All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Epi 5 Part 2
Selanjutnya : Happiness Epi 6 Part 2
Happiness bercerita tentang orang-orang yang berjuang untuk tetap hidup di tengah wabah penyakit berbahaya yang tiba-tiba datang menyerang.
Tae Seok yang duduk di ruangan VIP sebuah restoran, tengah berbicara di telepon dengan istrinya. Istrinya bilang lagi melihat peralatan bayi yang sedang diskon setengah harga.
"Aku membeli apa yang menurutku cocok untuk anak kita nanti." ucap istrinya.
Tae Seok bilang, mereka belum tahu bayi mereka perempuan atau laki-laki.
Istrinya bilang, dia yakin anak mereka perempuan dan akan mirip Tae Seok.
Tae Seok : Tidak seharusnya ada perempuan yang mirip aku.
Tae Seok lalu berkata, pimpinan datang. Istrinya bilang dia hampir sampai.
Seok Ju masuk. Begitu duduk, dia langsung meminum air yang ada di atas meja.
Tae Seok melihat itu.
Setelah itu, Seok Ju tanya, apa kementerian obat-obatan dan makanan sudah memutuskan.
Tae Seok : Ya. Akan diumumkan sebelum tengah hari besok. Dengan syarat, hanya diresepkan untuk pasien ADHD dewasa. Begitu terbukti efektif, mereka akan memperluas kelompok usia.
Seok Ju senang mendengarnya, bagus.
Seok Ju lantas membahas pil Next yang ada di gudang.
Seok Ju : Semua pil Next yang ada di gudang itu, aku berpikir apakah harus mengonsumsi semuanya. Berkat kau, aku akan menjadi makin kaya.
Tae Seok : Itu obat pneumonia yang gagal, tapi aku yakin itu akan membantu mengobati ADHD dewasa.
Seok Ju : Ya. Kabar sudah tersebar bahwa obat itu membantumu fokus. Banyak orang yang kukenal mengonsumsi obat itu.
Seok Ju lalu mengambil pilnya. Tae Seok tanya, apa itu pil Next.
Seok Ju : Ya, kau pernah mengonsumsi Next?
Tae Seok : Belum.
Seok Ju : Kau harus mengonsumsinya saat tidak enak badan. Itu membuatmu merasa segar. Efeknya bagus.
Seok Ju kemudian meminum Next.
Tak lama, istri Tae Seok datang dan menyapa pimpinan.
"Halo. Aku Park Young In."
Seok Ju tanya jenis kelamin anak mereka. Young In bilang, dia dan Tae Seok akan punya anak perempuan.
Seok Ju : Syukurlah. Banyak yang bilang seorang putri setara dengan sepuluh putra.
Young In : Benar.
Tae Seok lantas keluar lantaran ponselnya berbunyi.
Tinggallah Young In dan Seok Ju di dalam.
Seok Ju : Kapan kami bisa bertemu putri kalian?
Young In : Aku hamil 12 pekan, jadi, kurasa sekitar enam bulan lagi?
Diluar, Tae Seok bicara dengan seseorang tentang efek obat Next.
Tae Seok : Dia menggigit? Dia meminum hal lain? Mereka akan mengumumkan persetujuannya besok. Bawa dia ke rumah sakit dan bungkam para staf. Kabar tidak boleh tersebar. Dia tidak mati, jadi, siapa peduli? Tawarkan kompensasi dan pengobatan penuh.
Tiba-tiba, Tae Seok mendengar suara berisik dari dalam ruangannya tadi.
Tae Seok pun menyudahi teleponnya dan bergegas kembali ke dalam.
Tapi pas membuka pintu, dia kaget melihat apa yang Seok Ju lakukan pada Young In.
Seok Ju terinfeksi dan menggigit Young In.
Begitulah ceritanya guys kenapa Young In bisa terinfeksi.
Tae Seok memejamkan matanya, memikirkan bagaimana Young In bisa terinfeksi penyakit gila.
Dia ada di ruang rawat Young In. Young In tidak sadar. Tiba-tiba, seseorang memegang bahunya. Tae Seok reflek mencengkram leher orang itu. Tapi ternyata dia Ji Soo.
Ji Soo memberitahu bahwa perdana menteri menelpon.
Tae Seok dan Ji Soo keluar dari ruang rawat In Young.
Mereka melihat satu mobil kontainer berwarna putih pergi.
Ji Soo : Mereka mau ke mana?
Tae Seok : Tempat pembuangan akhir. Tidak ada cukup ruang untuk menampung kasus ringan.
Tae Seok menghela nafas.
Tae Seok : Kau masih belum mengerti apa yang kulakukan?
Ji Soo : Sudah, Pak.
Tae Seok : Aku membuat pilihan. Sampai sejauh mana konsekuensi yang bisa kita terima. Waktunya akan tiba saat kau harus memutuskan berapa banyak nyawa yang harus dikorbankan. Bagaimana dengan obatnya?
Ji Soo : Kami memilih beberapa opsi dan memberikannya kepada yang terinfeksi. Mereka semua tewas.
Tae Seok : Coba lagi. Lakukan sampai berhasil. Aku akan mengulur waktu.
Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook kembali rapat bersama beberapa penghuni.
Hyun Kyung tanya mereka harus gimana. Ada orang terinfeksi di luar. Tapi mereka tidak akan dapat bantuan dari pihak berwenang. Hak Je bilang, mereka harus memaksa keluar dari kompleks apartemen.
Yi Hyun : Mereka bahkan memasang barikade di setiap dinding. Meski kita memaksa keluar dari sini, kita akan pergi ke mana?
Hak Je berkeras, dia bilang yang penting pergi dulu dan masuk ke kompleks apartemen termahal.
Hak Je : Apa yang akan mereka lakukan? Menutup apartemen itu juga? Semua orang kaya mungkin tinggal di sana. Mereka bisa melakukan apa pun karena apartemen kita tidak semahal itu.
Lah Hae Sung malah nanya apa Yi Hyun yakin ada yang terinfeksi diluar.
Yi Hyun mulai kesal, apa maksudmu?
Hae Sung : Perwakilan penghuni dan Pak Oh tidak ada di sini.
Hyun Kyung : Ini tentang unit sewa umum lagi?
Hae Sung : Maksudku adalah orang-orang yang pergi ke luar tidak menghadiri rapat ini. Itu saja.
Sae Bom yang udah capek menghadapi penghuni bandel seperti Hae Sung, menyuruh Hae Sung pergi jika memang mau pergi.
Sae Bom : Aku tidak yakin kau bisa kembali.
Hae Sung langsung diam.
Yi Hyun : Maka aku akan menganggap kita semua sepemikiran. Kami membawa beberapa barang dan makanan dari toserba. Kami tinggalkan di Unit 201. Jadi, jika butuh sesuatu pergilah ke sana. Tapi mereka mungkin akan butuh lebih banyak barang. Maka kau bisa menukar milikmu dengan yang mereka punya.
Seung Bom menatap mereka dengan tatapan kesal.
Sae Bom dan Yi Hyun beranjak keluar meninggalkan pusat kebugaran. Sae Bom tanya, bagaimana ciri-ciri jika orang terinfeksi masuk ke gedung mereka saat gejalanya memburuk.
Yi Hyun : Jika mereka menabrak pintu dengan mobil, pintunya akan rusak. Mereka mungkin akan mencari cara lebih mudah untuk masuk. Begitulah semua kejahatan dimulai. "Aku masuk karena pintunya terbuka." "Tidak ada kunci di sepedanya. Jadi, aku ambil saja." Mendobrak pintu karena mereka haus darah... Itu tidak umum sebagai motif tindak kriminal.
Sae Bom : Jadi, kita tidak perlu memberi mereka alasan untuk masuk. Kita sudah mengunci semua pintu.
Sae Bom mulai berpikir, tak lama kemudian, dia menyadari sesuatu.
Sae Bom : Atap.
Mereka ke atap. Eeh ada Andrew.
Andrew bilang, cuma ada dia disana.
Yi Hyun dan Sae Bom lantas menuju ke pintu gedung lain.
Tapi mereka tidak turun.
Sae Bom : Menurutmu mereka mendengar kita?
Yi Hyun : Semoga saja tidak.
Sae Bom menutup kembali pintu itu.
Tak lupa dia menguncinya.
Mereka lalu mendekati Andrew. Yi Hyun sedikit takjub karena Andrew gak pernah takut.
Yi Hyun : Kau juga cukup tenang berada diluar sini.
Andrew : Aku senang orang-orang tidak memperlakukanku seperti orang aneh. Kalian berdua harus berhati-hati.
Sae Bom : Kau juga, Andrew.
Andrew pergi.
Sae Bom pun mengajak Yi Hyun nyari udara segar dulu sebelum turun.
Sae Bom : Astaga. Aku lelah.
Lalu Sae Bom bilang, berdiri disana membuatnya teringat pada hari itu, saat mereka dia atap sekolah.
Yi Hyun : Astaga. Aku sempat bertanya-tanya apa aku bisa terbang.
Sae Bom : Kau memang terbang.
Yi Hyun : Benar.
Sae Bom : Jika bisa terbang, aku akan mengunjungi ibuku di panti jompo. Aku merasa tidak nyaman bertemu dia, jadi, aku terus menundanya. Lihat apa yang terjadi sekarang. Menurutmu apa yang terjadi kepada mereka yang terinfeksi? Apa mereka bersembunyi dan menahan rasa haus?
Yi Hyun : Mereka pasti takut akan menggigit orang yang paling mereka sayangi dan menjadi monster. Tapi mereka akan terus berjuang hingga takluk pada dahaga mereka.
Sae Bom : Semua baik-baik saja, bukan?
Yi Hyun : Tentu saja. Kita harus memastikan kita tidak terluka. Dengan begitu, kita bisa bertemu mereka lagi.
Sae Bom : Benar. Jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Kenapa kau menyentuh darah itu? Setahuku, itu bisa saja berbahaya.
Yi Hyun : Jadi, kau tidak keberatan aku menggosoknya di wajah Oh Ju Hyung?
Sae Bom : Kau tidak membuatnya menjilatnya. Aku ragu dia menjilat darah itu.
Yi Hyun : Tidak akan pernah.
Sae Bom : Astaga. Sepertinya dia sangat peduli dengan kesehatannya. Melihat dia tidak datang ke rapat penghuni, dia pasti terintimidasi.
Yi Hyun : Perwakilan penghuni juga tidak turun.
Woo Chang sedang merawat istrinya.
Dia meletakkan handuk basah ke wajah istrinya.
Tapi tak lama, Yeon Ok pun duduk. Wajahnya pucat. Dan dia tampak kesal.
Woo Chang : Kau baik-baik saja?
Yeon Ok : Tentu saja tidak. Lihat ini. Aku pasti sangat stres.
Yeon Ok menarik rambutnya yang rontok.
Woo Chang : Mengingat apa yang terjadi, mungkin lebih baik menyerah saja. Melihat situasi saat ini, akan sulit mendapatkan uang, sekalipun kau menjadi perwakilan penghuni apartemen ini.
Yeon Ok sewot, ika pergi, kita tidak akan dapat sepeser pun untuk apartemen ini. Kau mau meninggalkan apartemen ini setelah kehilangan uang dan memulai kembali di apartemen lain?
Woo Chang : Kita tidak punya banyak pilihan. Kau bilang Seung Bom mungkin juga terinfeksi. Kau pergi ke pusat kebugaran setiap hari. Apa yang kau lakukan di sana?
Yeon Ok : Kau seharusnya mengawasi Seung Bom.
