• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Again My Life Eps 2 Part 4

All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 3
Selanjutnya : Again My Life Eps 3 Part 1

Foto SBS

Hee Woo pun pergi ke kantor Pengacara Kang Min Seok. Dia diantar masuk ke ruangan Pengacara Kang oleh seketaris Pengacara Kang.

Narasi Hee Woo : Kang Min Seok. Kepala pengacara Firma Hukum KMS. Dia terkenal karena tingkat kemenangan tinggi di hidupku lalu. Aku tidak percaya dia kakak Instruktur Min Kyung.

Pengacara Kang : Apa kau Kim Hee Woo?

Hee Woo : Ya.

Pengacara Kang : Senang bertemu denganmu.

Hee Woo : Senang bertemu dengan anda, Pak.

Pengacara Kang : Adikku bilang kau pintar. Kau mau menjadi mahasiswa hukum Universitas Hankuk suatu hari nanti. Jadi, kau selalu tertarik dengan bidang ini?

Hee Woo : Aku selalu tertarik dengan hukum. Jadi, aku hanya membaca beberapa buku terkait.

Pengacara Kang : Buku yang berkaitan dengan hukum sangat sulit. Kau pasti di atas rata-rata. Pekerjaan di sini tidak sulit. Kau akan membantu Seketaris Seo mengatur berkas, menyiapkan rapat, dan mengantarkan dokumen ke pengadilan sesekali.

Hee Woo : Baiklah. Itu sama sekali tidak sulit. Aku akan melakukan yang terbaik.

Pengacara Kang : Jika butuh bantuan dengan masalah hukum, beri tahu aku kapan saja. Aku menantikan bekerja denganmu.

Foto SBS
Foto SBS

Pengacara Kang dan tim nya menggelar rapat. Seketaris Seo dan Hee Woo masuk mengantarkan minuman.

"Kasus ini akan menjadi gugatan simbolis bagi kita. Namun, kita akan melawan Cheonha." ucap Pengacara Kang.

Tim nya tidak setuju.

"Itu berisiko. Itu di luar kemampuan kita."

"Menurutmu kenapa kelompok pencinta lingkungan memilih kita? Itu karena mereka yakin kita bisa melawan Cheonha." jawab Pengacara Kang.

"Pak Kang, kumohon."

"Mereka ingin meratakan gunung indah untuk dijadikan sanggraloka. Kita harus menghentikan mereka."

"Aku akan mengerti jika Gunung Cheongpung terkenal."

Hee Woo yang mau keluar, mendengar itu.

Hee Woo : Gunung Cheongpung? Gugatan yang berlangsung selama lima tahun?

Pengacara Kang kekeuh ingin mengambil kasus itu.

Pengacara Kang : Kita akan mengambil kasus ini. Ini akan sulit, tapi kita harus menghadapinya. Mari kita uji keberuntungan kita dan mencobanya. Kita bisa.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo mencari tentang tanaman serta hewan langka yang ada di Gunung Cheonpung. Dia mencarinya di internet, lalu memprint-nya.

Lalu Hee Woo memberikan artikel-artikel yang dicarinya pada Pengacara Kang, sambil menjelaskan.

Pengacara Kang pun terkejut. Dia seperti mendapat bukti baru untuk mengalahkan Cheonha.

Foto SBS

Pengacara Kang dan tim nya kembali rapat.

Pengacara Kang : Kumbang tanduk panjang. Binatang liar kelas satu yang terancam punah. Anggrek sandal. Tanaman liar kelas satu yang nyaris punah dan spesies pelindung. Itu ada di daftar merah Konservasi Alam Internasional. Suaka besar untuk Kalkora mimosa, spesies lain yang terancam punah. Semua ini ada di Gunung Cheongpung. Mari gunakan argumen pembangunan terhadap pelestarian ekosistem untuk memenangi kasus ini.

Foto SBS


Hee Woo menatap Pengacara Kang dari luar.

Narasi Hee Woo : Kang Min Seok menjadi pengacara terkenal dengan gugatan ini. Dia melawan Cheonha dan menang. Tuntutan ini memperkuat evaluasi lingkungan proyek pengembangan domestik.

Foto SBS
Foto SBS

Usai rapat, Hee Woo menemui Pengacara Kang.

Pengacara Kang : Kau telah melakukan semua yang diminta dan bahkan bekerja lebih keras sebagai pekerja paruh waktu. Aku jadi harus menghadiahimu dengan gajimu. Kurasa uang tunai yang terbaik.

Hee Woo senang, tapi kemudian dia terkejut melihat jumlahnya kebanyakan.

Hee Woo : Astaga, hadiah ini terlalu besar.

Pengacara Kang : Itu karena aku orang besar.

Hee Woo senang.

Foto SBS

Setibanya di rumah, Hee Woo melihat hasil penerimaan mahasiswa baru di Univ. Hankuk bersama ayah ibunya.

Ayah ibunya senang mengetahui hasilnya, bahwa Hee Woo diterima di univ itu.

Foto SBS

Hee Woo pun memulai harinya sebagai mahasiswa.

Dia menghirup udara kampus.

Hee Woo : Tempat ini belum berubah.

Foto SBS

Hee Woo masuk ke kelas. Dia mencari-cari Kyu Ri.

Hee Woo : Apa Kyu Ri belum datang?

Hee Woo mulai duduk. Tak lama,  Profesor Min Byung Sun masuk.

Hee Woo dalam hati, Profesor Min, lama tidak bertemu.

Hee Woo ingat apa materi pertama yang diajarkan Profesor Min ketika dia menjadi maba dulu.

Hee Woo : Hukum Perdata bukan bidang akademis.

Dan benar saja.

Profesor Min : Hukum Perdata bukan bidang akademis. Ini panduan yang harus disadari orang untuk hidup di dunia ini. Baiklah. Biar kuberi contoh. Siswa pindah ke sebuah rumah, dan pemilik rumah mengambil pinjaman hipotek 30.000 dolar atas rumah. Uang muka siswa itu bagian dari peminjaman. Lalu rumah akan dilelang. Lebih buruk lagi, rumahnya dijual dengan harga lebih rendah dari pinjamannya. Murid ini tidak bisa mendapatkan uang mukanya kembali. Apa yang akan kalian lakukan jika menjadi muridnya?

Para maba sontak menjawab, bahwa murid itu tak punya pilihan selain menyerah. Murid itu meneken kontrak karena tahu depositnya bersifat posterior. Jadi, tidak ada cara untuk memperbaiki ini.

Profesor Min bertanya apa ada jawaban lain.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menunjuk tangannya dan berdiri.

Hee Woo : Aku akan menarik depositnya.

Profesor Min  : Kau akan mendapatkan depositnya kembali? Bagaimana?

Hee Woo : Deposit untuk rumah di sekitar kampus tidak tinggi. Jadi, meskipun rumah itu dilelang, berdasarkan UU Perlindungan Sewa Rumah untuk Deposit Rendah, aku bisa mendapatkan kembali jumlah minimum deposit. Lalu...

Profesor Min : Lalu?

Hee Woo : Selama lelang, aku tidak wajib membayar uang sewa. Jadi, itu sebenarnya menguntungkanku. Selain itu, saat diminta evakuasi, mereka harus membayar biaya pindahanku.

Foto SBS

Maba yang duduk di belakang Hee Woo, memuji Hee Woo.

"Dia cukup hebat. Jawabannya jauh lebih detail daripada jawabanku."

Profesor Min senang, aku dapat jawaban detail ini dari mahasiswa baru. Benar. Kau baru saja membahas KUHP. Jika tahu UU-nya, kalian bisa melindungi diri sendiri saat tiba-tiba terlibat masalah. Siapa namamu?

Hee Woo : Kim Hee Woo.

Foto SBS


Kelas hari itu selesai. Seorang maba menyapa Hee Woo.

"Kurasa kau belajar sebelum kelas. Senang bertemu denganmu. Namaku Park Seung Wan."

"Senang bertemu denganmu. Namaku Kim Hee Woo."

"Kau tahu ada acara kumpul untuk anak baru, bukan? Choi Kang Jin menyuruh semua orang datang."

"Choi Kang Jin?"

"Presdir departemen kita."

Foto SBS

Maba yang memuji Hee Woo tadi, bergabung dengan mereka.

"Kalian akan pergi? Untuk apa?"

"Siapa kau?" tanya Seung Wan.

"Aku Lee Min Soo."

"Begitu rupanya. Halo. Aku anak baru. Namaku Kim Hee Woo."

"Aku tahu. Kim Hee Woo. Aku juga anak baru. Kau ingin berteman?" tanya Min Soo.

Hee Woo kaget.

"Apa itu mengejutkan bagimu? Kau juga tidak terlihat muda. Jadi, kau akan pergi?" tanya Min Soo.

Foto SBS


"Dia menyuruh semua orang datang." jawab Seung Wan.

 "Aku sungguh tidak mau pergi." ucap Min Soo.

"Kau tidak perlu pergi. jawab Seung Wan. Seung Wan ngasih tahu Hee Woo, kalau Hee Woo harus memakai jas.

Seung Wan juga memberitahu bahwa Jang Il Hyun yang mendapat nilai tertinggi di institut pelatihan juga akan hadir.

