Sebelumnya...
Di kantor, Penulis Ma heboh. Ia bahkan memanggil teman2nya dan menunjukkan layar komputernya.
Penulis Ma : Lihat ini, dia tampan sekali. Dia tipeku.
Di layar, tampak artikel dan foto Jung Woo.
Penulis Ahn menyayangkan Jung Woo yg gagal debut. Ia yakin Jung Woo akan sangat populer jika berhasil debut. Penulis Ahn juga membahas soal 'Chaos' yang menjadi topic teratas.
Penulis Ma : Dia hanya membantu publisitas mereka. Aku merasa kasihan kepadanya.
Soo Hyun : Hidup ini panjang. Usianya baru 20 tahun. Dia akan dapat peluang lebih baik.
Ponsel Soo Hyun berdering, telepon dari ayahnya.
Pak Jung : Soo Hyun, kita dalam masalah. Kita mungkin harus menutup restoran kita.
Soo Hyun bingung, apa maksud ayah?
Soo Hyun : Tenang dan jelaskan kepadaku.
Pak Jung pun bercerita, kalau tiba2 saja pelangan mereka jadi sedikit sejak kemarin dan pelanggan tetap mereka tidak mau melihatnya saat ia menyapa mereka.
Pak Jung : Itu sangat aneh, jadi, ayah mencari tahu, dan ada unggahan di situs web para ibu setempat yang menjelekkan restoran kita. Hanya itu alasan yang bisa ayah temukan, dan ayah tidak tahu harus bagaimana soal itu.
Bu Yang sewot, kenapa kau menelepon semua orang soal itu? Tutup sekarang juga!
Pak Jung kaget dgn teriakan istrinya.
Pak Jung : Aku hanya marah dan kesal! Lalu aku harus merengek kepada siapa?
Terdengar suara Soo Hyun lagi di telepon, pertama...
Pak Jung langsung mendekatkan ponselnya ke kupingnya.
Soo Hyun : ... aku akan mencari tahu apa yang terjadi, jadi, jangan khawatir.
Soo Hyun menutup teleponnya.
Melihat itu, penulis Ahn tanya apa yg terjadi?
Soo Hyun : Ada unggahan di situs web para ibu yang memfitnah restoran ayahku.
Penulis Ahn : Situs-situs semacam itu memiliki pengaruh besar ke ibu-ibu setempat. Kudengar ada banyak restoran yang tutup seperti itu.
Soo Hyun : Aku harus mencari cara.
Dae Han tiba2 datang. Soo Hyun dan tim nya terkejut. Dae Han pun berkata, ia ada wawancara di gedung sebelah, jadi ia putuskan mampir sebentar ke cvN.
Dae Han : Aku membawa camilan.
Dae Han memberikan kopi dan camilan yg dibawanya.
Dae Han lalu melirik Soo Hyun. Melihat wajah cemas Soo Hyun, Dae Han heran dan tanya ada apa.
Soo Hyun pun mengaku senang Dae Han datang dan mengajaknya bicara.
Soo Hyun langsung membereskan barang2nya di atas meja, lalu beranjak keluar dgn Dae Han.
Dae Han dan Soo Hyun ke bawah dgn menuruni tangga. Dae Han tanya, kenapa mereka tidak naik lift saja? Soo Hyun bilang, ia merasa sesak naik lift.
Dae Han : Kau klaustrofobia?
Soo Hyun : Senang bisa berolahraga. Kau juga membutuhkannya.
Soo Hyun dan Dae Han duduk di kantin. Soo Hyun membuka laptopnya memeriksa web 'Love Inju' yang menjelek2kan restoran ayahnya. Ada sebuah artikel disana, artikel ttg restoran ayahnya.
"Aku belum pernah melihat restoran ayam seperti ini. Pemiliknya tampak seperti preman dan sangat kasar. Ayamnya sudah tua, seperti mengunyah karet. Mereka pasti memakai ulang minyak. Ayamnya beraroma tua dan membuat perutku melilit. Aku bahkan menemukan potongan rambut di ayamnya. Aku tidak tahan, jadi, aku mengeluh... Tapi mereka marah dan mengamuk."
Soo Hyun heran, anak anjing seperti ayahku marah dan mengamuk?
Mereka lalu membaca komentar di artikel itu.
"Kita harus memboikot tempat seperti itu."
"Mereka seharusnya lebih pintar."
"Tempat yang tidak menghormati pelanggan harus ditutup."
"Di mana restoran ini?"
"Restoran ayam di Pasar Inju."
Dae Han lantas melihat profill si pemilik web.
Dae Han : Siapa wanita ini? Ibu Inju?
Soo Hyun : Aku akan mencari tahu siapa dia dan memberinya pelajaran.
Dae Han : Itu akan menyelesaikan apa? Bagaimana jika dia bersikeras itu terjadi?
Soo Hyun : Kau ada benarnya. Restoran akan bangkrut selagi kita mencari tahu.
Dae Han : Jika membaca ini, kau bisa tahu dia marah dengan restoran. Apa ini? Ibu Inju? Ibu Inju yang mengelola situs ini. Kurasa akan lebih baik untuk mengguruinya daripada membuatnya marah. Dia adalah manajer.
Soo Hyun : Aku hanya ingin...
Dae Han : Tahan dirimu. Jangan menjadi seperti dia.
Soo Hyun : Lalu apa?
Dae Han pun mengetik.
Dae Han : Kau kepala di situs ini, bukan?
Ponsel Soo Hyun berdering. Telepon dari Joon Ho.
Soo Hyun : Halo, Pak Kang.
Dae Han langsung menatap Soo Hyun pas dengar Soo Hyun menyebut 'Pak Kang'. Ia tahu itu Joon Ho.
Joon Ho : Kapan kita harus bertemu di studio?
Soo Hyun : Maafkan aku, tapi ada urusan keluarga yang harus kutangani, jadi, aku tidak bisa datang hari ini.
Joon Ho : Benarkah? Baik. Aku tidak bisa bilang tidak kecewa, tapi kau bisa apa?
Soo Hyun : Baiklah.
Dae Han kesal, apa dia tidak punya kegiatan lain?
Jung Woo ada di ruangan mantan boss nya. Mantan boss nya senang karena 'Chaos' menjadi yg paling byk dibicarakan saat ini.