Woo Chang : Siapa sangka dia memakai narkoba?
Yeon Ok : Begitu karantina selesai, kita harus memperbaiki seluruh kompleks apartemen ini. Kita harus mengganti interior lift dan membersihkan dinding luar juga. Karantina ini menjadi lebih mudah karena dinding itu. Mari sarankan menanam pohon di sekitar apartemen. Kau kenal penata taman, bukan?
Woo Chang : Seluruh kompleks apartemen ini bahkan bisa dibersihkan karena ada yang terinfeksi.
Yeon Ok : Ya. Benar sekali. Jika mengubah pola pikir, kita punya banyak cara menghasilkan uang.
Woo Chang : Omong-omong, apa menurutmu kau bisa menjadi perwakilan penghuni?
Yeon Ok : Aku harus membujuk penghuni yang tampak mudah terpengaruh.
Sekarang, si ibu ngeyel aka Yeon Ok ada di depan apartemennya Sae Bom dan Yi Hyun.
Dia lagi bicara sama Seo Yoon lewat layar intercom.
Yeon Ok : Ayahku mengidap skizofrenia. Dia meninggal dua tahun lalu. Aku mudah terkejut saat melihat orang dengan penyakit yang sama.
Seo Yoon : Kak Sae Bom tidak ada di rumah.
Yeon Ok : Baiklah, kau gadis dari Unit 502. Kalau begitu, kau sendirian di dalam? Di mana para orang dewasa yang mendampingimu? Bisa buka pintunya?
Tiba-tiba, Sae Bom dan Yi Hyun datang.
Sae Bom : Ada orang dewasa di sini.
Yeon Ok kaget, kalian mengejutkanku. Aku minta maaf atas tindakanku tadi. Omong-omong, seharusnya kau memberitahuku bahwa kau tidak terinfeksi. Siapa pun akan salah paham saat melihat darah. Kau setuju, bukan?
Yi Hyun menghela nafas, sambil garuk-garukin lehernya yang tidak gatal. Dia heran sama ibu satu ini.
Sae Bom mengizinkan Yeon Ok masuk. Tapi Yi Hyun nya pergi.
Yeon Ok lagi bicara sama Seo Yoon. Sae Bom bikin teh di dapur.
Yeon Ok : Pasti rasanya berat juga bagimu. Tapi kau beruntung ada orang yang menjagamu. Benar, bukan?
Seo Yoon : Aku sangat beruntung. Aku senang kami tinggal di lantai bawah.
Yeon Ok lalu menatap Sae Bom dan bersikap ramah. Dia bilang, Sae Bom dan Yi Hyun pasti kecewa karena tidak bisa menikmati bulan madu karena penyakit gila.
Yeon Ok : Aku dan suamiku memulainya dari lantai satu apartemen kecil. Ada banjir saat kami tinggal di lantai satu itu. Astaga. Itu masa-masa yang sulit. Bagaimana kalian bertemu?
Yeon Ok melihat foto Sae Bom dan Yi Hyun, tapi perhatiannya tertuju pada tangan Sae Bom yang diborgol.
Yeon Ok : Astaga, kalian punya sejarah panjang.
Sae Bom menyuruh Yeon Ok duduk.
Seo Yoon lari ke Sae Bom. Dia bilang dia curiga sama Yeon Ok.
Sae Bom : Aku juga.
Seo Yoon : Lalu kenapa kau mengizinkan dia masuk?
Sae Bom : Jaga teman-temanmu tetap dekat. Tapi jaga musuhmu lebih dekat.
Yi Hyun ke pusat kebugaran.
Jung Kook lagi olahraga. Jung Kook tanya, gimana Sae Bom.
Yi Hyun : Dia sedang bicara dengan Bu Oh. Katanya dia datang untuk meminta maaf.
Jung Kook : Meminta maaf? Aku yakin permintaan maafnya pun menyebalkan.
Yi Hyun : Ya. Itu karena dia tidak menyesal. Omong-omong, dia bertanya apa aku ingin menjadi perwakilan penghuni.
Jung Kook : Kalau begitu, dia mengincar posisi itu.
Yi Hyun : Merepotkan sekali. Kenapa? Dia membuatnya terdengar seolah itu memberi banyak uang.
Jung Kook : Hei, mereka yang memutuskan tentang mempekerjakan penjaga keamanan dan mengalihdayakan semua layanan selama rapat perwakilan penghuni. Lift, dinding luar, atap, garasi, listrik, dan pertamanan. Semuanya. Itu semua uang.
Yi Hyun : Semuanya?
Seung Bom mengetuk pintu kaca.
Seung Bom : Masih ada lagi? Aku atlet. Bisa beri aku gimbap lagi?
Yi Hyun : Gimbap?
Yi Hyun masuk. Seung Bom nya langsung mundur dan duduk di kursi.
Seung Bom : Kau akan memborgolku lagi? Sirkulasi darah di pergelangan tanganku terganggu.
Yi Hyun : Kim Seung Bom-ssi, penghuni apartemen ini sangat waspada sekarang. Hingga kini, belum ada yang tahu, jadi, mereka diam saja. Tapi tidak lama lagi, mereka akan mencurigaimu. Aku menyuruhmu berhati-hati agar orang-orang tidak takut. Aku tidak bisa melakukan apa pun mengenai borgolmu malam ini. Tapi jika kau bisa bertahan selama beberapa hari ke depan, aku akan membiarkanmu bebas di pusat kebugaran ini.
Seung Bom : Kau tidak mengancamku hari ini.
Yi Hyun : Aku sungguh berharap kau tidak mengidap penyakit ini. Karena bukan hanya kau masalah di kompleks apartemen ini.
Yi Hyun keluar, diikuti oleh Seung Bom.
Ju Hyung lagi mandi, membersihkan tubuhnya dari darah Min Ji yang ditempelkan Yi Hyun padanya.
Dia mencuci muka dan lehernya sambil marah-marah.
Ju Hyung : Astaga! Kurang ajar! Akan kuhabisi mereka. Lihat saja nanti.
Lalu Ju Hyung melihat kedua bola matanya. *Takut juga rupanya.
Selesai mandi, Sang Hee yang duduk di ruang tengah langsung menatap Ju Hyung.
Ju Hyung : Kenapa menatapku seperti itu? Aku baik-baik saja. Lihat? Lihat. Bersih, bukan?
Ju Hyung nunjukin kedua bola matanya.
Sang Hee : Apa benar kau tidak takut? Kau menggosok wajahmu sampai merah.
Sang Hee minum obat.
Sontak lah Ju Hyung langsung mendekati Sang Hee.
Ju Hyung : Kau makan apa?
Ju Hyung melihat apa yang diminum Sang Hee. Ternyata obat pereda pengar.
Sang Hee udah siap-siap dengan stik golf kalau Ju Hyung macam-macam.
Ju Hyung : Kupikir kau makan makanan aneh yang tidak baik untukmu. Tuangkan aku minuman.
Ju Hyung lalu tanya, apa Sang Hee pernah melihat Min Ji minum obat di klinik.
Sang Hee : Dia meminum sesuatu setiap kali merasa lelah.
Ju Hyung : Obat apa?
Sang Hee : Entahlah. Itu sebuah pil. Dia bilang itu suplemen yang dia dapat dari pusat kebugaran.
Ju Hyung : Pusat kebugaran?
Ju Hyung teringat saat Yi Hyun menanyainya apa dia sering datang ke pusat kebugaran.
Dan Ju Hyung pun tanya apa pusat kebugaran awal dari penyakit gila.
Ju Hyung mendadak mau pergi. Sang Hee tanya mau kemana.
Ju Hyung cuma bilang ke suatu tempat.
Setelah Ju Hyung pergi, Sang Hee mulai memeriksa seluruh ruangan.
Entah apa yang dicari Sang Hee.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment