King Maker : The Change Of Destiny Ep 13 Part 2

Sebelumnya...


Di kedai, semua orang marah-marah.

Nyonya Paeng : Astaga, aku sangat marah! Tuan Choi menyebarkan penyakit itu? Apa itu bahkan kalimat sungguhan?

Goo Cheol : Jika sesuatu terjadi kepada Tuan Choi, orang-orang tidak akan melupakannya.

Man Seok : Aku akan menjadi yang pertama memulai sesuatu.

Jin Sang : Apa yang akan kau lakukan? Omong-omong, di mana Pal Ryeong?  Ke mana dia pergi? Aku belum melihatnya!


Nyonya Paeng : Si bodoh itu mengambil banyak uang dari Tuan Choi dan belum terlihat sejak itu.

Tapi kemudian Nyonya Paeng cemas. Dia takut Pal Ryeong sedang sakit diluaran sana.


Jin Sang berdiri, tidak mungkin! Dia mungkin makan sesuatu yang lezat dan buang angin.

Jin Sang takut-takut menatap Chi Sung.

Jin Sang : Tuan Pendekar, apa kau tahu?


Chi Sung berdiri dan berjalan mendekati Jin Sang.

Jin Sang yang nyalinya ciut, langsung melangkah mundur bersama Goo Cheol.

Chi Sung : Bagaimana aku tahu Ryeong Pal Ryeong buang angin dimana? *LOL


Chi Sung lalu pergi.

Jin Sang : Sebenarnya dia serius. Sangat serius.


Di tengah gelapnya malam, Pal Ryeong bersama pria makelar tanah, sedang melihat tanah. Pria itu bilang tanah yang bagus disana.

Pal Ryeong : Tuan Gakwae (makelar), aku tahu putra pemilik tanah menjual tanahnya diam-diam, tapi sejujurnya, ini terlalu gelap untuk melihat apa pun!

Pria itu sewot, baiklah, jika kau tidak mau meneken kontraknya, lupakan!


Pal Ryeong lalu membakar kembang api dan melemparkannya ke langit untuk membuat cahaya. Seketika ia kaget melihat tanah di depannya.

Pal Ryeong : Apa ini? Makam?


Si Tuan Gakwae mau pergi.

Pal Ryeong menariknya, hei! Kau mau kemana! Kau meminta 100.000 koin untuk ini?

Pria itu, maksudku, ini... Ada banyak makam yang ternyata merupakan tanah yang bagus.

Pal Ryeong : Pantas saja kau memintaku hanya datang di malam hari! Kemarilah. Kau mau makam juga? Kemari! Kemarilah!


Raja memanggil Chun Joong dan Hakim Lee diam-diam ke kamarnya. Ada Ibu Suri juga disana. Ibu Suri tampak kesal melihat Chun Joong karena Chun Joong yang dibencinya ternyata memprediksi dengan benar. Sementara itu, Raja bilang dia memanggil Chun Joong bukan untuk menghukum Chun Joong.

Raja : Aku sudah dengar tindakan berbudi yang kau lakukan untuk rakyat kita. Bukankah kau juga peramal yang memprediksi ini? Kapan wabah ini akan berakhir?

Chun Joong : Bagaimana bisa peramal rendahan sepertiku memahami Langit? Tapi di dalam ilmu sihir, wabah punya esensi dingin dan lembap.. Satu- satunya kekuatan untuk menahannya adalah tanah kering panas. Wabah ini perlahan berakhir. Ini akan benar-benar berakhir di bulan Juni.


Hakim Lee : Raja, jika anda memercayai Choi Chun Joong, bisakah kita menunggu dan melihat apa yang terjadi kepada pasien kritis di pusat Byeok-dong?

Ibu Suri : Juni masih lebih dari sebulan lagi. Wabah bisa menyebar dengan cepat dalam tiga atau empat hari. Kim Byeong Woon ada benarnya.


Chun Joong : Raja, wabah sudah mereda. Tolong jangan buang orang-orang ini.

Tapi Raja tidak bisa karena Keluarga Kim terus mendesaknya.

Raja memberi Chun Joong 3 hari untuk menyelamatkan pasien.


Hakim Lee : Raja, dengan hanya tiga hari dan ratusan pasien di pusat, bagaimana cara menyelamatkan mereka tepat waktu?

Raja : Ibu Suri juga benar. Wabah bisa menyebar ke seluruh negeri dalam tiga hari. Alih-alih aku akan memerintahkan departemen hak asasi untuk menyediakan makanan bagi mereka yang terisolasi di luar gerbang Soogoo


Usai bertemu Raja, Chun Joong dan Hakim Lee mampir ke kedai.

Chun Joong : Tuan Heungseon-gun, Kim Byeong Woon berusaha menjebakmu atas pembunuhan Yeongun-gun. Tolong hati-hati.

Hakim Lee : Setelah membunuh Dojeonggung, kurasa ini giliranku. Aku terbiasa dengan cara mereka yang licik dan tidak manusiawi, jangan khawatir. Tapi bukankah Kim Byeong Woon membicarakan hal lain?

Chun Joong berbohong. Dia tidak bilang soal tawaran Byeong Woon.

Chun Joong : Dia bicara soal mengasingkan pasien ke luar gerbang Soogoo.

Hakim Lee : Baiklah. Aku akan mengumpulkan kerabat Raja untuk mencari tanah di dekat Hanyang untuk tempat berlindung pasien. Tapi itu akan sulit. Menemukan tempat bagi mereka dalam tiga hari mustahil.


Chun Joong di Wallsongru. Tak lama, Song Hwa berlari menghampirinya.

Chun Joong bilang ia disuruh datang oleh Nahab.

Song Hwa : Ya, dia dalam perjalanan, tapi sebelumnya, aku ingin menanyakan sesuatu.

Chun Joong : Apa itu?

Song Hwa : Maaf, tapi ini tentang saudaraku, Song Jin. Aku tahu perbuatannya kepadamu, Tuan.


Chun Joong yang tahu Song Jin sudah tiada, langsung terdiam, menatap Song Hwa dengan iba.

Song Hwa : Aku tidak berhak bertanya, tapi dia masih keluargaku dan sudah lama menghilang.

Chun Joong : Bulgwi gaek.

*Bulgwi gaek,  orang yang sudah wafat.

Chun Joong bilang itu terjadi di rumah Byeong Woon.


Sontak Song Hwa syok dan hampir jatuh. Chun Joong langsung memeganginya.

Chun Joong : Kau baik-baik saja?


Nahab muncul dan melihat mereka.

Nahab : Apa yang kau lakukan?

Song Hwa langsung pergi tanpa menjawab.


Nahab sewot, apa aku pernah melihat wanita selancang itu?

Chun Joong : Berhenti. Dia baru saja mendengar saudaranya sudah meninggal.


Nahab : Apa? Song Jin? Begitu rupanya. Ini permainan yang kejam.

Nahab lalu menyuruh Chun Joong masuk.


Di dalam, ada Byung Hak juga. Chun Joong tanya, dimana Jwa Keun?

Nahab : Tuanku terlalu lemah untuk bangun dari ranjangnya. Dia anggota penting Kim-moon. Bicaralah.

Chun Joong : Kalau begitu, bawa Tuan Kim Byeong Woon juga. Dia pemimpin keluarga berikutnya. Bukankah seharusnya dia di sini?


Byung Hak sewot Chun Joong menyebut Byeong Woon pemimpin keluarga berikutnya.

Byung Hak : Apa maksudmu pemimpin selanjutnya? Beraninya kau!

Chun Joong tertawa, ya, maafkan aku, Tuan.


Nahab : Apa arti tulisan ini?

Chun Joong : Sudah kuperingatkan jangan bicara begitu. Kau berhati-hati?

Nahab : Tentu saja. Hanya Tuan Young Cho dan aku yang tahu. Sekarang katakan. Apa hubungannya kata-kata itu dengan hidupku dan tuanku?

Chun Joong : Kau sudah menyiapkan 50.000 koin?


Nahab greget, 50.000 koin...

Nahab menatap Byung Hak.

Nahab : Apa yang akan kau lakukan? Terlalu berlebihan bagiku untuk menanganinya sendiri.

Byung Hak menatap kesal Chun Joong.


Chun Joong : Dahulu, Tuan dengan mudahnya memberiku 1.000 koin. Kali ini tidak bisa dibandingkan. Ini akan memutuskan apakah keluargamu akan memiliki jalan mulus atau kegagalan.

Byung Hak : Keluarga kami sudah memiliki jalan yang amat mulus. Begitu banyak jalan sampai kami tidak tahu arahnya.

Chun Joong : Dalam tahun ini, kau akan menderita perubahan besar.

Nahab kaget, perubahan besar? Apa terjadi sesuatu kepada tuanku?

Chun Joong : Tuan Haok tidak ditakdirkan mati karena hoengaek (kesialan mendadak).  Dia punya gojongmyeong (hidup bahagia, mati damai).  Dia akan sehat sampai napas terakhirnya.

Nahab : Lalu? Apa maksudmu dengan penderitaan besar?


Chun Joong menatap Byung Hak.

Byung Hak gemes, persetan. Baiklah! Semua orang sudah memanggilmu peramal. Bagimana mungkin aku tidak mendengarkan peramal terbaik Joseon? Baiklah!


Byung Hak memberi Chun Joong cek. Nahab juga.

Chun Joong : Pilihan bagus!

Nahab juga.

Nahab : Aku terlalu penasaran sampai tidak bisa tidur berhari-hari! Cepat bicara!


Chun Joong membaca kertas yang sebelumnya ia tulisi dan berikan ke Nahab.

Chun Joong : Se Gae In Bu Dong. Saat tahun berganti, begitu pula orang. Geum Saeg Mu Bul Byeon. Bayangan emas yang bersinar pun berubah.

Nahab : Apa maksudnya?


Byung Hak membaca tulisan itu.

Byung Hak : Emas melambangkan Kim dari keluarga Kim-moon, bahkan kejayaan keluarga besar kami akan memudar. Itukah maksudmu?

Chun Joong : Tapi ada satu cara. Pada hari kesembilan bulan kesembilan, kau harus membuat keputusan tepat.

Byung Hak : Keputusan tepat yang kau katakan... maksudmu Heungseon-gun?

Chun Joong : Jangan lupakan kata-kataku. Tidak boleh ada orang di luar ruangan ini yang tahu. Jika ingin menjadi pemimpin keluarga, kau harus membunuh siapa pun yang mengatakan ini meskipun itu aku.

Byung Hak tertawa.


Byung Hak : Aku mengerti! Rahasiakan dari Kim Byeong Woon?

Chun Joong : Tuan Kim Byeong Woon dan kau ditakdirkan berlawanan dan bermusuhan. Jika satu berhasil, yang lainnya gagal total. Sebentar lagi, kalian tidak akan bisa berjalan bersama. Kau tidak perlu merasa berkewajiban moral kepadanya, putuskan hubungan dengannya.

Byung Hak : Hal terbaik yang kudengar baru-baru ini. Dari awal aku memang tidak bermoral.

Nahab : Tapi Kim Byeong Woon sama.


Chun Joong : Aku sudah mengatakan semua yang bisa kukatakan. Aku akan pergi sekarang.

Tapi Byung Hak menahannya dan memanggil pelayan.

Byung Hak : Siapa pun di sana! Bawakan aku minuman!


Mereka minum2.

Kamera menyorot kertas yang ditulisi Chun Joong yang sengaja di bakar.

Byung Hak menyebut Chun Joong jangjabangnya.

*Jangjabang = orang licik dan cerdik.


Ibu Suri masih bersama Raja.

Raja : Ibu Suri, aku tahu kesedihanmu terhadap Dojeonggung.

Ibu Suri : Kesedihan apa? Aku tidak berpikir dan merasakan apa pun, Raja.


Raja : Aku ingin meminta sesuatu darimu yang sangat penting bagi takhta. Sebelum turun takhta, aku ingin melihat putriku menikah.

Ibu Suri : Kenapa kau berkata begitu?

Raja : Tidak, kumohon. Dengarkan saja. Itu hal terakhir yang bisa dilakukan seorang ayah.

Ibu Suri : Aku mengerti. Untuk pernikahan Putri Hwa Ryeon,  akan kuperintahkan gillyedogam (departemen pernikahan) mulai dan mengurus semuanya sendiri.

Raja : Terima kasih, Ibu Suri.

Ibu Suri : Setinggi apa pun statusku, semua orang tua memiliki hati yang sama. Bagaimana aku bisa mengabaikan keinginanmu? Tolong cari suami yang baik untuk Putri Hwa Ryeon.


Di kamarnya, Bong Ryeon masih menatap bunga dari Chun Joong.

Dan menggoda Bong Ryeon.

Dan : Anda sudah lama menatap itu. Anda sebahagia itu?

Bong Ryeon : Tentu saja. Aku melihat Tuan Chun Joong dan ibuku. Dalam satu bunga ini, aku melihat orang-orang yang kucintai.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment