• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Temptation Of An Angel Ep 13 Part 1

Sebelumnya <<<

Mian chingu karena baru melanjutkan sinopsis ini sekarang.... kemaren2 aku sangat sibuk, waktuku banyak tersita diluar,, baru sekarang aku bisa aktif lagi mengurus blogku ini... 



Ah Ran panic saat Presdir Shin menanyainya siapa Rosemary. Ia tidak tahu harus memberikan jawaban apa. Presdir Shin sekali lagi bertanya siapa Rosemary. Ah Ran berbohong, ia mengaku baru kali ini mendengar nama itu. Presdir Shin lantas mengubah pertanyaannya. Ia bertanya apa Ah Ran mengenal istri Presdir Hwang.

“Apa kau masih ingin bilang kalau kau tidak tahu? Semua orang tahu masa lalumu, hanya kami yang tidak tahu. Setiap malam kau berada dalam pelukan pria hidung belang, menuangkan wine untuk mereka dan bersenang2 dengan mereka. Kau menyembunyikan masa lalumu yang kotor dan menikahi Hyun Woo? Dasar tidak tahu malu!” maki Presdir Shin.

Ah Ran diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tubuhnya bergetar dan matanya berkaca2. Nyonya Jo menyangkal semua yang dikatakan suaminya. Dan Hyun Ji ikut2an menghakimi Ah Ran. Begitu juga dengan Hyun Min. Presdir Shin bahkan ingin menyingkirkan semua barang yang dibeli Ah Ran. Presdir Shin berkata tak sudi menerima hasil yang didapat Ah Ran dari menggoda para pria.. Ah Ran kesal mendengar kata2 Presdir Shin.


Presdir Shin beranjak ke kamarnya. Ia membuka lemari, dan membuang pakaian serta selimutnya ke lantai. Nyonya Jo berusaha menenangkan suaminya, tapi Presdir Shin terus saja marah2. Presdir Shin tak sudi mengenakan apapun pemberian Ah Ran, yang dibeli Ah Ran dengan uang hasil menggoda para pria.


Ah Ran masuk, dengan wajah kesal ia berkata tidak akan berdebat karena rahasianya sudah ketahuan. Ah Ran pun mengaku jika dirinya anak yatim piatu dan bekerja di klub malam. Karena membutuhkan uang, ia tetap bekerja. Ia menari dan menuangkan wine padahal saat itu ia sedang demam parah.

“Tidak semua anak tanpa orang tua yang hidup sepertimu!” teriak Presdir Shin.

“Ayah bilang uangku kotor? Lalu, bagaimana dengan ayah? Apa ayah pikir uang ayah bersih?” jawab Ah Ran.

Dan, Plaaak! Presdir Shin menampar Ah Ran dengan keras. Ah Ran menatap Presdir Shin dengan tatapan penuh kebencian. Presdir Shin terus memaki Ah Ran. Nyonya Jo menyuruh Ah Ran pergi. Namun sebelum pergi, Ah Ran berkata Presdir Shin akan menyesal karena sudah menamparnya. Presdir Shin dan Nyonya Jo syok.


Ah Ran kembali ke kamarnya. Baru saja ia mau membuka mantelnya, Hyun Min datang. Dengan wajah kesal, Ah Ran mengeratkan kembali mantel di tubuhnya dan mendengarkan kata2 Hyun Min. Hyun Min menatap Ah Ran dengan tajam.

“Presdir Hwang bukan teman ayahmu, kan? Tentang kakakku yang menutupi kebohonganmu, itu juga bohong kan?” ucap Hyun Min.

“Aku bertemu Hyun Woo saat aku masih bekerja di sana. Jadi jangan remehkan cinta kami. Sekarang keluarlah, aku lelah.” Jawab Ah Ran.

“Aku akan mengawasimu, kita lihat sampai kapan kau sanggup bersikap seperti ini!” ujar Hyun Min sembari menatap geram Ah Ran.


Setelah mengatakan itu, Hyun Min pun keluar dari kamar Ah Ran. Selepas kepergian Hyun Min, dengan wajah amarah Ah Ran bersyukur karena rahasianya ketahuan jadi dirinya tidak perlu bersikap manis lagi pada keluarga itu. Ia juga berkata tidak peduli jika semua orang menodongkan pisau padanya, ia tidak akan menyerah.


Di apartemennya, Hyun Woo berkata pada Jae Hee kalau sudah waktunya ia menunjukkan diri. Sudah waktunya orang2 tau dirinya masih hidup. Jae Hee cemas, ia takut jika Ah Ran yang mengetahui lebih dulu fakta bahwa Shin Hyun Woo masih hidup.

“Joo Ah Ran akan berpikir itu rencana Nam Joo Seung untuk menakutinya. Kemudian mereka akan bertengkar dan saling menyakiti.” Jawab Hyun Woo dengan wajah penuh amarah.


Joo Seung sendiri juga sedang memikirkan Hyun Woo. Ia sangat yakin Ahn Jae Sung adalah Hyun Woo. Ia pun berniat mencari bukti kalau Jae Sung adalah Hyun Woo.


Paginya, Presdir Shin terkejut melihat berita mengenai kesepakatan Ah Ran dan Presdir Shin di surat kabar. Ia pun kesal karena tidak tahu soal kesepakatan itu. Tak lama kemudian, Hyun Min dan Hyun Ji datang. Mereka juga terkejut membaca berita itu. Hyun Ji bertanya2, apalagi yang sedang direncanakan Ah Ran. Presdir Shin menyuruh Hyun Min memanggil Ah Ran. Namun, Ah Ran tahu2 sudah nongol di hadapan mereka.


Dengan wajah bangga, Ah Ran menceritakan kerjasama yang baru saja terjalin antara perusahaan mereka dan perusahaan Presdir Hwang. Presdir Shin tetap pada keputusannya, tidak mau menyerahkan Soul pada Ah Ran. Ah Ran mengingatkan Presdir Shin tentang kondisi buruk yang sedang dialami perusahaan mereka. Ah Ran juga mengancam tidak mau bertanggung jawab kalau Soul bangkrut jika kerjasama itu tidak dilanjutkan.


“Bangkrut katamu?! Siapa yang membuat perusahaan jadi seperti ini!” teriak Presdir Shin.

“… sejak kau mengambil alih perusahaan, kondisi perusahaan menjadi tidak stabil. Semua orang juga mengetahui hal itu!” ucap Presdir Shin lagi.

Ponsel Presdir Shin berbunyi. Ah Ran menatap sinis Presdir Shin yang bicara di telepon dengan Presdir Park. Presdir Park memberi ucapan selamat atas kerjasama Soul dan Star Electronic. Presdir Shin mengucapkan terima kasih dan berkata hal itu tidak patut untuk dirayakan.


Ah Ran meninggalkan rumah dengan wajah penuh kemenangan. Namun tiba2, dua orang pria menariknya ke dalam sebuah mobil. Begitu masuk ke mobil, Presdir Hwang langsung mencengkram kerah bajunya. Presdir Hwang marah karena Ah Ran sudah menipunya. Tapi Ah Ran tidak takut sama sekali. Ia balik mengancam Presdir Hwang dengan berkata dampaknya akan sangat besar jika Presdir Hwang menuduh beberapa klub malam sudah mencuri rahasia bisnisnya. Namun ancaman Ah Ran itu tidak berefek sama sekali terhadap Presdir Hwang. Presdir Hwang berkata tidak akan mentolerir siapapun yang mengancam perusahaannya.. Presdir Hwang lantas memaksa Ah Ran menyetujui surat kesepakatan. Ah Ran pun syok.


Hyun Ji mendapat kiriman paket yang ternyata dari Joo Seung. Hyun Min pun langsung membukanya yang isinya cincin couple Joo Seung. Keduanya terkejut melihat cincin itu. Hyun Min lantas menyuruh Hyun Ji mengambil cincin yang satunya lagi yang ditemukan di mobil Hyun Woo pada malam kecelakaan Hyun Woo. Hyun Min kemudian mencocokkan cincin itu dan yakin itu adalah cincin couple. Tapi Hyun Min masih bingung dengan inisial NNJ yang ada di cincin itu. Hyun Ji pun berkata inisial itu milik Joo Seung dan Ah Ran.


“Itu berarti kakak sudah mengetahui hubungan mereka.” Ucap Hyun Min.

“Apakah itu berarti kakak ipar ada di mobil bersama dengan kakak pada malam itu?” tanya Hyun Ji curiga.


“Jadi ini cincin mereka?” ucap Nyonya Jo lemas saat Hyun Min dan Hyun Ji menunjukkan cincin itu padanya.

“Aku yakin mereka sedang bersama saat kecelakaan itu terjadi. Itulah kenapa, kecelakaan itu bisa terjadi. Aku tidak percaya ini. Tega2nya Joo Seung Hyung menusuk kakak dari belakang, padahal kakak sangat menyayanginya. Seketaris Nam pasti tidak mengetahui hal ini.” jawab Hyun Min.

“Kalau paman tahu, paman pasti akan marah. Paman sangat setia pada ayah.” ucap Hyun Ji.

“Sampai semuanya jelas, rahasiakan ini dari ayah kalian.” Pinta Nyonya Jo.




Sementara itu, Ah Ran menemui Julie di sebuah kafe. Dengan percaya diri, ia menunjukkan berita itu pada Julie dan meminta Julie meminjamkan uang padanya. Namun Julie menolak. Julie beralasan uangnya sudah habis karena membeli beberapa gedung Sony Electronic. Julie juga menyebutkan adiknya yang tahu banyak soal Ah Ran. Ah Ran kecewa karena Julie tidak mau memberinya pinjaman. Namun tiba2 sesuatu terlintas di otaknya. Sembari menahan kekesalannya, ia berkata hanya satu orang yang bisa membantunya.


Dengan balutan dress hitam dan rambut panjang yang dibiarkan tergerai, seorang wanita memainkan sebuah piano. Jemarinya tampak menari begitu lincah di atas tuts2 piano. Tak lama, Ah Ran datang dan kaget melihat Jae Sung yang bernyanyi penuh penghayatan di atas panggung diiringi dentingan piano yang dimainkan wanita itu.


Ah Ran duduk di salah satu meja. Ia tampak terhanyut dengan suara Jae Sung. Jae Sung terus bernyanyi bahkan sampai menitikkan air mata. Setelah nyanyiannya usai, ia mendapatkan tepukan yang meriah daripada pengunjung kafe. Jae Sung lantas menghampiri Ah Ran.

“Presdir Joo, kenapa kau kesini? Apa yang terjadi?”

“Aku merindukanmu, karena itulah aku datang. Aku pikir keberuntungkan akan berpihak padaku setelah mendengar nyanyianmu. Apa judul lagu yang kau nyanyikan?”

“Itu adalah lagu tentang seorang pria yang jatuh cinta pada wanita penghibur.”

“Pria yang jatuh cinta pada wanita penghibur? Apa kau pernah jatuh cinta dengan wanita seperti itu?”

Sorot mata Jae Sung pun langsung berubah tajam saat Ah Ran menanyakan itu.

“Tentu saja, jika wanita itu tidak menyembunyikan masa lalunya. Cinta tidak akan bisa bertahan jika didasari dengan kebohongan.” Sindir Jae Sung.


Jae Sung lantas menanyakan perusahaan. Ah Ran pun meletakkan tangan Jae Sung di pipinya dan berkata sangat sulit bagi seorang wanita menjalankan bisnis sendirian. Ah Ran mengaku tidak ada satu pun yang mau membantunya. Ah Ran kemudian melihat cincin di jari Jae Sung dan bertanya cincin apa itu. Jae Sung mengaku itu cincin dari pacarnya dan ia terpaksa mengenakannya.

“Jangan bilang kau berpacaran dengan Yoon Jae Hee.” Ucap Ah Ran curiga.

“Itu benar. Jika kau masih ingin disini, aku akan pergi sekarang.” Jawab Jae Sung, kemudian pergi.


Paginya, Ah Ran menemui Jae Hee di rumah sakit. Ia terkejut menemukan cincin yang sama di jari Jae Hee. Ah Ran marah. Jae Hee meminta Ah Ran untuk tidak mencampuri urusan pribadinya. Ah Ran semakin marah, ia mengatai Jae Hee wanita yang arrogant. Jae Hee tidak peduli dan beranjak pergi. Namun baru selangkah, ia pun kembali menghampiri Ah Ran.

“Apa Kepala Rumah Sakit (Joo Seung) tahu sikapmu yang seperti ini?” tanya Jae Hee.

Ah Ran marah dan memaksa Jae Hee melepas cincin itu. Ia mengaku tidak akan membiarkan Jae Hee mendapatkan Jae Sung.


Jae Hee marah, “Kau mengaku sebagai istri Shin Hyun Woo, tapi berkencan dengan Kepala Rumah Sakit. Sekarang kau menyukai Presdir Ahn dibelakang Kepala Rumah Sakit. Kenapa kau tidak bisa focus pada satu pria saja!”

Ah Ran menampar Jae Hee.
“Jangan campuri urusanku. Jika kau menyebut nama Shin Hyun Woo lagi, aku tidak akan memaafkanmu.” Ucap Ah Ran.

Jae Hee pun beranjak pergi meninggalkan Ah Ran yang terlihat marah.
 

Paman dan bibi Ah Ran yang sedang menikmati santap pagi mereka, menerima telepon dari seseorang. Orang itu berkata sudah menemukan Jing Ran. Bibi Ah Ran terkejut, kemudian meminta alamat seseorang yang bernama Jing Ran itu. Usai menerima telepon itu, bibi Ah Ran lekas menelpon seseorang.


Bersamaan dengan itu, telepon dari kediaman Shin Family berdering. Nyonya Jo yang menjawab telepon itu.

"25 tahun yang lalu dari Panti Asuhan Pyeol Gang, kau mengadopsi anak perempuan?" tanya bibi Ah Ran.

"Bisakah aku tahu dengan siapa aku bicara?" tanya Nyonya Jo.


"Aku adalah bibi anak itu. Aku mendapatkan informasi kau mengadopsi anak itu. Dimana keponakanku sekarang!" jawab bibi Ah Ran.

"Apa yang kau bicarakan? Sepertinya kau melakukan kesalahan." ucap Nyonya Jo.

"Berhenti bicara omong kosong! Katakan dimana keponakanku sekarang! Orang ini... apa kau pikir aku tidak bisa menemukan dimana rumahmu!" maki bibi Ah Ran.

"Berikan aku sedikit waktu karena aku tidak membesarkan anak itu." pinta Nyonya Jo.

Gantian paman Ah Ran yang bicara pada Nyonya Jo. Paman Ah Ran berkata jika hidupnya tidak lama lagi. Dokter bilang kemungkinan ia bisa bertahan sampai besok sangat mustahil jadi dia ingin bertemu keponakannya sebelum ia mati.


Karena itulah, Nyonya Jo langsung menghubungi orang yang mengurus anak itu. Orang yang dihubungi Nyonya Jo adalah pemilik panti asuhan tempat Jae Hee dibesarkan. Pemilik panti asuhan sedikit terkejut mengetahui anak itu masih memiliki paman dan bibi. Yang ia tahu anak itu hanya memiliki seorang kakak.


Jae Hee langsung dihubungi pemilik panti asuhannya. Ia senang mendengar kabar paman dan bibinya sedang mencarinya. Ia pun berniat menemui paman dan bibinya untuk mencari tahu dimana kakaknya.


Jae Sung yang baru saja keluar dari kantornya disamperin Ah Ran. Ah Ran mengajak Jae Sung ke restoran pasta. Jae Sung setuju, mereka akan pergi dengan mobil Jae Sung. Ah Ran menyuruh Jae Sung duluan ke mobil karena ia ingin menelpon seseorang dulu.


Jae Hee berada di sebuah restoran. Sepertinya ia sedang menunggu kedatangan paman dan bibinya. Tiba2 ponselnya berdering, telepon dari Ah Ran. Ah Ran dengan tegas menyuruhnya datang. Awalnya Jae Hee menolak. Namun Ah Ran memaksa. Ah Ran bilang dia akan pergi dengan Jae Sung, jadi Jae Hee akan menyesal kalau tidak datang.


Usai bicara dengan Jae Hee, Ah Ran menatap Jae Sung yang menunggunya di mobil.

"Ahn Jae Sung, sudah waktunya kau menunjukkan perasaanmu yang sesungguhnya. Aku akan membuatmu mengakhirinya sekarang." gumam Ah Ran.

Saat hendak masuk ke mobil Jae Sung, ponsel Ah Ran berdering. Tapi Ah Ran tidak menjawabnya.


Ah Ran dan Jae Sung tiba di restoran pasta. Saat turun dari mobil, Ah Ran pura2 terjatuh sehingga Jae Sung menolongnya. Tak lama kemudian, dua orang pria datang dan memaksa Ah Ran ikut dengannya. Jae Sung berusaha menolong Ah Ran, tapi pria itu memukul Jae Sung. Kedua pria itu lantas membawa Ah Ran pergi. Ah Ran berteriak meminta Jae Sung menyelamatkannya.


Jae Sung lantas berdiri di tengah jalan, menghadang mobil yang menculik Ah Ran. Jae Hee pun datang dan langsung mendorong Jae Sung tepat saat mobil itu akan menabrak Jae Sung. Keduanya pun terjatuh. Jae Sung terkejut melihat Jae Hee.

"Kenapa seperti ini? Apa jadinya kalau aku tidak datang! Kau bisa mati karena menolongnya!" ujar Jae Hee dengan mata berkaca2.

Tapi Jae Sung sama sekali tidak peduli. Ia pergi begitu saja untuk menyelamatkan Ah Ran. Jae Hee pun menangis.


Orang2 itu ternyata suruhan Ah Ran. Ya, Ah Ran sengaja menyuruh orang menculik dirinya di depan Jae Sung untuk memperlihatkan perasaan Jae Sung yang sesungguhnya pada Jae Hee. Ah Ran senang karena Jae Sung mengikutinya.

Bersambung ke part 2

W

Cinta beda dunia, itulah tema yang diusung Song Jae Jung dalam karya terbarunya yang bertajuk W. Drama yang sama2 menjadi comeback nya Lee Jong Suk dan Han Hyo Joo ini menceritakan hubungan yang terjalin antara Kang Cheol dan Oh Yeon Joo. Kang Cheol adalah tokoh rekaan yang diciptakan ayah Yeon Joo. Ketika tembok dunia nyata dan khayalan itu runtuh, Kang Cheol pun dapat memasuki dunia Yeon Joo. Cinta pun kemudian terjalin diantara mereka.... apakah takdir akan mempersatukan cinta mereka? Bagaimana pula chemistry noona dan dongsaeng ini? Pasti penasaran kan? Tunggu dan saksikan W yang akan mulai tayang 20 Juli mendatang setiap Rabu-Kamis pukul 22.00.

Cast :
  • Lee Jong Suk as Kang Cheol
  • Han Hyo Joo as Oh Yeon Joo
  • Jeong Eu Gene as Yoon So Hee
  • Lee Tae Hwan as Seo Do Yoon
  • Lee Si Un as Park Soo Bong
  • Kang Ki Young as Kang Suk Bum
  • Park Won Sang as Han Chul Ho
  • Cha Kwang Soo as Son Hyun Suk
  • Heo Jung Do as Park Min Soo
  • Lee Se Rang as Gil Soo Young
  • Nam Gi Ae as Gil Soo Sun
  • Ryoo Hye Rin as Sun Mi
  • Kim Eui Sang

Pesona Lee Jong Suk Sebagai Atlet Tembak

Annyeong Chingu,,, kenalin... saya admin baru disini... nama saya Izawati Rahmi... tugas saya di sini, merecap Korean Drama terbaru....

Sebagai tulisan pertama saya, saya mau ngulas comeback nya kesayangan saya nih, my bebeb Lee Jong Suk... langsung aja yaa chingu.

Pas denger Lee Jong Suk comeback,, senengnya itu gk ketulungan.. apalagi dia comeback nya bareng si Choi Suk Bin alias kembarannya Mbak Song Hye Kyo... tau dong siapa?

Kalo di drama sebelumnya Jong Suk kebagian peran sbg dokter dan reporter, nah kali ini dia bakal jadi atlet tembak... gaya Jong Suk saat membidik sasaran dijamin deh bakal bikin fans klepek2....

Drama bertajuk W ini juga menjadi comeback nya si cantik Han Hyo Joo... Stelah vakum enam tahun dan membintangi beberapa film, aktris yg namanya melejit lewat perannya sebagai Choi Suk Bin ini akan memerankan karakter Oh Yeon Joo...Yeon Joo sendiri adalah seorang dokter bedah yang cukup populer di rumah sakit tempatnya bekerja....

Seperti apa ya chemistry mereka berdua?? Semuanya akan terjawab pada 20 Juli nanti... 
 
