• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

I Have a Lover Ep 18 Part 1

Sebelumnya <<<


Presdir Choi datang menemui Nyonya Kim. Nyonya Kim sudah sembuh. Ia sudah bisa bicara kembali. Semua itu karena ia melihat sosok Hae Gang di rumah sakit. Sayang, ia tak menyadari kalau sosok yang dilihatnya benar2 putrinya, Hae Gang.

"Kami sudah menemukan Yong Gi. Dia akan segera kembali ke Korea, bersama cucumu." ucap Presdir Choi.


Nyonya Kim terkejut. Ia pun langsung merebut foto2 Yong Gi dari tangan Presdir Choi. Tangisnya pun pecah saat melihat foto2 Yong Gi.


Di sisi lain, kita melihat Hae Gang yang sedang bingung. Ia menuliskan nama Dokgo Yong Gi dan kalimat pengungkap masalah di kertas. Ingatannya lalu melayang pada Tae Seok dan Jin Ri. Saat Tae Seok dan Jin Ri sama2 mengatakan dirinya pernah bekerja di Cheon Nyeon Farmasi dan menjadi pengungkap masalah.


Kita kembali ke Nyonya Kim dan Presdir Choi. Presdir Choi berjanji akan mempertemukan Nyonya Kim dan Yong Gi setelah Yong Gi pulang ke Korea. Namun Nyonya Kim menolak menemui Yong Gi. Ia merasa dirinya tak punya hak apapun untuk menemui Yong Gi. Wajah Nyonya Kim pun berubah sedih. Nyonya Kim berkata, akan menemui Yong Gi nanti jika saatnya tiba.

"Beritahukan saja alamatnya padaku, agar aku bisa melihatnya meskipun dari jauh." pinta Nyonya Kim.

"Tapi kenapa anaknya di rumah sakit?" tanya Nyonya Kim lagi.


"Sepertinya putrinya mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan. Dia ke Korea hanya untuk mengobati putrinya." jawab Presdir Choi.

"Dia masih terlalu muda." ucap Nyonya Kim.

"Kenyataan bahwa Yong Gi masih hidup dan kita menemukannya harus menjadi rahasia diantara kita. Akan berbahaya bagi Yong Gi bila ada yang tahu, Akan lebih aman bagi Yong Gi dan anaknya jika tidak ada orang lain yang tahu hal ini." jawab Presdir Choi.

Nyonya Kim pun bingung, bahaya?


Kembali ke Hae Gang. Ia menuliskan namanya sendiri di kertas. Lalu di bawah namanya, ia menulis nama Choi Jin Eon. Lalu, ia melingkari nama Jin Eon. Tak lama kemudian, ia mencoret2 tulisan itu dan membenamkan wajahnya ke meja. Ia benar2 frustasi.


Baek Seok sedang bersiap2 di kamarnya. Sesuai rencana, malam itu keluarganya akan menemui keluarga Jin Eon untuk membicarakan pernikahan Jin Eon dan Seol Ri. Wajah Baek Seok terlihat tegang.


Hae Gang juga sedang bersiap2 di kamarnya. Kesedihan terlihat di wajahnya. Kata2 Jin Eon pun terngiang2 di telinganya. Kata2 Jin Eon saat mereka makan siang bersama di warung sederhana itu. Saat itu, Jin Eon berkata gugup karena dirinya.


Ingatan Hae Gang lalu melayang pada Jin Eon. Saat dirinya dan Jin Eon berbagi earphone, mendengarkan musik dan berpegangan tangan. Ia juga teringat saat Jin Eon memayungi dirinya. Hae Gang juga teringat saat Jin Eon menalikan tali sepatunya. Dan terakhir, ingatannya berhenti saat dirinya bertemu dengan Jin Eon di depan apartemen Seol Ri.


Hae Gang lalu menatap dirinya di cermin. Wajahnya bingung. Ya ia bingung dengan perasaan yang dirasakannya.


Sementara itu, Jin Eon yang masih di kantornya sedang menunggu2 SMS dari Hae Gang. Tak lama, SMS yang ditunggu2nya pun datang. Senyumnya pun mengembang, membaca SMS Hae Gang. Dalam SMSnya, Hae Gang memberitahu restoran tempat mereka akan makan malam.


Baek Seok dan keluarganya sudah duduk restoran mewah itu. Tuan Baek merasa gugup. Baek Seok pun meledek ayahnya itu. Ia berkata bagaimana ayahnya bisa berjalan mendampingi Seol Ri menuju altar pernikahan kalau sekarang saja sang ayah sudah gugup. Tuan Baek pun tertawa. Berbeda dengan Hae Gang yang terlihat sedih. Baek Seok pun menatap Hae Gang. Senyum di wajahnya langsung berganti ketegangan begitu melihat kesedihan di wajah Hae Gang.


Tak lama kemudian, Nyonya Hong dan dan Jin Ri datang. Nyonya Hong terkejut melihat Hae Gang. Hae Gang pun semakin merasa tertekan.


Seol Ri sedang mencuci tangannya di toilet. Wajah pun seketika berubah tegang. Ia lalu menatap wajahnya di cermin.

"Tidak apa2, karena aku masih hidup. Karena aku tidak mati, aku hidup. Orang yang masih hidup pasti akan menang. Aku akan menang." ucapnya penuh kebencian.


Seol Ri lalu dikejutkan dengan kehadiran Hae Gang. Penampilan Hae Gang yang formal membuat dirinya merasa tidak nyaman. Hae Gang pun berkata ia berharap acara itu cepat selesai jadi dia bisa mengganti bajunya.

"Terima kasih sudah membantuku." ucap Seol Ri.

"Aku juga minta maaf. Sepertinya masih banyak sifat dalam diriku yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Aku merasa ada bagian buruk dalam diriku. Aku berharap manusia sederhana seperti tumbuh2an dan hewan. Tapi kelihatannya tak ada yang berjalan sesuai keinginanku. Aku juga tidak menyukai dan takut pada diriku." jawab Hae Gang.

"Ini karena keserakahan.Keserakahan kita tidak dimiliki tumbuhan dan hewan. Begitu kau mulai serakah, kau akan menjadi lebih serakah. Keserakahan kecil berubah menjadi besar. Akhirnya kau singkirkan nuranimu, keluargamu bahkan dirimu sendiri. Kuharap kau tidak akan menjadi seperti itu. Ini dari pengalamanku jadi percayalah ucapanku." ucap Seol Ri.

"Kau ingin mengembalikan waktu?" tanya Hae Gang.

Seol Ri pun menggeleng. Seol Ri lalu berkata meskipun ia bisa mengembalikan waktu, ia masih akan tetap mencintai Jin Eon dengan cara yang sama.

"Senangnya jika takdir Jin Eon Sunbae bersamaku, tapi sepertinya takdir membuatku harus menghadapi dan bertahan dalam hidupku. Aku tak ingin gagal. Aku tak ingin cintaku berakhir dengan kegagalan. Meskipun aku bisa menahan segala hal, tapi itu adalah satu2nya hal yang tak bisa kutahan." ucap Seol Ri.


Semua sudah berkumpul, kecuali Jin Eon. Jin Ri pun membuat masalah lagi. Ia menyindir Hae Gang yang berunjuk rasa di depan perusahaan mereka. Suasana semakin panas saat Tuan Baek membela Hae Gang. Tuan Baek berkata, akan menghentikan Hae Gang jika yang dilakukan Hae Gang itu salah, tapi jika Hae Gang melakukan hal yang benar, ia tak bisa menghentikannya.

Nyonya Hong bergegas menghentikan mereka. Ia meminta Jin Ri berhenti membahas urusan kantor. Namun Jin Ri tetap saja membuat masalah. Kali ini, dia tidak membahas urusan kantor, tapi menyindir adik2 Baek Seok yang tidak punya orang tua.

"Apa kalian tidak ingin melihat orang tua kalian?" sindir Jin Ri.


