All Content From : JTBC
Sinopsis Lengkap : The Tale of Lady Ok
Sebelumnya : The Tale of Lady Ok Eps 1-2
Selanjutnya : The Tale of Lady Ok Eps 2-1
SETAHUN KEMUDIAN....
Ggeut Boon tengah membeli ikan seharga dua pun. Saat akan membayar, Goo Deok tiba-tiba muncul dan memarahi si penjual ikan karena memberi mereka ikan mati, padahal tadi yang ditunjukkan si penjual ikan yang masih hidup.
Mendengar itu, Ggeut Boon ikut marah.
Ggeut Boon : Astaga, dasar berengsek! Kau pikir aku sasaran empuk?
Goo Deok lantas meminta penjual memberi mereka ikan yang hidup jika mau dimaafkan.
Terpaksalah si penjual memberikan ikan yang masih hidup.
Goo Deok dan Ggeut Boon saling berpandangan dan tersenyum satu sama lain.
Goo Deok sendiri sudah berubah. Dia berpenampilan persis seperti Ggeut Boon, hanya saja dia menambahkan tahi lalat di pipinya agar tak dikenali orang2.
Ggeut Boon dan Goo Deok lalu jalan bersama. Goo Deok yang baru menyelamatkan Ggeut Boon dari penipuan berkata, bagaimana nasib Ggeut Boon tanpa dirinya.
Ggeut Boon menoleh ke si penjual.
Ggeut Boon : Astaga, pria jahat itu. Sudah berapa tahun dia menipuku?
Tiba-tiba, Goo Deok melihat sosok mirip ayahnya di salah satu kedai di pasar. Sontak lah Goo Deok langsung lari dan menghampiri pria itu. Tapi pria itu bukan Gae Jook. Goo Deok kecewa. Ggeut Boon mendekati Goo Deok.
Ggeut Boon : Kau salah lagi?
Goo Deok : Ya. Ayahku pasti baik-baik saja, bukan?
Ggeut Boon : Tentu saja. Ayo pergi sekarang.
Tapi saat mau pergi, mereka melihat poster Goo Deok dan Gae Jook yang dipasang di tengah pasar.
Ggeut Boon kesal, para bedebah keji itu. Mereka memasang poster itu lagi.
Ggeut Boon : Aku tidak yakin ayahmu sehat dan baik-baik saja. Tapi sepertinya mereka belum menangkapnya.
Goo Deok jadi khawatir.
Ggeut Boon lalu mengajak Goo Deok kembali.
Kedai Ggeut Boon sedang ramai. Goo Deok membawakan pesanan ke meja yang diduduki dua orang pria. Tapi saat mau pergi, salah seorang dari mereka menggoda Goo Deok. Goo Deok yang tak nyaman, berusaha pergi tapi dia malah ditarik duduk.
Setelah itu, kedua pria itu meminta takju satu kendi ke Ggeut Boon.
Goo Deok pun menjadikan itu alasan agar bisa pergi. Tapi dia disuruh duduk oleh teman pria yang tadi menepok pantat Goo Deok.
"Duduk lah. Cheon Bok menyukaimu." ucap teman Cheon Bok.
Melihat itu, Ggeut Boon bergegas menarik Goo Deok ke belakangnya. Lalu dia bilang ke dua pria itu kalau mereka datang ke tempat yang salah.
Cheon Bok tampak kesal.
Cheon Bok : Sam Man. Sepertinya bicara tidak akan cukup bagi mereka.
Sam Man lalu menunjukkan pisaunya ke Ggeut Boon dan Goo Deok.
Tapi tepat saat itu, Ggeut Boon melihat beberapa prajurit datang.
Sontak Ggeut Boon langsung memanggil para prajurit yang datang.
Terpaksalah Cheon Bok dan Sam Man pergi.
Ggeut Boon menyuruh Goo Deok masuk.
Goo Deok masuk dan sembunyi di balik tirai yang dia turunkan ketika prajurit datang.
Tanpa dia sadari, Cheon Bok menatapnya dari kejauhan dengan wajah penuh dendam.
Malamnya, Goo Deok yang baru selesai mandi, masuk ke kamar. Ggeut Boon yang sudah berada kian di dalam kamar, khawatir dan menyuruh Goo Deok cepat menutup pintu.
Goo Deok yang paham maksud Ggeut Boon berkata, para prajurit takkan mengenalinya.
Ggeut Boon : Begitu mencuci wajahmu, kau mirip gadis di poster itu!
Goo Deok lantas duduk disamping Ggeut Boon.
Goo Deok : Kenapa kau marah?
Ggeut Boon : Karena aku khawatir! Dia bandit yang lahir dari keluarga rendahan. Dia tidak tahu diri.
Goo Deok : Astaga, Bibi. Silsilahku juga rendahan.
Ggeut Boon : Kudengar ada tempat yang bisa kau datangi dan bayar untuk menjadi bangsawan.
Goo Deok : Aku akan menunggu ayahku di sini.
Ggeut Boon : Ini sudah lebih dari setahun. Kenapa dia kembali ke sini? Dia tidak akan pernah membayangkan kau masih di sini. Pergilah ke sana.
Tiba2, mereka melihat bayangan seseorang dibalik pintu.
Ggeut Boon menyuruh Goo Deok sembunyi sebelum membuka pintu.
Yang datang dua orang pria yang masing2 memegang pedang. Tapi karena malam Ggeut Boon tak bisa melihat wajah mereka.
Ggeut Boon : Ada yang bisa kubantu?
Paginya, rombongan bangsawan mendatangi penginapan Ggeut Boon.
Dua pria yang mendatangi Gget Boon di malam hari, ternyata seorang prajurit. Mereka melihat kedatangan bangsawan dan berkata ke Ggeut Boon kalau beberapa orang penting akan datang ke sana.
Ggeut Boon : Benar.
Ggeut Boon lalu menunjuk seorang pria berkuda.
Ggeut Boon : Kau lihat pria berkuda di sana? Dia menyewa seluruh penginapan kita.
Prajurit yang bicara dengan Ggeut Boon ingin tahu rombongan itu darimana.
Ggeut Boon : Dia dikirim ke Qing sebagai utusan. Dia mau kembali ke kampung halamannya, Wilayah Cheongsu. Kudanya lelah. Jadi, mereka akan pergi lagi usai istirahat satu atau dua hari.
Seseorang di dalam tandu, membuka jendela tandunya.
Goo Deok dari balik tirai, melihat2 ke arah rombongan.
Ggeut Boon bergegas menyambut mereka.
Seorang putri keluar dari dalam tandu.
Goo Deok terkejut melihat paras sang putri.
Goo Deok : Astaga. Dia cantik.
Ggeut Boon menyuruh sang putri mengikutinya.
Sang putri pun mengikuti Ggeut Boon.
Goo Deok melihat dari balik tirai. Tiba2, sang putri menghentikan langkahnya. Tak lama kemudian, dia menoleh ke Goo Deok. Melihat itu, Goo Deok sontak menundukkan wajahnya. Sang putri lantas mendekati Goo Deok dan memperkenalkan namanya dengan ramah.
Putri : Senang bertemu denganmu. Namaku Ok Tae Young.
Tae Young tersenyum lebar menatap Goo Deok.
Goo Deok yang sedang berbelanja di pasar, dikejutkan dengan kehadiran Tae Young yang tiba2.
Tae Young : Maaf. Apa aku menakutimu?
Goo Deok : Nona, kau datang ke sini sendirian?
Tae Young dan Goo Deok jalan bersama.
Tae Young : Omong-omong, siapa namamu? Bagaimana aku harus memanggilmu?
Goo Deok : Kau bisa memanggilku, "Hei." Apa gunanya mengetahui nama gadis tidak berharga seperti aku?
Tae Young : Tidak ada kelahiran di dunia ini yang tidak berharga.
Tae Young lalu mendekati penjual aksesoris.
Dia mengambil satu jepit rambut dan memakainya ke rambutnya. Setelah itu dia mengambil satu lagi dan memakaikannya ke rambut Goo Deok. Goo Deok terkejut. Goo Deok yang minder, menaruh jepit itu dan bergegas pergi.
Tae Young mengejar Goo Deok.
Tae Young : Kau tidak menyukainya?
Goo Deok : Ini bukan masalah aku suka jepit rambut itu atau tidak. Itu tidak cocok untukku.
Tiba2, seorang pria bangsawan menabrak Goo Deok.
Pria itu malah marah2.
"Beraninya kau mendorong tubuh kotormu kepadaku."
Goo Deok : Maafkan aku.
Tae Young tak terima dan membela Goo Deok.
Tae Young : Kau yang menabraknya. Kau yang harus minta maaf, bukan menyalahkannya.
Mendengar itu, Goo Deok langsung meminta maaf pada pria yang menabrak dan merendahkannya.
Goo Deok membawa Tae Young pergi. Dia lalu menjelaskan kalau sikap Tae Young bisa membuatnya dalam masalah besar.
Tae Young : Itu sebabnya aku membelamu. Aku berusaha membantumu.
Goo Deok : Itu tidak membantuku. Itu mengasihaniku.
Tae Young : "Mengasihani?"
Goo Deok : Itu membantuku, orang yang tidak berguna. Untuk merasa lebih unggul. Ya. Tugasku adalah menghiburmu dengan siaga, tapi...
Tae Young : Apa kau sadar kau memakai dialek Hanyang saat marah? Kau bahkan menggunakan kata-kata yang rumit.
Mendengar itu, Goo Deok terdiam.
Tae Young lantas berkata bahwa dia tidak unggul karena kekayaannya.
Tae Young : Aku harus bertanggung jawab karena aku kaya. Aku telah mendapatkan banyak tanpa usaha apa pun. Membantu mereka yang dalam situasi berlawanan sudah masuk akal. Aku mengikutimu, ingin berteman, karena kita tampak sebaya. Sudah takdir kita bertemu. Untuk memperingati, aku ingin kita membeli jepit rambut yang sama. Kau bertahan saat orang rendahan mengkritikmu, karena itu aku membelamu. Itu bukan rasa kasihan atau superioritas. Kuharap kau tidak salah paham. Karena membuatmu tidak nyaman, maafkan aku.
Tae Young berbalik. Goo Deok pun memberitahu namanya pada Tae Young.
Goo Deok : Namaku Goo Deok. Tuanku menamaiku seperti itu agar aku hidup seperti belatung.
Tae Young kaget mendengar kata2 Goo Deok.
Goo Deok : Aku pelayan yang kabur dari Hanyang. Wanita bangsawan sepertimu dan pelayan rendahan seperti aku tidak bisa berteman.
Tae Young tak setuju.
Tae Young : Itu tidak masuk akal. Bagaimana statusmu sebagai pelayan menghalangi kita menjadi teman?
Tae Young menemani Goo Deok menyiangi sayuran.
Tae Young : Kau punya impian?
Goo Deok : Impianku adalah bersatu kembali dengan ayahku, membangun rumah kecil di tepi laut, dan tinggal dengannya. Dan hidup bahagia.
Tae Young : Kuharap itu terwujud.
Goo Deok : Bagaimana denganmu, Nona?
Tae Young : Aku ingin menjadi advokat hukum.
Goo Deok : "Advokat hukum"?
Tae Young : Itu adalah proksi hukum. Meski difitnah, banyak yang
tidak bisa mengajukan gugatan karena buta huruf dan tidak tahu hukum. Aku ingin membantu mereka yang membutuhkan.
Goo Deok : Meskipun kau dari keluarga bangsawan, seorang wanita tidak bisa menjadi petugas pemerintah di Joseon.
Tae Young : Advokat hukum bukan petugas pemerintah. Siapa pun yang bisa membaca dan menulis bisa menjadi salah satunya. Jenis kelamin juga tidak penting.
Goo Deok : Benarkah begitu?
Tae Young : Aku pasti akan menjadi advokat hukum. Bahkan nama penaku Byeonho.
Goo Deok : Apa "byeon" berarti kata dan "ho" berarti bantuan?
Tae Young : Kau juga tahu aksara Mandarin?
Goo Deok : Ya. Aku hanya mempelajarinya dari orang-orang.
Goo Deok lalu memuji Tae Young.
Goo Deok : Kau memang luar biasa. Tidak ada yang tidak bisa kau lakukan. Nonaku yang sangat berbeda dari para wanita yang kukenal. Kau bicara dengan elegan dan sangat bijaksana.
Tae Young hanya tersenyum dipuji Goo Deok.
Sekarang, Tuan Ok dan Tae Young tengah menyantap sup yang diberikan Ggeut Boon.
Tuan Ok memberitahu Ggeut Boon bahwa mereka akan pergi besok pagi.
Ggeut Boon kaget, secepat itu?
Ggeut Boon tiba2 berlutut dan memohon agar Tuan Ok membawa Goo Deok.
Mendengar itu, Goo Deok berusaha menghentikan Ggeut Boon.
Ggeut Boon : Gadis ini bukan keponakanku. Aku menerimanya karena dia dalam situasi menyedihkan. Aku kasihan padanya. Dia sangat tidak beruntung. Tuan. Kumohon, Tuan.
Tuan Ok menatap putrinya.
Tae Young pun menatap Goo Deok dengan serius.
Tae Young : Sejak meninggalkan kampung halamanku saat masih kecil, aku tidak kenal siapa pun di rumah keluargaku. Nenek dan kakakku hanya mengirimiku surat. Aku tidak ingat wajah mereka lagi. Aku tidak butuh pelayan. Yang kubutuhkan adalah seorang teman.
Mendengar itu, Ggeut Boon bersyukur setengah mati.
Sedangkan Goo Deok masih bingung.
Sekarang di kamar, Goo Deok sudah memakai pakaian yang bagus. Ggeut Boon senang dan bersyukur Goo Deok akan menjadi putri angkat Tuan Ok.
Ggeut Boon : Kau terlihat seperti wanita bangsawan dengan pakaian sutra.
Goo Deok : Ini sungguh tidak apa-apa?
Ggeut Boon : Kau diberkati atas perbuatan baikmu. Mengerti? Anggap ini sebagai hadiah dewa.
Goo Deok : Bibi. Kau sungguh bisa hidup tanpa aku?
Ggeut Boon : Tentu saja. Jangan cemaskan aku. Aku tidak akan membiarkan penjual ikan menipuku lagi. Jika ayahmu datang, aku akan segera mengirimkan surat.
Ggeut Boon lalu mengembalikan permata Goo Deok.
Goo Deok kaget Ggeut Boon tak menjual permatanya.
Ggeut Boon : Itu semua yang kau miliki. Aku tidak mungkin bisa menjualnya. Bawalah bersamamu, ya?
Tae Young membuka pintu dan Ggeut Boon pun meninggalkan mereka berdua di kamar.
Melihat penampilan baru Goo Deok dalam balutan sutera, Tae Young memuji Goo Deok.
Tae Young : Sudah kuduga kau akan cocok memakainya. Kau benar-benar tampak cantik.
Tae Young lantas melepaskan cincin di jarinya dan menyematkan cincin itu ke jari Goo Deok. Goo Deok terkejut.
Tae Young : Nenekku memberikannya kepadaku. Cocok untukmu.
Goo Deok : Apa yang harus kuberikan sebagai balasannya?
Tae Young : Apa?
Goo Deok : Aku tidak punya apa-apa. Apa yang harus kulakukan untukmu?
Tae Young : Jangan lakukan apa pun demi aku. Mulai sekarang, apa pun yang kau lakukan, lakukan demi kebaikanmu.
Tae Young lantas memberitahukan hadiah yang dibawanya untuk keluarganya.
Tae Young : Ini lidah buaya. Ini tanaman berbunga dari Arab. Juga digunakan sebagai obat herba, ini sangat keras. Sama seperti nenekku. Ini untuk nenekku, dan sisanya untuk anggota keluargaku yang lain. Ini bedak wajah yang dipakai di Qing. Ini untuk Mak Sim. Mak Sim hanya mengurus pekerjaan rumah tangga, bukan dirinya sendiri, dan itu selalu menggangguku. Sepatu bordir dan sutra ini untuk Baek Yi. Dia dinamai sesuai kulit putihnya dan kecantikannya sejak lahir. Yang ini. Ini obat langka. Kudengar ini menyembuhkan batuk. Pak Do Kki batuk belakangan ini. Aku bertanya-tanya dan mendapatkannya.
Mendengar itu, Goo Deok tertegun.
Goo Deok : Apa kau memberikan obat kepada pelayan hanya karena dia batuk?
Tae Young : Kenapa kau bertanya?
Goo Deok : Hanya... Itu membuatku bahagia. Aku bertanya-tanya apakah ini semua mimpi.
Tiba-tiba saja, mereka mendengar keributan diluar.
Mereka membuka pintu dan diserang oleh panah api. Panah api itu seketika membakar kamar mereka.
Ternyata Penginapan Ggeut Boon diserang para bandit. Para pasukan dan pengawal keluarga Tae Young bertarung melawan para bandit tapi mereka kalah.
Goo Deok mengajak Tae Young lari. Tapi, Cheon Bok si pemimpin para bandit melihat mereka. Tuan Ok bergegas melindungi putrinya. Tapi, dia gugur, dibunuh oleh Cheon Bok.
Tae Young syok ayahnya tewas, ayah!
Goo Deok membujuk Tae Young agar pergi.
Goo Deok pun membawa Tae Young dari penginapan. Tapi di belakang, Goo Deok menemukan Ggeut Boon yang sudah tewas dengan luka parah di leher.
Goo Deok syok, Imo, imo!
Cheon Bok datang menangkap Tae Young. Tae Young teriak. Goo Deok yang mendengar itu, meraih gentong dan memukul kepala Cheon Bok dengan gentong.
Disaat Cheon Bok kesakitan, Goo Deok membawa Tae Young ke gudang. Tae Young mundur ke dekat ventilasi. Sementara Goo Deok mengunci pintu gudang. Tapi Tae Young teriak lagi karena rambutnya dijambak oleh Cheon Bok dari ventilasi. Goo Deok lagi2 memukul Cheon Bok dan menarik Tae Young ke belakangnya.
Cheon Bok yang marah, mengunci pintu gudang dari luar. Goo Deok dan Tae Young yang mendengar suara pintu dikunci dari luar, terkejut dan bingung.
Tak lama kemudian, asap masuk ke dalam gudang. Ternyata Cheon Bok membakar gudang. Usai membakar gudang, Cheon Bok pergi begitu saja.
Goo Deok dan Tae Young berusaha membuka pintu. Tapi percuma.
Tae Young pun mencari jalan lain. Dia coba membuka pintu yang ada di belakangnya, tapi tak bisa terbuka. Tae Young lantas berbalik, menatap Goo Deok yang masih berusaha mendobrak pintu.
Tiba2, atap yang berada dibawah Tae Young ambruk. Kayunya menimpa kaki kaki Tae Young. Goo Deok terkejut dan berusaha menarik kaki Tae Young yang terjepit kayu.
Sementara itu, api makin membesar. Goo Deok mengambil sebuah kotak kayu dan mengunakan kotak kayu itu untuk mendobrak pintu gudang. Tak lama kemudian, pintu berhasil terbuka. Goo Deok pun mengajak Tae Young pergi. Tapi Tae Young memegang kedua tangan Goo Deok dan menatap Goo Deok dengan tatapan berkaca.
Tiba2 saja, Tae Young mendorong Goo Deok keluar dari gudang. Sontak lah Goo Deok terkejut.
Sambil menatap Goo Deok dengan tatapan lirih, Tae Young bilang bahwa Goo Deok harus hidup.
Tae Young : Hiduplah dan wujudkan impianmu.
Goo Deok panic, tidak, Nona! Tidak!
Goo Deok berdiri dan mencoba menyelamatkan Tae Young. Tapi, atap gudang ambruk, menimpa Tae Young. Disusul kemudian dengan ledakan.
Setelah ledakan, kamera menyorot Goo Deok yang tergeletak tak sadarkan diri diluar gudang.
Setelah insiden tragis itu, Goo Deok yang memakai cincin Tae Young, tengah dirawat oleh keluarga Tae Young. Goo Deok belum sadarkan diri dan berada di kediaman Tae Young. Tak lama kemudian, Goo Deok siuman. Sontak lah, keluarga Tae Young lega melihat Goo Deok sudah sadar. Goo Deok yang baru siuman, melihat 3 orang yang merawatnya. Sontak lah dia terkejut dan langsung bangun.
Nenek Tae Young : Kau sudah merasa lebih baik?
Melihat perawakan nenek Tae Young, Goo Deok yang pintar langsung tahu itu nenek Tae Young.
Goo Deok : Halmeoni?
Semua lega.
Goo Deok lalu menatap ke gadis muda di dekat nenek. Dan dari wajah gadis itu yang putih bersih seperti bayi, seperti deskripsi Tae Young, Goo Deok pun tahu itu Baek Yi.
Goo Deok : Baek Yi?
Baek Yi senang Tae Young ingat padanya, tanpa mengetahui nona di depannya adalah Goo Deok.
Nenek Tae Young memeluk Goo Deok dan berterima kasih karena masih hidup.
Nenek Tae Young : Syukurlah setidaknya kau selamat.
Goo Deok ingin menjelaskan bahwa dia bukan Tae Young. Tapi nenek Tae Young terus memanggilnya Tae Young dan mengatakan bahwa dia sudah tumbuh besar.
Goo Deok pun melepaskan dirinya dari pelukan nenek Tae Young.
Nenek Tae Young pun tanya, kau memang Tae Young, bukan?
Goo Deok terdiam sejenak sebelum akhirnya mengiyakan pertanyaan nenek Tae Young.
Mendengar itu, neneknya Tae Young lega dan kembali memeluk Goo Deok.
Narasi Goo Deok terdengar, itu kebohongan pertamaku.
0 Comments:
Post a Comment