Sebelumnya...
Di ruangannya, Hae Gang masih memikirkan jalan keluar atas masalahnya. Tak lama kemudian, matanya mulai berkaca2. Jin Eon kemudian datang. Begitu Jin Eon masuk, Hae Gang sudah duduk dan bersikap seolah2 tidak terjadi apapun.
Ada apa lagi?ā tanya Hae Gang.
āLagi? Ini bukan "lagi" seperti yang kau pikirkan, jadi jangan khawatir. Kalau kau bisa bersikap santai, maka aku juga bisa lebih santai saat bersamamu. Tolong bekerja samalah wakil presdir Do Hae Gang, kita tidak bisa berteman dan aku berusaha untuk menjadi rekan yang baik, jadi mari kita bekerja sama. Ini adalah rencana bisnis untuk tahun 2016 dari departemen R&D.Tolong dilihat dan berikan pendapatmu, mengenai pengembangan obat baru. Mungkin awalnya akan sulit dimengerti, karena bahasa medis itu sulit dan biayanya sangat tinggi. Kalau ada yang ingin kau tanyakan, silahkan tanyakan padaku.ā Jawab Jin Eon sambil meletakkan dokumennya di depan Hae Gang.
Saat Jin Eon bicara tentang obat baru yang akan mereka kembangkan, Hae Gang meneliti wajah Jin Eon dengan seksama.
āApa kau akan mengambil kasusnya? Menurutku, yang terbaik adalah mendiskusikannya terlebih dulu dengan pengacara Baek Seok dan membatalkan proses pengadilan. Menjadi pengacara untuk Farmasi Cheon Nyeon, aku harap kau tidak melakukannya lagi. Proses pengadilan... kakak ipar... tidak baik ...Jangan pernah lagi... orang itu...ā
āBaiklah kalau begitu.ā jawab Hae Gang.
Jin Eon lantas beranjak pergi. Hae Gang yang masih ingin bersama Jin Eon pun mengajak Jin Eon minum teh. Diam2 Jin Eon tersenyum senang namun di depan Hae Gang ia menolak dan berkata harus kembali bekerja. Hae Gang jelas sedih dengan penolakan Jin Eon.
Seol Ri mencari2 sesuatu di kamar kakaknya. Tak lama kemudian ia menemukannya. Sebuah dokumen dan juga sampel Pudoxin. Seol Ri bingung bagaimana cara kakaknya mendapatkan dokumen itu karena ia menyimpan dokumen itu di apartemennya.
Hae Gang yang baru pulang tersenyum saat mendapati pohon natal di apartemennya. Tak lama kemudian, Seok pun datang dan menghampiri Hae Gang.ā
āIni tidak berasa sedang natal, bahkan orang-orang di jalanan maupun ekspresi mereka. Kenapa semua orang seperti itu, seperti sudah direncanakan?ā ucap Seok.
āPerekonomian sedang tidak bagus.ā Jawab Hae Gang.
āAku harap hati tidak terkena dampak dari perekonomian. Kalau kau kehilangan harapan, kau akan kehilangan segalanya. Meski semuanya tidak berjalan sesuai harapanku. Aku bisa memiliki semua yang aku inginkan kan?ā ucap Seok.
Hae Gang diam saja sambil menatap Seok.
āApa?ā tanya Seok.
āAku...menjadi Pengacara Farmasi Cheon Nyeon.ā Ucap Hae Gang.
Seok kaget, Apa?
āBaru saja kuputuskan. Untuk mengambil kasus Pudoxin. Menang, tolong kalahkan aku, Seok.ā Pinta Hae Gang.
Sementara Jin Eon berdiri di ruangan Hae Gang.
āBiarkan aku masuk kedalam pikiranmu. Video dan jurnal itu, kenapa bukannya si cahaya tapi malah kau serahkan pada kakak ipar? Kenapa? Karena kau harus melindungi adikmu? Kenapa? Untuk membuatnya mempercayaimu dan untuk menipu kakak ipar? Meski begitu, berbuat seperti itu....ā
Tak lama kemudian Jin Eon menyadari sesuatu.
āEntah tidak ada bukti kuat atau ada sesuatu yang lain.ā
Tak lama kemudian, Tae Seok datang.
āMana pemilik ruangan ini?ā tanya Tae Seok.
āSeperti yang kau lihat, dia sudah pergi.ā Jawab Jin Eon.
