In Soo berhasil kabur dari orang suruhan Roo Na.
Sementara di rumah, Nyonya Park dan nenek cemas
karena Se Ra tidak bisa dihubungi. Tuan Bae keluar dari kamar dan Geum Hee
langsung memberitahu Tuan Bae kalau Se Ra diculik. Nenek marah, ia menyuruh
Geum Hee diam kalau Geum Hee tidak tahu apa-apa.
“Jika bukan penculikan, lalu kenapa dia tidak
menjawab teleponnya. Dia juga bilang, “Mungkin aku akan mati”. Ini penculikan.
Nenek ingat kan, penculikan di taksi yang baru-baru ini terjadi?” ucap Geum
Hee.
“Ini mengerikan. Changgeun, haruskah kita menelpon
polisi?” tanya nenek.
“Benar, yeobo. Ada sesuatu yang tidak benar disini.”
Jawab Nyonya Park.
Tapi saat Tuan Bae hendak menghubungi polisi, Geum
Hee malah merebut telepon itu dan berkata, mereka semua harus tenang. Nenek pun
marah, ia bilang ini bukanlah waktu untuk bermain.
“Kurasa Geum Hee benar. Kita harus memikirkan ini
dengan tenang. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa berakhir di kolom gosip.
Orang lain akan memanfaatkan ini untuk menghancurkan reputasi perusahaan. Kita
harus memikirkan citra perusahaan.” Ucap Tuan Bae.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Changgeun?”
tanya nenek.
“Ponselnya tidak mati, jadi kita harus terus
berusaha menghubunginya sampai dia menjawabnya.” Ucap Geum Hee.
Mobil In Soo menabrak trotoar. In Soo terluka di
keningnya. Sementara Se Ra baik-baik saja. Ponsel Se Ra berdering lagi. Se Ra
yang tak mau keluarganya cemas pun berbohong. Ia berkata, bahwa ia sedang naik
roller coaster.
Di rumah, Tuan Bae lega putrinya baik-baik saja.
Tuan Bae lalu memberitahu Nyonya Park dan nenek kalau Se Ra sedang main rolller
coaster. Geum Hee pun yakin, ia berani bertaruh kalau Se Ra sedang bersama
seorang pria. Geum Hee juga mengoceh, soal dirinya yang dipuja banyak pria di
masa lalu.
“Diamlah Auto!” ucap nenek.
“Apa? Auto?” tanya Tuan Bae heran.
“Karena dia banyak bicara, jadi aku memanggilnya
Auto.” Jawab nenek, membuat Tuan Bae dan Nyonya Park tertawa.
Di restoran, Gilja, Chorim dan Dongpal kewalahan
melayani customer. Soyeong masih belum kembali. Gilja mengira, Chorim membuat
Soyeong marah lagi.Tak lama kemudian, Soyeong kembali dengan wajah kusut.
Chorim pun heran melihatnya.
Se Ra dan In Soo keluar dari rumah sakit sambil
membahas orang yang mengejar mereka tadi. Se Ra pikir, In Soo meminjam pada
lintah darat.
“Ayo kita luruskan ini. Aku tidak menyuruhmu memakai
mobilku. Tapi kau bersikeras. Kau melihat dan mengalami apa yang terjadi
sesudahnya, jadi jangan sembarangan mengambil kesimpulan.” Jawab In Soo.
“Tapi bagaimana dengan mobil hitam itu?” tanya Se
Ra.
“Ini masalah pribadi. Tidak ada lagi pertanyaan.”
Jawab In Soo, lalu memanggilkan taksi untuk Se Ra.
Sebelum pergi, Se Ra mengucapkan terima kasih pada
In Soo karena sudah menyelamatkannya.
“Ini tidak keren, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo,
setelah Se Ra pergi.
Sekarang, kita kembali melihat Roo Na yang berada di
ruangan itu.
“Aku sadar, itu tidak akan cukup membuatnya
menyerah. Tapi aku ingin menunjukkan berapa banyak kekuatan dan wewenang yang
kupunya. Aku ingin dia tahu, bahwa dia tidak bisa menghancurkanku. Ada dua tipe
manusia. Mereka yang percaya pada cinta dan yang tidak percaya cinta. Na In Soo
jatuh ke dalam perangkapnya sendiri karena dia cukup bodoh untuk percaya pada
cinta. Na In Soo yang malang.” Ucap Roo Na.
Dongpal, Chorim dan Soyeong hangout bareng di kafe.
Dongpal dan Chorim nampak mesra, sementara Soyeong masih terlihat sedih.
“Soyeong, ada apa?” tanya Chorim.
“Eunsoo, kau brengsek!” ucap Soyeong, lalu menangis.
“Benar, pria itu kan? Katakan padaku.” Pinta Chorim.
“Kami sudah dua tahun pacaran saat aku masih tinggal
di studio yang kecil dan bekerja di kedai burger. Dia mencampakkanku setelah
dia masuk universitas. Aku bahkan membantunya membayar uang kuliah semester
pertama.” Jawab Soyeong.
“Kau membayar biaya kuliahnya?” kaget Dongpal.
“Hidupku terlalu suram. Aku yatim piatu yang
dikeluarkan dari sekolah. Aku percaya dia mencintaiku. Dia cinta pertamaku.”
Ucap Soyeong.
Soyeong pun menangis lagi. Chorim berusaha menghibur
Soyeong. Soyeong lantas menghapus air matanya dan berkata, karena itulah ia
tidak percaya cinta.
Gyeong Min sedang melakukan pemeriksaan bersama para
staff nya di sebuah mall.
Roo Bi dan Eun Ji ternyata juga berada di mall yang
sama. Eun Ji sedang mencoba sebuah lipstick. Eun Ji lalu meminta pendapat Roo
Bi soal warna lipstick nya. Apa cocok dengan kulitnya. Roo Bi hanya tersenyum. Melihat
itu, Eun Ji pun memoleskan lipstick itu ke bibir Roo Bi.
“Apa yang terjadi dengan fashionista Chuncheon
terkemuka? Kenapa seleranya berubah dalam sekejap mata dan kita melihat
kekacauan yang menyedihkan ini?” ucap Eun Ji.
Si penjaga toko pun datang. Eun Ji berkata, kalau
mereka sedang melakukan riset pasar. Mereka ingin melihat bagaimana pelanggan
jaringan homeshopping mereka memberi respon terhadap produk itu.
“Merek kami tidak ditujukan untuk acara-acara
seperti itu. Kalau pun kami melakukannya, kami akan menggunakan rute yang
berbeda dengan barang-barang berkualitas rendah.” Jawab si penjaga toko.
Mendengar itu, Eun Ji marah. Roo Bi mengajak Eun Ji
pergi. Eun Ji pun heran dengan sikap Roo Na yang mendadak berubah.
Lalu, suara Gyeong Min pun terdengar di belakang.
Roo Bi menoleh dan terkejut melihat sosok Gyeong Min. Begitu pun Gyeong Min
yang juga terkejut melihat Roo Bi.
Di kantor, Roo Na dipusingkan dengan kontrak
berbahasa inggris yang harus dikirimkannya malam itu juga. Ia bahkan sampai
menggunakan bantuan google translate. Seniornya pun mengingatkan, kalau kontrak
itu harus mereka kirimkan malam itu juga. Roo Na beralasan, kalau ia masih
memeriksa kontraknya.
“Masih? Aku tahu kau orang yang teliti.” Puji Jin
Hee.
“Jika semuanya sudah selesai, kirimkan itu apa
adanya. Aku tidak akan memeriksanya lagi.” Ucap seniornya.
Roo Na pun tambah pusing. Dan ia tambah pusing saat
Gyeong Min memberitahunya bertemu Roo Bi di departemen store. Gyeong Min
mengajaknya makan malam. Gyeong Min juga berkata, Eun Ji juga ada bersama
mereka. Setelah itu, Roo Na pun langsung pergi. Tapi sebelum pergi, ia menyuruh
Hyeryeon mengirimkan kontrak itu.
“Ini menjengkelkan. Seokho, bisakah kau melakukan
ini?” tanya Hyeryeon.
Seokho langsung menggeleng.
Roo Na berlari ke mobilnya. Tepat saat itu, In Soo
muncul dan melabrak Roo Na karena sudah berusaha mencelakainya. Roo Na pun
kesal dan memanggil orang suruhannya. Orang suruhan Roo Na muncul dan langsung
memukul In Soo.
“Kau tidak bisa semudah itu mendekatiku mulai
sekarang, Na In Soo. Aku punya bodyguard sekarang. Inilah yang dinamakan the
power of money.” Ucap Roo Na.
Lalu, Roo Na pun pergi dan In Soo menatap kepergian
Roo Na dengan tatapan tajam.
Di kantor, Seokho membantu Hyeryeon memeriksa
kontrak itu. Tak mau membuat kesalahan, Seokho pun menghubungi Jin Hee tapi
ponsel Jin Hee mati. Hyeryeon bilang, Jin Hee sedang rapat dengan klien mereka
yang bernama Tuan Jerome.
“Tidak ada waktu lagi. Kirim.” Ucap Seokho.
“Perasaanku tidak enak soal ini.” Jawab Hyeryeon.
Di restoran, Gilja sedang mencatat beberapa pesanan.
Lalu, Roo Bi pun datang bersama Gyeong Min dan Eun Ji.
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Gilja.
“Gyeong Min ingin mentraktir kami, jadi kami ada di
sini.” Jawab Roo Bi.
Chorim pun senang mereka datang. Chorim lalu
menanyakan Roo Na. Gyeong Min bilang ia sudah menghubungi Roo Na, tapi ponsel
Roo Na tak aktif tapi ia sudah mengirimkan pesan.
“Oh, ada tamu penting rupanya.” Ucap Dongpal yang
keluar dari dapur.
Pindah ke In Soo yang masuk ke kamar mandinya. Ia
menatap wajahnya yang babak belur di cermin. Ponsel In Soo kemudian berdering,
telepon dari Roo Bi.
Roo Na masuk ke restoran dengan terburu-buru. Ia
bertanya pada Gyeong Min, kenapa memilih restoran ibunya dari sekian banyak
tempat. Chorim pun menyahut, ia bilang Gyeong Min sudah melakukan hal yang
benar.
Lalu, In Soo datang dan semuanya terkejut melihat
wajah In Soo yang lebam-lebam.
“Aku mengalami kecelakaan. Kurasa aku membutuhkan
pengawal pribadi mulai sekarang.” Sindir In Soo.
“Siapa yang melakukan itu padamu? Kau seharusnya
memanggilku, biar kuhajar mereka.” Ucap Dongpal.
“Tapi In Soo-ssi, apa yang sebenarnya terjadi?”
tanya Roo Bi.
“Sebenarnya aku jatuh. Kakiku tersandung bagian set.”
Jawab In Soo.
“Kau harus hati-hati.” Ucap Gyeong Min.
Merasa tak nyaman, Roo Na pun beranjak keluar. In
Soo juga pergi dengan alasan mau ke toilet. Diluar, In Soo meminta mobil baru
pada Roo Na untuk mengganti mobilnya yang rusak.
“Aku juga ingin menikmati uangmu.” Ucap In Soo.
In Soo juga mengancam akan mengirimkan beberapa
bukti ke Gyeong Min.
Lalu tiba-tiba, Gyeong Min keluar dan Roo Na
langsung sembunyi. In Soo pun berterima kasih karena Gyeong Min sudah
memberinya pekerjaan. Gyeong Min bilang, In Soo seharusnya berterima kasih pada
Roo Bi.
“Kau sangat peduli pada adik iparmu.” Ucap In Soo.
“Sejak kecelakaan itu, aku merasa buruk untuknya. Dia
orang yang baik. Aku harus melakukan apapun yang kubisa untuk menolongnya.”
Jawab Gyeong Min.
“Jeong Roo Na, orang yang sangat baik.” Ucap In Soo
sambil melirik Roo Na.
Roo Na pun kesal mendengarnya.
0 Comments:
Post a Comment