Sebelumnya...
Episode ini diawali dengan jari-jari Roo Na yang nampak bergerak.
Soyeong ke restoran dan terkejut melihat Chorim. Chorim berkata, ia terjaga sepanjang malam dan hanya tidur sebentar menjelang pagi dan saat ia bangun, Gilja sudah pergi. Chorim cemas, ia takut Gilja ikutan sakit juga.
Dongpal lalu datang. Ia mengaku, sengaja mampir untuk melihat Chorim. Chorim menangis dan Dongpal pun menenangkan Chorim. Ia bilang, operasi mereka berjalan baik dan Roo Na akan segera bangun dari komanya.
Di kantor, Jin Hee memberitahu kedua rekannya tentang kecelakaan yang dialami Roo Bi. Ia juga menceritakan kondisi Roo Bi yang mengalami pendarahan otak dan patah tulang di wajahnya.
Roo Na akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Dengan suara bergetar, Gilja menyuruhnya bangun. Tangis Gilja pun pecah. Gilja kemudian menyematkan cincin Roo Bi di jari Roo Na.
Dokter pun datang. Dan Gilja langsung menghapus air matanya. Dokter menjelaskan, kalau operasi Roo Na berjalan baik dan Roo Na akan segera sadar dalam beberapa jam lagi. Gilja lantas menanyakan Roo Na yang sebenarnya adalah Roo Bi. Dokter bilang, kondisi Roo Bi tidak baik. Roo Bi mengalami patah tulang dimana2, termasuk pinggul dan lututnya serta pendarahan otaknya sangat parah.
Nyonya Park baru saja meng-cancel reservasi gedung pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi. Tuan Bae pun merasa bahwa Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh. Tapi Nyonya Park ingat kata-kata Gyeong Min. Gyeong Min pernah bilang, bahwa ia tahu Roo Bi lah jodohnya hanya dengan menatapnya.
Gyeong Min sedang menunggui Roo Na. Ia menggenggam jemari Roo Na yang kini mengenakan cincin Roo Bi.
Saat Roo Bi mendapatkan nilai 100, Gilja memuji Roo Bi habis-habisan. Lalu ia memarahi Roo Na yang hanya mendapat nilai 65.
Roo Bi
pun akhirnya berbagi es krimnya dengan Roo Na.
Episode ini diawali dengan jari-jari Roo Na yang nampak bergerak.
Soyeong ke restoran dan terkejut melihat Chorim. Chorim berkata, ia terjaga sepanjang malam dan hanya tidur sebentar menjelang pagi dan saat ia bangun, Gilja sudah pergi. Chorim cemas, ia takut Gilja ikutan sakit juga.
Soyeong
: Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya dia. Kedua putrinya
kecelakaan. Haruskah kita ke rumah sakit?
Chorim
: Apa gunanya kita kesana. Mereka tidak akan sadar dalam waktu dekat. Lebih
baik aku disini, menjual banyak ayam dan menghasilkan uang. Aku tidak bisa
membuatmu melakukan semuanya.
Soyeong
: Kau benar, aku memang tidak bisa melakukannya sendiri. Tapi Eonni, kudengar
wajah Roo Bi rusak parah.
Chorim
: Pecahan kaca itu... aku bahkan tidak sanggup bertanya berapa banyak jahitan
yang dia terima. Tapi dia yang beruntung. Roo Na mengalami patah tulang. Gilja
sudah menangis, takut kalau Roo Na tidak akan bangun.
Soyeong
: Bagaimana kalau dia tidak bangun?
Chorim
: Jangan bicara begitu! Aku tahu Roo Na, dia gadis kuat. Oh, apakah kita perlu
membuar persediaan baru?
Soyeong
: Aku menyiapkan bahan-bahannya kemarin. Aku akan pergi dan meletakkannya di
atas kompor.
Dongpal lalu datang. Ia mengaku, sengaja mampir untuk melihat Chorim. Chorim menangis dan Dongpal pun menenangkan Chorim. Ia bilang, operasi mereka berjalan baik dan Roo Na akan segera bangun dari komanya.
Chorim
: Kenapa ini terjadi pada mereka? Roo Bi akan segera menikah dan Roo Na ada
audisi di Seoul. Kenapa bukan aku saja?
Dongpal
pun memeluk Chorim. Chorim menangis di pelukan Dongpal. Tapi Soyeong tiba2
datang, menawarkan kopi dan Chorim pun langsung berdiri dan mendorong Dongpal.
āKenapa
kau bertingkah seperti pengecut!ā balas Chorim.
āSiapapun
akan roboh dengan kekuatan mengerikanmu itu!ā ucap Dongpal.
Chorim
mau menyahut lagi, tapi Soyeong langsung menyuruh mereka diam. Soyeong bergidik
menatap mereka, lalu kembali ke dapur.
Di kantor, Jin Hee memberitahu kedua rekannya tentang kecelakaan yang dialami Roo Bi. Ia juga menceritakan kondisi Roo Bi yang mengalami pendarahan otak dan patah tulang di wajahnya.
āOmo,
dia akan menikah.ā Ucap Hyeryeon kaget.
āKalian
berdua, hati-hati lah menyetir.ā Jawab Jin Hee.
Roo Na akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Dengan suara bergetar, Gilja menyuruhnya bangun. Tangis Gilja pun pecah. Gilja kemudian menyematkan cincin Roo Bi di jari Roo Na.
Dokter pun datang. Dan Gilja langsung menghapus air matanya. Dokter menjelaskan, kalau operasi Roo Na berjalan baik dan Roo Na akan segera sadar dalam beberapa jam lagi. Gilja lantas menanyakan Roo Na yang sebenarnya adalah Roo Bi. Dokter bilang, kondisi Roo Bi tidak baik. Roo Bi mengalami patah tulang dimana2, termasuk pinggul dan lututnya serta pendarahan otaknya sangat parah.
Gilja
pun memohon, meminta dokter menyelamatkan āRoo Naā nya. Dokter lalu teringat
sesuatu dan meminta Gilja ikut ke ruangannya.
āKarena
kupikir dia masih lajang, jadi aku tidak memberitahumu di depan orang lain. Dia
keguguran.ā Ucap dokter.
Gilja
keluar dari ruangan dokter sambil melamun memikirkan kehamilan āRoo Biā.
āDia
keguguran. Aku tidak tahu kenapa dia mengacaukan pernikahannya. Apa Gyeong Min
tahu. Tidak, aku rasa dia tidak tahu. Kalau dia tahu, dia tidak mungkin
membiarkan Roo Bi menyetir sendirian ke Seoul. Dia pria yang bertanggungjawab.ā
Batin Gilja.
āKudengar
Roo Bi sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kenapa ibu tidak berada di sana?ā
tanya Gyeong Min.
āOh
itu, aku keluar untuk melihat Roo Na. Pergilah duluan ke kamar Roo Bi.ā Jawab
Gilja.
Gyeong
Min mengangguk dan langsung pergi menuju kamar Roo Na.
āApa
yang harus kulakukan? Haruskah aku memberitahunya?ā batin Gilja sambil menatap
punggung Gyeong Min.
Tapi
akhirnya, Gilja memutuskan memberitahu Gyeong Min karena mengira itu bayinya
Gyeong Min. Ia tak sadar, putrinya yang hamil bukanlah Roo Bi, melainkan Roo
Na.
Nyonya Park baru saja meng-cancel reservasi gedung pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi. Tuan Bae pun merasa bahwa Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh. Tapi Nyonya Park ingat kata-kata Gyeong Min. Gyeong Min pernah bilang, bahwa ia tahu Roo Bi lah jodohnya hanya dengan menatapnya.
Tuan
Bae lalu menyuruh istrinya siap-siap karena mereka akan menjenguk Roo Bi di
rumah sakit Chuncheon. Tuan Bae bahkan juga berencana memindahkan kedua gadis
itu ke rumah sakit di Seoul.
Gyeong Min sedang menunggui Roo Na. Ia menggenggam jemari Roo Na yang kini mengenakan cincin Roo Bi.
Jin Hee
kemudian datang. Ia terkejut melihat kondisi Roo Bi.
Gilja
lalu datang. Jin Hee pun mencoba menguatkan Gilja. Ia yakin, āRoo Biā akan
kembali pulih.
Sekarang,
Gyeong Min dan Jin Hee berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
āPernikahannya
ditunda, kan?ā tanya Jin Hee.
Gyeong
Min pun hanya bisa menghela nafas.
Ponsel
Gilja berdering. Gilja langsung pergi keluar untuk menjawab teleponnya.
Begitu
Gilja keluar, jari-jari Roo Na mulai bergerak.
Roo Na
teringat masa kecilnya. Ternyata sejak kecil, Roo Na memang sudah iri pada Roo
Bi. Hal itu disebabkan karena Gilja yang lebih memperhatikan Roo Bi daripada
Roo Na.
Saat Roo Bi mendapatkan nilai 100, Gilja memuji Roo Bi habis-habisan. Lalu ia memarahi Roo Na yang hanya mendapat nilai 65.
Gilja
juga memukul kaki Roo Na dengan rotan karena Roo Na yang selalu mengganggu Roo
Bi.
Chorim
juga memarahi Roo Na karena merebut es krim Roo Bi, padahal Roo Na juga
dibelikan es krim tapi es krim Roo Na habis duluan.
Roo Na
pun akhirnya membuka matanya.
Comments
Post a Comment