Lee Jong Suk Jadi Atlet Tembak Di Drama W

 
Han Hyo Joo Jadi Dokter Di Drama W

I Have a Lover Ep 18 Part 2

Sebelumnya <<<


Hae Gang sedang menyiapkan kasur untuknya dan Seol Ri. Tak lama kemudian, Seol Ri datang. Hae Gang membagikan lotionnya pada Seol Ri. Kecanggungan sangat terasa diantara mereka. Hae Gang minta maaf karena kamarnya kecil yang membuat Seol Ri tidak nyaman. Seol Ri pun berkata dulu itu adalah kamarnya. Seol Ri lantas melirik ke ponsel Hae Gang. Keduanya lalu mulai berbaring. Hae Gang pun memejamkan matanya.


"Apa yang kau pikirkan? Aku tahu kau belum tidur." ucap Seol Ri.

"Aku tidak suka kau membaca pikiranku. Aku juga tidak suka perasaanku dicampuri." jawab Hae Gang.

"Wanita itu melakukannya kepadaku. Bahkan pikiran dan hatiku, dia ingin mengontrolnya. Dia datang untuk menggangguku dan mengawasiku. Tapi aku tahu kenapa dia melakukannya. Perasaannya dan kemarahannya, aku pikir aku mengerti sekarang." ucap Seol Ri.

"Yang dilakukan orang itu hari ini, bukan karena diriku, tapi karena istrinya." jawab Hae Gang.

"Lalu kenapa kau kecewa?" tanya Seol Ri, membuat Hae Gang langsung diam.

"Itu benar, dia melakukannya karena dirimu Eonni. Seandainya kau tidak ada di sana. Seandainya kau tidak muncul di depannya, kami akan menyelesaikan pertemuan keluarga dengan baik, memilih cincin, memilih hadiah pernikahan dan melupakan segalanya. Kami akan menunggu pernikahan kami. Kau menghancurkannya. Karena dirimu, semuanya hancur." ucap Seol Ri.


"Kau bertanya apa yang kupikirkan? Akan lebih baik seandainya aku adalah istrinya. Aku kehilangan ingatan, tapi karena dia mengingatku, seandainya demikian mungkin tidak akan begitu sulit. Itu yang aku pikirkan." jawab Hae Gang.

"Jangan melewati batas." ucap Seol Ri.

"Batas? Lalu apa yang akan terjadi jika aku melewati batas itu?" tanya Hae Gang.

"Wanita itu berusaha bunuh diri. Di depan kami, dia melompat ke dalam sungai." jawab Seol Ri.
Hae Gang pun terkesiap. Lalu tiba2, Hae Gang sulit untuk bernapas.

"Wanita itu berusaha bunuh diri tapi aku tidak akan melakukan itu.Kau hanya bisa menang kalau kau bertahan hidup.Mereka yang bertahan hidup adalah yang menang. Aku lebih memilih mati bersama daripada mati sendirian." ucap Seol Ri.

Tangis Hae Gang keluar, namun Seol Ri tidak menyadarinya.


Sementara itu, Jin Eon sedang memeriksa berkas2nya. Ruangannya masih berantakan. Sebagian berkas2 nya masih berserakan di lantai. Jin Eon lalu melirik ke ponselnya yang tergeletak di lantai, kemudian kembali meneliti berkas2nya. Wajahnya masih terlihat kesal.


Hae Gang dan Seol Ri saling membelakangi. Namun keduanya masih terjaga. Keduanya larut dalam pikiran masing2.

Keesokan harinya... Nyonya Kim sedang melihat foto2 Yong Gi. Tak lama kemudian, Gyu Seok pun datang. Gyu Seok mengingatkan Nyonya Kim kalau sudah jam tujuh. Nyonya Kim pun bergegas menyiapkan sarapan. Sembari menyiapkan sarapan, ia terus mengoceh dan bertanya tentang menu makan siang dan malam yang disukai Gyu Seok. Gyu Seok yang merasa terganggu dengan ocehan Nyonya Kim, memasang earphonenya dan menyetel musik. Nyonya Kim pun melepaskan earphone di telinga Gyu Seok. Ia lantas mengadu ttg lampur kamar mandi yang rusak, juga penyedot debu yang sudah tidak bisa digunakan. Gyu Seok pun memarahi Nyonya Kim. Ia menyuruh Nyonya Kim diam.


Nyonya Hong masuk ke kamar Jin Eon. Ia pun terkejut karena tidak mendapati Jin Eon di sana. Jin Ri pun datang. Jin Ri menduga Jin Eon sedang bersama Hae Gang. Nyonya Hong pun kaget mendengar kata2 Jin Ri. Nyoya Hong lantas mencari ponselnya. Ia ingin menelpon Jin Eon, tapi tidak dapat menemukan ponselnya. Ia lalu menyuruh Jin Ri menghubungi ponselnya, namun tidak terdengar suara ponsel Nyonya Hong. Nyonya Hong pun keluar dari kamar Jin Eon. Begitu Nyonya Hong keluar, Jin Ri pun langsung memikirkan cara untuk memperburuk kondisi Nyonya Hong.

Nyonya Hong mencari ponselnya di lantai bawah, namun ia tak dapat menemukannya. Pelayannya pun datang mengembalikan ponselnya. Pelayan bilang ponsel Nyonya Hong ada di dalam mesin pencuci piring. Nyonya Hong kaget. Pelayan Nyonya Hong langsung menenangkan Nyonya Hong dengan berkata ponsel Nyonya Hong mungkin saja jatuh saat Nyonya Hong meletakkan cangkir.

