I Have a Lover Ep 18 Part 1

Sebelumnya <<<


Presdir Choi datang menemui Nyonya Kim. Nyonya Kim sudah sembuh. Ia sudah bisa bicara kembali. Semua itu karena ia melihat sosok Hae Gang di rumah sakit. Sayang, ia tak menyadari kalau sosok yang dilihatnya benar2 putrinya, Hae Gang.

"Kami sudah menemukan Yong Gi. Dia akan segera kembali ke Korea, bersama cucumu." ucap Presdir Choi.


Nyonya Kim terkejut. Ia pun langsung merebut foto2 Yong Gi dari tangan Presdir Choi. Tangisnya pun pecah saat melihat foto2 Yong Gi.


Di sisi lain, kita melihat Hae Gang yang sedang bingung. Ia menuliskan nama Dokgo Yong Gi dan kalimat pengungkap masalah di kertas. Ingatannya lalu melayang pada Tae Seok dan Jin Ri. Saat Tae Seok dan Jin Ri sama2 mengatakan dirinya pernah bekerja di Cheon Nyeon Farmasi dan menjadi pengungkap masalah.


Kita kembali ke Nyonya Kim dan Presdir Choi. Presdir Choi berjanji akan mempertemukan Nyonya Kim dan Yong Gi setelah Yong Gi pulang ke Korea. Namun Nyonya Kim menolak menemui Yong Gi. Ia merasa dirinya tak punya hak apapun untuk menemui Yong Gi. Wajah Nyonya Kim pun berubah sedih. Nyonya Kim berkata, akan menemui Yong Gi nanti jika saatnya tiba.

"Beritahukan saja alamatnya padaku, agar aku bisa melihatnya meskipun dari jauh." pinta Nyonya Kim.

"Tapi kenapa anaknya di rumah sakit?" tanya Nyonya Kim lagi.


"Sepertinya putrinya mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan. Dia ke Korea hanya untuk mengobati putrinya." jawab Presdir Choi.

"Dia masih terlalu muda." ucap Nyonya Kim.

"Kenyataan bahwa Yong Gi masih hidup dan kita menemukannya harus menjadi rahasia diantara kita. Akan berbahaya bagi Yong Gi bila ada yang tahu, Akan lebih aman bagi Yong Gi dan anaknya jika tidak ada orang lain yang tahu hal ini." jawab Presdir Choi.

Nyonya Kim pun bingung, bahaya?


Kembali ke Hae Gang. Ia menuliskan namanya sendiri di kertas. Lalu di bawah namanya, ia menulis nama Choi Jin Eon. Lalu, ia melingkari nama Jin Eon. Tak lama kemudian, ia mencoret2 tulisan itu dan membenamkan wajahnya ke meja. Ia benar2 frustasi.


Baek Seok sedang bersiap2 di kamarnya. Sesuai rencana, malam itu keluarganya akan menemui keluarga Jin Eon untuk membicarakan pernikahan Jin Eon dan Seol Ri. Wajah Baek Seok terlihat tegang.


Hae Gang juga sedang bersiap2 di kamarnya. Kesedihan terlihat di wajahnya. Kata2 Jin Eon pun terngiang2 di telinganya. Kata2 Jin Eon saat mereka makan siang bersama di warung sederhana itu. Saat itu, Jin Eon berkata gugup karena dirinya.


Ingatan Hae Gang lalu melayang pada Jin Eon. Saat dirinya dan Jin Eon berbagi earphone, mendengarkan musik dan berpegangan tangan. Ia juga teringat saat Jin Eon memayungi dirinya. Hae Gang juga teringat saat Jin Eon menalikan tali sepatunya. Dan terakhir, ingatannya berhenti saat dirinya bertemu dengan Jin Eon di depan apartemen Seol Ri.


Hae Gang lalu menatap dirinya di cermin. Wajahnya bingung. Ya ia bingung dengan perasaan yang dirasakannya.


Sementara itu, Jin Eon yang masih di kantornya sedang menunggu2 SMS dari Hae Gang. Tak lama, SMS yang ditunggu2nya pun datang. Senyumnya pun mengembang, membaca SMS Hae Gang. Dalam SMSnya, Hae Gang memberitahu restoran tempat mereka akan makan malam.


Baek Seok dan keluarganya sudah duduk restoran mewah itu. Tuan Baek merasa gugup. Baek Seok pun meledek ayahnya itu. Ia berkata bagaimana ayahnya bisa berjalan mendampingi Seol Ri menuju altar pernikahan kalau sekarang saja sang ayah sudah gugup. Tuan Baek pun tertawa. Berbeda dengan Hae Gang yang terlihat sedih. Baek Seok pun menatap Hae Gang. Senyum di wajahnya langsung berganti ketegangan begitu melihat kesedihan di wajah Hae Gang.