Seol Ri yang mulai kesal pun berkata kalau mereka sangat merindukan orang tua mereka. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Tak lama kemudian Jin Eon pun datang. Betapa terkejutnya Jin Eon saat melihat mereka semua di sana. Jin Eon pun langsung menatap Hae Gang dengan wajah kecewa. Sementara Hae Gang berpura2 sibuk dengan adik Baek Seok. Seol Ri pun melirik Hae Gang. Suasana pun langsung berubah menjadi tegang.

"Omo, Seol Ri-ya. Kau tidak memberitahu Jin Eon bahwa ada pertemuan keluarga hari ini?" tanya Jin Ri.


Suasana semakin memanas saat Baek Seok menggenggam tangan Hae Gang dan memamerkannya pada Jin Eon. Jin Eon terpaku, ia menatap Hae Gang dengan wajah kecewa.


Jin Eon pun akhirnya duduk di bangkunya, disamping Seol Ri. Namun pandangannya tak pernah lepas dari Hae Gang.

Untuk mengendalikan situasi, Baek Seok pun memperkenalkan keluarganya satu per satu. Dimulai dari ayahnya, lalu adik2nya. Dan terakhir, Baek Seok mengenalkan Hae Gang sebagai calon istrinya.

Ketegangan terus berlanjut saat makan malam dimulai. Jin Eon yang sudah tak tahan lagi akhirnya bangkit dari duduknya. Seol Ri menyuruh Jin Eon tetap duduk, namun Jin Eon tak mempedulikannya. Jin Eon lantas menghadap Tuan Baek.


"Kusangka aku kemari untuk makan malam. Aku tidak berniat menikah." ucap Jin Eon.


Tangis Seol Ri pun langsung keluar. Jin Eon pun kembali melanjutkan kata2nya. Ia berkata, harus mendiskusikan masalah itu terlebih dahulu dengan Seol Ri. Jin Eon juga berkata kalau semua itu salahnya.

"Ini salahku. Aku bersalah pada Seol Ri dan juga...." Jin Eon lalu menatap Hae Gang.

"Istriku. Aku mencintai istriku.Sampai hari ini aku masih mencintaiku istriku." ucap Jin Eon lagi.


Hae Gang pun terpengarah. Begitupula dengan Tuan Baek, Baek Seok dan Seol Ri. Tangis Seol Ri semakin deras. Jin Eon lantas beranjak pergi. Hae Gang pun menatap Seol Ri. Ia merasa bersalah pada Seol Ri, namun Seol Ri menatapnya dengan penuh kebencian.


Di rumah, Seol Ri duduk bertiga dengan ayah dan kakaknya. Seol Ri meminta maaf pada ayahnya atas nama Jin Eon. Baek Seok pun kasihan melihat Seol Ri. Tuan Baek lantas menyuruh Baek Seok membuat makan malam. Baek Seok pun berkata akan membuatkan masakan kesukaan Seol Ri. Tangis Seol Ri pun pecah.

"Baru hari ini aku menyukainya. Coba kau pikirkan jika itu terjadi saat kalian sudah menikah? Situasinya akan menjadi lebih buruk. Dia bukan jodohmu, Jodohmu mungkin berada di suatu tempat." ucap Tuan Baek.

Baek Seok pun juga merasakan hal yang sama seperti Seol Ri.


Di kamarnya, Hae Gang duduk melamun memperhatikan ponselnya. Ia lalu teringat saat dirinya mengajak Jin Eon makan malam. Ia pun menghela napas. Situasi itu benar2 membuatnya tertekan.


Kata2 Jin Eon, bahwa Jin Eon gugup karena dirinya, kembali terngiang2 di telinganya. Lalu tiba2, ponselnya berdering. Namun wajahnya terlihat kecewa karena yang menelponnya orang lain. Sepertinya Hae Gang berharap Jin Eon lah yang menelponnya.


Sementara itu, Jin Eon masuk ke ruangannya dengan hati kesal. Ia melemparkan jasnya begitu saja, juga barang2nya ke lantai. Ia lalu mengambil ponselnya, hendak menghubungi Hae Gang tapi tidak jadi dan membanting ponselnya dengan cukup kuat.

Hae Gang ingin menghubungi Jin Eon, namun belum sempat ia melakukannya, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia pun bergegas membukakan pintu. Begitu pintu dibuka, Seol Ri pun masuk ke kamarnya. Seol Ri memberitahu Hae Gang kalau ia akan menginap di sini.


Seol Ri lalu melirik tangan Hae Gang yang menggenggam ponsel erat2. Ia pun bertanya apa Hae Gang sedang menunggu telepon seseorang. Hae Gang menyangkalnya dan langsung meletakkan ponselnya di meja. Hae Gang lalu memberi Seol Ri pakaian ganti dan beranjak keluar.


Nyonya Hong minum wine sendirian. Ia kemudian menghela napas. Helaan nafasnya yang cukup berat didengar oleh Presdir Choi. Presdir Choi pun menghampiri Nyonya Hong.

"Kenapa helaan nafasmu begitu berat? Apa Jin Eon menyusahkanmu lagi?"

"Dibandingkan dengan Jin Ri, Jin Eon tumbuh tanpa menyusahkanku.Dia, di usia mudanya harus menerima kebencianmu, terluka, jadi dia tumbuh sendiri dan tidak bisa bernafas dalam2. Memangnya apa salahnya? Satu2nya kesalahannya hanyalah menikah tanpa persetujuan kita. Kau begitu menentang pernikahan itu sehingga terlihat seperti ingin membunuhnya tapi pada akhirnya kau menyukai Hae Gang. Memikirkan hal itu, kau orang yang sangat aneh. Siapa yang lebih sakit dan lelah karena Hae Gang?"

"Kenapa kau membicarakan Hae Gang lagi?"

"Maafkan aku. Aku yang salah."

"Apakah pertemuan keluarga berjalan dengan lancar."

"Tentu saja."

"Harusnya kau jelaskan kenapa aku tidak bisa datang agar mereka tidak salah mengerti."

"Aku sudah melakukannya. Oya, apa urusanmu di China berjalan lancar? Kenapa kau begitu mendadak pergi ke China?"

Presdir Choi pun diam saja, tidak menjawab pertanyaan istrinya.

Bersambung ke part 2

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<<


Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang.


"Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon.

"Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon.

"Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon.

"Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi.

"Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon.

"Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi.
Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk menjalani pengobatan diam2 di rumah sakit, adiknya tidak akan celaka seperti itu.

"Mengapa kau menyemangati anak itu? Aku lebih membencimu ketimbang Cheon Nyeon Farmasi!" teriak kakak Tae Joon.


Ibu Tae Joon bahkan menampar Hae Gang. Tak lama kemudian, Jin Eon datang dan kaget melihat Hae Gang yang disalahkan seperti itu. Jin Eon pun langsung melindungi Hae Gang. Ia memeluk Hae Gang dan membiarkan tubuhnya dipukuli oleh ibu Tae Joon.


Sementara itu, Seol Ri dan Nyonya Hong sedang menyiapkan bekal makanan untuk Jin Eon. Jin Ri pun datang, meminta mereka juga menyiapkan bekal untuk Tae Seok. Nyonya Hong pun terkejut mengetahui Tae Seok yang masih di kantor.

"Mengapa dia melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya? Kurasa dia takut pada Jin Eon." ujar Nyonya Hong.

"Yang dia takuti bukan Jin Eon, tapi Do Hae Gang! Do Hae Gang yang masih berkeliaran di sekitar kita." jawab Jin Ri.

Wajah Seol Ri pun langsung berubah kesal mendengar nama Do Hae Gang.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Nyonya Hong.

"Aku bertemu Do Hae Gang palsu tadi pagi. Aku terkejut, mengiranya hantu." jawab Jin Ri.


Seol Ri pun terkejut mendengarnya.

"Kalau begitu, dia itu pacar kakaknya Seol Ri?" tanya Nyonya Hong.

"Bagiku dia terlihat seperti pacarnya Jin Eon. Kau yakin dia pacar kakakmu? Dia melekat pada Jin Eon sepanjang hari." jawab Jin Ri, tentunya sambil menatap Seol Ri.

"Apa maksudmu?" tanya Seol Ri.

"Dia berunjuk rasa di depan kantor." jawab Jin Ri.

"Apa? Melakukan unjuk rasa di depan perusahaan?" tanya Seol Ri kaget.

"Bukan hanya berunjuk rasa, tapi dia juga berkencan. Jin Eon terus mencari dirinya. Jin Eon sangat menyayanginya." jawab Jin Ri.


Seol Ri mulai panas. Jin Ri pun semakin memanasi Seol Ri dengan berkata Jin Eon menganggap Yong Gi sebagai Hae Gang. Jin Eon memperlakukan Yong Gi sebagai Hae Gang. Jin Eon juga memandang Yong Gi sebagai Hae Gang.

Nyonya Hong kaget, apa? Jadi mereka begitu mirip?

"Tentu saja, tapi Do Hae Gang tidak punya saudara kembar kan?" tanya Jin Ri.

"Kembar apa? Saat bertemu dengannya di pertemuan mempelai keluarga pria dan wanita, aku akan memperingatkannya." jawab Nyonya Hong.

Jin Ri pun kembali menyindir Seol Ri.

"Jika semudah itu memperingatkan orang, perempuan ini tidak akan duduk di sini ibu tiri. Kau yang menanam, kau yang menuai. Apa yang kau tebar, itulah yang akan kau dapatkan. Keadilan akan menang. Kembali pada tempat kau memulainya."

Seol Ri pun terdiam mendengar kata2 Jin Ri. Mungkin dia merasa kata2 Jin Ri itu benar.


Hae Gang dan Jin Eon masih di rumah sakit. Jin Eon mengajak Hae Gang pulang, namun ditolak oleh Hae Gang. Hae Gang berkata dia akan pulang setelah Tae Joon sadar. Jin Eon lalu mau membersihkan luka di wajah Hae Gang, namun dengan kasar Hae Gang menepis tangan Jin Eon yang hendak membersihkan lukanya.

"Kau pikir siapa dirimu? Memegang lenganku, tanganku dan melindungiku dari pukulan! Bagiku, ada orang yang tak boleh kukhianati. Seseorang yang hanya terus menerus menatapku saja. Hanya mencintaiku saja, bersabar menungguku. Ada lelaki bodoh yang tidak mempersalahkan masa laluku. Selama aku menjalani masa2 yang sulit, dialah orang yang berharga bagiku. Yang selalu berada di sisiku.Seseorang yang bagai mercusuar. Meskipun aku tersesat, meskipun aku salah arah, agar tidak terkatung2 dan agar aku tidak berkecil hati, dialah orang yang selalu melindungiku." ucap Hae Gang.


Mata2 Hae Gang pun mulai berkaca2. Sementara Jin Eon tertegun dengan jawaban Hae Gang.
Hae Gang lantas melanjutkan kata2nya.

"Seperti katamu, meskipun aku istrimu, sudah terlambat..."

Butiran bening itu mulai menyeruak keluar dari matanya. Hae Gang lalu menatap Jin Eon dan berkata Jin Eon datang terlambat. Jin Eon pun termangu mendengar penuturan Hae Gang. Hae Gang mengalihkan pandangannya dari Jin Eon.


Sementara Seol Ri menunggu Jin Eon, di ruangan Jin Eon. Wajahnya juga sedih. Seol Ri lalu menelpon Baek Seok. Seol Ri menelpon Baek Seok untuk mengecek keberadaan Hae Gang. Ia terkejut mengetahui Hae Gang yang belum pulang ke rumah.

"Kau dimana?" tanya Baek Seok.

Seol Ri pun berbohong, mengatakan dirinya ada di rumah. Namun Baek Seok tidak percaya. Akhirnya Seol Ri mengaku ia ada di kantor Jin Eon. Baek Seok pun menebak, kalau Jin Eon tidak ada di kantor saat Seol Ri datang. Seol Ri pun kembali menanyakan Hae Gang. Baek Seok menenangkan Seol Ri dengan berkata Hae Gang tidak bersama Jin Eon.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Seol Ri.

"Aku mengenal Yong Gi." jawab Baek Seok.

"Kau benar. Mungkin aku yang terlalu sensitif." ucap Seol Ri.


Seol Ri lalu menutup teleponnya. Begitu pembicaraan mereka berakhir, wajah Baek Seok langsung berubah cemas. Seol Ri akhirnya memutuskan pergi. Namun saat hendak keluar, ia mendengar seseorang sedang berbicara.

"Apa? Dia koma? Bagaimana kalau dia sadar? Jika dia sadar besok, kau akan menabraknya lagi?"



Seol Ri pun terkejut mendengarnya. Suara itu, milik Tae Seok. Tae Seok sedang mengomeli Produser Kim. Tanpa mereka sadari, seseorang mendengar pembicaraan mereka. Orang itu, Seol Ri.

"Kalau begini, apa yang akan kau lakukan jika ingatan Dokgo Yong Gi kembali? Memalsukan hasil uji klinis Pudoxin, kematian Kim Sun Young. Perempuan itu tahu soal video yang kau buat! Orang yang terakhir bertemu Do Hae Gang sebelum dia meninggal, juga wanita itu!" teriak Tae Seok.

Seol Ri terhenyak mendengarnya.

"Jin Eon sedang menyelidiki Pudoxin dan Do Hae Gang. Dia sedang mencurigaiku saat ini. Bisa kacau kalau dia tahu aku yang membunuh Do Hae Gang. Kita tidak boleh membiarkan Moon Tae Joon dan Dokgo Yong Gi hidup. Jika kita membiarkan mereka hidup, aku yang akan mati!" teriak Tae Seok lagi.

Seol Ri semakin terhenyak. Kamera lalu melirik ponsel di genggaman Seol Ri. Mungkinkah Seol Ri merekam semuanya?


Sementara itu, Baek Seok berdiri di kamar Hae Gang dengan wajah cemas. Hae Gang masih belum pulang. Baek Seok lalu menyiapkan tempat tidur untuk Hae Gang. Setelah itu, Baek Seok keluar dari Hae Gang dengan wajah sedih. Bersamaan dengan itu, Tuan Baek keluar dari kamarnya.

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Tuan Baek.

"Yong Gi belum pulang." jawab Baek Seok.

"Dia tidak akan pulang hari ini. Tadi dia telepon, dia bilang dia ada di Rumah Sakit Universitas Hanguk. Orang yang berunjuk rasa dengannya mengalami kecelakaan mobil. Jadi kau tidak usah menunggu lagi dan pergilah tidur." ucap Tuan Baek.


Hae Gang berbaring di kursi tunggu.





 Dan Jin Eon, di mobilnya. Ia bersiap pergi. Namun beberapa detik kemudian, ia kembali turun dari mobilnya dan masuk ke rumah sakit. Jin Eon berjalan dengan terburu2 sambil melepaskan jaketnya. Namun langkahnya terhenti begitu melihat seseorang disamping Hae Gang.



Baek Seok mengobati luka di pipi Hae Gang. Hae Gang pun terbangun. Tangis keduanya pun pecah. Hae Gang lalu memeluk Baek Seok. Tanpa ia sadari, Jin Eon melihat mereka dengan wajah terluka.

"Aku akan berada di tempat yang bisa kau lihat. Aku tidak akan menghilang lagi." janji Hae Gang.


Jin Eon menangis menatap mereka. Hae Gang lalu menatap Jin Eon. Namun ia tak melepaskan pelukannya pada Baek Seok. Ia malah semakin mengencangkan pelukannya. Jin Eon semakin terluka.


Keesokan harinya, Hae Gang meninggalkan rumah sakit setelah mendengar penjelasan dokter kalau operasi Tae Joon berjalan baik. Ia pun berpapasan dengan Nyonya Kim. Tanpa menyadari apapun, ia berjalan begitu saja melewati Nyonya Kim. Sedangkan Nyonya Kim menyadari sesuatu.


Nyonya Kim langsung menatap Hae Gang yang berjalan pergi begitu saja. Ia mencoba bersuara, namun tidak bisa, Sampai tubuh Hae Gang akhirnya menghilang dari pandangannya. Nyonya Kim pun mengejar Hae Gang. Namun ia tak berhasil menemukan Hae Gang.

"H... Hae Gang-ah! Hae Gang-ah!" teriak Nyonya Kim akhirnya.

Bersamaan dengan itu, langkah Hae Gang pun terhenti. Nyonya Kim terus berteriak memanggil Hae Gang, sampai dirinya terjatuh. Gyu Seok yang memperhatikan Nyonya Kim sejak tadi, mendekati Nyonya Kim.


"Aku melihatnya. Aku benar2 melihatnya." ucap Nyonya Kim.

"Kau salah lihat. Dia bukan putrimu." jawab Gyu Seok.


Gyu Seok lalu membawa Nyonya Kim pergi. Tepat setelah kepergian Nyonya Kim, Hae Gang datang dan mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang sama sekali tidak dia ketahui.

Hae Gang lalu dikejutkan dengan bunyi teleponnya. Telepon dari Seol Ri.


Seol Ri dan Hae Gang bertemu di sebuah taman. Seol Ri meminta bantuan Hae Gang. Ia pun berkata, akan ada pertemuan keluarga jam tujuh nanti tapi Jin Eon masih belum tahu.

"Ada pertemuan keluarga tapi mempelai pria tidak tahu?" tanya Hae Gang heran.

"Jika kuberitahu, dia takkan datang." jawab Seol Ri.

"Kalau begitu batalkan saja." ucap Hae Gang.

"Demi kebaikan siapa? Apa kau senang jika dibatalkan? Itu membuatmu bahagia?" tuduh Seol Ri.

"Kenapa kau bicara begitu? Aku hanya ingin bilang..."

"Sudah cukup yang kau katakan! Hari ini tolong dengar baik2 perkataanku. Sunbae, aku dan eonni. Oppa, eonni dan sunbae. Kita berempat tidak boleh terus begini kan? Kita harus meluruskannya."


"Jadi kau ingin melakukan apa?"

"Buat Jin Eon Sunbae datang ke pertemuan nanti malam."

"Apa?"

"Eonni, jika kau yang minta dia akan datang. Dia akan lebih mengutamakan dirimu. Di depan keluarga, kami akan mengumumkan pernikahan secara resmi. Dan kau bisa mempertegas posisimu pada Jin Eon Sunbae. Bukankah kau yang menyuruhku untuk melindungi cintaku baik2. Bukan darimu, tapi dari Do Hae Gang."
Hae Gang pun terhenyak. Seol Ri terus memohon agar Hae Gang membantunya. Hae Gang pun bersedia membantu Seol Ri, namun matanya terlihat berkaca2. Hae Gang lalu beranjak pergi.


Hae Gang berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan wajah sedih. Langkahnya pun terhenti begitu melihat Jin Eon. Wajah Jin Eon juga terlihat sedih. Jin Eon pun melihat Hae Gang. Jin Eon lalu menghampiri Hae Gang.


"Jangan khawatir. Aku datang bukan untuk menemuimu. Aku ingin menemui Moon Tae Joon." ucap Jin Eon.
Jin Eon lalu beranjak pergi. Namun kata2 Hae Gang menghentikan langkahnya. Hae Gang mengajak Jin Eon makan malam. Jin Eon pun terkejut. Hae Gang berkata dia akan menentukan tempat dan waktunya. Jin Eon pun meminta Hae Gang tidak membuatnya menunggu terlalu lama. Hae Gang mengangguk.


Jin Eon pun beranjak pergi. Ia tersenyum.

Bersambung ke episode 18