Sebelumnya...
Sesuai rencana Je Kook, Wang Pyo dan Seok Hee mengadakan pertemuan dewan direksi di rumahnya.
Wang Pyo pun menunjukkan catatan medis sindrom auto brewery Seok Hee.
Wang Pyo : Putraku yang brengsek, mencoba menggunakan kondisi Seok Hee ku sebagai alasan untuk mendiskualifikasi dirinya. Sangat memalukan. Aku sangat malu.
Seok Hee : Seperti yang ditunjukkan dalam komentar dokter, selama aku mengontrol dietku, itu tidak akan memengaruhi keseharianku.
Wang Pyo lalu menatap Seok Hee. Seok Hee mengerti dan langsung menyuruh Yoon Do membagikan proposal proyeknya.
Yoon Do pun langsung membagikan proposal Seok Hee.
Seok Hee : Menurutku seperti inilah MC Grup harus melanjutkan ke depannya.
Wang Pyo menatap bangga Seok Hee.
Yoon Do kemudian membagikan dokumen lain.
Yoon Do : Dan dokumen tambahan di belakang adalah sebagai bukti ijazah Nona Seok Hee dari Sekolah Bisnis Stern Universitas New York. Bahkan ada artikel yang diterbitkan hari ini bahwa dia lulus dengan pujian.
Wang Pyo : Baiklah. Sekarang, mari kita bersantai dan menikmati makan malam sambil mendengarkan Seok Hee membagikan ide-idenya. Seok Hee tidak boleh membuat kesalahan lagi.
Wang Pyo lantas menatap piringnya.
Wang Pyo : Jadi menunya adalah daging. Harap maklum.
Di ruangannya, Je Kook merilekskan badannya dengan bersender di kursi dan memejamkan mata.
Makan malam Wang Pyo, Seok Hee dan dewan direksi dimulai.
Je Kook masih memejamkan matanya dan mengingat penjelasan Dokter Hwang soal kondisi Wang Pyo.
Dokter Hwang : Kondisi Pimpinan Senior sangat serius.
Je Kook : Bisakah kau jelaskan lebih spesifik?
Dokter Hwang : Beliau sangat tua dan tulang punggungnya juga sangat lemah. Jika sistem saraf simpatiknya distimulasi, maka hal itu dapat menyebabkan syok.
Salah satu direktur berkata, saus yg menyirami dagingnya sangat lezat.
Seok Hee juga memuji rasanya dan tanya ke pelayan, saus apa itu?
"Ini saus almond mentah." jawab Kepala Pelayan.
Seok Hee lantas menatap kakeknya.
Seok Hee : Kakek, bersantailah dan makan yang banyak.
Kepala Pelayan menuangkan saus ke piring Wang Pyo.
Wang Pyo : Tuang sedikit lagi.
Wang Pyo kembali makan.
Wang Pyo : Enak.
Sementara itu, si Kepala Pelayan diam-diam mengirimkan pesan ke Je Kook.
"Mereka hampir selesai makan."
Setelah membaca pesan dari si Kepala Pelayan, Je Kook langsung menghubungi ponsel Seok Hee.
Ponsel Seok Hee berdering dan dijawab salah satu pelayan. Pelayan itu lantas memberikan ponselnya ke Seok Hee.
Seok Hee : Halo?
Je Kook : Izinkan aku bicara dengan Pimpinan Senior.
Dan setelah bicara dengan Je Kook, jantung Wang Pyo kumat. Sontak yang ada di ruangan itu, terutama Seok Hee panic.
Di ruangannya, Je Kook mengingat perkataan dokter.
Dokter Hwang : Beliau memiliki ginjal yang lemah. Dan baru-baru ini, jantungnya menjadi lemah. Jadi beliau perlu ekstra hati-hati dengan apa yang beliau makan. Makanan yang aman bagi kebanyakan orang, akan menjadi racun bagi Pimpinan Senior. Misalnya, kacang-kacangan dengan sedikit mentega almond bisa membuat jantungnya tegang. Jadi yang terbaik adalah jika beliau menghindarinya. Karena beliau menerima kejutan besar selama rapat pemegang saham ini, jika beliau terkejut sekali lagi, maka beliau mungkin tidak akan selamat.
Je Kook lantas meninggalkan kursinya dan beranjak ke jendela.
Dokter Hwang langsung dipanggil setelah Wang Pyo collaps. Dokter Hwang memeriksa Wang Pyo.
Dokter Hwang : Beliau telah meninggal dunia.
Tangis Bu Jung pecah seketika.
Seok Hee syok.
Yoon Do menatap cemas Seok Hee.
Sekarang, seluruh staf MC berkumpul di ruang baca bersama Cheol Hee dan Young Seo dengan pakaian hitam-hitam.
Young Seo tersenyum.
Cheol Hee ingin pemakaman Wang Pyo dibuat semewah mungkin.
Je Kook : Tidak. Jika tersiar kabar bahwa Pimpinan Senior wafat begitu Anda ditunjuk sebagai CEO, itu dapat menyebabkan masalah. Ditambah lagi, setelah rapat pemegang saham, saham turun 7,8%. Jadi para pemegang saham sedang kesal. Kenapa Anda tidak membuat pemakaman keluarga saja?
Cheol Hee : Itu masuk akal.
Je Kook : Saya akan menyiapkan pemakaman yang tenang.
Je Kook lalu menatap staf nya. Staf nya mengerti.
Yoon Do sadar ada yang tidak beres dengan kematian Wang Pyo.
Pemakaman Wang Pyo digelar secara tertutup.
Satu per satu anggota keluarga mulai memberikan penghormatan terakhir. Tapi tak satu pun dari mereka yg merasa kehilangan, kecuali Seok Hee.
Jenazah Wang Pyo mulai dikremasi, disaksikan seluruh keluarga.
Seok Hee yang berdiri paling depan, terus menangis.
Di ruangannya, Je Kook berdiri, menatap keluar jendela, mengingat masa lalunya dengan Wang Pyo.
Flashback....
Di depan MC, Je Kook menyambut Wang Pyo yang baru saja datang. Wang Pyo yang baru turun dari mobilnya, membagikan kabar gembira pada Je Kook.
Wang Pyo : Direktur Han, kita mengembangkan kapal pertama yang dapat menampung 6.200 kontainer setinggi 20 m di dunia! Mulai sekarang, MC Chosun akan bebas mengarungi seluruh lautan di dunia.
Je Kook : Selamat, Pak!
Wang Pyo : Ini semua berkat dirimu. Kau memenangkan kontrak seratus juta dolar dari Kuwait! Aku mengandalkanmu!
Flashback end...
Je Kook lalu membungkukkan badannya, sebagai tanda hormatnya pada Wang Pyo.
Seok Hee menatap nisan Wang Pyo. Tak terlihat keluarga yang lain. Hanya ada ia dan Yoon Do disana.
Mo Wang Pyo: 3 September 1932 - 9 September 2019"
Seok Hee : Kau tahu? Aku ingin tahu apa yang kakekku dengar dari Direktur Han sebelum kakekku meninggal. Setelah kakekku mendapat telepon dari Direktur Han, beliau syok dan meninggal. Dia menyebabkan syok yang memicu kematiannya. Semua orang yang aku cintai pergi meninggalkanku. Sekarang aku benar-benar sendirian.
Seok Hee benar2 luka.
Iba, Yoon Do pun mencoba memberikan kekuatan pada Seok Hee. Ia memegang bahu Seok Hee, tapi Seok Hee langsung menyingkirkan tangannya dan beranjak pergi.
Tim TOP sudah kembali berkumpul di markas mereka.
Pak Kwon : Pimpinan Senior dimakamkan di situs pemakaman alami.
Je Kook : Kerja bagus, semuanya.
Joo Young : Itu tidak terduga. Aku tidak menyangka Pimpinan Senior akan meninggal seperti ini.
Kyung A : Beliau bekerja keras demi cucunya. Sepertinya kejutan di rapat pemegang saham terlalu besar.
Joo Young : Nona Seok Hee sudah tamat sekarang, kan?
Pak Yoon : Tidak. Nona Seok Hee masih tetap pemegang saham mayoritas.
Je Kook : Jadi, tetaplah waspada. Hingga perusahaan stabil di bawah kepemimpinan Pimpinan Mo, tugas kita belum selesai.
Je Kook lantas memanggil Pengacara Yoon dan Bu Jung ke ruangannya.
Je Kook : Kalian berdua bekerja sangat keras untuk waktu yang lama bagi MC Grup.
Bu Jung kesal, bagaimana kau bisa semaunya mengadakan pemakaman seperti ini?
Je Kook tidak peduli dan memberikan surat perjanjian pada Bu Jung. Sontak Bu Jung kaget membacanya.
Bu Jung : Kau tidak hanya mengusirku tetapi kau juga berencana untuk mengawasiku selamanya?
Je Kook juga memberikan surat yang sama pada Pengacara Yoon.
Je Kook : Kau harus mundur untuk generasi berikutnya.
Pengacara Yoon kaget membaca suratnya.
Pengacara Yoon : Penggelapan? Apa yang kau lakukan? Aku tidak menggunakan uang itu!
Je Kook : Kudengar cuaca di Australia sedang bagus belakangan ini. Kunjungilah putrimu dan beristirahatlah.
Je Kook juga melarang keras mereka menghubungi Seok Hee.
Je Kook : Jika kau melanggar janjimu, aku tidak dapat menjamin keselamatanmu.
Bu Jung dan Pengacara Yoon tak punya pilihan lain selain menandatangani surat itu.
Seok Hee masuk ke paviliun kakeknya. Ia menatap ke sekeliling paviliun. Setelahnya, ia masuk ke kamar sang kakek.
Seok Hee lantas menghubungi Pengacara Yoon dan Bu Jung tapi mereka tidak menjawab.
Seok Hee pun jatuh terduduk. Tangisnya pecah seketika karena ia benar-benar merasa sendirian sekarang.
Bersambung ke part 4...
-
Sinopsis Wonderful World Episode 1-16
Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.
-
Duis non justo nec auge
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
Graceful Family Ep 6 Part 2
by
GenkPelangi
at
November 17, 2019
Sebelumnya...
Seok Hee berjalan di lantai atas dan mendengar suara Wan Soo di bawah. Ia pun menghentikan langkahnya dan melihat Wan Soo sedang bicara dengan Wan Joon yang lagi makan ditemani Soo Jin.
Wan Soo : Sepertinya Tuhan telah memberimu semua keberuntungan. Sekarang lawan terkuatmu, Seok Hee, keluar dari permainan, kau lah satu-satunya pewaris.
Soo Jin : Kak Wan Soo, apa kau tidak tahu dia sangat sensitif? Dia terlambat makan malam.
Wan Soo : Sudah cukup sekarang. Makan malam bukan yang penting saat ini. Filmku hampir dibatalkan.
Wan Joon : Lalu?
Wan Joon berhenti makan.
Wan Joon : Apa yang kau inginkan?
Wan Soo : Berikan aku uang. Uang! Aku hampir kehilangan seluruh kru filmku sekarang! Kau sempurna. Tapi kupikir kau kurang dalam kemanusiaan. Apa pria dingin sepertinya tidak akan berdarah? Itu sangat kuno. Pemimpin selanjutnya harus lebih sensitif! Adik, tolong bantu aku menyelamatkan reputasiku. Tolong bantu aku, Wan Joon- ah!
Wan Joon : Kau tidak punya malu?
Wan Soo : Apa maksudnya?
Wan Joon : Akui saja bahwa kau tidak memiliki bakat. Hanya dengan pengakuan itu, kau akan menunjukkan bahwa kau memiliki nilai.
Wan Soo marah, kau bajingan berhati dingin!
Wan Joon lantas berdiri dan menghina Wan Soo.
Wan Joon : Jika kau menginginkan perusahaan, silakan ambil. Dapatkanlah kemampuan untuk mengambilnya. Atau diam saja.
Wan Soo : Apa katamu? Beraninya kau...!
Wan Soo yang udah gak tahan lagi, berniat memukul Wan Joon tapi dicegah Soo Jin.
Soo Jin : Kak Wan Soo! Kenapa kau bertingkah seperti ini?
Wan Soo : Kenapa aku bertingkah seperti ini? Sekarang kalian berdua bersikap dingin. Tidak heran kalian berdua sudah menikah!
Seok Hee pun datang.
Seok Hee : Indah sekali. Pertengkaran antar saudara.
Seok Hee duduk di meja. Wan Soo memarahi Seok Hee karena tidak hati-hati.
Wan Soo : Kau harusnya berusaha sebaik mungkin! Kau harapanku satu-satunya. Filmku hampir dibatalkan! Apa yang akan kau lakukan?
Seok Hee : Aku tahu. Maafkan aku. Kau harus mengurangi minum dan menggunakan uang itu untuk membuat film anggaran rendah.
Wan Soo : Bagaimana bisa tidak ada seorang pun di keluarga ini yang mengerti seni? Jika aku tidak bisa minum-minum sekarang, aku akan berakhir di rumah sakit jiwa.
Wan Soo pergi. Wan Joon juga mau pergi, tapi Seok Hee bersuara.
Seok Hee : Kak Wan Soo mungkin bukan sainganmu. Tapi kau tidak perlu memperlakukannya seperti itu. Lagipula kalian bersaudara. Kalian berdua rukun.
Wan Joon : Kenapa kalian berdua tidak bekerja sama? Kau adalah saudara tirinya.
Seok Hee : Saat terpojok, kau bisa menggigit dan mencabik-cabik seseorang.
Wan Joon : Sungguh? Hanya memikirkannya saja membuatku takut.
Wan Joon kemudian tertawa, lalu beranjak pergi. Soo Jin menyusul Wan Joon.
Seok Hee tertawa menatap kepergian Wan Joon, tapi hanya sebentar.
Di restoran, Yoon Do sedang makan malam bersama ayahnya dan Eun Ji.
Eun Ji : Internet dipenuhi berita tentang putri tunggal keluarga konglomerat. Bukankah dia wanita yang sebelumnya?
Pak Heo : Dia tampak begitu baik dan cerdas. Bagaimana dia bisa berakhir mengemudi sambil mabuk? Mengemudi sambil mabuk itu tidak berbeda dengan pembunuhan. Jangan pernah lakukan itu! Jangan pernah!
Yoon Do : Ayah, jangan percaya semua yang ada di berita.
Pak Heo : Jika aku tidak percaya dengan berita itu, lalu siapa yang aku percayai?
Yoon Do : Ada banyak berita palsu belakangan ini.
Eun Ji : Mereka mengatakan bahwa dia minum sepanjang malam sehingga dia masih mabuk di pagi hari. Dia pasti banyak minum hingga dia gagal dalam tes kesadaran di pagi hari.
Yoon Do marah, sudah kubilang itu tidak benar!
Eun Ji dan Pak Heo pun heran melihat Yoon Do marah.
Yoon Do lalu berhenti makan dan beranjak masuk ke dalam.
Seok Hee kini di kamarnya, sedang membaca buku puisi yang diberikan Yoon Do tadi.
Seok Hee : Pengacara Heo, kau memang berbeda. Aku menyukai puisi ini.
Di kamarnya, Yoon Do tak henti menatap ponselnya. Ia menunggu telepon Seok Hee.
Tapi karena Seok Hee gak kunjung menghubunginya, ia pun akhirnya menghubungi Seok Hee.
Yoon Do : Kau sudah membaca puisi itu?
Seok Hee : Apa kau tahu pukul berapa ini? Kau meneleponku hanya untuk menanyakan itu?
Yoon Do : Ini siang hari di New York.
Seok Hee : Jadi, kau mau membalasku?
Yoon Do : Tentu saja tidak. Aku hanya penasaran apa kau sudah membaca puisinya?
Seok Hee : Aku suka puisi ini.
Yoon Do : Sungguh? Hei, kita memiliki banyak kesamaan seperti saudara kandung!
Yoon Do lalu membacakan puisinya. Lalu Seok Hee melanjutkannya.
Yoon Do : Aku memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan.
Seok Hee : Memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan ini, suram seperti tanah yang kehilangan rumah.
Yoon Do / Seok Hee : dan sebagai rumah yang kehilangan penghuninya."
Yoon Do lalu minta Seok Hee bernyanyi lagi.
Seok Hee : Lupakan. Jika kau melewati batas lagi, aku akan menendangmu.
Yoon Do : Aku lega.
Seok Hee : Apa?
Yoon Do : Kau masih Mo Seok Hee yang aku kenal. Selamat malam.
Seok Hee tersenyum.
Besok paginya, Yoon Do membantu Wang Pyo menyiapkan surat gugatan. Setelah gugatannya selesai, Yoon Do menunjukkannya pada Pengacara Yoon dan Pengacara Yoon menunjukkannya pada Wang Pyo.
Setelah mendapat persetujuan Wang Pyo, Yoon Do dan Pengacara Yoon langsung pergi memasukkan surat gugatan itu.
Je Kook dan tim langsung membahas gugatan Seok Hee.
Pak Yoon : Nona Seok Hee baru saja mengajukan gugatan, bahwa kami memaksa para pemegang saham menandatangani surat kuasa. Kami dituntut karena pemaksaan.
Kyung A : Ada juga klaim bahwa kami melanggar hukum pasar modal. Mereka mengatakan kami menerima surat kuasa dari pemegang saham pada tanggal yang berbeda.
Pak Yoon : Pasal 153 Undang-Undang Pasar Modal dan Investasi Pasar Saham. Pelanggaran dan pengungkapan surat kuasa dan dokumen referensi.
Kyung A : Nona Seok Hee lebih teliti daripada penampilannya.
Je Kook : Itu berarti dia bertekad untuk menjadi CEO. Kita sudah menduga ini.
Pak Kwon : Pimpinan Senior juga sedang menghubungi para direktur saat ini.
Pak Yoon : Choi Kyung Ho, Sim Ho Chul, Baek Jong Heon. Bahkan hanya dengan tiga orang ini, mereka bisa mengadakan rapat darurat.
Je Kook : Bukankah Direktur Baek ada di pihak kita? Apakah ini informasi darinya?
Pak Yoon : Ya.
Je Kook : Mereka akan mengadakan rapat dewan darurat?
Joo Young : Dia berencana meyakinkan dewan untuk menyingkirkan Pimpinan Mo sebagai CEO dan mencobanya lagi?
Pak Kwon : Haruskah kita mengirim mereka bertiga ke luar negeri sebentar?
Je Kook : Tidak, tunggu. Jika mereka menghubungi Direktur Baek, maka itu berarti mereka cukup percaya diri dan tidak peduli jika informasinya bocor pada kita. Maka itu pasti berarti dua lainnya sudah bergabung dengan mereka. Cari tahu kapan dan di mana pertemuan itu akan berlangsung.
Tim : Baik.
Je Kook : Tidak, gunakan Direktur Baek untuk mengadakan pertemuan di rumah.
Pak Yoon : Kenapa?
Je Kook : Jika sesuatu yang buruk terjadi di luar, maka itu tidak akan baik untuk kita.
Je Kook bergegas menemui Cheol Hee.
Cheol Hee : Rapat dewan direksi darurat? Keserakahannya tidak pernah berakhir. Dia begitu gigih.
Cheol Hee mulai takut.
Je Kook : Pimpinan.
Cheol Hee menatap Je Kook.
Tiba-tiba, Wang Pyo datang. Wang Pyo datang diantar Bu Jung.
Melihat Je Kook, Wang Pyo menyuruh Je Kook keluar. Je Kook mengerti dan langsung keluar.
Wang Pyo minta Cheol Hee menyerahkan posisi CEO ke Seok Hee. Cheol Hee jelas menolak. Ia beralasan, tidak bisa mundur karena dewan direksi sudah menunjuknya.
Wang Pyo : Kau akan dihukum karena keserakahanmu. Jika kau mencoba menggangguku lagi, kau akan membayarnya. Ini masih rumahku.
Wang Pyo lalu meminta Bu Jung membawanya keluar.
Diluar,, ia bertemu Je Kook yang berdiri di depan pintu.
Wang Pyo : Kau seharusnya tetap menjadi hakim. Ini kesalahanku.
Je Kook tak menjawab. Ia hanya menatap dingin Wang Pyo. Setelah Wang Pyo pergi, Je Kook langsung kembali ke dalam.
Cheol Hee : Aku...tidak bisa menerimanya lebih lama lagi. Aku muak dan lelah.
Je Kook : Ini terjadi sudah lama, tapi aku pernah beruntung. Aku mulai dengan 100 dolar untuk bersenang-senang. Tapi aku hanya menyisakan 1 dolar dalam sekejap mata. Aku berpikir untuk membuangnya. Tapi aku memasukkan koin terakhir itu dan koin itu memberiku hadiah besar. Koin 1 dolar itu mengubah hidupku. Kau tidak boleh memberi satu dolar pun kepada seorang penjudi.
Cheol Hee mengangguk-ngangguk.
Cheol Hee : Usia tua adalah penghinaan bagi keluarga.
Je Kook mengerti apa maksud Cheol Hee.
Je Kook kemudian berdiri dan beranjak pergi.
*MC Group ini kn punya Wang Pyo ya,,, so Wang Pyo dong yg punya kekuasaan penuh tapi disini yg sy lihat yg punya kekuasaan penuh tu si Je Kook......
Je Kook hendak pergi,, tapi langkahnya berhenti. Ia lantas berbalik dan mendongak dan melihat sesuatu.
Je Kook lantas masuk ke kamar Seok Hee.
Je Kook : Maaf mengganggumu saat kau sedang beristirahat.
Seok Hee : Sopan jika tidak melakukan hal-hal yang membuatmu harus meminta maaf.
Je Kook : Menurutmu kau bisa mengubah hasilnya jika kau mengadakan rapat dewan darurat?
Seok Hee : Aku tidak tertarik untuk bermain jika tidak ada peluang untuk menang.
Je Kook : Ke mana perginya Nona Seok Hee yang polos di masa lalu itu?
Seok Hee : Entahlah. Dia mungkin meninggal di New York ketika dia berusia sekitar 20 tahun. Kau harusnya tahu itu. Kau dan MC Grup membunuh Seok Hee.
Je Kook : Nona Seok Hee, menurutmu berapa lama kau bisa mengandalkan Pimpinan Senior? Jika kau tidak melepaskan keserakahanmu, Pimpinan Senior mungkin akan berada dalam situasi yang sulit.
Seok Hee : Apa itu ancaman? Selama aku bisa mendapatkan MC Grup, tidak penting apakah kakek meninggal atau tidak. Lagipula, kakek memang sudah tua.
Je Kook sedikit terkejut dengan kata-kata Seok Hee.
Seok Hee : Kau tampak terkejut. Untuk melawan kalian, aku harus bertindak dan berpikir seperti kalian. Karena inilah caramu bertarung.
Bersambung ke part 3....
Tags
Graceful Family
Seok Hee berjalan di lantai atas dan mendengar suara Wan Soo di bawah. Ia pun menghentikan langkahnya dan melihat Wan Soo sedang bicara dengan Wan Joon yang lagi makan ditemani Soo Jin.
Wan Soo : Sepertinya Tuhan telah memberimu semua keberuntungan. Sekarang lawan terkuatmu, Seok Hee, keluar dari permainan, kau lah satu-satunya pewaris.
Soo Jin : Kak Wan Soo, apa kau tidak tahu dia sangat sensitif? Dia terlambat makan malam.
Wan Soo : Sudah cukup sekarang. Makan malam bukan yang penting saat ini. Filmku hampir dibatalkan.
Wan Joon : Lalu?
Wan Joon berhenti makan.
Wan Joon : Apa yang kau inginkan?
Wan Soo : Berikan aku uang. Uang! Aku hampir kehilangan seluruh kru filmku sekarang! Kau sempurna. Tapi kupikir kau kurang dalam kemanusiaan. Apa pria dingin sepertinya tidak akan berdarah? Itu sangat kuno. Pemimpin selanjutnya harus lebih sensitif! Adik, tolong bantu aku menyelamatkan reputasiku. Tolong bantu aku, Wan Joon- ah!
Wan Joon : Kau tidak punya malu?
Wan Soo : Apa maksudnya?
Wan Joon : Akui saja bahwa kau tidak memiliki bakat. Hanya dengan pengakuan itu, kau akan menunjukkan bahwa kau memiliki nilai.
Wan Soo marah, kau bajingan berhati dingin!
Wan Joon lantas berdiri dan menghina Wan Soo.
Wan Joon : Jika kau menginginkan perusahaan, silakan ambil. Dapatkanlah kemampuan untuk mengambilnya. Atau diam saja.
Wan Soo : Apa katamu? Beraninya kau...!
Wan Soo yang udah gak tahan lagi, berniat memukul Wan Joon tapi dicegah Soo Jin.
Soo Jin : Kak Wan Soo! Kenapa kau bertingkah seperti ini?
Wan Soo : Kenapa aku bertingkah seperti ini? Sekarang kalian berdua bersikap dingin. Tidak heran kalian berdua sudah menikah!
Seok Hee pun datang.
Seok Hee : Indah sekali. Pertengkaran antar saudara.
Seok Hee duduk di meja. Wan Soo memarahi Seok Hee karena tidak hati-hati.
Wan Soo : Kau harusnya berusaha sebaik mungkin! Kau harapanku satu-satunya. Filmku hampir dibatalkan! Apa yang akan kau lakukan?
Seok Hee : Aku tahu. Maafkan aku. Kau harus mengurangi minum dan menggunakan uang itu untuk membuat film anggaran rendah.
Wan Soo : Bagaimana bisa tidak ada seorang pun di keluarga ini yang mengerti seni? Jika aku tidak bisa minum-minum sekarang, aku akan berakhir di rumah sakit jiwa.
Wan Soo pergi. Wan Joon juga mau pergi, tapi Seok Hee bersuara.
Seok Hee : Kak Wan Soo mungkin bukan sainganmu. Tapi kau tidak perlu memperlakukannya seperti itu. Lagipula kalian bersaudara. Kalian berdua rukun.
Wan Joon : Kenapa kalian berdua tidak bekerja sama? Kau adalah saudara tirinya.
Seok Hee : Saat terpojok, kau bisa menggigit dan mencabik-cabik seseorang.
Wan Joon : Sungguh? Hanya memikirkannya saja membuatku takut.
Wan Joon kemudian tertawa, lalu beranjak pergi. Soo Jin menyusul Wan Joon.
Seok Hee tertawa menatap kepergian Wan Joon, tapi hanya sebentar.
Di restoran, Yoon Do sedang makan malam bersama ayahnya dan Eun Ji.
Eun Ji : Internet dipenuhi berita tentang putri tunggal keluarga konglomerat. Bukankah dia wanita yang sebelumnya?
Pak Heo : Dia tampak begitu baik dan cerdas. Bagaimana dia bisa berakhir mengemudi sambil mabuk? Mengemudi sambil mabuk itu tidak berbeda dengan pembunuhan. Jangan pernah lakukan itu! Jangan pernah!
Yoon Do : Ayah, jangan percaya semua yang ada di berita.
Pak Heo : Jika aku tidak percaya dengan berita itu, lalu siapa yang aku percayai?
Yoon Do : Ada banyak berita palsu belakangan ini.
Eun Ji : Mereka mengatakan bahwa dia minum sepanjang malam sehingga dia masih mabuk di pagi hari. Dia pasti banyak minum hingga dia gagal dalam tes kesadaran di pagi hari.
Yoon Do marah, sudah kubilang itu tidak benar!
Eun Ji dan Pak Heo pun heran melihat Yoon Do marah.
Yoon Do lalu berhenti makan dan beranjak masuk ke dalam.
Seok Hee kini di kamarnya, sedang membaca buku puisi yang diberikan Yoon Do tadi.
Seok Hee : Pengacara Heo, kau memang berbeda. Aku menyukai puisi ini.
Di kamarnya, Yoon Do tak henti menatap ponselnya. Ia menunggu telepon Seok Hee.
Tapi karena Seok Hee gak kunjung menghubunginya, ia pun akhirnya menghubungi Seok Hee.
Yoon Do : Kau sudah membaca puisi itu?
Seok Hee : Apa kau tahu pukul berapa ini? Kau meneleponku hanya untuk menanyakan itu?
Yoon Do : Ini siang hari di New York.
Seok Hee : Jadi, kau mau membalasku?
Yoon Do : Tentu saja tidak. Aku hanya penasaran apa kau sudah membaca puisinya?
Seok Hee : Aku suka puisi ini.
Yoon Do : Sungguh? Hei, kita memiliki banyak kesamaan seperti saudara kandung!
Yoon Do lalu membacakan puisinya. Lalu Seok Hee melanjutkannya.
Yoon Do : Aku memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan.
Seok Hee : Memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan ini, suram seperti tanah yang kehilangan rumah.
Yoon Do / Seok Hee : dan sebagai rumah yang kehilangan penghuninya."
Yoon Do lalu minta Seok Hee bernyanyi lagi.
Seok Hee : Lupakan. Jika kau melewati batas lagi, aku akan menendangmu.
Yoon Do : Aku lega.
Seok Hee : Apa?
Yoon Do : Kau masih Mo Seok Hee yang aku kenal. Selamat malam.
Seok Hee tersenyum.
Besok paginya, Yoon Do membantu Wang Pyo menyiapkan surat gugatan. Setelah gugatannya selesai, Yoon Do menunjukkannya pada Pengacara Yoon dan Pengacara Yoon menunjukkannya pada Wang Pyo.
Setelah mendapat persetujuan Wang Pyo, Yoon Do dan Pengacara Yoon langsung pergi memasukkan surat gugatan itu.
Je Kook dan tim langsung membahas gugatan Seok Hee.
Pak Yoon : Nona Seok Hee baru saja mengajukan gugatan, bahwa kami memaksa para pemegang saham menandatangani surat kuasa. Kami dituntut karena pemaksaan.
Kyung A : Ada juga klaim bahwa kami melanggar hukum pasar modal. Mereka mengatakan kami menerima surat kuasa dari pemegang saham pada tanggal yang berbeda.
Pak Yoon : Pasal 153 Undang-Undang Pasar Modal dan Investasi Pasar Saham. Pelanggaran dan pengungkapan surat kuasa dan dokumen referensi.
Kyung A : Nona Seok Hee lebih teliti daripada penampilannya.
Je Kook : Itu berarti dia bertekad untuk menjadi CEO. Kita sudah menduga ini.
Pak Kwon : Pimpinan Senior juga sedang menghubungi para direktur saat ini.
Pak Yoon : Choi Kyung Ho, Sim Ho Chul, Baek Jong Heon. Bahkan hanya dengan tiga orang ini, mereka bisa mengadakan rapat darurat.
Je Kook : Bukankah Direktur Baek ada di pihak kita? Apakah ini informasi darinya?
Pak Yoon : Ya.
Je Kook : Mereka akan mengadakan rapat dewan darurat?
Joo Young : Dia berencana meyakinkan dewan untuk menyingkirkan Pimpinan Mo sebagai CEO dan mencobanya lagi?
Pak Kwon : Haruskah kita mengirim mereka bertiga ke luar negeri sebentar?
Je Kook : Tidak, tunggu. Jika mereka menghubungi Direktur Baek, maka itu berarti mereka cukup percaya diri dan tidak peduli jika informasinya bocor pada kita. Maka itu pasti berarti dua lainnya sudah bergabung dengan mereka. Cari tahu kapan dan di mana pertemuan itu akan berlangsung.
Tim : Baik.
Je Kook : Tidak, gunakan Direktur Baek untuk mengadakan pertemuan di rumah.
Pak Yoon : Kenapa?
Je Kook : Jika sesuatu yang buruk terjadi di luar, maka itu tidak akan baik untuk kita.
Je Kook bergegas menemui Cheol Hee.
Cheol Hee : Rapat dewan direksi darurat? Keserakahannya tidak pernah berakhir. Dia begitu gigih.
Cheol Hee mulai takut.
Je Kook : Pimpinan.
Cheol Hee menatap Je Kook.
Tiba-tiba, Wang Pyo datang. Wang Pyo datang diantar Bu Jung.
Melihat Je Kook, Wang Pyo menyuruh Je Kook keluar. Je Kook mengerti dan langsung keluar.
Wang Pyo minta Cheol Hee menyerahkan posisi CEO ke Seok Hee. Cheol Hee jelas menolak. Ia beralasan, tidak bisa mundur karena dewan direksi sudah menunjuknya.
Wang Pyo : Kau akan dihukum karena keserakahanmu. Jika kau mencoba menggangguku lagi, kau akan membayarnya. Ini masih rumahku.
Wang Pyo lalu meminta Bu Jung membawanya keluar.
Diluar,, ia bertemu Je Kook yang berdiri di depan pintu.
Wang Pyo : Kau seharusnya tetap menjadi hakim. Ini kesalahanku.
Je Kook tak menjawab. Ia hanya menatap dingin Wang Pyo. Setelah Wang Pyo pergi, Je Kook langsung kembali ke dalam.
Cheol Hee : Aku...tidak bisa menerimanya lebih lama lagi. Aku muak dan lelah.
Je Kook : Ini terjadi sudah lama, tapi aku pernah beruntung. Aku mulai dengan 100 dolar untuk bersenang-senang. Tapi aku hanya menyisakan 1 dolar dalam sekejap mata. Aku berpikir untuk membuangnya. Tapi aku memasukkan koin terakhir itu dan koin itu memberiku hadiah besar. Koin 1 dolar itu mengubah hidupku. Kau tidak boleh memberi satu dolar pun kepada seorang penjudi.
Cheol Hee mengangguk-ngangguk.
Cheol Hee : Usia tua adalah penghinaan bagi keluarga.
Je Kook mengerti apa maksud Cheol Hee.
Je Kook kemudian berdiri dan beranjak pergi.
*MC Group ini kn punya Wang Pyo ya,,, so Wang Pyo dong yg punya kekuasaan penuh tapi disini yg sy lihat yg punya kekuasaan penuh tu si Je Kook......
Je Kook hendak pergi,, tapi langkahnya berhenti. Ia lantas berbalik dan mendongak dan melihat sesuatu.
Je Kook lantas masuk ke kamar Seok Hee.
Je Kook : Maaf mengganggumu saat kau sedang beristirahat.
Seok Hee : Sopan jika tidak melakukan hal-hal yang membuatmu harus meminta maaf.
Je Kook : Menurutmu kau bisa mengubah hasilnya jika kau mengadakan rapat dewan darurat?
Seok Hee : Aku tidak tertarik untuk bermain jika tidak ada peluang untuk menang.
Je Kook : Ke mana perginya Nona Seok Hee yang polos di masa lalu itu?
Seok Hee : Entahlah. Dia mungkin meninggal di New York ketika dia berusia sekitar 20 tahun. Kau harusnya tahu itu. Kau dan MC Grup membunuh Seok Hee.
Je Kook : Nona Seok Hee, menurutmu berapa lama kau bisa mengandalkan Pimpinan Senior? Jika kau tidak melepaskan keserakahanmu, Pimpinan Senior mungkin akan berada dalam situasi yang sulit.
Seok Hee : Apa itu ancaman? Selama aku bisa mendapatkan MC Grup, tidak penting apakah kakek meninggal atau tidak. Lagipula, kakek memang sudah tua.
Je Kook sedikit terkejut dengan kata-kata Seok Hee.
Seok Hee : Kau tampak terkejut. Untuk melawan kalian, aku harus bertindak dan berpikir seperti kalian. Karena inilah caramu bertarung.
Bersambung ke part 3....
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...