Tak lama kemudian, Nyonya Hong dan dan Jin Ri datang. Nyonya Hong terkejut melihat Hae Gang. Hae Gang pun semakin merasa tertekan.


Seol Ri sedang mencuci tangannya di toilet. Wajah pun seketika berubah tegang. Ia lalu menatap wajahnya di cermin.

"Tidak apa2, karena aku masih hidup. Karena aku tidak mati, aku hidup. Orang yang masih hidup pasti akan menang. Aku akan menang." ucapnya penuh kebencian.


Seol Ri lalu dikejutkan dengan kehadiran Hae Gang. Penampilan Hae Gang yang formal membuat dirinya merasa tidak nyaman. Hae Gang pun berkata ia berharap acara itu cepat selesai jadi dia bisa mengganti bajunya.

"Terima kasih sudah membantuku." ucap Seol Ri.

"Aku juga minta maaf. Sepertinya masih banyak sifat dalam diriku yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Aku merasa ada bagian buruk dalam diriku. Aku berharap manusia sederhana seperti tumbuh2an dan hewan. Tapi kelihatannya tak ada yang berjalan sesuai keinginanku. Aku juga tidak menyukai dan takut pada diriku." jawab Hae Gang.

"Ini karena keserakahan.Keserakahan kita tidak dimiliki tumbuhan dan hewan. Begitu kau mulai serakah, kau akan menjadi lebih serakah. Keserakahan kecil berubah menjadi besar. Akhirnya kau singkirkan nuranimu, keluargamu bahkan dirimu sendiri. Kuharap kau tidak akan menjadi seperti itu. Ini dari pengalamanku jadi percayalah ucapanku." ucap Seol Ri.

"Kau ingin mengembalikan waktu?" tanya Hae Gang.

Seol Ri pun menggeleng. Seol Ri lalu berkata meskipun ia bisa mengembalikan waktu, ia masih akan tetap mencintai Jin Eon dengan cara yang sama.

"Senangnya jika takdir Jin Eon Sunbae bersamaku, tapi sepertinya takdir membuatku harus menghadapi dan bertahan dalam hidupku. Aku tak ingin gagal. Aku tak ingin cintaku berakhir dengan kegagalan. Meskipun aku bisa menahan segala hal, tapi itu adalah satu2nya hal yang tak bisa kutahan." ucap Seol Ri.


Semua sudah berkumpul, kecuali Jin Eon. Jin Ri pun membuat masalah lagi. Ia menyindir Hae Gang yang berunjuk rasa di depan perusahaan mereka. Suasana semakin panas saat Tuan Baek membela Hae Gang. Tuan Baek berkata, akan menghentikan Hae Gang jika yang dilakukan Hae Gang itu salah, tapi jika Hae Gang melakukan hal yang benar, ia tak bisa menghentikannya.

Nyonya Hong bergegas menghentikan mereka. Ia meminta Jin Ri berhenti membahas urusan kantor. Namun Jin Ri tetap saja membuat masalah. Kali ini, dia tidak membahas urusan kantor, tapi menyindir adik2 Baek Seok yang tidak punya orang tua.

"Apa kalian tidak ingin melihat orang tua kalian?" sindir Jin Ri.


Seol Ri yang mulai kesal pun berkata kalau mereka sangat merindukan orang tua mereka. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Tak lama kemudian Jin Eon pun datang. Betapa terkejutnya Jin Eon saat melihat mereka semua di sana. Jin Eon pun langsung menatap Hae Gang dengan wajah kecewa. Sementara Hae Gang berpura2 sibuk dengan adik Baek Seok. Seol Ri pun melirik Hae Gang. Suasana pun langsung berubah menjadi tegang.

"Omo, Seol Ri-ya. Kau tidak memberitahu Jin Eon bahwa ada pertemuan keluarga hari ini?" tanya Jin Ri.


Suasana semakin memanas saat Baek Seok menggenggam tangan Hae Gang dan memamerkannya pada Jin Eon. Jin Eon terpaku, ia menatap Hae Gang dengan wajah kecewa.


Jin Eon pun akhirnya duduk di bangkunya, disamping Seol Ri. Namun pandangannya tak pernah lepas dari Hae Gang.

Untuk mengendalikan situasi, Baek Seok pun memperkenalkan keluarganya satu per satu. Dimulai dari ayahnya, lalu adik2nya. Dan terakhir, Baek Seok mengenalkan Hae Gang sebagai calon istrinya.

Ketegangan terus berlanjut saat makan malam dimulai. Jin Eon yang sudah tak tahan lagi akhirnya bangkit dari duduknya. Seol Ri menyuruh Jin Eon tetap duduk, namun Jin Eon tak mempedulikannya. Jin Eon lantas menghadap Tuan Baek.


"Kusangka aku kemari untuk makan malam. Aku tidak berniat menikah." ucap Jin Eon.


Tangis Seol Ri pun langsung keluar. Jin Eon pun kembali melanjutkan kata2nya. Ia berkata, harus mendiskusikan masalah itu terlebih dahulu dengan Seol Ri. Jin Eon juga berkata kalau semua itu salahnya.

"Ini salahku. Aku bersalah pada Seol Ri dan juga...." Jin Eon lalu menatap Hae Gang.

"Istriku. Aku mencintai istriku.Sampai hari ini aku masih mencintaiku istriku." ucap Jin Eon lagi.


Hae Gang pun terpengarah. Begitupula dengan Tuan Baek, Baek Seok dan Seol Ri. Tangis Seol Ri semakin deras. Jin Eon lantas beranjak pergi. Hae Gang pun menatap Seol Ri. Ia merasa bersalah pada Seol Ri, namun Seol Ri menatapnya dengan penuh kebencian.


Di rumah, Seol Ri duduk bertiga dengan ayah dan kakaknya. Seol Ri meminta maaf pada ayahnya atas nama Jin Eon. Baek Seok pun kasihan melihat Seol Ri. Tuan Baek lantas menyuruh Baek Seok membuat makan malam. Baek Seok pun berkata akan membuatkan masakan kesukaan Seol Ri. Tangis Seol Ri pun pecah.

"Baru hari ini aku menyukainya. Coba kau pikirkan jika itu terjadi saat kalian sudah menikah? Situasinya akan menjadi lebih buruk. Dia bukan jodohmu, Jodohmu mungkin berada di suatu tempat." ucap Tuan Baek.

Baek Seok pun juga merasakan hal yang sama seperti Seol Ri.


Di kamarnya, Hae Gang duduk melamun memperhatikan ponselnya. Ia lalu teringat saat dirinya mengajak Jin Eon makan malam. Ia pun menghela napas. Situasi itu benar2 membuatnya tertekan.


Kata2 Jin Eon, bahwa Jin Eon gugup karena dirinya, kembali terngiang2 di telinganya. Lalu tiba2, ponselnya berdering. Namun wajahnya terlihat kecewa karena yang menelponnya orang lain. Sepertinya Hae Gang berharap Jin Eon lah yang menelponnya.


Sementara itu, Jin Eon masuk ke ruangannya dengan hati kesal. Ia melemparkan jasnya begitu saja, juga barang2nya ke lantai. Ia lalu mengambil ponselnya, hendak menghubungi Hae Gang tapi tidak jadi dan membanting ponselnya dengan cukup kuat.

Hae Gang ingin menghubungi Jin Eon, namun belum sempat ia melakukannya, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia pun bergegas membukakan pintu. Begitu pintu dibuka, Seol Ri pun masuk ke kamarnya. Seol Ri memberitahu Hae Gang kalau ia akan menginap di sini.


Seol Ri lalu melirik tangan Hae Gang yang menggenggam ponsel erat2. Ia pun bertanya apa Hae Gang sedang menunggu telepon seseorang. Hae Gang menyangkalnya dan langsung meletakkan ponselnya di meja. Hae Gang lalu memberi Seol Ri pakaian ganti dan beranjak keluar.


Nyonya Hong minum wine sendirian. Ia kemudian menghela napas. Helaan nafasnya yang cukup berat didengar oleh Presdir Choi. Presdir Choi pun menghampiri Nyonya Hong.

"Kenapa helaan nafasmu begitu berat? Apa Jin Eon menyusahkanmu lagi?"

"Dibandingkan dengan Jin Ri, Jin Eon tumbuh tanpa menyusahkanku.Dia, di usia mudanya harus menerima kebencianmu, terluka, jadi dia tumbuh sendiri dan tidak bisa bernafas dalam2. Memangnya apa salahnya? Satu2nya kesalahannya hanyalah menikah tanpa persetujuan kita. Kau begitu menentang pernikahan itu sehingga terlihat seperti ingin membunuhnya tapi pada akhirnya kau menyukai Hae Gang. Memikirkan hal itu, kau orang yang sangat aneh. Siapa yang lebih sakit dan lelah karena Hae Gang?"

"Kenapa kau membicarakan Hae Gang lagi?"

"Maafkan aku. Aku yang salah."

"Apakah pertemuan keluarga berjalan dengan lancar."

"Tentu saja."

"Harusnya kau jelaskan kenapa aku tidak bisa datang agar mereka tidak salah mengerti."

"Aku sudah melakukannya. Oya, apa urusanmu di China berjalan lancar? Kenapa kau begitu mendadak pergi ke China?"

Presdir Choi pun diam saja, tidak menjawab pertanyaan istrinya.

Bersambung ke part 2

0 Comments:

Post a Comment