Jung Woo : Jadi, aku tidak berutang penalti kepada anda, bukan?
"Benar. Ini masalahku. Aku terlalu peduli kepada orang."
"Apa anggota lain sedang berlatih?"
"Mereka bahkan tidak punya waktu untuk buang air kecil. Mereka pergi pagi-pagi sekali untuk syuting video musik."
Jung Woo pun pergi ke ruang latihan.
Jung Woo : Aku ingin mengucapkan perpisahan.
Jung Woo lalu membaca tulisannya yg ada di bawah kertas bertuliskan peraturan ruang latihan.
"Keringat yang mengalir keluar bersama harum. Oleh Jung Woo."
Jung Woo : Baiklah. Mari berkeringat.
Jung Woo mulai bekerja. Bersama beberapa pria lainnya, ia harus membersihkan kaca gedung2 tinggi. Tapi Jung Woo ketakutan saat harus turun dari ketinggian untuk membersihkan kaca, membuat pria yg memberinya pekerjaan itu sewot.
Jung Woo : Kau tidak takut?
"Uang lebih menakutkan. Aku memberikanmu pekerjaan ini karena kau memohon."
"Uang memang menakutkan tapi ini lebih menakutkan." jawab Jung Woo.
Di restoran Pak Jung, anak2 asyik makan ayam sementara para orang dewasa lagi diskusi soal fitnah yg diterima restoran Pak Jung. Dae Han bilang, ada orang yg ingin balas dendam pada Pak Jung. Pak Jung kaget, balas dendam?
Dae Han : Ya. Melihat yang dia tulis di situs ibu-ibu, tidak mungkin itu pelanggan biasa. Aku yakin dia dendam kepada kalian berdua.
Soo Hyun : Benar. Kalian tidak terlintas siapa pun?
Pak Jung : Ayah tidak tahu.
Bu Yang : Seperti yang kau tahu, ayahmu akan membiarkan orang menyakitinya, tapi dia tidak akan menyakiti orang lain.
Soo Hyun : Aku tahu ayah seperti itu, tapi ibu mudah marah.
Tak lama kemudian, Pak Jung ingat ibu2 pendukung Kyung Hoon yg mengancamnya terakhir kali.
Pak Jung : Itu benar. Wanita itu.
Dae Han : Apa? Siapa?
Pak Jung : Siapa lagi? Ibu Jae Hoon.
Bu Yang : Kau benar. Dia marah karena apartemen upah rendah.
Pak Jung : Benar.
Dae Han : Dia tidak akan mengunggah itu hanya karena kejadian itu.
Bu Yang : Tidak. Wanita itu mampu melakukan hal yang jauh lebih buruk.
Soo Hyun : Siapa ibu Jae Hoon?
Dae Han : Dia pendukung sekolah internasional.
Pak Jung : Ini masalah. Jika memang dia, dia tidak akan menurunkannya meski aku berlutut dan memohon.
Bu Yang : Kenapa kita harus berlutut? Apa salah kita? Aku akan mematahkan jari-jarinya...
Bu Yang kesal. Pak Jung dan Dae Han langsung menenangkannya.
Soo Hyun : Ibu harus tenang di saat seperti ini.
Dae Han : Ya, dia benar. Tolong tenanglah. Aku yakin ada cara.
Da Jung yg mendengar, memberi saran.
Da Jung : Bagaimana kalau kita tunjukkan kepada mereka?
Dae Han : Tunjukkan kepada siapa?
Da Jung : Kalian menggoreng ayamnya. Mereka mungkin akan percaya jika melihatnya sendiri. Biarkan mereka melihatnya sendiri.
Dae Han : Itu terdengar mudah, tapi bagaimana menunjukkannya. Kita tidak bisa membawa semua orang ke sini.
Da Jung : Kalian bisa merekamnya dan mengunggahnya di situs.
Soo Hyun : Mereka akan berpikir itu direkam sebagai promosi.
Da Jung : Kurasa Kakak benar.
Pak Jung : Maka restoran kita akan hancur. Semuanya hancur.
Bu Yang : Kau dan mulut besarmu. Ini semua salahmu!
Bu Yang mencubit Pak Jung.
Pak Jung : Kenapa kau mencubitku?
"Aku akan melakukan siaran langsung." ucap Tak sambil memainkan game nya. Maksudnya dia melakukan siaran langsung untuk game nya.
Dae Han : Apa? Siaran langsung?
Dae Han : Itu dia. Siaran tunggal. Jika kita unggah URL di situs web, mereka akan melihatnya sendiri. Jika kita siaran langsung sepanjang jam kerja, mereka tidak bisa bersikeras itu hanya selama syuting.
Soo Hyun : Benar. Dan itu akan membantu mempromosikan restoran. Kenapa aku tidak memikirkan itu?
Dae Han : Bagus, Tak. Ide bagus.
Tiba2, Joon Ho datang membuat mereka semua kaget.
Soo Hyun : Pak Kang, sedang apa disini?
Joon Ho : Aku sangat ingin ayam dan bir. Senang bertemu denganmu. Tidak kukira bisa bertemu hari ini.
Joon Ho tersenyum.
Da Jung dan adik2nya pulang duluan. Tae Poong tanya, kenapa Dae Han tak ikut pulang dgn mereka?
Da Jung : Dia punya pekerjaan.
Song Yi : Kuharap Kak Soo Hyun dan Paman Wi menikah.
Tae Poong : Aku juga. Maka dia akan menjadi ibu kita.
Tak : Kenapa begitu? Dia tidak bodoh.
Da Jung menghela nafas mendengar kata2 Tak.
Dari dapur, Pak Jung dan Bu Yang menatap Soo Hyun yg diperebutkan dua pria.
Soo Hyun tanya, bagaimana dengan rencana mereka memancing malam hari?
Joon Ho : Aku membatalkannya karena kau tidak bisa datang. Tidak menyenangkan pergi sendirian.
Dae Han kaget, apa? Kalian memancing malam bersama?
Joon Ho tidak mempedulikan Dae Han. Ia lalu tanya, apa masalah Soo Hyun sudah selesai?
Soo Hyun : Kami masih dalam proses.
Joon Ho lalu tanya ke Dae Han, kenapa Dae Han disana?
Dae Han : Kenapa? Kau penasaran? Aku cukup dekat dengan orang tuanya. Kami sudah seperti keluarga.
Dae Han lalu balik tanya. Ia tanya, apa Joon Ho menyukai Soo Hyun.
Soo Hyun langsung menatap Dae Han.
Soo Hyun : Kenapa menanyakan itu?
Joon Ho : Tidak apa-apa. Itu bukan pertanyaan sulit.
Joon Ho lantas mengaku, bahwa ia menyukai Soo Hyun. Sangat menyukai Soo Hyun.
Mendengar itu, Pak Jung dan Bu Yang kaget. Pak Jung bahkan sampai menjatuhkan panci yg sedang dipegangnya.
Dae Han menatap Soo Hyun.
Dae Han : Kau juga menyukainya?
Joon Ho : Tidak sopan menanyakan hal semacam itu kepadanya.
Joon Ho lalu menanyakan pertanyaan yg sama ke Dae Han. Dae Han bingung menjawabnya.
Soo Hyun yg udah tidak tahan lagi, menyuruh mereka pulang.
Joon Ho : Aku juga? Tapi ayam... ayamnya baru saja datang...
Dae Han : Kenapa kau tiba-tiba muncul?
Joon Ho : Ayamnya baru saja keluar.
Soo Hyun : Pulanglah. Kumohon.
Joon Ho keluar duluan. Dae Han menyusul Joon Ho dan tanya, kenapa Joon Ho harus menyukai Soo Hyun dari sekian banyak wanita?
Joon Ho : Aku tidak punya alasan untuk meminta izinmu menyukai seseorang. Sampai jumpa.
Joon Ho mau pergi, tapi Dae Han menahannya. Dae Han tanya, apa Joon Ho akan mengikuti pemilu?
Joon Ho : Tidak. Tidak akan. Kurasa politik bukan bidang yang tepat untukku.
Dae Han : Berapa banyak politisi yang berpikir politik tepat untuk mereka?
Joon Ho : Ada dua tipe politisi. Yang melakukannya karena kewajiban atau untuk kekuasaan.
Dae Han : Jika kau tidak tertarik, itu artinya kau tidak tertarik pada kewajiban atau kekuasaan.
Joon Ho : Kau yang mana? Kewajiban atau kekuasaan?
Dae Han : Tentu saja, kewajiban. Tugasku menyingkirkan orang seperti Anggota Dewan Kang. Sampai jumpa.
Dae Han mau pergi tapi Joon Ho menahannya.
Joon Ho : Tidak benar bahwa aku tidak tertarik pada kewajiban atau kekuasaan. Alih-alih aku tahu persis apa yang harus dialami keluarga politisi.
Dari dalam,, Pak Jung mengintip persaingan dua pria itu.
Pak Jung kemudian menghampiri Soo Hyun dan Bu Yang.
Pak Jung : Kau mengencani pengacara itu?
Soo Hyun : Tidak.
Bu Yang : Lalu apa? Kau tidak tertarik kepadanya?
Soo Hyun : Entahlah! Aku akan menangani urusanku sendiri. Fokuslah pada restoran.
Bu Yang : Apa maksudmu tidak tahu? Dia bilang dia menyukaimu. Amat menyukaimu pula!
Pak Jung : Jangan hamburkan waktu! Dia tampak seperti pria hebat. Kencani saja!
Soo Hyun : Ayah tahu dia putra Anggota Dewan Kang, bukan? Katanya ayah tidak menyukai ayahnya, ingat?
Pak Jung : Lihatlah dia. Kapan ayah pernah bilang tidak menyukainya? Kami mungkin tidak sependapat dalam pandangan politik, tapi ceritanya sangat berbeda jika dia menjadi besan kita.
Bu Yang : Dia jauh lebih tampan daripada Anggota Dewan Kang. Dan dia tampak lebih baik dari ayahnya. Kenapa kau tidak memacarinya berhubung dia sudah menyukaimu?
Soo Hyun : Berhenti menyimpulkan. Aku akan pulang.
Dae Han yg sedang mencukur jenggotnya,, teringat pengakuan Joon Ho tadi.
Joon Ho : Ya, aku menyukainya. Aku amat menyukainya. Aku tidak punya alasan untuk meminta izinmu menyukai seseorang.
Dae Han kesal, saking kesalnya dia sampe gak sengaja melukai dagunya dgn pisau cukur.
Soo Hyun menonton drama di TV dgn mata berkaca-kaca. Ji Hyun kemudian datang. Ia tanya, apa yg akan dilakukan Soo Hyun sekarang?
Ji Hyun : Kini orang tua kita tahu.
Soo Hyun : Aku tidak tahu.
Ji Hyun : Kau ragu mengencaninya karena Dae Han, bukan?
Soo Hyun : Sama sekali tidak benar. Hanya... Aku mengkhawatirkan Da Jung dan belum siap menyukai seseorang dengan penuh hasrat. Entah apa aku siap berkencan.
Ji Hyun : Kenapa kau tidak bisa menyukainya dengan penuh hasrat? Apa karena aku?
Soo Hyun terdiam. Tak lama,, ia menoleh kesampingnya dan tak ada siapa2 disana.
Tangis Soo Hyun seketika pecah.
Flashback....
-Tahun 2005-
Soo Hyun memandangi poster Shinhwa. Sementara Ji Hyun, duduk di kasur sambil membaca komik.
Soo Hyun meminta Ji Hyun mengembalikan paper bag yg dipegangnya. Soo Hyun bilang, itu hari terakhir.
Ji Hyun tanya, kenapa harus dia?
Ji Hyun : Itu bukan milikku.
Soo Hyun : Ayolah, ini demi kakakmu.
Ji Hyun : Tidak hari ini. Aku tidak enak badan. Dan yang terpenting, hari ini SHINHWA tampil kembali. Kakak bisa mampir ke pasaraya saat keluar.
Soo Hyun : Kakak akan terlambat jika mampir.
Ji Hyun : Kakak mau ke mana?
Soo Hyun : Kakak akan menonton film.
Ji Hyun : Dengan siapa?
Soo Hyun malu2 menjawabnya kalau dia akan nonton dgn Dae Han.
Mendengar itu, Ji Hyun antusias.
Ji Hyun : Kalian berkencan?
Soo Hyun : Kakak tidak akan menyebutnya kencan. Dia menawarkan untuk menunjukkan sebuah film karena sudah bekerja keras untuk deklarasi mahasiswa.
Ji Hyun : Itu kencan!
Tahu kakaknya akan kencan dgn Dae Han, Ji Hyun pun minta maaf pada poster Shinhwa karena tidak akan datang ke konser Shinhwa.
Ji Hyun : Berikan tas itu kepadaku. Bersikap baiklah.
Soo Hyun : Kau yakin bisa membantu kakak dan meninggalkan grup musikmu?
Ji Hyun : Aku bisa apa? Kakakku satu-satunya sangat buruk dalam berkencan. Aku, adik yang murah hati, yang harus membantu.
Soo Hyun : Jangan keterlaluan.
Ji Hyun : Maka aku tidak akan pergi.
Soo Hyun : Maafkan kakak. Lagi pula, kenapa kau menyukai Dae Han?
Ji Hyun : Dia tampan. Aku tahu Kakak sangat menyukainya.
Soo Hyun : Kakak sangat gugup!
Soo Hyun menghampiri Dae Han yg menunggunya di pintu bioskop. Sebelum menemui Dae Han, ia terlebih dahulu membenarkan rambutnya.
Lalu ia melihat Dae Han juga sedang membenarkan rambut. Soo Hyun tersenyum, lalu bergegas menemui Dae Han.
Soo Hyun minta maaf karena terlambat. Dae Han berkata, ia juga baru tiba.
Dae Han dan Soo Hyun mulai masuk. Mereka fokus menonton film.
Soo Hyun yg kelewat fokus, berusaha mengambil popcorn tanpa lihat2 kalau Dae Han juga sedang mengambil popcorn. Tangan mereka bersentuhan. Keduanya gugup. Soo Hyun langsung menarik tangannya.
Dae Han yg gugup, menenangkan diri dgn minum tapi dia minum minuman punya orang lain.
Sementara itu, Ji Hyun di lift. Ia hendak mengembalikan barang kakaknya tapi tiba2 saja, lift yg dinaiki Ji Hyun mengalami masalah. Ji Hyun tak sendiri tapi bersama beberapa orang di dalam. Ji Hyun ketakutan dan berusaha menghubungi Soo Hyun tapi tidak dijawab. Tali lift putus, hingga lift terjun bebas ke bawah. Mereka tewas!
Dae Han dan Soo Hyun selesai menonton.
Dae Han : Kurasa aku terlalu banyak minum soda. Aku harus ke toilet.
Sambil menunggu Dae Han, Soo Hyun memeriksa ponselnya dan terkejut mendapati 1 panggilan dari Ji Hyun dan 5 dari ayahnya.
Soo Hyun pun menelpon ayahnya.
Soo Hyun kaget mendengar suara ayahnya menangis.
Soo Hyun : Ada apa ayah?
Pak Jung : Ji Hyun pergi ke pasaraya dan liftnya jatuh...
Setelah kejadian itu, Soo Hyun mengurung diri di kamarnya. Ia terus menangisi kematian Ji Hyun dan menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian Ji Hyun.
Pak Jung menggedor-gedor pintu kamar Soo Hyun, menyuruh Soo Hyun keluar.
"Bagaimana kita bisa hidup jika kau bersikap seperti ini?"
Flashback end...
Soo Hyun mengambil ponsel Ji Hyun. Tampak layar ponsel Ji Hyun yg pecah karena kejadian itu. Soo Hyun membaca pesan yg dikirim Ji Hyun padanya.
Ji Hyun : Uangnya kembali! Semua berkat aku jika kencan dengan Dae Han berhasil
Tangis Ji Hyun kembali pecah.
Dae Han sendiri teringat saat Soo Hyun tiba2 memutuskan hubungan mereka.
Soo Hyun beralasan, penjualan restoran ayahnya terus menurun, jadi ia harus bekerja dan cuti kuliah semester depan.
Dae Han : Itukah alasanmu tidak datang ke rapat BEM? Separah apa?
Soo Hyun : Kurasa aku tidak perlu menjelaskannya kepadamu. Aku datang karena kau terus menelepon dan mengirim pesan, tapi kuharap kau tidak meneleponku lagi. Meskipun kau melakukannya, aku tidak akan menjawab.
Dae Han : Apa aku melakukan kesalahan?
Soo Hyun : Bukan begitu. Aku benci saat orang ingin berada di sisiku saat aku kesulitan. Aku harus pergi.
Flashback end...
Dae Han : Itu masih membuatku sedih.
Bersambung ke part 4....
-
Sinopsis Wonderful World Episode 1-16
Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.
-
Duis non justo nec auge
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
The Great Show Ep 7 Part 2
by
GenkPelangi
at
December 05, 2019
Sebelumnya...
Jung Woo sedang menatap foto hasil USG bayinya.
Tak lama, SMS Da Jung masuk.
Da Jung : Karena kita memutuskan untuk tidak saling mengasihani, aku tidak akan meminta maaf. Aku akan bersyukur seumur hidupku. Terima kasih sudah melindungi bayi kita bahkan dengan mempertaruhkan debutmu.
Jung Woo : Akulah yang seharusnya berterima kasih.
Jung Woo lalu mendongak, menatap langit. Ia tersenyum getir.
Jung Woo : Tapi kenapa aku sangat takut?
Jung Woo ternyata masih di halte dekat rumah Dae Han.
Pak Jung membawakan ayam dan bir untuk Soo Hyun. Pak Jung : Makan lah.
Soo Hyun : Ayah, kenapa pelanggan di sana lebih sedikit daripada biasanya? Biasanya, saat ini, aku bahkan tidak bisa menemukan tempat duduk.
Pak Jung langsung celingukan.
Pak Jung : Kau benar. Apa ada masalah hari ini? Anehnya sepi.
Soo Hyun : Ayah sudah menonton acaranya?
Pak Jung : Tentu saja. Harus ayah katakan Wi Dae Han sungguh unik.
Soo Hyun : Kenapa?
Pak Jung : Apa yang orang lain rahasiakan, dia akui di TV! Itu tidak mudah. Maksudku, namanya sudah enak terdengar. Dia pasti akan menjadi terkenal.
Bu Yang yang dari tadi duduk di deket meja kasir, langsung mendekati suami dan putrinya.
Bu Yang : Terkenal? Tidak mungkin. Dia akan mendapat masalah besar. Meski menginginkan bayi itu, dia hanya anak sekolah. Apa yang akan dia lakukan setelah melahirkan?
Pak Jung : Kau benar. Bukankah dia punya adik untuk diurus? Setelah kupikir-pikir. Dae Han cukup gegabah.
Soo Hyun : Ayolah, Da Jung tidak sendirian. Ada juga ayah bayi itu. Kita tidak perlu khawatir.
Mendengar itu, Pak Jung dan Bu Yang terdiam. Soo Hyun pun sadar sudah salah ngomong. Bu Yang lalu kembali ke meja kasir.
Pak Jung pun bicara lagi.
Pak Jung : Sekarang sudah hampir sepuluh tahun sejak Ji Hyun meninggal.
Bu Yang meneriaki Pak Jung.
Bu Yang : Kau hanya akan duduk di sana dan tidak bekerja? Masuk dan goreng ayam.
Pak Jung : Tentu saja. Aku akan melakukannya. Aku dalam perjalanan.
Pak Jung beranjak ke dapur.
Ponsel Soo Hyun berdering. Telepon dari Hye Jin.
Soo Hyun pun langsung menemui Hye Jin di kafe. Soo Hyun tanya, kenapa Hye Jin mengajaknya ketemuan selarut itu?
Hye Jin : Ada yang ingin kukatakan, tapi kupikir membicarakannya di telepon tidak pantas.
Soo Hyun : Jika tidak bisa bicara di telepon, ini bukan soal pekerjaan.
Hye Jin : Kau sudah tahu aku menyukai Pak Kang, bukan?
Soo Hyun : Lalu?
Hye Jin : Aku ingin tahu apa kau juga menyukainya.
Soo Hyun : Ini terasa seperti interogasi.
Hye Jin : Maaf. Aku tidak pandai berbasa-basi.
Soo Hyun : Kalau begitu, aku juga akan berterus terang kepadamu. Kau benar. Aku tertarik kepada Pak Kang. Jika ini alasanmu ingin menemuiku, aku harus pergi. Ini membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Hye Jin : Lalu bagaimana dengan Dae Han? Bukankah kalian berdua dekat saat kuliah? Kalian berdua juga tampak akrab belakangan ini. Secara fisik dan emosional.
Soo Hyun : Kau benar. Kami dekat. Kami tetangga dan juga bekerja sama. Tapi itu saja.
Hye Jin : Begitukah? Kau pikir dia merasakan hal yang sama?
Soo Hyun : Tanyakan saja kepadanya. Kenapa kau bertanya kepadaku? Imajinasimu luar biasa. Mencoba menjodohkanku dengan orang yang akan menjadi kakek. Aku harus pergi.
Soo Hyun pergi. Hye Jin kesal.
Di jalan, Soo Hyun menerima pesan dari Joon Ho.
Joon Ho : Apa kita masih akan memancing malam besok?
Soo Hyun : Tentu saja. Kita sudah berjanji. Meski ini kali pertamaku memancing, jadi, aku tidak yakin.
Di taman,, Dae Han sedang bersama Bong Joo. Bong Joo mengecek internet.
Bong Joo : Peringkat kata kunci langsung, Wi Dae Han, Debat, Putri. Kata kunci yang paling banyak dicari adalah Wi Dae Han. Diikuti oleh putri Wi Dae Han. Popularitasmu sebagai Ayah Nasional tadinya mulai memudar. Bayi itu jimat keberuntunganmu.
Dae Han : Tingkat kelahiran rendah adalah masalah serius. Memiliki anak adalah tindakan patriotisme. Orang sepertiku harus terpilih sebagai Anggota Dewan Nasional. Aku akan punya empat anak dan satu cucu sebelum menikah.
Bong Joo tiba2 terbelalak dan menunjuk ke punggung Dae Han.
Dae Han melihat punggungnya dan kaget melihat bayi di punggungnya sedang menangis.
Dae Han panic.
Tiba2, Dae Han terbangun. Dae Han lega itu cuma mimpi.
Paginya, para reporter berkumpul di depan kediaman Dae Han.
Si kembar mengintip dari jendela.
Song Yi : Kenapa orang-orang itu ada di sini?
Tak yang berdiri di belakang si kembar bersama Da Jung, menyahut.
Tak : Menurut kalian kenapa? Berkat ayah dan putri yang hebat Apa yang akan Kakak lakukan? Semua orang akan tahu siapa aku karena Kakak.
Da Jung : Pakai saja masker di luar. Kau bisa berpura-pura menjadi bintang besar.
Dae Han datang.
Dae Han : Lupakan mereka dan bersiaplah ke sekolah. Aku akan mengusir mereka.
Dae Han keluar. Reporter bertanya, kapan Da Jung memutuskan mempertahankan bayi itu. Mereka juga tanya, rasanya menjadi kakek dan apa Da Jung putus sekolah?
Dae Han : Kalian pasti kesulitan bekerja pagi-pagi sekali. Aku akan mengadakan konferensi pers, jadi, tolong jangan datang ke rumah kami seperti ini. Aku tidak masalah, tapi anak-anakku masih muda dan bukan tokoh masyarakat. Tolong bantu melindungi privasi anak-anakku.
Dae Han membungkuk. Reporter minta Dae Han menjawab satu pertanyaan mereka soal ayah si bayi seorang idol trainee atau bukan?
Dae Han pun teringat kata boss agensi Jung Woo saat mereka bicara di telepon.
"Itu bagus untuk kami, tentu saja. Itulah yang kusebut situasi sama-sama menguntungkan. Kami mendapat publisitas, dan Jung Woo tidak perlu membayar penalti."
Dae Han : Jika kujawab pertanyaan itu, apa kalian akan pergi?
"Tentu, kami akan melakukan itu."
"Dia siswa latihan idola. Dia anggota grup bernama Chaos, yang akan segera debut."
