Sebelumnya...
Raja melakukan ritual dan berdoa atas wabah yang telah menyebar ke seluruh Hanyang.
Tapi saat melakukan ritual, Raja tiba-tiba terjatuh.
Semua panic, Yang Mulia!
Ja Young tanya ke Bong Ryeon mereka harus gimana. Ja Young bilang mereka mulai kehabisan obat dari Hyeminwon.
In Gyu menyela. Dia bilang yang dilakukan Bong Ryeon sudah cukup dan mengajak Bong Ryeon pergi.
Bong Ryeon cuek, aku tahu...
In Gyu : Jika kita tetap di sini, kau bisa terinfeksi.
Bong Ryeon : Kubilang aku tahu.
Bong Ryeon beranjak, mau memeriksa pasien lain tapi dia ditarik In Gyu. In Gyu ingin bicara dengannya.
Tapi In Gyu tiba-tiba saja terdiam, lalu dia terjatuh.
Bong Ryeon : Ada apa?
In Gyu teringat hal yang sama terjadi padanya dulu. Dia tiba-tiba jatuh dan Bong Ryeon datang menolongnya.
In Gyu memanggil ibunya dengan suara lemah.
Bong Ryeon membawa In Gyu ke dalam rumah.
In Gyu : Siapa kau?
Bong Ryeon : Aku putri Dukun Ban Dal, Bong Ryeon. Ibumu sakit. Kami datang untuk melakukan ritual. Kau akan segera sembuh. Aku bisa melihat banyak hal.
Flashback end...
In Gyu berdiri. Bong Ryeon yang curiga In Gyu tertular wabah itu, langsung memeriksa In Gyu. Ia menempelkan tangannya ke kening In Gyu dan melihat sesuatu.
Bong Ryeon melihat In Gyu ditembak.
Sontak Bong Ryeon terdiam.
Bong Ryeon : Kau tidak demam. Kau stres. Jangan ganggu aku dan jaga dirimu.
Bong Ryeon pergi.
Sedangkan In Gyu terpaku di tempatnya menatap kepergian Bong Ryeon.
Di istana, Song Jin minta Raja menghukum Chun Joong. Dia bilang, Chun Joong lah yang menyebabkan wabah itu. Dia juga mengklaim bahwa ramalannya untuk negara tidak salah.
Song Jin : Takdir tidak bisa mengalir seperti seharusnya. Itu diubah dan direkayasa oleh seseorang. Itu mengalir ke arah yang salah!
Raja tak percaya, aliran takdir kita diubah?
Song Jin : Ya, Choi Chun Joong berani memanipulasi anda, Raja. Dia mengganggu pikiran anda dengan pemikiran akan sebuah wabah dan malah mendatangkan yeogue! Karena kutukan Choi, masa depan negara kita memburuk!
Hakim Lee membela Chun Joong.
Hakim Lee : Kau sungguh memercayai ucapanmu?
Tapi Byeong Woon membela Song Jin. Dia bilang Song Jin benar.
Byeong Woon : Penyakit dibawa oleh roh jahat. Karena itu, Raja yang berkuasa harus melakukan sebuah ritual untuk menenangkan roh. Raja, anda belum memberikan persembahan selagi melakukan ritual juga?
Heungin-gun ikut-ikutan menyalahkan Chun Joong. Dia bilang Chun Joong sangat licik.
Raja : Aku datang untuk mendengar solusi untuk wabah itu!
Byeong Woon : Pusat perawatan sementara di selatan Sungai Han penuh pasien kritis. Kita harus mengasingkan mereka ke luar gerbang Soogoo dan mengarantina mereka. Kita harus mencegah wabah dan roh jahat menyebar.
Hakim Lee tak setuju karena gerbang Soogoo tempat mengumpulkan mayat.
Hakim Lee : Kau ingin orang-orang ini mati saja dan membuang mereka di sana? Teganya kau berkata begitu! Para pasien kritis ini... Kita tidak bisa memaksa mereka pergi!
Byeong Woon : Kau mengakui bahwa kondisi mereka kritis? Apa itu pasien kondisi kritis? Jika kita habiskan uang negara untuk pasien yang pasti mati, cadangan beras kita akan kosong dan kita tidak bisa memberi makan orang. Lebih banyak orang akan mati kelaparan tahun depan daripada para pasien sakit ini!
Tuan Simam ikut membela Byeong Woon.
Dia bilang Byeong Woon benar.
Tuan Simam : Cadangan negara kita hampir kosong!
Byeong Woon : Kita harus mengasingkan pasien kritis Byeok-dong ke luar gerbang Soogoo.
Byeong Woon juga minta Raja menghukum berat Chun Joong.
Raja kebingungan.
Chun Joong datang membawa obat2an ke desa miskin.
Ja Young dan Dan langsung menghampirinya.
Ja Young senang, selamat datang, Tuan.
Chun Joong melihat Chi Sung membantu menurunkan obat yang dibawanya dari gerobak.
Chun Joong : Dia masih ada?
Ja Young : Ya, kami sangat membutuhkan bantuan. Dia memutuskan tetap di sini dan membantu kami. Kami beruntung, obat kami akan segera habis.
Chun Joong : Ada lagi yang kau butuhkan?
Ja Young : Jumlah pasien bertambah, kami butuh tempat tidur lebih.
Chun Joong : Man Seok akan mengumpulkan tukang kayu. Berapa ranjang yang kau butuhkan?
Man Seok : Lagi? Tuan, gudang kayu kita akan segera kosong...
Chun Joong : Turuti perintahku.
Man Seok pun menurut dan pergi dengan Jin Sang dan Goo Cheol.
Chun Joong celingukan. Ja Young yang tahu Chun Joong mencari Bong Ryeon, memberitahu Chun Joong kalau Bong Ryeon ada di gudang obat.
Dua sejoli itu bertemu lagi.
Chun Joong menghampiri Bong Ryeon yang sedang memeriksa obat.
Chun Joong senang melihat Bong Ryeon.
Bong Ryeon : Kau baik-baik saja?
Chun Joong : Ya.
Bong Ryeon : Kau membawa obat lagi?
Chun Joong memegang tangan Bong Ryeon. Tangan Bong Ryeon dingin. Chun Joong langsung cemas.
Chun Joong : Kenapa tanganmu dingin sekali? Bagaimana kesehatanmu? Kau sakit?
Chun Joong meletakkan tangannya di kening Bong Ryeon.
Chun Joong : Kurasa kau demam.
Bong Ryeon senang Chun Joong mengkhawatirkannya.
Bong Ryeon : Aku baik-baik saja.
Chun Joong : Aku akan memegang tanganmu sampai hangat. Aku punya alasan bagus untuk tidak melepasnya. Aku sangat senang bertemu denganmu.
Bong Ryeon : Aku senang mendengarnya.
Chun Joong : Apa ini tidak menyenangkan bagimu? Apa hanya aku yang senang sekarang?
Bong Ryeon gelagapan, tidak, maksudku... Bukan itu...
Chun Joong tersenyum. Dia hanya mengerjai Bong Ryeon.
Sadar dikerjai, Bong Ryeon juga tersenyum.
Chun Joong memberikan kertas ke tangan Bong Ryeon.
Bong Ryeon mau membukanya, tapi kemudian In Gyu datang.
In Gyu : Apa ini? Apa yang kau lakukan?
In Gyu mendekati mereka.
Chun Joong : Kau tidak bisa lihat aku membawa lebih banyak obat? Periksalah apakah wabahnya menyebar ke matamu.
In Gyu : Karena dia tidak mendengarkan, Tuan Putri atau bukan, aku harus menyeretnya keluar.
In Gyu mau menyeret Bong Ryeon keluar tapi langsung dihalangi Chun Joong.
Bong Ryeon bilang In Gyu tidak perlu menyeretnya karena ia sudah mau pergi.
In Gyu : Kau mau ke mana?
Bong Ryeon : Ke istana. Aku tidak peduli kau mengikutiku atau tidak.
Bong Ryeon tersenyum lagi kepada Chun Joong.
Bong Ryeon : Tuan, dengan semua usahamu menyelamatkan rakyat, Langit akan tahu.
Bong Ryeon bergegas pergi. In Gyu mengikutinya.
Diluar, Ja Young berterima kasih atas bantuan Bong Ryeon.
Bong Ryeon minta Ja Young jaga diri.
Semua memberi hormat pada Bong Ryeon.
Bong Ryeon bergegas menuju tandunya.
Chun Joong keluar dan menatap Bong Ryeon.
Bong Ryeon melihat Chun Joong, tersenyum.
Setelah itu, keduanya saling memberi hormat sebelum akhirnya Bong Ryeon masuk ke tandunya dan pergi.
In Gyu panas melihat mereka.
Man Seok : Kau dan tuan putri sama-sama berbudi.
Man Seok pergi.
Chun Joong diam saja menatap kepergian Bong Ryeon dengan wajah cemas.
Putra palsu Hoepyeong-gun jatuh sakit, sepertinya dia terkena wabah.
Tabib sedang memeriksanya.
Song Jin yang melihat dia jatuh sakit, langsung teringat saat dia memperkenalkan pria itu ke Byeong Woon sebagai putra Pangeran Hoepyeong.
Flashback...
Song Jin membawa pria itu ke hadapan Byeong Woon.
Byeong Woon : Anak ini adalah anak Hoepyeong-gun?
Song Jin bilang iya.
Song Jin : Saat bepergian, aku bertemu dengan anak ini... Tidak, maksudku ibunya. Dia yakin dia putranya Hoepyeong-gun.
Byeong Woon ragu, Hoepyeong-gun punya anak?
Song Jin : Dari informasi yang kudapat, ibunya adalah selingkuhan Hoepyeong-gun. Sebenarnya... Dia memberitahuku tentang fitur fisik Hoepyeong-gun yang hanya diketahui orang yang pernah bercinta dengannya.
Byeong Woon menatap pria itu.
Byeong Woon : Kalian terlihat sangat mirip
Song Jin : Apa?
Byeong Woon : Kau mirip mendiang Dojeonggung.
Song Jin kaget dan langsung menatap pria itu.
Byeong Woon lalu tanya apa Song Jin ingin balas dendam pada Chun Joong?
Song Jin : Ya! Dia telah menghancurkan hidupku. Aku ingin menghancurkan hidupnya. Jika kau juga bisa memberikan posisi profesor di Gwansanggam, aku tidak akan meminta lebih...
Byeong Woon : Kalau begitu, kau harus sehebat Choi Chun Joong. Aku benci ketidakmampuan.
Flashback end...
Song Jin ketakutan. Dia takut Byeong Woon tahu kalau pria itu, yang ia akui sebagai putra Hoepyeong-gun kini jatuh sakit.
Pengawal Keluarga Kim datang.
"Tuan Hwasa memanggilmu." ucapnya ke Song Jin.
Song Jin makin takut.
Di kamarnya, Bong Ryeon membuka lipatan kertas dari Chun Joong.
Ada setangkai bunga kecil di dalamnya.
Bong Ryeon tersenyum melihat bunga itu, lalu membaca suratnya.
Chun Joong : Ibumu aman, jangan khawatir.
Flashback...
Chun Joong memetik bunga itu di halaman hunian Ban Dal yang baru.
Ban Dal kemudian keluar.
Chun Joong langsung berdiri dan menundukkan kepalanya, sebagai rasa hormat.
Ban Dal melihat bunga di tangan Chun Joong.
Flashback end...
Dalam suratnya, Chun Joong juga bilang kalau bunga-bunga itu melindungi Ban Dal.
Bong Ryeon bahagia Chun Joon menjaga ibunya.
Dan datang memberitahu Bong Ryeon kalah Byeong Woon memanggilnya.
Bong Ryeon bergegas menemui Byeong Woon.
Bong Ryeon : Apa yang anda inginkan dariku?
Byeong Woon : Cuacanya bagus, aku ingin berjalan bersamamu.
Bong Ryeon : Anda ingin bermain dengan bunga bersama?
Byeong Woon : Dahulu, kau menemukan anak yang ditakdirkan menjadi raja di antara kerabat Raja? Dahulu, kau tidak melihat Jae Hwang... Kini kau sering melihatnya. Bicaralah. Bagaimana Lee Jae Hwang? Tuan Putri, apa yang kau lihat dari anak itu?
Bong Ryeon : Jika tahu, tiba-tiba kau akan memihak Heungseon-gun?
Byeong Woon : Mungkin.
Bong Ryeon : Yang kulihat di dalam diri Lee Jae Hwang hanyalah bayangan besar.
Byeong Woon kesal.
Byeong Woon : Kau bermain kata denganku?
Bong Ryeon : Tidak, aku hanya memberi tahu yang telah kulihat.
Byeong Woon : Bayangan besar yang kau katakan itu...
Menteri Jo bersama prajurit datang ke desa miskin.
Chun Joong tanya apa yang bisa ia bantu.
Menteri Jo : Tuan Choi, aku membawa titah Raja. Semua pasien kritis di sini akan diasingkan ke luar gerbang Soogoo. Kau akan ditangkap atas dosa-dosa menciptakan wabah ini dan dipenjara.
Semua kaget dan protes.
Ja Young pasang badan.
Ja Young : Tuan Choi tidak menyebarkan penyakit! Dia telah menyelamatkan semua orang dari itu selama ini!
Goo Cheol dan Jin Sang ikut membela Chun Joong.
Goo Cheol : Dan bagaimana bisa kau mengirim pasien ke luar gerbang Soogoo? Di situlah jenazah dibuang!
Jin Sang : Kau berencana membiarkan mereka mati? Kau mengusir semua orang?
Chun Joong meminta semuanya diam.
Chun Joong : Baiklah, aku akan bertanggung jawab atas apa pun yang kau mau. Tapi tolong jangan singkirkan pasien-pasien ini dan beri kami waktu. Aku akan menemui Raja dan meminta titah baru. Aku berjanji.
Menteri Jo : Aku tidak bisa memberimu banyak waktu.
Chun Joong minta Ja Young merawat semua pasien dengan baik.
Chun Joong dibawa pergi oleh mereka.
Byeong Woon dan Song Jin ada di penjara. Song Jin tanya kenapa Byeong Woon memintanya datang.
Tak lama, pengawal datang membawa Chun Joong.
Melihat Chun Joong, Song Jin mengerti maksud Byeong Woon dan tersenyum senang.
Song Jin : Tuan Choi, akhirnya kita bertemu di sini.
Byeong Woon berbalik dan meminta pengawal melepaskan Chun Joong.
Tapi ternyata maksud Byeong Woon bukan seperti yang dipikirkan Song Jin. Byeong Woon bukan mau Song Jin membunuh Chun Joong.
Chun Joong : Kukira aku akan bertemu dengan Raja. Aku sungguh senang melihatmu, Tuan Byeong Woon. Tapi ini tidak terduga.
Byeong Woon : Bagaimana perjalananmu? Tempat ini jauh lebih aman daripada pusat medis yang penuh dengan penyakit itu, aku janji.
Chun Joong : Kau akan mematahkan kakiku di tempat ini dan memotong lidahku, tapi tidak membunuhku?
Byeong Woon : Masih ada banyak lagi. Jika kau mengatakan yang ingin kudengar, aku akan menjadikanmu orang terkuat kedua di negara ini.
Chun Joong : Terkuat kedua... Posisi apa yang kau maksud?
Byeong Woon : Posisi yang lebih tinggi dari Raja. Karena kau orang Heungseon-gun, kau tahu dia menyelinap ke rumah Yeongun dan berusaha membunuhnya, bukan?
Chun Joong : Kau memutuskan untuk menjebak Heungseon-gun dengan itu?
Byeong Woon : Menjebak, katamu? Apa pun kata orang, Yeongun adalah ahli waris yang sah. Meski kau menentangnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Chun Joong : Kau ingin aku mengklaim Yeongun layak mendapatkan takhta?
Byeong Woon : Aku akan memberimu Tuan Putri.
Song Jin protes.
Song Jin : Tuan, aku peramal yang membawakanmu Yeongun! Kau bahkan belum memberiku posisi yang biasa- biasa saja, tapi kau menjanjikannya Tuan Putri! Serta posisi kedua terkuat! Peramal yang akan paling setia kepadamu bukanlah Chun Joong, itu aku!
Byeong Woon melirik pengawalnya.
Pengawalnya mengerti dan langsung menggorok Song Jin dengan pisau.
Song Jin tewas seketika.
Chun Joong tanya alasan Byeong Woon melakukan itu.
Byeong Woon : Tidak kompeten dengan mulut besar. Hal yang paling kubenci. Aku sangat menghargai bakatmu.
Bantu Yeongun-gun. Tuan Putri... Bong Ryeon akan menjadi milikmu!
Byeong Woon minta pengawalnya melepaskan Chun Joong.
Byeong Woon pergi. Chun Joong terdiam.
Bong Ryeon bilang pada ayahnya bahwa wabah itu akan segera mereda.
Raja : Kau sungguh melihat ini?
Bong Ryeon : Ya, Raja. Aku merawat pasien sendiri. Mungkin terlihat seperti wabah menyebar lebih cepat, tapi itu sudah mencapai puncak dan jumlah pasien menurun.
Raja : Tuan Putri... Bagaimana kesehatanmu?
Bong Ryeon : Aku baik-baik saja.
Raja : Kau tidak boleh pergi ke pusat karena kau tuan putri. Jangan membuat ayah khawatir
Kasim melapor bahwa Ban Dal aman, tidak terinfeksi wabah itu.
Raja lega mendengarnya.
Bong Ryeon : Kudengar anda akan menuntut Choi Chun Joong dengan kejahatan ini. Dia menghabiskan semua kekayaannya demi menyelamatkan semua rakyat kita. Dia pria berbudi, Raja. Tolong pertimbangkan kembali.
Raja tak menjawab. Dia hanya menghela nafas sembari menatap putrinya. Dia paham putrinya mencintai Chun Joong.
Bersambung ke part 2...
-
Sinopsis Wonderful World Episode 1-16
Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.
-
Duis non justo nec auge
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
-
Vicaris Vacanti Vestibulum
Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.
King Maker : The Change Of Destiny Ep 13 Part 1
by
GenkPelangi
at
July 10, 2020
Tags
King Maker : The Change of Destiny
King Maker : The Change Of Destiny Ep 12 Part 3
by
GenkPelangi
at
July 08, 2020
Sebelumnya...
Di kediamannya, Hakim Lee tanya kenapa Chun Joong membuat ramalan yang buruk? Itu upaya ekstrim untuk menjatuhkan Yeongun-gun, ucapnya. Chun Joong bilang niatnya bukan untuk menjatuhkan siapapun. Ia hanya mengatakan yang sebenarnya demi negara. Hakim Lee tanya, apa Chun Joong sunguh melihat wabah dari bintang? Chun Joong mengaku, kalau ia mengunjungi desa miskin dan melihatnya sendiri.
Chun Joong : Ramalanku untuk negara datang dari sana. Selagi bekerja untuk ayahku di Ganghwa, aku pernah melihat penyakit ini. Penyakit sangat menular yang membuat wajah gelap lalu membunuh. Itu pasti dimulai di desa miskin.
Hakim Lee : Kalau begitu, kita harus bagaimana?
Chun Joong : Tidak ada sektor pemerintah yang mendengarkan ataupun bersiap untuk itu. Karena itu aku membicarakannya di depan Raja sebagai ramalan negara. Raja pernah gagal bersiap untuk penyakit menular dan menyesalinya. Dia tidak akan menganggap remeh ucapanku.
Hakim Lee : Baiklah. Ini bukan saatnya memperebutkan takhta atau politik. Aku akan bicara dengan
Raja dan pejabat pemerintah.
Chun Joong : Ya, Tuan.
In Gyu dan Bong Ryeon tiba di desa miskin.
Melihat situasi disana, Bong Ryeon bergegas melihat para penduduk.
Pengawal Keluarga Kim berkata, kalau itu wabah.
Bong Ryeon mendekati seorang anak kecil.
Tak mau Bong Ryeon tertular, In Gyu mengajak Bong Ryeon pergi.
Ja Young yang sedang merawat pasien, melihat Bong Ryeon. Ia bergegas mendekati Bong Ryeon.
Ja Young : Kau datang, sesuai janjimu!
Bong Ryeon : Ya, apa maksudnya ini?
Ja Young : Situasinya serius. Tapi tidak ada pejabat yang datang.
In Gyu menyuruh Ja Young mundur dan mengajak Bong Ryeon pergi.
In Gyu menarik Bong Ryeon, berusaha membawanya pergi tapi Bong Ryeon menghempas tangannya.
Bong Ryeon : Lepaskan aku!
Bong Ryeon lalu menatap sekelilingnya dan bertekad melindungi desa miskin.
Di Haeminseo, para tabib dan perawat sibuk merawat para pasien. Wabah sudah menyebar ke Hanyang! Menteri Kesehatan datang dan tanya situasinya. Tabib bilang mereka butuh banyak obat tapi tak punya dana.
Jin Sang dan Goo Cheol datang bersama Chun Joong. Mereka membawa obat-obatan.
Menteri : Kenapa kau di sini?
Chun Joong memberitahu semuanya kalau ia membawa seongsanja! Ini efektif melawan penyakit menular. Cepat serahkan kepada para pasien!
Para tabib dan perawat langsung menurunkan obat-obatan yang dibawa Chun Joong.
Menteri tanya bagaimana Chun Joong bisa tahu akan ada wabah?
Chun Joong : Aku mengirim orang untuk membelinya dari apotek di seluruh negara ini. Ada banyak pasien di mana-mana.
Menteri kaget, ada lebih banyak orang sakit?
Chun Joong : Ya, kita butuh dana untuk membeli lebih banyak obat. Tuan, kau harus pergi ke dewan dan meminta uang lagi.
Menteri : Baiklah.
Hakim Lee membahas wabah dengan Keluarga Kim.
Hakim Lee : Jumlah kematian meningkat sangat cepat. Terutama di dekat jembatan dan desa-desa miskin. Ini wabah. Kalian para pejabat tidak boleh malas, kita harus cepat mengatasi ini! Kalian harus membuat rencana!
Tapi Keluarga Kim menolak membantu. *DASAR PELIIIT!!!
Byeong Woon : Orang yang hidup di lingkungan lembab selalu sakit.
Byung Hak : Tuan Heungseon-gun pasti mabuk. Sejak kapan kau peduli pada negara dan rakyat? Jika mabuk, bagaimana jika kau terus melukis dan menulis puisi?
Tapi ada juga yang setuju.
"Kurasa Tuan Heungseon-gun punya pikiran paling jernih di sini. Saat menjadi kepala petugas pemerintahan sementara, aku sudah melihat banyak kasus serupa dengan situasi ini. Ucapan Heungseon-gun pasti benar." ucap Tuan Shimam Jo Du Sun.
Jwa Keun : Hei, Shimam. Cuacanya bagus, apa dunia tampak berbeda bagimu?
Tuan Shimam : Apa maksudmu, Tuan Haok?
Jwa Keun : Kita sudah melayani dewan bersama selama puluhan tahun, tapi tiba-tiba sikapmu berubah seperti ini. Setelah Dojeonggung meninggal, kau memutuskan memihak mereka?
Tuan Shimam : Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu? Aku hanya mengkhawatirkan penyakit ini.
Tuan Shimam mengajak Hakim Lee menunggu dan melihat yang terjadi.
Hakim Lee sewot, penyakit ini tidak membunuh rakyat, semua orang duduk di meja ini yang membunuh rakyat! Dengarkan peringatanku.
Hakim Lee pergi.
Menteri Kesehatan mengajak Jwa Keun melaporkan hal ini pada Raja.
Byeong Woon : Kau ingin meraih hati rakyat dengan membuang uang? Jangan membesar-besarkan situasi ini dan membuat Raja stres.
Tuan Shimam : Mari kita kirim petugas dan mengatasi situasi ini.
Jwa Keun tersenyum senang.
Hakim Lee tiba di kantornya dan mendengar dua pejabat sedang membahas wabah.
"Kau sudah lihat di dekat jembatan Sugak?"
"Ini dipenuhi pasien. Aku jadi tidak selera makan."
"Mau minum-minum di Wallsong-Ru? Ada gadis baru bernama Ye Hyang. Kita harus minum sambil memeluk dia."
Hakim Lee sewot dan memanggil keduanya.
Hakim Lee : Kalian menuju Wallsong-ru? Negara ini hancur, tapi kalian lebih memilih mencampakkan rakyat dan minum dengan selir? Kalian pasti sangat bangga. Aku akan ikut dengan kalian.
Kedua pria itu bingung Hakim Lee mau ikut.
Hakim Lee : Dalam perjalanan ke sana, seperti kata kalian, kita akan melewati rakyat yang menjijikkan. Aku berencana mendorong kalian ke antara mereka. Kalian harus menderita penyakit itu untuk merasakan penderitaan rakyat kita.
"Maafkan aku, Tuan. Kami bicara keterlaluan."
"Keterlaluan! Kalian para pejabat hanya melaporkan semuanya dan hari kalian berakhir, tapi jangan pernah lupa, tanpa rakyat di sana tidak ada negara."
Hakim Lee pergi.
Kedua pria itu mengatai Hakim Lee.
"Merepotkan sekali."
"Bertingkah sok suci sendiri."
Ja Young dan Bong Ryeon lagi merawat pasien.
Ja Young tanya mereka harus bagaimana? Ja Young bilang obat dari kementerian kesehatan sudah mau habis.
Chun Joong akhirnya datang membawa obat.
Saat hampir tiba di desa miskin, Chun Joong melihat seorang wanita kesakitan. Chun Joong langsung memanggil tabib dan perawat.
Raja dan para menterinya sedang melakukan ritual doa
Raja : Wabah telah menyebar ke seluruh Hanyang. Rakyat kita yang miskin mati kesakitan. Aku dengan hormat menawarkan minuman dan hatiku. Aku berdoa agar roh menerima heumhyang-ku dan membebaskan rakyat kami dari wabah mengerikan ini.
Hakim Lee marah.
Hakim Lee : Bagaimana bisa kementerian kesejahteraan menyangkal dana di situasi ini?
Seorang pejabat dari kementerian kesejateraan yang berdiri bersama dua rekannya, menjelaskan kalau Dewan Kepala belum memutuskan.
Hakim Lee ngamuk.
Hakim Lee : Kau pikir aku tidak tahu semua uang yang kau miliki yang kau kantongi dari dana kementerian? Bahkan di masa sulit seperti ini, kau hanya memikirkan kantongmu sendiri?
Tapi mereka tidak peduli dan malah mengusir Hakim Lee.
Marah, Hakim Lee menyibak kain yang menutupi gerobak yang sengaja ia bawa. Lalu ia mengambil sesuatu didalam ember.
Hakim Lee : Ini tanah dari desa yang miskin. Di dalam tanah ini, ada muntah rakyat orang kita.
Para pejabat itu ketakutan.
Hakim Lee : Kalian bahkan tidak mendekati pasien dan bersembunyi di balik dinding dengan nyaman. Dan bicara dengan santai?
Rakyat mulai berdiri di belakang Hakim Lee.
Hakim Lee : Seperti para pasien dan rakyat kita, kalian semua harus merasakan penderitaan dan ketakutan mereka!
Hakim Lee melempar tanah itu ke mereka.
Mereka semua langsung panic terkena lemparan tanah bekas muntahan rakyat desa miskin.
Hakim Lee : Berikan aku uang untuk menyelamatkan rakyat! Rakyat kita adalah langit! Rakyat adalah pusat negara kita, Joseon!
Bersambung....
Tags
King Maker : The Change of Destiny
Di kediamannya, Hakim Lee tanya kenapa Chun Joong membuat ramalan yang buruk? Itu upaya ekstrim untuk menjatuhkan Yeongun-gun, ucapnya. Chun Joong bilang niatnya bukan untuk menjatuhkan siapapun. Ia hanya mengatakan yang sebenarnya demi negara. Hakim Lee tanya, apa Chun Joong sunguh melihat wabah dari bintang? Chun Joong mengaku, kalau ia mengunjungi desa miskin dan melihatnya sendiri.
Chun Joong : Ramalanku untuk negara datang dari sana. Selagi bekerja untuk ayahku di Ganghwa, aku pernah melihat penyakit ini. Penyakit sangat menular yang membuat wajah gelap lalu membunuh. Itu pasti dimulai di desa miskin.
Hakim Lee : Kalau begitu, kita harus bagaimana?
Chun Joong : Tidak ada sektor pemerintah yang mendengarkan ataupun bersiap untuk itu. Karena itu aku membicarakannya di depan Raja sebagai ramalan negara. Raja pernah gagal bersiap untuk penyakit menular dan menyesalinya. Dia tidak akan menganggap remeh ucapanku.
Hakim Lee : Baiklah. Ini bukan saatnya memperebutkan takhta atau politik. Aku akan bicara dengan
Raja dan pejabat pemerintah.
Chun Joong : Ya, Tuan.
In Gyu dan Bong Ryeon tiba di desa miskin.
Melihat situasi disana, Bong Ryeon bergegas melihat para penduduk.
Pengawal Keluarga Kim berkata, kalau itu wabah.
Bong Ryeon mendekati seorang anak kecil.
Tak mau Bong Ryeon tertular, In Gyu mengajak Bong Ryeon pergi.
Ja Young yang sedang merawat pasien, melihat Bong Ryeon. Ia bergegas mendekati Bong Ryeon.
Ja Young : Kau datang, sesuai janjimu!
Bong Ryeon : Ya, apa maksudnya ini?
Ja Young : Situasinya serius. Tapi tidak ada pejabat yang datang.
In Gyu menyuruh Ja Young mundur dan mengajak Bong Ryeon pergi.
In Gyu menarik Bong Ryeon, berusaha membawanya pergi tapi Bong Ryeon menghempas tangannya.
Bong Ryeon : Lepaskan aku!
Bong Ryeon lalu menatap sekelilingnya dan bertekad melindungi desa miskin.
Di Haeminseo, para tabib dan perawat sibuk merawat para pasien. Wabah sudah menyebar ke Hanyang! Menteri Kesehatan datang dan tanya situasinya. Tabib bilang mereka butuh banyak obat tapi tak punya dana.
Jin Sang dan Goo Cheol datang bersama Chun Joong. Mereka membawa obat-obatan.
Menteri : Kenapa kau di sini?
Chun Joong memberitahu semuanya kalau ia membawa seongsanja! Ini efektif melawan penyakit menular. Cepat serahkan kepada para pasien!
Para tabib dan perawat langsung menurunkan obat-obatan yang dibawa Chun Joong.
Menteri tanya bagaimana Chun Joong bisa tahu akan ada wabah?
Chun Joong : Aku mengirim orang untuk membelinya dari apotek di seluruh negara ini. Ada banyak pasien di mana-mana.
Menteri kaget, ada lebih banyak orang sakit?
Chun Joong : Ya, kita butuh dana untuk membeli lebih banyak obat. Tuan, kau harus pergi ke dewan dan meminta uang lagi.
Menteri : Baiklah.
Hakim Lee membahas wabah dengan Keluarga Kim.
Hakim Lee : Jumlah kematian meningkat sangat cepat. Terutama di dekat jembatan dan desa-desa miskin. Ini wabah. Kalian para pejabat tidak boleh malas, kita harus cepat mengatasi ini! Kalian harus membuat rencana!
Tapi Keluarga Kim menolak membantu. *DASAR PELIIIT!!!
Byeong Woon : Orang yang hidup di lingkungan lembab selalu sakit.
Byung Hak : Tuan Heungseon-gun pasti mabuk. Sejak kapan kau peduli pada negara dan rakyat? Jika mabuk, bagaimana jika kau terus melukis dan menulis puisi?
Tapi ada juga yang setuju.
"Kurasa Tuan Heungseon-gun punya pikiran paling jernih di sini. Saat menjadi kepala petugas pemerintahan sementara, aku sudah melihat banyak kasus serupa dengan situasi ini. Ucapan Heungseon-gun pasti benar." ucap Tuan Shimam Jo Du Sun.
Jwa Keun : Hei, Shimam. Cuacanya bagus, apa dunia tampak berbeda bagimu?
Tuan Shimam : Apa maksudmu, Tuan Haok?
Jwa Keun : Kita sudah melayani dewan bersama selama puluhan tahun, tapi tiba-tiba sikapmu berubah seperti ini. Setelah Dojeonggung meninggal, kau memutuskan memihak mereka?
Tuan Shimam : Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu? Aku hanya mengkhawatirkan penyakit ini.
Tuan Shimam mengajak Hakim Lee menunggu dan melihat yang terjadi.
Hakim Lee sewot, penyakit ini tidak membunuh rakyat, semua orang duduk di meja ini yang membunuh rakyat! Dengarkan peringatanku.
Hakim Lee pergi.
Menteri Kesehatan mengajak Jwa Keun melaporkan hal ini pada Raja.
Byeong Woon : Kau ingin meraih hati rakyat dengan membuang uang? Jangan membesar-besarkan situasi ini dan membuat Raja stres.
Tuan Shimam : Mari kita kirim petugas dan mengatasi situasi ini.
Jwa Keun tersenyum senang.
Hakim Lee tiba di kantornya dan mendengar dua pejabat sedang membahas wabah.
"Kau sudah lihat di dekat jembatan Sugak?"
"Ini dipenuhi pasien. Aku jadi tidak selera makan."
"Mau minum-minum di Wallsong-Ru? Ada gadis baru bernama Ye Hyang. Kita harus minum sambil memeluk dia."
Hakim Lee sewot dan memanggil keduanya.
Hakim Lee : Kalian menuju Wallsong-ru? Negara ini hancur, tapi kalian lebih memilih mencampakkan rakyat dan minum dengan selir? Kalian pasti sangat bangga. Aku akan ikut dengan kalian.
Kedua pria itu bingung Hakim Lee mau ikut.
Hakim Lee : Dalam perjalanan ke sana, seperti kata kalian, kita akan melewati rakyat yang menjijikkan. Aku berencana mendorong kalian ke antara mereka. Kalian harus menderita penyakit itu untuk merasakan penderitaan rakyat kita.
"Maafkan aku, Tuan. Kami bicara keterlaluan."
"Keterlaluan! Kalian para pejabat hanya melaporkan semuanya dan hari kalian berakhir, tapi jangan pernah lupa, tanpa rakyat di sana tidak ada negara."
Hakim Lee pergi.
Kedua pria itu mengatai Hakim Lee.
"Merepotkan sekali."
"Bertingkah sok suci sendiri."
Ja Young dan Bong Ryeon lagi merawat pasien.
Ja Young tanya mereka harus bagaimana? Ja Young bilang obat dari kementerian kesehatan sudah mau habis.
Chun Joong akhirnya datang membawa obat.
Saat hampir tiba di desa miskin, Chun Joong melihat seorang wanita kesakitan. Chun Joong langsung memanggil tabib dan perawat.
Raja dan para menterinya sedang melakukan ritual doa
Raja : Wabah telah menyebar ke seluruh Hanyang. Rakyat kita yang miskin mati kesakitan. Aku dengan hormat menawarkan minuman dan hatiku. Aku berdoa agar roh menerima heumhyang-ku dan membebaskan rakyat kami dari wabah mengerikan ini.
Hakim Lee marah.
Hakim Lee : Bagaimana bisa kementerian kesejahteraan menyangkal dana di situasi ini?
Seorang pejabat dari kementerian kesejateraan yang berdiri bersama dua rekannya, menjelaskan kalau Dewan Kepala belum memutuskan.
Hakim Lee ngamuk.
Hakim Lee : Kau pikir aku tidak tahu semua uang yang kau miliki yang kau kantongi dari dana kementerian? Bahkan di masa sulit seperti ini, kau hanya memikirkan kantongmu sendiri?
Tapi mereka tidak peduli dan malah mengusir Hakim Lee.
Marah, Hakim Lee menyibak kain yang menutupi gerobak yang sengaja ia bawa. Lalu ia mengambil sesuatu didalam ember.
Hakim Lee : Ini tanah dari desa yang miskin. Di dalam tanah ini, ada muntah rakyat orang kita.
Para pejabat itu ketakutan.
Hakim Lee : Kalian bahkan tidak mendekati pasien dan bersembunyi di balik dinding dengan nyaman. Dan bicara dengan santai?
Rakyat mulai berdiri di belakang Hakim Lee.
Hakim Lee : Seperti para pasien dan rakyat kita, kalian semua harus merasakan penderitaan dan ketakutan mereka!
Hakim Lee melempar tanah itu ke mereka.
Mereka semua langsung panic terkena lemparan tanah bekas muntahan rakyat desa miskin.
Hakim Lee : Berikan aku uang untuk menyelamatkan rakyat! Rakyat kita adalah langit! Rakyat adalah pusat negara kita, Joseon!
Bersambung....
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...