All Content Of JTBC
Sinopsis Lengkap : The Tale of Lady Ok
Sebelumnya : The Tale of Lady Ok Eps 1-3
Selanjutnya : The Tale of Lady Ok Eps 2-2
Nenek Tae Young bernafas lega dan memeluk Goo Deok yang dikiranya Tae Young. Dia mengucapkan terima kasih karena Goo Deok selamat. Dia juga bilang dia lega karena setidaknya Goo Deok selamat.
Goo Deok melepas pelukan nenek dan ingin menjelaskan bahwa dia bukan Tae Young. Tapi, belum sempat Goo Deok bicara untuk menjelaskan, nenek keburu bicara. Nenek memegang tangan Goo Deok dan berkata, bahwa Goo Deok sudah tumbuh besar.
Nenek lantas bertanya, kau Tae Young, kan?
Goo Deok pun terdiam dan teringat pertemuan pertamanya dengan Tae Young. Dia juga ingat saat Tae Young menyematkan cincin nenek ke jarinya. Lalu dia ingat saat Tae Young menyelamatkannya dari kebakaran. Terakhir dia ingat kematian Tae Young.
Goo Deok lantas mengiyakan pertanyaan nenek, bahwa dia Tae Young.
Nenek lega dan kembali memeluk Tae Young.
Narasi Goo Deok terdengar.
Goo Deok : Itu dusta pertamaku.
Sekarang, Baek Yi tengah mengompres luka bakar di kaki Goo Deok dengan es batu. Baek Yi bilang, panasnya sudah mencapai daging, jika tidak didinginkan, bisa memburuk.
Baek Yi : Paman Do Kki pergi jauh-jauh ke rumah es di Kabupaten Songju untuk mengambilnya. Tapi sungguh melegakan bahwa kau siuman.
Baek Yi lantas menahan tangisnya menceritakan bahwa Goo Deok tak kunjung bangun meski pemakaman sudah lama berlalu.
Baek Yi : Jadi, kami kira kami akan kehilangan dirimu juga, Puan.
Goo Deok : Bagaimana aku bisa sampai ke sini, Bu?
Seketika Baek Yi panic mendengar nonanya bicara sangat sopan kepadanya.
Baek Yi : Celaka! Apa yang terjadi padamu, Puan? Kenapa kau bicara amat sopan kepadaku? Puan, ini aku. Baek Yi. Aku budak perempuanmu.
Mendengar itu, Goo Deok pun merubah bahasanya.
Goo Deok : Bagaimana aku bisa sampai ke sini? Aku berada di penginapan saat itu.
Baek Yi : Para prajurit berlari ke sana, tapi semua orang sudah tewas. Hanya kau yang masih bernapas. Salah satu prajurit mengenali cincinmu.
Nenek masuk ke kamarnya ditemani Mak Sim. Mak Sim bilang, Tuan Muda Ok pasti senang mendengar kabar Tae Young.
Nenek : Tae Young akan kubawa ke gubuk duka begitu dia sembuh. Lalu, mereka akan bertemu untuk kali pertama sejak mereka berpisah di masa kecil mereka.
Mak Sim : Tuan Muda merawat makam sendirian. Puan Tae Young akan sangat menghiburnya.
Goo Deok datang ditemani Baek Yi. Dia berdiri di depan kamar nenek dan mendengar kata2 nenek.
Nenek : Ya, surga pasti telah menolong kita, mengingat bahwa Tae Young
setidaknya selamat.
Mendengar itu, Goo Deok berbalik, mau pergi. Tapi dia menghentikan langkahnya begitu mendengar kalau Biro Pemerintah belum berhasil menemukan pelaku penyerangan yang menyebabkan Tae Young, Tuan Ok dan seluruh pasukan pengawal keluarga Ok tewas.
Goo Deok masuk. Nenek dan Mak Sim terkejut melihat Goo Deok dan berdiri. Nenek bergegas mendekati Goo Deok.
Nenek : Kenapa kau keluar dari kamarmu? Kau belum boleh bergerak.
Goo Deok pun meminta Baek Yi dan Mak Sim meninggalkan mereka.
Baek Yi dan Mak Sim pergi.
Nenek tanya ada masalah apa.
Goo Deok berlutut dan mengaku bahwa dia bukan Tae Young. Nenek heran dan tanya apa maksud Goo Deok. Goo Deok bilang, dia hanya seorang budak yang bekerja di penginapan tempat Tae Young menginap.
Nenek Tae Young terkejut, apa?
Nenek Tae Young lalu menanyakan keberadaan Tae Young.
Goo Deok : Puan Tae Young menyelamatkanku dan… Orang tak berharga seperti aku, dan… Aku seharusnya mati. Bunuhlah aku, Nyonya!
Nenek seketika lemas.
Nenek : Bagaimana surga bisa sekejam ini?
Nenek lalu minta penjelasan kenapa Goo Deok bisa mengenakan gaun sutra dan cincinnya.
Goo Deok : Dia memakaikannya padaku, Puan. Puan Tae Young dan Paduka mengasihaniku setelah mendengar kisahku. Jadi, Paduka mengadopsiku. Karena itulah mereka mendandaniku dengan gaun sutra.
Nenek : Itu tak mungkin.
Goo Deok : Mungkin sulit dipercaya, tapi itu kebenaran.
Nenek : Lalu, kenapa kau tidak kabur diam-diam?
Goo Deok : Jika aku kabur tanpa memberitahumu bahwa aku bukan Puan Tae Young, kau jelas akan terus mengkhawatirkanku dan mencariku.
Mendengar itu, nenek terdiam menatap Goo Deok.
Goo Deok : Aku rela menerima hukuman karena berpura-pura menjadi Puan. Jadi, biarkan aku menemui hakim. Aku tahu para pelakunya.
Mendengar Goo Deok mengaku tahu siapa pelaku yang menewaskan keluarganya, nenek pun terkejut dan menatap Goo Deok dengan serius.
Sekarang, nenek dan Goo Deok menemui Hakim Daerah di Biro Pemerintah. Goo Deok diam dengan wajah tertunduk. Nenek pun meminta Goo Deok mengatakan semua yang Goo Deok tahu.
Goo Deok mulai cerita.
Goo Deok : Selain tiga jalan di depan penginapan, ada jalan kecil di belakang penginapan yang sering dilewati oleh pengumpul herba.
Sambil Goo Deok bercerita, kita diperlihatkan flashback saat Goo Deok yang menyamar menjadi seorang pria untuk mencari tanaman obat, melihat tempat persembunyian para bandit.
Goo Deok : Jika menyusuri jalan itu selama sekitar setengah jam, kau akan melihat gua di balik sebuah kuil tua yang mungil. Di sanalah para pencuri itu hidup.
Hakim Daerah : Dari mana kau tahu begitu mendetail?
Nenek : Dia mendengarnya dari seorang budak selagi menginap beberapa hari di sana.
Goo Deok : Bolehkah aku menggambar sketsa wajahnya? Aku ingat wajah mereka dengan jelas. Jika kau tangkap mereka, aku akan mengonfirmasinya.
Mendengar itu, Hakim Daerah menatap anak buahnya dan mengangguk. Anak buah Hakim Daerah mengerti dan bergegas pergi untuk memanggil penggambar sketsa.
Hakim Daerah : Belum ada petunjuk untuk menangkap mereka. Kau punya cucu yang sangat cerdas.
Goo Deok dan nenek beranjak keluar dari Biro Pemerintah. Nenek jalan duluan sambil memegang mantelnya. Sementara Goo Deok berdiri di depan papan pengumuman dan terdiam menatap sketsa wajahnya yang tertempel di sana.
Nenek yang melihat itu, mendekati Goo Deok dan memberikan mantelnya.
Nenek : Hiduplah sebagai Tae Young sampai para pencuri itu tertangkap.
Goo Deok terkejut, apa? Hidup sebagai Puan Tae Young?
Nenek : Jika kau menjadi budak yang kabur, siapa yang akan memercayaimu? Kau akan butuh bantuan, maka hanya Mak Sim yang akan kuberi tahu. Tutupi dirimu. Jangan tunjukkan wajahmu, apa pun yang terjadi. Jika kau tepergok menyaru sebagai Tae Young, keluarga kami akan hancur.
Goo Deok terdiam sejenak sebelum akhirnya memakai mantel dari nenek untuk menutupi wajahnya.
Besoknya, Baek Yi membuka pintu kamar Tae Young. Dia membawa baskom kecil dan kaim lap, tapi dia tak melihat Goo Deok di kamar. Dia pun masuk, tapi kakinya tersandung kaki Goo Deok. Ternyata, Goo Deok tidur di lantai di dekat pintu kamar. Air yang dibawa Baek Yi seketika tumpah ke lantai karena dia kaget saat kakinya tersandung. Dia terkejut melihat Goo Deok tidur di lantai.
Baek Yi : Astaga, Puan. Kenapa kau tidur di sini, bukan di bagian kamar yang hangat?
Goo Deok : Aku… Aku punya kebiasaan tidur yang buruk.
Mak Sim datang dan menyuruh Baek Yi mengambil air lagi.
Baek Yi pun bergegas pergi. Goo Deok mengambil kain lap yang tertinggal di lantai dan mengelap tumpahan air. Melihat itu, Mak Sim pun langsung mengambil kain lap dari tangan Goo Deok.
Mak Sim : Jangan, Puan. Berikan kepadaku.
Goo Deok yang terkejut melihat perlakuan Mak Sim, menutup pintu dan menatap Mak Sim dengan serius.
Goo Deok : Kau sudah tahu dari Nyonya Han. Aku bukan Puan Tae Young.
Mak Sim : Dia menyuruhku memperlakukanmu sebagai Puan, maka kaulah Puan.
Mak Sim lantas memberikan ramuan obat yang dia bawa ke Goo Deok.
Mak Sim : Minumlah ini, Puan. Jika kebetulan hal ini terdengar oleh Badan Pelindung Ibu, tamatlah riwayat kita semua. Jadi, tetaplah tinggal di paviliun ini, Puan. Kau mengerti?
Sekarang, Goo Deok sendirian di paviliun. Goo Deok yang merasa bosan, mengendap keluar. Tak ada siapapun di sana. Goo Deok pun mengambil sapu lidi dan menyapu halaman.
Tiba-tiba, terdengar keributan. Goo Deok mengintip dan melihat Mak Sim tengah menghalangi dua pria masuk. Satu pria muda, satu pria tua. Pria yang lebih tua sepertinya Paman Do Ki. Paman Do Ki bertanya, kenapa dia tak boleh masuk.
Mak Sim kekeuh melarang.
Mak Sim : Ingatlah, tak seorang pun boleh mendekati paviliun itu tanpa izinku.
Paman Do Ki : Kenapa?
Mak Sim : Juga jangan izinkan para budak keluarga lain kemari.
Pria yang lebih muda protes. Dia bilang, kalau begitu mereka hanya perlu menutup mulutnya Paman Do Ki.
Paman Do Ki : Kenapa kau menudingku? Aku tak berbuat apa-apa. Mulutmu yang paling bocor di rumah tangga ini.
Pria muda : Mulut memang untuk bicara.
Mak Sim pun mengancam mereka berdua.
Mak Sim : Jika kau bicarakan rumah tangga kita dengan orang lain, lalu Badan Pelindung Ibu mengetahuinya, maka matilah kita semua. Kalian mengerti?
Mak Sim mendorong pria yang muda keluar. Selagi dia mendorong pria yang muda, Paman Do Ki lari ke pintu, berusaha masuk. Mak Sim yang melihat itu, mengejar Paman Do Ki dan mengusirnya juga.
Goo Deok jadi penasaran.
Goo Deok : Memangnya seperti apa Badan Pelindung Ibu?
Sekarang kita ke Yuhyangso, Badan Pelindung Ibu. Para ibu telah berkumpul di sana. Nyonya Song bilang karena Tuan Ok Pil Seung ditunjuk sebagai rektor akademi, dia khawatir Tuan Ok akan ikut campur dalam segalanya.
Nyonya Song : Bukankah ini melegakan? Tapi sangat menyedihkan
bahwa dia meninggal.
Nyonya Hong : Karena Tuan Muda Chan Young harus urus perawatan makam, dia tak bisa mengikuti ujian PNS.
Nyonya Song : Wah, putra-putra kita kehilangan satu pesaing.
Para nyonya tertawa, kecuali Nyonya Kim.
Nyonya Kim lantas berkata kalau mereka harus mengirim surat penghiburan untuk Tae Young. Dia bilang, dia mendengar Tae Young sudah siuman tapi Tae Young menolak dikunjungi.
Baek Yi masuk ke halaman dapur sambil membawa surat.
Baek Yi : Kira-kira para wanita itu menulis apa?
Baek Yi lantas mencari dan memanggil ibunya.
Sang ibu, Mak Sim, menyahut dari dapur.
Mak Sim : Ya.
Baek Yi pun memberitahu Mak Sim kalau Badan Pelindung Ibu di Yuhyangso menyurati mereka.
Mak Sim pun sewot, astaga, mereka memang luar biasa! Kita menolak kunjungan. Mereka harus maklum! Kenapa menyurati?
Baek Yi : Memangnya aku yang menyurati? Kenapa ibu memarahiku? Mereka menginginkan balasannya besok. Bagaimana ini?
Paman Do Ki datang, dia masuk duluan ke dapur membawa belanjaan. Di belakangnya, si pria muda mengikuti. Mak Sim dan Baek Yi berhenti bicara dan menatap mereka.
Paman Do Ki : Ya ampun, aku sungguh tak mengerti. Kenapa kalkulasi Tukang Daging Jang beda?
Pria muda mengajak Paman Do Ki menghitung lagi.
Paman Do Ki menyerahkan daging di tangannya ke pria muda.
Paman Do Ki : Harganya dua nyang tiga mun untuk setengah kilo. Lalu ini sembilan kilo. Berapa harganya?
Pria muda : Kau menanyaiku atau dirimu sendiri?
Paman Do Ki : Ini membingungkan. Berhentilah mengajakku bicara!
Mak Sim memarahi Paman Do Ki.
Mak Sim : Apa aku tak menyuruhmu belajar?
Si pria muda ikutan marahin Paman Do Ki.
Pria muda : Ya, dia tak menyuruhmu?
Paman Do Ki : Ini kesalahanku lagi?
Baek Yi : Benar. Kita bisa meminta bantuan Puan Tae Young. Baik untuk surat maupun kalkulasinya.
Paman Do Ki : Itu tak terpikir olehku! Mari kita menemuinya sekarang. Aku pun bisa menyapanya.
Baek Yi mengambil kembali surat itu dan mau menemui Tae Young bersama Paman Do Ki dan si pria muda.
Mak Sim teriak, ANIYA!
Baek Yi dan dua lainnya berbalik menatap Mak Sim. Baek Yi tanya kenapa. Mak Sim beralasan kalau Tae Young butuh istirahat.
Baek Yi : Dia bisa menjadi mayat jika beristirahat lebih lama.
Mak Sim terus menghalangi mereka.
Mak Sim : Ini tidak mendesak, maka biarkan dia, jangan mengganggunya.
Paman Do Ki : Kenapa kau protektif terhadapnya? Apa dia hanya majikanmu?
Pria muda : Ya, apa dia hanya majikanmu?
Baek Yi : Apa kau memang ibuku?
Baek Yi mengikuti ibunya ke kamar Goo Deok. Baek Yi memegang surat itu sedang ibunya membawakan makanan untuk Goo Deok. Goo Deok menanyakan kabar nenek.
Baek Yi : Dia pasti lega bahwa kau siuman. Dia hanya sering tidur.
Goo Deok : Apakah bisa kubantu?
Baek Yi : Kita menerima surat.
Mak Sim pun memarahi Baek Yi.
Mak Sim : Kenapa kau membawanya kemari?
Baek Yi : Kenapa tidak? Mereka menyuruhku bawa balasannya besok pagi.
Mak Sim : Berikan kepada Ibu.
Baek Yi : Ayolah. Puan Tae Young bisa membantu kita.
Goo Deok pun membaca surat itu.
Mak Sim yang cemas karena mengira Goo Deok tak bisa membaca, berbisik ke Goo Deok, menyuruh Goo Deok bilang ke Baek Yi kalau matanya sakit.
Baek Yi : Ibu mengatakan apa?
Mak Sim : Katakanlah kau tak bisa melihat.
Baek Yi : Ya, Puan, bisakah kau membantu mengalkulasi juga? Rumah budak butuh bantuan.
Mak Sim sewot, kau… Keluar, Berandal.
Goo Deok : Ini surat dari Puan Kim, Badan Pelindung Ibu Yuhyangso.
Mak Sim kaget Goo Deok bisa baca.
Mak Sim : Kau bisa membaca, Puan?
Baek Yi : Ibu! Ibu kira dia tak bisa membaca?
Goo Deok : Bawa kemari kalkulasinya. Bisa kubantu.
Mak Sim tengah memasak. Terdengar suara Paman Do Ki yang memuji Baek Yi. Dia bilang, Baek Yi lihai seperti Mak Sim.
Baek Yi sendiri tengah mengemas makanan yang sudah matang ke dalam kotak makanan. Paman Do Ki dan pria muda sibuk mencemilin makanan.
Pria muda mengejek Baek Yi.
"Melakukannya dengan kaki juga lebih baik dari itu."
Baek Yi sewot.
Baek Yi : Seharusnya kutampar mulutmu.
Goo Deok datang membawa surat.
Mak Sim terkejut melihat kedatangan Goo Deok.
Mak Sim : Puan, kau sedang apa disini?
Baek Yi, Paman Do Ki dan si pria muda bergegas mendekati Goo Deok.
Goo Deok bilang Baek Yi butuh balasan besok pagi.
Mak Sim : Baik. Kembalilah sekarang.
Tapi Paman Do Ki tanya, apa Goo Deok mengenalinya.
Mak Sim bergumam, kenapa dia akan mengenalimu?
Goo Deok menatap Paman Do Ki.
Goo Deok : Paman Do Ki?
Mak Sim terkejut Goo Deok mengenal Paman Do Ki.
Paman Do ki senang Goo Deok mengenalnya.
Paman Do Ki : Benar, Puan. Astaga, sudah lama sekali.
Mak Sim bertanya-tanya darimana Goo Deok mengenal Paman Do Ki.
Mak Sim lantas menyuruh Goo Deok kembali ke kamar.
Paman Do Ki : Ayolah. Ada apa denganmu? Kami masih mengobrol.
Pria muda mengenalkan dirinya.
Pria muda : Halo, Puan. Aku Kkeut-dong.
Goo Deok : Ya, Kkeut Dong.
Mak Sim : Puan, kumohon, masuklah dan beristirahat.
Paman Do Ki sewot Mak Sim menyuruh Goo Deok pergi.
Selagi Paman Do Ki dan Mak Sim adu mulut, dan Baek Yi menghentikan mereka, Goo Deok mencium bau gosong. Goo Deok lalu melihat makanan yang tengah dimasak Mak Sim. Dia pun bergegas membalik makanannya. Sontak lah semua kaget melihat yang dilakukan Goo Deok.
Goo Deok langsung mencari alasan kalau di Qing wanita bangsawan pun memasak.
Mereka percaya.
Kkeut Dong : Kalau begitu, mungkin Puan bisa membawa makanan kepada Tuan Muda.
Paman Do Ki : Ya, kau belum menemuinya, bukan?
Goo Deok : Maksudmu siapa?
Mak Sim berbisik, saudaramu, Puan.
Goo Deok pura2 ingat tapi dia bicara terlampau keras.
Goo Deok : Ya, saudaraku!
Mak Sim berbisik lagi.
Mak Sim : Nama saudaramu adalah Tuan Muda Chan Young.
Kkeut Dong : Apakah dia tidak mengingat Tuan Muda?
Paman Do Ki : Kenapa tidak? Kau mengingatku. Kenapa kau tak mengingat Tuan Muda?
Goo Deok : Aku kehilangan ingatan. Sebagian ingatanku.
Mak Sim lega Goo Deok pintar membuat alasan.
Paman Do Ki, Baek Yi dan Kkeut Dong percaya.
Paman Do Ki : Maka lebih banyak alasan untuk menemuinya. Agar ingatanmu kembali, bukan?
Mak Sim : Tidak, itu tak boleh terjadi!
Baek Yi : Mulai lagi. Ada apa dengan Ibu? Ibu terkena penyakit "tidak"?
Goo Deok menenangkan Mak Sim.
Goo Deok : Jangan terlalu khawatir.
Baek Yi menyusun rantang yang sudah penuh makanan. Setelah itu dia bilang dia akan pergi dengan Goo Deok. Keduanya pergi. Mak Sim cemas luar biasa.
Goo Deok bersama Baek Yi dan Mak Sim menemui nenek.
Nenek masih sakit.
Nenek : Nenek dengar kau mengunjungi Chan Young?
Goo Deok : Ya, Nenek.
Baek Yi : Dia membaca buku bersama Tuan Muda dan menyulam sambil menemaninya.
Nenek : Kau bisa membaca dan menyulam?
Goo Deok tidak menjawab, tapi menyuruh nenek makan.
Mak Sim memberitahu nenek kalau Goo Deok bahkan menulis surat balasan kepada Badan Pelindung Ibu Yuhyangso.
Baek Yi : Dia benar-benar membuat mereka jera. Sungguh menyenangkan.
Goo Deok mencolek Baek Yi, agar Baek Yi berhenti bicara.
Nenek tanya apa yang dibicarakan Badan Pelindung Ibu.
Baek Yi : Tuan Muda meminta beberapa buku. Jadi, kami pergi ke pasar tempo hari.
Kita diperlihatkan flashback saat Baek Yi dan Goo Deok ada di pasar. Para nyonya Yuhyangso lewat dan Baek Yi langsung membawa Goo Deok untuk bersembunyi.
Baek Yi : Mereka adalah para wanita Badan Pelindung Ibu. Mereka pasti ingin menyapa, tapi jika mereka tahu hilangnya ingatanmu, mereka pasti akan menyebarkan rumor aneh.
Goo Deok : Tapi kenapa mereka menjelek-jelekkan keluargaku?
Baek Yi : Begini, posisi Yuhyangso lebih tinggi daripada kantor pemerintah kabupaten ini. Paduka saat itu sedang menuju ke akademi untuk menegur mereka. Jadi, betapa depresinya mereka saat itu.
Goo Deok : Tapi dia terbunuh dalam perjalanannya. Jadi, mereka pasti senang.
Nyonya Hong memulai gosip.
Nyonya Hong : Sepertinya, wanita tua itu bahkan tak bisa mengangkat kuas pena.
Nyonya yang lain bilang, bagaimana jika mereka mengadakan pemakaman lagi dalam waktu dekat.
Nyonya Song : Hanya akukah yang tak menulis surat penghiburan? Sungguh merepotkan.
Nyonya Hong : Jadi, cucu perempuan keluarga itu… Dia tidak dilecehkan oleh para pencuri itu, bukan?
Nyonya Song : Kau benar.
Nyonya Hong : Benar, bukan? Mereka tak akan membiarkannya
tak tersentuh. Dia tak akan bisa menikah. Sungguh sial. Mari kita menabur garam.
Flashback end...
Nenek menghela nafas mendengar cerita Baek Yi.
Mak Sim kesal, para wanita lancang itu…
Baek Yi : Pada malam itu, istri Inspektur Khusus mengirimkan surat penghiburan. Jadi, Puan Tae Young mengambil kesempatan itu, dan membalas suratnya.
Nyonya Song membuka surat dari Goo Deok yang dibawakan Baek Yi.
Nyonya Song : Dia membalas suratku dengan puisi.
Nyonya Hong : Puisi?
Nyonya Kim : Tolong bacakan.
Nyonya Song : Kegembiraan menjadi berlipat saat dibagi, kesedihan berkurang...
Nyonya Song lalu tidak mengerti huruf yang dituliskan Goo Deok.
Nyonya Kim mengambil surat itu dan membacanya.
Nyonya Kim : "Kata orang, kebahagiaan bertambah jika dibagikan, sedangkan kesedihan malah berkurang. Sebagaimana tukang daging
senang mendengar jeritan babi, beberapa orang bahagia karena kesialan orang lain."
Kita diperlihatkan flashback saat Goo Deok menulis surat balasan.
Goo Deok : Dikatakan bahwa para dewa hanya melindungi orang yang baik hati. Aku disakiti oleh mereka yang manis mulutnya, tapi jahat hatinya. Tapi tak seperti sebelumnya, surat yang tulus ini telah sangat menenangkanku.
Nyonya Song : Jadi, dia mengatakan bahwa suratku wajar saja, bukan? Dia mengkritik yang sebelumnya?
Nyonya Kim : Sepertinya, dia tahu bahwa kita akan membaca ini bersama.
Nyonya Song : Maka apakah dia mengatakan kita seperti tukang daging yang senang mendengar jeritan babi?
Nyonya Hong : Astaga. Gadis muda itu cukup berani. Nekat sekali dia!
Baek Yi yang berdiri di depan gazebo, senyum-senyum melihat kekesalan para nyonya itu.
Nyonya Song : Kita tak bisa membiarkan ini, bukan?
Nyonya Kim : Kalau begitu, coba kau balas suratnya.
Nyonya Song terdiam kesal.
Flashback end...
Nenek diam saja menatap Goo Deok. Goo Deok pun langsung menundukkan kepalanya, tak berani melihat nenek. Baek Yi dan Mak Sim juga ikut tegang. Tak lama, nenek tersenyum. Semakin lama, semakin lebar senyum nenek.
Melihat itu, Goo Deok juga tersenyum.
Begitu pun Baek Yi yang tertawa keras dan juga Mak Sim.
Senyum Goo Deok semakin lebar.
Para pelaku pembunuhan keluarga Tae Young tengah disiksa di Biro Pemerintah.
Sam Man tak mengaku dan bertanya kenapa mereka menyiksa orang tak bersalah.
Sam Man : Kami hanya pedagang yang menjual dan membeli.
Cheon Bok yang berada di belakang Sam Man, berbisik ke Sam Man.
Cheon Bok : Jangan mengaku. Tak ada buktinya. Tak ada yang tahu perbuatan kita karena kita bunuh semuanya.
Goo Deok pun maju. Dia berdiri di depan mereka.
Goo Deok : Aku tidak mati.
Goo Deok lalu berbalik dan menatap Hakim Daerah.
Goo Deok : Mereka adalah Sam Man dan Cheon Bok. Mereka menembakkan panah berapi, membakar, membunuh orang, dan mencuri harta mereka. Aku melihatnya sendiri.
Cheon Bok kesal, sial.
Hakim Daerah : Pukuli mereka 100 kali sekarang juga!
Nenek terdiam memandangi Goo Deok.
Cheon Bok dan teman2nya mulai dipukuli petugas.
Goo Deok mengikuti nenek dan berjalan melewati Cheon Bok.
Cheon Bok melihat Goo Deok, siapa kau? Siapa kau jalang?
Goo Deok menunjukkan wajahnya.
Cheon Bok : Kau… Budak yang di penginapan? Bagaimana kau…
Goo Deok menatap Cheon Bok dengan sorot mata nanar.
Goo Deok : Kau tak hanya mencuri harta mereka. Kau mencuri cita-cita mereka juga. Orang yang kau bunuh adalah orang yang akan menyelamatkan banyak orang. Jadi bahkan setelah kematianmu, kau tak akan memasuki firdaus.
Nenek lagi2 terdiam memandangi Goo Deok.
Besoknya, Goo Deok membagikan hadiah dari Tae Young sambil memberikan penjelasan soal hadiah2 itu, sesuai dengan yang dikatakan Tae Young kepadanya di penginapan.
Goo Deok : Ini bedak wajah yang digunakan di Qing. Kau tak pernah merawat dirimu karena mengurus rumah tangga, itu membuatku khawatir.
Mak Sim senang menerima hadiah bedak dari Tae Young.
Berikutnya untuk Baek Yi.
Goo Deok : Sepatu dan sutra ini untuk Baek Yi.
Baek Yi : Astaga. Aku tak merasa layak menerimanya. Terima kasih, Puan.
Dan untuk Paman Do Ki adalah tanaman obat yang sangat ampuh melawan batuk.
Paman Do Ki : Batukku sudah lama sembuh. Kau terlambat membawanya, Puan. Terima kasih, Puan.
Nenek menatap Goo Deok, kali ini dengan tatapan kagum.
Goo Deok beralih ke nenek. Dia menatap nenek sembari tersenyum sebentar sebelum akhirnya memberikan tanaman lidah buaya ke nenek.
Nenek : Ini lidah buaya. Tanaman dari Arabia. Bisa dipakai sebagai obat. Tanamannya tangguh. Seperti Nenek.
Nenek diam saja dan terus menatap kagum Goo Deok.
Tak lama kemudian, nenek pun sadar dan mengucapkan terima kasih kepada Goo Deok yang dipanggilnya Tae Young.
Hari sudah malam. Goo Deok berniat pergi. Dia menaruh gaun sutra serta cincin nenek di lantai kamar nenek.
Goo Deok : Semoga sehat selalu, Nyonya. Terima kasih atas segalanya.
Nenek datang.
Nenek : Kau mau ke mana?
Goo Deok terkejut.
Goo Deok : Nenek… Maksudku, Nyonya.
Nenek : Siapa namamu?
Goo Deok : Namaku Goo Deok.
Nenek : Namamu adalah Ok Tae Young.
Goo Deok terkejut, apa?
Nenek : Mulai sekarang, hiduplah sebagai Ok Tae Young.
Goo Deok : Nyonya, apa maksudmu? Tidak, aku tak mungkin melakukannya. Mana bisa diriku yang hina menggantikannya?
Nenek : Karena kau yang selamat, kau harus menebus dosa itu. Keinginan terakhir Tae Young adalah menampungmu. Bukankah kita harus memenuhi keinginan itu untuknya?
Nenek lalu memasangkan cincinnya ke jari Goo Deok.
Nenek : Ini jelas tak akan mudah. Kau harus mengenakan kerudung itu
selama sisa hidupmu. Jadilah Tae Young dari puncak kepala sampai ujung kaki. Jangan sampai siapa pun tahu.
Goo Deok tertegun mendengar permintaan nenek.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment