All Content From MBC
Sinopsis Lengkap : Wonderful World
Sebelumnya : Wonderful World Episode 7
Selanjutnya : Wonderful World Episode 9
Sambil meneguk kopi, Sun Yool dan Soo Hyun sesekali memandang keluar jendela.
Lantas Soo Hyun mengingat semua penderitaannya saat dia di penjara.
Soo Hyun juga ingat ketika menemukan tubuh mungil Gun Woo dibawa ke ambulans.
Lalu dia ingat saat menabrak Ji Woong, karena Ji Woong menolak meminta maaf pada Gun Woo.
Narasi Soo Hyun kemudian terdengar.
Soo Hyun : Tidak masalah bagaimana hidupku berjalan setelah Gun Woo meninggal. Hidupku sudah berakhir saat itu. Namun, kemudian aku menerima foto itu.
Soo Hyun ingat saat dia menerima foto Soo Ho mencium wanita lain.
Setelah itu, dia ingat saat melihat foto Sun Yool kecil bersama Ji Woong di acara piknik tahunan RS Universitas Hankook.
Soo Hyun pun menatap Sun Yool.
Soo Hyun : Aku mengetahui siapa pengirimnya juga. Putranya.
Soo Hyun : Katamu aku bisa menemuinya.
Sun Yool : Apa kau mau menemuinya?
Soo Hyun : Sampaikan pesanku. Dia boleh mengusikku semaunya. Jika dia ingin aku menderita, dengan senang hati kulakukan. Namun, jangan keluargaku. Aku tak akan mengizinkannya mengusik keluargaku karena amarahnya terhadapku.
Sun Yool : Orang itu juga kehilangan ayahnya.
Soo Hyun : AKU! Kehilangan anakku. Ibu yang kehilangan anaknya secara tidak adil akan melakukan apa pun.
Genderang perang mulai bertabuh diantara mereka.
Soo Ho membawa ibunya menemui Soo Hyun dan Nyonya Oh yang menunggu di panti pijat tradisional. Begitu bertemu, kedua besan itu saling menyapa. Nyonya Jung lantas berkata, bahwa dia mendengar lutut Nyonya Oh sakit.
Nyonya Oh : Itu karena usia. Aku menjadi lemah. Aku malu menghadapi anak-anakku. Jangan bicara begitu.
Nyonya Jung : Tidak ada yang ingin sakit.
Nyonya Jung lantas menatap Soo Ho.
Nyonya Jung : Kau bisa hanya membawa ibu mertuamu. Kenapa meminta ibu datang?
Soo Ho : Bukan aku. Soo Hyun ingin mengundang kalian berdua.
Nyonya Jung terkejut dan langsung menatap Soo Hyun.
Soo Hyun : Sebagai putri dan menantu, aku belum pernah mengurus kalian. Aku akan mengurus kalian dengan lebih baik.
Soo Ho mengajak semuanya masuk.
Kedua besan nampak canggung. Akhirnya, Nyonya Jung berjalan duluan.
Nyonya Oh tengah diperiksa terapis, ditemani Soo Hyun.
Terapis : Punggungmu sangat tegang saat ini. Panggulmu terpelintir. Aku paham kenapa lututmu sakit.
Selesai diperiksa, lutut Nyonya Oh mulai diakupuntur.
Nyonya Oh terus menatap Soo Hyun. Soo Hyun yang melihat ibunya terus menatapnya, tanya kenapa.
Nyonya Oh : Entahlah. Senang melihatmu bersemangat, tapi kau juga tampak berbeda.
Soo Hyun : Ibu. Semua orang menungguku dan melindungiku selama ini. Sekarang giliranku. Akan kupastikan tidak terjadi apa-apa pada keluarga kita. Aku akan melindunginya.
Nyonya Oh mengangguk.
Soo Ho berjalan di koridor luar bersama ibunya. Tangan Soo Ho menenteng sesuatu yang dibungkus kain.
Nyonya Oh : Putra ibu seorang dokter. Kenapa ke pengobatan tradisional? Tae Ho membawa ibu ke rumah sakit.
Soo Ho : Soo Hyun melakukan ini untuk kalian. Pikirkan dari segi positif.
Nyonya Oh menatap Soo Ho, kau tampak lelah di berita. Jaga dirimu.
Nyonya Oh lagi-lagi menyalahkan Soo Hyun.
Nyonya Oh : Istrimu di rumah seharusnya mengurus itu.
Soo Ho : Jangan khawatir. Kami saling menjaga.
Soo Ho lalu melihat ada kursi di depan mereka.
Soo Ho : Duduklah.
Mereka duduk.
Nyonya Oh kembali menatap Soo Ho, dengan wajah penasaran kali ini.
Nyonya Oh : Bagaimana denganmu? Apa kau sangat menyukai Soo Hyun.
Soo Ho : Ibu bilang akan menerimanya. Kenapa seperti ini?
Nyonya Oh : Ibu hanya penasaran. Kau punya sejarah dengannya. Ditambah adanya insiden itu. Apa kau masih begitu menyukainya?
Soo Ho : Jujur saja....
Nyonya Oh memasang wajah serius mendengarkan Soo Ho.
Soo Ho : Ibu lebih menyukainya.
Mendengar itu, Nyonya Oh terdiam.
Tak lama kemudian, Soo Hyun dan ibunya keluar.
Soo Ho pun langsung mendekati Soo Hyun dan Nyonya Oh.
Soo Ho : Kalian sudah selesai? Apa perawatannya bagus?
Nyonya Jung berdiri dan terdiam menatap Soo Hyun yang tersenyum kepadanya.
Soo Ho mengajak mereka pergi.
Nyonya Jung yang berjalan di belakang, terus menatap Soo Hyun.
Sekarang, Soo Ho dan Soo Hyun di perjalanan.
Soo Ho : Aku bisa menjadi anak berbakti berkatmu. Terima kasih.
Soo Hyun : Aku berjanji mengurusmu lebih baik juga.
Soo Ho : Apa maksudmu? Aku yang harus lebih baik.
Adegan beralih ke Sun Yool yang melampiaskan emosinya dengan memukul samsak. Kata-kata Soo Hyun tadi membuatnya sangat marah.
Soo Hyun : Dia boleh mengusikku semaunya. Namun, jangan keluargaku. Aku kehilangan anakku. Ibu yang kehilangan anaknya secara tidak adil akan melakukan apa pun.
Sun Yool terus mukulin samsak, padahal dia sudah kelelahan. Soo Jin yang baru datang, terkejut melihat Sun Yool. Dia pun bergegas menghentikan Sun Yool.
Soo Jin : Hei, apa kau gila! Kenapa denganmu? Nanti kau pingsan lagi! Duduklah.
Sun Yool pun duduk.
Soo Jin marah, apa wanita itu mengatakan sesuatu lagi? Begitukah?
Sun Yool : Apa kau tahu kapan orang merasa paling sakit? Saat keluarga mereka hancur tepat di depan matanya. Seperti aku sekarang. Akan kulakukan sampai akhir. Sampai hidupnya hancur atau hidupku.
Kita diperlihatkan flashback saat Sun Yool mengambil foto perselingkuhan Soo Ho.
Soo Ho tengah mencium seorang wanita yang hanya kelihatan punggungnya. Tanpa dia sadari, seseorang yang berada di gedung seberang, memotret mereka. Wanita yang dicium Soo Ho berbalik. Sun Yool terus memotret mereka.
Sun Yool : Aku telah menantikan momen ketika dia menemukan kebahagiaan lagi.
Sun Yool juga mengawasi Soo Hyun ternyata saat Soo Ho dan Soo Hyun bertemu untuk yang pertama kalinya setelah Soo Hyun keluar dari penjara.
Sun Yool juga mengikuti Soo Hyun, saat Soo Hyun dan Soo Ho jalan-jalan ke istana peninggalan Joseon.
Sun Yool semakin marah saat menonton segmen wawancara Soo Hyun dan Soo Ho, dimana di acara itu, Soo Ho dan Soo Hyun saling menguatkan.
Soo Ho : Istriku dan aku telah melalui masa sulit bersama. Itu membuat kami lebih kuat. Serta perasaan kami terhadap satu sama lain telah menguat. Itu tidak akan pernah berubah.
Bukan Min Hyuk, tapi ternyata Sun Yool lah yang mencetak foto Soo Ho mencium wanita lain, di ruang cetak fotonya. Selesai mencetak, Sun Yool memasukkan foto tersebut ke dalam sebuah amplop dan menuliskan nama Soo Hyun sebagai penerima amplop. Sun Yool mengenakan sepatu kets yang sama kayak yang digunakan Min Hyuk.
Sun Yool juga yang mem-print foto perselingkuhan Soo Ho, dengan sebuah tautan di belakang foto. Foto itu dikirimkan Sun Yool ke Nyonya Oh.
Sun Yool melajukan motornya.
Dia bertekad membuat Soo Hyun lebih menderita darinya. Dia ingin Soo Hyun menyesal karena sudah menabrak bapaknya.
Profesor Kim yang baru selesai mengajar dan hendak kembali ke ruangannya, melihat Soo Hyun yang menunggunya di dekat ruangannya.
Profesor Kim menyajikan teh untuk Soo Hyun. Mereka bicara di dalam ruangan Profesor Kim.
Profesor Kim : Kenapa kau datang?
Soo Hyun : Kurasa kau harus memberiku informasi korban lagi. Sun Yool bukan orang yang kucari, Profesor.
Profesor Kim akhirnya bicara jujur.
Profesor Kim : Sejujurnya, dia teman lama keponakanku. Dia menjalani hidup penuh penderitaan. Kau tak bisa membayangkannya.
Soo Hyun : Itu tidak bisa membenarkan tindakanmu, Profesor.
Profesor Kim : Aku tahu. Aku membocorkan catatan konseling dan mengubah identitas korban. Kau bisa melaporkanku dan aku tak bisa mencegahmu.
Soo Hyun : Menurutmu apa yang akan terjadi setelah balas dendamnya berakhir? Akan tiba waktunya saat dia sadar bahwa tak akan ada yang berubah setelah semua tindakannya. Sejak saat itu, hidup tak akan terasa berbeda dengan mati. Aku tak bisa membiarkan Sun Yool hidup seperti itu. Juga korban kebakaran.
Sekarang, Soo Hyun sudah di mobilnya dan tengah membaca pesan Profesor Kim di secarik kertas. Dalam pesannya, Profesor Kim meminta maaf atas tindakannya yang terlambat. Dia juga menuliskan nama dan nomor Min Hyuk di dalam pesannya.
Soo Hyun pun langsung pergi menemui Min Hyuk. Min Hyuk yang baru kembali, melihat seorang wanita di depan pintu rumahnya. Rumah Min Hyuk, ternyata adalah rusun biasa.
Min Hyuk : Apa kau yang meneleponku? Apa yang mau kau berikan?
Min Hyuk yang sudah tahu maksud dan tujuan Soo Hyun menemuinya, pun marah.
Min Hyuk : Kenapa? Apa dia meninggalkan uang? Kau tak berharap aku memaafkannya, bukan?
Soo Hyun : Kudengar kau mendapatkan diari itu.
Min Hyuk : Lalu kenapa? Apa minta maaf setelah membunuh orang tuaku meluruskan segalanya? Kenapa dia meninggal? Aku bahkan tak bisa membencinya sekarang! Kenapa? Aku ingin membunuhnya begitu dia keluar. Enyahlah jika kau tak mau membayarku. Jika kau datang membicarakan soal dia atau diarinya lagi, kubunuh kau.
Min Hyuk mulai beranjak. Tapi Soo Hyun menghentikan langkahnya.
Soo Hyun : Lalu? Berapa lama kau akan hidup seperti ini?
Min Hyuk berbalik dan menatap Soo Hyun.
Min Hyuk : Apa?
Soo Hyun : Hidup seperti ini tidak akan mengembalikan mendiang orang tuamu. Jika merusak hidupmu itu balas dendam, siapa yang sebenarnya terluka?
Min Hyuk : Diamlah. Kau tahu apa?
Soo Hyun : Aku melalui semua yang kau lalui. Aku kehilangan putra secara tak adil, aku membalas dendam, dan membuang hidupku juga. Meski begitu, aku memilih untuk hidup lagi. Kau juga punya pilihan. Terus hidup seperti ini atau hidup layak mewakili orang tuamu juga.
Soo Hyun lantas memberikan kartu nama.
Soo Hyun : Ada banyak orang di luar sana yang berniat membantumu.
Soo Hyun lalu menaruh kartu nama itu di tangan Min Hyuk.
Soo Hyun : Hubungi aku setelah yakin.
Soo Hyun beranjak pergi.
Sun Yool mendatangi Galeri Geum setelah dapat informasi dari Soo Jin.
Soo Jin : Yoon Hye Geum, direktur Galeri Geum dari Yayasan Kesejahteraan Junseong. Dia masuk sekolah seni di Prancis. Saat ini, dia kembali ke Korea bersama putranya.
Sun Yool pun masuk dan melihat Hye Geum berbicara di depan beberapa pengunjung.
Hye Geum : Aku Direktur Yoon Hye Geum dari Galeri Geum. Lukisan yang akan kuperkenalkan hari ini adalah Francesca dan Paolo dari Lingkaran Kedua Dante's Inferno.
Hye Geum pun mengenalkan lukisan di belakangnya pada pengunjung.
Hye Geum : Selagi suaminya pergi berperang, Francesca berselingkuh dengan adik iparnya. Lukisan ini gambarkan pembunuhannya setelah sang suami mengetahuinya.
Sun Yool terus menatap Hye Geum, sambil memikirkan informasi dari Soo Jin.
Soo jin : Seperti katamu, dia punya sponsor yang luar biasa.
Hye Geum melihat Sun Yool. Dia menyapa Sun Yool dengan menganggukkan sedikit kepalanya, yang dibalas Sun Yool dengan hal yang sama.
Hye Geum pun mengenalkan lukisan yang lain ke pengunjung. Para pengunjung beranjak ke lukisan lain namun Sun Yool terus menatap lukisan Fransesca dan Paolo.
Hye Geum mendekati Sun Yool.
Hye Geum : Kau sudah melihat lukisan ini cukup lama.
Sun Yool : Aku menyukainya. Kisah cinta sedih antara keduanya. Bagi orang lain, bukankah itu tragedi? Dia dikhianati oleh dua orang yang paling dicintainya.
Hye Geum memberikan sesuatu yang dia bawa.
Hye Geum : Ini, kudengar ini akan dipasang di kantor Anggota Kongres. Sekretarisnya akan tahu soal itu.
Habis dari Galeri Geum, Sun Yool pun membawa lukisan itu ke Soo Jin yang sudah menunggunya di dalam mobil merah. Soo Jin memeriksa lukisan itu dengan alat pendeteksi logam. Setelah itu, dia dengan hati2 membuka bungkus lukisan dan mengeluarkan sebuah flashdisk dari tempat di balik lukisan yang terdeteksi alat pendeteksi logam tadi. Soo Jin lalu menyalin isi flashdisk ke dalam laptopnya. Setelah selesai, dia mengembalikan lukisan ke Sun Yool. Dan Sun Yool pun langsung pergi membawa lukisan.
Soo Hyun pergi sebuah jembatan di tepi laut. Setelah terdiam beberapa saat memandangi lautan, Soo Hyun mengirimkan pesan teks pada Profesor Kim.
Soo Hyun : Profesor Kim Si Ra, dia akan menjalani perawatan lagi. Aku akan bertanggung jawab penuh sampai akhir.
Soo Hyun lalu mengingat cerita Nyonya Jang tentang pohon yang ingin didatangi Nyonya Jang.
Nyonya Jang : Letaknya dekat ujung selatan. Ada laut di depan dan di belakangnya, ada bukit kecil ini. Ada pohon yang sangat tua di puncaknya. Kata orang jika kau menyentuhnya dan membuat permohonan, itu akan terkabul. Apa yang akan kau minta jika pergi ke sana?
Soo Hyun : Bagaimana denganmu?
Nyonya Jang : Aku akan meminta agar semua orang yang menderita karenaku bisa menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
Soo Hyun : Mari pergi ke sana bersama kelak. Bisakah kau memberikan surat ini kepadanya? Anak itu mengalami masa sulit sepertimu. Bisakah kau membantunya melupakan rasa sakit itu?
Kita lalu diperlihatkan flashback saat teman-teman satu sel Nyonya Jang, menangisi kematian Nyonya Jang.
Soo Hyun memeluk tubuh Nyonya Jang.
Soo Hyun berkaca-kaca memandangi lurus ke depan.
Soo Hyun : Eonni, akhirnya sudah kuberikan kepadanya.
Joon melihat lukisan yang dibawakan Sun Yool.
Joon : Berapa harganya ini?
Seketarisnya bilang lima miliar won.
Joon : Ini mahal. Gantung dengan baik.
Seketaris Joon pergi.
Joon menatap Sun Yool.
Joon : Apa yang ingin kau katakan?
Sun Yool : Ini yang bapak tanyakan sebelumnya.
Sun Yool memberikan foto perselingkuhan Soo Ho pada Joon. Joon pun ingat kata2 Soo Ho sebelumnya soal Soo Hyun yang menerima hadiah anonim.
Joon : Siapa pengirimnya?
Sun Yool : Aku pengirimnya.
Joon : Apa karena ayahmu? Apa kau mengikutinya selagi istrinya di penjara? Apa kau berniat menyiksanya?
Sun Yool : Tak akan kumaafkan siapa pun yang sakiti orang tuaku.
Joon pun menghela nafas. Dia merasa menyesal karena tak bisa menghentikan Sun Yool untuk balas dendam pada Soo Hyun. Sun Yool pun berjanji, akan memastikan Soo Ho tidak menghalangi Joon dalam proses masuk ke Gedung Biru.
Soo Ho mentraktir Detektif Lee daging panggang.
Detektif Lee lega, akhirnya aku makan makanan pertamaku. Senang ada yang memanggangkan daging. Rasanya lebih enak.
Soo Ho selesai memanggang.
Soo Ho : Sudah selesai. Nikmatilah.
Detektif Lee : Ya. Terima kasih.
Soo Ho : Sudah kau periksa?
Detektif Lee : Sudah. Galeri itu adalah gudang dana gelap Kim Joon. Seperti katamu, ada lusinan karya yang baru dikirim ke luar negeri.
Soo Ho : Ke mana uangnya pergi?
Detektif Lee : Aku minta bantuan warga. Mereka akan menghubungi.
Soo Ho : Hampir lupa. Bagaimana dengan pengirim foto itu? Apakah itu dia?
Detektif Lee : Sebenarnya... Aku sedang menyelidikinya, tapi selain itu...
Detektif Lee menunjukkan foto Soo Hyun dan Sun Yool di kafe tadi.
Detektif Lee : Ini.
Soo Ho terkejut melihat istrinya bertemu salah satu orangnya Joon.
Soo Hyun yang tengah membaca, tak bisa konsen. Dia teringat kata2 Sun Yool tadi kepadanya, saat mereka bertemu di kafe.
Soo Hyun : Dia boleh mengusikku semaunya. Jika dia ingin aku menderita, dengan senang hati kulakukan. Namun, jangan keluargaku.
Sun Yool : Orang itu juga kehilangan ayahnya.
Soo Hyun : AKU! kehilangan anakku.
Soo Ho pun pulang. Dia melihat Soo Hyun, yeobo.
Soo Hyun : Kau baru pulang?
Soo Ho : Ya. Kau sedang membaca.
Soo Hyun : Ya. Sepertinya aku tak bisa fokus. Mandilah.
Soo Hyun ingin ke atas, tapi Soo Ho menghentikan langkah Soo Hyun.
Soo Ho : Aku bertemu Han Sang hari ini.
Soo Hyun berbalik, menatap Soo Ho.
Soo Hyun : Benarkah?
Soo Ho : Ya, dia titip salam. Katanya dia melihatmu tempo hari.
Soo Hyun : Kenapa dia tidak menyapaku?
Soo Ho : Kau bersama pria lain, jadi, dia tak bisa menyapa.
Soo Hyun terkejut mendengar itu dan melamun.
Soo Ho : Siapa itu?
Soo Hyun : Apa? Orang yang kuberikan diari itu.
Soo Ho : Korban dari kebakaran itu?
Soo Hyun mengangguk.
Soo Ho : Tapi kenapa kau terus menemuinya? Jika orang melihatmu bersamanya, mereka akan mulai bicara dan itu hanya membawa masalah.
Soo Ho pun meminta Soo Hyun tidak menemui Sun Yool lagi.
Soo Hyun mengerti.
Soo Ho beranjak ke atas.
Soo Hyun terdiam memandangi kepergian Soo Ho.
Di ruangannya, Soo Ho mencari tahu soal insiden kebakaran di Pondok Yangpyeong. Dia juga nyari tahu soal si penyintas kebakaran.
Kita ke RS Univ. Hankook sekarang, dimana Joon tengah ber-kampanye di depan pasien jantung anak-anak dan wali pasien.
Joon : Halo, aku Direktur Kim Joon dari Yayasan Kesejahteraan Junseong. Aku tahu kalian semua mengalami masa sulit. Aku ingin berterima kasih kepada semua pasien yang menghadiri acara bermakna ini. Aku, Kim Joon, akan mendukung para pemimpin masa depan negara ini agar menjadi bakat hebat dengan hati yang kuat. Aku akan selalu bersama kalian.
Selesai ber-pidato, Joon menyerahkan bantuan uang untuk membantu pasien jantung anak. Bersamaan dengan itu, Soo Hyun datang membawa makanan. Soo Hyun melihat sejenak ke arah Joon, sebelum akhirnya Tae Ho datang.
Tae Ho : Hyungsoo-nim.
Soo Hyun menunjukkan yang dibawanya.
Soo Hyun pun pergi dengan Tae Ho.
Pasien anak berebutan mau memberikan cookies pada Joon.
Tae Ho tengah memotret makanan dari Soo Hyun. Setelah itu dia bilang, dia benar-benar ingin mencoba makanan di restoran tempat Soo Hyun membeli makanan itu.
Tae Ho : Hanya Kak Soohyun yang peduli padaku.
Tae Ho mulai mencoba ayamnya.
Tae Ho : Enak sekali! Renyah dan lembap!
Soo Hyun : Kakak beli banyak. Berbagilah dengan staf rumah sakit.
Tae Ho : Baik, kerak nasi di sini sangat enak. Paling enak jika dimakan bersama.
Soo Hyun mengangguk.
Tae Ho lantas teringat Sun Yool.
Tae Ho : Benar juga. Sun Yool putus sekolah karena ibunya. Dia bahkan memulai petisi setelah kecelakaan ibunya.
Soo Hyun : Bagaimana dia dahulu?
Tae Ho : Aku yakin dia populer. Menyegarkan melihat orang setampan itu. Kepribadiannya juga bagus. Dia mengurus orang lain. Tuhan memberinya segalanya, kecuali jantung sehat. Tapi kenapa kakak penasaran soal Sun Yool? Kakak seharusnya tanyakan langsung jika dekat dengannya.
Soo Hyun : Tidak akan nyaman menanyakan langsung kepadanya. Hampir lupa. Tentang Kim Eun Min, apa kau memeriksa tagihan rumah sakitnya?
Tae Ho : Ya. Itu dibayar oleh Yayasan Kesejahteraan Junseong. Dia dipindahkan ke bangsal naratama beberapa hari lalu.
Soo Hyun : Yayasan Kesejahteraan Junseong?
Tae Ho mengangguk.
Soo Hyun pun ingat saat Joon menyerahkan donasi tadi.
Sambil menuruni tangga, Joon diberitahu seketarisnya kalau Nyonya Kim sudah dipindahkan ke bangsal naratama sesuai permintaan.
Joon : Kerja bagus. Kita harus penuh perhatian.
Soo Hyun beranjak keluar dari kamar rawat Nyonya Kim.
Begitu dia keluar dari bangsal naratama, Joon dan antek2nya datang dan masuk ke bangsal naratama, menuju kamar Nyonya Kim. Soo Hyun melihat mereka sejenak, sebelum akhirnya pergi.
Joon menjenguk Nyonya Kim. Di ruangan itu, juga ada Soo Jin, perawat Nyonya Kim, dan beberapa dokter, juga pengawal dan seketaris Joon. Joon menggenggam tangan Nyonya Kim.
Joon : Eun Min, kau harus bangun demi Sun Yool.
Joon menatap Nyonya Kim dengan tatapan serius.
Soo Hyun yang masih di parkiran, melihat gerombolan Joon meninggalkan RS diantarkan para dokter. Gerombolan Joon masuk ke mobil mereka masing2. Soo Hyun pun mulai melajukan mobilnya dan melewati gerombolan Joon.
Soo Jin membawakan hadiah bros untuk pasien jantung anak.
Kebetulan, Tae Ho lewat dan melihat Soo Jin.
Anak-anak berebut ingin bros dari Soo Jin. Soo Jin pun memakaikan bros itu pada anak-anak.
Tae Ho mendekati Soo Jin, apa orang dewasa juga bisa dapat?
Soo Jin berbalik dan menatap Tae Ho. Lalu dia menyuruh Tae Ho memilih satu.
Tae Ho : Jika boleh memilih, bagaimana kalau hati?
Soo Jin memberikan bros berbentuk hati ke Tae Ho.
Tae Ho lantas mengantarkan Soo Jin keluar.
Bersamaan dengan itu, Nyonya Jung datang membawa sesuatu dan melihat Tae Ho bersama seorang gadis.
Usai mengantar Soo Jin, Tae Ho nampak sumringah berjalan menuju ke RS. Tapi, sang ibu tiba2 muncul di depannya, membuat dia kaget.
Tae Ho : Kenapa ibu datang?
Nyonya Jung : Ibu membawakan celana dalammu. Kau tak pernah pulang. Hanya ini cara agar ibu melihatmu.
Nyonya Jung lantas bertanya siapa gadis yang dia lihat tadi.
Tae Ho : Wali pasien.
Tae Ho lalu dapat panggilan.
Tae Ho : Ibu, aku dapat panggilan. Aku pergi. Ya.
Tae Ho pun pergi.
Nyonya Jung bertanya, wali pasien?
Soo Hyun yang hampir tiba di rumahnya, melihat mobil Joon yang berhenti di depan rumah Hye Geum. Soo Hyun pun menghentikan mobilnya tak jauh di belakang mobil Joon. Seketaris Joon turun, lalu membukakan pintu belakang untuk Joon. Joon turun dari mobil dan masuk ke rumah Hye Geum.
Joon berdiri, menghadap ke jendela ruang tengah Hye Geum. Tak lama, Hye Geum pun keluar. Joon berbalik, menatap Hye Geum. Hye Geum hanya diam saja menatap Joon dengan wajah tegang. Joon menyuruh Hye Geum mendekat. Hye Geum pun mendekat. Joon langsung memeluk Hye Geum.
Joon : Hye Geum-ah.
Hye Geum : Ya?
Joon : Bawa Hee Jae dan pergi untuk saat ini. Jika kau menghalangi jalanku, akan kusingkirkan. Kau mengerti?
Tangis Hye Geum langsung keluar mendengar kata2 Joon.
Soo Ho di ruangannya, tengah menonton berita tentang Joon.
"Rumah Sakit Universitas Hankook mengadakan upacara untuk Asosiasi Penyakit Jantung Anak. Kim Joon dari Partai Persatuan Hankuk memberi dana bantuan kepada Yayasan Kesejahteraan Junseong. Anak yang bekerja untuk Kim Joon adalah anak yang dicari Soohyun?"
Berikutnya berita tentang Capres Min Hyeong Seok.
"Berita terkini. Kandidat Partai Jahyeon Min Hyeong Seok mengadakan konferensi pers di rumahnya. Dia mengumumkan akan mengundurkan diri dan meninggalkan partai. Kami akan menghubungi wartawan di lokasi untuk perinciannya."
Sontak lah Soo Ho kaget mendengar itu dan langsung beranjak dari ruangannya.
Di depan ruang rapat, para jurnalis ABS kelabakan karena Capres Min tak bisa dihubungi. Soo Ho masuk ke ruang rapat dan tanya apa yang terjadi. Rekannya bilang, Capres Min memberitahu WBN dan WBN dapat berita eksklusif. ABS pun berniat mewawancarai pemimpin Partai Jahyeon. Tiba-tiba, seorang rekan memberitahu Soo Ho, bahwa Soo Ho dipanggil direktur.
Soo Ho pun di ruangan direktur bersama rekan2nya yang lain.
Direktur : Kendalikan dirimu! Siapa peduli jika dia membuat konferensi pers darurat? Direktur Kang, tetangga kita mengadakan pesta. Apa kalian mengadakan pemakaman?
Soo Ho : Maafkan aku, akan kami perbaiki dalam tamu berita pekan depan.
Direktur : Siapa?
Soo Ho : Kim Joon.
Sontak lah semua kaget.
Direktur : Dia tak akan masuk stasiun penyiaran sebelum pemilihan presiden. Bagaimana bisa?
Soo Ho : Aku harus mencobanya. Akan kucoba.
Sun Yool menuruni tangga nya dan melihat ke arah layar laptopnya di atas meja, yang menampilkan Soo Hyun yang dibawa ke bus tahanan. Saat itu, Soo Hyun ditanyai oleh para reporter, apa Soo Hyun sama sekali tak merasa bersalah dan tak menyesal sudah balas dendam. Soo Hyun bilang enggak. Sun Yool emosi.
Sun Yool lantas masuk ke ruang cetak fotonya. Dia menatap sekumpulan foto Soo Hyun sekeluarga yang dia gantung di seutas tali. Kata-kata Soo Hyun saat wawancara di televisi, terdengar. Sun Yool menoleh, menatap ke segmen wawancara Soo Hyun-Soo Ho yang dipantulkan dari layar proyektor ke dinding yang dia pasangi skema penyelidikannya.
Soo Hyun : Orang tua yang kehilangan anak masih merasa sakit tak peduli sudah berapa lama. Tapi kurasa ini waktunya untuk melepas semuanya dan melupakannya. Aku tidak bisa melindungi pria di sampingku atau keluargaku. Aku akan menjadi ibu yang bangga untuk melindungi seluruh keluargaku.
Sun Yool makin emosi saat memikirkan kata2 Soo Hyun di kafe.
Soo Hyun : Jangan keluargaku. Aku tak akan mengizinkannya mengusik keluargaku karena amarahnya terhadapku.
Sun Yool lalu ingat masa kecilnya, saat ulang tahunnya dirayakan di rumah sakit.
Terakhir dia ingat saat dia sudah remaja dan masih dirawat di rumah sakit. Sang ayah melihat nilai-nilainya.
Ji Woong bangga pada Sun Yool.
Ji Woong : Nak, kau peringkat satu lagi? Kau keturunan siapa?
Sun Yool : Apa aku hebat?
Ji Woong : Ayah bangga.
Sun Yool : Kalau begitu kau seharusnya tidak mengusik keluargaku.
Sun Yool lantas mendengarkan jawaban Soo Ho di segmen wawancara itu.
Soo Ho : Istriku dan aku telah melalui masa sulit bersama. Itu membuat kami lebih kuat. Serta perasaan kami satu sama lain telah menguat. Itu tidak akan pernah berubah. Untuk semua orang tua di luar sana yang melalui rasa sakit yang sama, kami harap...
Sun Yool lantas mengambil sebuah foto yang digantungnya di tali dan beranjak pergi.
Soo Hyun mengantarkan Soo Ho keluar. Soo Ho tanya, kau akan tinggal di rumah hari ini? Soo Hyun bilang, Yoo Ri dan ibunya akan datang nanti.
Saat keluar, mereka melihat seorang pria tengah melihat-lihat ke dalam mobil Soo Ho.
Soo Ho mendekat, ada yang bisa kubantu?
Pria itu : Apa kebetulan kau memarkir mobilmu di sini sekitar dua minggu lalu?
Soo Ho : Ya, ini rumah kami.
Pria itu : Ya, aku mengalami tabrakan kecil. Itu sangat tidak adil bagiku. Bisa periksa apa kau merekamnya?
Soo Ho : Itu... Di kamera dasborku?
Pria itu : Ya. Kumohon, jika boleh!
Soo Hyun : Aku menginap di rumah ibuku hari itu. Tidak akan ada di mobilku.
Setelah berpikir sejenak, Soo Ho mengizinkannya. Dia pun mengambil kartu memori kamera dasbornya, lalu meminta Soo Hyun memeriksanya. Soo Ho pun pergi.
Setelah Soo Ho pergi, Soo Hyun mendekati pria itu. Pria itu tak lain adalah Yong Goo, temannya Sun Yool di bengkel.
Soo Hyun : Bisa beri tahu hari dan waktunya? Akan kuperiksa dan kuhubungi.
Yong Goo lalu menuliskan hari dan jam nya serta nomor ponselnya dibalik foto lukisan Paolo dan Fransesca yang diperkenalkan Hye Geum tempo hari.
Maka Soo Hyun bergegas memeriksanya. Tapi tak ada apapun.
Soo Hyun pun menelpon Yong Goo.
Soo Hyun : Aku sudah memeriksa rekamannya dan tidak ada apa-apa di sini.
Yong Goo : Baik, terima kasih. Sampai jumpa.
Setelah itu, Yong Goo pun memberitahu Sun Yool bahwa Soo Hyun sudah memeriksanya.
Yong Goo : Tapi kenapa kau ingin dia memeriksanya?
Sun Yool : Ada sesuatu di sana yang harus dia lihat.
Soo Hyun ingin mencabut memori Soo Ho. Tapi sebuah rekaman video menarik perhatiannya. Soo Hyun pun ingat kata2 Yoo Ri saat mereka makan malam di rumah ibunya.
Yoo Ri : Hari saat aku melihatmu di rumah Ibu, aku sangat emosional. Aku agak marah kepada Soo Ho.
Soo Hyun : Pasti malam itu.
Tiba-tiba, Yoo Ri menelponnya.
Yoo Ri tampak senang. Dia bilang ada berita besar.
Yoo Ri : Penerbit meneleponku tentang merilis bukumu. Mereka masih mengira aku manajermu.
Soo Hyun : Begitu rupanya...
Yoo Ri : Kenapa aku begitu gembira? Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Kak, bagaimana kalau menulis lagi?
Soo Hyun : Aku tidak layak untuk itu.
Yoo Ri : Kenapa bicara begitu? Banyak orang yang menyukai bukumu. Apa kau tahu momen yang paling kurindukan? Saat kau berdiri di panggung pada siang hari dan menulis di malam hari. Kembali saat kau paling bersinar.
Tiba-tiba, Soo Hyun mendengar keributan diluar. Dia mengintip keluar jendela dan terkejut melihat sesuatu diluar. Soo Hyun pun menyudahi telepon Yoo Ri dan bergegas keluar.
Diluar, Hee Jae terkapar di jalan dengan mulut berbusa dan tubuh kejang. Orang2 mengerumuninya. Soo Hyun kemudian datang. Dia melonggarkan sedikit kemeja Hee Jae, agar Hee Jae bisa bernapas. Tak lama, Hye Geum datang dan langsung berlari ke Hee Jae. Hye Geum lantas terkejut melihat Soo Hyun membantu Hee Jae.
Hye Geum membawa Hee Jae pulang. Soo Hyun ikut, membawakan tas Hee Jae. Hye Geum langsung membaringkan Hee Jae di kasur. Soo Hyun menaruh tas Hee Jae di sofa. Usai menaruh tas Hee Jae, dia mau langsung pergi tapi sesuatu menghentikan langkahnya.
Soo Hyun pun menoleh ke meja, tempat foto-foto Hye Geum dan Hee Jae dipajang.Tak lama, dia mendekat ke meja dan melihat foto Hye Geum dan Hee Jae yang dicetak di mug. Soo Hyun ingat kata2 Hye Geum, kalau foto yang ada mug itu adalah foto perjalanan dia dan Hee Jae keluar negeri untuk pertama kalinya. Namun di foto itu, tertera tanggal diambilnya foto itu. Tanggal di foto itu, sama dengan tanggal yang tertera di foto perselingkuhan Soo Ho. Tahulah Soo Hyun bahwa wanita yang ada di foto bukan Hye Geum. Hye Geum kemudian keluar. Dia pun sadar Soo Hyun udah mengetahui semuanya.
Mereka lantas duduk bersama.
Soo Hyun : Itu bukan kau, bukan? Wanita di foto itu.
Hye Geum pun berlutut dan meminta maaf.
Hye Geum : Aku bohong. Wanita di foto itu bukan aku.
Soo Hyun : Bangun. Sekarang juga.
Hye Geum pun bangun dan kembali duduk di sofa.
Soo Hyun : Kenapa kau melakukannya? Pada hari itu, kau bahkan tidak di negara ini, kenapa kau berbohong?
Hye Geum : Untuk melindungi Hee Jae.
Soo Hyun : Dari siapa?
Hye Geum : Aku tak bisa beri tahu lagi.
Soo Hyun menebak, Kim Joon?
Hye Geum sontak kaget Soo Hyun menebak dengan benar.
Soo Hyun : Apa ini karena dia? Aku melihatnya masuk ke rumahmu. Apa hubunganmu dengannya?
Hye Geum terdiam dan ingat saat dia dan Soo Ho bertemu di galerinya.
Soo Ho : Aku tahu persis hubunganmu dengan Kim Joon. Aku tahu kau membantunya mencuci uang di sini.
Hye Geum ketakutan.
Soo Ho : Aku tidak datang untuk menanyaimu. Namun, ini saatnya kau keluar dari sini. Aku sudah lama melacaknya. Aku tahu kejahatannya melebihi siapa pun. Orang sepertinya tak pantas untuk menjadi presiden. Kita harus menghentikannya bersama.
Hye Geum : Aku tidak bisa.
Soo Ho : Hee Jae eomma.
Hye Geum : Kau sudah menggalinya, jadi, kau seharusnya tahu. Dia orang yang berbahaya.
Soo Ho : Aku tahu itu. Aku sangat mengetahuinya. Tapi pikirkanlah. Akankah orang seperti Kim Joon benar-benar baik kepada putranya? Untuk menjadi presiden, dia akan menyingkirkanmu dan Hee Jae dahulu. Berikutnya, dia akan menyandera Hee Jae dan menyalahkanmu atas semua kegiatan ilegalnya. Saat waktunya tiba, kau tak akan bisa melindungi Hee Jae.
Flashback end..
Soo Ho : Suamimu bilang akan melindungi kami.
Soo Hyun : Jadi, kau bersepakat dengannya. Kau berjanji membalasku kelak. Apa ini caramu membalasku?
Hye Geum : Dia bilang tidak bisa membiarkan satu kesalahan merusakmu. Meski dia harus menjadi orang jahat di sini, dia bilang itu akan melindungimu. Wanita itu... Dia bilang kau tak boleh tahu siapa itu.
Soo Hyun kaget mendengarnya.
Seketaris Joon memberitahu jadwal Joon kepada Joon.
Seketaris Joon : Pukul 18.30, Bapak ada pesta makan malam dengan pemimpin partai lain. Untuk konferensi asosiasi bisnis sebelum makan malam, kuberi waktu keberangkatan sementara mengingat waktu perjalanan Bapak. Lalu Bapak diundang sebagai tamu di program berita Kang Soo Ho.
Joon kaget, itu... Kurasa dia ingin memanggilku untuk menusukku dari belakang. Haruskah aku bersiap juga?
Soo Ho diberitahu bawahannya kalau Joon berkata akan tampil.
Soo Ho : Persiapkan dengan baik.
Setelah itu, bawahannya memberinya sesuatu yang dia minta.
Setelah bawahannya beranjak keluar dari ruangannya, dia pun membuka amplop yang diberikan bawahannya. Isinya, data2 dan dokumen tentang Min Hyuk.
Tak lama, Detektif Lee menelponnya.
Detektif Lee : Firasatmu benar.
Soo Ho : Aku juga baru lihat. Itu bukan dia.
Detektif Lee : Tapi apa kau tahu siapa Kwon Sun Yool?
Soo Ho : Apa? Siapa dia?
Sekarang, Soo Ho sudah ada di bengkel tempat Sun Yool kerja. Detektif Lee sudah memberitahunya, kalau Sun Yool adalah putra Ji Woong. Soo Ho pun memeriksa ruangan Sun Yool. Di sana, dia menemukan beberapa foto perselingkuhannya.
Seorang wanita berambut keriting tampak diseret keluar dari sebuah tempat dan juga dijambak oleh wanita lain.
Tapi, wanita berambut keriting membalas dengan melakukan hal yang sama.
Di seberang jalan, Soo Ho berdiri melihat keributan itu sambil menatap foto wanita berambut keriting yang dia pegang.
Hari sudah malam. Di rumah, Soo Hyun memikirkan kata2 Hye Geum tadi kalau dia tak boleh tahu siapa wanita di dalam foto yang dicium Soo Ho.
Soo Hyun kemudian melihat nama serta hari dan jam yang dituliskan Yong Goo di balik foto Paolo. Tak lama, Soo Hyun ingat Yong Goo adalah temannya Sun Yool di bengkel. Soo Hyun kemudian membalik foto dan melihat lukisan Paolo. Dia tahu lukisan itu.
Soo Hyun : Dia dikhianati oleh dua orang yang dicintainya.
Tak lama kemudian, Soo Hyun dihubungi ibunya.
Soo Hyun : Hei, Ibu. Aku baru mau pergi. Baik.
Soo Hyun tiba di butik Yoo Ri dan melihat Yoo Ri tengah rapat.
Yoo Ri yang melihat Soo Hyun, menyuruh Soo Hyun menunggu di ruangannya.
Soo Hyun ke ruangan Yoo Ri. Namun pikiran Soo Hyun terus kamera dasbor Soo Ho. Di depan Soo Hyun ada laptop Yoo Ri. Setelah berpikir sejenak, Soo Hyun pun memutuskan untuk melihat kamera dasbor Soo Ho pada hari dan jam yang dituliskan Yong Goo. Di sana, ada video rekaman saat Yoo Ri menemui Soo Ho setelah melihat Soo Hyun menangis di rumah Nyonya Oh.
Yoo Ri marah, Kak Soo Hyun menangis. Kau bilang akan menjalani hidup baik.Kau berjanji di depan orang-orang. Wanita di seberang? Kau tahu itu salah.
Yoo Ri diberitahu asistennya kalau ibunya datang. Yoo Ri senang. Dia pikir yang datang Nyonya Oh, tapi ternyata yang datang wanita berambut keriting. Sontak lah Yoo Ri syok.
Wanita berambut keriting mengaku ibu kandung Yoo Ri.
Yoo Ri pun ingat masa lalunya, saat dia yang mencoba kabur dari rumah, tapi tertangkap oleh ibunya. Dia pun dipukuli habis-habisan.
Yoo Ri yang ketakutan, menyuruh ibunya pergi.
Ibu kandung Yoo Ri marah, aku yang membesarkanmu. Beraninya kau bicara begitu padaku?
Dia lantas memukuli Yoo Ri.
Soo Hyun yang mendengar keributan itu, mau keluar. Namun dia mendengar suara Soo Ho dari rekaman. Soo Hyun pun berbalik, menatap kembali video itu.
Soo Ho : Aku menjadi gila karena takut kehilangan Soo Hyun.
Yoo Ri : Katakan saja yang sebenarnya.
Soo Ho pun mencengkram kedua lengan Yoo Ri dan mendesaknya ke kap mobilnya.
Soo Ho : Haruskah kukatakan kau wanita yang ada di foto itu? Itu yang kau inginkan?
Soo Hyun syok mendengarnya.
Untuk memastikan pendengarannya tidak salah, Soo Hyun menonton video itu berkali2.
Yoo Ri masih dipukuli ibu kandungnya. Tak lama, Nyonya Oh datang dan berusaha menjauhkan Yoo Ri dari ibu kandungnya.
Kita diperlihatkan flashback saat Sun Yool mengambil salah satu foto yang dia gantung di tali. Di foto terlihat jelas siapa wanita yang dicium Soo Ho.
Diperlihatkan juga saat Sun Yool mengambil foto Soo Ho mencium Yoo Ri.
Di depan ruangan tempat Yoo Ri dipukuli, Sun Yool duduk.
Sun Yool tampak senang dengan semua kekacauan itu.
Kamera lalu menyorot sorot mata Sun Yool yang penuh kemarahan.
Sun Yool : Eun Soo Hyun, lihatlah dalam penderitaan.
Bersambung...
0 Comments:
Post a Comment