Para reporter langsung heboh.
Dae Han mengantar Da Jung ke sekolah.
Dae Han : Aku menyelesaikan masalah denda, jadi, jangan khawatir.
Da Jung : Baiklah. Terima kasih.
Dae Han : Kau harus berhenti sekolah.
Da Jung : Tidak. Aku akan tetap sekolah. Aku ingin menyelesaikan semester ini.
Dae Han : Seluruh sekolah akan tahu kau hamil, dan anak-anak dan orang tua mereka tidak akan membiarkanmu.
Da Jung : Aku harus menghadapinya. Aku ingin menjadi ibu yang bangga atas bayiku. Aku tidak ingin bersembunyi seperti penjahat.
Dae Han : Aku paham perasaanmu...
Da Jung : Aku sudah mencarinya semalaman, dan murid hamil juga berhak untuk pendidikan.
Dae Han : Tapi bagaimana dengan hak orang lain yang dilanggar karenamu? Bukankah sudah kukatakan kemarin? Kau harus menjalani kehidupan yang berbeda. Berhentilah sekolah. Kepala Sekolah akan mengatakan hal yang sama.
Dae Han pun berbicara dgn KepSek Da Jung.
KepSek : Kita harus membiarkannya sekolah jika dia ingin. Pendidikan adalah hak dasar manusia yang dijamin oleh konstitusi.
Dae Han : Ya. Benar, Pak.
KepSek : Aku tersentuh oleh keberanianmu dan putrimu kemarin di acara ini. Tentu saja, mungkin ada orang tua yang menentang adanya murid hamil di sekolah.
Dae Han : Ya, Pak. Itu maksudku. Sebagai orang tua, aku sangat memahami perasaan mereka.
KepSek : Tapi itu sebabnya Kepala Sekolah harus menyelesaikan konflik ini. Aku akan mencoba membujuk para orang tua, jadi, jangan khawatir.
Dae Han terkejut mendengarnya.
Di kelas, wali kelas mencoba memberi pengertian pada murid2 yg lain soal Da Jung.
"Beberapa dari kalian mungkin sudah tahu, tapi sekolah sudah membahasnya dan Da Jung akan terus belajar dengan kalian. Bapak harap kalian bisa perhatian terhadap Da Jung."
Pak Guru juga berkata, Da Jung ingin menyelesaikan semester ini dan KepSek sudah setuju.
"Apa dia gila? Ada apa dengan sekolah kita?" ucap salah satu murid kesal.
"Ini kasus khusus, tapi dia berhak belajar, sama seperti kalian."
"Pak, ini berbeda. Bagaimana jika dia menabrak orang dan tidak sengaja keguguran? Siapa yang akan bertanggung jawab?"
"Karena itulah kalian harus pengertian. Jangan berlarian di kelas dan bicara dengan tenang jika bisa."
"Kenapa kami harus berhati-hati di sekolah karena dia? Hamil bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, bukan? Kenapa kita harus menjadi korbannya?"
Da Jung yg merasa tidak enak, meminta Pak Guru tetap memperlakukannya seperti murid lain.
Da Jung lalu meminta maaf pada teman2nya.
"Jika kau menyesal, keluarlah dari sekolah."
"Go Min Ji, sudah cukup." ucap Pak Guru.
"Kenapa Bapak terus memarahiku? Dia yang hamil dan menyebabkan masalah!" jawab Min Ji.
Dae Han berjalan keluar dari gedung sekolah sambil bicara dgn Walikota Jung di telepon.
Walikota Jung : Kau bintang terkenal sekarang. Kau mungkin akan segera menjadi presiden.
Dae Han : Astaga, kenapa anda memujiku? Anda menonton debat soal apartemen upah rendah kemarin?
Walikota Jung : Secara isi, kau kalah.
Dae Han : Tentu. Aku tidak bisa menyiapkan banyak hal karena Da Jung.
Walikota Jung : Siapa yang peduli? Orang hanya mengingat citra itu dan bukan logikanya. Mungkin kau kalah pertarungan, tapi kau menang perang.
Dae Han : Bagaimana opini publik?
Walikota Jung : Sebelum kau ikut campur, 70 persen untuk sekolah dan 30 persen untuk apartemen, tapi kini kita sudah mencapai 50-50. Kita harus meraih hati para ibu dan naik ke 70 persen.
Dae Han : Anda tahu itu bagian tersulit, bukan?
Walikota Jung : Tentu saja. Tapi siapa Wi Dae Han? Kau Ayah Nasional.
Walikota Jung tertawa. Walikota Jun lalu tanya, apa yg akan terjadi pada Da Jung di sekolah?
Dae Han : Seharusnya itu respons alami, tapi mereka melakukan sebaliknya.
Asisten Kyung Hoon memberitahu Kyung Hoon bahwa KepSek Da Jung menelpon.
Kyung Hoon : Apa dia akan tetap bersekolah?
"Tampaknya Wi Dae Han ingin dia berhenti, tapi dia berhasil membujuknya untuk tetap sekolah sesuai perintah."
"Saat mereka mengungkap kehamilannya dan bilang dia akan melahirkan, orang-orang akan menyukainya. Tapi saat anak-anak menghadapi masalah karena dia itu tidak akan sama." ucap Kyung Hoon.
Kyung Hoon lantas tersenyum licik.
*Jadi karena Kyung Hoon gaes KepSek Da Jung ngizinin Da Jung tetap sekolah.
Ibu2 pendukungnya Kyung Hoon, menghasut para ibu untuk membuat petisi agar Da Jung dikeluarkan dari Sekolah.
Bersambung....
Tags
The Great Show
Jung Woo sedang menatap foto hasil USG bayinya.
Tak lama, SMS Da Jung masuk.
Da Jung : Karena kita memutuskan untuk tidak saling mengasihani, aku tidak akan meminta maaf. Aku akan bersyukur seumur hidupku. Terima kasih sudah melindungi bayi kita bahkan dengan mempertaruhkan debutmu.
Jung Woo : Akulah yang seharusnya berterima kasih.
Jung Woo lalu mendongak, menatap langit. Ia tersenyum getir.
Jung Woo : Tapi kenapa aku sangat takut?
Jung Woo ternyata masih di halte dekat rumah Dae Han.
Pak Jung membawakan ayam dan bir untuk Soo Hyun. Pak Jung : Makan lah.
Soo Hyun : Ayah, kenapa pelanggan di sana lebih sedikit daripada biasanya? Biasanya, saat ini, aku bahkan tidak bisa menemukan tempat duduk.
Pak Jung langsung celingukan.
Pak Jung : Kau benar. Apa ada masalah hari ini? Anehnya sepi.
Soo Hyun : Ayah sudah menonton acaranya?
Pak Jung : Tentu saja. Harus ayah katakan Wi Dae Han sungguh unik.
Soo Hyun : Kenapa?
Pak Jung : Apa yang orang lain rahasiakan, dia akui di TV! Itu tidak mudah. Maksudku, namanya sudah enak terdengar. Dia pasti akan menjadi terkenal.
Bu Yang yang dari tadi duduk di deket meja kasir, langsung mendekati suami dan putrinya.
Bu Yang : Terkenal? Tidak mungkin. Dia akan mendapat masalah besar. Meski menginginkan bayi itu, dia hanya anak sekolah. Apa yang akan dia lakukan setelah melahirkan?
Pak Jung : Kau benar. Bukankah dia punya adik untuk diurus? Setelah kupikir-pikir. Dae Han cukup gegabah.
Soo Hyun : Ayolah, Da Jung tidak sendirian. Ada juga ayah bayi itu. Kita tidak perlu khawatir.
Mendengar itu, Pak Jung dan Bu Yang terdiam. Soo Hyun pun sadar sudah salah ngomong. Bu Yang lalu kembali ke meja kasir.
Pak Jung pun bicara lagi.
Pak Jung : Sekarang sudah hampir sepuluh tahun sejak Ji Hyun meninggal.
Bu Yang meneriaki Pak Jung.
Bu Yang : Kau hanya akan duduk di sana dan tidak bekerja? Masuk dan goreng ayam.
Pak Jung : Tentu saja. Aku akan melakukannya. Aku dalam perjalanan.
Pak Jung beranjak ke dapur.
Ponsel Soo Hyun berdering. Telepon dari Hye Jin.
Soo Hyun pun langsung menemui Hye Jin di kafe. Soo Hyun tanya, kenapa Hye Jin mengajaknya ketemuan selarut itu?
Hye Jin : Ada yang ingin kukatakan, tapi kupikir membicarakannya di telepon tidak pantas.
Soo Hyun : Jika tidak bisa bicara di telepon, ini bukan soal pekerjaan.
Hye Jin : Kau sudah tahu aku menyukai Pak Kang, bukan?
Soo Hyun : Lalu?
Hye Jin : Aku ingin tahu apa kau juga menyukainya.
Soo Hyun : Ini terasa seperti interogasi.
Hye Jin : Maaf. Aku tidak pandai berbasa-basi.
Soo Hyun : Kalau begitu, aku juga akan berterus terang kepadamu. Kau benar. Aku tertarik kepada Pak Kang. Jika ini alasanmu ingin menemuiku, aku harus pergi. Ini membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Hye Jin : Lalu bagaimana dengan Dae Han? Bukankah kalian berdua dekat saat kuliah? Kalian berdua juga tampak akrab belakangan ini. Secara fisik dan emosional.
Soo Hyun : Kau benar. Kami dekat. Kami tetangga dan juga bekerja sama. Tapi itu saja.
Hye Jin : Begitukah? Kau pikir dia merasakan hal yang sama?
Soo Hyun : Tanyakan saja kepadanya. Kenapa kau bertanya kepadaku? Imajinasimu luar biasa. Mencoba menjodohkanku dengan orang yang akan menjadi kakek. Aku harus pergi.
Soo Hyun pergi. Hye Jin kesal.
Di jalan, Soo Hyun menerima pesan dari Joon Ho.
Joon Ho : Apa kita masih akan memancing malam besok?
Soo Hyun : Tentu saja. Kita sudah berjanji. Meski ini kali pertamaku memancing, jadi, aku tidak yakin.
Di taman,, Dae Han sedang bersama Bong Joo. Bong Joo mengecek internet.
Bong Joo : Peringkat kata kunci langsung, Wi Dae Han, Debat, Putri. Kata kunci yang paling banyak dicari adalah Wi Dae Han. Diikuti oleh putri Wi Dae Han. Popularitasmu sebagai Ayah Nasional tadinya mulai memudar. Bayi itu jimat keberuntunganmu.
Dae Han : Tingkat kelahiran rendah adalah masalah serius. Memiliki anak adalah tindakan patriotisme. Orang sepertiku harus terpilih sebagai Anggota Dewan Nasional. Aku akan punya empat anak dan satu cucu sebelum menikah.
Bong Joo tiba2 terbelalak dan menunjuk ke punggung Dae Han.
Dae Han melihat punggungnya dan kaget melihat bayi di punggungnya sedang menangis.
Dae Han panic.
Tiba2, Dae Han terbangun. Dae Han lega itu cuma mimpi.
Paginya, para reporter berkumpul di depan kediaman Dae Han.
Si kembar mengintip dari jendela.
Song Yi : Kenapa orang-orang itu ada di sini?
Tak yang berdiri di belakang si kembar bersama Da Jung, menyahut.
Tak : Menurut kalian kenapa? Berkat ayah dan putri yang hebat Apa yang akan Kakak lakukan? Semua orang akan tahu siapa aku karena Kakak.
Da Jung : Pakai saja masker di luar. Kau bisa berpura-pura menjadi bintang besar.
Dae Han datang.
Dae Han : Lupakan mereka dan bersiaplah ke sekolah. Aku akan mengusir mereka.
Dae Han keluar. Reporter bertanya, kapan Da Jung memutuskan mempertahankan bayi itu. Mereka juga tanya, rasanya menjadi kakek dan apa Da Jung putus sekolah?
Dae Han : Kalian pasti kesulitan bekerja pagi-pagi sekali. Aku akan mengadakan konferensi pers, jadi, tolong jangan datang ke rumah kami seperti ini. Aku tidak masalah, tapi anak-anakku masih muda dan bukan tokoh masyarakat. Tolong bantu melindungi privasi anak-anakku.
Dae Han membungkuk. Reporter minta Dae Han menjawab satu pertanyaan mereka soal ayah si bayi seorang idol trainee atau bukan?
Dae Han pun teringat kata boss agensi Jung Woo saat mereka bicara di telepon.
"Itu bagus untuk kami, tentu saja. Itulah yang kusebut situasi sama-sama menguntungkan. Kami mendapat publisitas, dan Jung Woo tidak perlu membayar penalti."
Dae Han : Jika kujawab pertanyaan itu, apa kalian akan pergi?
"Tentu, kami akan melakukan itu."
"Dia siswa latihan idola. Dia anggota grup bernama Chaos, yang akan segera debut."
Para reporter langsung heboh.
Dae Han mengantar Da Jung ke sekolah.
Dae Han : Aku menyelesaikan masalah denda, jadi, jangan khawatir.
Da Jung : Baiklah. Terima kasih.
Dae Han : Kau harus berhenti sekolah.
Da Jung : Tidak. Aku akan tetap sekolah. Aku ingin menyelesaikan semester ini.
Dae Han : Seluruh sekolah akan tahu kau hamil, dan anak-anak dan orang tua mereka tidak akan membiarkanmu.
Da Jung : Aku harus menghadapinya. Aku ingin menjadi ibu yang bangga atas bayiku. Aku tidak ingin bersembunyi seperti penjahat.
Dae Han : Aku paham perasaanmu...
Da Jung : Aku sudah mencarinya semalaman, dan murid hamil juga berhak untuk pendidikan.
Dae Han : Tapi bagaimana dengan hak orang lain yang dilanggar karenamu? Bukankah sudah kukatakan kemarin? Kau harus menjalani kehidupan yang berbeda. Berhentilah sekolah. Kepala Sekolah akan mengatakan hal yang sama.
Dae Han pun berbicara dgn KepSek Da Jung.
KepSek : Kita harus membiarkannya sekolah jika dia ingin. Pendidikan adalah hak dasar manusia yang dijamin oleh konstitusi.
Dae Han : Ya. Benar, Pak.
KepSek : Aku tersentuh oleh keberanianmu dan putrimu kemarin di acara ini. Tentu saja, mungkin ada orang tua yang menentang adanya murid hamil di sekolah.
Dae Han : Ya, Pak. Itu maksudku. Sebagai orang tua, aku sangat memahami perasaan mereka.
KepSek : Tapi itu sebabnya Kepala Sekolah harus menyelesaikan konflik ini. Aku akan mencoba membujuk para orang tua, jadi, jangan khawatir.
Dae Han terkejut mendengarnya.
Di kelas, wali kelas mencoba memberi pengertian pada murid2 yg lain soal Da Jung.
"Beberapa dari kalian mungkin sudah tahu, tapi sekolah sudah membahasnya dan Da Jung akan terus belajar dengan kalian. Bapak harap kalian bisa perhatian terhadap Da Jung."
Pak Guru juga berkata, Da Jung ingin menyelesaikan semester ini dan KepSek sudah setuju.
"Apa dia gila? Ada apa dengan sekolah kita?" ucap salah satu murid kesal.
"Ini kasus khusus, tapi dia berhak belajar, sama seperti kalian."
"Pak, ini berbeda. Bagaimana jika dia menabrak orang dan tidak sengaja keguguran? Siapa yang akan bertanggung jawab?"
"Karena itulah kalian harus pengertian. Jangan berlarian di kelas dan bicara dengan tenang jika bisa."
"Kenapa kami harus berhati-hati di sekolah karena dia? Hamil bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, bukan? Kenapa kita harus menjadi korbannya?"
Da Jung yg merasa tidak enak, meminta Pak Guru tetap memperlakukannya seperti murid lain.
Da Jung lalu meminta maaf pada teman2nya.
"Jika kau menyesal, keluarlah dari sekolah."
"Go Min Ji, sudah cukup." ucap Pak Guru.
"Kenapa Bapak terus memarahiku? Dia yang hamil dan menyebabkan masalah!" jawab Min Ji.
Dae Han berjalan keluar dari gedung sekolah sambil bicara dgn Walikota Jung di telepon.
Walikota Jung : Kau bintang terkenal sekarang. Kau mungkin akan segera menjadi presiden.
Dae Han : Astaga, kenapa anda memujiku? Anda menonton debat soal apartemen upah rendah kemarin?
Walikota Jung : Secara isi, kau kalah.
Dae Han : Tentu. Aku tidak bisa menyiapkan banyak hal karena Da Jung.
Walikota Jung : Siapa yang peduli? Orang hanya mengingat citra itu dan bukan logikanya. Mungkin kau kalah pertarungan, tapi kau menang perang.
Dae Han : Bagaimana opini publik?
Walikota Jung : Sebelum kau ikut campur, 70 persen untuk sekolah dan 30 persen untuk apartemen, tapi kini kita sudah mencapai 50-50. Kita harus meraih hati para ibu dan naik ke 70 persen.
Dae Han : Anda tahu itu bagian tersulit, bukan?
Walikota Jung : Tentu saja. Tapi siapa Wi Dae Han? Kau Ayah Nasional.
Walikota Jung tertawa. Walikota Jun lalu tanya, apa yg akan terjadi pada Da Jung di sekolah?
Dae Han : Seharusnya itu respons alami, tapi mereka melakukan sebaliknya.
Asisten Kyung Hoon memberitahu Kyung Hoon bahwa KepSek Da Jung menelpon.
Kyung Hoon : Apa dia akan tetap bersekolah?
"Tampaknya Wi Dae Han ingin dia berhenti, tapi dia berhasil membujuknya untuk tetap sekolah sesuai perintah."
"Saat mereka mengungkap kehamilannya dan bilang dia akan melahirkan, orang-orang akan menyukainya. Tapi saat anak-anak menghadapi masalah karena dia itu tidak akan sama." ucap Kyung Hoon.
Kyung Hoon lantas tersenyum licik.
*Jadi karena Kyung Hoon gaes KepSek Da Jung ngizinin Da Jung tetap sekolah.
Ibu2 pendukungnya Kyung Hoon, menghasut para ibu untuk membuat petisi agar Da Jung dikeluarkan dari Sekolah.
Bersambung....
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...