Nyonya Hong lalu menelpon ke rumah Seol Ri. Kebetulan Hae Gan yang menjawab saat itu. Nyonya Hong pun terkejut begitu mengetahui Hae Gang yang menjawab teleponnya. Nyonya Hong lalu bertanya, apa Hae Gang mampir ke tempat lain setelah acara pertemuan keluarga tadi malam. Hae Gang yang tidak mengetahui Nyonya Hong lah yang menelponnya pun heran. Saat Nyonya Hong mengenalkan dirinya sebagai ibu Jin Eon, Hae Gang terkejut dan hendak memanggil Tuan Baek. Namun Nyonya Hong melarang. Nyonya Hong pun berkata ingin bicara dengan Hae Gang. Ia mengajak Hae Gang bertemu.


Nyonya Hong dan Hae Gang bertemu di kantor Baek Seok. Nyonya Hong berkata, kantor Baek Seok terasa nyaman walaupun tidak besar. Hae Gang membuatkan teh untuk Nyonya Hong. Ia lalu duduk di hadapan Nyonya Hong.

"Kau puas dengan wajahmu? Aku tidak suka dengan wajahmu. Aku tidak setuju dengan wajahmu itu. Aku tak bisa membiarkanmu hidup dengan wajah itu. Pergi lah operasi plastik, kau akan lebih cantik dari sekarang. Lebih cantik daripada selebriti. Aku akan melakukannya untukmu." ucap Nyonya Hong.


"Apa?" tanya Hae Gang heran.

"Kupikir aku bisa bernafas lega jika kau melakukan operasi kecil untuk matamu. Kalau matamu sedikit beda, kupikir aku bisa hidup. Biar aku yang menanggung biaya operasinya." jawab Nyonya Hong.

"Jadi inikah alasanmu datang mencariku?" tanya Hae Gang.

"Aku pikir itu satu2nya cara untuk menghentikan perasaan putraku." jawab Nyonya Hong.

"Tolong katakan saja alasanmu mencariku, Nyonya Hong." ucap Hae Gang.

"Bukankah Jin Eon menelponmu semalam?" tanya Nyonya Hong.

"Tidak." jawab Hae Gang.

"Aku khawatir kalau kalian pergi bersama." ucap Nyonya Hong.

"Dia tidak pulang ke rumah semalam?" tanya Hae Gang.

"Dia tidak pulang. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Aku sudah menelpon ke kantornya, tapi tidak ada yang mengangkat. Setelah membuat keributan seperti, pastilah perasaannya tidak tenang. Kalau dia menghubungimu, jangan kau angkat. Kalau dia mengajakmu bertemu, tolak saja. Tolong jauhi dia." jawab Nyonya Hong.


Hae Gang pun tertegun. Entah apa yang dirasakannya saat itu. Namun yang pasti hatinya tidak tenang. Semua itu terlihatt dari wajahnya.


Jin Eon sendiri masih berada di kantornya. Ia tidur kursi, ruangannya masih berantakan seperti tadi. Hae Gang di kantornya, tidak bisa tenang. Ia cemas memikirkan Jin Eon. Ia lantas memberanikan dirinya menelpon ponsel Jin Eon, namun seperti kata Nyonya Hong. Ponsel Jin Eon mati.

Hae Gang pun menelpon ke ruangan Jin Eon. Jin Eon terbangun dari tidurnya begitu mendengar bunyi teleponnya. Wajah Jin Eon terlihat pucat sekali. Jin Eon mengangkat teleponnya, namun ia tak menjawabnya. Hae Gang pun mencoba berbicara, tapi tiba2 teleponnya mati. Ya, Jin Eon memutuskan kabel teleponnya.

Hae Gang akhirnya memutuskan pergi ke kantor Jin Eon. Saat tiba di depan ruangan Jin Eon, ia menahan dirinya untuk tidak masuk ke sana. Namun pikirannya terus memaksanya masuk ke sana. Ia pun akhirnya masuk ke ruangan Jin Eon.


Begitu masuk ruangan Jin Eon, ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berantakan. Pandangannya lalu mengarah pada Jin Eon yang tertidur di kursi panjang. Perlahan2, Hae Gang pun mendekati Jin Eon. Ia mengambil jaket Jin Eon, dan menyelimuti Jin Eon. Jin Eon pun terbangun dan menatap tajam ke arah Hae Gang. Hae Gang terdiam dengan wajah tertunduk.

"Jangan tanyakan kenapa aku datang. Aku juga tidak tahu kenapa." ucap Hae Gang.

"Kita pergi makan, perutku terasa lapar." jawab Jin Eon.


Hae Gang diam saja. Jin Eon lalu mendekati Hae Gang. Ia meminta ponsel Hae Gang. Begitu mendapatkan ponsel Hae Gang, Jin Eon pun mengeluarkan baterainya agar tidak ada yang bisa menghubungi mereka. Hae Gang terkejut. Namun belum sempat ia protes, Jin Eon sudah menarik tangannya pergi.


Hae Gang dan Jin Eon dalam perjalanan ke suatu tempat. Selama perjalanan, mereka tidak bicara sepatah kata pun.


Baek Seok tiba di kantornya. Ia terkejut melihat proposal Jin Eon ada di meja Hae Gang. Ia pun langsung menelpon ke ponsel Hae Gang, namun ponsel Hae Gang tak aktif. Ia lalu menelpon ke ruangan Jin Eon, tapi sama saja. Ia pun mulai cemas.


Seol Ri masuk ke ruangan Jin Eon. Ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berserak. Hatinya pun terluka begitu menemukan ponsel Hae Gang di meja Jin Eon.


Hae Gang menunggu Jin Eon di depan sebuah mini market. Sedangkan Jin Eon sedang membeli banyak makanan. Sembari Jin Eon datang, Hae Gang pun menyiapkan mie ramen untuk Jin Eon.

Jin Eon datang. Hae Gang terkejut melihat Jin Eon membeli banyak makanan. Jin Eon pun berkata itu untuk makan malam mereka. Mereka akan kembali setelah menghabiskan semua makanan itu. Hae Gang pun mendengus kesal. Ia semakin kesal saat Jin Eon menatapnya ketika ia sedang makan.

"Kenapa kau menatapku begitu? Bukankah kau yang menghentikan mobilnya karena lapar. Kukira kita akan pergi ke tempat yang luar biasa. Lain kali kalau kau mengajakku makan, akan kusita kunci mobilmu." omel Hae Gang.


Hae Gang pun berhenti mengomel saat menyadari Jin Eon tersenyum kepadanya. Jin Eon pun berkata kalau ramennya sangat manis. Manis seperti madu, membuat Hae Gang tertegun.


Sekarang Jin Eon dan Hae Gang berjalan2 di sebuah taman. Jin Eon berjalan di depan, sedangkan Hae Gang di belakangnya. Jin Eon terus menjawab tidak tahu saat Hae Gang bertanya mereka akan dimana, mereka akan kemana dan dimana Jin Eon memarkirkan mobilnya.

"Lalu apa yang kau tahu, Choi Jin Eon?" ucap Hae Gang mulai kesal.

"Kau." jawab Jiin Eon singkat sambil terus berjalan.


Langkah Hae Gang pun terhenti seketika. Jin Eon pun berhenti melangkah begitu menyadari langkah Hae Gang berhenti. Jin Eon lantas berbalik, kemudian menatap Hae Gang dan bertanya kenapa Hae Gang berhenti melangkah. Hae Gang pun mendengus kesal dan pergi meninggalkan Jin Eon. Jin Eon pun terkejut dan langsung meneriakkan nama Hae Gang. Dipanggil dengan nama Hae Gang, membuat Hae Gang marah.

"Aku bukan Hae Gang, namaku Dokgo Yong Gi! Panggil namaku dan jangan panggil nama seseorang yang tidak ada di sini." protes Hae Gang.


Jin Eon pun mendekati Hae Gang. Keduanya lalu saling bertatapan.

"Walaupun aku ada di sini, walaupun aku memandangmu, aku tak ingat dirimu. Aku tidak ingat apapun. Seperti katamu, kalau aku istrimu, seharusnya aku ingat padamu. Aku tidak mengetahui orang lain, tapi kau.. seharusnya aku mengingat dirimu. Kau bukan suamiku, Choi Jin Eon. Aku bukan istrimu. Aku Dokgo Yong Gi. Kalau kau terus bersikap begini, aku akan pergi." ucap Hae Gang.

Mata Hae Gang mulai berkaca2. Jin Eon diam saja sembari menatap Hae Gang dalam2. Hae Gang pun mengerti dan berniat pergi, tapi Jin Eon melarangnya. Ia mengajak Hae Gang memulai semuanya dari awal. Hae Gang pun semakin merasa tertekan.


Baek Seok duduk di depan rumahnya dengan wajah kecewa. Ia sedang menunggu Hae Gang. Tak lama kemudian, Seol Ri pun datang, juga dengan wajah kecewa. Seol Ri lalu memberikan ponsel Hae Gang pada Baek Seok. Baek Seok pun semakin kecewa.

"Usir dia dari rumah. Usir juga dia dari kantor. Aku tak bisa memaafkannya. Tak bisa! Kenapa dia melakukan ini! Kenapa!" teriak Seol Ri.

Seol Ri lalu masuk ke dalam rumah. Baek Seok ingin menangis.


Di kamar Hae Gang, Seol Ri merobek semua pakaian Hae Gang. Ia juga merusak earphone Hae Gang dengan cara menarik2 talinya, hingga tangannya memerah karena menarik tali earphone milik Hae Gang.


Sementara itu, Jin Eon dan Hae Gang duduk di pinggir lapangan, sambil menikmati sosis dan melihat beberapa bocah bermain basket.

"Apa itu menyenangkan?" tanya Hae Gang.

"Kau ingin mencobanya agar tahu apa rasanya menyenangkan atau tidak?" jawab Jin Eon.

"Tapi mereka sedang asyik bermain." ucap Hae Gang.

"Sekotak pizza pasti cukup." jawab Jin Eon.


Jin Eon dan Hae Gang pun mulai bermain basket, sementara anak2 yang tadi main basket asyik melahap pizza yang diberikan Jin Eon. Keduanya terlihat bahagia. Jin Eon lalu menantang Hae Gang. Jika Hae Gang bisa memasukkan satu bola saja ke dalam keranjang dalam waktu semenit, ia menganggap Hae Gang menang. Tapi jika Hae Gang gagal, maka Hae Gang harus melakukan satu permintaannya. Hae Gang pun menerima tantangan Jin Eon.

Jin Eon melemparkan bolanya pada Hae Gang. Hae Gang tampak begitu bersemangat memasukkan bola, namun sayang bolanya berhasil direbut oleh Jin Eon.


Malam pun tiba, Baek Seok masih duduk di depan rumah menunggu Hae Gang. Sementara yang ditunggu masih bersama dengan Jin Eon. Jin Eon mengajak Hae Gang mencari restoran, namun Hae Gang menolak. Hae Gang ingin pulang. Lalu dengan santainya, Jin Eon berkata mereka kehabisan bahan bakar.


"Apa? Bukankah tadi kau sudah mengisinya?" tanya Hae Gang kaget.

"Aku menyuruh mereka mengeluarkannya." jawab Jin Eon.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Hae Gang.

"Aku tidak punya ponsel, jadi tidak bisa menelpon siapapun. Kita harus bermalam di mobil." jawab Jin Eon.

"Kalau begitu aku akan berjalan pulang. Kalau kau tidak mau ikut ya sudah." ucap Hae Gang.

"Pergilah kalau kau berani." jawab Jin Eon.


Hae Gang pun mendengus kesal, namun seperti yang diduga Jin Eon, Hae Gang tidak berani pergi.
Ternyata Seol Ri memang merekam pengakuan Tae Seok waktu itu. Ia mendengarkan kembali rekaman itu sambil memikirkan sesuatu.


Di dalam mobil, Jin Eon dan Hae Gang tak saling bicara. Mereka larut dalam pikiran masing2. Hae Gang lalu memecah keheningan dengan bertanya apa yang Jin Eon pikirkan. Jin Eon pun berkata ia ingin memeluk Hae Gang. Hae Gang mendengus kesal.

"Baiklah, aku akan memegang tanganmu saja selagi kita tidur, seperti orang bodoh." ucap Jin Eon.

Jin Eon pun memegang tangan Hae Gang. Hae Gang mulai gugup tapi ia diam saja tangannya dipegang Jin Eon. Jin Eon pun memejamkan matanya dan menyuruh Hae Gang tidur. Hae Gang lalu berkata kalau ia mulai merasa gugup karena Jin Eon. Jin Eon pun membuka matanya dan menatap Hae Gang.

"Kupikir hatiku sudah membeku. Kupikir aku sudah meninggalkannya dalam masa laluku yang kelam berikut ingatanku tapi setelah bertemu denganmu hatiku sakit dan bergetar. Aku tak tahu kenapa tapi aku merasa gugup karena dirimu." ucap Hae Gang.


Jin Eon pun berkaca2 mendengar penuturan Hae Gang. Jin Eon lalu memeluk Hae Gang. Tangis Hae Gang keluar. ia lantas merebahkan kepalanya di bahu Hae Gang.

Baek Seok terus menunggu Hae Gang, sampai pagi. Begitu pun dengan Seol Ri.


Jin Eon mengantar Hae Gang ke rumah Baek Seok. Hae Gang pun menyuruh Jin Eon pulang. Ia berkata Jin Eon tak mungkin masuk ke kantor dengan pakaian yang sama 3 hari berturut2.

"Soal bahan bakar, kau berbohong kan?" tanya Hae Gang.

Jin Eon pun tersenyum, membuat Hae Gang juga tersenyum kesal.


Keduanya lalu turun dari mobil. Dan mereka terkejut melihat Baek Seok yang masih duduk di depan rumah. Baek Seok melihat mereka dengan mata berkaca2. Hae Gang pun mendekati Baek Seok dengan wajah tertunduk. Namun Jin Eon menghalanginya. Hae Gang pun berhenti melangkah dan Jin Eon mendekati Baek Seok.

"Aku tidak akan membuat alasan. Seperti yang sudah kau lihat. Aku akan membawa Hae Gang pergi secepat mungkin." ucap Jin Eon.

Baek Seok yang sudah tak tahan lagi, akhirnya memukul Jin Eon. Jin Eon diam saja dipukuli Baek Seok, sedangkan Hae Gang menangis tapi tak bisa berbuat apapun untuk menghentikan kemarahan Baek Seok.


"Siapa istrimu! Dia bilang bukan! Mengapa kau tak percaya padanya! Harus berapa kali kukatakan padamu bangsat! Istrimu sudah meninggal!" teriak Baek Seok.

Jin Eon pun kaget, apa katamu barusan?

"Istrimu sudah meninggal empat tahun yang lalu. Begitu bercerai darimu, dia tewas dalam kecelakaan! Hanya kau yang tidak tahu! Mereka merahasiakannya darimu karena takut kau terluka!" teriak Baek Seok.


Jin Eon terkejut, ia lalu menatap Hae Gang dengan wajah terpukul.


Baek Seok lalu membawa Jin Eon ke colombarium. Jin Eon pun terkejut melihat ke rumah abu Hae Gang. Baek Seok pun berkata, Hae Gang ada di sana. Hae Gang kesepian di sana. Selama 4 tahun.


"Istri yang kau sia2kan, dia sudah tak berada di dunia ini lagi. Dia pergi. Dia pergi sejak lama." ucap Baek Seok dingin.


Tangis Jin Eon pun pecah. Ia menangis menatap foto Hae Gang.

Bersambung ke episode 19