Skip to main content

Ruby Ring Ep 20 Part 1

Sebelumnya...


In Soo berhasil kabur dari orang suruhan Roo Na.

Sementara di rumah, Nyonya Park dan nenek cemas karena Se Ra tidak bisa dihubungi. Tuan Bae keluar dari kamar dan Geum Hee langsung memberitahu Tuan Bae kalau Se Ra diculik. Nenek marah, ia menyuruh Geum Hee diam kalau Geum Hee tidak tahu apa-apa.

“Jika bukan penculikan, lalu kenapa dia tidak menjawab teleponnya. Dia juga bilang, “Mungkin aku akan mati”. Ini penculikan. Nenek ingat kan, penculikan di taksi yang baru-baru ini terjadi?” ucap Geum Hee.

“Ini mengerikan. Changgeun, haruskah kita menelpon polisi?” tanya nenek.

“Benar, yeobo. Ada sesuatu yang tidak benar disini.” Jawab Nyonya Park.

Tapi saat Tuan Bae hendak menghubungi polisi, Geum Hee malah merebut telepon itu dan berkata, mereka semua harus tenang. Nenek pun marah, ia bilang ini bukanlah waktu untuk bermain.
“Kurasa Geum Hee benar. Kita harus memikirkan ini dengan tenang. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa berakhir di kolom gosip. Orang lain akan memanfaatkan ini untuk menghancurkan reputasi perusahaan. Kita harus memikirkan citra perusahaan.” Ucap Tuan Bae.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Changgeun?” tanya nenek.

“Ponselnya tidak mati, jadi kita harus terus berusaha menghubunginya sampai dia menjawabnya.” Ucap Geum Hee.


Mobil In Soo menabrak trotoar. In Soo terluka di keningnya. Sementara Se Ra baik-baik saja. Ponsel Se Ra berdering lagi. Se Ra yang tak mau keluarganya cemas pun berbohong. Ia berkata, bahwa ia sedang naik roller coaster.


Di rumah, Tuan Bae lega putrinya baik-baik saja. Tuan Bae lalu memberitahu Nyonya Park dan nenek kalau Se Ra sedang main rolller coaster. Geum Hee pun yakin, ia berani bertaruh kalau Se Ra sedang bersama seorang pria. Geum Hee juga mengoceh, soal dirinya yang dipuja banyak pria di masa lalu.

“Diamlah Auto!” ucap nenek.

“Apa? Auto?” tanya Tuan Bae heran.

“Karena dia banyak bicara, jadi aku memanggilnya Auto.” Jawab nenek, membuat Tuan Bae dan Nyonya Park tertawa.


Di restoran, Gilja, Chorim dan Dongpal kewalahan melayani customer. Soyeong masih belum kembali. Gilja mengira, Chorim membuat Soyeong marah lagi.Tak lama kemudian, Soyeong kembali dengan wajah kusut. Chorim pun heran melihatnya.


Se Ra dan In Soo keluar dari rumah sakit sambil membahas orang yang mengejar mereka tadi. Se Ra pikir, In Soo meminjam pada lintah darat. 

“Ayo kita luruskan ini. Aku tidak menyuruhmu memakai mobilku. Tapi kau bersikeras. Kau melihat dan mengalami apa yang terjadi sesudahnya, jadi jangan sembarangan mengambil kesimpulan.” Jawab In Soo.

“Tapi bagaimana dengan mobil hitam itu?” tanya Se Ra.

“Ini masalah pribadi. Tidak ada lagi pertanyaan.” Jawab In Soo, lalu memanggilkan taksi untuk Se Ra.


Sebelum pergi, Se Ra mengucapkan terima kasih pada In Soo karena sudah menyelamatkannya.

“Ini tidak keren, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo, setelah Se Ra pergi.


Sekarang, kita kembali melihat Roo Na yang berada di ruangan itu.

“Aku sadar, itu tidak akan cukup membuatnya menyerah. Tapi aku ingin menunjukkan berapa banyak kekuatan dan wewenang yang kupunya. Aku ingin dia tahu, bahwa dia tidak bisa menghancurkanku. Ada dua tipe manusia. Mereka yang percaya pada cinta dan yang tidak percaya cinta. Na In Soo jatuh ke dalam perangkapnya sendiri karena dia cukup bodoh untuk percaya pada cinta. Na In Soo yang malang.” Ucap Roo Na.


Dongpal, Chorim dan Soyeong hangout bareng di kafe. Dongpal dan Chorim nampak mesra, sementara Soyeong masih terlihat sedih.

“Soyeong, ada apa?” tanya Chorim.

“Eunsoo, kau brengsek!” ucap Soyeong, lalu menangis.

“Benar, pria itu kan? Katakan padaku.” Pinta Chorim.

“Kami sudah dua tahun pacaran saat aku masih tinggal di studio yang kecil dan bekerja di kedai burger. Dia mencampakkanku setelah dia masuk universitas. Aku bahkan membantunya membayar uang kuliah semester pertama.” Jawab Soyeong.

“Kau membayar biaya kuliahnya?” kaget Dongpal.

“Hidupku terlalu suram. Aku yatim piatu yang dikeluarkan dari sekolah. Aku percaya dia mencintaiku. Dia cinta pertamaku.” Ucap Soyeong.

Soyeong pun menangis lagi. Chorim berusaha menghibur Soyeong. Soyeong lantas menghapus air matanya dan berkata, karena itulah ia tidak percaya cinta.


Gyeong Min sedang melakukan pemeriksaan bersama para staff nya di sebuah mall.


Roo Bi dan Eun Ji ternyata juga berada di mall yang sama. Eun Ji sedang mencoba sebuah lipstick. Eun Ji lalu meminta pendapat Roo Bi soal warna lipstick nya. Apa cocok dengan kulitnya. Roo Bi hanya tersenyum. Melihat itu, Eun Ji pun memoleskan lipstick itu ke bibir Roo Bi.

“Apa yang terjadi dengan fashionista Chuncheon terkemuka? Kenapa seleranya berubah dalam sekejap mata dan kita melihat kekacauan yang menyedihkan ini?” ucap Eun Ji.


Si penjaga toko pun datang. Eun Ji berkata, kalau mereka sedang melakukan riset pasar. Mereka ingin melihat bagaimana pelanggan jaringan homeshopping mereka memberi respon terhadap produk itu.

“Merek kami tidak ditujukan untuk acara-acara seperti itu. Kalau pun kami melakukannya, kami akan menggunakan rute yang berbeda dengan barang-barang berkualitas rendah.” Jawab si penjaga toko.

Mendengar itu, Eun Ji marah. Roo Bi mengajak Eun Ji pergi. Eun Ji pun heran dengan sikap Roo Na yang mendadak berubah.


Lalu, suara Gyeong Min pun terdengar di belakang. Roo Bi menoleh dan terkejut melihat sosok Gyeong Min. Begitu pun Gyeong Min yang juga terkejut melihat Roo Bi.


Di kantor, Roo Na dipusingkan dengan kontrak berbahasa inggris yang harus dikirimkannya malam itu juga. Ia bahkan sampai menggunakan bantuan google translate. Seniornya pun mengingatkan, kalau kontrak itu harus mereka kirimkan malam itu juga. Roo Na beralasan, kalau ia masih memeriksa kontraknya.


“Masih? Aku tahu kau orang yang teliti.” Puji Jin Hee.

“Jika semuanya sudah selesai, kirimkan itu apa adanya. Aku tidak akan memeriksanya lagi.” Ucap seniornya.


Roo Na pun tambah pusing. Dan ia tambah pusing saat Gyeong Min memberitahunya bertemu Roo Bi di departemen store. Gyeong Min mengajaknya makan malam. Gyeong Min juga berkata, Eun Ji juga ada bersama mereka. Setelah itu, Roo Na pun langsung pergi. Tapi sebelum pergi, ia menyuruh Hyeryeon mengirimkan kontrak itu.


“Ini menjengkelkan. Seokho, bisakah kau melakukan ini?” tanya Hyeryeon.

Seokho langsung menggeleng.


Roo Na berlari ke mobilnya. Tepat saat itu, In Soo muncul dan melabrak Roo Na karena sudah berusaha mencelakainya. Roo Na pun kesal dan memanggil orang suruhannya. Orang suruhan Roo Na muncul dan langsung memukul In Soo.

“Kau tidak bisa semudah itu mendekatiku mulai sekarang, Na In Soo. Aku punya bodyguard sekarang. Inilah yang dinamakan the power of money.” Ucap Roo Na.

Lalu, Roo Na pun pergi dan In Soo menatap kepergian Roo Na dengan tatapan tajam.


Di kantor, Seokho membantu Hyeryeon memeriksa kontrak itu. Tak mau membuat kesalahan, Seokho pun menghubungi Jin Hee tapi ponsel Jin Hee mati. Hyeryeon bilang, Jin Hee sedang rapat dengan klien mereka yang bernama Tuan Jerome.

“Tidak ada waktu lagi. Kirim.” Ucap Seokho.

“Perasaanku tidak enak soal ini.” Jawab Hyeryeon.


Di restoran, Gilja sedang mencatat beberapa pesanan. Lalu, Roo Bi pun datang bersama Gyeong Min dan Eun Ji.

“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Gilja.

“Gyeong Min ingin mentraktir kami, jadi kami ada di sini.” Jawab Roo Bi.


Chorim pun senang mereka datang. Chorim lalu menanyakan Roo Na. Gyeong Min bilang ia sudah menghubungi Roo Na, tapi ponsel Roo Na tak aktif tapi ia sudah mengirimkan pesan.

“Oh, ada tamu penting rupanya.” Ucap Dongpal yang keluar dari dapur.


Pindah ke In Soo yang masuk ke kamar mandinya. Ia menatap wajahnya yang babak belur di cermin. Ponsel In Soo kemudian berdering, telepon dari Roo Bi.


Roo Na masuk ke restoran dengan terburu-buru. Ia bertanya pada Gyeong Min, kenapa memilih restoran ibunya dari sekian banyak tempat. Chorim pun menyahut, ia bilang Gyeong Min sudah melakukan hal yang benar.  


Lalu, In Soo datang dan semuanya terkejut melihat wajah In Soo yang lebam-lebam.

“Aku mengalami kecelakaan. Kurasa aku membutuhkan pengawal pribadi mulai sekarang.” Sindir In Soo.


“Siapa yang melakukan itu padamu? Kau seharusnya memanggilku, biar kuhajar mereka.” Ucap Dongpal.

“Tapi In Soo-ssi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Roo Bi.

“Sebenarnya aku jatuh. Kakiku tersandung bagian set.” Jawab In Soo.


“Kau harus hati-hati.” Ucap Gyeong Min.


Merasa tak nyaman, Roo Na pun beranjak keluar. In Soo juga pergi dengan alasan mau ke toilet. Diluar, In Soo meminta mobil baru pada Roo Na untuk mengganti mobilnya yang rusak. 

“Aku juga ingin menikmati uangmu.” Ucap In Soo.

In Soo juga mengancam akan mengirimkan beberapa bukti ke Gyeong Min.


Lalu tiba-tiba, Gyeong Min keluar dan Roo Na langsung sembunyi. In Soo pun berterima kasih karena Gyeong Min sudah memberinya pekerjaan. Gyeong Min bilang, In Soo seharusnya berterima kasih pada Roo Bi.

“Kau sangat peduli pada adik iparmu.” Ucap In Soo.


“Sejak kecelakaan itu, aku merasa buruk untuknya. Dia orang yang baik. Aku harus melakukan apapun yang kubisa untuk menolongnya.” Jawab Gyeong Min.

“Jeong Roo Na, orang yang sangat baik.” Ucap In Soo sambil melirik Roo Na.

Roo Na pun kesal mendengarnya.


Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...