āWow, sungguh tidak terduga! Sekarang bahkan belum jam 8 dan si gila kerja itu sudah pergi, di hari pertama kerjanya.ā Ucap Tae Seok.
āDia mungkin bekerja di rumah, apalagi yang akan dilakukan penggila kerja?ā jawab Jin Eon.
āDia seharusnya memberikan responnya hari ini kalau dia tetap ingin menjadi Wakil Presdir. Kita harus memasukkan jawaban ke pengadilan besok. Kau bilang dia tidak berubah, tapi aku rasa dia sudah berubah. Kenapa Pengacara Do merasa ragu? Ini bahkan bukan kasus besar seperti yang dikatakannya, bukankah itu aneh? Jabatan Wakil Presdirnya yang sedang dipertaruhkan. Kenapa harus dipertimbangkan lagi?ā ucap Tae Seok.
āMereka berdua berkencan. Dia bilang dia menyukainya, dia hanya melihatnya dan perduli padanya. Dia pikir kebenciannya padaku akan segera hilang karena dirinya.ā Jawab Jin Eon.
āMari kita tunggu dan lihat, apakah dia mengambil kasusnya atau tidak. Setelah itu, mari kita putuskan apakah mempercayakan posisi itu padanya atau tidak Juga baik untukmu kalau dia pergi, benarkan?ā ucap Tae Seok.
Tak lama kemudian, Tae Seok menerima panggilan dari Hae Gang. Jin Eon terkejut mengetahui Hae Gang mengambil kasus itu.
Hae Gang berkata pada Seok kalau ia tidak akan membicarakan tentang Pudoxin lagi dengan Seok karena ia adalah Pengacara Farmasi Cheon Nyeon. Seok tidak setuju. Hae Gang berkata, ia harus mengambil kasus itu untuk mendapatkan kepercayaan mereka.
āKalau aku ingin menangkap Min Tae Seok, aku harus berada di sampingnya apapun yang terjadi. Aku akan mendapatkan Min Tae Seok, Seok-ah.ā Ucap Hae Gang.
āKau...apa sebenarnya yang kau pikirkan? Ada sesuatu, benarkan? Ada sesuatu yang akan kau lakukan sendirian...sendirian, kau akan... Apa itu? Apa yang kau rencanakan?ā tanya Seok.
āTidak ada yang seperti itu. Aku dengan kasusku, dan kau dengan kasusmu.ā Jawab Hae Gang.
āKau membuat aku cemas.ā Ucap Seok.
āIni harapan bagiku. Kalau aku kehilangan harapan, maka semuanya akan lenyap, jadi lakukan yang terbaik, mengerti? Kau harus melakukannya dengan baik, Baek Seok.ā Jawab Hae Gang.
Keesokan harinya, Hae Gang sudah kembali berada di ruangannya. Saat tengah berkutat dengan berkasnya, tiba2 saja Hae Gang mengambil ponselnya dan mengecek daftar panggilannya. Hae Gang tampak kecewa dan teringat kata2 Jin Eon yang mulai lelah dan ingin melepasnya.
āKau tidak menelpon, dan juga tidak mengirim sms.Tidak ada tanda-tanda keberadaanmu.ā Gumam Hae Gang.
Hae Gang lantas menghubungi seketarisnya.
āTanggal berapa sekarang?ā
ā24 Desember Wakil Presdir.Ya, sekarang tanggal 24 Desember, malam natal.ā Jawab Seketaris Shin.
āAku mengerti.ā Jawab Hae Gang.
Tak lama kemudian, Hae Gang kembali menghubungi Seketaris Shin dan menyuruh Seketaris Shin memanggil Jin Eon dengan alasan mau membicarakan proposal bisnis mereka.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu ruangannya. Hae Gang buru2 merapikan rambutnya. Tapi yang datang bukan Jin Eon, melainkan Hyun Woo. Hae Gang pun langsung kecewa.
āAku diberitahu ada proposal yang ingin kau tanyakan, apa yang ingin kau tanyakan wakil presdir? Aku menerima perintah langsung dari Choi Jin Eon untuk menjelaskan semuanya sampai kau mengerti.ā Ucap Hyun Woo.
Adegan kemudian berpindah pada Hae Gang yang sedang misahin kacang hitam dari nasinya. Saat hendak menyuap nasi, ia melirik ponselnya dan semakin kesal karena tidak ada telepon atau SMS dari Jin Eon. Hae Gang yang kesal itu pun hendak bangkit, tapi mengurungkan niatnya karena melihat Jin Eon.
āWakil Presdir, aku lihat kau sedang makan. Tapi kau sendirian.Kalau begitu, silahkan nikmati makananmu.ā Ucap Jin Eon, lalu pergi.
Kekesalan Hae Gang pun semakin bertambah karena Jin Eon sama sekali tidak berniat menemaninya makan. Hae Gang yang sudah tak tahan, akhirnya beranjak pergi dari kantin padahal ia belum menyentuh nasinya sama sekali. Jin Eon tersenyum melihat tingkah Hae Gang.
āAku akan melihatmu malam ini. Aku akan melihatmu sepanjang malam. Aku akan melihatmu sampai pagi, mari kita lakukan.ā ucap Jin Eon.
Hae Gang menuju ke mobilnya. Ia berhenti sejenak dan menoleh ke pintu basement mencari sosok Jin Eon. Tapi sosok yang dicarinya itu tidak tampak batang hidungnya. Hae Gang pun hanya bisa menghela napas kecewa karena mengira Jin Eon benar2 menghindarinya. Tanpa disadarinya, Jin Eon sudah berada di parkiran sedari tadi. Saat hendak masuk ke mobil, Shin Il Sang menghampirinya.
āMari kita pergi ke suatu tempat.Mari kita lanjutkan pembicaraan kita yang belum selesai, Direktur Do Hae Gang.ā ucap Shin Il Sang sembari menatap tajam Hae Gang.
āAyo kita pergi, haruskah aku membawa mobilku?ā tanya Hae Gang.
āMari kita lakukan.ā jawab Shin Il Sang.
Tepat saat itu Jin Eon datang dan mengajak mereka pergi bersama2. Shin Il Sang kaget dengan kemunculan Jin Eon. Dan Hae Gang, ia berkaca2 menatap Jin Eon.
āPembicaraan kalian yang belum selesai, mari kita lakukan bertiga CEO farmasi Mi Do.ā Ucap Jin Eon.
Shin Il Sang terdiamā¦
Tiba2 saja, Hae Gang mengatakan sesuatu yang mengejutkan Jin Eon. Hae Gang memanggil Jin Eon, Yeobo.
Bersambungā¦ā¦.
Di ruangannya, Hae Gang masih memikirkan jalan keluar atas masalahnya. Tak lama kemudian, matanya mulai berkaca2. Jin Eon kemudian datang. Begitu Jin Eon masuk, Hae Gang sudah duduk dan bersikap seolah2 tidak terjadi apapun.
Ada apa lagi?ā tanya Hae Gang.
āLagi? Ini bukan "lagi" seperti yang kau pikirkan, jadi jangan khawatir. Kalau kau bisa bersikap santai, maka aku juga bisa lebih santai saat bersamamu. Tolong bekerja samalah wakil presdir Do Hae Gang, kita tidak bisa berteman dan aku berusaha untuk menjadi rekan yang baik, jadi mari kita bekerja sama. Ini adalah rencana bisnis untuk tahun 2016 dari departemen R&D.Tolong dilihat dan berikan pendapatmu, mengenai pengembangan obat baru. Mungkin awalnya akan sulit dimengerti, karena bahasa medis itu sulit dan biayanya sangat tinggi. Kalau ada yang ingin kau tanyakan, silahkan tanyakan padaku.ā Jawab Jin Eon sambil meletakkan dokumennya di depan Hae Gang.
Saat Jin Eon bicara tentang obat baru yang akan mereka kembangkan, Hae Gang meneliti wajah Jin Eon dengan seksama.
āApa kau akan mengambil kasusnya? Menurutku, yang terbaik adalah mendiskusikannya terlebih dulu dengan pengacara Baek Seok dan membatalkan proses pengadilan. Menjadi pengacara untuk Farmasi Cheon Nyeon, aku harap kau tidak melakukannya lagi. Proses pengadilan... kakak ipar... tidak baik ...Jangan pernah lagi... orang itu...ā
āBaiklah kalau begitu.ā jawab Hae Gang.
Jin Eon lantas beranjak pergi. Hae Gang yang masih ingin bersama Jin Eon pun mengajak Jin Eon minum teh. Diam2 Jin Eon tersenyum senang namun di depan Hae Gang ia menolak dan berkata harus kembali bekerja. Hae Gang jelas sedih dengan penolakan Jin Eon.
Seol Ri mencari2 sesuatu di kamar kakaknya. Tak lama kemudian ia menemukannya. Sebuah dokumen dan juga sampel Pudoxin. Seol Ri bingung bagaimana cara kakaknya mendapatkan dokumen itu karena ia menyimpan dokumen itu di apartemennya.
Hae Gang yang baru pulang tersenyum saat mendapati pohon natal di apartemennya. Tak lama kemudian, Seok pun datang dan menghampiri Hae Gang.ā
āIni tidak berasa sedang natal, bahkan orang-orang di jalanan maupun ekspresi mereka. Kenapa semua orang seperti itu, seperti sudah direncanakan?ā ucap Seok.
āPerekonomian sedang tidak bagus.ā Jawab Hae Gang.
āAku harap hati tidak terkena dampak dari perekonomian. Kalau kau kehilangan harapan, kau akan kehilangan segalanya. Meski semuanya tidak berjalan sesuai harapanku. Aku bisa memiliki semua yang aku inginkan kan?ā ucap Seok.
Hae Gang diam saja sambil menatap Seok.
āApa?ā tanya Seok.
āAku...menjadi Pengacara Farmasi Cheon Nyeon.ā Ucap Hae Gang.
Seok kaget, Apa?
āBaru saja kuputuskan. Untuk mengambil kasus Pudoxin. Menang, tolong kalahkan aku, Seok.ā Pinta Hae Gang.
Sementara Jin Eon berdiri di ruangan Hae Gang.
āBiarkan aku masuk kedalam pikiranmu. Video dan jurnal itu, kenapa bukannya si cahaya tapi malah kau serahkan pada kakak ipar? Kenapa? Karena kau harus melindungi adikmu? Kenapa? Untuk membuatnya mempercayaimu dan untuk menipu kakak ipar? Meski begitu, berbuat seperti itu....ā
Tak lama kemudian Jin Eon menyadari sesuatu.
āEntah tidak ada bukti kuat atau ada sesuatu yang lain.ā
Tak lama kemudian, Tae Seok datang.
āMana pemilik ruangan ini?ā tanya Tae Seok.
āSeperti yang kau lihat, dia sudah pergi.ā Jawab Jin Eon.
āWow, sungguh tidak terduga! Sekarang bahkan belum jam 8 dan si gila kerja itu sudah pergi, di hari pertama kerjanya.ā Ucap Tae Seok.
āDia mungkin bekerja di rumah, apalagi yang akan dilakukan penggila kerja?ā jawab Jin Eon.
āDia seharusnya memberikan responnya hari ini kalau dia tetap ingin menjadi Wakil Presdir. Kita harus memasukkan jawaban ke pengadilan besok. Kau bilang dia tidak berubah, tapi aku rasa dia sudah berubah. Kenapa Pengacara Do merasa ragu? Ini bahkan bukan kasus besar seperti yang dikatakannya, bukankah itu aneh? Jabatan Wakil Presdirnya yang sedang dipertaruhkan. Kenapa harus dipertimbangkan lagi?ā ucap Tae Seok.
āMereka berdua berkencan. Dia bilang dia menyukainya, dia hanya melihatnya dan perduli padanya. Dia pikir kebenciannya padaku akan segera hilang karena dirinya.ā Jawab Jin Eon.
āMari kita tunggu dan lihat, apakah dia mengambil kasusnya atau tidak. Setelah itu, mari kita putuskan apakah mempercayakan posisi itu padanya atau tidak Juga baik untukmu kalau dia pergi, benarkan?ā ucap Tae Seok.
Tak lama kemudian, Tae Seok menerima panggilan dari Hae Gang. Jin Eon terkejut mengetahui Hae Gang mengambil kasus itu.
Hae Gang berkata pada Seok kalau ia tidak akan membicarakan tentang Pudoxin lagi dengan Seok karena ia adalah Pengacara Farmasi Cheon Nyeon. Seok tidak setuju. Hae Gang berkata, ia harus mengambil kasus itu untuk mendapatkan kepercayaan mereka.
āKalau aku ingin menangkap Min Tae Seok, aku harus berada di sampingnya apapun yang terjadi. Aku akan mendapatkan Min Tae Seok, Seok-ah.ā Ucap Hae Gang.
āKau...apa sebenarnya yang kau pikirkan? Ada sesuatu, benarkan? Ada sesuatu yang akan kau lakukan sendirian...sendirian, kau akan... Apa itu? Apa yang kau rencanakan?ā tanya Seok.
āTidak ada yang seperti itu. Aku dengan kasusku, dan kau dengan kasusmu.ā Jawab Hae Gang.
āKau membuat aku cemas.ā Ucap Seok.
āIni harapan bagiku. Kalau aku kehilangan harapan, maka semuanya akan lenyap, jadi lakukan yang terbaik, mengerti? Kau harus melakukannya dengan baik, Baek Seok.ā Jawab Hae Gang.
Keesokan harinya, Hae Gang sudah kembali berada di ruangannya. Saat tengah berkutat dengan berkasnya, tiba2 saja Hae Gang mengambil ponselnya dan mengecek daftar panggilannya. Hae Gang tampak kecewa dan teringat kata2 Jin Eon yang mulai lelah dan ingin melepasnya.
āKau tidak menelpon, dan juga tidak mengirim sms.Tidak ada tanda-tanda keberadaanmu.ā Gumam Hae Gang.
Hae Gang lantas menghubungi seketarisnya.
āTanggal berapa sekarang?ā
ā24 Desember Wakil Presdir.Ya, sekarang tanggal 24 Desember, malam natal.ā Jawab Seketaris Shin.
āAku mengerti.ā Jawab Hae Gang.
Tak lama kemudian, Hae Gang kembali menghubungi Seketaris Shin dan menyuruh Seketaris Shin memanggil Jin Eon dengan alasan mau membicarakan proposal bisnis mereka.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu ruangannya. Hae Gang buru2 merapikan rambutnya. Tapi yang datang bukan Jin Eon, melainkan Hyun Woo. Hae Gang pun langsung kecewa.
āAku diberitahu ada proposal yang ingin kau tanyakan, apa yang ingin kau tanyakan wakil presdir? Aku menerima perintah langsung dari Choi Jin Eon untuk menjelaskan semuanya sampai kau mengerti.ā Ucap Hyun Woo.
Adegan kemudian berpindah pada Hae Gang yang sedang misahin kacang hitam dari nasinya. Saat hendak menyuap nasi, ia melirik ponselnya dan semakin kesal karena tidak ada telepon atau SMS dari Jin Eon. Hae Gang yang kesal itu pun hendak bangkit, tapi mengurungkan niatnya karena melihat Jin Eon.
āWakil Presdir, aku lihat kau sedang makan. Tapi kau sendirian.Kalau begitu, silahkan nikmati makananmu.ā Ucap Jin Eon, lalu pergi.
Kekesalan Hae Gang pun semakin bertambah karena Jin Eon sama sekali tidak berniat menemaninya makan. Hae Gang yang sudah tak tahan, akhirnya beranjak pergi dari kantin padahal ia belum menyentuh nasinya sama sekali. Jin Eon tersenyum melihat tingkah Hae Gang.
āAku akan melihatmu malam ini. Aku akan melihatmu sepanjang malam. Aku akan melihatmu sampai pagi, mari kita lakukan.ā ucap Jin Eon.
Hae Gang menuju ke mobilnya. Ia berhenti sejenak dan menoleh ke pintu basement mencari sosok Jin Eon. Tapi sosok yang dicarinya itu tidak tampak batang hidungnya. Hae Gang pun hanya bisa menghela napas kecewa karena mengira Jin Eon benar2 menghindarinya. Tanpa disadarinya, Jin Eon sudah berada di parkiran sedari tadi. Saat hendak masuk ke mobil, Shin Il Sang menghampirinya.
āMari kita pergi ke suatu tempat.Mari kita lanjutkan pembicaraan kita yang belum selesai, Direktur Do Hae Gang.ā ucap Shin Il Sang sembari menatap tajam Hae Gang.
āAyo kita pergi, haruskah aku membawa mobilku?ā tanya Hae Gang.
āMari kita lakukan.ā jawab Shin Il Sang.
Tepat saat itu Jin Eon datang dan mengajak mereka pergi bersama2. Shin Il Sang kaget dengan kemunculan Jin Eon. Dan Hae Gang, ia berkaca2 menatap Jin Eon.
āPembicaraan kalian yang belum selesai, mari kita lakukan bertiga CEO farmasi Mi Do.ā Ucap Jin Eon.
Shin Il Sang terdiamā¦
Tiba2 saja, Hae Gang mengatakan sesuatu yang mengejutkan Jin Eon. Hae Gang memanggil Jin Eon, Yeobo.
Bersambungā¦ā¦.
Kok belum lanjut... Lanjut sinopnya mbk.. gak sakit kan? Tetap sehat n Semangat mbk..
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya ya Mba... Semangat ya :-)
ReplyDelete