Il yang lain masuk. Mereka menyuruh Hee Woo keluar.

Temen2 Jong Il mengerubungi Hee Woo.

Yang mau beli rokok tadi, sesumbar kalau dia bisa menjadi pembunuh karena Hee Woo.

Hee Woo : Aku tidak akan mati. Jangan khawatir. Lagi pula, meskipun ditangkap, kalian akan dipenjara paling lama enam bulan atas kejahatan kecil.

Dia mulai memukul Hee Woo, tapi Hee Woo berhasil menghindar. Hee Woo bahkan menggelitiki keteknya.

Teman-temannya ikut membantu menyerang Hee Woo. Tapi Hee Woo berhasil menjatuhkan mereka.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment