Kyung mengangkat Kim Hong Sik, yg semula Manajer Biro Inspeksi menjadi Kepala Biro.
Man Chan dan Hyung Chan kesenangan.
Sementara Wangdaebi Mama terlihat menahan kekesalannya.
Usai penunjukan, Heung Gyeon menemui Wangdaebi Mama secara pribadi.
Heung Gyeon : Keluarga Kim membuat orang lain berkuasa. Mereka mungkin mempermasalahkan hal itu.
Wangdaebi Mama : Ngomong-ngomong, apa yang membawamu ke sini?
Heung Gyeon : Aku menyesal memberi tahu anda tapi ada desas-desus yang mengerikan di istana.
Wangdaebi Mama : Rumor?
Heung Gyeon : Tampaknya itu adalah rumor yang mengerikan tentang Yang Mulia.
Wangdaebi Mama : Apa maksudmu, rumor yang mengerikan?
Heung Gyeon : Mereka memanggilnya monster dan rubah berekor sembilan.
Wangdaebi kaget.
Heung Gyeon lantas memberi ide untuk menghentikan rumor tersebut. Ia meminta Wangdaebi menggelar upacara pernikahan karena para penduduk akan tenang melihat upacara pernikahan yg indah.
Wangdaebi : Maksudmu pernikahan raja?
Heung Gyeon : Ya, Yang Mulia. Mungkin anda harus memilih di antara dua wanita muda itu yang tidak membuat pilihan dan menjadikannya Ratu.
Wangdaebi : Dari dua wanita muda, maksud-mu keponakan Ketua Menteri Negara dan putrimu, bukan?
Heung Gyeon : I... iya. Mereka berdua.
Wangdaebi berdiri terasnya. Ia kesal dgn saran Heung Gyeon tadi.
Wangdaebi : Dia pikir putrinya akan diuntungkan karena aku mengawasi keluarga Kim.
Nyonya Jung datang.
Wangdaebi : Sudah kau pastikan?
Nyonya Jung : Iya. Kupikir dia benar tentang rumor itu.
Wangdaebi : Panggil cenayang.
Kepala Cenayang pun langsung ke paviliunnya Wangdaebi. Disana, juga ada Daebi.
Kepala Cenayang : Aku berkomunikasi dengan roh saat anda memerintahkan-ku. Karena pernikahan ini sudah dikutuk, itu akan menjadi pikiran yang bagus untuk membuat pilihan baru.
Wangdaebi : Apakah kau sudah yakin?
Daebi tak setuju. Ia tak habis fikir bagaimana mereka bisa membuat keputusan hanya berdasarkan ucapan si Cenayang.
Daebi : Dia bahkan tidak bisa memprediksi apa yang terjadi pada Yang Mulia. Lebih masuk akal untuk menghukumnya sebagai gantinya. Kita berbicara tentang pernikahan kerajaan. Anda harus mendiskusikannya dengan menteri yang berurusan dengan politik. Anda harus membawa Kepala Menteri Negara.
Wangdaebi menatap kesal menantunya itu.
Wangdaebi : Aku masih memiliki kendali atas hal-hal yang menyangkut para wanita keluarga kerajaan. Kau tidak perlu mengingatkanku tentang itu, nama belakangmu adalah Kim, Ibu Suri.
Daebi : Tidak seperti itu...
Wangdaebi : Itu juga Organisasi Shamanisme yang membangkitkan raja.
Wangdaebi lalu minta si Cenayang memastikan agar pernikahan Raja tidak dikutuk lagi.
^Sebenernya gk dikutuk,, asli gedek banget sy sama Daebi Mama ini.. Dia ni kek nya villainnya disini.
Wangdaebi : Ibu Suri tidak sepenuhnya salah. Kau sebaiknya tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Cenayang : Ya, Yang Mulia.
Si Cenayang pamit. Diluar,, dia bertemu Daebi Mama yang berjalan dari arah lain. Daebi Mama tanpa basi basi langsung menampar si Cenayang.
Daebi Mama : Berapa lama kau berpikir Ratu Janda akan membelamu? Kau dan Organisasi Shamanisme akan berakhir seperti daun musim gugur. Jadi tunggu sampai saat itu akan terjadi.
Daebi Mama beranjak lagi, tapi si Cenayang membuat langkahnya terhenti.
Cenayang : Yang mulia, aku hanyadi sini untuk menyampaikan pesan-pesan roh.
Daebi Mama : Apakah kau benar-benar berpikir Yang Mulia akan senang mendengar pesan-pesan itu?
Daebi Mama beranjak pergi.
Kyung jelas menolak ide Heung Gyeon untuk menikah lagi.
Kyung : Belum lama sejak ratu berlalu!
Wangdaebi : Kau harus menekan perasaan pribadimu. Pilihan ini akan diperlukan untuk menenangkan orang.
Kyung : Apakah Nenek menyebut ini hanya perasaan pribadi? Aku bahkan belum menemukan jejak pelakunya! Mereka mungkin mengejar orang lain selain Ratu dan aku!
Wangdaebi : Kita harus memastikan itu tidak terjadi. Jika mereka punya senjata, kita juga bisa punya senjata. Jika mereka memiliki pria bersenjata, kita dapat memiliki sesuatu yang jauh lebih besar. Aku tidak akan lagi menerima setelah seleksi berakhir. Jadi tolong carikan dirimu seorang ratu dan menenangkan semua orang. Kau memiliki kekuatan untuk menyembuhkan setiap orang di negara ini.
Di taman, Kyung memikirkan kata2 Wangdaebi tadi bahwa ia memiliki kekuatan untuk menyembuhkan setiap orang di Joseon.
Lalu Kyung ingat kata2 Eun Bo dulu.
Eun Bo : Mohon menjadi garam dunia bagi orang-orang seperti ajaran agama Buddha.
Kyung lantas menatap Eunuch Hwang.
Kyung : Bawakan aku semua catatan masuk untuk Jembatan Supyo.
Wal mengantarkan Eun Bo ke tempat Petugas Jang berada sekarang.
Eun Bo sendiri menyamar sebagai pria.
Wal : Masuk dan cari Petugas Jang. Dia selalu duduk di sekitar rumah judi. Kau akan mengenalinya dengan mudah. Hati-hatilah.
Eun Bo : Pikirkan dirimu sendiri.
Eun Bo beranjak masuk, ke rumah judi, mencari Petugas Jang, petugas polisi yang bisa disuap.
Begitu menemukan Petugas Jang, Eun Bo langsung memberikan sekantong uang. Petugas Jang menatapnya heran.
Eun Bo : Aku mendengar rumor, bahwa anda dengan murah hati melakukan kebaikan untuk orang-orang.
Petugas Jang mengambil uang dari Eun Bo.
Petugas Jang : Aku tidak bisa membiarkan gosip itu menyebar. Jadi, apa yang akan kau minta untuk aku lakukan?
Eun Bo : Tolong temani aku untuk misi pencurian.
Maka misi pencurian Eun Bo dimulai. Eun Bo merangsek masuk ke dalam sebuah rumah ditemani Petugas Jang dan anak buah Petugas Jang. Eun Bo juga menyamarkan diri anak buah Petugas Jang. Sontak, para pelayan di rumah itu terkejut.
Petugas Jang : Kami di sini untuk mencari bukti dan bertanya! Berlutut sekarang.
Para pelayan kebingungan. Melihat itu, Eun Bo mengulangi perkataan Petugas Jang dgn menyuruh mereka berlutut.
Para pelayan yang ada di halaman berlutut.
Anak buah Petugas Jang lantas menyebar ke dalam rumah dan membawa semua pelayan keluar.
Petugas Jang : Apakah ini semuanya?
Anak buah Petugas Jang mengangguk.
Petugas Jang lalu mempersilahkan Eun Bo masuk.
Eun Bo masuk dan mulai mencari buku alamat si pemburu.
Sementara itu diluar, salah seorang pelayan bertanya, apa Petugas Jang tidak tahu itu rumah siapa?
Petugas Jang : Memang ini rumah siapa?
" Ini adalah rumah Kepala Menteri Negara."
Tak lama, para pengawal Man Chan datang.
Kepala Pengawal Man Chan menatap Petugas Jang.
"Apa yang kau inginkan?" tanyanya.
Petugas Jang menatap mata Kepala Pengawa Man Chan. Kepala Pengawal Man Chan mengerti dan bergegas ke dalam.
Eun Bo akhirnya menemukan buku itu. Ia membacanya.
Tiba2, Kepala Pengawal Man Chan datang dan langsung mencekiknya.
Eun Bo diseret keluar sambil dicekik. Kepala Pengawal Man Chan menatap tajam Petugas Jang dan mengatakan bahwa itu adalah kediaman Man Chan.
"Ini adalah rumah keluarga Kim, tempat dimana kau bahkan tidak bisa macam-macam dengan pelayan. Bahkan Raja takut pada kita. Ini peringatan pertama dan terakhir dariku. Tuan kami tidak tahan ketika orang-orang menyentuh barang-barangnya. Lain kali, dia akan menggantungmu di halaman belakang Biro Kepolisian dan mengalahkanmu seperti anjing."
Kepala Pengawal Man Chan lantas menjatuhkan Eun Bo ke tanah.
Eun Bo terbatuk2 karena dicekik tadi.
Petugas Jang marah dan menyeret Eun Bo keluar dari kediaman Man Chan.
Bersamaan dengan itu, Jae Hwa yang sedang main-main di pasar, melihat Eun Bo. Jae Hwa yg mengenali Eun Bo meski Eun Bo tengah menyamar, bergegas mengikuti Eun Bo. Tak lupa, ia mengambil kayu penyangga barang2 dagangan milik seorang pedagang buah.
Petugas Jang melemparkan Eun Bo ke tanah.
Petugas Jang : Jika aku tahu ini adalah Kediaman Kim, aku tidak akan melakukan ini untuk satu sen pun. Beraninya kau mencoba merampok kediaman Kim? Aku harus memukulmu sampai mati, Dasar sialan.
Petugas Jang lalu menyuruh anak buahnya memukul Eun Bo.
Jae Hwa datang menyelamatkan Eun Bo. Ia memukul anak buah Petugas Jang satu2, lalu membawa Eun Bo lari.
Anak buah Petugas Jang memburu mereka. Jae Hwa menghalangi mereka dgn menjatuhkan gerobak yang dilihatnya. Setelah itu, ia memegang tangan Eun Bo dan membawa Eun Bo lari.
Eun Bo selamat.
Eun Bo lalu menarik tangannya yg masih dipegang Jae Hwa.
Jae Hwa : Apakah kau baik-baik saja?
Eun Bo mengangguk.
Jae Hwa melihat leher Eun Bo yg terluka bekas dicekik tadi.
Jae Hwa yg mau mengobati Eun Bo sekaligus ingin bersama Eun Bo lebih lama, pura2 kakinya sakit.
Jae Hwa : Kupikir, Pergelengan Kaki ku terkilir! Kau sebaiknya membalas budi. Bisakah kau membawa aku ke rumahku?
Terpaksa lah Eun Bo memapah Jae Hwa, menuju rumah Jae Hwa.
Sampai di depan rumah Jae Hwa, Eun Bo langsung melepas papahannya.
Eun Bo terima kasih karena Jae Hwa sudah menyelamatkannya sekaligus minta maaf sudah membuat kaki Jae Hwa sakit.
Jae Hwa : Akankah kau pergi begitu saja?
Eun Bo melihat bajunya dan nyengir.
Sekarang, Eun Bo ada di kamar Jae Hwa.
Eun Bo memikirkan kata2 pengawal Man Chan tadi.
Eun Bo : Ini adalah kediaman Kim di mana kau bahkan tidak bisa mengacaukan seorang pelayan. Bahkan Raja takut pada kami.
Eun Bo lalu melihat tangannya yg terluka.
Eun Bo lantas keluar, memakai pakaian Jae Hwa. Eun Bo yg tak nyaman, minta Jae Hwa memberinya pakaian lain.
Jae Hwa mengerti dan meminta Eun Bo menunggu sebentar.
Jae Hwa lantas berlari keluar. Eun Bo melihat kaki Jae Hwa baik2 saja. Sadarlah ia bahwa Jae Hwa tadi bohong padanya.
Sekarang, Eun Bo sudah memakai hanbok perempuan. Jae Hwa tersenyum melihat Eun Bo.
Jae Hwa lantas menyuruh Eun Bo duduk.
Eun Bo pun duduk disamping Jae Hwa. Jae Hwa kembali melihat leher Eun Bo yg luka.
Jae Hwa mendekatkan dirinya ke Eun Bo. Sontak Eun Bo kaget dan langsung merapatkan bagian atas hanboknya.
Jae Hwa melihat tangan Eun Bo yg luka dan mengobatinya.
Jae Hwa : Bolehkah aku bertanya mengapa kau selalu dalam bahaya setiap kali aku melihatmu?
Eun Bo menarik tangannya yg sedang diobati Jae Hwa.
Eun Bo : Tidak, tolong jangan tanya. Aku menghargai bantuanmu. Jika kau ingin mendapat kompensasi, tolong beritahu padaku.
Eun Bo pun berdiri. Jae Hwa ingin mengantar Eun Bo pulang tapi ditolak Eun Bo.
Eun Bo : Aku akan pergi sendiri.
Jae Hwa : Baju itu... Pakaian itu favorit pelayanku. Dia hanya memakainya saat berbelanja. Jadi aku ingin kau mengembalikannya. Harus.
Eun Bo : Aku akan mengembalikannya.
Eun Bo beranjak pergi.
Jae Hwa bergumam, kenapa dia terlihat sangat cantik ketika dia pergi begitu saja?
Bersambung ke part 4....