"Bagaimana aku akan tahan dengan kesombongan mereka di depan para junior?" ucap Min Soo.

Singkat cerita, mereka saling tarik-tarikan Hee Woo.

Min Soo lalu mengajak Hee Woo minum kopi.

Foto SBS

Hee Woo bertanya, mereka akan kemana untuk minum kopi. Dia bilang, dia melihat banyak kedai kopi di depan kampus.

Min Soo : Bahkan jika minum segelas, kita harus minum dengan gaya. Ahli alkimia kopi bekerja di sini. Barista itu memenangi penghargaan nasional. Astaga. Kopi di sini sangat nikmat.

Foto SBS
Foto SBS

Tiba-tiba aja, seorang gadis berlari ke depan mereka dan jatuh di pelukan Min Soo.

Gadis itu dikejar-kejar seorang nenek dengan tangkai sapu.

Hee Woo langsung menghalangi nenek itu yang hendak memukul gadis itu dengan sapu.

Tapi mendadak si nenek memanggil Min Soo dengan panggilan 'sayang'.

Si nenek mendekat ke Min Soo. Sontak lah Min Soo dan Hee Woo bingung.

Lalu suami si nenek datang dan meminta maaf. Dia bilang istrinya terkadang menunjukkan gejala demensia jadi dia keluar rumah untuk membeli obat. Dia juga memarahi gadis muda itu karena masuk ke rumahnya, padahal dia sudah bilang untuk menaruhnya di depan pintu.

Gadis itu bilang makanannya tidak enak dimakan saat dingin. Serta makanan dingin tidak baik untuk mereka dan terakhir kali si kakek sakit karena makan makanan dingin.

Min Soo membaca tulisan yang ada di tas bekal yang dikasih gadis tadi ke pasangan kakek nenek.

Foto SBS

Min Soo, Hee Woo dan gadis itu berjalan bersama.

Min Soo : Cinta dalam bekal?  Kau sukarelawan pengantar untuk kelas tidak mampu?

Gadis itu mengiyakan.

Min Soo ingin melihat apakah ada sayap di punggung gadis itu.

Min Soo : Kau malaikat tanpa sayap.

Gadis itu berterima kasih. Dia berkata, sungguh mengira akan dipukul sapu tadi.

Min Soo : Omong-omong, aku senang kau tidak terluka. Sapu membentuk ikatan berharga di antara kita. Mau lanjutkan saja ikatannya dengan minuman dan daging?

Tapi gadis itu bilang dia sudah terlambat dan bergegas pergi.

Foto SBS
Foto SBS

Min Soo : Astaga. Aku menyukainya. Aku akan menyimpannya di hatiku.

Min Soo membuat gerakan dengan tangannya. Hee Woo kaget melihatnya.

Hee Woo : Bagaimana kau tahu itu sekarang?

Min Soo : Ini? Aku sudah lama melakukan ini. Kau juga mau? Aku akan menyimpanmu di hatiku.

Min Soo pergi.

Hee Woo pun bingung.

Foto SBS
Foto SBS

Acara kumpul2 maba (mahasiswa baru) sekolah hukum Univ. Hankuk dimulai.

Hee Woo datang. Dia celingukan mencari orang yang dikenalnya.

Seung Wan yang lagi mengobrol, melihat Hee Woo.

Seung Wan : Hei, kau datang?

Seung Wan mendekati Hee Woo.  Lalu Seung Wan melihat Kang Jin.

Seung Wan langsung membungkukkan badan, memberi hormat.

Kang Jin melihat Seung Wan.

Hee Woo menatap Kang Jin, Choi Kang Jin?

Foto SBS

Dia ingat siapa Kang Jin. Dia adalah jaksa baru yang diperkenalkan Jang Il Hyun pada Seok Hoon.

Seok Hoon : Aku menantikan bekerja denganmu. Astaga. Kau tampan. Kau harus melakukan yang terbaik mulai sekarang.

Foto SBS

Kang Jin terpilih sebagai anggota dewan dan berpidato di hadapan tim relawannya.

Kang jin : Kemenangan dalam pemilihan ini bukan milik saya. Ini milik orang-orang yang memilih saya! Saya akan menjadi anggota dewan yang membela kebenaran dan keadilan. Saya akan menciptakan dunia yang penuh cinta tempat orang-orang tidak berdaya dan kurang beruntung berkumpul.

Narasi Hee Woo : Choi Kang Jin. Sampah yang memulai sebagai jaksa,  bekerja sebagai pengacara HAM, dan menjadi anggota dewan.

Foto SBS

Kang Jin : Kau disini?

Kang Jin melirik Hee Woo, apa dia anak baru?

Seung Wan menyuruh Hee Woo ngasih salam.

Hee Woo : Aku Kim Hee Woo.

Kang Jin : Begitu rupanya. Seung Wan memberitahuku tentangmu. Beberapa anak baru berpikir lulus ujian advokat adalah segalanya. Jadi, mereka tidak bersosialisasi dengan teman sekelas mereka. Namun, mereka salah. Menghadiri acara seperti ini akan bagus untukmu.

Seung Wan : Aku selalu mengukir kata-katamu di hatiku.

Kang jin : Benar. Dengan begitu, kau bisa memperluas lingkaran sosialmu. Jadi, kita bisa saling membantu setelah lulus.

Foto KBS2

Min Soo tiba-tiba muncul dan bergabung dengan mereka. Min Soo masih memakai jaket merahnya, hanya saja dengan tambahan jas.

Min Soo : Kalian saling menutupi kesalahan, saling menggaruk punggung, dan saling membantu menjadi kaya. Begitulah adanya.

Kang Jin : Astaga. Dia kasar sekali. Aku tidak tahu kau kembali.

Min Soo : Ya, aku merindukanmu. Kau baik-baik saja?  

Seung Wan heran Kang Jin dan Min Soo bisa saling mengenal.

Seung Wan : Kang Jin, kau tahun keempat. Kenapa...

Kang Jin : Dia masuk program medis saat aku masuk sekolah hukum.

Min Soo : Kami satu SMA.

Kang Jin : Kurasa sekolah seni dan musiknya tidak sesuai dengan seleramu.

Narasi Hee Woo : Lee Min Soo. Aku tidak ingat bertemu dengannya di kehidupan sebelumnya. Apa dia muncul saat masa laluku berubah?

Foto SBS

Jang Il Hyun muncul. Dia diperkenalkan sebagai kebanggaan sekolah hukum Hankuk.

Il Hyun : Halo, para mahasiswa dari program hukum di Universitas Hankuk. Aku Jang Il Hyun.

Hee Woo ingat saat Il Hyun memarahinya karena dia menyelidiki Tae Sub.

Foto SBS

Il Hyun : Dia bekerja keras untuk negara kita. Kau pikir kau siapa? Beraninya kau mempermasalahkan pelanggaran kecil seperti itu.

Hee Woo : Menawarkan suap adalah salah satu pelanggaran yang menyebabkan orang menerima hukuman yang lebih berat. Penggelapan dari proyek nasional dan penyalahgunaan wewenang. Ada sekitar 10 pelanggaran lagi selain ini. Bagaimana menurutmu? Haruskah aku melaporkannya kepadamu?

Il Hyun : Lihat dirimu. Dasar bodoh. Hei, pria di posisinya boleh melakukan hal seperti itu. Jika terus bertingkah seperti ini, kau akan dipenjara.

Flashback end...

Il Hyun : Kini kita akan melindungi hak-hak masyarakat melalui hukum dan membuat hidup mereka lebih makmur. Bersenang-senanglah dengan teman-teman sekelas kalian. Serta bagi impian kalian.

Foto SBS

Hee Woo keluar dari gedung tempat acara diadakan.

Min Soo tahu-tahu udah diluar aja.

Min Soo : Menurutku, ini bukan acara yang cocok untukmu. Begitu pula denganku. Orang-orang ini dan kepura-puraan mereka. Rasanya seperti berdiri di tengah badai pasir. Saat menghirup banyak debu, kau harus minum soju dengan daging berminyak. Akan bagus jika kau mentraktir. - Tidak.

Hee Woo : Kau yang traktir.

Min Soo : Terima kasih atas makanannya.

Hee Woo : Tidak. Hei.

Foto SBS

Mereka pergi minum bir.

Min Soo : Kenapa kamu kuliah?

Hee Woo : Apa?

Min Soo : Biar kuubah pertanyaanku. Kau ingin sukses?

Hee Woo : Begitukah anggapanmu terhadapku?

Min Soo : Ya.

Hee Woo : Tentu saja. Aku harus sukses.

Min Soo : Kau mau sesukses apa? Aku sudah memikirkan itu. Dunia ada di tanganku. Haruskah kuterima atau tidak?

Foto SBS

Min Soo pun heran Hee Woo tidak tertawa.

Min Soo : Kau tidak tertawa. Orang biasanya tertawa saat aku mengatakan hal seperti ini. Mereka menyuruhku berhenti membaca komik.

Hee Woo : Kau dan aku sepakat dalam banyak hal.

Min Soo : Sudah kuduga. Aku bisa merasakan kau anggota klubku saat kali pertama melihatmu. Astaga. Kurasa kita berjodoh. Kau mau menikah denganku?

Hee Woo : Kenapa kau memikirkan hal seperti itu?

Min Soo : Hanya kau yang bisa menandingiku di kampus kita.

Hee Woo : Omong-omong, kau masuk program medis, seni, dan musik. Itu tidak mudah. Bukankah belajar itu sulit?

Min Soo : Belajar adalah hal termudah dan paling bisa dilakukan di dunia. Itu sangat mudah. Hanya dunia dan orang-orangnya sulit.

Narasi Hee Woo : Lee Min Soo. Aku tidak bisa prediksi bagaimana dia mengubah masa depanku.

Foto SBS

Mereka lalu melihat seorang gadis pelayan bertengkar dengan seorang pelanggan. Gadis relawan tadi.

"Kenapa kau memotret kakinya? Pekerja paruh waktu yang lewat. Kau memotret kakinya, dasar mesum."

"Kau punya bukti?"

"Ya. Ponselmu. Itu ada di ponselmu."

Hee Woo dan Min Soo kaget melihatnya.

Min Soo : Sebelumnya, dia berhati besar. Namun, di sini, dia seperti pejuang.

Si pelanggan tak mau menunjukkan ponselnya.

Gadis itu mulai kesal, kecuali kau ingin aku benar-benar menggila, berikan itu kepadaku.

Foto SBS

Min Soo mengajak Hee Woo menghentikannya.

Hee Woo menghubungi polisi.

Hee Woo : Aku menelepon dari pub di depan Universitas Hankuk. Ada perkelahian. Kau harus bergegas.

Min Soo : Kau tidak seperti dugaanku. Kau sangat tidak keren.

Hee Woo : Astaga. Ini membantunya. Bagaimana jika aku terlibat dan mendapat masalah?

Foto SBS

Si pelanggan mau memukul gadis itu, tapi langsung dicegah Hee Woo.

Singkat cerita, Hee Woo memberi pelajaran pada pria itu.

Pria itu takut dan mau kabur tapi jatuh tersandung kaki Min Soo.

Tak lama, polisi datang dan membawa pria itu.

Hee Woo melihat seorang pria serba hitam menatap ke arahnya. Tapi kemudian dia cuek dan duduk bersama Min Soo juga gadis itu.

Foto SBS

Hee Woo terus menatap gadis itu.

Gadis itu heran dan tanya apa ada sesuatu di wajahnya.

Hee Woo : Tidak. Maafkan aku. Aku memikirkan hal lain.

Min Soo : Dari perkataanmu tadi, kau juga kuliah di Universitas Hankuk, bukan?

Min Soo bilang mereka satu kampus. Dia dan Hee Woo maba jurusan hukum.

Gadis itu berkata, dirinya maba jurusan teknik komputer.

Gadis itu mengenalkan dirinya.

"Aku Kim Hee A."

"Aku Kim Hee Woo. Usiaku 21 tahun. Aku cuti setahun sebelum kuliah."

"Aku juga. Itu juga yang kulakukan. Kim Hee Woo. Kim Hee A. Nama kita juga mirip. Benar. Ini takdir. Kita tidak bisa menolak ini."

"Aku Lee Min Soo. Senang bertemu denganmu."

Tapi Hee A cuek dan terus mengobrol dengan Hee Woo.

Hee Woo menatap Hee A lagi. Dia merasa Hee A tidak asing tapi dia tidak bisa mengingatnya.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo turun dari bus dalam kondisi setengah mabuk.

Dia terus berjalan, tapi dia merasa ada yang mengikuti. Saat menoleh ke belakang, tak ada siapapun.

Hee Woo berjalan lagi. Dia berhenti lagi. Dia yakin ada yang mengikuti.

Dan benar saja, ada yang mengikutinya. Hee Woo menoleh. Dia terkejut melihat siapa yang mengikutinya. Dia, pria suruhan Tae Seob!

Bersambung...

Sinopsis Lengkap Drama Taiwan '100% Senorita' Eps 1-40



Details :


Judul : 100% Senorita
Romanization :  Qian Jin Bai Fen Bai
Genre : Romance, Drama, Comedy
Penulis : Zheng Wen Hua, Wang Qi Sheng, Lin Jiu Yu, Luo Cai Juan
Director : Shen Yi, Long Guan Wu, Zhou Xiao Peng
Episodes : 40
Network : CTS, SETTV
 

Cast : 

 

  • Joe Chen -- Liang Xiao Feng
  • Penny Lin -- Zhuang Fei Yang
  • Wallace Huo -- Li Wei Xiang
  • Deric Wan -- Peter
  • Jason Hsu -- Meng Zhe Lin
  • Jason Tang -- Ma Ji
  • Ke Yi Rou -- Ba Bi
  • Liu Guang Yuan -- Pa Zi
  • Joyce Chao -- Feng Xiao Chen
  • Chiang Tsu Ping -- Chen Sha Sha
  • Liao Jun -- Hong Bo
  • Ke Shu Qin -- Yang Zhu Fang
  • Michael Huang -- President Chou

 

Sinopsis :

 

Nyonya Yang Zhu Fang, seorang ibu pengganti yang melahirkan bayi kembar, Xiao Feng dan Fei Yang.

Tak mau kehilangan bayi kembarnya, Nyonya Yang mengambil salah satunya.

Beberapa tahun kemudian, Xiao Feng hidup miskin bersama Nyonya Yang. Sementara Fei Yang hidup bergelimang harta dengan ayahnya yang seorang pengusaha.

Suatu hari, tragedi menimpa Fei Yang. Ayahnya mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal dunia. Setelah kepergian ayahnya, Fei Yang hanya memiliki Feng Xiao Chen, pengasuhnya, Peter, kekasihnya dan Sha Sha, sahabatnya.

Tanpa Fei Yang sadari, Peter dan Sha Sha menjalin hubungan dan mengincar harta kekayaannya.

Peter dan Sha Sha berkomplot mencelakakan Fei Yang.

Tapi Fei Yang selamat, namun wajahnya rusak parah. Dia diselamatkan oleh seorang dokter bedah setengah gila. Dokter bedah mengoperasi wajah Fei Yang mirip seperti wajah putrinya.

Di sisi lain, ada pria bernama Li Wei Xiang, yang sudah jatuh cinta pada Fei Yang sejak lama.

Wei Xiang dan Xiao Feng menjadi dekat. Wei Xiang mengira Xiao Feng adalah Fei Yang.

Fei Yang dan Xiao Feng akhirnya bertemu. Dibantu Xiao Feng, Fei Yang pun membalaskan dendamnya pada Peter.

Eps 1 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 2 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

Again My Life Eps 2 Part 3

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 4

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il dan temannya bicara dengan seorang pria di toilet. Pria itu menunjukkan obat pada Jong Il.

"Kau tahu ini apa?"

Jong Il tanya apa itu. Pria itu bilang, obat itu populer belakangan ini dan jika mereka meminumnya, mereka akan langsung pingsan.

Jong Il : Han Mi membuatku kesal dengan jual mahal. Masukkan ke minumannya dengan itu nanti.

Tanpa mereka sadari, Hee Woo menguping.

Foto SBS

Begitu mereka selesai bicara, Hee Woo masuk membawa alat-alat kebersihan.

Jong Il langsung menghina Hee Woo.

Jong Il : Pecundang Kim Hee Woo bekerja keras. Santai saja.

Jong Il keluar, tapi dua temen Jong Il yang kemarin dihajar Hee Woo, bersikap sopan pada Hee Woo karena takut. Mereka pergi mengikuti Jong Il.

Foto SBS

Hee Woo keluar dari toilet. Dia sudah menukar bajunya.

Hee Woo celingukan mencari Jong Il cs.

Tak lama, dia melihat pria yang bersama Jong Il tadi. Dia bergegas mengikutinya.

Foto SBS

Han Mi sudah pingsan. Jong Il tengah memotret Han Mi.

Jong Il : Astaga. Seksi.

Teman-teman Jong Il menyuruh Jong Il menurunkan baju Han Mi sedikit lagi.

Foto SBS

Hee Woo datang.

Hee Woo : Kalian para bedebah punya niat buruk.

Jong Il marah, apa bedebah itu sudah gila?

Jong Il melemparkan gelas ke arah Hee Woo. Hee Woo berhasil menghindar. Gelas itu membentur dinding di sebelah Hee Woo. Pecahannya sedikit melukai pipi Hee Woo.

Jong Il : Lihat kepercayaan diri itu.

Hee Woo menutup pintu dengan santai. Dia juga memalang pintu dengan tiang pole dance.

Hee Woo : Pria ditentukan oleh sikapnya. Film ini belum keluar. Aku terlalu terburu-buru.

Jong Il : Apa yang dia katakan? Tamat riwayatmu.

Hee Woo : Kurasa aku tidak punya pilihan selain memberi kalian pelajaran hari ini.

Jong Il merangsek maju. Dia berniat memukul kepala Hee Woo dengan botol. Hee Woo mencengkram tangan Jong Il. Teman Jong Il berusaha membantu, tapi mereka semua berhasil dikalahkan oleh Hee Woo.

Foto SBS
Foto SBS

Kita diperlihatkan dengan Jong Il yang babak belur merangkak keluar dari dalam ruangan.

Hee Woo menarik masuknya ke dalam dan menutup pintu. Hee Woo menghajarnya.

Tak lama kemudian, Hee Woo membawa Han Mi pergi. Dia menggendong Han Mi yang pingsan.

Foto SBS

Hee Woo dan Han Mi di taman. Han Mi akhirnya bangun dan terkejut mendapati dirinya bersama Hee Woo di taman.

Hee Woo : Kau sudah bangun?

Han Mi : Apa yang terjadi!

Hee Woo berdiri dan mengembalikan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Hee Woo kemudian pergi.

Han Mi memeriksa ponselnya.

Dia terkejut, melihat foto dirinya. Ternyata, Jong Il memfoto Han Mi dengan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Sekarang, Jong Il ada di ruangan ayahnya, Kepala Im Jung Woo. Dia bersama temannya yang memberinya pil, Hee Woo dan Han Mi.

Kepala Im : Kalian sadar sedang berada di mana? Kalian berdua. Aku bertanya kepada kalian.

Han Mi : Aku tidak peduli tempat apa ini, tapi aku bingung alasanku di sini.

Kepala Im : Aku bertanya kepadamu apa yang penjahat sepertimu lakukan di kantor kepala polisi dan apa kau tahu bagaimana kau bisa berakhir di sini.

Han Mi : Kenapa aku penjahat?

Kepala Im : Kau melapor dan bilang seseorang meracuni minumanmu, jadi, kami menyelidiki semuanya secara menyeluruh. Untungnya, kami menemukan bungkus pil di tempat sampah. Siapa pelakunya?

Teman Jong Il menunjuk Hee Woo.

Hee Woo hanya tersenyum.

Han Mi sewot, apa yang kau lakukan! Aku akan mencungkil bola matamu...

Kepala Im : Diam! Dia juga meracuni minuman putraku hanya untuk iseng. Putraku meminumnya tanpa tahu itu diracuni, jadi, dia bingung. Kapasitas fisik dan mentalnya berkurang saat itu.

Hee Woo : Kapasitas mentalnya berkurang?

Kepala Im : Lalu kau menerobos masuk dan mulai memukul putraku tanpa alasan. Kenapa kau memukulnya?

Hee Woo : Aku ke sana untuk menyelamatkan temanku. Namun, mereka tidak mendengarkanku, jadi, aku memperingatkan mereka. Aku tidak yakin kau memeriksa TKP sendiri, tapi dia melempar botol kepadaku. Botol itu pecah dan menghantam dinding. Lihat ini? Aku tidak memukulnya secara sepihak. Aku hanya membela diri.

Hee Woo menunjukkan luka di pipinya.

Kepala Im : Jadi, kau memang memukulnya.

Hee Woo : Akan kutekankan sekali lagi bahwa aku hanya membela diri.

Foto SBS

Kepala Im menunjukkan hasil visum Jong Il dan teman Jong Il.

Kepala Im : Kudengar kau pemuda pekerja keras. Bukankah seharusnya kau memikirkan masa depanmu?

Han Mi : Aku tidak percaya seorang kepala polisi memanipulasi kasus dan mengancam anak-anak untuk menutupi kebenaran.

Kepala Im : Dasar kau... Diam!

Foto SBS

Seok Hoon tiba-tiba datang. Kepala Im kaget Seok Hoon datang.

Kepala Im : Wakil Kepala Jaksa Kim, kenapa kau kemari?

Hee Woo pun bertanya-tanya mau apa Seok Hoon datang.

Seok Hoon langsung duduk di depan Jong Il.

Seok Hoon : Kau Im Jong Il?

Jong Il : Ya.

Seok Hoon : Kau tahu perbuatanmu, bukan?

Jong Il : Aku tidak melakukan kesalahan.

Seok Hoon pun berdiri. Dia melepas jam tangannya.

Seok Hoon : Kau tidak melakukan kesalahan?

Seok Hoon menampar Jong Il.

Seok Hoon lalu meraih ponselnya dan menunjukkan foto Han Mi yang dipotret Jong Il.

Seok Hoon : Kau mau mati?

Foto SBS

Hee Woo beranjak meninggalkan kantor polisi.

Dia baru tahu kalau Han Mi putrinya Seok Hoon karena yang dia tahu Seok Hoon hanya memiliki seorang putra.

Han Mi memanggil Hee Woo. Dia mengajak Hee Woo makan. Hee Woo bilang dia sudah makan.

Han Mi : Aku belum.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Kubilang aku sudah makan.

Han Mi : Aku tidak bisa makan sendiri.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Ya, ayo. Apa? Sial, aku bingung. Tidak, aku sudah makan.

Tapi perut Hee Woo bunyi. Han Mi tertawa. Hee Woo bilang itu bukan perutnya.

Han Mi : Maksudmu, itu aku? Kau pikir aku tidak tahu jika perutku sendiri berbunyi? Hei. Kubilang aku akan mentraktirmu makan untuk berterima kasih. Kenapa kau membuat keributan dengan jual mahal?

Hee Woo : Bukan aku yang membuat keributan. Kau yang membuat keributan dengan terobsesi pada makanan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pergi. Han Mi mengejar Hee Woo.

Han Mi : Aku hanya berusaha membalas budimu. Jangan membuatku tampak menyedihkan.

Hee Woo : Aku akan menolak tawaran itu dengan sopan. Alasannya?

Hee Woo mendekatkan wajahnya ke Han Mi. Sontak Han Mi kaget dan gugup.

Han Mi : Apa yang kau lakukan?

Hee Woo : Bau rokok. Aku merasa mual saat menciumnya. Itu alasanku.

Hee Woo pergi.

Han Mi mencium baunya sendiri. Benar saja, dia baru rokok.

Foto SBS
Foto SBS

Habis dari kantor polisi, Seok Hoon langsung menemui Tae Seob.

Seok Hoon : Maaf aku terlambat.

Tae Seob : Selamat datang, Wakil Kepala Kim.

Seok Hoon : Maafkan aku, Anggota Dewan. Aku ada urusan.

Tae Seob : Aku yakin itu ditangani dengan baik karena kau mengurusnya sendiri. Semua masalah dimulai dari hal paling sepele. Selalu berhati-hatilah.

Seok Hoon : Aku akan mengingatnya.

Tae Seob menuangkan miras untuk Seok Hoon.

Tae Seob : Jadi, bagaimana? Kau wakil kepala jaksa pertama dari angkatanmu. Bagaimana rasanya?

Seok Hoon : Aku hanya bersyukur kepada anda. Aku akan berusaha keras untuk tidak menghalangi masa depan anda.

Tae Seob : Terus lakukan yang kau lakukan. Jalan yang ingin kau ambil dan piringmu. Aku akan membuka jalan dan mengisinya untukmu.

Seok Hoon minum mirasnya.

Tae Seob : Bagaimana rasanya?

Foto SBS

Sambil menjaga toserba, Hee Woo belajar.

Lalu Kyu Ri datang.

Kyu Ri tersenyum menatap Hee Woo. Lalu dia memberikan bukunya ke Hee Woo.

Kyu Ri : Itu ringkasan poin pentingnya. Lebih baik mengambil rute yang lebih cepat dan tepat. Aku membayar utangku. Terima kasih untuk waktu itu. Aku bukan tipe orang yang berutang kepada seseorang. Semua kiat belajarku ada di sana. Cobalah memakainya dengan baik.

Hee Woo : Terima kasih.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, Hee Woo memulai harinya dengan penuh semangat.

Han Mi lewat di depan kelas dan kesal melihat Hee Woo belajar bersama Kyu Ri.

Hee Woo belajar keras, tak kenal lelah.

Foto SBS
Foto SBS

Hari ujian tiba.

Hee Woo ujian matematika.

Ayah ibu Hee Woo lagi menonton berita tentang CSAT.

"Sudah dinilai bahwa CSAT tahun ini lebih sulit dari biasanya. Terutama bagian matematika kabarnya bagian penting yang akan menentukan peringkat teratas. Jadi, murid-murid yang nilainya bagus dalam pelajaran matematika..."

Pak Kim : Apa itu Matematika?

Nyonya Lee : Itu matematika.

Pak Kim : Kukira itu berkaitan dengan memperbaiki sesuatu.

Foto SBS

Hee Woo di kamarnya lagi belajar Sejarah Korea.

Lalu dia mendengar obrolan ayah ibunya.

"Omong-omong, apa pinjaman kita disetujui?" tanya Nyonya Lee.

"Belum. Mari beri sedikit waktu lagi." jawab Pak Kim.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, di kelasnya, Hee Woo dan semua murid memberikan kartu nilai ujian percobaan pada pengajar.

Kelas berakhir. Hee Woo dipanggil pengajarnya.

"Aku senang bertemu denganmu. Aku penasaran dengan hasilmu. Bagaimana dengan CSAT-mu?"

"Akan kuberi tahu setelah menerima nilai pasti."

"Baiklah. Kau belajar dengan giat, jadi, aku yakin hasilnya akan bagus. Apa rencanamu sekarang?"

"Aku berencana mencari pekerjaan paruh waktu lain. Aku ingin membayar uang kuliahku sendiri."

"Jika kau mau mencari pekerjaan paruh waktu, kakakku sedang mencari asisten administrasi. Kurasa kau akan melakukannya dengan baik."

Bersambung ke part 4...