Skip to main content

Ruby Ring Ep 10 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan jari-jari Roo Na yang nampak bergerak.


Soyeong ke restoran dan terkejut melihat Chorim. Chorim berkata, ia terjaga sepanjang malam dan hanya tidur sebentar menjelang pagi dan saat ia bangun, Gilja sudah pergi. Chorim cemas, ia takut Gilja ikutan sakit juga.

Soyeong : Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya dia. Kedua putrinya kecelakaan. Haruskah kita ke rumah sakit?

Chorim : Apa gunanya kita kesana. Mereka tidak akan sadar dalam waktu dekat. Lebih baik aku disini, menjual banyak ayam dan menghasilkan uang. Aku tidak bisa membuatmu melakukan semuanya.

Soyeong : Kau benar, aku memang tidak bisa melakukannya sendiri. Tapi Eonni, kudengar wajah Roo Bi rusak parah.

Chorim : Pecahan kaca itu... aku bahkan tidak sanggup bertanya berapa banyak jahitan yang dia terima. Tapi dia yang beruntung. Roo Na mengalami patah tulang. Gilja sudah menangis, takut kalau Roo Na tidak akan bangun.

Soyeong : Bagaimana kalau dia tidak bangun?

Chorim : Jangan bicara begitu! Aku tahu Roo Na, dia gadis kuat. Oh, apakah kita perlu membuar persediaan baru?

Soyeong : Aku menyiapkan bahan-bahannya kemarin. Aku akan pergi dan meletakkannya di atas kompor.


Dongpal lalu datang. Ia mengaku, sengaja mampir untuk melihat Chorim. Chorim menangis dan Dongpal pun menenangkan Chorim. Ia bilang, operasi mereka berjalan baik dan Roo Na akan segera bangun dari komanya.

Chorim : Kenapa ini terjadi pada mereka? Roo Bi akan segera menikah dan Roo Na ada audisi di Seoul. Kenapa bukan aku saja?


Dongpal pun memeluk Chorim. Chorim menangis di pelukan Dongpal. Tapi Soyeong tiba2 datang, menawarkan kopi dan Chorim pun langsung berdiri dan mendorong Dongpal.


“Apa kau Hulk? Kau bisa mematahkan punggungku!” sewot Dongpal.

“Kenapa kau bertingkah seperti pengecut!” balas Chorim.

“Siapapun akan roboh dengan kekuatan mengerikanmu itu!” ucap Dongpal.


Chorim mau menyahut lagi, tapi Soyeong langsung menyuruh mereka diam. Soyeong bergidik menatap mereka, lalu kembali ke dapur.


Di kantor, Jin Hee memberitahu kedua rekannya tentang kecelakaan yang dialami Roo Bi. Ia juga menceritakan kondisi Roo Bi yang mengalami pendarahan otak dan patah tulang di wajahnya.

“Omo, dia akan menikah.” Ucap Hyeryeon kaget.

“Kalian berdua, hati-hati lah menyetir.” Jawab Jin Hee.


Roo Na akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Dengan suara bergetar, Gilja menyuruhnya bangun. Tangis Gilja pun pecah. Gilja kemudian menyematkan cincin Roo Bi di jari Roo Na.


Dokter pun datang. Dan Gilja langsung menghapus air matanya. Dokter menjelaskan, kalau operasi Roo Na berjalan baik dan Roo Na akan segera sadar dalam beberapa jam lagi. Gilja lantas menanyakan Roo Na yang sebenarnya adalah Roo Bi. Dokter bilang, kondisi Roo Bi tidak baik. Roo Bi mengalami patah tulang dimana2, termasuk pinggul dan lututnya serta pendarahan otaknya sangat parah.

Gilja pun memohon, meminta dokter menyelamatkan ‘Roo Na’ nya. Dokter lalu teringat sesuatu dan meminta Gilja ikut ke ruangannya.




Gilja terkejut saat dokter memberitahunya soal kehamilan ‘Roo Bi’.

“Karena kupikir dia masih lajang, jadi aku tidak memberitahumu di depan orang lain. Dia keguguran.” Ucap dokter.


Gilja keluar dari ruangan dokter sambil melamun memikirkan kehamilan ‘Roo Bi’.

“Dia keguguran. Aku tidak tahu kenapa dia mengacaukan pernikahannya. Apa Gyeong Min tahu. Tidak, aku rasa dia tidak tahu. Kalau dia tahu, dia tidak mungkin membiarkan Roo Bi menyetir sendirian ke Seoul. Dia pria yang bertanggungjawab.” Batin Gilja.


“Eommonim.” Tiba2, terdengar suara Gyeong Min.

“Kudengar Roo Bi sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kenapa ibu tidak berada di sana?” tanya Gyeong Min.

“Oh itu, aku keluar untuk melihat Roo Na. Pergilah duluan ke kamar Roo Bi.” Jawab Gilja.


Gyeong Min mengangguk dan langsung pergi menuju kamar Roo Na.

“Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memberitahunya?” batin Gilja sambil menatap punggung Gyeong Min.

Tapi akhirnya, Gilja memutuskan memberitahu Gyeong Min karena mengira itu bayinya Gyeong Min. Ia tak sadar, putrinya yang hamil bukanlah Roo Bi, melainkan Roo Na.


Nyonya Park baru saja meng-cancel reservasi gedung pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi. Tuan Bae pun merasa bahwa Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh. Tapi Nyonya Park ingat kata-kata Gyeong Min. Gyeong Min pernah bilang, bahwa ia tahu Roo Bi lah jodohnya hanya dengan menatapnya.

Tuan Bae lalu menyuruh istrinya siap-siap karena mereka akan menjenguk Roo Bi di rumah sakit Chuncheon. Tuan Bae bahkan juga berencana memindahkan kedua gadis itu ke rumah sakit di Seoul.




Gyeong Min sedang menunggui Roo Na. Ia menggenggam jemari Roo Na yang kini mengenakan cincin Roo Bi.

Jin Hee kemudian datang. Ia terkejut melihat kondisi Roo Bi.

Gilja lalu datang. Jin Hee pun mencoba menguatkan Gilja. Ia yakin, ‘Roo Bi’ akan kembali pulih.


Sekarang, Gyeong Min dan Jin Hee berjalan menyusuri koridor rumah sakit.

“Pernikahannya ditunda, kan?” tanya Jin Hee.

Gyeong Min pun hanya bisa menghela nafas.

Ponsel Gilja berdering. Gilja langsung pergi keluar untuk menjawab teleponnya.


Begitu Gilja keluar, jari-jari Roo Na mulai bergerak.


Roo Na teringat masa kecilnya. Ternyata sejak kecil, Roo Na memang sudah iri pada Roo Bi. Hal itu disebabkan karena Gilja yang lebih memperhatikan Roo Bi daripada Roo Na.


Saat Roo Bi mendapatkan nilai 100, Gilja memuji Roo Bi habis-habisan. Lalu ia memarahi Roo Na yang hanya mendapat nilai 65.


Gilja juga memukul kaki Roo Na dengan rotan karena Roo Na yang selalu mengganggu Roo Bi.


Chorim juga memarahi Roo Na karena merebut es krim Roo Bi, padahal Roo Na juga dibelikan es krim tapi es krim Roo Na habis duluan.

Roo Bi pun akhirnya berbagi es krimnya dengan Roo Na.

  
Terakhir, Roo Na ingat kebersamaannya dengan In Soo.


Roo Na pun akhirnya membuka matanya.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...