.

I Have a Lover Ep 29 Part 1

Sebelumnya....


Ingatan Hae Gang akhirnya kembali!! Ia teringat kemarahan Jin Eon karena dirinya berpura2 sudah menerima kematian Eun Sol.

Flashback On…..

Kalau kau berpura-pura lupa, jangan lakukan. Kalau kau berusaha melupakannya, hentikan. Kau itu seorang ibu! Kau itu seorang ibu! Apa kau tidak merasa sedih untuk Eun Sol? Kau benar-benar baik-baik saja, kau tidak merasakan apa-apa, aku tidak tahan melihatnya. Itu memuakkan! Aku tidak tahan, itu membuatku gila!

Flashback end…




Hae Gang juga ingat saat ia mencoba bunuh diri dengan melompat ke sungai. Kata2 Jin Eon setelah dirinya sadar terngiang di telinganya.

Flashback On…

“Meski kau mati, meski aku mendengar kau mati, aku tidak akan bergerak sedikitpun. Jadi, jangan lakukan ini lagi. Hari ini adalah hari terakhir aku terlibat dalam hidupmu. Mari kita hidup secara terpisah dan mati secara terpisah.”

Flashback end…


Hae Gang juga ingat saat Jin Eon berlutut pada Presdir Choi, memohon agar Presdir Choi mau menyingkirkan Hae Gang.

Flashback On…

“Kumohon...orang ini... singkirkan Hae Gang untukku ayah.Supaya aku tidak bisa melihatnya lagi, supaya aku tidak bisa mengingatnya lagi.Kumohon, orang ini, singkirkan dia ayah.”

Flashback end…


Perlahan2, Hae Gang bangun. Sorot matanya nampak terluka….


Di ruangannya, Jin Eon sedang melihat dokumen Kim Sun Yong yang berhasil di curinya dari laptop Tae Seok. Ia terkejut saat melihat nama2 si pembuat dokumen itu. Tidak tercantum nama Hae Gang di sana, tapi nama Yi Yong Seon, Kim Taek Yeon dan terakhir nama Tae Seok. Jin Eon lantas mengecek tanggal dokumen yang dibuat atas nama ketiga orang itu.

Jin Eon kemudian menyadari, kalau yang membuat dokumen itu bukanlah Hae Gang.  Dokumen yang asli, yang diciptakan Tae Seok dibuat pada tanggal 5 Januari 2010. Sedangkan yang palsu atas nama Hae Gang diciptakan pada tanggal 10 November 2015.


Hae Gang keluar dari kantor Seok dengan langkah gontai. Langkahnya terhenti di tangga. Pikirannya melayang ke saat2 ia hendak bunuh diri dengan melompat ke dalam sungai setelah memergoki Seol Ri bermesraan dengan Jin Eon.


Hae Gang pun terduduk lemas. Lalu perlahan2, Hae Gang berdiri dan mulai berjalan meninggalkan kantor Seok dengan langkah gontai.


Jin Eon bicara dengan Hyun Woo di luar ruangan. Jin Eon memberitahu Hyun Woo bahwa dokumen yang asli dibuat pada tanggal 5 Januari 2010 dan yang palsu dibuat pada tanggal 10 November 2015.

“Lalu, ini dibuat seperti orang yang sudah mati yang membuat dokumen ini?” tanya Hyun Woo.

“Pasti ada lagi, kita harus memulai mencari tahu lagi.” Jawab Jin Eon.


“Gunung lagi setelah gunung yang lain! Kita berada di jantung dari gunung.” Protes Hyun Woo.

Hyun Woo lantas bertanya apakah ada yang curiga setelah sistem komputer rusak.

“Aku rasa mereka mengira ada yang berusaha mencuri obat baru yang sedang dikembangkan.” Jawab Jin Eon.

“Itulah maksudku, aktingku memang luar biasa.” Ucap Hyun Woo.

