Sebelumnya...
Seok sedang galau di kamar
yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku
bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak
bisa mengendalikan dirinya.
“Berusaha melupakan dengan putus
asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang
sedikit?” tanya sang ayah.
“Aku punya penyesalan. Aku
menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku
tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya.
Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya
untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa
membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.”
Jawab Seok.
“Hanya kau menahan seseorang,
hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit. Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan
berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan.
Karena kehangatanku menjadi sakit bagi orang lain. Biarkan dia pergi. Jangan
biarkan dirimu terluka dan relakan dia pergi!” ucap Tuan Baek.
Tuan Baek lantas mengambil
ponsel Seok, lalu memencet nomor Hae Gang. Tuan Baek menyuruh Seok menghubungi
Hae Gang. Tuan Baek kemudian beranjak pergi. Seok terkejut saat Hae Gang
terheran2 ketika ia memanggil Hae Gang dengan nama On Gi.
“Baek Seok, benarkan?
Pengacara Baek Seok. Aku dengar semua cerita yang terjadi selama ini dari
ibuku.” Ucap Hae Gang.
Sementara di luar, Jin Eon
berusaha menghubungi Hae Gang. Namun ia dialihkan ke pesan suara yang
mengatakan bahwa nomor Hae Gang sedang sibuk. Jin Eon yang sudah tidak tahan
lagi, akhirnya membanting ponselnya.
“Ada apa denganmu? Kenapa kau
terdengar seperti orang asing? Berhentilah bercanda. Kau kejam sekali sekarang.
Dimana kau? Kau ada dimana?” tanya Seok.
“Dengar. Maaf, tapi aku tidak
mengenalmu. Aku hanya tahu tentang dirimu karena diceritakan, aku tidak punya
kenangan tentang dirimu. Kau orang asing bagiku.” jawab Hae Gang.
“Apa?” tanya Seok heran.
“Aku terganggu dengan
ucapanmu dan juga perasaanmu. Mulai dari sekarang, tolong jaga sikapmu.” Jawab
Hae Gang.
Seok terdiam mendengar ucapan
Hae Gang. Usai bicara dengan Seok, Yong Gi langsung mengatai Hae Gang wanita
yang menyebalkan.
“Seok terluka sekarang, tapi
kau mengatakan padanya kalau dia itu orang asing bagimu?” protes Yong Gi.
“Eonni. Panggil aku Eonni.”
Suruh Hae Gang.
“Seok menderita sekarang...
karena dirimu... Dia sangat mencintaimu! Kau tahu apa yang sudah dilaluinya
karena dirimu? Seol Ri benar, dia benar tentang dirimu.” Jawab Yong Gi.
Mendengar nama Seol Ri, Hae
Gang pun keusik.
“Kang Seol Ri? Bagaimana kau
bisa mengenalnya?” tanya Hae Gang.
“Lupakan saja, sekarang kau keluar
dari hidupku. Aku tidak akan berusaha mencari kebaikanmu lagi. Dari yang aku
lihat, kau tidak punya darah ataupun air mata, kau tidak punya perasaan. Kau
kejam, licik, dan jahat, kau bahkan bukan manusia.” Jawab Yong Gi sambil
menunjuk2 Hae Gang.
“Perhatikan jarimu, itu
memalukan.” Ucap Hae Gang tenang.
Yong Gi pun semakin kesal
melihat tingkah Hae Gang.
Sementara diluar, Jin Eon
kembali menghubungi Hae Gang. Hae Gang yang merasa terganggu memilih mematikan
ponselnya. Diluar, Jin Eon menatap ke dalam rumah dengan tatapan terluka.
Keesokan harinya, Tuan Baek
mendengar kabar tentang kondisi Hae Gang. Nyonya Kim memberitahu Tuan Baek
tentang ingatan Hae Gang yang terhenti pada hari sebelum kecelakaan itu
terjadi. Tuan Baek pun menatap iba ke arah kamar yang dulu ditempati Hae Gang.
Di bekas kamar Hae Gang, Seok
tiduran dan bernyanyi dengan suara bergetar.
Nyonya Hong hanya bisa
menghela napas karena tidak mendapati Jin Eon di kamar. Tak lama kemudian,
Presdir Choi datang. Nyonya Hong protes karena Presdir Choi selalu dan selalu
mengikutinya.
“Berhentilah menyalahkan
orang yang tidak bersalah, kapan aku mengikutimu?” protes Presdir Choi.
Presdir Choi lantas mengambil
teh hijau dari tangan Nyonya Hong dan meminumnya. Nyonya Hong kembali protes.
Tapi Presdir Choi tidak peduli. Nyonya Hong lantas bertanya alasan suaminya
mengundang Hae Gang datang ke rumah mereka.
“Untuk memberitahu posisinya
di perusahaan.” Jawab Presdir Choi.
“Tidak ada lagi posisi
untuknya. Berada di samping putri es itu, kau akan mati beku, dan aku akan mati
karena tertusuk. Tidak ada yang berubah meski dia kembali dari kematian!” ucap
Nyonya Hong.
“Untuk kembali ke
perusahaan....maksudku, dia memutuskan untuk kembali, ketahuilah itu.” jawab
Presdir Choi.
“Apa kau bilang? Kembali
kemana? Bagaimana?” protes Nyonya Hong.
Presdir Choi tidak menjawab.
Ia mengembalikan gelas itu ke tangan Nyonya Hong dan beranjak pergi. Nyonya Hong
pun langsung ngintilin suaminya itu.
Jin Ri mengajak Tae Seok
sarapan. Tapi Tae Seok yang lagi focus dengan komputernya menolak sarapan. Jin
Ri pun masuk dan memberitahu Tae Seok kalau ayahnya ingin Hae Gang kembali ke
perusahaan. Tapi Tae Seok sudah tahu duluan dan malah bersikap santai.
“Jadi, kau ingin menyambutnya
dengan tangan terbuka? Kau harus mencari tahu bagaimana cara mencegah itu
terjadi. Kenapa kau tenang sekali?” heran Jin Ri.
“Kenapa harus terganggu?
Bukannya kita tidak mengenalnya, aku lebih mengenalnya daripada orang lain, dia
kembali sebagai Do Hae Gang. Itu bagus buat kita. Kalau Do Hae Gang yang dulu
kembali, maka dia akan menghalangi Dokgo Yong Gi. Kalau tidak, dia akan
menghancurkannya.” Jawab Tae Seok.
Jin Ri bengong.
“Ambisinya sangat besar,
lebih besar daripada aku. Kalau adiknya menjadi penghalang, dia akan
mengatasinya sendiri. Dia akan melindungi aku, bukan adiknya. Biarkan ayah
memberikan jabatan pada Pengacara Do.” Ucap Tae Seok.
Jin Ri pun mengerti dan
tersenyum.
“Itu benar, kau bisa
mengalahkan kembar dengan kembarannya sendiri? Kita juga memiliki Ssanghwasan.
Saat dia tahu bagaimana ayahnya meninggal, dia akan membenci Farmasi Cheon
Nyeon. Dia ingin bunuh diri karena hidup sebagai budak perusahaan. Saat waktunya
tiba, kita akan membuat ayah dan Do Hae Gang saling bertarung, dan semua akan
berakhir.” jawab Jin Ri.
“Mari kita biarkan dia berada
di samping kita dan melihat apa yang dilakukannya.” Ucap Tae Seok.
Yong Gi yang tengah
menyiapkan sarapan protes karena tidak diizinkan bekerja oleh Nyonya Kim. Ia
berkata, kalau kau tidak akan menyuruhku bekerja kenapa kau mempekerjakan aku
sebagai pelayan, Ahjummoni?
Ahjummoni? Kau tahu kalau aku
ini ibumu. Panggil saja aku ibu, Yong Gi-ya.” batin Nyonya Kim.
“Apa maksudmu? Selain
memasak, aku memintamu melakukan semuanya. Kau sangat bagus dalam bekerja dan
juga rajin, aku tidak mengeluh sama sekali.” Balas Nyonya Kim.
“Ibunya Woo Joo? Kau
mengatakan ibunya Woo Joo juga hari ini.” batin Yong Gi dengan wajah cemberut.
“Tadi malam, aku minum-minum
dengan anak Ahjummoni. Tapi tidakkah kau terlalu memanjakannya? Sepertinya dia
egois sekali.” Balas Yong Gi.
Nyonya Kim lalu memanggil
Yong Gi dan menyuruh Yong Gi mencicipi sup buatannya. Yong Gi memuji masakan Nyonya
Kim. Nyonya Kim lantas menyuruh Yong Gi memanggil Hae Gang. Nyonya Kim berkata,
perut Hae Gang pasti sakit karena minum2.
“Dia hanya meminum segelas
anggur. Ada seseorang yang minum dua botol soju Memangnya dia punya perut bayi?
Sepertinya dia berlebihan.” Jawab Yong Gi.
“Aku tahu kan? Aku ingin
perut kalian berdua baik-baik saja.” Ucap Nyonya Kim.
“Tidak apa-apa. Sudah cukup
seorang pelayan bisa minum bersama anak pemilik rumah, bagaimana bisa aku tidak
mabuk seperti dia. Berikan makanan pada anakmu yang berharga sampai dia
kenyang.” Jawab Yong Gi.
Yong Gi yang ngambek itu pun
dengan suara keras menyuruh Woo Joo memanggil Hae Gang untuk sarapan.
Hae Gang tampak duduk di meja
riasnya. Tak lama kemudian, Woo Joo masuk. Hae Gang membeku melihat Woo Joo.
Woo Joo lantas mendekati Hae Gang dan berkata kalau wajah Hae Gang sangat mirip
dengan ibunya. Hae Gang langsung berkaca2. Ia teringat Eun Sol nya.
“Kenapa kau menangis?
Bagaimana bisa wajahmu sama dengan ibuku? Kau seperti Hello Kitty. Apa kau tahu Kitty? Kau memakai
pita yang berbeda, tapi wajahmu sama.” Ucap Woo Joo.
Woo Joo lantas memegang
tangan Hae Gang dan mengajak Hae Gang sarapan. Hae Gang yang terluka karena
ingat pada Eun Sol nya langsung menarik tangannya dengan kasar dan menyuruh Woo
Joo keluar dengan suara keras. Tangis Woo Joo pun langsung pecah karena
dibentak Hae Gang.
Nyonya Kim menghampiri Woo
Joo yang menangis.
“Ahjumma menyuruhku pergi dan
mengusirku. Dia berteriak padaku.” Ucap Woo Joo.
“Itu bukan karena Woo Joo.
Itu karena anaknya, dia ingat pada anaknya. Jangan menangis, jangan menangis.”
Jawab Nyonya Kim, lalu memeluk Woo Joo.
Gyu Seok sedang bersiap2 di
kamarnya. Yong Gi mengetuk pintu kamarnya dan memaksa masuk saat ia sedang
berganti baju. Gyu Seok melarang Yong Gi masuk. Yong Gi yang bandel malah
menerobos masuk dan terkejut melihat Gyu Seok tidak mengenakan baju. Yong Gi
pun langsung melepas kacamatanya dan mengaku tidak bisa melihat apapun tanpa
kacamata.
Aku merasa sedikit aneh
dokter. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku dan aku marah, aku tidak bisa
menenangkan diriku sendiri.” Ucap Yong Gi.
Yong Gi lantas melirik Gyu
Seok dan bertanya apa Gyu Seok tidak mau pakai baju. Tapi gak nyampe sedetik,
Yong Gi langsung meralat ucapannya dan berkata kalau ia tidak melihat apapun.
“Dokter, kau akan lebih
perhatian pada orang yang minum 2 botol soju atau 2 gelas anggur? Maksudku, kau
pikir siapa yang harus sadar?” tanya Yong Gi.
Gyu Seok diam saja.
“Apa kau pikir rambutku benar-benar
buruk dan aneh?” tanya Yong Gi.
Gyu Seok malah mengiyakan.
Yong Gi lantas mengenakan kacamatanya.
“Ini...bagaimana dengan
kacamata? Apakah tidak bagus? Apakah terlihat bodoh dan tidak nyaman?” tanya
Yong Gi.
Gyu Seok lagi2 mengiyakan.
“Apakah aku benar-benar
terlihat bodoh dan buruk?” tanya Yong Gi.
“Aku tidak akan menjawabnya.”
Jawab Gyu Seok.
“Kau pikir aku harus
mengganti gayaku?” tanya Yong Gi.
“Pendapatku?” tanya Gyu Seok
balik. Yong Gi mengangguk.
“Itu sama saja, meski kau berubah,
itu tidak akan membuat banyak perbedaan. Apakah itu sudah cukup? Aku harus
berganti, jadi silahkan pergi. Ke depannya, aku hanya akan berdiskusi tentang
hal yang berkaitan dengan Dokgo Woo Joo saja. Kau bukan urusanku.” Jawab Gyu
Seok.
Mendengar jawaban Gyu Seok,
Yong Gi langsung menarik ujung bibirnya.
Jin Eon masih menunggu di
depan rumahnya. Ia tertidur di dalam mobil. Tak lama kemudian, ia terbangun dan
langsung mengecek ponselnya dan ia kecewa karena tidak mendapati panggilan atau
pesan dari Hae Gang. Jin Eon lantas menyalakan tape mobilnya dan ingatannya
melayang ke saat ia bertemu pertama kali dengan Hae Gang yang amnesia.
Jin Eon lantas turun dari
mobilnya.Bersamaan dengan itu, Hae Gang keluar dari rumahnya. Langkahnya sempat
terhenti saat ia mendapati Jin Eon masih berada di depan rumahnya.
“Selamat pagi, apa kau tidur
nyenyak? Aku tidak bisa tidur, aku kira aku akan mati. Tubuhku, pikiranku dan
juga hatiku. Bajumu terlalu tipis, kau tidak bisa memakainya, suhunya 3°C,
kembali dan gantilah bajumu.” Ucap Jin Eon.
Tapi Hae Gang cuek dan terus
berjalan keluar.
“Kau mau pergi kemana? Kau
mau pergi kemana? Ikutlah denganku, masuklah ke mobil. Ayo kita pergi
sama-sama, ikutlah denganku, kemanapun itu, pergilah denganku. Tidak masalah apakah
kau hidup di tahun 2011 atau 2015, mari kita pergi sama-sama.” Ucap Jin Eon
sambil memegangi lengan Hae Gang.
“Jangan sentuh tubuhku tanpa
seijinku.” Jawab Hae Gang sambil menatap tajam Jin Eon.
“Apa kau ingat lagu ini? Saat
kita tinggal bersama di rumah ini, kita mendengarkannya ratusan kali. Lagu ini
adalah penyebab kita bertemu kembali! Kau mengingatnya, benarkan? Kau memang
ingat. Bahkan saat kau kehilangan ingatanmu, kau menangis saat mendengar lagu
ini, tidak mungkin kau sudah melupakannya. Karena itu menyakitkan, karena
terlalu menyakitkan, menyakitkan karena Eun Seol, karena aku… Kau berusaha untuk mengabaikan aku sekarang!”
ucap Jin Eon.
“Lepaskan aku!” jawab Hae
Gang sambil menghempaskan tangan Jin Eon dengan kasar.
Jin Eon pun memaksa Hae Gang
naik ke mobilnya. Hae Gang berontak, tapi Jin Eon tetap memaksanya.
“Jangan melarikan diri,
jangan melarikan diri dariku. Aku tidak akan melepaskanmu atau merasa lelah
padamu. Mari kita berjuang, yang terbaik kalau kita berjuang, Hae Gang. Silahkan
benci aku, jijik padaku dan menyumpahi aku. Hanya kumohon jangan katakan bahwa
kau sudah melupakan tentang kita.” ucap Jin Eon.
“Aku lelah, aku sangat lelah
karenamu. Aku tidak punya ruang lagi untuk menerimamu. Perasaanku padamu sudah
menyentuh dasar.Yang aku rasakan hanyalah ingin keluar dari neraka ini, neraka
itu adalah kau Choi Jin Eon! Itu benar, aku ingin merasakan cinta baru seperti
yang kau lakukan. Aku ingin bertemu dengan pria yang membuatku berdebar-debar,
merasa bahagia, merasakan cinta dan dicintai. Aku juga ingin melakukan itu. Itu
benar! Aku akan melakukan itu, aku akan memulai hidup yang baru. Sekarang,
lepaskan aku.” jawab Hae Gang.
Jin Eon menggeleng. Matanya
nampak berkaca2. Hae Gang menghempaskan tangan Jin Eon dengan kasar dan
beranjak pergi.
Kemanakah Hae Gang pergi?? Ke
rumah Seok!! Bersamaan dengan itu, Seok keluar dari rumahnya dan hendak pergi
ke kantor. Seok pun tertegun melihat Hae Gang. Tapi Hae Gang malah melewati
Seok begitu saja dan mondar mandir di depan rumah Seok. Tak lama kemudian, Hae
Gang menghampiri Seok.
“Aku ingin bertanya padamu.
Aku berusaha mencari alamat ini, tapi kemana aku harus pergi? Aku dengar, aku
hanya harus berputar ke sudut dekat rumah.” Ucap Hae Gang sambil menunjukkan
alamat Seok pada Seok.
“Ikuti aku. Itu rumah kami.”
jawab Seok dengan wajah terluka.
“Ah. kalau begitu, kau
pengacara Baek Seok?” tanya Hae Gang.
Seok pun mengiyakan. Tak lama
kemudian, Jin Eon datang. Namun ia hanya diam di mobilnya sambil menatap perih
ke arah Hae Gang. Sementara Hae Gang tidak sadar Jin Eon mengikutinya.
“Aku datang untuk mengambil
barang-barangku. Aku berterima kasih atas waktu selama 4 tahun. Aku benar-benar
berterima kasih. Aku ingin membalasnya, jadi mari kita masuk dan
membicarakannya.” Ucap Hae Gang.
Seok pun membawa Hae Gang
masuk ke rumahnya. Barulah setelah itu, Jin Eon turun dari mobilnya. Ia menatap
Hae Gang dengan tatapan terluka.
Hae Gang masuk ke kamar yang dulu
di tempatinya. Ia membuka lemarinya. Saat melihat pakaiannya2, ia menyuruh Seok
membuang pakaiannya itu dan mengaku sudah tidak membutuhkan pakaiannya itu
lagi.
Hae Gang lantas membuka
lacinya dan menyuruh Seok membuang semua barang2nya. Sebelum pergi, Hae Gang
juga menyuruh Seok membuang semua bukunya.
Ingatan Seok pun melayang ke
saat2 dimana ia bertemu Hae Gang yang amnesia pertama kali.
Seok juga ingat saat memeluk
Hae Gang ketika Hae Gang bermimpi buruk.
Seok juga ingat kenangan2
manisnya yang lain bersama Hae Gang.
Seok pun hanya bisa terduduk
lemas dan meratapi Hae Gang yang sudah tidak ingat padanya.
Diluar, Hae Gang bertemu Tuan
Baek. Tuan Baek mengajak Hae Gang sarapan bersama mereka. Hae Gang menolaknya.
“Aku dengan tulus ingin
berterima kasih karena telah perduli padaku. Maaf karena aku tidak bisa
mengingatnya, tapi aku akan berusaham embalas semua yang telah kau lakukan
untukku, sesegera mungkin. Aku sudah lama berhutang padamu.” Ucap Hae Gang.
Hae Gang lantas pergi. Namun
langkahnya sempat terhenti ketika mendengar tangisan Seok.
Setibanya diluar, Hae Gang
menemukan Jin Eon yang menunggunya di depan rumah Seok. Hae Gang menghampiri
Jin Eon. Jin Eon menatap Hae Gang dengan tatapan terluka.
“Mereka bilang aku tinggal di
rumah itu selama 4 tahun. Pria yang tinggal bersamaku menangis. Dia terisak.
Dia pasti menangis karena aku. Itu mengangguku. Pria itu, airmata pria itu,
cahaya dimata pria itu, menusuk hati dan mataku. Pria itu pasti mencintaiku.
Aku...kebencianku padamu, mungkin aku bisa menghapusnya lebih cepat dari yang
aku kira. Dengan menghapus airmata pria itu, dengan menyandarkan tubuh dan
pikiranku yang lelah pada cintanya. Rasanya aneh, kau pikir kenapa aku lebih
perhatian pada pria itu. Daripada suamiku yang berdiri di hadapanku? Aku merasa
seperti kehilangan seseorang yang penting dalam hidupku. Aku merasa sedih dan
menyesal bahwa aku kehilangan seseorang yang seharusnya tidak kuhilangkan. Aku
ingin hidup lagi. Aku tidak tahu kenapa kau seperti ini padaku setelah selama
ini, tapi cari tahu sendiri tentang perasaanmu itu. Aku ingin memulai yang
baru. Tolong bantu aku. Choi Jin Eon, singkirkan dirimu dari hidupku. Aku mohon
padamu.” Ucap Hae Gang.
Setelah mengatakan itu, Hae
Gang langsung beranjak pergi. Tangis Jin Eon langsung pecah mendengar kata2 Hae
Gang itu.
Hari berikutnya, Hae Gang
kembali ke perusahaan. Sementara itu, di ruangannya Jin Eon baru saja menerima
sebuah fax. Ia menerima fax tentang data2 Shin Il Sang, pria yang membunuh Eun
Sol.
Usai membaca artikel itu, Jin
Eon langsung menyuruh Seketaris Nam melacak siapa pengirimnya. Ooh.. namanya
Seketaris Nam toh..
Jin Eon lantas mendekati
Manajer Byeon dan menatap Manajer Byeon dengan tatapan curiga.
“Manajer Byun. Sebaiknya
bukan kau yang melakukan ini.” ucap Jin Eon.
“Apa? Apa yang kau katakan?
Itu...itu bukan...itu bukan aku. Aku hanya duduk tenang di sini, bagaimana aku
bisa terlibat?” jawab Manajer Byeon gugup.
“Apakah Presdir Min Tae Seok
ada di kantornya?” tanya Jin Eon.
“Ya, bersama dengan Do Hae
Gang.” jawab Manajer Byeon yang membuat Jin Eon kaget.
Di ruangan Tae Seok, Hae Gang
meminta Tae Seok mengembalikan posisinya. Hae Gang berkata sambil tersenyum
licik.
Bersambung…………..
Preview Ep 30
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
tambah penasaran lanjutannya kayak mna, ditunggunya