Skip to main content

Again My Life Eps 2 Part 3

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 4

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il dan temannya bicara dengan seorang pria di toilet. Pria itu menunjukkan obat pada Jong Il.

"Kau tahu ini apa?"

Jong Il tanya apa itu. Pria itu bilang, obat itu populer belakangan ini dan jika mereka meminumnya, mereka akan langsung pingsan.

Jong Il : Han Mi membuatku kesal dengan jual mahal. Masukkan ke minumannya dengan itu nanti.

Tanpa mereka sadari, Hee Woo menguping.

Foto SBS

Begitu mereka selesai bicara, Hee Woo masuk membawa alat-alat kebersihan.

Jong Il langsung menghina Hee Woo.

Jong Il : Pecundang Kim Hee Woo bekerja keras. Santai saja.

Jong Il keluar, tapi dua temen Jong Il yang kemarin dihajar Hee Woo, bersikap sopan pada Hee Woo karena takut. Mereka pergi mengikuti Jong Il.

Foto SBS

Hee Woo keluar dari toilet. Dia sudah menukar bajunya.

Hee Woo celingukan mencari Jong Il cs.

Tak lama, dia melihat pria yang bersama Jong Il tadi. Dia bergegas mengikutinya.

Foto SBS

Han Mi sudah pingsan. Jong Il tengah memotret Han Mi.

Jong Il : Astaga. Seksi.

Teman-teman Jong Il menyuruh Jong Il menurunkan baju Han Mi sedikit lagi.

Foto SBS

Hee Woo datang.

Hee Woo : Kalian para bedebah punya niat buruk.

Jong Il marah, apa bedebah itu sudah gila?

Jong Il melemparkan gelas ke arah Hee Woo. Hee Woo berhasil menghindar. Gelas itu membentur dinding di sebelah Hee Woo. Pecahannya sedikit melukai pipi Hee Woo.

Jong Il : Lihat kepercayaan diri itu.

Hee Woo menutup pintu dengan santai. Dia juga memalang pintu dengan tiang pole dance.

Hee Woo : Pria ditentukan oleh sikapnya. Film ini belum keluar. Aku terlalu terburu-buru.

Jong Il : Apa yang dia katakan? Tamat riwayatmu.

Hee Woo : Kurasa aku tidak punya pilihan selain memberi kalian pelajaran hari ini.

Jong Il merangsek maju. Dia berniat memukul kepala Hee Woo dengan botol. Hee Woo mencengkram tangan Jong Il. Teman Jong Il berusaha membantu, tapi mereka semua berhasil dikalahkan oleh Hee Woo.

Foto SBS
Foto SBS

Kita diperlihatkan dengan Jong Il yang babak belur merangkak keluar dari dalam ruangan.

Hee Woo menarik masuknya ke dalam dan menutup pintu. Hee Woo menghajarnya.

Tak lama kemudian, Hee Woo membawa Han Mi pergi. Dia menggendong Han Mi yang pingsan.

Foto SBS

Hee Woo dan Han Mi di taman. Han Mi akhirnya bangun dan terkejut mendapati dirinya bersama Hee Woo di taman.

Hee Woo : Kau sudah bangun?

Han Mi : Apa yang terjadi!

Hee Woo berdiri dan mengembalikan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Hee Woo kemudian pergi.

Han Mi memeriksa ponselnya.

Dia terkejut, melihat foto dirinya. Ternyata, Jong Il memfoto Han Mi dengan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Sekarang, Jong Il ada di ruangan ayahnya, Kepala Im Jung Woo. Dia bersama temannya yang memberinya pil, Hee Woo dan Han Mi.

Kepala Im : Kalian sadar sedang berada di mana? Kalian berdua. Aku bertanya kepada kalian.

Han Mi : Aku tidak peduli tempat apa ini, tapi aku bingung alasanku di sini.

Kepala Im : Aku bertanya kepadamu apa yang penjahat sepertimu lakukan di kantor kepala polisi dan apa kau tahu bagaimana kau bisa berakhir di sini.

Han Mi : Kenapa aku penjahat?

Kepala Im : Kau melapor dan bilang seseorang meracuni minumanmu, jadi, kami menyelidiki semuanya secara menyeluruh. Untungnya, kami menemukan bungkus pil di tempat sampah. Siapa pelakunya?

Teman Jong Il menunjuk Hee Woo.

Hee Woo hanya tersenyum.

Han Mi sewot, apa yang kau lakukan! Aku akan mencungkil bola matamu...

Kepala Im : Diam! Dia juga meracuni minuman putraku hanya untuk iseng. Putraku meminumnya tanpa tahu itu diracuni, jadi, dia bingung. Kapasitas fisik dan mentalnya berkurang saat itu.

Hee Woo : Kapasitas mentalnya berkurang?

Kepala Im : Lalu kau menerobos masuk dan mulai memukul putraku tanpa alasan. Kenapa kau memukulnya?

Hee Woo : Aku ke sana untuk menyelamatkan temanku. Namun, mereka tidak mendengarkanku, jadi, aku memperingatkan mereka. Aku tidak yakin kau memeriksa TKP sendiri, tapi dia melempar botol kepadaku. Botol itu pecah dan menghantam dinding. Lihat ini? Aku tidak memukulnya secara sepihak. Aku hanya membela diri.

Hee Woo menunjukkan luka di pipinya.

Kepala Im : Jadi, kau memang memukulnya.

Hee Woo : Akan kutekankan sekali lagi bahwa aku hanya membela diri.

Foto SBS

Kepala Im menunjukkan hasil visum Jong Il dan teman Jong Il.

Kepala Im : Kudengar kau pemuda pekerja keras. Bukankah seharusnya kau memikirkan masa depanmu?

Han Mi : Aku tidak percaya seorang kepala polisi memanipulasi kasus dan mengancam anak-anak untuk menutupi kebenaran.

Kepala Im : Dasar kau... Diam!

Foto SBS

Seok Hoon tiba-tiba datang. Kepala Im kaget Seok Hoon datang.

Kepala Im : Wakil Kepala Jaksa Kim, kenapa kau kemari?

Hee Woo pun bertanya-tanya mau apa Seok Hoon datang.

Seok Hoon langsung duduk di depan Jong Il.

Seok Hoon : Kau Im Jong Il?

Jong Il : Ya.

Seok Hoon : Kau tahu perbuatanmu, bukan?

Jong Il : Aku tidak melakukan kesalahan.

Seok Hoon pun berdiri. Dia melepas jam tangannya.

Seok Hoon : Kau tidak melakukan kesalahan?

Seok Hoon menampar Jong Il.

Seok Hoon lalu meraih ponselnya dan menunjukkan foto Han Mi yang dipotret Jong Il.

Seok Hoon : Kau mau mati?

Foto SBS

Hee Woo beranjak meninggalkan kantor polisi.

Dia baru tahu kalau Han Mi putrinya Seok Hoon karena yang dia tahu Seok Hoon hanya memiliki seorang putra.

Han Mi memanggil Hee Woo. Dia mengajak Hee Woo makan. Hee Woo bilang dia sudah makan.

Han Mi : Aku belum.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Kubilang aku sudah makan.

Han Mi : Aku tidak bisa makan sendiri.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Ya, ayo. Apa? Sial, aku bingung. Tidak, aku sudah makan.

Tapi perut Hee Woo bunyi. Han Mi tertawa. Hee Woo bilang itu bukan perutnya.

Han Mi : Maksudmu, itu aku? Kau pikir aku tidak tahu jika perutku sendiri berbunyi? Hei. Kubilang aku akan mentraktirmu makan untuk berterima kasih. Kenapa kau membuat keributan dengan jual mahal?

Hee Woo : Bukan aku yang membuat keributan. Kau yang membuat keributan dengan terobsesi pada makanan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pergi. Han Mi mengejar Hee Woo.

Han Mi : Aku hanya berusaha membalas budimu. Jangan membuatku tampak menyedihkan.

Hee Woo : Aku akan menolak tawaran itu dengan sopan. Alasannya?

Hee Woo mendekatkan wajahnya ke Han Mi. Sontak Han Mi kaget dan gugup.

Han Mi : Apa yang kau lakukan?

Hee Woo : Bau rokok. Aku merasa mual saat menciumnya. Itu alasanku.

Hee Woo pergi.

Han Mi mencium baunya sendiri. Benar saja, dia baru rokok.

Foto SBS
Foto SBS

Habis dari kantor polisi, Seok Hoon langsung menemui Tae Seob.

Seok Hoon : Maaf aku terlambat.

Tae Seob : Selamat datang, Wakil Kepala Kim.

Seok Hoon : Maafkan aku, Anggota Dewan. Aku ada urusan.

Tae Seob : Aku yakin itu ditangani dengan baik karena kau mengurusnya sendiri. Semua masalah dimulai dari hal paling sepele. Selalu berhati-hatilah.

Seok Hoon : Aku akan mengingatnya.

Tae Seob menuangkan miras untuk Seok Hoon.

Tae Seob : Jadi, bagaimana? Kau wakil kepala jaksa pertama dari angkatanmu. Bagaimana rasanya?

Seok Hoon : Aku hanya bersyukur kepada anda. Aku akan berusaha keras untuk tidak menghalangi masa depan anda.

Tae Seob : Terus lakukan yang kau lakukan. Jalan yang ingin kau ambil dan piringmu. Aku akan membuka jalan dan mengisinya untukmu.

Seok Hoon minum mirasnya.

Tae Seob : Bagaimana rasanya?

Foto SBS

Sambil menjaga toserba, Hee Woo belajar.

Lalu Kyu Ri datang.

Kyu Ri tersenyum menatap Hee Woo. Lalu dia memberikan bukunya ke Hee Woo.

Kyu Ri : Itu ringkasan poin pentingnya. Lebih baik mengambil rute yang lebih cepat dan tepat. Aku membayar utangku. Terima kasih untuk waktu itu. Aku bukan tipe orang yang berutang kepada seseorang. Semua kiat belajarku ada di sana. Cobalah memakainya dengan baik.

Hee Woo : Terima kasih.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, Hee Woo memulai harinya dengan penuh semangat.

Han Mi lewat di depan kelas dan kesal melihat Hee Woo belajar bersama Kyu Ri.

Hee Woo belajar keras, tak kenal lelah.

Foto SBS
Foto SBS

Hari ujian tiba.

Hee Woo ujian matematika.

Ayah ibu Hee Woo lagi menonton berita tentang CSAT.

"Sudah dinilai bahwa CSAT tahun ini lebih sulit dari biasanya. Terutama bagian matematika kabarnya bagian penting yang akan menentukan peringkat teratas. Jadi, murid-murid yang nilainya bagus dalam pelajaran matematika..."

Pak Kim : Apa itu Matematika?

Nyonya Lee : Itu matematika.

Pak Kim : Kukira itu berkaitan dengan memperbaiki sesuatu.

Foto SBS

Hee Woo di kamarnya lagi belajar Sejarah Korea.

Lalu dia mendengar obrolan ayah ibunya.

"Omong-omong, apa pinjaman kita disetujui?" tanya Nyonya Lee.

"Belum. Mari beri sedikit waktu lagi." jawab Pak Kim.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, di kelasnya, Hee Woo dan semua murid memberikan kartu nilai ujian percobaan pada pengajar.

Kelas berakhir. Hee Woo dipanggil pengajarnya.

"Aku senang bertemu denganmu. Aku penasaran dengan hasilmu. Bagaimana dengan CSAT-mu?"

"Akan kuberi tahu setelah menerima nilai pasti."

"Baiklah. Kau belajar dengan giat, jadi, aku yakin hasilnya akan bagus. Apa rencanamu sekarang?"

"Aku berencana mencari pekerjaan paruh waktu lain. Aku ingin membayar uang kuliahku sendiri."

"Jika kau mau mencari pekerjaan paruh waktu, kakakku sedang mencari asisten administrasi. Kurasa kau akan melakukannya dengan baik."

Bersambung ke part 4...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...