“Aku tidak akan terlibat, kau uruslah itu.” jawab Jin Eon.

“Bagaimana dengan kau?” tanya Hyun Woo.

“Aku harus memberitahunya, aku harus memberitahunya sekarang.” jawab Jin Eon.


Sementara itu, tanpa disadari oleh Jin Eon, Hae Gang sudah berdiri di depan rumahnya dengan tatapan kecewa. Jin Eon sendiri ada di kantor Seok. Namun senyumnya langsung menghilang saat tidak mendapati Hae Gang di sana. Jin Eon kembali tersenyum saat melihat papan nama Hae Gang di meja.


Jin Ri terkejut saat pembantu memberitahu kedatangan Hae Gang pada ibu tirinya. Jin Ri langsung memeriksanya di intercom. Sedangkan Nyonya Hong yang mengira Hae Gang sudah meninggal tidak percaya. Jin Ri kesal saat Hae Gang berkata bahwa ayahnya lah yang mengundang Hae Gang.

Nyonya Hong protes karena Jin Ri membukakan pintu untuk Hae Gang yang masih disangkanya orang asing. Jin Ri pun berkata mereka akan tahu apakah dia Do Hae Gang atau bukan setelah dia masuk.


Perlahan2, Hae Gang membuka pagar Jin Eon dan masuk ke dalam. Kata2 Jin Eon di masa lalu pun kembali terngiang di telinganya, bahwa Jin Eon sudah menghapus namanya. Bahwa mereka sudah berakhir.


Hae Gang juga teringat saat memergoki Jin Eon memakaikan sepatu untuk Seol Ri di bawah guyuran hujan deras. Bukan hanya itu yang diingat Hae Gang. Ia juga mengingat saat memergoki Seol Ri memeluk erat Jin Eon di depan apartemen kumuh Seol Ri.


Hae Gang juga ingat kekesalan Jin Eon ketika mereka bertengkar soal Eun Sol di halaman rumah. Saat itu, Jin Eon sampai membanting gelas.


Hae Gang ingat saat dirinya berlutut pada Seol Ri, memohon agar Seol Ri tidak mengguncang rumah tangganya.
 
Kata2 yang ia ucapkan pada Jin Eon setelah Jin Eon mengaku hubungan mereka sudah berakhir pun juga terngiang di telinganya.

“Akhir apanya? Apanya yang berakhir? Memulai bisa dilakukan oleh satu orang, tapi mengakhirinya... Kita harus mengakhirinya bersama-sama. Dengan begitu maka semua baru berakhir. Bagimu mungkin seperti itu, tapi bagiku mulai hari ini, menjadi seperti ini sekarang, sampai aku bilang berakhir… Sampai aku bilang berakhir, kau tunggulah dengan sabar!”

“Sampai kapan? Sampai kapan aku harus menunggumu? Apakah itu bahkan mungkin? Setiap hari aku padamu, kau padaku...apa kau benar-benar bisa hidup seperti ini?” tanya Jin Eon.

“Mereka semua hidup seperti ini. Semua orang hidup seperti ini!” jawab Hae Gang.

“Mereka masih punya saling menyayangi.Perasaanku padamu sudah sirna, tidak ada yang tersisa.Yang ingin aku lakukan adalah keluar dari neraka ini secepatnya. Aku tidak tahan denganmu lagi sekarang. Aku menyesal telah mencintaimu lebih dari hidupku maupun agamaku. Satu-satunya yang tersisa adalah kebencian.” Ucap Jin Eon.


Hae Gang juga teringat saat ia memergoki Jin Eon tengah menggendong Seol Ri. 




Saat itu, Hae Gang yang sudah tidak mampu menahan amarahnya, menampar Seol Ri dengan keras. Hae Gang juga menampar Jin Eon. Jin Eon lantas menyuruh Seol Ri pergi. 




Hae Gang berteriak2 seperti orang gila memanggil Seol Ri. Jin Eon pun memeluk erat Hae Gang agar Hae Gang tidak melakukan sesuatu yang buruk pada Seol Ri.


Hae Gang juga ingat saat Jin Eon menyodorkan surat perceraian padanya. Saat itu, ia merobek2 surat perceraian itu.


Hae Gang juga ingat pertengkaran hebatnya dengan Jin Eon setelah ia menampar Seol Ri malam itu. Hae Gang menghancurkan seisi kamar Jin Eon. Jin Eon membalas dengan mengotori semua pakaian Hae Gang.



Jin Eon juga menghancurkan foto pernikahan mereka.


Hae Gang juga ingat saat ia membubuhkan cap jarinya pada surat perceraiannya.


Di dalam, Jin Ri dan Nyonya Hong sudah menunggu kedatangan Hae Gang Tak lama kemudian, Hae Gang masuk. Nyonya Hong terkejut melihat Hae Gang. Sementara Jin Ri yang mau menyapa Hae Gang jadi kesal karena Hae Gang berjalan begitu saja melewatinya. Hae Gang langsung menghadap Nyonya Hong.

“Berapa lama kau ada di sini?” tanya Jin Ri.

“Sejak kakakmu memohon untuk menyingkirkan aku, dan memaksaku menandatangani surat perceraian. Sepertinya baru sebulan.” Jawab Hae Gang.

“Apa? Hanya sebulan?” tanya Jin Ri kesal.


“Foto perselingkuhan itu adalah ulahnya ibu.” Jawab Hae Gang.

“Apa?” tanya Nyonya Hong bingung.

“Itu bukan aku, itu perbuatannya. Dan juga, kenapa aku tidak menyelamatkannya saat gedung terbakar... Saat aku pergi ke lab, dia bilang dia tidak ada di sana, aku diberitahu kalau dia pergi ke ruang kuliah untuk mengajar.” Jawab Hae Gang.

Nyonya Hong syok.

“Ada apa ini? Katakan yang sebenarnya, apakah ingatanmu sudah kembali atau belum? Ingatanku kembali? Aku tidak pernah kehilangan ingatanku... kenapa kau bertanya seperti itu?” jawab Hae Gang, membuat Jin Ri kesal.

Tak lama kemudian, Presdir Choi datang. Presdir Choi lega melihat menantu kesayangannya kembali berdiri tegak di hadapannya. Ia lega menantu kesayangannya itu masih hidup. Presdir Choi lantas mengajak Hae Gang ke ruangannya. Nyonya Hong terduduk lemas. Jin Ri tak bisa berkata apa2. Nyonya Hong kemudian menyuruh Jin Ri menghubungi Jin Eon.


“Kembalilah ke posisimu. Kembalilah kemari, Hae Gang-ah.” Pinta Presdir Choi.

“Aku memang harus kembali ayah.” jawab Hae Gang sambil menatap Presdir Choi penuh arti.


Jin Eon langsung pulang ke rumah begitu dikabari Jin Ri kalau Hae Gang ada di rumah mereka. Langkah Jin Eon terhenti saat hendak masuk ke halaman rumah. Ia teringat saat Hae Gang mengatakan cinta padanya.

Flashback On….

“Aku bilang aku mencintaimu.” Ucap Hae Gang.

Jin Eon pun membeku mendengar pernyataan cinta Hae Gang. Hae Gang bingung sendiri melihat reaksi Jin Eon. Jin Eon berkata kalau itu kali pertama ia mendengar kata2 itu dari mulut Hae Gang. Hae Gang lantas bertanya, kenapa Jin Eon mau hidup bersamanya. Jin Eon mengaku untuk mendengar kata2 itu dari mulut Hae Gang. Hae Gang lantas kembali mengatakan kata cinta pada Jin Eon.

Flashback end….


Senyum Jin Eon pun mengembang teringat hal itu. Jin Eon lantas merasakan jantungnya yang kian berdegup kencang, kemudian masuk ke rumahnya dengan wajah berseri2.


Bersamaan dengan itu, Hae Gang keluar dari ruangan Presdir Choi. Jin Eon masuk ke rumah dan langsung menghampiri Hae Gang. Nyonya Hong yang mau nyamperin Hae Gang langsung ditarik oleh Jin Ri begitu Jin Eon datang.

“Aku dengar ayah memanggilmu, kenapa kau tidak memberitahuku? Lebih baik kalau kita datang bersama-sama.” Ucap Jin Eon.

“Kenapa kau perduli? Kau mengatakan untuk menyingkirkan aku. Kau bilang untuk menyingkirkan aku supaya kau tidak bisa melihatku lagi, kenapa?” jawab Hae Gang.

Jin Eon tertegun mendengar jawaban Hae Gang.

“Hae Gang... Hae Gang-ah.” Ucap Jin Eon.

“Jangan memanggil namaku sembarangan, beraninya kau memanggilku Hae Gang?” jawab Hae Gang.


Nyonya Hong dan Jin Ri terkejut mendengar jawaban Hae Gang. Hae Gang lantas beranjak pergi. Jin Eon terpaku di tempatnya. Tak lama kemudian, Jin Eon menyusul Hae Gang keluar.


“Kenapa kau bersikap seperti ini? Kenangan apa, berapa banyak yang kembali padamu, hah? Apa kau hanya memiliki kenangan empat tahun yang lalu? Tidak. Katakan padaku apa yang kau lakukan kemarin. Katakan padaku apa yang kita lakukan kemarin!” ucap Jin Eon.

“Kenapa kau bertanya padaku apa yang kau lakukan kemarin? Pergi dan tanyakan pada Kang Seol Ri apa yang kalian berdua lakukan kemarin.” Jawab Hae Gang.


“Kau bilang kau mencintaiku. Kemarin padaku, apa kau benar-benar tidak mengingatnya?” tanya Jin Eon.

“Memangnya aku mabuk apa? Setelah aku bercerai dari pria sepertimu, aku akan bilang pada bajingan itu bahwa aku mencintainya? Apa? Cinta? Untuk apa mengatakan cinta? Untuk siapa mengatakan cinta? Beraninya kau mengatakan cinta? Pergilah Cintailah Kang Seol Ri sebanyak yang kau inginkan.” Ketus Hae Gang.

Hae Gang lantas beranjak pergi. Ia menyetop taksi dan masuk ke taksi dengan terburu2. Jin Eon terpaku menatap kepergian Hae Gang. Beberapa saat kemudian, Jin Eon tersadar dan langsung mengejar Hae Gang.


Supir taksi yang ditumpangi Hae Gang kesal karena Jin Eon terus2an membunyikan klakson padanya. Hae Gang menoleh ke belakang, menatap Jin Eon yang kini mengejarnya. Hae Gang menatap Jin Eon penuh arti.


Hae Gang pulang ke rumahnya. Jin Eon tertegun menyadari ingatan Hae Gang telah kembali seutuhnya. Nyonya Kim terkejut dengan kepulangan Hae Gang. Hae Gang berkata bahwa sang ibu tidak perlu membungkuskan kimchi atau sambal karena semua itu juga ada di China. Hae Gang lantas mengaku akan berkemas dengan cepat. Nyonya Kim terkejut.

“Ke-kenapa kau bersikap seperti ini?” tanya Nyonya Kim.

“Memangnya aku kenapa?” tanya Hae Gang balik.


“Hari ini tanggal berapa?” tanya Nyonya Kim.

“Tanggal 25 September 2011.” Jawab Hae Gang.

“Duduklah, duduklah dulu.” Suruh Nyonya Kim.

“Aku harus berkemas. Aku akan pergi keluar negeri besok.” Jawab Hae Gang.


“Itu seharusnya empat tahun yang lalu, Hae Gang. Sekarang ini sudah tahun 2015. Kau mengalami kecelakaan, kau bahkan tidak pergi ke Cina.” Ucap Nyonya Kim.

Beberapa saat kemudian, Nyonya Kim menyadari bahwa ingatan putrinya sudah kembali.

“Oh, ya Tuhanku. Ingatanmu kembali ke saat sebelum kau meninggalkan negara ini. Apa yang harus aku lakukan denganmu?” ucap Nyonya Kim bingung.

“Kecelakaan? Kecelakaan apa?” tanya Hae Gang.

“Jangan terkejut dan dengarkan baik-baik apa yang ibu katakan.” Jawab Nyonya Kim.


Sementara diluar, Jin Eon duduk termenung sendirian. Ingatannya melayang pada kata2 Hae Gang tadi. Tangis Jin Eon pun mulai pecah.


Di dalam, Hae Gang tidak percaya dengan yang dikatakan ibunya kalau ia memiliki saudara kembar. Hae Gang juga tidak percaya saat sang ibu berkata bahwa dirinya hidup sebagai Yong Gi selama 4 tahun.

“Selama itu, aku sudah mati dan Direktur Eksekutif membawa abuku dari Cina?” tanya Hae Gang.


“Itu kesalahan. Dia bilang dia tidak tahu apa yang terjadi. Belum lama ini kau bertemu dengan Yong Gi.” jawab Nyonya Kim.

“Dia akan segera datang. Katakan padanya kalau adalah ibunya, apa bagusnya menunda-nundanya? Kau harus memberitahunya, langsung saja katakan padanya saat dia datang. Aku akan berbaring, kepalaku pusing.” Ketus Hae Gang.

“Baik, tidurlah di dalam.” Jawab Nyonya Kim sembari memapah Hae Gang.

“Sudah cukup, urus saja adik kembarku yang sangat mirip denganku itu.” ketus Hae Gang, lalu masuk ke kamarnya.

“Apa yang harus kulakukan padamu? Apa yang harus kulakukan pada kalian berdua?” gumam Nyonya Kim.


Jin Eon masih menunggu diluar. Beberapa saat kemudian, ia beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam. Ia bertemu Nyonya Kim di ruang tengah. Nyonya Kim berkata bahwa Hae Gang ada di kamar. Jin Eon pun langsung pergi menemui Hae Gang.


Setibanya di kamar, Jin Eon terpaku melihat Hae Gang yang tengah berbaring dengan mata tertutup.

“Keluar.” Ucap Hae Gang dengan tenang.

Tapi Jin Eon malah duduk disamping Hae Gang.

“Aku menyuruhmu untuk keluar, Choi Jin Eon! Beraninya kau datang kemari?” ucap Hae Gang tenang.


Jin Eon lantas membuka penutup mata Hae Gang. Hae Gang menatapnya dengan tajam. Sedangkan Jin Eon menatapnya dengan tatapan terluka.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Hae Gang pelan.


“Bagaimana denganmu? Bagaimana denganmu? Kau sengaja bersikap seperti ini karena kau marah padaku? Karena kau sedang menghukumku, kau berpura-pura melupakan aku ataupun kenangan tentang aku. Atau kau berpura-pura tidak mengenalku.” Jawab Jin Eon dengan mata berkaca2 sambil memegangi kedua tangan Hae Gang.


“Kenapa aku melakukan itu? Untuk apa aku sengaja melakukan itu? Itu mungkin kalau aku punya sedikit perasaan yang tersisa untukmu...”

“Kita bertemu lagi!” ucap Jin Eon, kita kembali saling mencintai! Kau untukku, dan aku untukmu, kita jatuh cinta lagi.Itulah yang terjadi, itulah yang terjadi pada kita, Hae Gang. Kemarin dan hari sebelumnya, itulah yang terjadi. Kau dan aku, lagi, kita, lagi, seperti sebelumnya, lagi.”


Hae Gang pun menarik tangannya dengan kasar dan semakin menatap Jin Eon dengan tajam.

“Benarkah? Aku berbuat seperti itu? Benarkah? Aku benar-benar melakukannya?” tanya Hae Gang.

Jin Eon mengangguk.


“Apa yang kau lakukan padaku dengan Seol Ri, apa kau mengatakan semuanya padaku sebelum jatuh cinta padaku? Kau mengatakannya padaku, tapi aku tetap mencintaimu? Kau tidak melakukannya, benarkan? Kau tidak mengatakannya padaku, benarkan? Saat aku kehilangan ingatanku dan menjadi orang bodoh yang bahkan tidak bisa mengingatmu, kau mencintai orang itu? Lagi? Seperti sebelumnya? Kenapa kau membiarkan aku jatuh cinta padamu? Choi Jin Eon, kau tidak boleh melakukan itu padaku. Itu bukan cinta, bagaimana itu bisa disebut cinta? Maaf, tapi aku tidak bisa ingat kalau aku jatuh cinta lagi padamu. Yang tersisa hanyalah kebencian, hanya itu saja! Keluar..dari kamarku.” Ucap Hae Gang.


Hae Gang lantas turun dari tempat tidurnya dan membawa Jin Eon keluar dari kamarnya.

“Kau memintaku untuk hidup terpisah dan mati secara terpisah! Pergi dan hiduplah dengan baik!” teriak Hae Gang, lalu masuk ke kamarnya.

Jin Eon syok dengan perlakuan Hae Gang. Saking syok nya, ia sampai tidak sanggup berjalan.


Nyonya Hong memberitahu Seol Ri bahwa ingatan Hae Gang berhenti di tahun 2011. Seol Ri terkejut. Seol Ri lantas bertanya tentang Hae Gang yang tidak ingat masa sekarang.

“Yeah, sepertinya seperti itu. Itulah yang terjadi saat kau tidak memiliki ingatan.... Saat ingatanmu berhenti, kau bisa mengejutkan orang lain dan membuat semua jadi sia-sia...” jawab Nyonya Hong.

“Mari kita anggap itu benar, tapi pada Jin Eon, dia sangat kejam.Aku bahkan tidak bisa menyaksikannya, itu membuatku merasa sangat malu. Jin Eon benar-benar hancur. Dia tidak bisa berkata apapun dan berdiri di sana dengan linglung dan merasa malu. Cintanya menjadi bagus. Apa kau tahu Gong.Gal.Ppang? Dia sama persis seperti itu. Hanya perlu waktu sedetik bagi cinta menjadi kebohongan. Itu benar-benar menghilang seperti asap.” Ucap Jin Ri.

Seol Ri pun tersenyum licik.

“Lebih baik seperti ini. Dia akan melepaskannya karena sikap isterinya. Aku khawatir mereka akan hidup bersama selamanya. Semuanya akan berakhir kali ini.” ucap Nyonya Hong.


Nyonya Hong lantas menatap Seol Ri.

“Kita bisa melihat akhirnya, jadi tunggulah sebentar lagi. Saat dia merasa lelah dan kalah, dia akan kembali padamu.” Ucap Nyonya Hong.

Nyonya Hong lantas kembali menatap Jin Ri.


“Tapi, foto yang waktu itu, apakah itu benar-benar perbuatanmu? Kau menyuruh seseorang melakukannya untuk membuat adikmu dalam masalah? Apakah itu benar?” omel Nyonya Hong.

“Yah, ingatanku...belakangan ini aku bahkan tidak ingat yang aku lakukan kemarin. Aku akan memikirkannya pelan-pelan, apakah itu perbuatanku atau bukan.” jawab Seol Ri.

Jin Ri lantas bangkit dari duduknya dan mengajak Seol Ri bicara. Nyonya Hong pun langsung memelototi Jin Ri.

“Ah! Menatapku dengan mata besar itu, mengangguku dua kali lipat! Ide iklannya akan segera keluar, berhentilah menatap seperti itu dan berlatihlah tersenyum, tersenyum!” ucap Jin Ri.


“Wanita itu memang... Aku tidak mengetahuinya dan bahkan menyalahkan orang yang tidak bersalah.... Bagaimana dia bisa? Aku akan mengatakan semuanya pada Jin Eon!” jawab Nyonya Hong.

Mendengar itu, Seol Ri pun panik.

“Jin Eon sunbae akan tambah merasa bersalah ibu. Do Hae Gang sepertinya telah membuat keputusan untuk menolak Sunbae. Biarkan saja dia ditolak, semua akan berakhir dengan cara seperti itu.” ucap Seol Ri.

Nyonya Hong mengangguk.


“Dia akan menyingkirkannya... Pada akhirnya dia akan seperti ini...” ucap Seol Ri penuh kebencian.


Jin Ri tampak menunggu Seol Ri di kamarnya. Tak lama kemudian, Seol Ri datang.

“Siapa yang tadi bilang kalau dia pingsan? Pingsan apanya. Dia penuh energi dan kuat seperti biasanya.” Ucap Jin Ri kesal.

“Aku dengar dia pingsan setelah ingat pada kecelakaan Eun Sol.” Jawab Seol Ri.

“Huh? Kalau begitu, ingatannya kembali karena Shin Il Sang?” tanya Jin Ri.

Ya.” jawab Seol Ri.

“Wow. Akhirnya kau melakukannya.” Puji Jin Ri.

“Aku harus melakukan yang lebih lagi.” Jawab Seol Ri.

“Bagaimana dan apa?” tanya Jin Ri.


“Aku harus membuat Jin Eon Sunbae tahu apa yang dilakukan Do Hae Gang pada Shin Il Sang. Kenapa Eun Sol mati... aku harus memberitahu semua padanya. Aku akan menyingkirkan wanita itu dengan merusaknya. Aku akan membuat dia seperti sampah dan membuangnya.” Jawab Seol Ri dengan sorot mata berapi2.

“Kalau begitu Jin Eon juga akan hancur.” Ucap Jin Ri.

“Kalau begitu...seperti yang ibu katakan, dia akan menjadi lelah dan kalah.” Jawab Seol Ri.

“Kau ingin memilikinya kalau begitu? Apa gunanya memiliki seseorang yang sudah hancur? Itu tidak benar, dia sangat berharga. Aku tahu sekarang, kenapa kau terus seperti ini seolah-olah hidupmu tergantung dari ini semua.” Ucap Jin Ri.

“Bagus sekali kalau bisa memiliki Sunbae dan uangnya, tapi aku tidak perduli kalau aku tidak mendapatkannya. Wanita itu...selama dia tidak mendapatkannya, itu sudah cukup bagiku. Selama Do Hae Gang tidak mendapatkannya.” Jawab Seol Ri.


“Aku merasa kasihan padamu untuk pertama kalinya. Kau setidaknya dulu dingin, meski kau tidak memiliki tata krama. Sekarang kau bahkan tidak dingin ataupun panas, kau lunak. Kau lunak dan kosong, hanya cangkang saja. Kau tahu kenapa? Kau bukan dirimu di dalam. Di dalam dirimu dipenuhi dengan Do Hae Gang. Yang berkuasa bukan kau, tapi Do Hae Gang. Kau tahu apa yang harus kau perhatikan saat membenci seseorang? Kau harus membencinya sepenuhnya.Kalau tidak, kau akan menjadi budak dari orang yang kau benci.Kau tidak mungkin bisa menang. Bagaimana bisa budak menang melawan majikannya, kecuali kau membunuh orang itu? Aku akan menang demi dirimu, ikuti saja aku. Mengerti, budaknya Do Hae Gang?” cerocos Jin Ri.

Seol Ri pun langsung kesal dipanggil budak Hae Gang.


Jin Eon masih duduk di depan rumahnya yang dulu ia tinggali bersama Hae Gang itu. Ingatannya melayang pada kata2 Hae Gang tadi.

Flashback on….

“Kenapa kau membiarkan aku mencintaimu? Choi Jin Eon, kau seharusnya tidak melakukannya.Cinta macam apa itu? Bagaimana itu bisa disebut cinta? Maaf, tapi aku tidak ingat kalau aku jatuh cinta lagi padamu. Yang tersisa hanyalah kebencian, hanya itu saja!”

Flashback end…

Jin Eon lantas bangkit dari duduknya dan menatap ke arah rumahnya dengan tatapan terluka.


Sementara itu, Hae Gang yang tidak bisa tidur memutuskan keluar dari kamarnya. Nyonya Kim yang menemani Hae Gang tidur hanya bisa diam melihat Hae Gang yang beranjak keluar dari kamar.


Setibanya diluar, Hae Gang tertegun melihat Yong Gi yang minum soju sendirian. Perlahan2, Hae Gang pun mendekati Yong Gi. Yong Gi langsung memanggil Hae Gang dengan panggilan Eonni tiga menit begitu melihat Hae Gang.

“Aku dengar ibumu yang berurai air mata mengatakan, sambil memukuli dadanya dan kakinya bergetar, dia berkata ‘Anakku, anakku—‘ ucap Yong Gi.

“Aku juga mendengar tentangmu, adik kembar? Kejutan macam apa ini? Kegelisahan, memalukan dan tidak terlupakan, rambutmu itu.” jawab Hae Gang.

“Memangnya kenapa dengan rambutku?” tanya Yong Gi.


“Itu benar-benar ketinggalan jaman, aku ingin kau merubah tatanan rambutmu.” Jawab Hae Gang.

“Heh?” sewot Yong Gi.

“Kacamatamu juga tidak cocok, kau terlihat seperti orang bodoh dan frustasi. Aku tidak bisa membiarkan orang yang mirip denganku terlihat seperti kau ini. Aku akan mengirimkan baju untukmu, jadi gantilah gayamu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku akan berada di hotel, jadi kau tetaplah di sini.” Jawab Hae Gang.

“Daebak, kau adalah ratu kasar dan tidak sopan. Apa kau selalu berbicara seperti itu?” protes Yong Gi.

Hae Gang mengiyakan.


“Wow, itu luar biasa. Kenapa kau tidak duduk? Ada banyak yang ingin kukatakan padamu unni tiga menit. Minumlah soju bersama dengan adikmu yang kampungan.” Ucap Yong Gi.

“Aku tidak minum soju, aku akan minum anggur.” Jawab Hae Gang.

“Mantan suamimu ada di luar. Kalau kau tidak akan membiarkan dia mati beku, biarkan dia masuk atau berikan dia selimut. Suhunya minus satu diluar sana.” Ucap Yong Gi.

“Itu tidak ada urusannya denganmu dan juga aku, tidak perlu khawatir.” Jawab Hae Gang lalu pergi mengambil wine nya.

“Orang macam apa itu? Dia saudaraku?” gerutu Yong Gi.


Tanpa mereka sadari, sang ibu berdiri di pintu memperhatikan mereka.

“Katakan padaku tentang kecelakaan itu, kau menukar mobilnya, kenapa? Kenapa? Apa alasannya?” tanya Hae Gang.


“Karena kau. Karena kau, Eonni tiga menit. Karena kau, ratu tidak sopan. Kau adalah direktur di Cheon Nyeon. Kau adalah pengacara. Kenapa dengan aku? Kau pikir aku orang seperti apa? Aku adalah... pembuka rahasia di farmasi Cheon Nyeon! Karena ingatanmu sudah kembali, Eonni tiga menit pasti mengetahuinya. Apa yang sudah kau lakukan padaku dan hidupku.” Jawab Yong Gi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments