• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Showing posts with label Ruby Ring. Show all posts
Showing posts with label Ruby Ring. Show all posts

Ruby Ring Ep 92 Part 3

Sebelumnya...


Roo Na menjemput Roo Bi. Ia menatap Roo Bi dengan wajah kesal.


Soyoung memberitahu Gilja dan yang lain kalau Roo Bi tidak ada di kamar.

"Kurasa dia pergi, tapi dia hanya membawa ponselnya." ucap Soyoung.

"Kemana dia sepagi ini?" tanya Chorim.

"Mungkin dia menemui Na PD atau Gyeong Min?" ucap Dongpal.


Gyeong Min ke ruangan kakaknya. Sang kakak pun heran, bagaimana bisa Gyeong Min tidak mengenali Roo Bi.

"Apa yang harus kulakukan? Bagaimana perasaannya saat itu? Saat dia melihatku memanggil Roo Na dengan nama Roo Bi." jawab Gyeong Min.

"Kau sudah bertemu dengannya?"

"Dia bilang, dia akan pergi."


Roo Na melajukan mobilnya dengan kencang. Roo Bi yang takut, menyuruh Roo Na menyetir pelan-pelan.

"Wae? Kau takut kecelakaan lagi? Ini semua salahmu! Kau selalu merusak semuanya! Bahkan sejak kau kecil, kau selalu mendapatkan semuanya! Kau tidak lelah!"

"Berhenti, Roo Na-ya."

"Jangan panggil aku Roo Na! Aku Jeong Roo Bi!"


"Berhenti kataku!" teriak Roo Bi, membuat Roo Na langsung menoleh padanya.

Bersambung............

Ruby Ring Ep 92 Part 2

Sebelumnya...


In Soo menghubungi Se Ra.

Setelah menerima telepon dari In Soo, Se Ra langsung mengambil jaketnya dan turun ke bawah.

Di bawah, dia bertemu ibunya.

"Bagaimana nenek?" tanya Se Ra.

"Dia sudah tidur. Se Ra-ya, kau akan keluar?"

"Gyeong Min ada diluar. Dia mabuk."


Tak lama kemudian, In Soo masuk sambil memapah Gyeong Min yang sudah tidak sadarkan diri.

In Soo menawarkan diri membawa Gyeong Min ke kamar.

Se Ra melarang. Ia berkata, ia dan sang ibu yang akan membawa Gyeong Min ke kamar.

Nyonya Park lantas melihat bibir In Soo yang terluka. Ia meminta penjelasan soal itu.

In Soo diam saja, lalu menyerahkan kunci mobil Gyeong Min.


Setelah itu, Se Ra dan Nyonya Park membawa Gyeong Min ke kamar.

"Dia harus tidur sebelum kita mengajaknya bicara." ucap Se Ra.

Tapi tiba-tiba, Gyeong Min berteriak memanggil ayahnya.

Nyonya Park pun berusaha menyadarkan Gyeong Min.

Gyeong Min terbangun.

Se Ra pun bergegas keluar untuk membuatkan air madu.


"Ada apa?" tanya Nyonya Park.

"Maafkan aku ibu. Menantumu dan istriku, bukan Roo Bi." jawab Gyeong Min.

Nyonya Park terkejut.

"Kau yakin dia bukan Roo Bi?"

"Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Aku membenci diriku. Aku pantas mati." jawab Gyeong Min.


Eun Ji bergegas menghampiri Roo Na yang menunggunya di klub.

Eun Ji tidak percaya, Roo Na memanggilnya dan mengajaknya minum.

"Hanya kau lah satu-satunya teman yang kupikirkan. Lee Eun Ji, kau masih temanku kan?"

"Tentu saja kau temanku, tidak peduli sikapmu padaku selama ini, teman tetaplah teman."

"Lee Eun Ji, tidak peduli apapun yang terjadi, kau harus tetap memanggilku Jeong Roo Bi."

"Memangnya aku harus memanggilmu apa lagi?"

"Inilah tujuan hidupku." jawab Roo Na.


"Tapi ini aneh, kau terlihat menyedihkan hari ini. Meskipun kau mengenakan baju dan tas mahal, kau terlihat menyedihkan." ucap Eun Ji.

"Kau mau ini? Jika aku memberikan tas dan bajuku, serta mobil yang kuparkir diluar dan bahkan wajahku, bagaimana perasaanmu? Bagaimana bila aku memberimu suami yang sempurna dan mertua yang kaya?"

Eun Ji pun berkata, bahwa ia sudah merasa puas dengan hidupnya sekarang.

"Tanpa mimpi, keserakahan dan ambisi, itulah kenapa hidupmu menyedihkan." ucap Roo Na.

"Apa apa dengan hidupku? Aku bahagia! Jika kau berpikir, menikahi pria kaya membuatmu bahagia, kau salah. Uang bukan segalanya. Bahkan orang bodoh sepertiku saja tahu uang bukan segalanya."

"Roo Bi-ya, sesuatu terjadi kan? Apa suamimu selingkuh? Dia mau bercerai?"

"Dia mencintai wanita lain." jawab Roo Na.


Roo Bi sudah tiba di rumah. Sooyoung dan Dongpal pun bingung harus bersikap bagaimana.

Roo Bi berjalan ke kamarnya tapi kemudian langkahnya terhenti dan ia memutuskan masuk ke kamar sang ibu.


Begitu Roo Bi masuk, Chorim langsung memarahi Roo Bi karena tidak memberitahunya sejak awal.

Chorim juga menyalahkan dirinya karena tidak bisa mengenali Roo Bi.

"Komo." ucap Roo Bi dengan suara lembutnya.


"Kau tidak melakukan kesalahan apapun. Akulah yang bodoh karena tidak mengenali kedua putriku."

"Roo Na membuat rencana membodohi kita semua. Bagaimana kau bisa tahu? Roo Na melakukan operasi plastik, bertingkah seperti Roo Bi dan yang paling parah, dia menipu tunangan kakaknya."

Chorim pun menangis.

"Uljima, Komo."


Chorim tidak pernah menyangka Roo Na akan melakukan hal semengerikan itu meskipun ia tahu Roo Na suka cemburu pada Roo Bi sejak kecil.

"Dimana Roo Na? Aku yakin keluarga Gyeong Min sudah tahu sekarang. Bagaimana kalau dia kecewa lagi."

"Jangan khawatirkan Roo Na. Dia tidak akan menyerah semudah itu."

"Apa kau masih mempercayai Roo Na? Gadis yang mengancam membunuh dirinya sendiri?" sewot Chorim.

"Roo Na darah dagingku. Dia putri ibunya."

"Eonni!"

"Setahun setelah pernikahanku, suamiku meninggal. Aku berjuang keras membesarkan Roo Bi dan Roo Na. Roo Na sangat ganas. Dia mewarisi itu dariku. Jadi jangan cemas dan keluar dari kamarku." ucap Gilja.


Roo Bi masuk ke kamarnya dan duduk di depan cermin.

"Kebenaran akhirnya terungkap. Roo Na akan kembali menjadi putri kandung ibu dan aku... aku akan kembali menjadi anak ayah yang tidak sah. Tapi gomawo, Eomma. Kau sudah membesarkanku."

Roo Bi lantas tersenyum bahagia.


Di apartemennya, In Soo minum-minum sambil mengingatkan kemarahan Gyeong Min.

In Soo lalu kembali menyalahkan dirinya sendiri.


Keesokan harinya. Gyeong Min masuk ke ruangannya.

Ia menyimpan semua bukti yang dimilikinya soal Roo Na, lalu mengeluarkan surat perceraian dari dalam lacinya.


Roo Na sendiri tidur di rumah Eun Ji.

Eun Ji terbangun karena deringan ponsel Roo Na.

"Jeong Roo Bi, ponselmu berbunyi. Kupikir itu dari suamimu." ucap Eun Ji.

Roo Na pun langsung bangkit dan melihat ponselnya. Benar saja, itu dari Gyeong Min. Roo Na buru-buru menjawabnya.


Setelah itu, Roo Na langsung berlari ke kafe menemui Gyeong Min.

"Mianhae, Chagiya. Kau sudah lama menunggu?" tanya Roo Na.

Gyeong Min pun menyerahkan sebuah amplop besar.

"Apa ini?" tanya Roo Na.

"Aku sudah menandatanganinya. Aku butuh tanda tanganmu. Itu surat cerai." jawab Gyeong Min.

Sontak Roo Na terkejut.


Gyeong Min juga berkata, bahwa seharusnya mereka tidak pernah bertemu.

"Aku yakin kau pintar. Aku rasa, kita tidak perlu bertemu lagi."

"Lalu kau ingin kembali pada Jeong Roo Bi yang asli?"

"Aku ingin hidupku sekarang. Aku ingin bernapas. Sejak aku menikah denganmu, aku tidak pernah sekali pun merasa hidup atau bisa bernapas. Kau tahu kenapa? Karena pernikahan kita lelucon. Pernikahan kita palsu."

Mendengar itu, Roo Na pun kesal.

Gyeong Min juga berkata, ingin memasukkan Roo Na ke dalam penjara jika ingat bagaimana ayahnya meninggal.

"Jika kau masih manusia dan punya hati nurani, tanda tangani itu." ucap Gyeong Min, lalu beranjak pergi.


Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na langsung menghubungi Roo Bi. Ia mengajak Roo Bi ketemuan.

Bersambung ke part 3...

Roo Bi dalam bahaya gaes....

Ruby Ring Ep 92 Part 1

Sebelumnya...


Gyeong Min terkejut saat Roo Bi mengaku, bahwa dirinya hanyalah saudara ipar bagi Roo Bi.

"Aku mencintaimu. Aku rela mati untukmu. Tapi ini untuk kita. Hyeong-bu, kumohon maafkan adikku. Awalnya, aku tidak bisa memaafkan dan mengerti jalan pikiran Roo Na tapi aku mengerti sekarang. Ani, aku berusaha mengerti. Karena dia adikku." ucap Roo Bi.

"Aniya. Ini tidak benar, Roo Bi-ya. Kita bisa meninggalkan Korea dan hidup di luar negeri. Aku bisa meninggalkan semuanya." jawab Gyeong Min.

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Roo Na satu-satunya wanita yang kau cintai." ucap Roo Bi.

"Roo Bi-ya."

"Bukan sudah kubilang, kemarahan akan berlalu seiring berjalannya waktu. Cinta yang membara, seperti ruby merah, mungkin hanyalah fantasi. Atau mungkin, saat aku membuat janji, pada hari dimana kau memberiku cincin itu, janji yang akan kujaga selamanya, ketika aku mengingkari janji itu, saat itulah cinta kita sudah berakhir."


Roo Bi lantas berdiri. Ia mengucapkan selamat tinggal pada Gyeong Min.

Gyeong Min tak rela Roo Bi pergi.

Tapi Roo Bi tetap pergi.


Gyeong Min pun menangis menatap kepergian Roo Bi.

Roo Bi juga menangis sembari menyusuri jalanan.

"Mianhae, Gyeong Min-ssi. Aku masih mencintaimu. Aku mencintaimu." ucapnya dalam hati.


Roo Bi pun jatuh terduduk. Ia mengingat semua kenangannya bersama Gyeong Min.

Tangisnya pun tambah pecah.


Roo Na pulang ke rumah dan langsung ke kamar ibunya.

Ia marah karena sang ibu menceritakan rahasianya pada Gyeong Min.

"Gyeong Min ingin bercerai. Dia mau meninggalkanku dan kembali pada Roo Bi. Kau seharusnya bilang ada kesalahpahaman. Kenapa kau melakukan itu, wae?"

"Kenapa aku menceritakannya? Karena itu kebenarannya. Karena itu hal yang benar yang harus kulakukan." jawab Gilja.


Gilja lalu memegang tangan Roo Na. Ia menasehati Roo Na, bahwa semuanya sudah berakhir.

Tapi Roo Na tetap saja keras kepala, membangkitkan emosi Gilja.

Ia bahkan sampai memukul Roo Na.


Melihat itu, Chorim pun masuk dan berusaha menenangkan Gilja.

"Kau masih tidak mengerti! Kau penyebab ayah mertuamu meninggal dan kau masih menanyakan kenapa padaku? Kau bukan manusia! Jika kau manusia, bagaimana kau bisa melakukan itu!"

"Aku memang bukan manusia di matamu! Aku bukan putri kandungmu. Kau tidak pernah peduli padaku." jawab Roo Na.


Mendengar itu, Gilja dan Chorim syok.

Chorim pun marah pada Roo Na.

Dongpal kemudian masuk dan menarik Chorim keluar.


"Roo... Roo Na-ya, apa maksudmu?"

"Kau pikir aku tidak tahu? Aku hanyalah seorang anak yang kau pilih secara acak. Jika aku putri kandungmu, apakah kau akan bersikap keras padaku? Saat masih kecil aku tidak tahu jadi aku bersikap seperti orang bodoh. Aku berusaha sangat keras tapi kau hanya mempedulikan Roo Bi. Kau memperlakukanku dengan sangat kejam! Aku salah apa! Kenapa kau tidak mencintaiku! Tapi pada akhirnya aku belajar, aku tidak ada hubungan darah dengan seseorang yang kupanggil keluarga. Tapi meskipun kau bersikap jahat padaku, aku tetap bersyukur kau memberiku makan."

"Roo Na-ya, kau bicara apa? Aku bingung."

"Wae? Kau selalu membela Roo Bi dan menyayanginya. Ketika ada yang salah, kau selalu menyalahkanku. Roo Bi sangat berharga bagimu dan aku hanya si pembuat masalah."


Roo Na lalu memaksa Gilja melihat cermin.

"Lihat wajahku. Ini adalah Roo Bi. Roo Bi yang sangat kau cintai. Roo Bi yang pintar, baik dan cantik. Tapi kenapa tetap tidak ada satu pun yang mencintaiku?"


Roo Na lalu kembali menatap Gilja.

"Karena aku anak adopsi?"

"Aniya! Aniya! Roo Na-ya, aniya! Kau putri kandungku!"

"Jangan bohong padaku."

"Kau putriku!"


"Jadi maksudmu Roo Bi bukan putrimu?"

Gilja pun mengangguk. Roo Na terdiam.

"Ini salahku. Jika aku menceritakannya sejak awal padamu, kau tidak akan seperti ini. Ini salahku."

"Eottoke? Eottoke?"

"Roo Bi anak hasil perselingkuhan ayahmu dengan wanita lain. Setelah ayahmu meninggal, aku membesarkan Roo Bi. Aku bersikap keras padamu karena aku marah Roo Bi lebih baik darimu. Aku ingin putri kandungku lebih baik."

"Aniya! Aniya!" teriak Roo Na. Roo Na lalu beranjak pergi.


Chorim pun masuk. Ia berusaha menenangkan Gilja.

"Apa yang harus kulakukan? Aku bersalah." tangis Gilja.


Roo Na menyetir mobilnya sambil mengingat bagaimana Gilja memperlakukannya dengan sangat keras.

Tak lama kemudian, ia menepikan mobilnya dan menangis. Roo Na menyesal.


Gyeong Min minum-minum sendirian dan menyebut dirinya orang paling bodoh sedunia.

Tak lama kemudian, In Soo datang.

Gyeong Min marah, ia memukul In Soo!

Ia lalu meminta penjelasan In Soo, kenapa In Soo yang sudah mengetahui kebenarannya sejak awal, tidak memberitahukan kebenaran itu pada semua orang.

Ia juga marah karena In Soo berani mengajak Roo Bi pindah keluar negeri.

In Soo pun minta maaf.


Gyeong Min lantas terduduk lemas dan kembali mengatai dirinya bodoh karena tidak bisa mengenali wanita yang dia cintai.

Gyeong Min lalu menertawakan dirinya sendiri dan mengucapkan selamat pada In Soo.

"Kau pemenang akhir permainan ini. Kau menukar Jeong Roo Na untuk Jeong Roo Bi."


Gyeong Min lalu menangis.

Ia meminta satu permintaan pada In Soo. Ia minta In Soo membahagiakan Roo Bi.

"Uri Roo Bi, wanita yang kucintai, pastikan dia tidak menderita lagi. Kumohon." pinta Gyeong Min.


Gyeong Min lalu merundukkan wajahnya. Tangisnya pecah. In Soo menatap lirih pada Gyeong Min.

Bersambung ke part 2..............